Professional Documents
Culture Documents
COVER............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
BAB II TRANSFER NEONATUS.................................................................. 2
TRANSFER NEONATUS........................................................................... 2
PENTINGNYA TRANSFER NEONATUS................................................. 2
PERBEDAAN TRANSFER NEONATUS................................................... 3
BAYI YANG MEMERLUKAN TRANSFER.............................................. 3
PELAYANAN TRANSPORTASI................................................................. 4
TIM TRANSPORTASI................................................................................. 4
MODEL TRANSPORTASI........................................................................... 5
KELENGKAPAN.......................................................................................... 6
STABILISASI SEBELUM DILAKUKAN TRANSFER............................. 8
PERAWATANSELAMADALAMPERJALANAN.................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sayangnya, upaya ini belum terealisasi dengan baik karena berbagai faktor
penghambat antara lain jumlah dan distribusi yang tidak merata dari dokter dan
paramedik, keinginan untuk melakukan semua pelayanan tanpa memandang sumber
daya dan jenis pelayanan yang diperlukan, takut kehilangan pasien, tidak mengenali
masalah yang memerlukan rujukan serta persiapan, dan cara merujuk yang buruk. 3
Dari berbagai faktor penghambat ini pengalaman dokter dan paramedik yang kurang
dalam mengenali masalah pada bayi yang memerlukan rujukan, persiapan, dan cara
merujuk. Hal tersebut merupakan faktor yang relatif mudah diintervensi yaitu melalui
pelatihan kepada para dokter dan paramedik.
Pada bayi baru lahir dengan kondisi kritis atau kurang baik memerlukan
perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau perawatan dari
ekspertise lain, sedangkan tidak semua unit pelayanan kesehatan menyediakan
fasilitas tersebut. Maka perlu dilakukan transfer ke center kesehatan dengan tingkat
yang lebih tinggi yang memiliki fasilitas NICU.
BAB II
TRANSFER NEONATUS
A. Transfer Neonatus
2
Tujuan dari transfer neonatus adalah untuk memberikan terapi atau
penanganan lanjutan di tempat yang dituju serta melakukan pengawasan selama
dilakukan transportasi sehingga neonatus tersebut dalam keadaan aman dan
mempunyai hasil akhir yang lebih baik dalam perawatannya sehingga dapat
mengurangi morbiditas dan mortalitas
3
Namun tidak sedikit orang tua yang memilih untuk membawa anaknya sendiri atau
dengan ambulan yang memiliki fasilitas yang kurang memadai.7
4. Kejang
4
e. Seluruh keadaan lain yang memerlukan penanganan yang tidak dapat
dilakukan di tempat awal.
F. Pelayanan Transportasi
1. Tim transportasi
5
procedures.7,13,10,12 Di negara-negara barat, sebagian besar tim transport
neonatus memiliki perawat neonatal yang sudah mendapat pelatihan khusus,
namun di negara berkembang masih banyak rumah sakit yang belum memiliki
tim khusus untuk transport neonatus, sekalipun ada di rumah sakit swasta akan
dikenakan biaya yang cukup tinggi.
2. ModelTransportasi
6
o Jarak antara rumah sakit awal dan rumah sakit rujukan. Jika
perjalanan melalu darat memakan waktu selama lebih dari 2
jam, maka perlu dipertimbangkan transfer melalui jalur udara
dengan helikopter
o Kemacetan. Untuk kemacetan masih dapat diatasi dengan
bantuan polisi untuk membebaskan jalan. Macet sebaiknya
tidak menjad alasan untuk menggunkan helikopter untuk
perjalanan jarak dekat.
o Bangunan di sekitar rumah sakit. Transfer dari kota besar
melalui jalur udara menimbulkan hambatan tersendiri dalam hal
transit dan mendarat.
o Cuaca. Dalam upaya transfer pasien interhospital, keselamatan
merupakan perhatian yang utama. Dalam kondisi seperti ini,
merupakan keputusan yang tepat jika menggunakan ambulans
selama menunggu perbaikan cuaca.
G. Kelengkapan
Kelengkapanyangharustersediauntuktransferneonatusantaralain:
1.Kelengkapankendaraantransportasi
Dalamkendaraantransportasiharusdiperhatikanseluruhkelengkapan
darikendaraanuntukkeamanantimdanpasien,sertasaatmengendaraiharus
diperhatikan kecepatannya, diperhatikan juga pengaturan tempat duduk,
tempatperalatan,cahayapenerangandanketersediaanoksigen.Timtransfer
harus membawa segala peralatan dan obatobatan yang diperlukan untuk
stabilisasi selama proses transfer. Tim seharusnya tidak bergantung pada
peralatandirumahsakitrujukan.Kelengkapanharusdicekdandiservissecara
rutin.Kelengkapanyangdiperlukanselamaprosestransfer,antaralain:7,14
Thermalsupport
7
Termometerataumonitortemperatur
Plasticwrap,selimut,pelindungpanas
Respiratorysupport
Peralatanuntukmenimbulkandanmempertahankanjalannapas
(ambu bag dengan ukuran masker yang sesuai, ETT,
laringoskop,stylet,forsepsMagill)
Portableventilator
Portableoxygensupply
Peralatansuction
Katetersuction
NGTdanspuit20mLuntukdekompresiorogastric
Sarungtangansteril,airsteriluntukirigasi
Infusintravena
Abocathno24,26
Infusset
Syringes
Transparantdressingataumicropore
Threeways
Infusionpums(kecil,ringandayatahanbaterailama)
Alatmonitor
8
Stetoskop
Portablemonitor(ECG,oxymetri, tekanandarah,temperatur,
pernapasan, invasivechannels untukCVPdan invasiveblood
pressure)
Glucometeruntukevaluasikadarguladarah
Medikamentosa
Kalsiumglukonas10%
Epinefrine(1:10000)dalamsyringe,sodiumbikarbonat
Dopamine,Dobutamine,Morfin,Midazolam
Normalsaline,Surfaktan,Phenobarbitone
Dokumen
H.StabilisasiSebelumDilakukanTransfer
9
mengurangimasalahdanrisikoselamaprosestransfer.Salahsatuacuanyangtelah
mempunyaibuktiilmiahyangkuatdalammelaksanakanstabilisasineonatusdikenal
sebagai S.T.A.B.L.E, yaitu tindakan stabilisasi yang terfokus pada 6 dasar
penangananyangdirekomendasikanolehAmericanAcademyofPediatrics(AAP),
bertujuanuntukmeningkatkankeamananpasien,baikdalammanajemen,mencegah
kemungkinan adanya kesalahanm serta mengurangi efek samping.16 Stabilisasi
neonatusyangtepatterbuktimenurunkantingkatmorbiditasdanmortalitas.17
S Sugar
Merupakan langkah untuk menstabilkan kadar gula darah neonatus. Pada awal
kehidupan kelangsungan pasokan nutrisi terhenti setelah pemotongan tali pusat.
Bayi baru lahir memerlukan kelangsungan nutrisi untuk mempertahankan
asupan glukosa, kecukupan glukosa diperlukan agar metabolisme sel tetap
berlangsung terutama sel otak. Ada 3 faktor risiko yang mempengaruhi kadar
gula darah seperti cadangan glikogen terbatas, hiperinsulinemia dan peningkatan
penggunaan glukosa. Pertahankan gula darah neonatus pada kadar 50-110
mg/dL. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk stabilisasi gula darah
neonatus adalah:
Pemeriksaan gula darah dilakukan saat usia 30 menit pada bayi dengan distres
pernapasan, sepsis atau tidak dapat minum. Kemudian pemeriksaan gula darah
dilanjutkan tiap satu jam. Pada bayi dengan faktor risiko yang asimtomatik dan
dapat minum, pemeriksaan gula darah dilakukan pada usia 2 jam.
10
Tanda hipoglikemi: jitterners, tremor, ajitteriness, tremor, hipotermia, letargis,
lemas, hipotonia, apnea atautakipnea, sianosis, malas menetek, muntah,
menangis lemah atau high pitched, kejang bahkan henti jantung.18,19
Temperature
Pada hipotermia yang berat, yaitu < 320C, bayi dalam batas yang
uncompensated. Pada kondisi tersebut sel otak berisiko tinggi mengalami
kematian sel dan ireversibel.
Beberapa bayi mempunyai risiko hipotermia, antara lain bayi prematur, BBLR,
bayi sakit berat, bayi dengan resusitasi lama, bayi dengan kelainan (bagian
mukosa terbuka: gastroschisis, spina bifida, omfalokel dll)
A Airway
11
Stabilisasi pernapasan :
Segera berikan bantuan ventilasi. Pilih bantuan ventilasi yang dapat
memberikan PEEP (untuk membuka alveoli paru). Misalnya: CPAP,
high flow nasal canula
Bila ada tanda akan terjadi kegagalan pernapasan: segera intubasi dan
beri napas buatan (penggunaan sungkup laring bisa merupakan
alternatif, bila tidak memungkinkan intubasi).
Pasang saturasi O2, target saturasi (post duktal; awal lahir : 90-94% ,
setelah usia 3 hari : 88-90/92%)
Pasang pipa orogastrik untuk dekompresi lambung
2. Usaha nafas
Selain takipnea, tanda distres pernafasan lain diantaranya:
Retraksi, dapat dilihat didaerah suprasternal, substernal, interkostal,
subkostal.
Grunting, pernafasan cuping hidung
Apnea, nafas megap-megap, atau periodic breathing.
3. Kebutuhan oksigen
Apabila bayi mengalami sianosis di udara ruangan dan distres pernafasan ringan
atau sedang, maka oksigen diberikan melalui hidung. Pada keadaan bayi
mengalami distres pernafasan berat, dapat diberikan tindakan yang lebih agresif
seperti Continous Positive Airway Pressure (CPAP), atau intubasi endotrakeal.
4. Saturasi oksigen
Saturasi oksigen harus dipertahankan agar diatas 90 %.
12
5. Analisis gas darah
Evaluasi dan interpretasi gas darah penting untuk menilai derajat distres
pernafasan yang dialami oleh bayi.
B Blood pressure
2. Nadi
Pada keadaan syok denyut nadi dapat melemah atau tidak teraba.
3. Perfusi perifer
Perfusi yang buruk akibat vasokonstriksi dan menurunnya curah jantung
memanjangnya waktu pengisian kapiler (>3 detik), mottling dan kulit teraba
dingin. Tanda perfusi yang adekuat diantaranya adalah waktu pengisian kapiler
yang cepat, warna tidak sianosis atau pucat, denyut nadi yang kuat, output urin
yang adekuat dan kesadaran yang baik.
4. Warna Kulit bayi tampak sianosis atau pucat. Oksigenasi dan saturasi harus
dievaluasi secara berkala. Pemeriksaan gas darah juga dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya asidosis respiratorik atau metabolik.
5. Frekuensi jantung
Frekuensi jantung normal adalah 120160 kali/menit, namun dapat bervariasi
sekitar 80200 kali/menit tergantung dari aktivitas bayi. Pada keadaan syok,
denyut jantung dapat berupa bradikardia (<100 kali/menit) yang disertai dengan
13
adanya tanda perfusi yang buruk, atau takikardia (>180 kali/menit).
6. Jantung
Evaluasi adanya murmur dan pembesaran jantung pada rontgen dada.
7. Tekanan darah
Tekanan darah saat syok dapat normal atau hipotensi. Hipotensi merupakan
tanda terakhir dari dekompensasi jantung. Hal lain yang harus dievaluasi adalah
tekanan nadi. Nilai normal tekanan nadi pada bayi cukup bulan adalah 2530
mmHg, sedangkan pada bayi kurang bulan nilai normalnya adalah 1525
mmHg.Tekanan nadi yang sempit menunjukkan vasokonstriksi, gagal jantung
atau curah jantung yang rendah. Sedangkan tekanan nadi yang lebar dapat
terjadi pada duktus arteriosus.
Prinsip penanganan
Identifikasi syok
Beri bantuan ventilasi
Beri cairan fisiologis 10 cc/kg BB
Sambil cari penyebab
Hindari terapi Biknat secara agresif
Bila perlu berikan Dopamine 5-10 mcg/kg/menit
L Laboratory
14
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan:18
1. Sebelum transportasi Pemeriksaan berikut (4-B) harus dilakukan sebelum
dilakukan transportasi:
- Blood count (pemeriksaan darah rutin)
- Blood culture (kultur darah)
- Blood glucose (kadar glukosa darah)
- Blood gas (analisis gas darah)
2. Setelah transportasi
Pemeriksaan laboratorium setelah transportasi tergantung dari riwayat, faktor
risiko, dan gejala klinis dari bayi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
diantaranya pemeriksaan Creactive protein (CRP), elektrolit (natrium, kalium,
kalsium), fungsi ginjal (ureum, kreatinin), fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin,
pT, aPTT, fibrinogen, D-dimer).
E Emotional support
Keluarga dari bayi yang mengalami krisis biasanya akan mengalami rasa
bersalah, marah, tidak percaya, merasa gagal, tidak berdaya, takut dan depresi.
Orang tua dari bayi akan mengalami beberapa tahapan emosional dalam
menghadapi keadaan bayinya, yaitu:18
1. Terkejut. Pada masa ini pikiran orang tua dipenuhi dengan berbagai
pertanyaan, seperti bagaimana nasib bayi selanjutnya? Bagaimana kehidupan
mereka selanjutnya? Sehingga orang tua akan sulit berpikir dengan jernih, dan
perlu mendapatkan penjelasan mengenai kondisi bayinya berulang kali.
2. Menyangkal. Pada masa ini orang tua tidak mempercayai kenyataan yang
terjadi. Orangtua cenderung mencari bukti-bukti lain yang dapat membuktikan
bahwa keadaan tersebut tidak benar.
3. Berkabung, sedih dan takut. Pada masa ini orang tua sudah mulai menerima
bahwa keadaan anaknya tidak seperti yang diharapkan, mulai merasa sedih
15
dengan beban yang harus mereka pikul, dan takut bahwa bayi mereka akan
meninggal atau menjadi tidak normal.
4. Marah dan merasa bersalah. Pada tahap selanjutnya orang tua akan merasa
marah karena bayi mereka sakit, marah mengapa hal tersebut terjadi pada
mereka. Jadi pada tahap ini, karena mereka tidak bisa marah kepada bayinya,
mereka cenderung akan marah kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.
PerawatanSelamaDalamPerjalanan
Selamadalamperjalanan,neonatusharusselaludimonitoring,beberapahal
yangperluharusdilakukanselamadalamperjalanan,antaralain:7
Pertahankantemperatur
16
Pertahankan pernapasan dengan membebaskan jalan napas. Posisikan leher
bayisedikitekstensijikajalannapastidakstabillebihbaikdilakukanintubasi.
Jikatidakmemungkinkanuntukdilakukanintubasi,gunakanCPAP.
Cekoksigenasi.Pantaupulseoxymetrysecaraterusmenerus.
Komunikasi:informasikanrumahsakitrujukan.
Jikaterjadiperburukanselamadalamperjalanan,lakukanhalberikut:7
Hentikankendaraandanlakukanresusitasi.
Janganlakukantindakanapapunselamakendaraanmasihbergerak,singgahdi
rumahsakitterdekatdanstabilisasi.
17
3. Dilakukan pemasangan selang lambung
18
BAB III
KESIMPULAN
Transfer neonatus berkaitan dengan morbiditas dan morbiditas oleh karena itu
transfer neonatus harus dilakukan sesuai dengan tata cara yang benar dan oleh tim
yang berkompeten dengan perlengkapan yang lengkap sehingga proses transport
berjalans ecara optimal dan dapat memberikan outcome yang lebih baik terutama pada
bayi dengan kondisi buruk.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Alasiry Ema. Profil Bayi Rujukan Saat Masuk Rawat Ditinjau dari the
STABLE Program. Sari Pediatri 2011;13(4):235-8.
6. Orr RA, Felmet KA, Han Y, McCloskey KA, Dragotta MA, Bills DM, et al.
Pediatric specialized transport teams are associated with improved outcomes.
Pediatrics 2009 Jul;124(1):381-383.
10. Petter Bary. Planning Of Safe And Effective Transport. Dalam Paediatric and
Neonatal Critical Care Transport. BMJ 2003.
20
11. Russ Horowitz and Ranna A. Rozenfeld. Pediatric Critical Care Interfacility
Transport. Clin Ped Emerg Med 8:190-202 C 2007.
doi:10.1016/j.cpem.2007.07.001
13. Shenai JP, Johnson GE, Varney RV. Mechanical vibration in neonatal
transport. Pediatrics 1981;68:55
14. British Medical Journal. Paediatric and Neonatal Critical Care Transport.
London;2003.
17. Veronica RM, Gallo LL.Bol Med Hosp Infant Mex,2011;68(1):31-5; Spector
JM, Villanueva HS. J Perinatol, 2009;29(7);512-6.
21