Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
primer merupakan modal yang harus diutamakan. Oleh karena itu, diperlukan
manusia yang sehat jasmani, rohani, serta sosial dan tidak hanya terhindar dari
penyakit, cacat/kelemahan
kompleks dan memberikan manfaat serta kemudahan bagi manusia, tetapi dilain
mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada.
kelelahan kerja. Kelelahan merupakan proses alami tubuh makhluk hidup yang
mampu bergerak bebas dan merupakan proses yang sedapatnya dihindari oleh para
pekerja karena bisa mengurangi kualitas dan konsentrasi dalam bekerja, sehingga
Kelelahan kerja tidak hanya terjadi pada para pekerja yang sebagian besar
menggunakan kekuatan fisik seperti buruh bangunan atau kuli angkut, tetapi juga
bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan
2
kemauan, baik untuk kerja fisik maupun kerja mental, sehingga seluruh tubuh
. Dari penelitian mengenai hubungan umur, lama kerja dan masa kerja
terhadap kelelahan oleh I Made Pujawan dan Raden Nimrod (2000) pada pengrajin
oleh semua pekerja umur di atas 30 tahun dibandingkan dengan kelompok umur di
mengalami kelelahan, keluhan kelelahan tertinggi dialami oleh tenaga kerja dengan
masa kerja kategori lama (> 5 tahun) yaitu sebanyak 64 % (Made dan Namrod,
2000).
Beban setiap jenis pekerjaan berbeda tergantung pada jenis dan lama
pekerjaannya. Beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental ataupun beban
dkk, 2000:82).
Selain kelelahan kerja, hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan diri
dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada ialah mengenai
perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut
diri yang memandu seseorang mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan
orang lain, serta menerapkan dengan efektif dalam perilaku. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa orang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan
memiliki kemampuan yang tinggi pula dalam mengetahui dan memahami perasaan
sendiri dan perasaan orang lain serta menuntun pikiran dan perilakunya sehingga
bijaksana dalam cara pemecahan masalah yang pada akhirnya akan berujung pada
bahwa pencapaian kinerja ditentukan hanya 20% dari IQ sedangan 80% ditentukan
oleh kecerdasan emosi (EQ-emotional quotient). Begitu pula disimpulkan oleh Joan
remaja, sedangkan kecerdasan emosi (EQ) dapat berkembang tanpa batas waktu.
Oleh karena, jika pimpinan dan manajer mengharapkan pencapaian kinerja yang
Dalam suatu organisasi, kinerja pegawai merupakan sesuatu hal yang sangat
Para ahli dan praktisi telah memahami bahwa masalah kinerja pegawai
bukanlah hal yang mudah untuk selalu dipertahankan karena merupakan suatu
kondisi yang setiap saat dapat berubah. Permasalahan yang selalu ditemui adalah
mengapa prestasi kinerja pegawai setiap waktu dapat berubah malah ada yang
Tri Perguruan Tinggi sebagai pendidikan profesi yang mendidik mahasiswa sesuai
dengan kurikulum dokter gigi yang bermolar Pancasila serta mempunyai sikap
inovatif dan proaktif, dalam hal ini menuntut agar setiap pegawai yang ada dapat
organisasi.
Dari hasil pengambilan data awal pada tanggal 6 Maret 2013 kepada salah
satu kasubag yaitu kasubag akademik mengatakan bahwa sejak 2008 di Fakultas
sistim belajar mengajar dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya. Dan dari hasil
wawancara penulis kepada salah satu pegawai bahwa beban kerja dengan
melayani berbagai tipe dan karakter mahasiswa dan dosen, akan menimbulkan
adanya kelelahan. Hal ini berarti persoalan kelelahan kerja para pegawai negeri
dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Dalam hal ini, kelelahan kerja para pegawai
dilihat dari adanya faktor fisik dan psikis dan beban kerja yang berlebihan dari setiap
pegawai.
dibutuhkan untuk memotivasi diri sehingga memiliki integritas yang tinggi bagi
Universitas Hasanuddin
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, antara lain faktor kelelahan kerja dan
kerja dan tidak memiliki motivasi diri serta integritas yang tinggi maka tujuan dari
dibebankan kepada saya, guna meraih gelar magister manajemen sumber daya
B. Rumusan Masalah
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian latar belakang yang dijabarkan di atas, maka tujuan
Makassar
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan membawa manfaat, antar lain sebagai
berikut :
yang berkepentingan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
perihal (keadaan) lelah, kepenatan, kepayahan. Lelah pada setiap orang akan
memiliki arti tersendiri dan tentu saja subyektif sifatnya. Lelah pada umumnya
Kadangkala istilah ini digunakan untuk menunjukan rasa payah dan letih yang
sebagai akibat dari aktifitas yang terus-menerus. Dalam arti psikologis kelelahan
kesemuanya ini berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
(Sumamur, 1994).
sebanyak 24% dari seluruh orang dewasa yang datang ke poliklinik menderita
kelelahan kronik (Hardi, 2006). Data yang hampir sama terlihat dalam komunitas
yang dilaksanakan oleh Kendel di Inggeris yang menyebutkan bahwa 25% wanita
dan 20% pria selalu mengeluh lelah. Penelitian lain yang mengevaluasi 100 orang
faktor psikis, 3% karena faktor fisik dan 33% karena kedua faktor tersebut
(Setyawati, 1996)
pekerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan
Menurut Poppy Anjelisa Z., Hsb, M.Si, Apt, dalam sebuah artikel mengenai
kelelahan tahun 2009, kelelahan dapat diklasifikasikan dalam tujuh bagian yaitu :
3. Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh pikiran dan perasaan
4. Kelelahan saraf, yaitu kelelahan yang disebabkan tekanan yang berlebihan pada
7. Kelelahan sirkadian, yaitu kelelahan yang terjadi akibat irama sirkadian misalnya
Kelelahan kerja berdasarkan proses dalam otot terbagi atas dua jenis, yaitu :
setelah terjadinya tekanan melalui fisik untuk suatu waktu dan gejala yang
10
ditunjukan tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin
rendahnya gerakan. Pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah
kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar (AM Sugeng Bidiono,
2003).
Gejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih luar biasa, semua
aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan tidak
adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya terasa berat
dan terasa kantuk (AM Sugeng Bidiono, 2003). Kelelahan umum biasanya
lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan status gizi (Tartaka, 2004).
(beraktifitas)
atas:
pencahayaan.
11
yang tewujud dari tingkah laku atau perbuatan dalam memenuhi kebutuhan
1) Kelelahan akut yang disebabkan oleh kerja suatu organ atau seluruh tubuh
secara berlebihan dan akan hilang dengan istrahat atau dengan cara
menghilangkan gangguan-gangguannya
a. Lingkungan tempat kerja seperti iklim, penerangan, kebisingan, getaran dan lain-
lain.
b. Keadaan monotoni
12
mengenai gejala kelelahan (Fatigue Symptoms) secara subyektif dan obyektif antara
lain :
Beberapa gejala tersebut dapat menurunkan efisiensi dan efektifitas kerja fisik
dan mental. Sejumlah gejala tersebut memanifestasinya timbul berupa keluhan oleh
tenaga kerja dan menyebabkan seringnya tenaga kerja tidak masuk (AM. Sugeng
Budiono, 2008:88)
Menurut Tarwaka dkk, (2004), pengalaman yang sudah dikenal umum bahwa
Untuk itu kelelahan harus dikurangi seminimal mungkin. Seperti telah diuraikan
sebelum bahwa kelelahan disebabkan banyak faktor yang sangat kompleks dan
sangat terkait antara faktor yang satu dengan yang lain. Yang terpenting adalah
bagaimana menangani setiap kelelahan yang muncul agar tidak menjadi kronik.
13
Agar menangani kelelahan yang tepat maka harus mengetahui penyebab terjadinya
kelelahan.
agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah
berbagai cara yang ditujukan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat
kerja, misalnya banyak hal yang dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja,
Penerapan egronomi dalam hal pengadaan tempat duduk, meja dan bangku-bangku
usaha-usaha perlu ditujukan kepada kebisingan, tekanan panas, ventilasi udara dan
Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindari sikap kerja yang
bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dilakukan
dengan merubah sikap kerja yang statis dengan sikap kerja yang bervariasi atau
dinamis sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan dengan normal
Selain itu sikap kerja yang monoton dan ketegangan dapat dikurangi dengan
penggunaan warna serta dekorasi pada lingkungan kerja, musik ditempat kerja dan
waktu-waktu istrahat untuk latihan-latihan fisik bagi pekerja yang bekerja sambil
duduk. Seleksi dan latihan dari pekerja, lebih-lebih supervise dan peata
Menurut Fitrihana (2008) kelelahan kerja dapat diatasi dengan cara, yaitu :
a. Lingkungan kerja yang bebas dari zat yang berbahaya, penerangan memadai,
d. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban
kerja.
f. Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja, kalau perlu
bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari
perusahaan.
g. Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas kerja dan
kehidupannya.
baik
j. Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga kerja beda
usia, pekerja wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di
a. Umur
fisiknya juga menurun. Proses menjadi tua akan disertai kurangnya kemampuan
Semakin tua umur seseorang, maka kebutuhan energi semakin menurun. Hal
ini pula yang menyebabkan terjadinya perubahan pada fungsi alat-alat tubuh, seperti
sistem kardiovaskuler, dan sistem hormonal tubuh. Pada umumnya pada usia lanjut,
kemampuan kerja otot semakin menurun terutama pada pekerja berat. Pada
pendengaran, dan kecepatan reaksi menurun sesudah usia 40 tahun. Makin tua
usia, makin sukar seseorang untuk beradaptasi dan makin cepat menjadi lelah,
demikian pula makin pendek waktu tidurnya makin sukar untuk tidur (Sumamur,
1994).
b. Beban Kerja
hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban tersebut tergantung
bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja. Jadi definisi beban
kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut
pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan
keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Beban dapat berupa beban
fisik dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa berat beban pekerjaan
dalam kilogram. Sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana tingkat
keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya (Manuaba,
dengan beban kerja,mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik, atau
mental atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum , mereka hanya mampu
memikul beban pada suatu berat tertentu bahkan ada beban yang dirasa
optimalbagi seseorang. Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat
c. Stres
kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus-
stres sebagai respon stres sebagai stimulus respon. Stres sebagai stimulus
dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang
interaksi unit antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk
memberikan tanggapan.
diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai
konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak
disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan
setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah stres kerja di dalam
organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya
tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.akibat adanya stres kerja tersebut yaitu
ketegangan pada emosi, proses berpikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai
hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat
dan agresif, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
stres sebgai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi di
mana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt
konsekuensi dan tindakan eksternal, situasi dan peristiwa yang terjadi baik secara
menimbulkan konsekuensi bagi dirinya. Robbin (1996) dalam Kunu Siti Hadira
(2009) mendefenisikan sebagai suatu kondisi yang dinamik dalam mana seseorang
(demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang
Vincent Cornelli dalam Anwar (2003;9) mendefinisikan stres sebagai gangguan pada
tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan. Stres
tersebut.
kurun waktu terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang pimpinan yang
menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan merupakan
beberapa contoh dari kondisi kerja yang menyebabkan timbulnya stres dalam
bekerja.
tetapi juga dapat berperan salah (dysfunctional) atau merusak prestasi kerja.
Secara sederhana, hal ini berarti bahwa stres mempunyai potensi untuk mendorong
atau mengganggu pelaksanaan kerja, tergantung seberapa besar tingkat stres. Bila
tidak ada stres, tantangan-tantangan kerja juga tidak ada, dan prestasi kerja
naik, karena stres membantu karyawan untuk mengerahkan segala sumber daya
19
dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan. Bila stres telah
perbaikan kerja.
Akhir menurut Newstrom (1993:201) bila stres menjadi terlalu besar, prestasi
menjadi nol, dan karyawan mengalami gangguan, menjadi sakit dan tidak kuat lagi
d. Lama Kerja
Lamanya seseorang bekerja sehari-hari secara baik pada umumnya 6 sampai 8 jam,
istrahat tidur dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan
biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Lebih dari itu biasanya
terlihat kecenderungan tumbuhnya hal-hal yang negatif. Makin panjang waktu kerja
1994).
ringan, produktifitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama
20
sejalan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk mengatasi hal ini,
perlu dilakukan istrahat dan diberikan kesempatan untuk makan yang meninggikan
kembali kadar gula darah sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi tubuh
bagi keperluan melakukan pekerjaan. Maka dari itu, istirahat setelah 4 jam bekerja
Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja no. 25 tahun 1997 pasal 100 ayat 2
a) 7 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu
b) 8 jam sehari atau 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu
a) 6 jam sehari atau 35 jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam seminggu
b) 7 jam sehari atau 35 jam seminggu untuk 5 hari kerja dalam seminggu
Seseorang yang bekerja dengan baik dipengaruhi oleh lama kerjanya di mana
akibat kelelahan dari pekerjaan dan dapat diperberat bila dalam melakukan
pekerjaan fisik pekerja tidak melakukan variasi dalam bekerja. Lama kerja akan
monotoni pekerjaan yang menimbulkan kebosanan, beban dan waktu kerja yang
berlebihan, lama kerja dan umur merupakan persoalan yang membutuhkan solusi
21
bagi suatu organisasi dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawab
Kecerdasan diartikan berbeda-beda oleh para ahli. Para ahli psikologi sendiri
definisi kecerdasan itu tergantung dari filsafat ilmu yang mendasarinya dan juga teori
Sedangkan menurut Alfred Binet dan Theodore Simon, kecerdasan terdiri dari tiga
untuk mengubah arah tindakan jika tindakan tersebut telah dilakukan dan
Definisi lain kecerdasan menurut Pieget, yaitu apa yang dapat digunakan
ketika seseorang tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam menyelesaikan
masalah. Calvin dalam How Brain Thinks mengatakan bahwa seseorang dikatakan
smart ketika orang tersebut terampil menemukan jawaban yang benar untuk
Adapun beberapa teori tentang kecerdasan yang dikemukakan oleh para psikolog
Menurut teori ini seseorang yang skor kecerdasannya tinggi dalam suatu hal
juga tinggi untuk hal lainnya. Pandangan Spearman dalam teori ini direfleksikan
dalam tes kecerdasan yang menunjukan kecerdasan tunggal, seperti IQ, oleh
karena menurut teori ini kecerdasan itu terdiri dari satu faktor umum kemampuan.
2) Teori Multifaktor
dari teori multifaktor adalah Thurstone. Thurstone telah membuat 56 jenis tes
3) Teori Hierarkis
Teori ini menggabungkan antara teori faktor umum dan teori multifaktor yang
(teori faktor umum) dan di bawah piramida adalah beberapa faktor kemampuan
Emosi merupakan salah satu dari trilogy mental menurut para phisikolog yang
terdiri dari kognisi, emosi dan motivasi. Kata emosi sendiri berasal dari bahasa latin
23
perasaan,nafsu, setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap (Efendi, 2005).
perwujudan dari perasaan atau efek yang keluar dan disertai dengan reaksi fisiologik
Komponen emosi menurut Atkinson R. L., dkk dalam Sunaryo (2004) antara
lain :
1. Respon atau reaksi tubuh internal, terutama yang melibatkan sistim otomatik,
2. Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan positif atau
negatif.
3. Ekspresi wajah, misalnya merasa benci pada seseorang maka dapat terlihat dari
sedikit.
Menurut Goleman, manusia memiliki dua pikiran, yaitu pikiran rasional dan
pikiran emosional atau otak logika dan otak emosi. Untuk memahami bagaimana
sebenarnya pengaturan emosi dalam otak manusia, maka perlu dipahami dulu
anatomi dari saraf emosi itu sendiri. Bagian otak yang digunakan yuntuk berpikir
24
disebut dengan korteks (kadang-kadang disebut juga neokorteks) dan bagian otak
yang mengurusi emosi disebut dengan limbik. Hubungan antara kedua bagian inilah
Emosi mempunyai jenis yang beragam. Menurut psikolog Paul Ekman ada 6
jenis emosi dasar yaitu anger (marah), fear (takut), surprise (kejutan, disgust
patalogis (violence).
(depression).
tidak tenang (dread), ngeri (fright), takut sekali (terror), sampai dengan yang
kegirangan luar biasa (euphoria), senang sekali (actasy), hingga yang ekstrim,
mania (mania).
enak (revulsion).
8. Malu (Shame): rasa salah (guilt), malu hati (embarrassment), kesal hati
(chagrin), sesal (remorse), hina (humiliation), aib (regret), hati hancur lebur
oleh psikolog Peter Salovey dari Harfard University dan Jhon Mayer dari University
(Shapiro, 2003) :
1. Empati
3. Mengendalihkan amarah
4. Kemandirian
6. Disukai
8. Ketekunan
9. Kesetiakawanan
10. Keramahan
berkenaan dengan hati dari kepedulian antar sesama manusia, makhluk lain dan
alam sekitar.
emosional adalah bagian dari keterampilan sosial yang pada dasarnya adalah
maupun orang lain dan digunakan untuk mengendalikan pikiran dan tindakan. Dalam
umumnya.
serta mengelola emosi pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
membagi kecerdasan emosional ke dalam lima kecakapan emosi dan sosial yang
terdiri dari: Kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial.
2005:513-514) :
1. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang dirasakan pada suatu saat, dan menggunakan untuk
memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis
2. Pengaturan diri
tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup manunda kenikmatan sebelum
tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari tekanan emosi.
28
3. Motivasi
4. Empati
5. Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,
Kecerdasan Emosional
Kesadaran diri
Kesadaran emosi Empati
Penilaian diri secara Memahami orang lain
teliti Orientasi pelayanan
Percaya diri Mengembangkan
orang lain
Pengaturan diri Mengatasi keragaman
Kendali diri Kesadaran politis
Keterampilan sosial
Dapat dipercaya
Pengaruh
Kewaspadaan
Komunikasi
Adaptabilitas
Kepemimpinan
Inovasi
Katalisator perubahan
Manajemen konflik
Motivasi
Pengikat jaringan
Dorongan prestasi
Kolaborasi dan
Komitmen
kooperasi
Inisiatif
Kemampuan tim
Optimisme
a. Pengertian Kinerja
dari unsur-unsur yang terlibat dalam suatu proses yang menghasilkan output, serta
menjadi sistem dan standar yang dipergunakan organisasi dalam mencapai suatu
tujuan yang diinginkan. Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang
berlaku.
merupakan perilaku alami yang dimiliki seseorang untuk bebas melakukan tindakan
sesuai keinginannya, perilaku bebas untuk bertindak ini tetap tidak bisa dilepaskan
dari syarat-syarat formal peran seorang karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif
suatu organisasi.
dengan peran serta tenaga kerja atau pegawai itu sendiri. Pengertian peran serta
tenaga kerja adalah penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.
Indonesia, dalam kata bahasa Inggris untuk istilah kinerja dikenal dengan istilah
Serikat dan Canada terdapat keterangan sebagai berikut: performance berasal dari
31
bahasa Indonesia (1990: 195) kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang
Istilah kinerja menurut Prawirosentono (2008:2) adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh sesorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai moral maupun
etika.
2. hasil kerja seorang pekerja dimana hasil kerja tersebut harus bisa ditunjukan
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang
telah ditentukan)
32
3. Sebagai catatan mengenai out came yang dihasilkan dari suatu aktivitas tertentu
4. Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suaru organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
(prestasi kerja) adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
diberikan kepadanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kinerja SDM
(sumber daya manusia) adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas
maupun kuantitas yang dicapai SDM (sumber daya manusia) persatuan periode
waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan
performance sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya adalah hasil
dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertian performance atau kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
upaya pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak
b. Pengertian pegawai
imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan dari pemerintah atau perusahaan, dalam
membahas pengertian pegawai ini penulis berorientasi pada Pegawai Negeri Sipil, di
yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas Negara
berlaku.
pegawai adalah terdiri dari pegawai negeri sipil dan anggota angkatan bersenjata
Republik Indonesia. Pegawai negeri sipil terdiri dari pegawai negeri sipil pusat,
pegawai negeri sipil daerah dan pegawai negeri sipil lain yang ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
undang.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa pegawai adalah seluruh individu
34
yang diangkat oleh pejabat yang berwewenang diserahi tugas dalam suatu jabatan
negara atau tugas lainnya yang digaji berdasarkan peraturan dan perundang-
lainnya seperti hakim pada pengadilan negeri dan pengadilan dan lain-
lain.
b. Pegawai negeri sipil daerah yaitu pegawai yang gajinya dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja. Daerah dan bekerja pada dinas atau
adalah alat untuk mencapai tujuan oleh sebab itu harus disesuaikan dengan
bahwa arti dari pegawai negeri sipil akan berkembang dikemudian hari.
Penilaian kinerja yang adil membutuhkan standar. Menurut Simamora (2000) dalam
Sucitro Shanty (2012:25), semakin jelas standar kinerjanya makin akurat tingkat
kewajiban elemen kritis yang menggambar apa yang harus dilakukan. Standar
kinerja terfokus seberapa baik tugas yang akan dilaksanakan. Agar berdaya guna,
setiap standar harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan bawahan
atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai
atau tidak. Standar kinerja haruslah dinyatakan secara tertulis dalam upaya
b. Kerja yang dilakukan pegawai atas tugas yang telah dibebankan padanya,
appraisal) adalah salah satu proses yang digunakan pimpinan untuk menentukan
tanggung jawabnya.
pekerjaannya
c. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas seluruh kegiatan dalam unit kerja
organisasi
d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,
pengawasan
g. Sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan
karyawan
description)
mencakup faktor-faktor :
tersebut.
berusaha mencapai sasaran suatu kedudukan yang terbaik dan terpercaya dalam
bidangnya. Untuk itu sangat tergantung dari para pelaksananya, yaitu para pegawai
38
agar mereka mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh organisasi perusahaan
Penilaian itu merupakan tujuan yang mendasar dalam menilai persenel secara
b. Pengembangan personel
teknik penilaian kinerja pegawai dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu
penilaian berorientasi pada masa lalu dan metode penilaian berorientasi pada masa
depan.
Metode menilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu, artinya penilaian
kinerja pegawai berdasarkan hasil yang telah dicapai oleh pegawai selama ini.
Metode penilaian kinerja berorientasi pada masa lalu antara lain meliputi skala
peringkat (rating scale), daftar pertanyaan (checklist), metode peristiwa kritis (critical
39
incident method), metode peninjauan kembali dilapangan (field review method and
observation), tes kinerja dan observasi (performance test and observations) dan
penilaian (rating scale), di mana penilai melakukan secara subyektif terhadap kinerja
pegawai dengan skala tertentu dari yang terendah sampai yang tertinggi. Penilaian
memberi standar pada skala yang sudah ada dengan cara membandingkan antara
hasil pekerjaan dengan kriteria seperti yang telah ditentukan. Kriteria tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk baik, cukup baik, atau kurang. Dengan cara ini bagian
yang dinilai, nama dan jabatan yang penilai, tanggal penilaian dilakukan, faktor-
faktor yang dinilai dengan sorotan perhatian diajukan pada aspek-aspek kritikal
Menurut Nawawi (2008:272) ,metode daftar chek list adalah sebuah daftar
yang berisi sejumlah perilaku yang harus dilaksanakan dalam bekerja menurut
yaitu berdasarkan pada catatan dari pimpinan atau penilai sejalan yang telah
pegawai yang akan dinilai. Kemudian berdasarkan catatan peristiwa kritis adalah
peristiwa tertentu yang terjadi dalam rangka pelaksanaan tugas seseorang pegawai
40
kepemimpinan dan aktivitas lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Informasi ini
kontribusi seseorang profesional selama satu tahun. Metode ini berkaitan erat
Ada tiga kriteria di dalam mengevaluasi kinerja individu menurut Robbins, yaitu
hasil tugas individu, perilaku individu dan ciri individu. Menilai kinerja individu melalui
hasil tugas yang dimaksudkan adalah menilai hasil pelaksanaan kerja individu.
sebagainya. Penilaian kerja individu melalui perilaku, agak sulit dilakukan namun
dapat diamati dengan cara membandingkan perilaku rekan kerja yang setara atau
dapat pula dilihat dari cara penerimaan melalui tugas dan berkomunikasi.
Sedangkan menilai kinerja individu melalui pendekatan ciri individu adalah dengan
7. Berkomunikasi
yang berlaku.
Dalam rangka meningkatan kinerja, paling tidak tedapat tujuh langkah yang
itu sendiri.
membuat pola pikir lebih modern, mengenali manfaat, mengolah kinerja, bekerja
42
dicapai oleh seorang pegawai melalui serangkaian aktifitas yang terarah secara
Bagi pimpinan
3) Meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
43
kerja pegawai.
Bagi pegawai :
ekstern
porsinya
pimpinan
B. Penelitian Terdahulu
masalah kurang gizi bagi orang dewasa akan lamban dalam berpikir, lamban
bertindak dan cepat lelah dan sebaliknya pekerja dengan keadaan gizi yang baik
kelompok umur di bawah 30 tahun setelah bekerja dalam sehari kerja. Sedangkan
kerja dengan masa kerja kategori lama (> 5 tahun) yaitu sebanyak 64 % .
Aldin (2005), meneliti tentang Kelelahan dengan Shift Kerja Karyawan PT.
Sermani Steel Co. dimana dari kelima bagian atau departemen, khususnya di
bagian shearing line dan bagian galvanizing (pelapisan baja lembaran yang dilapisi
dengan timah) yang mempunyai 3 shift dengan tenaga kerja yang sedikit per shift (3
orang/shift). Hal ini dapat menyebabkan adanya kelelahan kerja dan berakibat fatal
kelelahan kerja pada operator SPBU antara shift pagi dan shift malam di SPBU di
Tanjung Marowa menyatakan bahwa tidak ada perbedaan tingkat kelelahan kerja
yaitu bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh, lama
kerja, sikap kerja, beban kerja dengan kelelahan umum, tetapi ada hubungan yang
Suci Indah Yani (2011) dalam penelitiannya tentang Studi Kelelahan Kerja
pada Buruh Bagasi di Pelabuhan Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
45
survey dengan pendekatan deskriptif terhadap 73 tenaga kerja buruh bagasi sebagai
sampel untuk mengetahui gambaran mengenai faktor status gizi, lama kerja, stress
kerja, umur dan beban kerja hasilnya adalah status gizi normal yang mengalami
kelelahan Umum 76,2% dan yang merasa lelah 52,4%, kategori kelelaham umum
lama kerja adalah 80,9% dan yang merasa lelah 61,1%,, kelelaham umum dengan
kategori umur muda 77,5% sedangan perasaan lelah dengan umur tua 60,6%,
beban kerja dengan kelelahan umum kategori beban kerja berat 75% dan perasaan
lelah dengan beban kerja berat 53,1%, kelelahan umum kategori stres kerja berat
67,6% sedang perasaan lelah dengan kategori stres kerja berat 62,2%.
Hasil penelitian Lam dan Kirby (2002) menemukan bahwa kecerdasan emosi
positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dan prestasi kerja. Penelitian
kecerdasan emosi akan mempermantap tujuan dan penataan konsep yang disajikan
Melandy dan Azizah (2006) menemukan terdapat hubungan yang positif terhadap
wanita lebih tinggi dibandingkan para manajer pria dan para manajer yang lebih
tempat kerja dari penelitian sebelumnya bahwa belum ada peneliti yang meneliti
pemahaman akutansi. Dan yang paling mendominasi dari ketiga kecerdasan ini
urgen karena kajian ini merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi kinerja
pegawai Negeri Sipil, antara lain faktor kelelahan kerja dan kecerdasan
C. Kerangka Konseptual
1. Kinerja
Istilah kinerja atau prestasi sendiri adalah pengalihan bahasa dari kata Inggris
adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh setiap pegawai dalam melaksanakan
e. hasil kerja seorang pekerja dimana hasil kerja tersebut harus bisa ditunjukan
buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang
telah ditentukan)
f. Sebagai catatan mengenai out came yang dihasilkan dari suatu aktivitas tertentu
g. Hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suaru organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
Dari uraian kajian teori diatas maka peneliti menentukan indikator kinerja antara
lain :
ditentukan.
dan kesiapannya.
keterampilannya.
2. Kelelahan Kerja
Kelelahan merupakan hasil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh tubuh
Penyegaran terjadi terutama selama waktu tidur malam, tetapi periode istrahat dan
dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istrahat. Istilah
1. Umur
2. Beban Kerja
Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja
baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya.dalam hal ini
harus ada keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar
dengan beban kerja, mungkin di antara pekerjaan ada yang cocok untuk beban
3. Stres
dapat diperoleh dari dalam maupun dari dalam diri seseorang. Stres mempunyai
seberapa besar tingkat stress. Bila tidak ada stres, tantangan-tantangan kerja
50
juga tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah. Sejalan dengan
karyawan untuk mengerahkan segala sumber daya . Bila stres terlalu besar,
adalah prestasi kerja menjadi nol, dan karyawan mengalami gangguan, menjadi
4. Lama Kerja
Lama kerja sehari dianggap ideal 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
3. Kecerdasan Emosional
perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan
diri yang memandu seseorang mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan
1. Kesadaran diri
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakan untuk
memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis
2. Pengaturan diri
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup manunda kenikmatan
sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali dari tekanan
emosi.
3. Motivasi
Menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakan dan menuntun
kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat
4. Empati
5. Keterampilan sosial
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan
dengan cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancer,
KELELAHA
KERJA
(X1)
KINERJA PEGAWAI
(Y)
KECERDASAN
EMOSIONAL (X2)
Keterangan :
X1 = Kelelahan Kerja
X2 = Kecerdasan Emosional
Y = Kinerja Pegawai
D. Hipotesis
berikut :
signifikan terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Fakultas Kedokteran Gigi
Makassar.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan umumnya dapat berupa
orang, obyek, transaksi atau kejadian. Populasi dalam penelitian ini seluruhnya
berjumlah 32 orang dan kesemuanya merupakan seleruh pegawai negeri sipil pada
Sampel adalah suatu himpunan atau bagian dari unit populasi. Metode dalam
kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang dibuat untuk memperoleh data dalam
55
penelitian ini. Kuesioner tersebut disebarkan untuk diisi oleh responden yang
menjadi sampel penelitian untuk memperoleh data yang lengkap pada semua
dari :
1. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain buku-buku,
2. Data Primer
Adalah data yang diperoleh melalui hasil penelitian langsung terhadap obyek
1) Observasi
2) Kuesioner
pertanyaan yang harus diisi oleh para responden. Informasi atau data yang
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur variabel yang
berikut :
a. Umur
b. Beban kerja
c. Stres
d. Lama kerja
57
G. Instrumen Penelitian
terhadap fenomena sosial di mana peneliti pada prinsipnya akan menggunakan alat
ukur atau instrumen penelitian secara spesifik terhadap variabel yang akan diteliti.
ordinal yaitu memberikan nilai atau skor untuk jawaban yang diperoleh dari daftar
pertanyaan paling rendah sampai pertanyaan paling tinggi. Setiap item pertanyaan
pada variabel tersebut menggunakan skala pengukuran antara nilai 1 (satu) sampai
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelohan data
yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada
1) Uji validitas
Uji validitas digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid atau sah,
Menurut Imam Ghozali (2005), dalam Sucitro Shanty (2012) untuk mengukur
1) Jika r hitung > r table dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid
59
3) Jika r hitung > r table tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks tentang sejauh mana suatu alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan. Jika suatu alat ukur dapat digunakan dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran diproses relatif
secara konsisten, maka alat ukur disebut dianggap reliable atau handal.
Artinya alat ukur yang digunakan konsisten dalam mengukur gejala yang
diatas 0,60. Apabila terlihat nilai alpha dari semua variabel lebih besar dari
0,60, maka hal ini menunjukan bahwa data dalam kondisi reliabel dan layak
digunakan adalah :
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + e
60
Keterangan :
Y = Kinerja pegawai
X1 = Kelelahan kerja
X2 = Kecerdasan Emosional
0 = Bilangan konstan
1 2 = Koefisien regresi
Analisa ini digunakan untuk seberapa besar kuat atau lemahnya keeratan
terikat.
determinasi antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
varibel bebas dalam menjelaskan varibel terikat sangat terbatas. Nilai yang
c) Uji hopotesis
Dalam penelitian ada dua hipotesis yang diajukan, dan untuk menguji hipotesis
0,05. Apabila nilai t hitung > t table, maka variabel bebasnya memberikan
variabel Y.
Apabila nilai F hitung > F tabel maka berarti H0 ditolak sehingga dapat dikatakan
bahwa variabel bebas dari regresi dapat menerangkan variabel bebas dari
regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak atau dengan kata
lain dapat dikatakan bahwa hopotesis dapat diterima. Namun apabila F hitung
62
< F tabel maka Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas