Professional Documents
Culture Documents
Merkuri atau Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia pada tabel
periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari
lingkungan. Kebanyakan merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa dengan elemen lain dan jarang
dijumpai dalam bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air
dan organisme hidup melalui prose fisika, kimia, dan biologi yang kompleks
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium,
fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap. Hg akan memadat
pada tekanan 7.640 Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada
kerak bumi. Di alam, merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk unsur merkuri (Hg0), merkuri monovalen (Hg1+),
Sifat kimia dan fisika merkuri membuat logam tersebut banyak digunakan untuk keperluan kimia dan industri.
Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar (25 0C) dan mempunyai
Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar yaitu 396 0C, dan kisaran suhu
Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik dibanding semua logam lain.
Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen yang disebut dengan
amalgam.
akibat sampingan dari penggunaan senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di
dalam industrti sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem
ventilasi udara. Merkuri dapat berada dalam bentuk metal, senyawa-senyawa anorganik dan senyawa organic.
Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama oleh kegiatan perindustrian
seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, chlorine dan coustic soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses
Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, di mana produksi klorin (Cl 2) dan kaustik
soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangata banyak gunanya sehingga diproduksi
dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektroda.
Penggunaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk berbagai keperlua. Sebagai contoh,
misalnya lampu uap merkuri yang banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai
biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah daripada lampu pijar dan dapat dioperaasikan pada tegangan
tinggi. Pengguna lainnya, misalnya pada baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat
Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponen-komponennya dalah fungisida. Dalam hal ini merkuri
digunakan untuk membunuh jamur di dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan
untuk kapal sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai antijamur atau merkuri asetat sebagai antilapuk.
Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan komponen organomerkuri yang banyak digunakan secara komersil untuk
mecga pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih basah selama pengolahan dan penyimpanan. Tetapi
penggunaan organomekuri untuk kepentingna tersebut telah dilarang oleh Food And Drug Adminitration (FDA)
Logam merkuri juga digunakan sebagai katalis dalam industri kimia, terutama pada industri vinil klorida yang
merupakan bahan dasar berbagai plastik. Kasus keracunan merkuri yang terbesar yangterjadi di Teluk Minamata,
dalam tahun 1953-1960 disebabkan oleh buangan merkuri dari pabrik vinil kloride.
Logam merkuri juga digunakan di dalam termometer dan alat-alat pencatat suhu karena bentuk cairannya ada
pada kisaran suhu yang lebar, sifatnya uniform, koefisein muai panasnya besar d an konduktivitas litriknya besar.
Namun pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam pengaruhnya terhadap biologi maupun ekologi tidak
significant. Di antara beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di lingkungan laut,
menurut MANDLLI di dalam PORTMANN (1976) yang terpenting adalah industri penambangan logam, industri biji
besi, termasuk metal plating, industri yang memproduksi bahan kimia, baik organic maupun anorganik, dan
Telah kita ketahui merkuri digunakan dalam bidang perindustrtian, tetapi penggunaan merkuri di dalam industri
sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air limbah maupun melalui sistem ventilasi udara.
Merkuri yang terbuang mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnya, termasuk ganggang dan tumbuhan air.
Selanjutnya ikan-ikan kecil dan makhluk air lainnya mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainya
yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang. Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri kedalam
rumahnya. Ikan-ikan dan hewan air yang kemudain dikonsumsi oleh manusi asehingga manusia pun dapat
mengumpulkan merkuri di dalam tubuhnya. FDA mentapkan batasan kandungan merkuri maksimum adalah
0,005 ppm untuk makanan, sedangkan WHO (World Health Organization) menetapkan batasan maksimum yang
lebih rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk air. Keracunan merkuri disebabkan oleh konsumsi ikan yang tercemar
merkuri atau konsumsi biji-bijian yang diberi perlakuan dengan merkuri. Walaupun mekanisme keracunan
merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, tetapi beberapa hal mengenai daya racun merkuri dalam
Gangguan fungsi syaraf pusat ( motorik maupun sensorik ) : koordinasi gerakan dan bicara, telinga
v Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racunnya, distribusi,
v Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh di mana komponen merkuri
v Pengaruh merkuri di dalam tubuh diduga karena dapat menghambat kemampuan kerja enzim dan
menngakibatkan kerusakan sel yang disebabkan kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang
mengandung sulfur di dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini mengakibatkan
v Kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya bersifat permanen dan sampai saat ini belum dapat
disembuhkan.
Keracunan kronis oleh merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, dan pernafasan. Toksisitas
kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem syaraf atau gingvitis. Akumulasi Hg dalam tubuh dapat
menyebabkan tremor, parkinson, gangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringan, dilanjutkan
dengan gangguan susunan syaraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala pertama adalah parestesia,
ataksia, disartria, ketulian, dan akhirnya kematian. Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan
kerusakan pada otak janin sehingga mengakibatkan kecacatan pada bayi yang dilahirkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa otak janin lebih rentan terhadap metil merkuri dibandingkan dengan otak dewasa.
Konsentrasi Hg 20 gL dalam darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak janinMerkuri
memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistin, dan histidil yang merupakan rantai samping dari protein,
purin, pirimidin, pteridin, dan porifirin. Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu menghambat kerja 50
enzim yang menyebabkan metabolisme tubuh terganggu. Garam merkuri anorganik bisa mengakibatkan
presipitasi protein, merusak mukosa saluran pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter
glomerulus.[ Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan berkelanjutan berupa tremor,
terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok, albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta
menurunkan tekanan darah. Keracunan metil merkuri pernah terjadi di Jepang, dikenal sebagai Minamata yang
Pencemaran air oleh Mercury tidak bisa diatasi hanya dengan cara penyaringan, koagulasi kopulasi,
pengendapan, atau pemberian tawas. Hal ini karena Mercury di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk
menghilangkan Mercury dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang
mampu mengikat ion Mercury hingga menjadi jenuh, kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu
asam, sehingga Mercury bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka biaya termurah
dan terbaik adalah dengan mencegah Mercury tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi setali tiga
uang, biaya yang akan dikeluarkan untuk penyulingan pun sangat mahal.
Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir- akhir ini dapat digunakan chelators N-
dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang ter
ekpos air raksa diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air raksa,sehingga
Akan tetapi Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali pada soal koordinasi unsur-unsur
masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur,
Bupati, dan Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi pencemaran sungai. Hal ini bisa
dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara
yang mudah, sebab penggunaan Mercury berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan daerah. Tidak
selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah
untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa harus dilakukan dengan
benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi
pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan Pemerintah
dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha
skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari
sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan
Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan secara non-teknis
dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan
dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency (EPA) memuat beberpa
rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah
sebagai berikut :
Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya dibatasi untuk daerah-daerah
tertentu.
Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah industri dengan terlebih dahulu
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah pencemaran merkuri di
lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH 3Hg+