You are on page 1of 172

LAPORAN AKHIR STASE

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PROGRAM PROFESI NERS

Oleh :
Sri Kumala Despan, S.Kep
(04064821618003)

PEMBIMBING
Ns. Jaji, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian
asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas
adalah klien atau resepien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga sudah ditanggulangi secara incidental, tetapi keluarga belum dilihat
sebagai klien dari keperawatan. Sebenarnya, keluarga sebagai unit asuhan keperawatan
sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompok.
Oleh karena itu, penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan
keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah
anggotanya, tetapi kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah. Keunikannya
terlihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, dan nilai.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut;
a. Apa definisi konsep keluarga?
b. Apa saja karakteristik keluarga?
c. Apa saja tipe keluarga?
d. Apa saja fungsi keluarga?
e. Bagaimana tugas perkembangan keluarga?
f. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan keluarga?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini yaitu untuk;
a. mengetahui definisi konsep keluarga
b. mengidentifikasi karakteristik keluarga
c. mengidentifikasi tipe keluarga
d. mengidentifikasi fungsi keluarga
e. mengetahui tugas perkembangan keluarga dan masalah yang sering muncul
f. Mengetahui bentuk pelayanan kesehatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Konsep Keluarga


Salah satu aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalah pemberian
asuhan pada unit keluarga. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga sudah ditanggulangi secara insidential, tetapi keluarga belum dilihat sebagai
klien dari keperawatan. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan
oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran dan mempertahankan budaya yang umum.
Meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
(Helvie, 1981 dalam Mubarak dkk, 2012)
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) dalam Susanto (2010) keluarga
adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
Friedman menguraikan alasan keluarga sebagai unit asuhan keperawatan :
1. Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga/unit perlu diperhitungkan.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok individu didalam keluarga dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki masalah kesehatan dalam
kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan individu di dalam keluarga
mulai dari awal sampai akhir akan dipengaruhi oleh keluarga. Keluarga
mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
keluarganya dan bukan individu itu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat
kesehatan yang diinginkan.
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh keluarga tersebut. Peran anggota
keluarga akan mengalami perubahan apabila salah satu anggotanya menderita
sakit. Di lain pihak, status kesehatan pasien juga sebagian besar ditentukan oleh
kondisi keluarganya.
4. Dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga berperan sebagai pengambil
keputusan. Bukan hanya anggota keluarga inti saja yang mengambil keputusan,
anggota keluarga yang jauh juga ikut serta dalam dalam pengambilan keputusan
pada keluarga berpenghasilan rendah karena ketidakmampuannya, biasanya
penyakit dalam keluarga di tangani sendiri oleh keluarga dengan membeli obat
diwarung.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan efesiensi untuk berbagai usaha
kesehatan masyarakat. Perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui
keluarga. Kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan terutama melalui peningkatan
kesehatan keluarga.

B. Karakteristik keluarga
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Efendi (2007) yaitu:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama dalam anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

C. Tipe/Bentuk Keluarga
Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut:
1. Nuclear family (keluarga inti) : terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar) : satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family : satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family : suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangannya, yang
masung masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family : keluarga bapak yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibudan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone : bentuk keluarga yang hanya terdiri dai satu orang dewasa
yang hidupdalam rumahnya .
8. Middle age atau elderly couple : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh
baya..

D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut friedman dan Undang-Undang No. 10 tahun 1992. Friedman
membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:
1. Fungsi afektif : berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan
dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi : proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan
sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku
melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan didalam
masyarakat.
3. Fungsi reproduksi : fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi : fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga : keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
dan asuhan kesehatan / keperawatan.

E. Tugas perkembangan keluarga berhubungan dengan tahap perkembangan


keluarga
Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang
sama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998)
adalah sebagai berikut:
1. Tahap I
Pasangan Baru/Keluarga Baru (newly established couple (no children). Dimulai saat
individu laki-laki/perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan.
Meninggalkan keluarga mereka masing-masing baik fisik/psikologis. Tugas
Perkembangannya :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak ( KB)
Masalah Kesehatan Yang Muncul: Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, Aspek
luas tentang KB, Penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah. Konsep
perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat Tugas Perawat : membantu setiap
keluarga untuk agar saling memahami satu sama lain.
Diagnosa keperawatan: Koping Individu inefektif, Resiko Infeksi akibat penyakit
kelamin.

2. Tahap II
Keluarga Kelahiran Anak Pertama (Chlid-bearing family ( oldest child birth to 2,5
years). Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan ( 2,5 tahun).
Keluarga menanti kelahiran dan mengasuh anak. Tugas Perkembangannya :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Masalah Kesehatan Keluarga: Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,
imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah
kesehatan fisik secara dini. Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan
ibu dan anak.
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan koping keluarga, penurunan koping
keluarga, resiko ganguan hubungan ibu dan janin, resiko gangguan identitas pribadi,
defiist pengetahuan, ansietas, diskontinuitas pemberian asi,

3. Tahap III
Keluarga Anak Usia Prasekolah Family With Preschool Children (oldest child 2,5 5
years). Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 5 tahun. Keluarga lebih majemuk
dan berbeda. (Suami Ayah = Istri Ibu = anak laki-laki -saudara = anak
perempuan saudari ). Tugas Perkembangannya
a. Memenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan rasa
aman, membantu anak untuk sosialisasi.
b. Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
c. Mempertahankan hubungan yang sehat internal atau ekternal keluarga, bagian
tanggung jawab anggota keluarga
d. Stimulasi tumbang anak. Pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak (
paling repot )
Masalah Kesehatan Keluarga: Masalah kesehatan fisik : penyakit menular,jatuh,luka
bakar,keracunan & kecelakaan, dan lain lain.
Diagnosa keperawatan : resiko jatuh, resiko infeksi.

4. Tahap IV
Keluarga Dengan Anak Sekolah atau Family With School Children (oldest child 6
13 years ). Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal,keluarga sangat sibuk.
Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-2. Orang tua berjuang dengan tuntutan
ganda : perkemb anak & dirinya. Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak
pergi (dengan teman sebayanya). Orang tua mulai merasakan tekanan yg besar dr
komunitas di luar rumah ( sistem sekolah ). Tugas Perkembangannya
a. Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
c. Memenuhi kebutuhant & biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk biaya
kesehatan.
Masalah kesehatan keluarga : jatuh, kecelakaan saat bermain, penyakit menular.
Diagnosa keperawatan : resiko infeksi, resiko jatuh

5. Tahap V
Keluarga Dengan Anak Remaja atau Family With Teenagers ( oldest child 13 -19/20
years ). Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 th,berlangsung 6-7 th. Tujuan
keluarga tahap ini : melonggarkan ikatan yang memungkinkan tanggungjawab &
kebebasan yangg lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.Tugas
Perkembangannya :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa
dan semakin mandiri
b. Menfokuskan hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
Masalah-masalah kesehatan : Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi
promosi kesehatan tetap perlu diberikan. Perhatian pada gaya hidup keluarga yang
sehat ; penyakit jantung koroner pada orang tua ( usia 35 th ). Pada remaja :
kecelakaan, penggunaan obat-obatan,alkohol, mulai menggunakan rokok sebagai alat
pergaulan,kehamilan tidak dikehandaki. Konseling dan pendidikan tentang sex
education menjadi sangat penting. Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan
anak remaja tenting sex education > konseling harus terpisah antara orang tua
dengan anak. Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan,AIDS,alat
kontrasepsi Dan aborsi
Diagnosa keperawatan : anisietas, defisit pengetahuan, disfungsi sexual, harga diri
rendah situasional, ketidakefektifan koping, penurunan koing keluarga.

6. Tahap VI
Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda atau Family As Launching Center (
oldest child gone to departure of youngest ). Dimulai Anak pertama meninggalkan
rumah berakhir sama rumah menjadi kosong. Tahap ini bisa singkat bisa lama tgant
juml anak ( biasa berlangs 6 7 th ) > faktor ekonomi menjadi kendala. Tugas
Perkembanganya :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari
perkawianan anak-anaknya.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui & menyesuaikan kembali hubungn perkawinan
c. Membantu orang tua/ lansia yg sakit-sakitan dari suami maupun istri.
Masalah Kesehatan: Masalah komunikasi anak dengan orang tua ( jarak ), perawatan
usia lanjut, masalah penyak kronis: Hipertensi,Kolesterol, Obesitas, Menopause, DM,
Dll.
Diagnosa keperawatan : anisetas, ketidakmampuan koping keluarga.

7. Tahap VII
Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan atau Middle-anged Family ( emptynest to
retirement ). Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun at kematian
pasangan. Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55th & berakhir saat masuk
pensiun 16-18 th kemudian. Tugas Perkembangannya :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan & penuh arti dengan para
ortu lansia(teman sebaya) & anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
Masalah Kesehatan: Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu
luang & tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal,no smoking, pemeriksaan
berkala. Masalah hubungan perkawinan,komunikasi dengan anak-anak & teman
sebaya,masalah ketergantungan perawatan diri.
Diagnosa keperawatan : defisit pengetahuan, keletihan,

8. Tahap VIII
Keluarga Masa Pensiun & Lansia atau Aging Family ( retirement to death of both
spouses ). Dimulai salah satu/keduanya pensiun sampai salah satu /keduanya
meninggal. Kehilangan yg lazim pada usia ini: ekonomi & pekerjaan (pensiun),
perumahan ( pindah ikut anak/panti ) , social (kematian pasangan & teman-satunya),
Kesehatan (penurunan kemampuan fisik ). Tugas Perkembangannya :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan Dan integrasi hidup )
Masalah kesehatan : pada keluarga usia lansia masalah kesehatan yang terjadi
mayoritas adalah penyakit degeneratif akibat usia.
Diagnosa keperawatan : hambatan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, keletihan,
ketakutan, penurunann koping keluarga, resiko jatuh, resiko pelemahan martabat,
resiko terserang penyakit degeneratif.

F. Bentuk Pelayanan Kesehatan Keluarga


Menurut Friedman (1998) terdapat 3 tingkatan pelayanan, yaitu :
1. Tingkat I : keluarga sebagai konteks
Pelayanan keperawatan hanya terpusat kepada individu, sedangkan keluarga dianggap
hanya sebagai lingkungan pendukung social semata sehingga keterlibatannya sangat
kecil dalam upaya pelayanan keperawatan
2. Tingkat II : keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga
Lebih menekankan pada pelayanan yang tetap diberikan kepada individu namun dalam
lingkup yang lebih banyak
3. Tingkat III : keluarga sebagai klien
Menekankan bahwa keluarga sebagai suatu sistem yang saling berinteraksi satu dengan
lainnya, sehingga fokusnya pada dinamika dan hubungan internal keluarga, serta
kesalingtergantungan keluarga dengan lingkungan luarnya. Dengan demikian akan
tercipta suatu sinergi yang harmonis antara pelayanan yang bersifat individual dengan
keluarga sebagai pusat pelayanan keperawatan

Sebagai kekhususan perawat keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, bentuk pelayanan keperawatan untuk
kesehatan keluarga diantaranya:
1. Sebagai pendidik atau educator
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam rentang sehat sakit.
Contoh :
a. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada balita.
b. Mengajarkan pencegahan ispa pada ibu dengan anak-anak beresiko terserang ispa.
c. Mengajarkan cara membersihakan kotoran pada hidung anak saat anak terserang
batuk pilek.
2. Sebagai penghubung atau coordinator / kolaborator
Dalam menjalankan peran ini, perawat mengkoordinasikan keluarga dalam pelayanan
kesehatan.Contoh :
a. Perawat membantu dan membimbing keluarga yang diketahui terserang TB
mendapatkan pengobatan TB paru di puskesmas.
b. Perawat bersama keluarga menentukan siapa individu yang akan dijadikaan sebagai
orang yang selalu mengingatkaan anggota keluarga dengan TB untuk minum obat.
3. Sebagai pelindung ataau advocate
Memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Contoh: Perawat membantu keluarga dalam pengurusan surat keterangan
tidak mampu dalam rangka mendapatkan dana kesehatan melalui program pemerintah
melalui jaring pengaman kesehatan/askeskin pada keluarga miskin.
4. Pemberi pelayanan langsung.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. Contoh:
Mengajarkan pada keluarga pembuatan obat pereda batuk pilek dengan perasan jeruk
nipis dicampur madu.
5. Konselor
Perawat memberikan beberapa alternative pemecahan masalah berkaitan dengan
masalah yang di hadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan
keluarga tersebut. Contoh :
a. Perawat berkaitan dengan keluarga memberikan beberapa alternative alat
kontrasepsi yang akan dipilih pasangan muda, dengan keputusan tetap ada pada
pasangan muda tersebut.
b. Perawat keluarga memberikan informasi jenis pelayanan yang bisa dikunjungi
keluarga.
6. Pemodifikator lingkungan
Contoh :
a. Perawat memberikan gambaran yang jelas bagaimana lingkungan yang aman pada
keluarga dengan lansia yang sudah menurun penglihatannya, seperti halnya lantai
yang dibuat tidak licin, penataan rumah tangga yang rapi, diberikan pegangan
keruangan lansia ataupun kekamar mandi.
b. Perawat memberikan penjelasan berkaitan dengan bagaimana mencegah anak
terkena ispa dengan tidak memberikan jajanan sembarangan, orang tua khususnya
ibu membuat makanan tambahan yang menarik dengan gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Effendy,N.(2007).Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta :EGC

Friedman,M.M.(1998).Family Nursing Research Theory and Practice..Connecticut :


Aplenton

Mubarak,dkk.(2012). Ilmu Keperawatan Komunitas:Konsep dan Aplikasi. Jakarta:Salemba


Medika

Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Buntara Media,.


LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT HIPERTENSI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonseia salah satu PTM (Penyakit Tidak Menular) yang menjadi masalah

kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Masalah Hipertensi disebut

sebagai the silent killer, karena dapat membunuh penderitanya secara mendadak bila

tidak dilakukan pemeriksaan rutin terhadap tekanan darah. Selain itu masalh

kesehatan ini juga dapat menyebabkan maslah kesehatan lain yang lebih bernahaya

yaitu stroke dan penyakit jantung koroner. Hipertensi atau yang dikenal dengan

tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmHg dan/atau

tekanan darah diastolik yang lebih dari 90 mmHg (Chobanian dkk, 2004). Dari tahun

ketahun didapatkan peningkatan prevalensi penderita hipertensi seiring dengan

meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi obesitas dan kesadaran masyarakat

akan penyakit ini (Mohani, 2014).

Bedasarkan data dari WHO (World Health Organization) dan ISH

(International Society of Hypertension), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi

di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap

10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Di Indonesia

masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga

(SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan

meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Sedangkan menurut Kementrian Kesehatan RI (2015) Hasil analisis data Riskesdas

tahun 2007/2008 dengan unitaAnalisis Rumah Tangga, menunjukkan gambaran

bahwa hanya 82,5% Rumah Tangga yang bebas hipertensi. Hal ini berarti jika di

Indonesia ada sekitar 63.031.114 Rumah Tangga dengan 4 ART, maka terdapat
52.000.689 RT yang bebas hipertensi dan masih terdapat 11.030.425 RT yang

dibayang-bayangi penyakit hipertensi anggota keluarganya. Bahkan diantaranya

terdapat 2 orang ART yang mengidap penyakit Hipertensi dalam RT nya. Dari hasil

Riskesdas Provinsi SumSel tahun 2013 prevalensi penderita hipertensi pada umur

18 tahun di daerah provinsi sumatera selatan adalah sekitar 7 % dari seluruh

penduduk Indonesia. Sedangkan di desa Tanjung Pering Dusun I sendiri

prevalensinya adalah 23% dari seluruh warga, berdasarkan hasil dari WS (Wind

Shield) yang telah dilakukan oleh mahasiswa di desa tersebut pada bulan November

2016.

B. Rumusan Masalah

Apakah penjelasan tentang masalah hipertensi dan bagaimana asuhan keperawatan

keluarga pada pasien dengan hipertensi ?

C. Tujuan

Keluarga mampu menjelaskan pengertian dan memahami asuhan keperawatan

keluarga pada klien dengan gangguan hipertensi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur

paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang dianggap

mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg

(Ardiansyah,M. 2012).

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh

darah yang disertai dengan peningkatan tekanan darah. Di negara industri hipertensi

merupakan salah satu masalah kesehatan utama, faktor-faktor yang menyebabkan

kekambuhan hipertensi antara lain stress, merokok dan pola makan (Marliani L,

2007).

Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah

sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg

(Ardiansyah,M. 2012).

B. Etiologi

Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau idiopatik

adalah hipertensi yang tidak diketahui etiologinya/penyebabnya (Shankie, 2001).

Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi primer

(Saseen dan Carter, 2005).

Sebab-sebab yang mendasari hipertensi esensial masih belum diketahui.

Namun sebagian besar disebabkan oleh ketidaknormalan tertentu pada arteri.


Yakni mereka memiliki resistensi yang semakin tinggi (kekakuan atau kekurangan

elastisitas) pada arteri-arteri yang kecil yang paling jauh dari jantung (arteri

periferal atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan dengan faktor-faktor genetik,

obesitas, kurang olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll (Gardner,

2007)

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat suatu

penyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini sudah

diketahui penyebabnya (Shankie, 2001). Terdapat 10% orang menderita apa yang

dinamakan hipertensi sekunder (Saseen dan Carter, 2005).

Umumnya penyebab Hipertensi sekunder dapat disembuhkan dengan

pengobatan kuratif, sehingga penderita dapat terhindar dari pengobatan seumur

hidup yang seringkali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal (Lanny

Sustrani dkk. 2004).

Selain faktor-faktor diatas adapula faktor yang diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial diantaranya ( Ardiansyah,M. 2012) :

1. Genetik

2. Jenis kelamin

3. Diet tinggi garam atau kandungan lemak

4. Berat badan atau obesitas

5. Gaya hidup mengkonsumsi alkohol dan merokok


C. Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut WHO :


Tabel Klasifikasi hipertensi pada usia dewasa
Kategori Sistolik Diastolik
Normal 120-130 80-85
Normal Tinggi 130-135 85-90
Hipertensi Stadium I 140-159 90-99
Hipertensi Stadium II 160-179 100-109
Hipertensi Stadium III >180 >110
Sumber : Sustrani, et al (2004)
Klasifikasi tekanan darah tinggi sebagai berikut :

a. Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan

diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

b. Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141-149 dan diastolik 91- 94 mmHg.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika sistolik lebih besar atau sama

dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.

D. Patofisiologis

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di

pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganlia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya norepinephrin mengakibatkan kontriksi pembuluh

darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriksi.


Individu dengan hipertensi sangat meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis

merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.

Medulla adrenal mensekresi epinephrine, yang menyebabkan

vasokontriksi.Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat

memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin.Rennin

merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin

II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron

oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus

ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vascular.Semua factor ini cenderung

mencetuskan keadaan hipertensi.

Untuk pertimbangan gerontology, perubahan sruktural dan fungsional pada

sistem pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang

terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya

elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,

yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh

darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (Volume sekuncup),

mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &

Suddarth, 2002).
E. Tanda dan Gejala

Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus

hipertensi berat, gejala yang mungkin dialami klien antara lain adalah ( Riyadi,S.

2011) :

1. Sakit kepala

2. Pendarahan hidung

3. Vertigo

4. Mual muntah

5. Perubahan penglihatan

6. Kesemutan pada kaki dan tangan

7. Sesak napas

8. Kejang atau koma

9. Nyeri dada

F. Komplikasi

Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa

pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutahan, gagal

jantung, pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)

G. Penatalaksanaan

Deteksi dan tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko

penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi

adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan

tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat di

capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat

a. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

1) Penurunan konsumsi garam dari 10 gr/hari menjadi 5 gr/hari

2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

3) Mengkonsumsi timun dan seledri

4) Penurunan berat badan

5) Penurunan asupan etanol

b. Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah.

1) Olahraga yang dianjurkan seperti lari, jogging, bersepeda, berenang, dan

lain-lain.

2) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.

3) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau

72-80% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali/minggu dan lebih baik lagi 5

kali/minggu.

c. Menghentikan merokok

d. Diet tinggi kalium

e. Pendidikan kesehatan (penyuluhan)

Tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat

mempertahankan hidupnya dan mencegah komplkasi lebih lanjut.

2. Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja

tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai

berikut :

a. Hipertensi tanpa komplikasi : diuretic, beta blocker.

b. Hipertensi dengan indikasi penyakit tertentu : inhibitor ACE, penghambat

reseptor angiotensin II, alfa blocker, alfa-beta-blocker, beta blocker, antagonis

Ca dan diuretic

c. Indikasi yang sesuai Diabetes Mellitus tipe I dengan proteinuria diberikan

inhibitor ACE.

d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.

e. Hipertensi sistolik terisolasi : diuretic, antagonis Ca dihidropiridin kerja sama.

f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE

(dengan disfungsi sistolik).

Interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan

(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan

darahnya

b. Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya

c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa

dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas

d. Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan

darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui

dengan mengukur memakai alat tensimeter


e. Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu

f. Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita

g. Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi

h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat

mengukur tekanan darahnya di rumah

i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau

2 x sehari

j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan

masalah-masalah yang mungkin terjadi

k. Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti

obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal

l. Usahakan biaya terapi seminimal mungkin

m. Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering

n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

H. Pemeriksaan Penunjang

Dalam melakukan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa hipertensi

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Guyton A.C., Hall J.E. 2008) :

1. Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan

(viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti

hipokoagulabilitas, anemia.

2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).


4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.

5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan

pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler).

6. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan

hipertensi.

7. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer

(penyebab).

8. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau

adanya diabetes.

9. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian

feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.

10. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya

hipertensi.

11. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma

atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.

12. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal dan ureter.

13. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit

pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran jantung.

14. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

15. EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit

jantung hipertensi.
BAB III
KASUS

1. Keluarga Binaan 1
Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW

04 Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus. Pada keluarga binaan 1, mahasiswa bertemu

langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn.S yang berumur 32 tahun dan istrinya yang

bernama Ny.S berumur 32 tahun. Tn.S bekerja sebagai crumb rubber di PT.MK II

sedangkan istrinya Ny.S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. S mempunyai 2 orang anak.

Anak pertama bernama An.N berusia 9 tahun yang sedang di tingkat pendidikan SD

(Sekolah Dasar), anak kedua An. G yang berusia 11 bulan. Pengkajian dilakukan pada

tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni 2017.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. S memiliki riwayat hipertensi. Ny. S

mengatakan pada saat hamil Ny.S sempat mengalami tekanan darah tinggi dan sampai saat

beberapa bulan setelah melahikan. Ny.S mengatakan sempat minum obat yang diberikan

bidan dan minum rebusan air sirsak. Ny.S mengatakan sekarang sudah kembali normal

tekanan darahnya dan tidak mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi lagi. Sekarang Ny.S

dalam kondisi yang kurang sehat dikarenakan ibunya mengeluh banyak pikiran. Pada saat

sakit kepala Ny.S hanya bersitirahat untuk meredakan sakit kepalanya. Pada saat

pengkajian tekanan darah Ny. S adalah 139/92 mmHg.

2. Keluarga Binaan 2
Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW

04 Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus. Pada keluarga binaan 2, mahasiswa bertemu

langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. P yang berumur 36 tahun dan istrinya yang

bernama Ny. S berumur 31 tahun. Tn. P bekerja sebagai operator mesin di PT.MK II

sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. P mempunyai 1 orang anak
yang berumur 8 tahun. Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni

2017.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.O memiliki masalah kesehatan ISPA.

Ny.S mengatakan anaknya sering batuk pilek. An.O sering berobat ke praktek dokter

keluarga untuk mendapatkan obat batuk pilek. Hal ini dikarenakan An.O sering jajan

makanan yang tidak sehat seperti es krim yang dijual dilingkungan dekat rumahnya. Pada

saat pengkajian tampak An.O sedang dalam keadaan batuk pilek, dilihat dari adanya

lender yang keluar dari hidung An.O dan mengalami batuk. Sekarang An.O dalam kondisi

yang kurang sehat.


BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

ROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa TUM TUK Kriteria Standar Intervensi


Keperawatan
1. Resiko terjadinya Setelah Setelah mendapat Respon Komplikasi dari penyakit 1. Berikan penyuluhan
komplikasi hipertensi dilakukan 2x asuhan keperawatan verbal hipertensi : tentang pentingnya
pada keluarga Tn. S pertemuan selama 1 kali menjaga tekanan darah
berhubungan dengan diharapkan pertemuan dalam 45 agar tidak meningkat
ketidakmampuan keluarga menit keluarga 2. Motivasi keluarga untuk
keluarga dalam mampu dapat : menyebutkan kembali
merawat anggota merawat 1. Keluarga Tn. S pentingnya menjaga
keluarganya yang sakit keluarga yang mampu tekanan darah yang stabil
khusunya pada Ny. S mengalami mengenal 3. Berikan pujian atas
dengan hipertensi masalah masalah: jawaban keluarga
hipertensi agar a. Komplikasi dari 4. Berikan penyuluhan
tidak terjadi hipertensi tentang cara yang
masalah yang b. Yang dilakukan dilakukan untuk
lainnya. dalam mengontrol tekanan
mengontrol darah
hipertensi 5. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali
cara mengontrol tekanan
darah
6. Beri pujian atas jawaban
keluarga

2. Keluarga Tn. S Respon Penyebab yang dapat


mampu verbal menimbulkan terjadinya
mengambil hipertensi adalah :
keputusan untuk 1. Stress
merawat Ny. S 2. Merokok
yang menderita 3. Makan garam
hipertensi : berlebih
a. Untuk 4. Minum kopi 1. Berikan pengetahuan
mengatasi 5. Makan makanan tentang penyebab
masalah yang berminyak hipertensi
hipertensi 6. Faktor keturunan 2. Motivasi keluarga
b. Keluarga dapat untuk mengulangi
menyebutkan Komplikasi dari 1. Beri pengetahuan
komplikasi hipertensi : keluarga mengenai
hipertensi 1. Penyakit jantung komplikasi hipertensi
koroner 2. Motivasi keluarga
2. Glaukoma untuk merawat anggota
3. Gangguan ginjal keluarga dengan
4. Kematian hipertensi
3. Berikan pujian atas
keputusan keluarga
untuk merawat
Setelah mendapat Respon 1. Pengetahuan 1. Beri penyuluhan
asuhan keperawatan verbal dan tentang bahaya dari tentang faktor-faktor
selama 1 kali psikomotor hipertensi yang mempengaruhi
pertemuan selama 2. Pengetahuan timbulnya hipertensi
45 menit keluarga tantang cara 2. Penyuluhan tentang
dapat : mengontrol bahaya dari komplikasi
3. Keluarga mampu tekanan darah hipertensi
merawat dan 3. Edukasi mengenai cara
menjaga tekanan mengontrol tekanan
darah darah
4. Berikan pujian bila
keluarga mampu
merespon dengan baik
4. Keluarga Tn. S Respon Keluarga dapat 1. Berikan motivasi untuk
mampu untuk verbal dan menciptakan lingkungan kegiatan yang
memodifikasi psikomotor rumah yang sehat dengan berhubungan dengan
lingkungan yang cara selalu membuka kesehatan lingkungan
dapat jendela sebagai sumber guna menghindari
mendukung sirkulasi udara timbulnya hipertensi
kesehatan 2. Berikan pujian atas
kemampuan keluarga
5. Keluarga Tn. S Respon Edukasikan fasilitas 1. Edukasikan untuk
mampu verbal kesehatan yang mampu segera berobat ke
memanfaatkan dimanfaatkan di sekitar fasilitas kesehatan yang
fasilitas rumah seperti bidan dan ada apabila timbul
kesehatan. puskesmas. penyakit akibat
hipertensi
2. Beri pujian atas
kemampuan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press.

Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.

Brunner, Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta: EGC.

gardner, F. S. 2007. Smart Treatment for High Blood Pressure. Jakarta : Prestasi

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11st ed. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lanny Sustrani dkk. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Marliani L, S Tantan. 2007. 100 Questions & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Saseen, J.J dan Carter, B.L. 2005. Hypertension. In: Dipiro; J.T; Talbert et al. .
Pharmacotherapy: a Pathophysiologic approach Ed 6th. United States of
America: The McGrawhill Companies, Inc.

Shankie, Susan. 2001. Hypertension In Focus. Pharmaceutical Pr. USA.

Sustrani et al. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Riyadi,Sujono S. M. 2011. Buku Keperawatan Medikal Bedah.Pustaka Pelajar:


Yogyakarta
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT ISPA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ISPA ( infeksi saluran pernafasan akut ) adalah penyakit terbanyak yang

dilaporkan kepada pelayanan kesehatan. World Health Organization (WHO)

memperkirakan insidensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara

berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah

15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di

dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara

berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan

membunuh 4 juta anak balita setiap tahun (Depkes, 2015).

Berdasarkan hasil laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun

2015, prevalensi ISPA di Indonesia dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013

yang sebesar 2,13%, period prevalence ISPA pada tahun 2015 mengalami

penurunan menjadi 1,8%. Pada balita, period prevalence berdasarkan diagnosis

sebesar 2,4 per 1.000 balita dan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 18,5 per

1.000 balita..

Jumlah balita dengan ISPA di Indonesia pada tahun 2015 adalah lima diantara

1.000 balita yang berarti sebanyak 150.000 balita meninggal pertahun atau sebanyak

12.500 balita perbulan atau 416 kasus sehari atau 17 balita perjam atau seorang balita

perlima menit. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi penderita ISPA di Indonesia

adalah 9,4% ( Depkes, 2015).

Angka kejadian ISPA di Sumatra Selatan 20.157 kasus ,menurut kepala bagian

Wasdal Dinas Kesehatan Sematra Selatan pada tahun 2014. Sedangkan di Desa

Tanjung Pering Dusun I angka kejadian ISPA mencapai 58% dari seluruh warga,
berdasarkan hasil dari WS (Wind Shield) yang telah dilakukan oleh mahasiswa di

desa tersebut pada bulan November 2016.

B. Rumusan Masalah

Apakah penjelasan tentang masalah ISPA dan bagaimana asuhan keperawatan

keluarga pada pasien dengan ISPA ?

C. Tujuan

Keluarga mampu menjelaskan pengertian dan memahami asuhan keperawatan

keluarga pada klien dengan gangguan ISPA.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA

meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah

(klinikita, 2007).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang

dapat menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah (Erlien, 2008).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernafasan

akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rinitis, faringitis, dan otitis

serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laringitis, bronkitis, bronkiolitis dan

pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil

untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah organ

mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan

pleura (Depkes RI, 2008).

B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri

penyebab ISPA antara lain adalah Genus Streptokokus, Stafilokkokus, Pnemokokus,

Hemofillus, Bordetella, danKoneabakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah

golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus (Erlien, 2008).

Kebanyakan infeksi saluran pernafasan (ISPA) disebabkan oleh virus seperti

virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus,

dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan mikoplasma (Nelson, 2000).


Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) juga bisa disebapkan karena

faktor kelelahan,daya tahan tubuh lemah, populasi udara, asap kendaraan dan

pembakaran hutan setelah pergantian musim (Smeltzer dan Bare, 2002).

C. Klasifikasi

Klasifikasi penyakit ISPA dibedakan untuk golongan umur di bawah 2 bulan

dan untuk golongan umur 2 bulan- 5 tahun (Muttaqin, 2008):

1. Golongan Umur Kurang 2 Bulan

a. Pneumonia Berat

Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau

napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6 kali

per menit atau lebih.

b. Bukan Pneumonia (batuk pilek biasa)

Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau

napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:

1) Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang

2) dari volume yang biasa diminum)

3) Kejang

4) Kesadaran menurun

5) Stridor

6) Wheezing

7) Demam / dingin.

2. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun

a. Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke

dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam

keadaan tenang, tidak menangis atau meronta).

b. Pneumonia Sedang

Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:

1) Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih

2) Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih

c. Bukan Pneumonia

Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas

cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5 tahun yaitu :

1) Tidak bisa minum

2) Kejang

3) Kesadaran menurun

4) Stridor

5) Gizi buruk

D. Tanda dan Gejala


Tanda-tanda bahaya ISPA dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan

tanda-tanda laboratoris. Tanda-tanda klinis, yaitu

a. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur

(apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah

atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.

b. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan

cardiac arrest.

c. Pada sistem serebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,

papil bendung, kejang dan coma.


d. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda laboratoris (Rosmalia, 2004)

1. Hypoxemia

2. Hypercapnia dan

3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda dan gejala berdasarkan derajat keparahan penyakit dapat dibagi tiga tingkat

(Depkes RI, 2001) :

1. ISPA Ringan

a. Batuk

b. Pilek (keluar ingus dari hidung)

c. Serak (bersuara parau pada waktu menangis atau berbicara)

d. Demam (panas)

2. ISPA Sedang

a. Pernapasan yang cepat (lebih dari 50 x/menit)

b. Wheezing (napas menciut-ciut)

c. Panas 38oC atau lebih

d. Sakit telinga atau keluar cairan

e. Bercak-bercak menyerupai campak

3. ISPA Berat

a. Chest indrawng (pernafasan dada kedalam)

b. Stridor (pernafasan ngorok)

c. Tidak mau makan

d. Sianosis (kulit kebiru-biruan)

e. Nafas cuping hidung


f. Kejang

g. Dehidrasi

h. Kesadaran menurun

E. Komplikasi

Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri

5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah

sinusitis paranasal, penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi (Adelle, 2002).

1. Sinusitis paranasal

Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil

sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih besar, nyeri

kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus

frontalis dan maksilaris. Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala

malaise, cepat lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-

kadang disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus

menerus disertai secret purulen dapat unilateral ataupun bilateral. Sinusitis

paranasal ini dapat diobati dengan memberikan antibiotic.

2. Penutupan tuba eusthachii

Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat

menembus langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut

(OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan

yang tinggi (hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam. Anak sangat

gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang telinganya

yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan telinganya dan

biasanya bayi akan menangis keras). Kadang-kadang hanya ditemui gejala


demam, gelisah, juga disertai muntah atau diare.

3. Penyebaran infeksi

Penjalaran infeksi sekunder dari nasofaring kearah bawah seperti

laryngitis, trakeitis, bronkiis dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi

komplikasi jauh, misalnya terjadi meningitis purulenta.

F. Pemeriksaan Penunjang

Sebelum dilakukan penatalaksanaan ISPA terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan test diagnostistik menurut sandra M.Nettina (2001) yaitu:

1. Pemeriksaaan darah lengkap yaitu Hb, leukosit, hematokrit, dan trombosit

2. Foto rontgent : thorax

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer &

Bare, 2002) :

1. Pemeriksaan

Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan

mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak.

Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan

meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku

oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila

baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada.

Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anakharus dibuka sedikit. Tanpa

pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa

dan diklasifikasi.

2. Pengklasifikasian ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut :

a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada

kedalam (chest indrawing).

b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.

c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,

tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis

dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.

3. Pengobatan

a. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotic parenteral,

oksigendan sebagainya.

b. Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak

mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol

keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu

ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.

c. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di

rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain

yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan

dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.

Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat

adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening

dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan

harus diberi antibiotic (penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau

anak dengan tanda bahaya harusndiberikan perawatan khusus untuk

pemeriksaan selanjutnya.

4. Perawatan di rumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang

menderita ISPA.

a. Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan

parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus

segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara

pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan

diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,

celupkan pada air (tidak perlu air es).

b. Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk

nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan

tiga kali sehari.

c. Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulangulang yaitu

lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi

yang menyusu tetap diteruskan.

d. Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak

dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan

menambah parah sakit yang diderita.

e. Lain-lain

1) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan

rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.


2) Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan

dan menghindari komplikasi yang lebih parah.

3) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi

cukup dan tidak berasap.

4) Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka

dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.

5) Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas

usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama

5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan

agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk

pemeriksaan ulang.
BAB III
KASUS

Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW

04 Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus. Pada keluarga binaan 2, mahasiswa bertemu

langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. P yang berumur 36 tahun dan istrinya yang

bernama Ny. S berumur 31 tahun. Tn. P bekerja sebagai Operator mesin di PT.MK II

sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. P mempunyai 1 orang

anak. Anak perempuan bernama An.O berusia 8 tahun yang sedang di tingkat pendidikan

SD (Sekolah Dasar). Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni

2017.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.O sering menderita masalah batuk

pilek. Saat pengkajian Ny.S mengatakan anaknya baru sembuh dari sakit batuk pileknya.

Ny.As mengatakan hal ini dikarenakan anaknya suka sekali jajan es yang dibeli disekitar

rumahnya saat bermain sehingga Ny.S terkadang tidak mengetahui hal tersebut. Saat

anaknya sakit Ny.S membawanya ke praktek dokter keluarga dan mendapat penanganan

segera untuk masalah batuk pileknya yang kita kenal dengan ISPA.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

ROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa
No TUM TUK Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
1. Resiko Setelah 1. Setelah Respon ISPA adalah penyakit saluran 1. Gali pengetahuan
penyakit dilaksanakan 3 dilaksanakan verbal pernafasan akut dengan batuk dan tentang ISPA
kali kunjungan,
berulang pada tindakan pilek. 2. Beri motivasi
masalah ISPA
keluarga Tn. P pernah di alami keperawatan Penyebab ISPA : keluarga untuk
berhubungan tidak kembali selama 2 x 15 1. Kurang gizi mengemukakan
terulang.
dengan mnt dapat 2. Imunisasi tidak lengkap pendapatnya tentang
ketidakmampu mengenal 3. Lingkungan yang tidak sehat ISPA.
an keluarga masalah 4. Tanda dan gejala ISPA 3. Diskusikan bersama
merawat kesehatan dengan 5. Batuk keluarga mengenai
anggota menjelaskan 6. Pilek pengertian penyebab
keluarga yang masalah 7. Demam dan gejala ISPA.
sakit kesehatan. 8. Nafas cepat 4. Bimbing keluarga
khususnya 9. Suara Parau untuk menjelaskan
pada An. O 10. Nyeri tenggorokan ulang pengertian
dengan ISPA penyebab tanda dan
gejala ISPA.
5. Beri reinforcement
positif atas jawaban
yang diberikan
2. Setelah Respon Menyebutkan 3 akibat lanjut dari 1. Kaji pengetahuan
ISPA :
penyuluhan 1 x verbal keluarga tentang
1. TBC
15 mnt keluarga akibat ISPA
2. Radang paru-paru
dapat mengambil 2. Beri penjelasan
3. Bronkhitis
keputusan kepada keluarga
4. Batuk kronis
dengan tindakan tentang akibat
yang cepat dan 3. ISPA yang tidak
tepatdengan: Men segera diatasi
jelaskan akibat 4. Beri kesempatan
lanjut dari ISPA keluarga untuk
yang tidak segera bertanya
diatasi 5. Tanyakan kembali
hal yang telah
dijelaskan.
6. Berikan
reinforcement positif
atas jawaban yang
benar.
3. Setelah tindakan Respon PerawatanISPA : 1. Diskusikan bersama
1 x 15 mnt verbal 1. Jika panas dikompres keluarga tentang
keluarga dapat Psiko 2. Jika pilek bersihkan hidung dengan pencegahan ISPA.
merawat anggota Motor saputangan yang bersih 2. Berikan kesempatan
keluarga yang 3. Beri minum yang banyak (ASI). yang kurang
sakit ISPA. 4. Awasi kondisi bila bertambah dimengerti.
parah. 3. Tanyakan kembali
tentang apa yang
Psiko Cara membuat obat tradisional batuk dijelaskan.
motor dan pilek (Jeruk-Madu): 4. Demonstrasikan cara
1. Siapkan baki dan pengalas pembuatan obat
Potong jeruk nipis, kemudian tradisional.
jeruk diperas dan ainya disaring. 5. Beri kesempatan
2. Ambil madu sebanyak 1 sendok keluarga untuk
makan, kemudian dituang redemonstrasi.
kedalam gelas. 6. Diskusikan bersama
3. Ambil 1 sendok makan air jeruk keluarga tentang
nipis, kemudian tuangkan pencegahan ISPA.
kedalam gelas berisi madu 7. Berikan kesempatan
4. Aduk hingga merata klien tentang
5. Berikan pada anak untuk pencegahan
diminum ISPAbertanya.
Verbal PencegahanISPA : 8. Tanyakan kembali
6. Menjauhkan rokok dari penderita hal-hal yang
batuk. dijelaskan.
7. Jaga kebersihan lingkungan. 9. Beri reinforcement
8. Imunisasi lengkap positif atas jawaban
9. Berikan makanan yang bergizi. yang diberikan
keluarga.

Keluarga mampu Psiko Kebersihan Praktekkan dan


untuk motor 1. Rumah dibersihkan laksanakan kebersihan
memodifikasi 2. Pakaian dibereskan jangan lingkungan.
lingkungan yang digantung. 1. Jelaskan pada
dapat mendukung 3. Jendela dibuka. keluarga tentang
kesehatan. 4. Debu dibersihkan fasilitas kesehatan
Keluarga mampu yang biasa
memanfaatkan digunakan.
fasilitas kesehatan 2. Motivasi keluarga
untuk mengunjungi
fasilitas kesehatan
Respon 5. Fasilitas kesehatan untuk berobat yang dipilih.
verbal ISPA: 3. Beri reinforcement
1. Puskesmas positif atas
2. Rumah sakit keputusan keluarga.
3. Bidan 4. Beri kesempatan
4. Dokter keluarga untuk
bertanya tentang hal-
hal yang belum
diketahui.
5. Beri reinforcement
positif terhadap
jawaban dari
pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA

Adele, P.2002 . Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi


Saluran Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita.
Jakarta: Author.
Erlien. 2008. Penyakit Saluran Pernapasan. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka

Klinikita. 2007. Kesehatan Anak di Daerah Tropis. Bumi Aksara

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Jakarta: Salemba Medika

Nelson, Behrman, Kliegman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 vol. 1. Jakarta
: EGC,

Nettina, Sandra M. 2006. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmaliah .2004. Pernafasan pada Anak: ISPA. Yogyakarta: Nuha Medika.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa
Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT DIARE
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia, terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya. Menurut

prevalensi yang didapat dari berbagaisumber, salah satunya dari hasil Riset

KesehatanDasar Nasional (RISKESDAS) pada tahun 2015, penderita diare di

Indonesia berasal dari semuaumur, namun prevalensi tertinggi penyakit diare diderita

oleh balita, terutama pada usia <1 th (7%) dan 1-4 tahun (6,7).

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan

enyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai dengan

kematian. Menurut hasil Riskesdas 2015, diare merupakan penyebab kematian

nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada

golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke-empat (13,2%). Pada

tahun 2015 angka kesakitan diare pada semua umur sebesar 214 per 1.000 penduduk

dan angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 penduduk (Kajian Morbiditas

Diare 2015). Secara nasional angka kematian (CFR) pada KLB diare pada tahun

2015 sebesar 1,14%.

Pada tahun 2015 terjadi 8 KLB yang tersebar di 6 Propinsi, 8 kabupaten dengan

jumlah penderita 646 orang dengan kematian 7 orang. Sedangkan pada tahun 2015

terjadi 6 KLB Diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 kabupaten/kota, dengan

jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang.

Menurut Riskesdas 2015, insiden diare berdasarkan Provinsi Sumatra Selatan

sebanyak 4,5% kasus. Sedangkan pada Dusun 1 Desa Tanjung Pering terdapat

prevelensi 38% dari seluruh warga, berdasarkan hasil dari WS (Wind Shield) yang

telah dilakukan oleh mahasiswa di desa tersebut pada bulan November 2016.
B. Rumusan
Apakah penjelasan tentang masalah diare dan bagaimana asuhan keperawatan

keluarga pada pasien dengan diare?

C. Tujuan
Keluarga mampu menjelaskan pengertian dan memahami asuhan keperawatan

keluarga pada klien dengan masalah diare.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare dapat terjadi akibat

adanya zat terlalu yang tidak dapat diserap di dalam feses (Arif Mutakkim dan Kumala

S, 2011).

Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air

saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari)

(Depkes RI Ditjen PPM dan PLP, 2002).

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah

cairan (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arief Mansjoer,

2001).

B. Etiologi
1. Faktor infeksi (Ngastiyah, 2005) :

a. Infesi enternal ; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :

1) Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,

Aeromonas, dan sebagainya.

2) Infeksi virus : Enterovirus, (virus ECHO, Coxsackie, Poliomylitis) Adeno-virus,

Retavirus, Astrovirus, dan lain-lain.

3) Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Stronggyloides); protozoa

(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur

(Cardida albicans).
b. Infesi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media

akut (OMA), tonsolitis/tonsilofaringitis, brongkopneumonia, ensefalitis, dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2

tahun.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa);

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak

yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).

b. Malabsorbsi lemak.

c. Malabsorbsi protein.

3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang

lebih besar.

C. Klasifikasi
Ada beberapa jenis diare, yaitu (Widoyono, 2008) :

1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang

dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa

darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi,

sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.

Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan

mukosa usus karena bakteri invasif.

3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih

dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare

persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.


4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)

mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau

penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan

tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.

D. Tanda dan Gejala

Ada beberapa tanda dan gejala diare menurut Azis Alimul Hidayat (2006), yaitu

sebagai berikut:

1. Frekuensi bab (buang air besar) pada bayi lebih dari 3x/hari dan pada neonatus lebih

dari 4x/hari

2. Bentuk cair pada buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah

3. Nafsu makan menurun

4. Warna tinja lama-kelamaan kehijauan karna bercampur dengan empedu

5. Muntah

6. Rasa haus

7. Malaise

8. Adanya lecet pada daerah sekitar anus

9. Fases bersifat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap

oleh usus

10. Adanya tanda dehidrasi

E. Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi

berbagai macam komplikasi, seperti:

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk masalah diare adalah (Hidayat

Aziz Alimul, 2008) :

1. Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada

intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab

dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).

2. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama

natrium, kalium, kalsium dan phospor serum pada diare yang disertai kejang).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. Duodenal

intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif

terutama pada diare kronik

G. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati

dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa

usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional. Berikut merupakan

penatalaksanaan masalah diare (Pudiastuti Dewi R, 2011) :

1. Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

a. Jenis cairan
1) Cairan rehidrasi oral

Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan Glukosa

Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain.

2) Cairan parenteral

b. Jalan pemberian cairan

1) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau

minum serta kesadaran baik.

2) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak

tidak mau minum, atau kesadaran menurun.

3) Intravena untuk dehidrasi berat.

c. Jumlah cairan

Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak

d. Jadwal pemberian cairan

1) Belum ada dehidrasi

Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar

Parenteral dibagi rata dalam 24 jam

2) Dehidrasi ringan

1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

3) Dehidrasi sedang

1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

4) Dehidrasi berat

Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak

2. Pengobatan dietetik
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanannya adalah:
1) Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam

lemak tak jenuh)

2) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)

3) Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan

b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya

adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di

rumah.

3. Obat obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja

dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa

atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll)

a. Obat antisekresi

b. Obat antispasmolitik

c. Obat pengeras tinja

d. Antibiotika, kapan perlu


BAB III

KASUS

Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW

04 Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus. Pada keluarga binaan 1, mahasiswa bertemu

langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. S yang berumur 32 tahun dan istrinya yang

bernama Ny. S berumur 32 tahun. Tn. S bekerja sebagai Crumb rubber di PT.MK II

sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. S mempunyai 2 orang

anak. Anak pertama bernama An.N berusia 9 tahun yang sedang di tingkat pendidikan SD

(Sekolah Dasar), dan anak kedua An. G yang berusia 11 bulan. Pengkajian dilakukan pada

tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni 2017.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.N pernah menderita masalah diare. Saat

pengkajian Ny.S mengatakan anaknya baru sembuh dari sakit diarenya. Ny.S mengatakan

hal ini dikarenakan anaknya suka sekali jajan makanan seperti bakso goreng atau sosis

goreng yang dibelinya dilingkungan rumah saat bermain sehingga Ny.S terkadang tidak

mengetahui hal tersebut. Saat anaknya sakit Ny.S membawanya ke praktek dokter

keluarga dan mendapat penanganan segera untuk masalah diarenya.


BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa TUM TUK Kriteria Standar Intervensi


Keperawatan
1. Resiko Setelah dilakukan Setelah pertemuan Respon Diare adalah buang air besar yang 1. Diskusikan
penyakit intervensi selama ke-1 diharapkan verbal tidak normal atau tinja yang encer pengertian diare
berulang pada 2 pertemuan keluarga dapat dengan frekuensi lebih banyak dari dengan keluarga
keluarga Tn. S keluarga mampu mengenal penyakit basanya. Diare itu sendiri berlangsung 2. Anjurkan keluarga
berhubungan mencegah diare. selama kurang lebih 7 hari. untuk menjelaskan
dengan terjadinya diare a. Menjelaskan kembali pengertian
ketidakmampu pada anggota pengertian diare dengan bahasa
an keluarga keluarga. diare dengan yang sederhana.
merawat bahasa yang 3. Beri pujian atas
anggota sederhana. kemampuan keluarga
keluarga yang
sakit b. Menjelaskan Respon Menyebutkan penyebab diare, yaitu : 4. Identifikasi
khususnya penyebab verbal 1. Penyebab utama diare yaitu virus pengetahuan keluarga
pada An. N terjadinya dan bakteri. tentang penyebab
dengan diare. diare 2. Makan dan minum yang kurang diare.
bersih. 5. Diskusikan penyebab
3. Tinggal di lingkungan yang kotor. diare.
4. Jarang mencuci tangan sebelum 6. Berikan kesempatan
makan. kepada keluarga
untuk bertanya.
7. Anjurkan keluarga
untuk menyebutkan
kembali penyebab
diare.
c. Menyebutkan Respon Menyebutkan tanda dan gejala diare: 8. Beri pujian atas
tanda dan verbal 1. Buang air besar terus menerus kemampuan keluarga
gejala diare lebih dari 4 kali dalam 24 jam. 9. Identifikasi
2. Kondisi feses yang encer dan pengetahuan keluarga
lembek. tentang tanda dan
3. Muncul rasa pegal gejala diare.
4. Dehidrasi 10. Diskusikan tanda dan
5. Tubuh terasa sangat lemas gejala diare.
11. Berikan kesempatan
kepada keluarga
untuk bertanya.
12. Anjurkan keluarga
untuk menyebutkan
kembali tanda dan
gejala diare.
13. Beri pujian atas
kemampuan keluarga
Keluarga mampu Respon Menyebutkancara mencegah diare : 14. Identifikasi cara
mengambil verbal 1. Kurangi aktivitas yang berlebihan. keluarga merawat
keputusan untuk 2. Makan dan minum yang bersih. anggota keluarga
merawat anggota 3. Menjaga kebersihan lingkungan. dengan masalah
keluarganya yang 4. Anjurkan keluarga selalu diare.
menderita penyakit mengajarkan cara mencuci tangan 15. Diskusikan cara
diare. sebelum makan. merawat anggota
a. Menjelaskan keluarga dengan
cara merawat masalah penyakit
keluarga dengan diare.
masalah diare 16. Beri kesempatan
kepada keluarga
untuk bertanya.
17. Anjurkan keluarga
untuk mneyebutkan
kembali cara
merawat anggota
keluarga dengan
diare.
18. Beri pujian atas
kemampuan keluarga
b. Memodifikasi Respon Menyebutkan lingkungan yang tepat 19. Kaji pengalaman
lingkungan verbal untuk mencegah diare: keluarga dalam
untuk mencegah 1. Menjaga kebersihan rumah dan mencegah diare.
timbulnya lingkungan. 20. Beri pujian atas
penyebab 2. Membuka jendela dan pintu rumah usaha keluarga yang
terjadinya diare bila udara bersih dan menutup sudah tepat.
pintu atau jendela bila udara 21. Diskusikan cara
berdebu. mencegah diare
3. Aktivitas MCK tidak dilakukan di 22. Dorong keluarga
sungai untuk
4. Menggunakan air yang berasal mengungkapkan
dari sumur untuk keperluan sehari- kembali penjelasan
hari yang telah diberikan
5. Menutup wadah dan
memperhatikan kebersihan
penampungan air minum.
Setelah pertemuan Respon Fasilitas kesehatan yang dapat 1. Diskusikan jenis
ke-2 diharapkan verbal digunakan keluarga untuk mengatasi fasilitas kesehatan
keluarga mampu diare: yang tersedia di
memanfaatkan 1. Puskesmas lingkungan keluarga.
fasilitas pelayanan 2. Rumah sakit. 2. Bantu keluarga untuk
kesehatan yang ada 3. Dokter praktek. memilih fasilitas
untuk mengatasi 4. Mantri/bidan 3. Kesehatan yang
diare: sesuai dengan kondisi
a. Menyebutkan keluarga.
fasilitas 4. Anjurkan keluarga
kesehatan yang untuk memanfaatkan
tersedia fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai
pilihan
5. Klarifikasi
pengetahuan keluarga
tentang manfaat
fasilitas kesehatan.
b. Menyebutkan Respon Manfaat fasilitas pelayanan kesehatan 6. Diskusikan manfaat
manfaat fasilitas verbal 1. Memberikan informasi kesehatan. fasilitas pelayaanan
pelayanan 2. Memberikan pengobatan. kesehatan.
kesehatan 3. Memberikan pelayanan konseling. 7. Dorong keluarga
4. Membantu meningkatan kesehatan untuk
mengungkapkan
kembali manfaat
fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
c. Mengambil Respon Keluarga membawa keluarga yang 8. Motivasi keluarga
keputusan yang psikomotor mengalami diare ke fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan
tepat untuk yang ada fasilitas kesehatan
segera merawat yang ada.
angota keluarga 9. Anjurkan keluarga
yang terkena untuk memeriksakan
diare anggota keluarga ke
fasiltas pelayanan
kesehatan jika terjadi
diare berulang.
10. Beri pujian atas
kemampuan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Arif muttaqin ,Kumala Sari .2011.Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkenihan.


Banjarmasin : Salemba Medika
Alimul hidayat, A. Aziz. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. 2002. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba Medika.

Mansjoer,Arif, dkk.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medica Aesculpalus


FKUI.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta :ECG.

Pudiastuti Dewi R. 2011. Waspada Penyakit Pada Anak. Jakarta: PT Indeks.

Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
LAPORAN PENGKAJIAN
KELUARGA BINAAN I
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
Kecamatan Gandus Kota Palembang

I. PENGKAJIAN UMUM
Pengkajian Keluarga (01 Juni 2017)
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pegawai PT.MK II
5. Alamat : Komplek PT.MK II RT 15 RW 04
6. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidi Pekerjaan Status
(inisial) Kelamin dengan Umur kan Imunisasi
KK
1. Ny. S P Istri 32 tahun SMA IRT -
2. An. N P Anak 9 tahun SD Pelajar -
3. An. G L Anak 11 bulan - - Lengkap

Genogram

Pihak Ayah Pihak Ibu


Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Serumah

7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
ayah, ibu, dan 2 anak kandung.

8. Suku
Tn. S berasal dari Jawa sedangkan Ny. S berasal dari Sumatra. Tn. S dan Ny.
S menggunakan bahasa palembang dalam kesehariannya.

9. Agama
Keluarga Tn. S menganut agama Islam dan beribadah sesuai tuntunan agama
Islam.

10. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. S bekerja sebagai pegawai PT.MK II dengan penghasilan yang tetap dan
Ny. S tidak bekerja. Tn. S mengatakan penghasilannya Rp. 1.000.000 Rp.
3.000.000 per bulan.

11. Aktivitas rekresi keluarga


Aktivitas rekreasi keluarga Tn. S mengobrol dengan tetangga ataupun sesama
keluarga di rumah sambil menonton televisi, kadang-kadang jalan-jalan
bersama keluarga ke tempat rekreasi, pergi ke pasar kalangan, serta kerumah
orang tuanya.
II. Riwayat & tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak sekolah, dengan tugas perkembangan keluarga dengan anak
sekolah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan
b. Membesarkan anak usia sekolah
c. Pengaturan serta pengembangan fisik, social, emosional serta kecerdasan
anak usia sekolah

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Ny. S mengatakan masih merasa cemas terhadap anaknya yang dalam
tahap sekolah yaitu An. N. Beliau sering khawatir jika anaknya pergi bermain
dengan teman-temannya dan malas belajar. Ny. S juga khawatir akan kurang
perhatian dalam mengatur dua buah hatinya dikarenakan Tn.S kerja dan hanya
libur satu hari dalam seminggu.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


a. Tn. S mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan dalam beberapa hari
terakhir.
b. Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan dalam beberapa hari
terakhir, namun Ny. S mengatakan pernah mengalami darah tinggi pada
saat hamil dan beberapa bulan setelah melahirkan, namun sekarang
tekanan darahnya telah kembali normal.
c. An. N mengatakan tidak merasakan keluhan mengenai masalah kesehatan
yang berarti. Dirinya merasa bahwa sehat-sehat saja sekarang.
d. An. G tidak memiliki masalah kesehatan dan keluhan yang berarti.

4. Riwayat Keluarga inti :


Tn. S dan Ny. S merupakan pasangan yang menikah pada 10 tahun tahun
lalu. Keduanya sama-sama belum memiliki riwayat pernikahan sebelumnya
dan bertemu lalu memutuskan untuk menikah. Tn. S dan Ny. S setelah
menikah memiliki 2 orang anak dan tinggal di Gandus, Palembang.
5. Riwayat keluarga sebelumnya :
Tn. S mengatakan dalam keluarganya pernah ada riwayat penyakit
hipertensi, sedangkan Ny. S mengatakan bahwa beliau tidak memiliki riwayat
penyakit yang berarti pada keluarganya terdahulu.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah) :
a. Luas rumah yang ditempati : 6 x 5 m
b. Jumlah ruangan dan kamar : 1 ruangan yang multifungsi yang sering
digunakan untuk kumpul dengan keluarga, 1 ruang kamar tidur, 1 dapur
dan 1 kamar mandi.
c. Ventilasi dan pencahayaan : Terdapat 1 jendela di rumah dan 1 lubang
angin dan cahaya. Rumah terlihat gelap. Sirkulasi udara baik karena
jendela dan pintu rumah dibuka di pagi hari.
d. Sumber air : Air sungai Musi digunakan untuk kebutuhan mandi dan
mencuci, serta air galon/ air masak digunakan untuk memasak maupun
untuk minum.
e. Lantai rumah : terbuat dari semen.
f. Kondisi rumah: Rumah terbuat dari semen dan kayu, lantai semen
sedangkan atap rumah terbuat dari seng.
g. Pembuangan sampah disekitar lingkungan dilakukan dengan cara
membakar sampah serta ada petugas mengambil sampah.
Denah rumah

Keterangan :
5 1
1 = Pintu masuk
3 2 = Ruang berkumpul
4 3 = Kamar tidur
4 = Dapur
2 5 = Kamar Mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Keluarga Tn. S tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan
tetangga dan dapat dikatakan hubungan dengan tetangga cukup baik dan saling
berinteraksi. Kehidupan bertetangga Tn. S sangat menjunjung tinggi
kehidupan yang memiliki nilai tenggang rasa, saling menghormati serta saling
membantu satu sama lain.
Tetangga Tn. S hampir beberapa berasal dari Jawa. Ny. S saat ini
masih mengikuti pengajian yang dilakukan setiap seminggu sekali pada pagi
senin di masjid komplek PT. MK II di RT 15 RW 04 Gandus. Tn. S pergi
bekerja sebagai pegawai pabrik pada pagi hari sampai sore hari. Ny. S bekerja
sebagai ibu rumah tangga, yang mengurusi semua keperluan anak dan rumah.

3. Mobilitas geografis keluarga :


Tn. S setelah menikah dengan Ny. S tinggal di komplek PT.MK II
Gandus, serta mempunyai kendaraan roda dua motot untuk pergi kepasar
maupun pergi bekerja dan mengantar anak ke sekolah.

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat :


Tn. S mengatakan dapat menghadiri acara yang ada di desa apabila
diselenggarakan di malam hari atau pada hari libur ( hari minggu) karena
kesibukannya bekerja. Ny.S mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada
di masyarakat seperti kegiatan pengajian dan kadang berinteraksi dengan
warga disekitar rumah. Apabila ada keluarga lain yang mengadakan hajatan
Tn. S dan Ny. S menyempatkan diri untuk membantu warga yang mengadakan
acara tersebut.

5. Sistem pendukung keluarga :


Sistem pendukung keluarga Tn. S adalah motor sebagai salah satu
fasilitas pendukung keluarga dalam bertransportasi. Ny. S mengatakan
memiliki asuransi kesehatan (BPJS) untuk keperluan berobat jika ada anggota
yang sakit.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga :
Bahasa yang digunakan oleh keluarga adalah bahasa palembang.
Dalam mengambil keputusan Tn. S sebagai kepala keluarga mendiskusikannya
dengan istri. Komunikasi dalam anggota keluarga juga baik yaitu dengan
berkomunikasi secara asertif. Tn. S bersama Ny. S saling memberi pengertian
dengan komunikasi yang efektif dalam bermusyawarah di keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga :


Dalam keluarga, Ny. S mengatakan yang bepengaruh dalam keluarga
adalah Tn. S sebagai kepala rumah tangga. Apabila dalam keluarga terdapat
konflik, maka akan diselesaikan secara musyawarah bersama keluarga dan bila
masalah belum dapat diselesaikan maka Tn. S akan bertindak dalam
mengambil keputusan untuk memecahkan permasalahan dalam keluarga.

3. Struktur peran :
a. Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah. Saat ini Tn. S
bekerja sebagai pegawai pabrik dengan penghasilan dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.
b. Ny. S berperan sebagai istri, ibu dari ke dua anaknya yang ada di rumah
yang mengawasi anak-anaknya.
c. An. N berperan sebagai anak yang paling tua, sedang bersekolah di SD dan
berperan sebagai yang tertua untuk mengajak adiknya dan menjaga
adiknya saat Ny. S bekerja dirumah.
d. An. G berperan sebagai anak paling kecil yang masih membutuhkan lebih
dari anak-anak dari Tn. S dan Ny. S.

4. Nilai dan norma budaya :


Keluarga Tn. Wn menerapkan aturan-aturan yang disesuaikan dengan
ajaran agama yang dianut dan norma yang berlaku di masyarakat tempat
tinggalnya. Ny. S juga mengatakan selalu mengajarkan kepada semua anak-
anaknya untuk menghormati orang yang lebih tua dan bermain dengan baik
kepada teman-teman disekitarnya. Tn. S dan Ny. S mengikuti adat yang
diadakan di lingkungan masyarakatnya seperti kegiatan pengajian, menjenguk
orang yang sakit, menghormati orang yang lebih tua serta berbicara sopan.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Tn. S bekerja sebagai pegawai pabrik dengan penghasilan tetap setiap
bulan. Pendapatan rata-rata keluarga Tn. S sekitar Rp 1.000.000-Rp
3.000.000 per bulan. Penghasilan ini dianggap dapat dalam memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari. Tn. S dan Ny. S mengatakan bahwa keluarga
memiliki sedikit simpanan tabungan untuk persiapan jika ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan dan sekolah anak-anak mereka.

2. Fungsi sosialisasi :
Keluarga Tn. S mengatakan keluarga memiliki hubungan yang baik
dengan warga yang ada di RT 15 RW 04. Tetangga sekitar juga mengatakan
bahwa keluarga Tn. S merupakan keluarga yang ikut berperan dalam kegiatan
di masyarakat dan saling membantu sesama anggota masyarakat.

3. Fungsi perawatan kesehatan :


Tn. S mengatakan bahwa keluarga memperhatikan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh anggota keluarganya. Jika terdapat salah satu anggota
keluarga yang sakit, maka keluarga akan langsung membawa anggota keluarga
tersebut ke pelayanan kesehatan segera untuk mendapatkan penanganan.

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek :
Tn. S mengatakan saat ini hanya memikirkan masalah tentang
keuangan dan kesehatan keluarga ada anggota keluarganya yang sakit.
Sedangkan Ny. S memikirkan uang untuk anaknya sekolah setiap harinya
karena diperlukan untuk uang jajan anaknya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :


Jika ada masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga selalu berusaha
untuk mengatasi masalah dengan baik. Tn. S dan Ny. S akan bermusyawarah
dalam menyelesaikan permasalahan dalam keluarga.

3. Strategi koping yang digunakan :


Keluarga akan berusaha menerima dengan ikhlas dan berlapang dada
serta tidak terlalu memikirkan masalah yang ada dan berusaha untuk
menyelesaikannya.

4. Strategi adaptasi disfungsional :


Keluarga mengatakan tidak dapat melarang An. N jika ingin pergi
keluar rumah dan tidak dapat melarang An. O kalau pengen makanan yang
disukainya.
5. Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan Tn. S Ny. S An. N An. G


Fisik
Tekanan 128/89 mmHg 139/92 mmHg 120/74 mmHg -
darah
Nadi 88x / menit 88 x/ menit 90x /menit 90x/menit
Suhu 36,5 oC 36,2 oC 36,1 oC 36,5 oC
BB 70 kg 57 kg 28 kg 10 kg
Rambut Hitam, lurus dan Hitam, belum ada Hitam, lurus dan bersih Kecoklatan, lurus,
bersih, belum ada uban, sedikit lembut dan bersih
uban. kriting dan bersih

Kulit Warna kulit coklat tua Warna kulit coklat dan Warna kulit coklat dan Warna kulit coklat dan
dan turgor kulit elastis turgor kulit elastis turgor kulit elastis turgor kulit elastis
Mata Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak
ikterik dan penglihatan ikterik dan ketajaman ikterik dan ketajaman ikterik dan ketajaman
masih baik. dalam penglihatan dalam penglihatan dalam penglihatan
masih baik. masih baik. masih baik.
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik
Mulut & Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak kotor,
Tenggorokan kotor, gigi berlubang kotor, gigi tidak kotor, gigi tidak gigi berlubang dan
dan berwarna sedikit berlubang dan berlubang dan berwarna sedikit kuning,
kuning, kemampuan berwarna putih, berwarna putih, kemampuan menelan
menelan baik. kemampuan menelan kemampuan menelan baik.
masih baik. baik.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak ada
ada distensi vena ada distensi vena ada distensi vena distensi vena jugularis
jugularis jugularis jugularis
Telinga Kedua simetris, bersih, Kedua simetris, bersih, Kedua simetris, bersih, Kedua
serumen tidak ada, serumen tidak ada, serumen tidak ada, simetris,
tidak menggunakan tidak menggunakan tidak menggunakan alat bersih, serumen tidak
alat bantu alat bantu bantu pendengaran. ada, tidak menggunakan
pendengaran. pendengaran. alat bantu
pendengaran.
Dada Pengembangan dada Pengembangan dada Pengembangan dada Pengembangan dada
simetris, keadaan simetris, keadaan simetris, keadaan simetris, keadaan bersih,
bersih, suara napas bersih, suara napas bersih, suara napas suara napas vesikuler
vesikuler bersih, RR : vesikuler bersih, RR : vesikuler bersih, RR : bersih, RR : 24x /menit,
22x /menit, dan HR : 20x /menit, dan HR : 22x /menit, dan HR : dan HR : 88x/ menit.
88x/ menit. 88x/ menit. 90x/ menit.
Ektremitas Atas Atas Atas Atas
Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema,
rentang gerak tidak rentang gerak tidak rentang gerak tidak ada rentang gerak tidak ada
ada hambatan, tidak ada hambatan, tidak hambatan, tidak ada hambatan, tidak ada
ada nyeri dan kekuatan ada nyeri dan nyeri dan kekuatan otot nyeri dan kekuatan otot
otot 5. kekuatan otot 5. 5. 5.
Bawah Bawah Bawah Bawah
Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema,
rentang gerak tidak rentang gerak tidak rentang gerak tidak ada rentang gerak tidak ada
ada hambatan, tidak ada hambatan, tidak hambatan, tidak ada hambatan, tidak ada
ada nyeri dan kekuatan ada nyeri dan nyeri dan kekuatan otot nyeri dan kekuatan otot
otot 5. kekuatan otot 5. 5. 5.
Perut Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada
asites, bersih, tidak ada asites, bersih, tidak asites, bersih, tidak ada asites, bersih, tidak ada
nyeri tekan, dan bising ada nyeri tekan, dan nyeri tekan, dan bising nyeri tekan, dan bising
usus normal ( 8x bising usus normal ( usus normal ( 8x usus normal ( 8x
/menit). 8x /menit). /menit). /menit).
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Harapan keluarga terhadap kehidupannya, keluarga menginginkan agar
anggotanya selalu sehat dan tidak mengalami sakit yang bisa menyebabkan anggota
keluarga di rawat di Rumah Sakit. Selain itu, keluarga juga berharap anak-anaknya
bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa mengangkat derajat
keluarganya di mata masyarakat. Harapan keluarga terhadap praktikan Ners UNSRI
agar dapat memberikan informasi seputar kesehatan dan cara merawat dan
memelihara kesehatan anggota keluarga.

Analisis Data

No. Data Masalah Penyebab


Keperawatan
1. DS : Resiko Ispa berulang Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan bahwa keluarga dalam
An. G mudah terkena sakit merawat anggota
batuk dan pilek. Ny. S keluarga yang sakit
mengatakan anaknya baru karena kurangnya
sembuh dari penyakit batuk, pengetahuan
pileknya. keluarga

DO :
HR : 90x /menit
RR : 24x /menit
Suhu : 36,5oC
- An. G terlihat ada cairan
putih yang keluar dari
hidungnya.
2. DS : Resiko diare berulang Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan bahwa keluarga dalam
An. N pernah terkena sakit merawat anggota
diare. Ny. S mengatakan keluarga yang sakit
anaknya baru sembuh dari karena kurangnya
penyakit diare. pengetahuan
keluarga
DO :
HR : 90x /menit
RR : 22x /menit
Suhu : 36,5oC
- Lingkungan rumah Ny. S
terlihat sedikit kotor dan
An. N yang suka jajan
diluar.
3. DS : Resiko penyakit Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan bahwa berulang keluarga dalam
dia pernah mengalami merawat anggota
tekanan darah tinggi pada keluarga yang sakit
saat sedang hamil dan untuk menghentikan
beberapa bulan setelah kebiasaan pola
melahirkan dan sekarang makan yang salah
tekanan darah telah normal. dan tidak teratur

DO :
TD : 139/92 mmHg
HR : 88x /menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 oC
SKORING

1. Resiko Ispa berulang pada An. G


No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 2/3X1 = 2/3 Ny. S mengatakan bahwa
Skala An. G mudah terkena sakit
Actual : 3 batuk dan pilek. Ny. G
Resiko : 2 mengatakan anaknya baru
Potensial : 1 sembuh dari penyakit
batuk pileknya.

2. Kemungkinan 2 2/2X2 = 2 Ny. S memberikan


masalah diubah : anaknya jeruk nipis dan air
Skala hangat.
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3. Potensi di cegah : 2 2/3X2 = 4/3 Ketika penyakitnya
Skala muncul Ny. S memberikan
Tinggi : 3 obat tradisional kemudian
Cukup :2 pergi ke praktek dokter
Rendah :1 keluarga.
4. Menonjolnya 1 1/2X1 = 1/2 Masalah kesehatan yang
masalah: sedang dialami An. G
Skala dapat segera mereda
Segera ditangani: dengan istirahat dan
2 menjaga makanan.
Masalahan ada
tapi tidak perlu
segera ditangani :
1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 4 1/2
2. Resiko diare berulang pada An. N
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 2/3X1 = 2/3 Ny. S mengatakan bahwa
Skala An. N pernah terkena sakit
Actual : 3 diare. Ny. S mengatakan
Resiko : 2 anaknya baru sembuh dari
Potensial : 1 penyakit diare.

2. Kemungkinan 2 2/2X2 = 2 Ny. S memberikan anaknya


masalah diubah : air hangat ditambah dengan
Skala garam dan gula.
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0

3. Potensi di cegah : 2 2/3X2 = 4/3 Ketika diare pada anaknya


Skala Ny. S memberikan obat
Tinggi : 3 tradisional kemudian bila
Cukup :2 tidak teratasi Ny. S
Rendah :1 membawa anaknya ke
praktek dokter keluarga.
4. Menonjolnya 1 1/2X1 = 1/2 Masalah kesehatan yang
masalah: sedang dialami An. N dapat
Skala segera mereda dengan
Segera ditangani: 2 istirahat dan menjaga
Masalahan ada makanan.
tapi tidak perlu
segera ditangani :
1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 5
3. Resiko penyakit berulang pada Ny. S
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 2/3X1 = 2/3 Ny. S mengatakan bahwa dia
Skala pernah mengalami tekanan
Actual : 3 darah tinggi pada saat
Resiko : 2 sedang hamil dan beberapa
Potensial : 1 bulan setelah melahirkan dan
sekarang tekanan darah telah
normal.
2. Kemungkinan 2 2/2X2 = 2 Ny. S mengetahui makanan
masalah diubah : yang dapat meningkatkan
Skala tekanan darah seperti daging
Mudah : 2 kambing.
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3. Potensi di cegah : 2 1/3X2 = 2/3 Ny. S sering mengkonsumsi
Skala timun dan daun sirkaya
Tinggi : 3 untuk mencegah darah
Cukup :2 tingginya. Ny. S juga akan
Rendah :1 segera ke praktek dokter bila
kepala belakangnya mulai
pusing.
4. Menonjolnya 1 0/2X1 = 0 Ny. S tidak merasa pusing
masalah: dan merasa baik baik saja
Skala saat ini.
Segera ditangani: 2
Masalahan ada tapi
tidak perlu segera
ditangani : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 2 4/3
Berikutnya prioritas diagnosa keperawatan sesuai hasil skoring tiap masalah :
No Diagnosa Keperawatan Skor
1. Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S 4 1/2
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada An. N dengan diare.

2. Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S 4 1/2


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada An. G dengan ISPA

3. Resiko terjadinya berulang masalah hipertensi 2 4/3


pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarganya yang sakit khusunya pada
Ny. S dengan hipertensi
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BINAAN 1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 1 (Kamis, 01 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemberian asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien .Data yang
terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat dirumuskan masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik
melalui anamnesa dan pemeriksaan penunjang lainnya.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Data Umum
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi Keluarga

3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan
karena pengkajian belum dilakukan.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang
timbulnya masalah keperawatan pada keluarga.

3. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
struktur keluarga dan fungsi keluarga.

2. Metode
Wawancara dan Observasi

3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis,
dan alat tulis

4. Waktu dan Tempat


Kamis, 01 Juni 2017 Pukul 09.00 10.00 WIB. Rumah keluarga Tn. S RT
15 RW 04 Gandus.

5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Mengucapkan Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4) Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1) Melakukan Pengkajian
2) Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
3) Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
c. Fase Terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
a. Didapatkan: Data Umum, Riwayat Kesehatan dan Tahap
Perkembangan keluarga, Data Lingkungan, Fungsi Keluarga, dan
Struktur Keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 2 (Jumat, 02 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktik di RT 15 RW
04 Gandus, maka ditetapkan untuk membina keluarga dengan resiko tinggi
di RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus. Keluarga Tn. S merupakan keluarga
yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak.
Pada hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan 1 didapatkan data
umum, riwayat, dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga dan fungsi keluarga. Maka pertemuan ke 2 ini akan dilanjutkan
dengan pengkajian data yang lain untuk kelengkapan dalam menentukan
dan diagnosa keperawatan dari keluarga tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga

3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum dilakukan.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum yang
dilakukan belum lengkap.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.

3. Tujuan Khusus
a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan
fisik anggota keluarga.

2. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, auskultasi, palpasi.

3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer,timbangan
berat badan, buku tulis, dan alat tulis.

4. Waktu dan Tempat


Jumat, 02 Juni Pukul 09.00 10.00 WIB. Rumah keluarga Tn. S RT 15
RW 04 Kelurahan Gandus.

5. Strategi Pelaksanaan
A. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Mengingatkan kontrak
B. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
C. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
a. Didapatkan : fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan
pemeriksaan fisik anggota keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn. Wn
DUSUN I DESA TANJUNG PERING
PERTEMUAN KE 3 (Sabtu, 03 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada pertemuan ke 2 telah didapatkan fungsi keperawatan keluarga
dan stressor dan koping keluarga. Pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga
belum dilakukan dikarenakan ada anggota keluarga yang tidak ada di
rumah saat pengkajian.
Maka pada pertemuan ke 3 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian
data yang lain untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa
keperawatan keluarga Tn. S.

b. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga

c. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum lengkap.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap.

2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.

3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpul data pemeriksaan kesehatan
keluarga secara lengkap

C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Tn. S

b. Metode
Wawancara observasi, inspeksi, auskultasi dan palpasi.

c. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis,
dan alat tulis

d. Waktu dan Tempat


Sabtu, 03 Juni 2017 Pukul 15.00 15.30 WIB. Rumah keluarga Tn.S RT
15 RW 04 Kelurahan Gandus.

e. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4. Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1. Melakukan Pengkajian
2. Melakukan pengkajian fisik (khususnya bagi anggota yang belum
dikaji)
3. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
4. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga

c. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan

c. Hasil
1. Didapatkan : pemeriksan fisik pada anggota keluarga Tn. S
2. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 4 (Senin, 05 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.G mengalami pilek dan batuk
beberapa hari yang lalu dan sekarang telah sembuh. Hal ini dikatakan Ny.
S karena makan es dan terlalu banyak bermain hingga kurang waktu
istirahat. Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah
yang sedang dihadapi keluarga Tn.S khusunya An. G dan cara untuk
mengatasi masalah tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Pengertian ISPA
b. Tanda dan gejala ISPA
c. Penybab ISPA
d. Cara mengatasi ISPA
e. Fungsi Keluarga
f. Akibat langsung terjadinya ISPA
g. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami ISPA
h. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
i. Kemampuan keluarga dalam menggunkan fasilitas kesehatan

3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. G
dengan ISPA
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. G dengan ISPA

2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 3 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami
tidak kembali terulang.

3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian ISPA, penyebab ISPA dan
tanda-tanda ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi ISPA
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami ISPA
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawatn anggota
keluarga dengan masalah ISPA

2. Metode
Ceramah dan observasi

3. Media
Leaflet ISPA

4. Waktu dan Tempat


Senin, 05 Juni 2017 Pukul 13.00 14.00 WIB. Rumah keluarga Tn.S RT
15 RW 04 Kelurahan Gandus.
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
a. Menjelaskan materi tentang maslah kesehatan ISPA kepada
keluarga
c. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa
ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa ISPA
dengan jeruk nipis dan kecap
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 5 (Selasa, 06 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Berdasarkan masalah-masalh keperawatan yang dialami oleh
keluarga Tn. S yaitu resiko berulang masalah ISPA, resiko berulang
masalah diare dan resiko berulang masalah hipertensi. Maka telah
dilakukan penyuluhan mengenai salah satu penyakit tersebut, yaitu ISPA.
Setelah dilakukan penyuluhan terhadap masalah ISPA, maka dalam
pertemuan ini akan diadakan demostrasi tentang cara mengatasi masalah
ISPA dengan pengolahan jeruk nipis dan kecap.

b. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


Kemampuan keluarga dalam menangani ISPA dengan jeruk nipis dan
kecap.

c. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. G
dengan ISPA

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. G dengan ISPA

2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami
tidak kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga mampu
melakukan penanganan ISPA dengan memberikan jeruk nipis dan kecap.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Mendemontrasikan cara penanganan ISPA dengan menggunakan jeruk
nipis dan kecap.

2. Metode
Ceramah dan demonstrasi

3. Media
Jeruk nipis
Kecap
Mangkuk
Sendok
Pisau

d. Waktu dan Tempat


Selasa, 06 Juni 2017 Pukul 09.30 10.00 WIB. Rumah keluarga Tn. S RT
15 RW 04 Kelurahan Gandus.

e. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4. Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1. Mendemontrasikan cara penanganan maasalah kesehatan ISPA
kepada keluarga dengan jeruk nipis dan kecap
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1.Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2.Proses
a.Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b.Keluarga aktif dalam kegiatan

3.Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam mendemontrasikan cara penanganan
masalah ISPA dengan jeruk nipis dan kecap.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 6 (Rabu, 07 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.N mengalami diare beberapa hari
yang lalu dan sekarang telah sembuh. Hal ini dikatakan Ny. S karena jajan
sembarangan dan terlalu banyak bermain hingga kurang waktu istirahat.
Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah
yang sedang dihadapi keluarga Tn.S khusunya An. N dan cara untuk
mengatasi masalah tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a) Pengertian diare
b) Tanda dan gejala diare
c) Penybab diare
d) Cara mengatasi diare
e) Fungsi Keluarga
f) Akibat langsung terjadinya diare
g) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami diare
h) Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
i) Kemampuan keluarga dalam menggunkan fasilitas kesehatan

3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. N
dengan diare
B. RENCANA KEPERAWATAN
a) Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. N dengan diare

b) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah diare pernah di alami
tidak kembali terulang.

c) Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian diare, penyebab diare dan
tanda-tanda diare
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi diare
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami diare
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah diare

b. Metode
Ceramah dan observasi

c. Media
Leaflet diare

d. Waktu dan Tempat


Rabu, 07 Juni 2017 Pukul 12.30 13.00 WIB. Rumah keluarga Tn. S RT
15 RW 04 Gandus.
f. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a) Mengucapkan Salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d) Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a) Menjelaskan materi tentang maslah kesehatan diare kepada keluarga
3. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
1. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa
diare
2. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa diare
dengan air, garam dan gula.
LAPORAN CATATAN PERKEMBANGAN
KELUARGA BINAAN I
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Pertama : Kamis, 01 Juni 2017
Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf
Belum dapat Pukul : 09.00 WIB Pukul : 10.00 WIB
ditegakkan Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan jumlah anggota keluarga
Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan yang tinggal dirumahnya ada 5 orang
Membuat kontrak tempat dan waktu Ny.S menyebutkan 3 generasi keluarganya.
Menanyakan jumlah anggota keluarga dalam 1 Ny.S mengatakan beragama islam
rumah Tn.S Ny.S mengatakan tentang status sosial
Menanyakan data umum masing-masing keluarga ekonomi dan kegiatan rekreasi keluarga
Tn.S Ny.S mengatakan riwayat pada keluarganya
Menanyakan genogram 3 generasi keluarga Tn.S pernah ada yang mengalami sakit hipertensi
Menanyakan suku, agama, status sosial ekonomi, dari keluarga suaminya.
dan aktifitas rekreasi keluarga Tn.S
Menanyakan riwayat dan tahap perkembangan O:
keluarga Tn. S Tn.S dan Ny.S menjawab salam
Menanyakan tentang fungsi keluarga Tn.S Tn.S dan Ny.S kooperatif
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak waktu yang
telah dibuat A : Masalah didapatkan sebagian
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya tanggal P : BHSP dilanjutkan
02 Juni 2017
Hari Kedua : Jumat, 02 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Belum dapat Pukul : 12.30 WIB Pukul : 14.00 WIB
ditegakkan Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan anaknya yang tertera dalam
Menjelaskan maksud dan tujuan KK kelas 3 SD
kedatangan Ny.S menceritakan struktur keluarganya
Membuat kontrak tempat dan waktu Ny.S mengatakan stres yang ia rasakan saat
Menanyakan riwayat & tahap ini
perkembangan keluarga Ny.S mengatakan harapannya terhadap
Menanyakan tentang fungsi keperawatan keluarganya
keluarga Tn. S
Menanyakan fungsi keluarga O:
Menanyakan stress dan koping keluarga Ny.S menjawab salam
Melakukan pengkajian head to toe per Ny.S tampak antusias menceritakan tentang
individu keluarganya
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak waktu Ny.S kooperatif
yang telah dibuat
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya A : Masalah didapatkan sebagian
P : BHSP dilanjutkan
Hari Ketiga: Sabtu, 03 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Belum dapat ditegakkan Pukul : 13.00 WIB Pukul : 14.00 WIB
Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Tn. S dan Ny.S menyatakan senang atas
Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mahasiswa.
kedatangan Tn. S menyatakan siap dilakukan pengkajian
Mengingatkan kontrak O:
Memvalidasi keadaan keluarga Tn. S dan Ny.S menjawab salam
Melakukan pemeriksaan head to toe Tn. S dan Ny.S tampak antusias mendengar
kepada keluarga yang belum dilakukan penjelasan mahasiswa
pemeriksaan.
A : Masalah kesehatana didapatkan
P : BHSP dihentikan

Hari keempat :Senin, 05 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Resiko penyakit berulang pada Pukul : 13.00 WIB Pukul : 14.00 WIB
keluarga Tn. S berhubungan Mengucapkan salam S:
dengan ketidakmampuan keluarga Memperkenalkan diri Ny.S mengatkan mengerti pengertian,
merawat anggota keluarga yang Menjelaskan maksud dan tujuan penyebab, tanda dan gejala ISPA.
sakit khususnya pada An. G kedatangan Ny.S mengatakan mengerti akibat lanjut
dengan ISPA Mengingatkan kontrak ISPA dan pentingnya merawat anggota
Memvalidasi keadaan keluarga keluarga yang mengalami ISPA
Menjelaskan tentang ISPA, meliputi : Ny.S mengatakan mengerti cara mengatasi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi
ISPA Ny.S mengatakan memahami cara
Menjelaskan akibat lanjut ISPA serta memanfaatkan jeruk nipis dan kecap untuk
pentingnya mengambil keputusan untuk menurunkan ISPA
merawat anggota keluarga yang Ny.S mengatakan mengerti cara memelihara/
mengalami ISPA memodifikasi lingkungan yang sehat
Menyebutkan cara mengatasi ISPA Ny.S mengerti manfaat fasilitas kesehatan
Menjelaskan cara memelihara/ dan mengatakan akan ke fasilitas kesehatan
memodifikasi lingkungan yang sehat jika sakit.
Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan O:
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak TTV An.G:
waktu yang telah dibuat RR : 24 x/mnt
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya HR : 90 x/mnt
Ny.S menjawab salam
Ny.S tampak antusias mendengar penjelasan
mahasiswa
Ny.S terlihat mengerti cara mengelola jeruk
nipis dan kecap
Ny.S kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari kelima : Selasa, 06 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Resiko penyakit berulang pada Pukul : 09.30 WIB Pukul : 10.00 WIB
keluarga Tn. S berhubungan Mengucapkan salam S:
dengan ketidakmampuan keluarga Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan mengerti pengertian, ISPA
merawat anggota keluarga yang Menjelaskan maksud dan tujuan Ny.S mengatakan cara mengatasi ISPA
sakit khususnya pada An. G kedatangan dengan jeruk nipis dan kecap.
dengan ISPA Mengingatkan kontrak O:
Memvalidasi keadaan keluarga TTV Ny.S :
Menjelaskan kembali tentang ISPA dan TD : 134/ 87 mmHg
cara mengatasi ISPA. RR : 22 x/mnt
Mempraktikan cara mengatasi ISPA HR : 74 x/mnt
dengan jeruk nipis dan kecap. Mengakhiri Ny.S menjawab salam
interaksi sesuai kontrak waktu yang telah Ny.S tampak antusias mendengar penjelasan
dibuat mahasiswa.
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya Ny.S dapat mengulangi cara mengatasi jeruk
nipis dan kecap untuk menangani ISPA
Ny.S kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari keenam : Rabu, 07 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Resiko penyakit Pukul : 12.30 WIB Pukul : 13.00
berulang pada keluarga Mengucapkan salam S:
Tn. S berhubungan Memperkenalkan diri Ny.S mengatkan mengerti pengertian,
dengan ketidakmampuan Menjelaskan maksud dan tujuan penyebab, tanda dan gejala diare.
keluarga merawat kedatangan Ny.S mengatakan mengerti akibat lanjut
anggota keluarga yang Mengingatkan kontrak diare dan pentingnya merawat anggota
sakit khususnya pada Memvalidasi keadaan keluarga keluarga yang mengalami diare
An. N dengan diare. Menjelaskan tentang diare, meliputi : Ny.S mengatakan mengerti cara mengatasi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala diare
diare Ny.S mengatakan memahami cara
Menjelaskan akibat lanjut diare serta memanfaatkan air, garam dan gula untuk
pentingnya mengambil keputusan untuk mengatasi diare
merawat anggota keluarga yang Ny.S mengatakan mengerti cara memelihara/
mengalami diare memodifikasi lingkungan yang sehat
Menyebutkan cara mengatasi diare Ny.S mengerti manfaat fasilitas kesehatan
Menjelaskan cara memelihara/ dan mengatakan akan ke fasilitas kesehatan
memodifikasi lingkungan yang sehat jika sakit.
Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan O:
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak TTV An.N :
waktu yang telah dibuat TD : 113/75 mmHg
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya RR : 23 x/mnt
HR : 80 x/mnt

Ny.S menjawab salam


Ny.S tampak antusias mendengar penjelasan
mahasiswa
Ny.S terlihat mengerti cara mengelola air,
garam dan gula.
Ny.S kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DOKUMENTASI
LAPORAN PENGKAJIAN
KELUARGA BINAAN II
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.P
RT 15 RW 05 Kelurahan Gandus
Kecamatan Gandus Kota Palembang

I. PENGKAJIAN UMUM
Pengkajian Keluarga (01 Juni 2017)
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. P
2. Usia : 36 tahun
3. Pendidikan : SMK
4. Pekerjaan : Pegawai PT.MK II
5. Alamat : RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
6. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidikan Pekerjaan Status


(inisial) Kelamin dengan KK Umur Imunisasi
1. Ny. S P Istri 31 SMK IRT -
tahun
2. An. O P Anak 7 tahun SD - -

Genogram

Pihak Ayah Pihak Ibu


Keterangan :

: Perempuan

: Laki-laki

: Meninggal

: Serumah

7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. P adalah keluarga inti (nucklear family) yang terdiri dari
bapak, ibu dan 1 orang anak.

8. Suku
Tn. P berasal dari Jawa Tengah sedangkan Ny. S berasal dari Palembang. Tn.
P dan Ny. S menggunakan bahasa palembang dalam kesehariannya.

9. Agama
Keluarga Tn. P menganut agama Islam dan beribadah sesuai tuntunan agama
Islam.

10. Status sosial ekonomi keluarga


Tn. P bekerja di PT. MK II (pabrik karet) dan Ny. S bekerja sebagai ibu rumah
tangga, mengatakan penghasilannya selama sebulan Rp 1.000.000 Rp
3.000.000.

11. Aktivitas rekresi keluarga


Aktivitas rekreasi keluarga Tn. P hanya mengobrol dengan tetangga ataupun
sesama keluarga di rumah sambil menonton televisi, terkadang mereka pergi
ke t.empatrekreasi dan pasar kalangan.
II. Riwayat & tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga Tn.P saat ini termasuk keluarga dengan anak
sekolah. Tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah, yaitu:
a. Menyesuaikan penghasilan dengan pengeluaran tambahan
b. Membesarkan anak usia sekolah
c. Pengaturan serta pengembangan fisik, social, emosional serta kecerdasan anak
usia sekolah.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :


Ny. S mengatakan tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi. Hanya
saja Ny.S khawatir dengan membesarkan anak usia sekolah mereka, karena
lingkungan yang kurang memadai, seperti tinggal di komplek PT.MK II Gandus.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn. P mengatakan memiliki masalah kesehatan dalam beberapa hari terakhir
seperti pusing. Ny. S mengatakan tidak memiliki masalah kesehatan dalam beberapa
hari terakhir dan An. O mengalami sakit batuk pilek.

4. Riwayat Keluarga inti :


Tn. P dan Ny. S merupakan pasangan yang menikah pada 8 tahun lalu.
Keduanya sama-sama belum memiliki riwayat pernikahan sebelumnya dan bertemu
lalu memutuskan untuk menikah. Tn. P dan Ny. S setelah menikah memiliki 1 orang
anak dan tinggal bersama-sama.

5. Riwayat keluarga sebelumnya :


Tn. P mengatakan bahwa beliau tidak memiliki riwayat penyakit yang berarti
pada keluarganya terdahulu, dan Ny.S mengatakan dalam keluarganya tidak pernah
ada riwayat hipertensi.

III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah) :
a. Luas rumah yang ditempati : 6 x 5 m2
b. Jumlah ruangan dan kamar : 1 ruangan yang multifungsi yang sering digunakan
untuk kumpul dengan keluarga, 1 ruang kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar
mandi.
c. Ventilasi dan pencahayaan : Terdapat 2 jendela di rumah dan 2 lubang angin dan
cahaya. Rumah terlihat terang. Sirkulasi udara baik karena jendela dan pintu
rumah dibuka di pagi hari.
d. Sumber air : Air sungai musi digunakan untuk kebutuhan mandi dan mencuci,
serta air gallon digunakan untuk memasak maupun untuk minum.
e. Lantai rumah : Terbuat dari semen.
f. Kondisi rumah : Rumah Tn. P semi permanen, sedangkan atap rumah terbuat
dari seng.
g. Pembuangan sampah disekitar lingkungan dilakukan dengan cara membakar
sampah dan menunggu petugas sampah datang.

Denah rumah

Keterangan :
1 5 6
1 = Pintu masuk
2 = Ruang Tamu
2
3 4 3 = Ruang berkumbul
4 = Kamar tidur
5 = Dapur
6 = Kamar mandi

2. Karakteristik tetangga dan komunitas :


Keluarga Tn. P tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan tetangga
dan dapat dikatakan hubungan dengan tetangga cukup baik dan saling berinteraksi.
Kehidupan bertetangga Tn. P sangat menjunjung tinggi kehidupan yang memiliki
nilai tenggang rasa, saling menghormati serta saling membantu satu sama lain.
Tetangga Tn. P hampir sebagian berasal dari Sumatra. Ny. S saat ini masih
mengikuti pengajian yang dilakukan setiap seminggu sekali pada pagi senin di
masjid komplek PT.MK II Gandus. Selain pengajian Ny. S juga aktif ikut kegiatan
senam setiap minggu pagi di halaman komplek PT.MK II. Tn. P pergi bekerja pada
pagi hari sampai sore hari. Ny. S setelah selesai membereskan rumahnya, terkadang
berbincang dengan tetangga yang lain.

3. Mobilitas geografis keluarga :


Tn. P setelah menikah dengan Ny. S tinggal di daerah Gandus hingga saat ini.

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat :


Tn. P mengatakan dapat menghadiri acara yang ada di desa apabila
diselenggarakan di malam hari atau pada hari libur (hari minggu) karena
kesibukannya bekerja. Ny. S mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada di
masyarakat seperti kegiatan pengajian, senam dan kadang berinteraksi dengan
warga disekitar rumah saat selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Apabila ada
keluarga lain yang mengadakan hajatan Tn. P dan Ny. S menyempatkan diri untuk
membantu warga yang mengadakan acara tersebut.

5. Sistem pendukung keluarga :


Sistem pendukung keluarga Tn. P adalah sepeda motor sebagai salah satu
fasilitas pendukung keluarga dalam bertransportasi. Ny. S mengatakan memiliki
asuransi kesehatan (BPJS) untuk keperluan berobat jika ada anggota yang sakit.

IV. Struktur keluarga


1. Pola komunikasi keluarga :
Bahasa yang digunakan oleh keluarga adalah bahasa palembang. Dalam
mengambil keputusan Tn. P sebagai kepala keluarga mendiskusikannya dengan
istri. Komunikasi dalam anggota keluarga juga baik yaitu dengan berkomunikasi
secara asertif. Tn. P bersama Ny. S saling memberi pengertian dengan komunikasi
yang efektif dalam bermusyawarah di keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga :


Dalam keluarga, Ny. S mengatakan yang bepengaruh dalam keluarga adalah
Tn. P sebagai kepala rumah tangga. Apabila dalam keluarga terdapat konflik, maka
akan diselesaikan secara musyawarah bersama keluarga dan bila masalah belum
dapat diselesaikan maka Tn. P akan bertindak dalam mengambil keputusan untuk
memecahkan permasalahan dalam keluarga.

3. Struktur peran :
a. Tn. P berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah.
b. Ny. S berperan sebagai istri, ibu dari ke satu anak yang ada di rumah.

4. Nilai dan norma budaya :


Keluarga Tn. P menerapkan aturan-aturan yang disesuaikan dengan ajaran
agama yang dianut dan norma yang berlaku di masyarakat tempat tinggalnya. Ny. S
juga mengatakan selalu mengajarkan kepada keluarganya untuk menghormati orang
yang lebih tua dan saling menghargai. Tn. P dan Ny. S mengikuti adat yang
diadakan di lingkungan masyarakatnya seperti kegiatan pengajian, senam,
menjenguk orang yang sakit, menghormati orang yang lebih tua serta berbicara
sopan.

V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Tn. P bekerja sebagai pegawai pabrik karet dengan penghasilan setiap bulan
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000. Penghasilan ini dianggap dapat dalam memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari. Tn. P dan Ny. S mengatakan bahwa keluarga
memiliki sedikit simpanan tabungan untuk persiapan jika ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan.

2. Fungsi sosialisasi :
Keluarga Tn. P mengatakan keluarga memiliki hubungan yang baik dengan
warga yang ada di RT 15 RW 04 Gandus. Tetangga sekitar juga mengatakan bahwa
keluarga Tn. P merupakan keluarga yang ikut berperan dalam kegiatan di
masyarakat dan saling membantu sesama anggota masyarakat.

3. Fungsi perawatan kesehatan :


Tn. P mengatakan bahwa keluarga memperhatikan masalah kesehatan yang
dihadapi oleh anggota keluarganya. Jika terdapat anggota keluarga ada yang sakit,
maka keluarga akan langsung membawa anggota keluarga tersebut ke pelayanan
kesehatan segera untuk mendapatkan penanganan.

VI. Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek :
Tn. S mengatakan saat ini hanya memikirkan masalah kesehatan keluarga ada
anggota keluarganya yang sakit. Sedangkan Ny. S memikirkan tentang masalah
kesehatan dalam keluarganya, memikirkan suami dan anaknya agar sehat selalu.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah :


Jika ada masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga selalu berusaha untuk
mengatasi masalah dengan baik. Tn. P dan Ny. S akan bermusyawarah dalam
menyelesaikan permasalahan dalam keluarga.

3. Strategi koping yang digunakan :


Keluarga akan berusaha menerima dengan ikhlas dan berlapang dada serta
tidak terlalu memikirkan masalah yang ada dan berusaha untuk menyelesaikannya.

4. Strategi adaptasi disfungsional :


Ny. S mengatakan kerap kali meminta masukan dari orang tuanya jika ada
masalah yang belum dipecahkan oleh keluargany. Ny. S belum mampu mencegah
anaknya untuk tidak jajan minuman es lagi
5) Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan Tn. Wd Ny. Td An.O
Fisik
Tekanan 149/89 mmHg 125/79 mmHg 113/77 mmHg
darah
Nadi 80x / menit 89 x/ menit 89 x/menit
Suhu 36,5 oC 36,2 oC 36,5 oC
BB 70 kg 55 kg 25 kg
Rambut Hitam, lurus dan bersih, ada sedikit Hitam, ada sedikit uban, lurus dan Hitam, ada sedikit uban, lurus dan
uban. bersih bersih

Kulit Warna kulit coklat tua dan turgor kulit Warna kulit coklat tua dan turgor Warna kulit coklat tua dan turgor
elastis kulit elastis kulit elastis

Mata Kedua mata simetris, konjungtiva tidak Kedua mata simetris, konjungtiva Kedua mata simetris, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik dan tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak anemis, sklera tidak ikterik
penglihatan masih baik. ketajaman dalam penglihatan dan ketajaman dalam penglihatan
menurun, dengan bantuan kaca mata menurun, dengan bantuan kaca
plus. mata plus
Hidung Bersih, fungsi penciuman baik Bersih, fungsi penciuman baik Bersih, fungsi penciuman baik
Mulut & Bersih, lidah tidak kotor, gigi Bersih, lidah tidak kotor, gigi Bersih, lidah tidak kotor, gigi
Tenggorokan berlubang dan berwarna sedikit berlubang dan berwarna putih, berlubang dan berwarna putih,
kuning, kemampuan menelan baik. kemampuan menelan masih baik. kemampuan menelan masih baik.

Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar
tidak ada distensi vena jugularis tidak ada distensi vena jugularis tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
Telinga Kedua simetris, bersih, serumen tidak Kedua simetris, bersih, serumen tidak Kedua simetris, bersih, serumen
ada, tidak menggunakan alat bantu ada, tidak menggunakan alat bantu tidak ada, tidak menggunakan alat
pendengaran. pendengaran. bantu pendengaran.
Dada Pengembangan dada simetris, keadaan Pengembangan dada simetris, Pengembangan dada simetris,
bersih, suara napas vesikuler bersih, keadaan bersih, suara napas vesikuler keadaan bersih, suara napas
RR : 22x /menit, dan HR : 80x/ menit. bersih, RR : 20x /menit, dan HR : vesikuler bersih, RR : 20x /menit,
89x/ menit. dan HR : 89x/ menit.
Ektremitas Atas Atas Atas
Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak
ada hambatan, tidak ada nyeri dan ada hambatan, tidak ada nyeri dan tidak ada hambatan, tidak ada nyeri
kekuatan otot 5. kekuatan otot 5. dan kekuatan otot 5.
Bawah Bawah Bawah
Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak
ada hambatan, tidak ada nyeri dan ada hambatan, tidak ada nyeri dan tidak ada hambatan, tidak ada nyeri
kekuatan otot 5. kekuatan otot 5. dan kekuatan otot 5.
Perut Abdomen tidak ada asites, bersih, tidak Abdomen tidak ada asites, bersih, Abdomen tidak ada asites, bersih,
ada nyeri tekan, dan bising usus tidak ada nyeri tekan, dan bising usus tidak ada nyeri tekan, dan bising
normal ( 8x /menit). normal ( 8x /menit). usus normal ( 8x /menit).
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Harapan keluarga terhadap kehidupannya, keluarga menginginkan agar
anggotanya selalu sehat dan tidak mengalami sakit yang bisa menyebabkan anggota
keluarga di rawat di Rumah Sakit. Harapan keluarga terhadap praktikan Ners
UNSRI agar dapat memberikan informasi seputar kesehatan khususnya tentang
darah tinggi, cara merawat dan memelihara kesehatan anggota keluarga.

Analisis Data

No. Data Masalah Penyebab


Keperawatan
1. DS : Resiko terjadinya Ketidakmampuan
Tn.P mengalami sakit komplikasi pada keluarga dalam
kepala di bagian belakang keluarga Tn.P merawat anggota
kepalanya.Tn.P mengatakan khususnya Tn.P keluarga yang sakiit
tidak memiliki riwayat dengan masalah
hipertensi. hipertensi

DO :
TD : 149/88 mmHg
HR : 89x /menit
RR : 20x /menit
Suhu : 36,5oC
Tn.P terlihat lemas

2. DS : Gangguan bersihan Ketidakmampuan


Ny.S mengatakan anaknya jalan napas keluarga dalam
batuk pilek merawat anggota
Ny.S mengatakan anaknya keluarga yang sakit
sering minum jajanan es dan khususnya pada
jajan makanan ringan. An.O

DO :
Hidung anak tampak ada
cairan putih
Secret berwarna putih,
kental
An.O sesekali batuk

SKORING

1. Resiko terjadinya hipertensi pada Tn.P


No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 3/3X1 = 1 Ny.P mengalami sakit kepala
Skala di bagian belakang
Actual : 3 kepalanya. Tn.P
Resiko : 2 mengatakan tidak memiliki
Potensial : 1 riwayat hipertensi
2. Kemungkinan 2 1/2X2 = 1 Tn.P hanya beristirahat dan
masalah diubah : menggunakan balsam di
Skala tengkuk bila sakitnya
Mudah : 2 kambuh.
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0

3. Potensi di cegah : 2 2/3X2 = Ketika penyakitnya muncul


Skala 4/3 Tn. P akan meminum obat
Tinggi : 3 yang diberikan oleh dokter
Cukup :2 praktek, namun bila obatnya
Rendah :1 yang di berikan telah habis
Tn.P memilih istirahat saja
dirumah
4. Menonjolnya 1 2/2X1 = 1 Masalah kesehatan yang
masalah: sedang dialami Tn.P segera
Skala ditangani karena dapat
Segera ditangani: mengakibatkan masalah
2 kesehatan lainnya.
Masalahan ada tapi
tidak perlu segera
ditangani : 1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 3 4/3

2. Gangguan bersihan jalan napas b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga Tn.P yang sakit khususnya pada An.O
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
1. Sifat masalah: 1 3/3X1 = 1 Masalah telah terjadi.
Skala Keluarga tidak mengetahui
Actual : 3 tentang penyakitnya.
Resiko : 2 Keluarga menganggap biasa
Potensial : 1 saja
2. Kemungkinan 2 2/2X2 = 2 Pelayanan kesehatan dekat
masalah diubah : dengan rumah, sehingga
Skala masalah bias diatasi dengan
Mudah : 2 cepat. Selain itu, informasi
Sebagian : 1 yang didapat Ny.S terhadap
Tidak dapat : 0 penyakit cukup jelas

3. Potensi di cegah : 1 1/3X1 = Motivasi untuk berobat


Skala 1/3 masih rendah. Keluarga
Tinggi : 3 berharap penyakitnya bias
Cukup :2 sembuh sendiri karena
Rendah :1 menurutnya tidak terlalu
mengkhawatirkan
4. Menonjolnya 1 1/2X1 = Masalah kesehatan yang
masalah: 1/2 sedang dialami Ny.Td harus
Skala segera ditangani karena
Segera ditangani: 2 dapat mengakibatkan
Masalahan ada masalah kesehatan lainnya.
tapi tidak perlu
segera ditangani :
1
Masalah tidak
dirasakan : 0
Jumlah 3 5/6

Berikutnya prioritas diagnosa keperawatan sesuai hasil skoring tiap masalah :


No Diagnosa Keperawatan Skor
1. Resiko terjadinya komplikasi pada keluarga Tn.P 3 4/3
khususnya Tn.P b.d Ketidakmampuan keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakiit
dengan masalah hipertensi
2. Gangguan bersihan jalan nafas b.d 3 5/6
ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga Tn.P yang sakit khususnya An.O
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BINAAN II
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn. P
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 1 (Kamis, 01 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemberian asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien .Data yang terkumpul kemudian dianalisis sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik melalui anamnesa
dan pemeriksaan penunjang lainnya.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Data Umum
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi Keluarga

3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum dilakukan.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.
3.Tujuan Khusus
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data
lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, struktur
keluarga dan fungsi keluarga.
2. Metode
Wawancara dan Observasi
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis, dan alat
tulis
4. Waktu dan Tempat
Kamis, 01 Juni 2017 Pukul 10.00 11.00 WIB. Rumah keluarga Tn.P RT 14
RW 04 Kecamatan Gandus.

D.Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a) Mengucapkan Salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d) Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a) Melakukan Pengkajian
b) Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c) Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan Salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan : Data Umum, Riwayat Kesehatan dan Tahap Perkembangan
keluarga, Data Lingkungan, Fungsi Keluarga, dan Struktur Keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 2 (Jumat, 02 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktik di RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus, maka ditetapkan untuk membina keluarga dengan resiko tinggi di
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus. Keluarga Tn. P merupakan keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan 1 orang anak.
Pada hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan 1 didapatkan data umum,
riwayat, dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga dan fungsi
keluarga. Maka pertemuan ke 2 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian data yang lain
untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa keperawatan dari keluarga
tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga

3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian yang dilakukan belum lengkap.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah
keperawatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan fisik anggota
keluarga.
2. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, auskultasi, palpasi.
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer,timbangan berat badan,
buku tulis, dan alat tulis
4. Waktu dan Tempat
Jumat, 02 Juni 2017 Pukul 10.00 11.00 WIB. Rumah keluarga Tn. P RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Mengingatkan kontrak
2. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam

E. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga
b. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan
c.Hasil
1. Didapatkan : fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan fisik
anggota keluarga.
2. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn. P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 3 (Sabtu, 03 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada pertemuan ke 2 telah didapatkan fungsi keperawatan keluarga dan
stressor dan koping keluarga. Pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga belum
dilakukan dikarenakan ada anggota keluarga yang tidak ada di rumah saat pengkajian.
Maka pada pertemuan ke 3 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian data yang
lain untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa keperawatan keluarga Tn.P.

b. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


Pemeriksaan kesehatan tiap anggota keluarga

c. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum lengkap.

B. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap.
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah
keperawatan pada keluarga.
c. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpul data pemeriksaan kesehatan keluarga
secara lengkap

C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Tn. P
b. Metode
Wawancara observasi, inspeksi, auskultasi dan palpasi.
c. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis, dan alat
tulis.
d. Waktu dan Tempat
Sabtu, 03 Juni 2017 Pukul 14.30 15.00 WIB. Rumah keluarga Tn.P RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Melakukan pengkajian fisik (khususnya bagi anggota yang belum dikaji)
c. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
d. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan : pemeriksan fisik pada anggota keluarga Tn. P
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 4 (Senin, 05 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Tn. P terutama Ny. P mengalami hipertensi. Hal ini dikatakan Ny. S
karena banyak pikiran. Ny. S mengatakan telah membawa berobat ke dokter praktek.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah yang sedang
dihadapi keluarga Tn.P khusunya Tn.P itu sendiri dan cara untuk mengatasi masalah
tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Pengertian hipertensi
b. Tanda dan gejala hipertensi
c. Penybab hipertensi
d. Cara mengatasi hipertensi
e. Fungsi Keluarga
f. Akibat langsung terjadinya hipertensi
g. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami hipertensi
h. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
i. Kemampuan keluarga dalam menggunkan fasilitas kesehatan

3.Masalah keperawatan
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi pada keluarga Tn. P berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada T n.P itu sendiri.
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 3 kali kunjungan, masalah hipertensi pernah di alami
tidak terjadi komplikasi dan kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
g. Keluarga dapat mengetahui pengertian hipertensi , penyebab hipertensi dan tanda-
tanda hipertensi
h. Keluarga mengetahui cara mengatasi hipertensi
i. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami hipertensi
j. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
k. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
masalah hipertensi

2. Metode
Ceramah dan observasi

3. Media
Leaflet hipertensi

4. Waktu dan Tempat


Senin, 05 Juni 2017 Pukul 09.00 10.00 WIB. Rumah keluarga Tn. P RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus.

5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan kunjungan
d) Memvalidasi keadaan keluarga
b. Fase Kerja
a) Menjelaskan materi tentang maslah kesehatan hipertensi kepada keluarga
c. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan Salam

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa hipertensi
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa hipertensi dengan
timun dan seledri
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 5 (Selasa, 06 Juni 2017)

A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh keluarga Tn. P
yaitu Resiko terjadinya komplikasi hipertensi. Maka telah dilakukan penyuluhan
mengenai salah satu penyakit tersebut, yaitu hipertensi.
Setelah dilakukan penyuluhan terhadap masalah hipertensi, maka dalam
pertemuan ini akan diadakan demonstrasi tentang cara mengatasi masalah hipertensi
dengan pengolahan timun dan seledri.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


Kemampuan keluarga dalam menangani hipertensi dengan timun dan seledri.

3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit terjadinyakomplikasi pada keluarga Tn. P khususnya dengan Tn.P
sendiri dengan hipertensi.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi pada keluarga Tn. P berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada Tn.P.

2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah hipertensi pernah di alami tidak
mengalami komplikasi.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga mampu melakukan
penanganan hipertensi dengan memberikan timun dan seledri.

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Mendemontrasikan cara penanganan hipertensi dengan menggunakan timun
dan seledri.

2. Metode
Ceramah dan demonstrasi

3. Media
Timun
Seledri
Pisau
Mangkuk
Gelas
Blender

4. Waktu dan Tempat


Selasa, 06 Juni 2017 Pukul 09.30 10.00 WIB. Rumah keluarga Tn. P RT 15
RW 04 Kecamatan Gandus.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a. Mendemontrasikan cara penanganan maasalah kesehatan hipertensi kepada
keluarga dengan timun dan seledri
3. Fase Terminasi
a. Menganjurkan keluarga untuk dapat melakukan secara mandiri untuk menangani
masalah hipertensinya.
b. Mengucapkan Salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam mendemontrasikan cara penanganan masalah
hipertensi dengan timun dan seledri.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 6 (Rabu, 07 Juni 2017)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.O mengalami batuk pilek beberapa hari yang
lalu. Hal ini dikatakan Ny. S karena jajan sembarangan dan terlalu banyak bermain
hingga kurang waktu istirahat. Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek
dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah yang sedang
dihadapi keluarga Tn.P khusunya An. O dan cara untuk mengatasi masalah tersebut.

2. Data Yang Perlu dikaji lebih lanjut


a. Pengertian ISPA
b. Tanda dan gejala ISPA
c. Penyebab ISPA
d. Cara mengatasi ISPA
e. Fungsi Keluarga
f. Akibat langsung terjadinya ISPA
g. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami ISPA
h. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
i. Kemampuan keluarga dalam menggunkan fasilitas kesehatan

3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. P khususnya pada An. O dengan ISPA.

B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya pada An.
O dengan ISPA.

2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami tidak
kembali terulang.

3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian ISPA penyebab diare dan tanda-tanda
ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi ISPA
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami ISPA
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan

C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah ISPA.

2. Metode
Ceramah dan observasi

3. Media
Leaflet ISPA

4. Waktu dan Tempat


Rabu, 07 Juni 2017 Pukul 12.30 13.00 WIB. Rumah keluarga Tn. RT 15
RW 04 Kecamatan Gandus
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a. Menjelaskan materi tentang maslah kesehatan ISPA kepada keluarga
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam

E. Kriteria Evaluasi
1.Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga

2.Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan

3.Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa ISPA dengan
jeruk nipis dan kecap.
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA
KELOLAAN II
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari Pertama : Kamis, 01 Juni 2017


Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf
Belum dapat Pukul : 10.00 WIB Pukul : 11.00 WIB
ditegakkan Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan jumlah anggota keluarga
Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan yang tinggal dirumahnya ada 3 orang, yang
Membuat kontrak tempat dan waktu terdiri dari istri, anak kandung, suami.
Menanyakan jumlah anggota keluarga dalam 1 Ny.S menyebutkan 3 generasi keluarganya.
rumah Tn.P Ny.S mengatakan beragama islam
Menanyakan data umum masing-masing keluarga Ny.S mengatakan tentang status sosial
Tn.P ekonomi dan kegiatan rekreasi keluarga
Menanyakan genogram 3 generasi keluarga Tn.P Ny.S mengatakan riwayat pada keluarganya
Menanyakan suku, agama, status sosial ekonomi, tidak pernah ada yang mengalami hipertensi.
dan aktifitas rekreasi keluarga Tn.P
Menanyakan riwayat dan tahap perkembangan O:
keluarga Tn. P Ny.S menjawab salam
Menanyakan tentang fungsi keluarga Tn.P Ny.S kooperatif
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak waktu yang
telah dibuat A : Masalah didapatkan sebagian
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya tanggal 02 P : BHSP dilanjutkan
Juni 2017
Hari Kedua : Jumat, 02 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Belum dapat Pukul : 10.00 WIB Pukul : 11.00 WIB
ditegakkan Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan anaknya masih sekolah
Menjelaskan maksud dan tujuan dasar
kedatangan Ny.S menceritakan struktur keluarganya
Membuat kontrak tempat dan waktu Ny.S mengatakan mungkin Tn.P banyak
Menanyakan riwayat & tahap pikiran yang ia rasakan saat ini
perkembangan keluarga Ny.S mengatakan harapannya terhadap
Menanyakan tentang fungsi keperawatan keluarganya
keluarga Tn. P
Menanyakan fungsi keluarga Tn. P O:
Menanyakan stress dan koping keluarga Ny.S menjawab salam
Tn. P Ny.S tampak antusias menceritakan tentang
Melakukan pengkajian head to toe per keluarganya
individu Ny.S kooperatif
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak waktu
yang telah dibuat A : Masalah didapatkan sebagian
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya P : BHSP dilanjutkan
Hari Ketiga: Sabtu, 03 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Belum dapat ditegakkan Pukul : 15.00 WIB Pukul : 15.30 WIB
Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Tn. P dan Ny.S menyatakan senang atas
Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan mahasiswa.
kedatangan Tn. P menyatakan siap dilakukan pengkajian
Mengingatkan kontrak O:
Memvalidasi keadaan keluarga Tn. P dan Ny.S menjawab salam
Melakukan pemeriksaan head to toe Tn. P dan Ny.S tampak antusias mendengar
kepada keluarga yang belum dilakukan penjelasan perawat
pemeriksaan.
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak A : Masalah kesehatana didapatkan
waktu yang telah dibuat P : BHSP dihentikan
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya

Hari keempat : Senin, 05 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Resiko terjadinya Pukul : 09.00 WIB Pukul : 10.00 WIB
komplikasi hipertensi Mengucapkan salam S:
pada keluarga Tn. P Memperkenalkan diri Tn.P mengatkan mengerti pengertian,
berhubungan dengan Menjelaskan maksud dan tujuan penyebab, tanda dan gejala hipertensi.
ketidakmampuan kedatangan Tn.P mengatakan mengerti akibat lanjut
keluarga merawat Mengingatkan kontrak hipertensi dan pentingnya merawat anggota
anggota keluarga yang Memvalidasi keadaan keluarga keluarga yang mengalami hipertensi
Menjelaskan tentang hipertensi, meliputi : Tn.P mengatakan mengerti cara mengatasi
sakit khususnya pada
pengertian, penyebab, tanda dan gejala hipertensi
Tn.P. Tn.P mengatakan memahami cara
hipertensi.
Menjelaskan akibat lanjut hipertensi serta memanfaatkan timun dan seledri untuk
pentingnya mengambil keputusan untuk menurunkan hipertensi
merawat anggota keluarga yang Tn.P mengatakan mengerti cara memelihara/
mengalami hipertensi memodifikasi lingkungan yang sehat
Menyebutkan cara mengatasi hipertensi Tn.P mengerti manfaat fasilitas kesehatan dan
serta mendemontrasikan cara pengolahan mengatakan akan ke fasilitas kesehatan jika
timun dan daun seledri. sakit.
Menjelaskan cara memelihara/ O:
memodifikasi lingkungan yang sehat TTV Tn.P:
Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan TD : 139/ 90 mmHg
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak RR : 20 x/mnt
waktu yang telah dibuat HR : 80 x/mnt
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya Tn.P menjawab salam
Tn.P tampak antusias mendengar penjelasan
perawat
Tn.P terlihat mengerti cara mengelola timun
dan pepaya
Tn.P kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Hari kelima : Selasa, 06 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Resiko terjadinya Pukul : 09.30 WIB Pukul : 10.00 WIB
komplikasi hipertensi Mengucapkan salam S:
pada keluarga Tn. P Memperkenalkan diri Tn.P mengatakan mengerti pengertian, tanda
berhubungan dengan Menjelaskan maksud dan tujuan dan cara mengatasi hipertensi.
ketidakmampuan kedatangan Tn.P mengatakan dapat melakukan kembali
keluarga merawat Mengingatkan kontrak cara mengtasi hipertensi dengan timun dan
daun seledri setelah dijelaskan oleh
anggota keluarga yang Memvalidasi keadaan keluarga mahasiswa.
sakit khususnya pada Menjelaskan kembali tentang hipertensi O:
Tn. P sendiri. dan cara mengatasi hipertensi. TTV Tn.P :
Mempraktikan cara mengatasi hipertensi TD : 128/ 88 mmHg
dengan timun dan daun seledri. RR : 22 x/mnt
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak HR : 80 x/mnt
waktu yang telah dibuat Tn.P menjawab salam
Menganjurkan keluarga untuk Tn.P tampak antusias mendengar penjelasan
melakukannya secara mandiri. mahasiswa
Melakukan terminasi Tn.P terlihat mengerti cara mengatasi
hipertensi dengan timun dan daun seledri
Tn.P kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Hari keenam : Rabu, 07 Juni 2017

Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf


Gangguan bersihan Pukul : 12.30 WIB Pukul : 13.00
jalan nafas b.d Mengucapkan salam S:
ketidakmampuan Memperkenalkan diri Ny.S mengatkan mengerti pengertian,
keluarga merawat Menjelaskan maksud dan tujuan penyebab, tanda dan gejala ISPA
anggota keluarga Tn.P kedatangan Ny.S mengatakan mengerti akibat lanjut
yang sakit khususnya Mengingatkan kontrak ISPA dan pentingnya merawat anggota
An.O Memvalidasi keadaan keluarga keluarga yang mengalami ISPA
Menjelaskan tentang ISPA, meliputi : Ny.S mengatakan mengerti cara mengatasi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala ISPA
ISPA Ny.S mengatakan memahami cara
Menjelaskan akibat lanjut ISPA serta memanfaatkan jeruk nipis dan kecap/ madu
untuk mengatasi ISPA
pentingnya mengambil keputusan untuk Ny.S mengatakan mengerti cara memelihara/
merawat anggota keluarga yang memodifikasi lingkungan yang sehat
mengalami ISPA Ny.S mengerti manfaat fasilitas kesehatan
Menyebutkan cara mengatasi ISPA dan mengatakan akan ke fasilitas kesehatan
Menjelaskan cara memelihara/ jika sakit.
memodifikasi lingkungan yang sehat O:
Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan TTV An.O :
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak RR : 24 x/mnt
waktu yang telah dibuat HR : 80 x/mnt
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
Ny.S menjawab salam
Ny.S tampak antusias mendengar penjelasan
mahasiswa
Ny.S terlihat mengerti cara mengelola jeruk
nipis dan kecap/ madu.
Ny.S kooperatif

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DOKUMENTASI
LAPORAN RESUME I
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M

Nama : Sri Kumala Despan


Nim : 04064821618003

1. Pengkajian ( 08 Juni 2017 )


a. Nama KK : Tn. M
b. Usia : 27 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Pegawai swasta (PT. MK II)
e. Alamat : RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
f. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Jenis kelamin Hub TTL/ Pendidikan Pekerjaan Status
dengan Umur imunisasi
KK
1. Ny. M Perempuan KK 27 th SMK Ibu rumah -
tangga
2. An.A Laki-laki Anak 7 bln - Tidak Lengkap
bekerja

2. Data Subjektif
a. Ny. M mengatakan memiliki riwayat penyakit magh (gastritis)
b. Ny. M mengatakan bila sakitnya kambuh perut sebelah kiri sakit
c. Ny. M mengatakan sakitnya terus menerus seperti ditusuk tusuk
d.Ny. M mengatakan sakitnya mungkin karena terlambat makan.

3. Data Objektif
a. Ny. M terlihat kurus
b.TD : 120/80 mmHg
c. RR : 22 x/ menit
d.HR : 80x/ menit
e. BB : 46 Kg

4. Diagnosa Keperawatan keluarga


Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. M berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya pada Ny. Mn dengan gastritis.

5. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat memahami mengenai pengertian, penyebab, tanda, gejala dan dampak
dari gastritis.
b. mengetahui cara mengatasi gastritis.

6. Implemetasi
a. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
b. Mengukur tanda-tanda vital Ny. M
c. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. M
d. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab gastritis
Tanda dan gejala penyakit gastritis
Dampak dari gastritis
Cara mengatasi gastritis
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan

7. Evaluasi
S : a. Ny. M mengatakan mengerti mengenai penyakit gastritis
b. Ny. M mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
gastritis
O : a. Ny. M tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. M tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A : Resiko penyakit berulang masalah gastritis teratasi sebagian
P : - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai gastritis
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi nyeri pada
gastritis dengan kompres air hangat.
- Intervensi dihentikan.
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A

Nama : Sri Kumala Despan


Nim : 04064821618003

2. Pengkajian (09 Juni 2017)


g. Nama KK : Tn. A
h. Usia : 51 tahun
i. Pendidikan : SD
j. Pekerjaan : Pegawai Swasta (PT.MK II)
k. Alamat : RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
l. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Jenis kelamin Hub TTL/ Pendidikan Pekerjaan Status
dengan Umur imunisasi
KK
1. Ny. P Perempuan Istri 50 th SD Ibu rumah -
tangga
2. An.S Laki-laki Anak 25 th SMA Buruh -
pabrik
3. An. D Perempuan Anak 19 th SMP Tidak -
bekerja

3. Data Subjektif
e. Ny.P mengatakan memiliki riwayat insomnia
f. Ny. P mengatakan sulit tidur pada malam hari, jumlah jam tidur Ny. P hanya 3 jam
sehari
g. Ny. P mengatakan tidak mengetahui apa penyebab dirinya mengalami susah tidur

4. Data Objektif
f. Ny. P tampak pucat
g. TD : 100/70 mmHg
h. RR : 20 x/menit
i. HR : 78x/menit

5. Diagnosa Keperawatan keluarga


Gangguan pola tidur pada Ny.P berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan yaitu insomnia.

6. Tujuan Khusus
c. Keluarga dapat memahami mengenai pengertian, penyebab insomnia, tanda dan gejala,
dampak dari insomnia
d. mengetahui cara mengatasi insomnia

7. Implemetasi
e. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
f. Mengukur tanda-tanda vital Ny. P
g. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. P
h. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab insomnia
Tanda dan gejala penyakit insomnia
Dampak dari insomnia
Cara mengatasi insomnia
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan

8. Evaluasi
S : a. Ny. P mengatakan mengerti mengenai penyakit insomnia
b. Ny. P mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
insomnia
O : a. Ny. P tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. P tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A: Gangguan pola tidur pada Ny. P, masalah teratasi sebagian
P: - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai insomnia
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi nyeri pada
gastritis dengan kompres air hangat.
- Intervensi dihentikan.
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D

Nama : Sri Kumala Despan


Nim : 04064821618003

3. Pengkajian ( 10 Juni 2017)


m. Nama KK : Tn. D
n. Usia : 32 tahun
o. Pendidikan : SMP
p. Pekerjaan : Pegawai Swasta (PT.MK II)
q. Alamat : RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
r. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Jenis kelamin Hub TTL/ Pendidikan Pekerjaan Status
dengan Umur imunisasi
KK
1. Ny. M Perempuan Istri 32 th SD Berdagang -
(warung)
2. An.P Perempuan Anak 1,5 th - - Lengkap

4. Data Subjektif
h. Ny. M mengatakan An. P sering mengalami batuk pilek (ISPA)
i. Ny. M mengatakan anaknya rewel saat terkena masalah batuk pilek
j. Ny. M mengatakan segera membawa anaknya ke bidan bila masalah batuk pilek
muncul.

5. Data Objektif
j. An. P tampak sehat
k. An. P terlihat aktif

6. Diagnosa Keperawatan keluarga


Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. D berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya pada Ny. M dengan ISPA.
7. Tujuan Khusus
e. Keluarga dapat memahami mengenai pengertian, penyebab ISPA, tanda dan gejala,
dampak dari ISPA.
f. mengetahui cara mengatasi ISPA

8. Implemetasi
i. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
j. Mengukur tanda-tanda vital Ny. M
k. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. M
l. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab ISPA
Tanda dan gejala penyakit ISPA
Dampak dari ISPA
Cara mengatasi ISPA
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan

9. Evaluasi
S : a. Ny. M mengatakan mengerti mengenai penyakit ISPA
b. Ny. M mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
ISPA
O : a. Ny. M tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. M tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A : Resiko berulang masalah ISPA pada keluarga Tn. D
P: - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai ISPA
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi ISPA pada
gastritis dengan jeruk nipis dan kecap
- Intervensi dihentikan.
Lampiran
(Leaflet)

You might also like