Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Sri Kumala Despan, S.Kep
(04064821618003)
PEMBIMBING
Ns. Jaji, S.Kep., M.Kep
A. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian
asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas
adalah klien atau resepien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan para
anggota keluarga sudah ditanggulangi secara incidental, tetapi keluarga belum dilihat
sebagai klien dari keperawatan. Sebenarnya, keluarga sebagai unit asuhan keperawatan
sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompok.
Oleh karena itu, penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan
keperawatan adalah hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah
anggotanya, tetapi kesatuannya yang unik dalam menghadapi masalah. Keunikannya
terlihat dari cara berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, dan nilai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah sebagai berikut;
a. Apa definisi konsep keluarga?
b. Apa saja karakteristik keluarga?
c. Apa saja tipe keluarga?
d. Apa saja fungsi keluarga?
e. Bagaimana tugas perkembangan keluarga?
f. Bagaimana bentuk pelayanan kesehatan keluarga?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan laporan ini yaitu untuk;
a. mengetahui definisi konsep keluarga
b. mengidentifikasi karakteristik keluarga
c. mengidentifikasi tipe keluarga
d. mengidentifikasi fungsi keluarga
e. mengetahui tugas perkembangan keluarga dan masalah yang sering muncul
f. Mengetahui bentuk pelayanan kesehatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Karakteristik keluarga
Adapun ciri-ciri umum keluarga yang dikemukakan oleh Efendi (2007) yaitu:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama dalam anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
C. Tipe/Bentuk Keluarga
Friedman (1986) membagi tipe keluarga seperti berikut:
1. Nuclear family (keluarga inti) : terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi
tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2. Extended family (keluarga besar) : satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family : satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family : suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangannya, yang
masung masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family : keluarga bapak yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibudan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone : bentuk keluarga yang hanya terdiri dai satu orang dewasa
yang hidupdalam rumahnya .
8. Middle age atau elderly couple : keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh
baya..
D. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut friedman dan Undang-Undang No. 10 tahun 1992. Friedman
membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:
1. Fungsi afektif : berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, peran dijalankan
dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi sosialisasi : proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan
sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin, norma budaya, dan perilaku
melalui interaksi dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan didalam
masyarakat.
3. Fungsi reproduksi : fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi : fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makan,
pakaian, perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga : keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan
dan asuhan kesehatan / keperawatan.
2. Tahap II
Keluarga Kelahiran Anak Pertama (Chlid-bearing family ( oldest child birth to 2,5
years). Dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan ( 2,5 tahun).
Keluarga menanti kelahiran dan mengasuh anak. Tugas Perkembangannya :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Masalah Kesehatan Keluarga: Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,
imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah
kesehatan fisik secara dini. Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan
ibu dan anak.
Diagnosa keperawatan : ketidakefektifan koping keluarga, penurunan koping
keluarga, resiko ganguan hubungan ibu dan janin, resiko gangguan identitas pribadi,
defiist pengetahuan, ansietas, diskontinuitas pemberian asi,
3. Tahap III
Keluarga Anak Usia Prasekolah Family With Preschool Children (oldest child 2,5 5
years). Dimulai dengan anak pertama berusia 2,5 5 tahun. Keluarga lebih majemuk
dan berbeda. (Suami Ayah = Istri Ibu = anak laki-laki -saudara = anak
perempuan saudari ). Tugas Perkembangannya
a. Memenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti : tempat tinggal, privasi dan rasa
aman, membantu anak untuk sosialisasi.
b. Adaptasi dengan anak yang baru lahir dan kebutuhan anak yang lain
c. Mempertahankan hubungan yang sehat internal atau ekternal keluarga, bagian
tanggung jawab anggota keluarga
d. Stimulasi tumbang anak. Pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak (
paling repot )
Masalah Kesehatan Keluarga: Masalah kesehatan fisik : penyakit menular,jatuh,luka
bakar,keracunan & kecelakaan, dan lain lain.
Diagnosa keperawatan : resiko jatuh, resiko infeksi.
4. Tahap IV
Keluarga Dengan Anak Sekolah atau Family With School Children (oldest child 6
13 years ). Keluarga mencapai jumlah anggota yang maksimal,keluarga sangat sibuk.
Aktivitas sekolah,anak punya aktivitas masing-2. Orang tua berjuang dengan tuntutan
ganda : perkemb anak & dirinya. Orang tua belajar menghadapi/membiarkan anak
pergi (dengan teman sebayanya). Orang tua mulai merasakan tekanan yg besar dr
komunitas di luar rumah ( sistem sekolah ). Tugas Perkembangannya
a. Membantu sosialisasi anak : meningkatkan prestasi belajar anak.
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia.
c. Memenuhi kebutuhant & biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk biaya
kesehatan.
Masalah kesehatan keluarga : jatuh, kecelakaan saat bermain, penyakit menular.
Diagnosa keperawatan : resiko infeksi, resiko jatuh
5. Tahap V
Keluarga Dengan Anak Remaja atau Family With Teenagers ( oldest child 13 -19/20
years ). Dimulai ketika anak pertama melewati umur 13 th,berlangsung 6-7 th. Tujuan
keluarga tahap ini : melonggarkan ikatan yang memungkinkan tanggungjawab &
kebebasan yangg lebih optimal bagi remaja untuk menjadi dewasa muda.Tugas
Perkembangannya :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggungjawab ketika remaja menjadi dewasa
dan semakin mandiri
b. Menfokuskan hubungan perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dengan anak-anak
Masalah-masalah kesehatan : Masalah kesehatan fisik keluarga biasanya baik,tapi
promosi kesehatan tetap perlu diberikan. Perhatian pada gaya hidup keluarga yang
sehat ; penyakit jantung koroner pada orang tua ( usia 35 th ). Pada remaja :
kecelakaan, penggunaan obat-obatan,alkohol, mulai menggunakan rokok sebagai alat
pergaulan,kehamilan tidak dikehandaki. Konseling dan pendidikan tentang sex
education menjadi sangat penting. Terdapat beda persepsi antara orang tua dengan
anak remaja tenting sex education > konseling harus terpisah antara orang tua
dengan anak. Persepsi remaja tentang sex education : uji kehamilan,AIDS,alat
kontrasepsi Dan aborsi
Diagnosa keperawatan : anisietas, defisit pengetahuan, disfungsi sexual, harga diri
rendah situasional, ketidakefektifan koping, penurunan koing keluarga.
6. Tahap VI
Keluarga Melepas Anak Usia Dewasa Muda atau Family As Launching Center (
oldest child gone to departure of youngest ). Dimulai Anak pertama meninggalkan
rumah berakhir sama rumah menjadi kosong. Tahap ini bisa singkat bisa lama tgant
juml anak ( biasa berlangs 6 7 th ) > faktor ekonomi menjadi kendala. Tugas
Perkembanganya :
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari
perkawianan anak-anaknya.
b. Melanjutkan untuk memperbaharui & menyesuaikan kembali hubungn perkawinan
c. Membantu orang tua/ lansia yg sakit-sakitan dari suami maupun istri.
Masalah Kesehatan: Masalah komunikasi anak dengan orang tua ( jarak ), perawatan
usia lanjut, masalah penyak kronis: Hipertensi,Kolesterol, Obesitas, Menopause, DM,
Dll.
Diagnosa keperawatan : anisetas, ketidakmampuan koping keluarga.
7. Tahap VII
Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan atau Middle-anged Family ( emptynest to
retirement ). Dimulai anak terakhir keluar dan berakhir sampai pensiun at kematian
pasangan. Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55th & berakhir saat masuk
pensiun 16-18 th kemudian. Tugas Perkembangannya :
a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan & penuh arti dengan para
ortu lansia(teman sebaya) & anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
Masalah Kesehatan: Kebutuhan Promosi Kesehatan : istirahat cukup, kegiatan waktu
luang & tidur, nutrisi, olahraga teratur, BB harus ideal,no smoking, pemeriksaan
berkala. Masalah hubungan perkawinan,komunikasi dengan anak-anak & teman
sebaya,masalah ketergantungan perawatan diri.
Diagnosa keperawatan : defisit pengetahuan, keletihan,
8. Tahap VIII
Keluarga Masa Pensiun & Lansia atau Aging Family ( retirement to death of both
spouses ). Dimulai salah satu/keduanya pensiun sampai salah satu /keduanya
meninggal. Kehilangan yg lazim pada usia ini: ekonomi & pekerjaan (pensiun),
perumahan ( pindah ikut anak/panti ) , social (kematian pasangan & teman-satunya),
Kesehatan (penurunan kemampuan fisik ). Tugas Perkembangannya :
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b. Menyesuaikan dengan pendapatan yang menurun
c. Mempertahankan hubungan perkawinan
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan Dan integrasi hidup )
Masalah kesehatan : pada keluarga usia lansia masalah kesehatan yang terjadi
mayoritas adalah penyakit degeneratif akibat usia.
Diagnosa keperawatan : hambatan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, keletihan,
ketakutan, penurunann koping keluarga, resiko jatuh, resiko pelemahan martabat,
resiko terserang penyakit degeneratif.
Sebagai kekhususan perawat keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga, bentuk pelayanan keperawatan untuk
kesehatan keluarga diantaranya:
1. Sebagai pendidik atau educator
Perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dalam rentang sehat sakit.
Contoh :
a. Pendidikan kesehatan tentang pentingnya imunisasi pada balita.
b. Mengajarkan pencegahan ispa pada ibu dengan anak-anak beresiko terserang ispa.
c. Mengajarkan cara membersihakan kotoran pada hidung anak saat anak terserang
batuk pilek.
2. Sebagai penghubung atau coordinator / kolaborator
Dalam menjalankan peran ini, perawat mengkoordinasikan keluarga dalam pelayanan
kesehatan.Contoh :
a. Perawat membantu dan membimbing keluarga yang diketahui terserang TB
mendapatkan pengobatan TB paru di puskesmas.
b. Perawat bersama keluarga menentukan siapa individu yang akan dijadikaan sebagai
orang yang selalu mengingatkaan anggota keluarga dengan TB untuk minum obat.
3. Sebagai pelindung ataau advocate
Memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan. Contoh: Perawat membantu keluarga dalam pengurusan surat keterangan
tidak mampu dalam rangka mendapatkan dana kesehatan melalui program pemerintah
melalui jaring pengaman kesehatan/askeskin pada keluarga miskin.
4. Pemberi pelayanan langsung.
Perawat memberikan pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. Contoh:
Mengajarkan pada keluarga pembuatan obat pereda batuk pilek dengan perasan jeruk
nipis dicampur madu.
5. Konselor
Perawat memberikan beberapa alternative pemecahan masalah berkaitan dengan
masalah yang di hadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan
keluarga tersebut. Contoh :
a. Perawat berkaitan dengan keluarga memberikan beberapa alternative alat
kontrasepsi yang akan dipilih pasangan muda, dengan keputusan tetap ada pada
pasangan muda tersebut.
b. Perawat keluarga memberikan informasi jenis pelayanan yang bisa dikunjungi
keluarga.
6. Pemodifikator lingkungan
Contoh :
a. Perawat memberikan gambaran yang jelas bagaimana lingkungan yang aman pada
keluarga dengan lansia yang sudah menurun penglihatannya, seperti halnya lantai
yang dibuat tidak licin, penataan rumah tangga yang rapi, diberikan pegangan
keruangan lansia ataupun kekamar mandi.
b. Perawat memberikan penjelasan berkaitan dengan bagaimana mencegah anak
terkena ispa dengan tidak memberikan jajanan sembarangan, orang tua khususnya
ibu membuat makanan tambahan yang menarik dengan gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Di Indonseia salah satu PTM (Penyakit Tidak Menular) yang menjadi masalah
kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi. Masalah Hipertensi disebut
sebagai the silent killer, karena dapat membunuh penderitanya secara mendadak bila
tidak dilakukan pemeriksaan rutin terhadap tekanan darah. Selain itu masalh
kesehatan ini juga dapat menyebabkan maslah kesehatan lain yang lebih bernahaya
yaitu stroke dan penyakit jantung koroner. Hipertensi atau yang dikenal dengan
tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmHg dan/atau
tekanan darah diastolik yang lebih dari 90 mmHg (Chobanian dkk, 2004). Dari tahun
meningkatnya usia harapan hidup, jumlah populasi obesitas dan kesadaran masyarakat
(International Society of Hypertension), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi
di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan
meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004 (Rahajeng dan Tuminah, 2009).
bahwa hanya 82,5% Rumah Tangga yang bebas hipertensi. Hal ini berarti jika di
Indonesia ada sekitar 63.031.114 Rumah Tangga dengan 4 ART, maka terdapat
52.000.689 RT yang bebas hipertensi dan masih terdapat 11.030.425 RT yang
terdapat 2 orang ART yang mengidap penyakit Hipertensi dalam RT nya. Dari hasil
Riskesdas Provinsi SumSel tahun 2013 prevalensi penderita hipertensi pada umur
prevalensinya adalah 23% dari seluruh warga, berdasarkan hasil dari WS (Wind
Shield) yang telah dilakukan oleh mahasiswa di desa tersebut pada bulan November
2016.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
(Ardiansyah,M. 2012).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang disertai dengan peningkatan tekanan darah. Di negara industri hipertensi
kekambuhan hipertensi antara lain stress, merokok dan pola makan (Marliani L,
2007).
Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Ardiansyah,M. 2012).
B. Etiologi
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau idiopatik
Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi primer
elastisitas) pada arteri-arteri yang kecil yang paling jauh dari jantung (arteri
periferal atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan dengan faktor-faktor genetik,
obesitas, kurang olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll (Gardner,
2007)
2. Hipertensi sekunder
penyakit, kondisi dan kebiasaan. Karena itu umumnya hipertensi ini sudah
diketahui penyebabnya (Shankie, 2001). Terdapat 10% orang menderita apa yang
hidup yang seringkali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal (Lanny
1. Genetik
2. Jenis kelamin
a. Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan
b. Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141-149 dan diastolik 91- 94 mmHg.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika sistolik lebih besar atau sama
dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.
D. Patofisiologis
pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan rtensi Natrium dan air oleh tubulus
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh
mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner &
Suddarth, 2002).
E. Tanda dan Gejala
Biasanya tanpa ada gejala atau tanda-tanda yang spesifik. Pada kasus
hipertensi berat, gejala yang mungkin dialami klien antara lain adalah ( Riyadi,S.
2011) :
1. Sakit kepala
2. Pendarahan hidung
3. Vertigo
4. Mual muntah
5. Perubahan penglihatan
7. Sesak napas
9. Nyeri dada
F. Komplikasi
Organ-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa
G. Penatalaksanaan
penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi
adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan
tekanan diastolic di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapat di
capai melalui modifikasi gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi.
1. Terapi tanpa Obat
lain-lain.
2) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan.
3) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau
kali/minggu.
c. Menghentikan merokok
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita
dapat bertambah kuat. Pilihan obat untuk penderita hipertensi adalah sebagai
berikut :
Ca dan diuretic
inhibitor ACE.
d. Pada penderita dengan gagal jantung diberikan inhibitor ACE dan diuretic.
f. Penderita dengan infark miokard : beta blocker (non ISA), inhibitor ACE
Interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan
(perawat, dokter) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
darahnya
darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa
darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui
h. Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
i. Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau
2 x sehari
j. Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
n. Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
H. Pemeriksaan Penunjang
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Guyton A.C., Hall J.E. 2008) :
hipokoagulabilitas, anemia.
hipertensi.
(penyebab).
8. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau
adanya diabetes.
10. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushings; kadar renin dapat juga meningkat.
13. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
konduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit
jantung hipertensi.
BAB III
KASUS
1. Keluarga Binaan 1
Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW
langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn.S yang berumur 32 tahun dan istrinya yang
bernama Ny.S berumur 32 tahun. Tn.S bekerja sebagai crumb rubber di PT.MK II
sedangkan istrinya Ny.S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. S mempunyai 2 orang anak.
Anak pertama bernama An.N berusia 9 tahun yang sedang di tingkat pendidikan SD
(Sekolah Dasar), anak kedua An. G yang berusia 11 bulan. Pengkajian dilakukan pada
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. S memiliki riwayat hipertensi. Ny. S
mengatakan pada saat hamil Ny.S sempat mengalami tekanan darah tinggi dan sampai saat
beberapa bulan setelah melahikan. Ny.S mengatakan sempat minum obat yang diberikan
bidan dan minum rebusan air sirsak. Ny.S mengatakan sekarang sudah kembali normal
tekanan darahnya dan tidak mengkonsumsi obat tekanan darah tinggi lagi. Sekarang Ny.S
dalam kondisi yang kurang sehat dikarenakan ibunya mengeluh banyak pikiran. Pada saat
sakit kepala Ny.S hanya bersitirahat untuk meredakan sakit kepalanya. Pada saat
2. Keluarga Binaan 2
Mahasiswa Coners melakukan kunjungan rumah kesalah satu keluarga di RT 15 RW
langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. P yang berumur 36 tahun dan istrinya yang
bernama Ny. S berumur 31 tahun. Tn. P bekerja sebagai operator mesin di PT.MK II
sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. P mempunyai 1 orang anak
yang berumur 8 tahun. Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni
2017.
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.O memiliki masalah kesehatan ISPA.
Ny.S mengatakan anaknya sering batuk pilek. An.O sering berobat ke praktek dokter
keluarga untuk mendapatkan obat batuk pilek. Hal ini dikarenakan An.O sering jajan
makanan yang tidak sehat seperti es krim yang dijual dilingkungan dekat rumahnya. Pada
saat pengkajian tampak An.O sedang dalam keadaan batuk pilek, dilihat dari adanya
lender yang keluar dari hidung An.O dan mengalami batuk. Sekarang An.O dalam kondisi
Arif Mansjoer dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
gardner, F. S. 2007. Smart Treatment for High Blood Pressure. Jakarta : Prestasi
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11st ed. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marliani L, S Tantan. 2007. 100 Questions & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Saseen, J.J dan Carter, B.L. 2005. Hypertension. In: Dipiro; J.T; Talbert et al. .
Pharmacotherapy: a Pathophysiologic approach Ed 6th. United States of
America: The McGrawhill Companies, Inc.
A. Latar Belakang
berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah
15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO 13 juta anak balita di
dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut terdapat di negara
berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian dengan
yang sebesar 2,13%, period prevalence ISPA pada tahun 2015 mengalami
sebesar 2,4 per 1.000 balita dan berdasarkan diagnosis/gejala sebesar 18,5 per
1.000 balita..
Jumlah balita dengan ISPA di Indonesia pada tahun 2015 adalah lima diantara
1.000 balita yang berarti sebanyak 150.000 balita meninggal pertahun atau sebanyak
12.500 balita perbulan atau 416 kasus sehari atau 17 balita perjam atau seorang balita
Angka kejadian ISPA di Sumatra Selatan 20.157 kasus ,menurut kepala bagian
Wasdal Dinas Kesehatan Sematra Selatan pada tahun 2014. Sedangkan di Desa
Tanjung Pering Dusun I angka kejadian ISPA mencapai 58% dari seluruh warga,
berdasarkan hasil dari WS (Wind Shield) yang telah dilakukan oleh mahasiswa di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian
meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah
(klinikita, 2007).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
dapat menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah (Erlien, 2008).
akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rinitis, faringitis, dan otitis
serta saluran pernafasan bagian bawah seperti laringitis, bronkitis, bronkiolitis dan
pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14 hari diambil
untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan adalah organ
mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang telinga tengah dan
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri
faktor kelelahan,daya tahan tubuh lemah, populasi udara, asap kendaraan dan
C. Klasifikasi
a. Pneumonia Berat
Bila disertai salah satu tanda tarikan kuat di dinding pada bagian bawah atau
napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 6 kali
Bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau
napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang 2 bulan, yaitu:
3) Kejang
4) Kesadaran menurun
5) Stridor
6) Wheezing
7) Demam / dingin.
a. Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian bawah ke
dalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam
b. Pneumonia Sedang
c. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas
2) Kejang
3) Kesadaran menurun
4) Stridor
5) Gizi buruk
(apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah
cardiac arrest.
c. Pada sistem serebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung,
1. Hypoxemia
2. Hypercapnia dan
Tanda dan gejala berdasarkan derajat keparahan penyakit dapat dibagi tiga tingkat
1. ISPA Ringan
a. Batuk
d. Demam (panas)
2. ISPA Sedang
3. ISPA Berat
g. Dehidrasi
h. Kesadaran menurun
E. Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri
5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah
sinusitis paranasal, penutupan tuba eusthacii dan penyebaran infeksi (Adelle, 2002).
1. Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil
sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih besar, nyeri
kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus
frontalis dan maksilaris. Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala
malaise, cepat lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kadang-
kadang disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus
Tuba eusthachii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat
menembus langsung kedaerah telinga tengah dan menyebabkan otitis media akut
(OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan
yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan telinganya dan
3. Penyebaran infeksi
laryngitis, trakeitis, bronkiis dan bronkopneumonia. Selain itu dapat pula terjadi
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut (Smeltzer &
Bare, 2002) :
1. Pemeriksaan
Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan
meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku
oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila
baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada.
Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anakharus dibuka sedikit. Tanpa
dan diklasifikasi.
2. Pengklasifikasian ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut :
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
3. Pengobatan
oksigendan sebagainya.
rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain
dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.
Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
harus diberi antibiotic (penisilin) selama 10 hari. Tanda bahaya setiap bayi atau
pemeriksaan selanjutnya.
4. Perawatan di rumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita ISPA.
Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
b. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan
c. Pemberian makanan
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak
dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan
e. Lain-lain
1) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama
pemeriksaan ulang.
BAB III
KASUS
langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. P yang berumur 36 tahun dan istrinya yang
bernama Ny. S berumur 31 tahun. Tn. P bekerja sebagai Operator mesin di PT.MK II
sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. P mempunyai 1 orang
anak. Anak perempuan bernama An.O berusia 8 tahun yang sedang di tingkat pendidikan
SD (Sekolah Dasar). Pengkajian dilakukan pada tanggal 01 Juni 2017 sampai 03 Juni
2017.
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.O sering menderita masalah batuk
pilek. Saat pengkajian Ny.S mengatakan anaknya baru sembuh dari sakit batuk pileknya.
Ny.As mengatakan hal ini dikarenakan anaknya suka sekali jajan es yang dibeli disekitar
rumahnya saat bermain sehingga Ny.S terkadang tidak mengetahui hal tersebut. Saat
anaknya sakit Ny.S membawanya ke praktek dokter keluarga dan mendapat penanganan
segera untuk masalah batuk pileknya yang kita kenal dengan ISPA.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No TUM TUK Kriteria Standar Intervensi
Keperawatan
1. Resiko Setelah 1. Setelah Respon ISPA adalah penyakit saluran 1. Gali pengetahuan
penyakit dilaksanakan 3 dilaksanakan verbal pernafasan akut dengan batuk dan tentang ISPA
kali kunjungan,
berulang pada tindakan pilek. 2. Beri motivasi
masalah ISPA
keluarga Tn. P pernah di alami keperawatan Penyebab ISPA : keluarga untuk
berhubungan tidak kembali selama 2 x 15 1. Kurang gizi mengemukakan
terulang.
dengan mnt dapat 2. Imunisasi tidak lengkap pendapatnya tentang
ketidakmampu mengenal 3. Lingkungan yang tidak sehat ISPA.
an keluarga masalah 4. Tanda dan gejala ISPA 3. Diskusikan bersama
merawat kesehatan dengan 5. Batuk keluarga mengenai
anggota menjelaskan 6. Pilek pengertian penyebab
keluarga yang masalah 7. Demam dan gejala ISPA.
sakit kesehatan. 8. Nafas cepat 4. Bimbing keluarga
khususnya 9. Suara Parau untuk menjelaskan
pada An. O 10. Nyeri tenggorokan ulang pengertian
dengan ISPA penyebab tanda dan
gejala ISPA.
5. Beri reinforcement
positif atas jawaban
yang diberikan
2. Setelah Respon Menyebutkan 3 akibat lanjut dari 1. Kaji pengetahuan
ISPA :
penyuluhan 1 x verbal keluarga tentang
1. TBC
15 mnt keluarga akibat ISPA
2. Radang paru-paru
dapat mengambil 2. Beri penjelasan
3. Bronkhitis
keputusan kepada keluarga
4. Batuk kronis
dengan tindakan tentang akibat
yang cepat dan 3. ISPA yang tidak
tepatdengan: Men segera diatasi
jelaskan akibat 4. Beri kesempatan
lanjut dari ISPA keluarga untuk
yang tidak segera bertanya
diatasi 5. Tanyakan kembali
hal yang telah
dijelaskan.
6. Berikan
reinforcement positif
atas jawaban yang
benar.
3. Setelah tindakan Respon PerawatanISPA : 1. Diskusikan bersama
1 x 15 mnt verbal 1. Jika panas dikompres keluarga tentang
keluarga dapat Psiko 2. Jika pilek bersihkan hidung dengan pencegahan ISPA.
merawat anggota Motor saputangan yang bersih 2. Berikan kesempatan
keluarga yang 3. Beri minum yang banyak (ASI). yang kurang
sakit ISPA. 4. Awasi kondisi bila bertambah dimengerti.
parah. 3. Tanyakan kembali
tentang apa yang
Psiko Cara membuat obat tradisional batuk dijelaskan.
motor dan pilek (Jeruk-Madu): 4. Demonstrasikan cara
1. Siapkan baki dan pengalas pembuatan obat
Potong jeruk nipis, kemudian tradisional.
jeruk diperas dan ainya disaring. 5. Beri kesempatan
2. Ambil madu sebanyak 1 sendok keluarga untuk
makan, kemudian dituang redemonstrasi.
kedalam gelas. 6. Diskusikan bersama
3. Ambil 1 sendok makan air jeruk keluarga tentang
nipis, kemudian tuangkan pencegahan ISPA.
kedalam gelas berisi madu 7. Berikan kesempatan
4. Aduk hingga merata klien tentang
5. Berikan pada anak untuk pencegahan
diminum ISPAbertanya.
Verbal PencegahanISPA : 8. Tanyakan kembali
6. Menjauhkan rokok dari penderita hal-hal yang
batuk. dijelaskan.
7. Jaga kebersihan lingkungan. 9. Beri reinforcement
8. Imunisasi lengkap positif atas jawaban
9. Berikan makanan yang bergizi. yang diberikan
keluarga.
Adele, P.2002 . Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : EGC
Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Imunologi. Jakarta: Salemba Medika
Nelson, Behrman, Kliegman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15 vol. 1. Jakarta
: EGC,
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Alih Bahasa
Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta : EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYAKIT DIARE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia, terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya. Menurut
prevalensi yang didapat dari berbagaisumber, salah satunya dari hasil Riset
Indonesia berasal dari semuaumur, namun prevalensi tertinggi penyakit diare diderita
oleh balita, terutama pada usia <1 th (7%) dan 1-4 tahun (6,7).
enyakit potensial KLB (Kejadian Luar Biasa) yang sering disertai dengan
nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada
golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke-empat (13,2%). Pada
tahun 2015 angka kesakitan diare pada semua umur sebesar 214 per 1.000 penduduk
dan angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 penduduk (Kajian Morbiditas
Diare 2015). Secara nasional angka kematian (CFR) pada KLB diare pada tahun
Pada tahun 2015 terjadi 8 KLB yang tersebar di 6 Propinsi, 8 kabupaten dengan
jumlah penderita 646 orang dengan kematian 7 orang. Sedangkan pada tahun 2015
sebanyak 4,5% kasus. Sedangkan pada Dusun 1 Desa Tanjung Pering terdapat
prevelensi 38% dari seluruh warga, berdasarkan hasil dari WS (Wind Shield) yang
telah dilakukan oleh mahasiswa di desa tersebut pada bulan November 2016.
B. Rumusan
Apakah penjelasan tentang masalah diare dan bagaimana asuhan keperawatan
C. Tujuan
Keluarga mampu menjelaskan pengertian dan memahami asuhan keperawatan
A. Pengertian
Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare dapat terjadi akibat
adanya zat terlalu yang tidak dapat diserap di dalam feses (Arif Mutakkim dan Kumala
S, 2011).
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air
saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 ml/jam tinja) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi yang meningkat (Arief Mansjoer,
2001).
B. Etiologi
1. Faktor infeksi (Ngastiyah, 2005) :
(Cardida albicans).
b. Infesi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti otitis media
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun.
2. Faktor malabsorbsi
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
b. Malabsorbsi lemak.
c. Malabsorbsi protein.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang
lebih besar.
C. Klasifikasi
Ada beberapa jenis diare, yaitu (Widoyono, 2008) :
1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang
dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa
darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi,
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan
Ada beberapa tanda dan gejala diare menurut Azis Alimul Hidayat (2006), yaitu
sebagai berikut:
1. Frekuensi bab (buang air besar) pada bayi lebih dari 3x/hari dan pada neonatus lebih
dari 4x/hari
2. Bentuk cair pada buang air besarnya kadang-kadang disertai lendir dan darah
5. Muntah
6. Rasa haus
7. Malaise
9. Fases bersifat banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diserap
oleh usus
E. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk masalah diare adalah (Hidayat
1. Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada
intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
2. Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama
natrium, kalium, kalsium dan phospor serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal. Duodenal
G. Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati
usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.
Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional. Berikut merupakan
a. Jenis cairan
1) Cairan rehidrasi oral
Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau karbohidrat lain.
2) Cairan parenteral
1) Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau
2) Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak
c. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak
2) Dehidrasi ringan
3) Dehidrasi sedang
4) Dehidrasi berat
2. Pengobatan dietetik
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanannya adalah:
1) Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa dan asam
2) Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)
b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis makanannya
adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan kebiasaan makan di
rumah.
3. Obat obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
a. Obat antisekresi
b. Obat antispasmolitik
KASUS
langsung dengan kepala keluarga yaitu Tn. S yang berumur 32 tahun dan istrinya yang
bernama Ny. S berumur 32 tahun. Tn. S bekerja sebagai Crumb rubber di PT.MK II
sedangkan istrinya Ny. S tidak bekerja (ibu rumah tangga). Tn. S mempunyai 2 orang
anak. Anak pertama bernama An.N berusia 9 tahun yang sedang di tingkat pendidikan SD
(Sekolah Dasar), dan anak kedua An. G yang berusia 11 bulan. Pengkajian dilakukan pada
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa An.N pernah menderita masalah diare. Saat
pengkajian Ny.S mengatakan anaknya baru sembuh dari sakit diarenya. Ny.S mengatakan
hal ini dikarenakan anaknya suka sekali jajan makanan seperti bakso goreng atau sosis
goreng yang dibelinya dilingkungan rumah saat bermain sehingga Ny.S terkadang tidak
mengetahui hal tersebut. Saat anaknya sakit Ny.S membawanya ke praktek dokter
Depkes RI. 2002. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.
Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Surabaya: Salemba Medika.
Suriadi dan Rita Yulianni. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta : Erlangga.
LAPORAN PENGKAJIAN
KELUARGA BINAAN I
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
Kecamatan Gandus Kota Palembang
I. PENGKAJIAN UMUM
Pengkajian Keluarga (01 Juni 2017)
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. S
2. Usia : 32 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pegawai PT.MK II
5. Alamat : Komplek PT.MK II RT 15 RW 04
6. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hubungan TTL/ Pendidi Pekerjaan Status
(inisial) Kelamin dengan Umur kan Imunisasi
KK
1. Ny. S P Istri 32 tahun SMA IRT -
2. An. N P Anak 9 tahun SD Pelajar -
3. An. G L Anak 11 bulan - - Lengkap
Genogram
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Serumah
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
ayah, ibu, dan 2 anak kandung.
8. Suku
Tn. S berasal dari Jawa sedangkan Ny. S berasal dari Sumatra. Tn. S dan Ny.
S menggunakan bahasa palembang dalam kesehariannya.
9. Agama
Keluarga Tn. S menganut agama Islam dan beribadah sesuai tuntunan agama
Islam.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah) :
a. Luas rumah yang ditempati : 6 x 5 m
b. Jumlah ruangan dan kamar : 1 ruangan yang multifungsi yang sering
digunakan untuk kumpul dengan keluarga, 1 ruang kamar tidur, 1 dapur
dan 1 kamar mandi.
c. Ventilasi dan pencahayaan : Terdapat 1 jendela di rumah dan 1 lubang
angin dan cahaya. Rumah terlihat gelap. Sirkulasi udara baik karena
jendela dan pintu rumah dibuka di pagi hari.
d. Sumber air : Air sungai Musi digunakan untuk kebutuhan mandi dan
mencuci, serta air galon/ air masak digunakan untuk memasak maupun
untuk minum.
e. Lantai rumah : terbuat dari semen.
f. Kondisi rumah: Rumah terbuat dari semen dan kayu, lantai semen
sedangkan atap rumah terbuat dari seng.
g. Pembuangan sampah disekitar lingkungan dilakukan dengan cara
membakar sampah serta ada petugas mengambil sampah.
Denah rumah
Keterangan :
5 1
1 = Pintu masuk
3 2 = Ruang berkumpul
4 3 = Kamar tidur
4 = Dapur
2 5 = Kamar Mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Keluarga Tn. S tidak memiliki masalah dalam bersosialisasi dengan
tetangga dan dapat dikatakan hubungan dengan tetangga cukup baik dan saling
berinteraksi. Kehidupan bertetangga Tn. S sangat menjunjung tinggi
kehidupan yang memiliki nilai tenggang rasa, saling menghormati serta saling
membantu satu sama lain.
Tetangga Tn. S hampir beberapa berasal dari Jawa. Ny. S saat ini
masih mengikuti pengajian yang dilakukan setiap seminggu sekali pada pagi
senin di masjid komplek PT. MK II di RT 15 RW 04 Gandus. Tn. S pergi
bekerja sebagai pegawai pabrik pada pagi hari sampai sore hari. Ny. S bekerja
sebagai ibu rumah tangga, yang mengurusi semua keperluan anak dan rumah.
3. Struktur peran :
a. Tn. S berperan sebagai kepala keluarga, suami dan ayah. Saat ini Tn. S
bekerja sebagai pegawai pabrik dengan penghasilan dapat memenuhi
kebutuhan keluarga.
b. Ny. S berperan sebagai istri, ibu dari ke dua anaknya yang ada di rumah
yang mengawasi anak-anaknya.
c. An. N berperan sebagai anak yang paling tua, sedang bersekolah di SD dan
berperan sebagai yang tertua untuk mengajak adiknya dan menjaga
adiknya saat Ny. S bekerja dirumah.
d. An. G berperan sebagai anak paling kecil yang masih membutuhkan lebih
dari anak-anak dari Tn. S dan Ny. S.
2. Fungsi sosialisasi :
Keluarga Tn. S mengatakan keluarga memiliki hubungan yang baik
dengan warga yang ada di RT 15 RW 04. Tetangga sekitar juga mengatakan
bahwa keluarga Tn. S merupakan keluarga yang ikut berperan dalam kegiatan
di masyarakat dan saling membantu sesama anggota masyarakat.
Kulit Warna kulit coklat tua Warna kulit coklat dan Warna kulit coklat dan Warna kulit coklat dan
dan turgor kulit elastis turgor kulit elastis turgor kulit elastis turgor kulit elastis
Mata Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris, Kedua mata simetris,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak
ikterik dan penglihatan ikterik dan ketajaman ikterik dan ketajaman ikterik dan ketajaman
masih baik. dalam penglihatan dalam penglihatan dalam penglihatan
masih baik. masih baik. masih baik.
Hidung Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi Bersih, fungsi
penciuman baik penciuman baik penciuman baik penciuman baik
Mulut & Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak Bersih, lidah tidak kotor,
Tenggorokan kotor, gigi berlubang kotor, gigi tidak kotor, gigi tidak gigi berlubang dan
dan berwarna sedikit berlubang dan berlubang dan berwarna sedikit kuning,
kuning, kemampuan berwarna putih, berwarna putih, kemampuan menelan
menelan baik. kemampuan menelan kemampuan menelan baik.
masih baik. baik.
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak kelenjar tiroid, tidak ada
ada distensi vena ada distensi vena ada distensi vena distensi vena jugularis
jugularis jugularis jugularis
Telinga Kedua simetris, bersih, Kedua simetris, bersih, Kedua simetris, bersih, Kedua
serumen tidak ada, serumen tidak ada, serumen tidak ada, simetris,
tidak menggunakan tidak menggunakan tidak menggunakan alat bersih, serumen tidak
alat bantu alat bantu bantu pendengaran. ada, tidak menggunakan
pendengaran. pendengaran. alat bantu
pendengaran.
Dada Pengembangan dada Pengembangan dada Pengembangan dada Pengembangan dada
simetris, keadaan simetris, keadaan simetris, keadaan simetris, keadaan bersih,
bersih, suara napas bersih, suara napas bersih, suara napas suara napas vesikuler
vesikuler bersih, RR : vesikuler bersih, RR : vesikuler bersih, RR : bersih, RR : 24x /menit,
22x /menit, dan HR : 20x /menit, dan HR : 22x /menit, dan HR : dan HR : 88x/ menit.
88x/ menit. 88x/ menit. 90x/ menit.
Ektremitas Atas Atas Atas Atas
Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema,
rentang gerak tidak rentang gerak tidak rentang gerak tidak ada rentang gerak tidak ada
ada hambatan, tidak ada hambatan, tidak hambatan, tidak ada hambatan, tidak ada
ada nyeri dan kekuatan ada nyeri dan nyeri dan kekuatan otot nyeri dan kekuatan otot
otot 5. kekuatan otot 5. 5. 5.
Bawah Bawah Bawah Bawah
Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema, Tidak ada odema,
rentang gerak tidak rentang gerak tidak rentang gerak tidak ada rentang gerak tidak ada
ada hambatan, tidak ada hambatan, tidak hambatan, tidak ada hambatan, tidak ada
ada nyeri dan kekuatan ada nyeri dan nyeri dan kekuatan otot nyeri dan kekuatan otot
otot 5. kekuatan otot 5. 5. 5.
Perut Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada Abdomen tidak ada
asites, bersih, tidak ada asites, bersih, tidak asites, bersih, tidak ada asites, bersih, tidak ada
nyeri tekan, dan bising ada nyeri tekan, dan nyeri tekan, dan bising nyeri tekan, dan bising
usus normal ( 8x bising usus normal ( usus normal ( 8x usus normal ( 8x
/menit). 8x /menit). /menit). /menit).
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Harapan keluarga terhadap kehidupannya, keluarga menginginkan agar
anggotanya selalu sehat dan tidak mengalami sakit yang bisa menyebabkan anggota
keluarga di rawat di Rumah Sakit. Selain itu, keluarga juga berharap anak-anaknya
bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa mengangkat derajat
keluarganya di mata masyarakat. Harapan keluarga terhadap praktikan Ners UNSRI
agar dapat memberikan informasi seputar kesehatan dan cara merawat dan
memelihara kesehatan anggota keluarga.
Analisis Data
DO :
HR : 90x /menit
RR : 24x /menit
Suhu : 36,5oC
- An. G terlihat ada cairan
putih yang keluar dari
hidungnya.
2. DS : Resiko diare berulang Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan bahwa keluarga dalam
An. N pernah terkena sakit merawat anggota
diare. Ny. S mengatakan keluarga yang sakit
anaknya baru sembuh dari karena kurangnya
penyakit diare. pengetahuan
keluarga
DO :
HR : 90x /menit
RR : 22x /menit
Suhu : 36,5oC
- Lingkungan rumah Ny. S
terlihat sedikit kotor dan
An. N yang suka jajan
diluar.
3. DS : Resiko penyakit Ketidakmampuan
Ny. S mengatakan bahwa berulang keluarga dalam
dia pernah mengalami merawat anggota
tekanan darah tinggi pada keluarga yang sakit
saat sedang hamil dan untuk menghentikan
beberapa bulan setelah kebiasaan pola
melahirkan dan sekarang makan yang salah
tekanan darah telah normal. dan tidak teratur
DO :
TD : 139/92 mmHg
HR : 88x /menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5 oC
SKORING
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemberian asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang
bertujuan mengumpulkan data tentang status kesehatan klien .Data yang
terkumpul kemudian dianalisis sehingga dapat dirumuskan masalah
kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik
melalui anamnesa dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan
karena pengkajian belum dilakukan.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang
timbulnya masalah keperawatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
data lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga,
struktur keluarga dan fungsi keluarga.
2. Metode
Wawancara dan Observasi
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis,
dan alat tulis
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1) Mengucapkan Salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4) Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1) Melakukan Pengkajian
2) Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
3) Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
c. Fase Terminasi
1) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2) Mengucapkan Salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan: Data Umum, Riwayat Kesehatan dan Tahap
Perkembangan keluarga, Data Lingkungan, Fungsi Keluarga, dan
Struktur Keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 2 (Jumat, 02 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktik di RT 15 RW
04 Gandus, maka ditetapkan untuk membina keluarga dengan resiko tinggi
di RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus. Keluarga Tn. S merupakan keluarga
yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak.
Pada hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan 1 didapatkan data
umum, riwayat, dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur
keluarga dan fungsi keluarga. Maka pertemuan ke 2 ini akan dilanjutkan
dengan pengkajian data yang lain untuk kelengkapan dalam menentukan
dan diagnosa keperawatan dari keluarga tersebut.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum dilakukan.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum yang
dilakukan belum lengkap.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan
fisik anggota keluarga.
2. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, auskultasi, palpasi.
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer,timbangan
berat badan, buku tulis, dan alat tulis.
5. Strategi Pelaksanaan
A. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Mengingatkan kontrak
B. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
C. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan : fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan
pemeriksaan fisik anggota keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn. Wn
DUSUN I DESA TANJUNG PERING
PERTEMUAN KE 3 (Sabtu, 03 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada pertemuan ke 2 telah didapatkan fungsi keperawatan keluarga
dan stressor dan koping keluarga. Pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga
belum dilakukan dikarenakan ada anggota keluarga yang tidak ada di
rumah saat pengkajian.
Maka pada pertemuan ke 3 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian
data yang lain untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa
keperawatan keluarga Tn. S.
c. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum lengkap.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpul data pemeriksaan kesehatan
keluarga secara lengkap
C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Tn. S
b. Metode
Wawancara observasi, inspeksi, auskultasi dan palpasi.
c. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis,
dan alat tulis
e. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4. Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1. Melakukan Pengkajian
2. Melakukan pengkajian fisik (khususnya bagi anggota yang belum
dikaji)
3. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
4. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan
keluarga
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengucapkan Salam
D. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga
c. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan
c. Hasil
1. Didapatkan : pemeriksan fisik pada anggota keluarga Tn. S
2. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 4 (Senin, 05 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.G mengalami pilek dan batuk
beberapa hari yang lalu dan sekarang telah sembuh. Hal ini dikatakan Ny.
S karena makan es dan terlalu banyak bermain hingga kurang waktu
istirahat. Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah
yang sedang dihadapi keluarga Tn.S khusunya An. G dan cara untuk
mengatasi masalah tersebut.
3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. G
dengan ISPA
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. G dengan ISPA
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 3 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami
tidak kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian ISPA, penyebab ISPA dan
tanda-tanda ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi ISPA
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami ISPA
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawatn anggota
keluarga dengan masalah ISPA
2. Metode
Ceramah dan observasi
3. Media
Leaflet ISPA
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa
ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa ISPA
dengan jeruk nipis dan kecap
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kelurahan Gandus
PERTEMUAN KE 5 (Selasa, 06 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Berdasarkan masalah-masalh keperawatan yang dialami oleh
keluarga Tn. S yaitu resiko berulang masalah ISPA, resiko berulang
masalah diare dan resiko berulang masalah hipertensi. Maka telah
dilakukan penyuluhan mengenai salah satu penyakit tersebut, yaitu ISPA.
Setelah dilakukan penyuluhan terhadap masalah ISPA, maka dalam
pertemuan ini akan diadakan demostrasi tentang cara mengatasi masalah
ISPA dengan pengolahan jeruk nipis dan kecap.
c. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. G
dengan ISPA
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. G dengan ISPA
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami
tidak kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga mampu
melakukan penanganan ISPA dengan memberikan jeruk nipis dan kecap.
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Mendemontrasikan cara penanganan ISPA dengan menggunakan jeruk
nipis dan kecap.
2. Metode
Ceramah dan demonstrasi
3. Media
Jeruk nipis
Kecap
Mangkuk
Sendok
Pisau
e. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
4. Memvalidasi Keadaan keluarga
b. Fase Kerja
1. Mendemontrasikan cara penanganan maasalah kesehatan ISPA
kepada keluarga dengan jeruk nipis dan kecap
c. Fase Terminasi
1. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
2. Mengucapkan Salam
D. Kriteria Evaluasi
1.Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2.Proses
a.Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b.Keluarga aktif dalam kegiatan
3.Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam mendemontrasikan cara penanganan
masalah ISPA dengan jeruk nipis dan kecap.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.S
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 6 (Rabu, 07 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.N mengalami diare beberapa hari
yang lalu dan sekarang telah sembuh. Hal ini dikatakan Ny. S karena jajan
sembarangan dan terlalu banyak bermain hingga kurang waktu istirahat.
Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah
yang sedang dihadapi keluarga Tn.S khusunya An. N dan cara untuk
mengatasi masalah tersebut.
3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S khususnya pada An. N
dengan diare
B. RENCANA KEPERAWATAN
a) Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. S berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
khususnya pada An. N dengan diare
b) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah diare pernah di alami
tidak kembali terulang.
c) Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian diare, penyebab diare dan
tanda-tanda diare
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi diare
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat
anggota keluarga yang mengalami diare
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan
yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah diare
b. Metode
Ceramah dan observasi
c. Media
Leaflet diare
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
1. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa
diare
2. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa diare
dengan air, garam dan gula.
LAPORAN CATATAN PERKEMBANGAN
KELUARGA BINAAN I
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Pertama : Kamis, 01 Juni 2017
Diagnosa Tindakan Evaluasi (SOAP) Paraf
Belum dapat Pukul : 09.00 WIB Pukul : 10.00 WIB
ditegakkan Mengucapkan salam S:
Memperkenalkan diri Ny.S mengatakan jumlah anggota keluarga
Menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan yang tinggal dirumahnya ada 5 orang
Membuat kontrak tempat dan waktu Ny.S menyebutkan 3 generasi keluarganya.
Menanyakan jumlah anggota keluarga dalam 1 Ny.S mengatakan beragama islam
rumah Tn.S Ny.S mengatakan tentang status sosial
Menanyakan data umum masing-masing keluarga ekonomi dan kegiatan rekreasi keluarga
Tn.S Ny.S mengatakan riwayat pada keluarganya
Menanyakan genogram 3 generasi keluarga Tn.S pernah ada yang mengalami sakit hipertensi
Menanyakan suku, agama, status sosial ekonomi, dari keluarga suaminya.
dan aktifitas rekreasi keluarga Tn.S
Menanyakan riwayat dan tahap perkembangan O:
keluarga Tn. S Tn.S dan Ny.S menjawab salam
Menanyakan tentang fungsi keluarga Tn.S Tn.S dan Ny.S kooperatif
Mengakhiri interaksi sesuai kontrak waktu yang
telah dibuat A : Masalah didapatkan sebagian
Membuat kontrak pertemuan selanjutnya tanggal P : BHSP dilanjutkan
02 Juni 2017
Hari Kedua : Jumat, 02 Juni 2017
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari kelima : Selasa, 06 Juni 2017
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari keenam : Rabu, 07 Juni 2017
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DOKUMENTASI
LAPORAN PENGKAJIAN
KELUARGA BINAAN II
PENGKAJIAN KELUARGA BINAAN
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.P
RT 15 RW 05 Kelurahan Gandus
Kecamatan Gandus Kota Palembang
I. PENGKAJIAN UMUM
Pengkajian Keluarga (01 Juni 2017)
A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. P
2. Usia : 36 tahun
3. Pendidikan : SMK
4. Pekerjaan : Pegawai PT.MK II
5. Alamat : RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
6. Komposisi Keluarga :
Genogram
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Serumah
7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. P adalah keluarga inti (nucklear family) yang terdiri dari
bapak, ibu dan 1 orang anak.
8. Suku
Tn. P berasal dari Jawa Tengah sedangkan Ny. S berasal dari Palembang. Tn.
P dan Ny. S menggunakan bahasa palembang dalam kesehariannya.
9. Agama
Keluarga Tn. P menganut agama Islam dan beribadah sesuai tuntunan agama
Islam.
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah) :
a. Luas rumah yang ditempati : 6 x 5 m2
b. Jumlah ruangan dan kamar : 1 ruangan yang multifungsi yang sering digunakan
untuk kumpul dengan keluarga, 1 ruang kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar
mandi.
c. Ventilasi dan pencahayaan : Terdapat 2 jendela di rumah dan 2 lubang angin dan
cahaya. Rumah terlihat terang. Sirkulasi udara baik karena jendela dan pintu
rumah dibuka di pagi hari.
d. Sumber air : Air sungai musi digunakan untuk kebutuhan mandi dan mencuci,
serta air gallon digunakan untuk memasak maupun untuk minum.
e. Lantai rumah : Terbuat dari semen.
f. Kondisi rumah : Rumah Tn. P semi permanen, sedangkan atap rumah terbuat
dari seng.
g. Pembuangan sampah disekitar lingkungan dilakukan dengan cara membakar
sampah dan menunggu petugas sampah datang.
Denah rumah
Keterangan :
1 5 6
1 = Pintu masuk
2 = Ruang Tamu
2
3 4 3 = Ruang berkumbul
4 = Kamar tidur
5 = Dapur
6 = Kamar mandi
3. Struktur peran :
a. Tn. P berperan sebagai kepala keluarga, suami, ayah.
b. Ny. S berperan sebagai istri, ibu dari ke satu anak yang ada di rumah.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif :
Tn. P bekerja sebagai pegawai pabrik karet dengan penghasilan setiap bulan
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000. Penghasilan ini dianggap dapat dalam memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari. Tn. P dan Ny. S mengatakan bahwa keluarga
memiliki sedikit simpanan tabungan untuk persiapan jika ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan.
2. Fungsi sosialisasi :
Keluarga Tn. P mengatakan keluarga memiliki hubungan yang baik dengan
warga yang ada di RT 15 RW 04 Gandus. Tetangga sekitar juga mengatakan bahwa
keluarga Tn. P merupakan keluarga yang ikut berperan dalam kegiatan di
masyarakat dan saling membantu sesama anggota masyarakat.
Kulit Warna kulit coklat tua dan turgor kulit Warna kulit coklat tua dan turgor Warna kulit coklat tua dan turgor
elastis kulit elastis kulit elastis
Mata Kedua mata simetris, konjungtiva tidak Kedua mata simetris, konjungtiva Kedua mata simetris, konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik dan tidak anemis, sklera tidak ikterik dan tidak anemis, sklera tidak ikterik
penglihatan masih baik. ketajaman dalam penglihatan dan ketajaman dalam penglihatan
menurun, dengan bantuan kaca mata menurun, dengan bantuan kaca
plus. mata plus
Hidung Bersih, fungsi penciuman baik Bersih, fungsi penciuman baik Bersih, fungsi penciuman baik
Mulut & Bersih, lidah tidak kotor, gigi Bersih, lidah tidak kotor, gigi Bersih, lidah tidak kotor, gigi
Tenggorokan berlubang dan berwarna sedikit berlubang dan berwarna putih, berlubang dan berwarna putih,
kuning, kemampuan menelan baik. kemampuan menelan masih baik. kemampuan menelan masih baik.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, Tidak ada pembesaran kelenjar
tidak ada distensi vena jugularis tidak ada distensi vena jugularis tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis
Telinga Kedua simetris, bersih, serumen tidak Kedua simetris, bersih, serumen tidak Kedua simetris, bersih, serumen
ada, tidak menggunakan alat bantu ada, tidak menggunakan alat bantu tidak ada, tidak menggunakan alat
pendengaran. pendengaran. bantu pendengaran.
Dada Pengembangan dada simetris, keadaan Pengembangan dada simetris, Pengembangan dada simetris,
bersih, suara napas vesikuler bersih, keadaan bersih, suara napas vesikuler keadaan bersih, suara napas
RR : 22x /menit, dan HR : 80x/ menit. bersih, RR : 20x /menit, dan HR : vesikuler bersih, RR : 20x /menit,
89x/ menit. dan HR : 89x/ menit.
Ektremitas Atas Atas Atas
Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak
ada hambatan, tidak ada nyeri dan ada hambatan, tidak ada nyeri dan tidak ada hambatan, tidak ada nyeri
kekuatan otot 5. kekuatan otot 5. dan kekuatan otot 5.
Bawah Bawah Bawah
Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak tidak Tidak ada odema, rentang gerak
ada hambatan, tidak ada nyeri dan ada hambatan, tidak ada nyeri dan tidak ada hambatan, tidak ada nyeri
kekuatan otot 5. kekuatan otot 5. dan kekuatan otot 5.
Perut Abdomen tidak ada asites, bersih, tidak Abdomen tidak ada asites, bersih, Abdomen tidak ada asites, bersih,
ada nyeri tekan, dan bising usus tidak ada nyeri tekan, dan bising usus tidak ada nyeri tekan, dan bising
normal ( 8x /menit). normal ( 8x /menit). usus normal ( 8x /menit).
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Harapan keluarga terhadap kehidupannya, keluarga menginginkan agar
anggotanya selalu sehat dan tidak mengalami sakit yang bisa menyebabkan anggota
keluarga di rawat di Rumah Sakit. Harapan keluarga terhadap praktikan Ners
UNSRI agar dapat memberikan informasi seputar kesehatan khususnya tentang
darah tinggi, cara merawat dan memelihara kesehatan anggota keluarga.
Analisis Data
DO :
TD : 149/88 mmHg
HR : 89x /menit
RR : 20x /menit
Suhu : 36,5oC
Tn.P terlihat lemas
DO :
Hidung anak tampak ada
cairan putih
Secret berwarna putih,
kental
An.O sesekali batuk
SKORING
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemberian asuhan keperawatan pada keluarga menggunakan pendekatan
proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan data
tentang status kesehatan klien .Data yang terkumpul kemudian dianalisis sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga.
Berdasarkan hal tersebut, sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien harus dilakukan pengkajian baik melalui anamnesa
dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum dilakukan.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya
masalah keperawatan pada keluarga.
3.Tujuan Khusus
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data
lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga.
b. Teridentifikasi masalah keperawatan
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, struktur
keluarga dan fungsi keluarga.
2. Metode
Wawancara dan Observasi
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis, dan alat
tulis
4. Waktu dan Tempat
Kamis, 01 Juni 2017 Pukul 10.00 11.00 WIB. Rumah keluarga Tn.P RT 14
RW 04 Kecamatan Gandus.
D.Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a) Mengucapkan Salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d) Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a) Melakukan Pengkajian
b) Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c) Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan Salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan : Data Umum, Riwayat Kesehatan dan Tahap Perkembangan
keluarga, Data Lingkungan, Fungsi Keluarga, dan Struktur Keluarga.
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 2 (Jumat, 02 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setelah mengunjungi dan menjelaskan tujuan praktik di RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus, maka ditetapkan untuk membina keluarga dengan resiko tinggi di
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus. Keluarga Tn. P merupakan keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan 1 orang anak.
Pada hari sebelumnya telah dilakukan pertemuan 1 didapatkan data umum,
riwayat, dan tahap perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga dan fungsi
keluarga. Maka pertemuan ke 2 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian data yang lain
untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa keperawatan dari keluarga
tersebut.
3. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian yang dilakukan belum lengkap.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum dilakukan.
2. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah
keperawatan pada keluarga.
3. Tujuan Khusus
a. Fungsi keperawatan keluarga
b. Stress dan koping keluarga
c. Pemerikasaan fisik tiap anggota keluarga
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan fisik anggota
keluarga.
2. Metode
Wawancara, observasi, inspeksi, auskultasi, palpasi.
3. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer,timbangan berat badan,
buku tulis, dan alat tulis
4. Waktu dan Tempat
Jumat, 02 Juni 2017 Pukul 10.00 11.00 WIB. Rumah keluarga Tn. P RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Mengingatkan kontrak
2. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
c. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam
E. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. LP disiapkan
2. Alat Bantu dan Media disiapkan
3. Kontrak dan Keluarga
b. Proses
1. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
2. Keluarga aktif dalam kegiatan
c.Hasil
1. Didapatkan : fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan pemeriksaan fisik
anggota keluarga.
2. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn. P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 3 (Sabtu, 03 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pada pertemuan ke 2 telah didapatkan fungsi keperawatan keluarga dan
stressor dan koping keluarga. Pemeriksaan fisik tiap anggota keluarga belum
dilakukan dikarenakan ada anggota keluarga yang tidak ada di rumah saat pengkajian.
Maka pada pertemuan ke 3 ini akan dilanjutkan dengan pengkajian data yang
lain untuk kelengkapan dalam menentukan dan diagnosa keperawatan keluarga Tn.P.
c. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan belum ada atau belum dapat dirumuskan karena
pengkajian belum lengkap.
B. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa belum dapat dirumuskan karena pengkajian belum lengkap.
b. Tujuan Umum
Dalam waktu 60 menit terkumpul data yang dapat menunjang timbulnya masalah
keperawatan pada keluarga.
c. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pengkajian dapat dikumpul data pemeriksaan kesehatan keluarga
secara lengkap
C. RENCANA KEGIATAN
a. Topik
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Tn. P
b. Metode
Wawancara observasi, inspeksi, auskultasi dan palpasi.
c. Media
Format Pengkajian keperawatan keluarga, spygnomanometer, buku tulis, dan alat
tulis.
d. Waktu dan Tempat
Sabtu, 03 Juni 2017 Pukul 14.30 15.00 WIB. Rumah keluarga Tn.P RT 15 RW 04
Kecamatan Gandus.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a. Melakukan Pengkajian
b. Melakukan pengkajian fisik (khususnya bagi anggota yang belum dikaji)
c. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan
d. Memberi reinforcement pada hal-hal yang positif yang dilakukan keluarga
3. Fase Terminasi
a. Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b. Mengucapkan Salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Didapatkan : pemeriksan fisik pada anggota keluarga Tn. P
b. Teridentifikasi Masalah Kesehatan
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 4 (Senin, 05 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Tn. P terutama Ny. P mengalami hipertensi. Hal ini dikatakan Ny. S
karena banyak pikiran. Ny. S mengatakan telah membawa berobat ke dokter praktek.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah yang sedang
dihadapi keluarga Tn.P khusunya Tn.P itu sendiri dan cara untuk mengatasi masalah
tersebut.
3.Masalah keperawatan
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi pada keluarga Tn. P berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada T n.P itu sendiri.
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 3 kali kunjungan, masalah hipertensi pernah di alami
tidak terjadi komplikasi dan kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
g. Keluarga dapat mengetahui pengertian hipertensi , penyebab hipertensi dan tanda-
tanda hipertensi
h. Keluarga mengetahui cara mengatasi hipertensi
i. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami hipertensi
j. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
k. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
masalah hipertensi
2. Metode
Ceramah dan observasi
3. Media
Leaflet hipertensi
5. Strategi Pelaksanaan
a. Fase Orientasi
a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan kunjungan
d) Memvalidasi keadaan keluarga
b. Fase Kerja
a) Menjelaskan materi tentang maslah kesehatan hipertensi kepada keluarga
c. Fase Terminasi
a) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
b) Mengucapkan Salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa hipertensi
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa hipertensi dengan
timun dan seledri
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 5 (Selasa, 06 Juni 2017)
A.PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan masalah-masalah keperawatan yang dialami oleh keluarga Tn. P
yaitu Resiko terjadinya komplikasi hipertensi. Maka telah dilakukan penyuluhan
mengenai salah satu penyakit tersebut, yaitu hipertensi.
Setelah dilakukan penyuluhan terhadap masalah hipertensi, maka dalam
pertemuan ini akan diadakan demonstrasi tentang cara mengatasi masalah hipertensi
dengan pengolahan timun dan seledri.
3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit terjadinyakomplikasi pada keluarga Tn. P khususnya dengan Tn.P
sendiri dengan hipertensi.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko terjadinya komplikasi hipertensi pada keluarga Tn. P berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya
pada Tn.P.
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah hipertensi pernah di alami tidak
mengalami komplikasi.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan keluarga mampu melakukan
penanganan hipertensi dengan memberikan timun dan seledri.
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Mendemontrasikan cara penanganan hipertensi dengan menggunakan timun
dan seledri.
2. Metode
Ceramah dan demonstrasi
3. Media
Timun
Seledri
Pisau
Mangkuk
Gelas
Blender
D. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan Tujuan Kunjungan
d. Memvalidasi Keadaan keluarga
2. Fase Kerja
a. Mendemontrasikan cara penanganan maasalah kesehatan hipertensi kepada
keluarga dengan timun dan seledri
3. Fase Terminasi
a. Menganjurkan keluarga untuk dapat melakukan secara mandiri untuk menangani
masalah hipertensinya.
b. Mengucapkan Salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3. Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam mendemontrasikan cara penanganan masalah
hipertensi dengan timun dan seledri.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BINAAN Tn.P
RT 15 RW 04 Kecamatan Gandus
PERTEMUAN KE 6 (Rabu, 07 Juni 2017)
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keluarga Ny. S terutama An.O mengalami batuk pilek beberapa hari yang
lalu. Hal ini dikatakan Ny. S karena jajan sembarangan dan terlalu banyak bermain
hingga kurang waktu istirahat. Ny. S mengatakan telah membawa anaknya ke praktek
dokter.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa harus menjelaskan masalah yang sedang
dihadapi keluarga Tn.P khusunya An. O dan cara untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Masalah keperawatan
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. P khususnya pada An. O dengan ISPA.
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Resiko penyakit berulang pada keluarga Tn. P berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit khususnya pada An.
O dengan ISPA.
2. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan 1 kali kunjungan, masalah ISPA pernah di alami tidak
kembali terulang.
3. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat mengetahui pengertian ISPA penyebab diare dan tanda-tanda
ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi ISPA
c. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merawat anggota
keluarga yang mengalami ISPA
d. Kemampuan keluarga dalam memelihara/ memodifikasi lingkungan yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Pengkajian data dan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah ISPA.
2. Metode
Ceramah dan observasi
3. Media
Leaflet ISPA
E. Kriteria Evaluasi
1.Struktur
a. LP disiapkan
b. Alat Bantu dan Media disiapkan
c. Kontrak dan Keluarga
2.Proses
a. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
b. Keluarga aktif dalam kegiatan
3.Hasil
a. Kemampuan keluarga dalam memahami masalah kesehatan berupa ISPA
b. Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah kesehatan berupa ISPA dengan
jeruk nipis dan kecap.
CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA
KELOLAAN II
CATATAN PERKEMBANGAN
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DOKUMENTASI
LAPORAN RESUME I
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M
2. Data Subjektif
a. Ny. M mengatakan memiliki riwayat penyakit magh (gastritis)
b. Ny. M mengatakan bila sakitnya kambuh perut sebelah kiri sakit
c. Ny. M mengatakan sakitnya terus menerus seperti ditusuk tusuk
d.Ny. M mengatakan sakitnya mungkin karena terlambat makan.
3. Data Objektif
a. Ny. M terlihat kurus
b.TD : 120/80 mmHg
c. RR : 22 x/ menit
d.HR : 80x/ menit
e. BB : 46 Kg
5. Tujuan Khusus
a. Keluarga dapat memahami mengenai pengertian, penyebab, tanda, gejala dan dampak
dari gastritis.
b. mengetahui cara mengatasi gastritis.
6. Implemetasi
a. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
b. Mengukur tanda-tanda vital Ny. M
c. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. M
d. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab gastritis
Tanda dan gejala penyakit gastritis
Dampak dari gastritis
Cara mengatasi gastritis
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan
7. Evaluasi
S : a. Ny. M mengatakan mengerti mengenai penyakit gastritis
b. Ny. M mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
gastritis
O : a. Ny. M tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. M tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A : Resiko penyakit berulang masalah gastritis teratasi sebagian
P : - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai gastritis
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi nyeri pada
gastritis dengan kompres air hangat.
- Intervensi dihentikan.
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A
3. Data Subjektif
e. Ny.P mengatakan memiliki riwayat insomnia
f. Ny. P mengatakan sulit tidur pada malam hari, jumlah jam tidur Ny. P hanya 3 jam
sehari
g. Ny. P mengatakan tidak mengetahui apa penyebab dirinya mengalami susah tidur
4. Data Objektif
f. Ny. P tampak pucat
g. TD : 100/70 mmHg
h. RR : 20 x/menit
i. HR : 78x/menit
6. Tujuan Khusus
c. Keluarga dapat memahami mengenai pengertian, penyebab insomnia, tanda dan gejala,
dampak dari insomnia
d. mengetahui cara mengatasi insomnia
7. Implemetasi
e. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
f. Mengukur tanda-tanda vital Ny. P
g. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. P
h. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab insomnia
Tanda dan gejala penyakit insomnia
Dampak dari insomnia
Cara mengatasi insomnia
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan
8. Evaluasi
S : a. Ny. P mengatakan mengerti mengenai penyakit insomnia
b. Ny. P mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
insomnia
O : a. Ny. P tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. P tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A: Gangguan pola tidur pada Ny. P, masalah teratasi sebagian
P: - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai insomnia
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi nyeri pada
gastritis dengan kompres air hangat.
- Intervensi dihentikan.
LAPORAN RESUME
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D
4. Data Subjektif
h. Ny. M mengatakan An. P sering mengalami batuk pilek (ISPA)
i. Ny. M mengatakan anaknya rewel saat terkena masalah batuk pilek
j. Ny. M mengatakan segera membawa anaknya ke bidan bila masalah batuk pilek
muncul.
5. Data Objektif
j. An. P tampak sehat
k. An. P terlihat aktif
8. Implemetasi
i. Menjelaskan tujuan kunjungan dan kontrak waktu dengan keluarga.
j. Mengukur tanda-tanda vital Ny. M
k. Menanyakan keluhan yang dialami Ny. M
l. Menjelaskan dengan menggunakan leaflet kepada keluarga tentang :
Pengertian dan penyebab ISPA
Tanda dan gejala penyakit ISPA
Dampak dari ISPA
Cara mengatasi ISPA
e. Meminta keluarga mengulang kembali materi yang telah disampaikan
f. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
g. Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali materi yang telah dijelaskan
9. Evaluasi
S : a. Ny. M mengatakan mengerti mengenai penyakit ISPA
b. Ny. M mengatakan akan mencoba cara yang telah di ajarkan untuk mengatasi
ISPA
O : a. Ny. M tampak antusias dan aktif saat diskusi
b. Ny. M tampak mengerti mengenai materi yang disampaikan
A : Resiko berulang masalah ISPA pada keluarga Tn. D
P: - Evaluasi pengetahuan keluarga mengenai ISPA
- Menganjurkan keluarga melakukan secara mandiri cara mengatasi ISPA pada
gastritis dengan jeruk nipis dan kecap
- Intervensi dihentikan.
Lampiran
(Leaflet)