Professional Documents
Culture Documents
A. Definisi
Standar layanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan
memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan. Secara
luas, pengertian standra layanan kesehatan ialah suatu pernyataan tentang mutu yang
diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses, dan keluaran (outcome) sistem layanan
kesehatan.
Standar layanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan
kesehatan ke dalam terminology operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam
layanan kesehatan akan terikat dalam suatu ataupun menajemen organisasi layanan kesehatan,
dan akan bertanggung gugat dalam melaksanakan tugas dan peranannya masing masing.
Standar, indikator, dan angka nilai ambang batas menjadi unsur unsur yang akan membuat
jaminan mutu layanan kesehatan itu dapat diukur, objektif, dan bersifat kualitatif. Kadang
kadang standar layanan kesehatan itu diartikan sebgai protocol, standar prosedur opersional
(SPO), dan petunjuk pelaksanaan.
Petunjuk pelaksanaan adalah pernyataan dari para pakar yang merupakan rekomendasi untuk
dijadikakn suatu prosedur. Protokol adalah ketentuan rinci dari pelaksanaan suatu proses atau
penatalaksanaan suatu kondisi klinis. Standar prosedur operasional (SPO) adalah pernyataan
tentang harapan bagaimana petugas kesehatan melakukan suatu kegiatan yang bersifat
adminidtratif, misalnya, standar prosedur operasional pasien masuk rawat inap, perhitungan
biaya layanan pasien rawat inap, pembelian bahan habis pakai, penyimpanan dan pengeluaran
rekam medis pasien.
Langkah 1 : pilih satu fungsi atau sistem yang memerlukan standar layanan
kesehatan.
Jika suatu organisasi layanan kesehatan ingin menyusun standar layanan kesehatan,
organisasi itu perlu mengenali sistem atau subsistem yang membutuhkan standar layanan
kesehatan. Sistem ini dapat berupa fungsi klinis atau nonklinis. Contoh layanan klinis pada
layanan kesehatan dasar, ada;ah penatalaksanaan batuk dan kesulitan bernapas pada ISPA,
layanan imunisasi, dan layanan antenatal.
2. Pengumpulan informasi
Dalam penusunan atau penyesuaian suatu standar layanan kesehatan diperlukan informasi
sehingga kelompok harys mengumpulkan informasi tentang latar belakang. Informasi itu
kemudian diolah sebagai masukan untuk menyusun atau menyesuaikan standar layanan
kesehatan yang tepat. Informasi itu dapat dperoleh dari berbagai sumber, antara lain:
Tinjauan kepustakaan
Pengetahuan tentang fungsi dan sistem layanan kesehatan dapat ditemukan dalam
kepustakaan terkini tentang layanan kesehatan yang ada di perpustakaan Fakultas
Kedokteran. Kelompok membaca kepustakaan terkini itu sebelum menyusun
standar.
Bertatap muka dengan pakar
Ada kalanya dalam kelompok tidak terdapat semua kepakaran yang dibutuhkan
untuk menyusun atau menyesuaikan standar layanan kesehatan. Jika demikian,
kelompok dapat mengangkat para pakar yang dibutuhkan sebagai anggota ad-hok
untuk membantu memandu aspek teknis fungsi atau sistem yang dipilih.
Kelompok juga dapat mendatangi para pakar untuk beratatp muka dan meminta
informasi yang kemudian dapat dibawa ke dalam rapat kelompok.
Benchmarking atau ptokduga
Patokduga adalah teknnik belahar yang didapat dari pengalaman orang lain
tentang fungsi atau sistem yang akan disusun standranya. Istilah benchmarking
artinya menggunakan standar layanan kesehatan orang lain sebagai ukuran
minimal dari apa yang ingin dicapai. Benchmarking dapat digunakan sebagai
perangsang kreativitas dengan cara memperoleh pengetahuan drai apa yang telah
dicoba organisasi yang sama dan dengan memodifikasinya menjadi lebih baik.
2. Standar proses
Standar proses menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar layanan
kesehatan dapat dicapai. Proses akan menjelaskan apa yang dikerjakan, untuk siapa, siapa
yang mengerjakan, kapan dan bagaimana standar layanan kesehatan dapat dicapai. Dalam
contoh layanan ISPA, sebagai proses adalah petugas kesehatan yang memeriksa, dan
dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik seperti apa yang ditentukan dalam
standar layanan kesehatan . semua hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut dicatat
dengan lengkap dan akurat dalam rekam medik.
3. Standar keluaran
Standar keluaran atau hasil layanan kesehatan ialah hasil layanan kesehatan yang telah
dilaksanakan sesuai standar layanan kesehatan dan ini sangat penting. Kriteria outcome
yang umum digunakan antara lain:
Kepuasan pasien
Pengetahuan pasien
Fungsi pasien
Indikator kesembuhan, kematian, komplikasi, dan lain lain
Pada contoh layanan ISPA Puskesmas, sebagai keluaran antara lain klasifikasi dan
pengobatan yang tepat, balita dirujuk tepat waktu, kepuasan ibu/pengantar, pengetahuan
ibu/pengantar, tingkat kematian kasus, dan rekam medik yang diisi lengkap dengan
akurat. Untuk setiap standar layanan kesehatan dapat dibuat beberapa kriteria atau
indikator. Kelompok jaminan mutu layanan kesehatan harus memilih indikator yang
terbaik dan mudah digunakan untuk menunjukkan pencapaian standar layanan kesehatan
dan mudah digunakan.
Salah satu cara untuk menentukan kriteria adalah dengan menggunakan prinsip
AMOUR, yaitu:
Achievable
Suatu kriteria harus dapat dicapai. Suatu standar layanan kesehatan yang realistis
mempunyai suatu keuntungan, yaitu apabila tercapai akan membuat kelompok
jaminan mutu layanan kesehatan semakin bersemangat untuk melanjutkan upaya
peningkatan mutu layanan kesehatan. Sebaliknya, kegagalan pencapaian standar
layanan kesehatan akan membuat kelompok menjadi tidak/kurang bersemangat
untuk meneruskan kegiatan peningkatan mutu layanan kesehatan.
Measurable
Kriteria harus dapat diukur. Suatu standar layanan kesehatan mungkin dinyatakan
tanpa ukuran, tetapi indikator harus menyebutkan suatu ukuran.
a. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan bahwa suatu kriteria telah tercapai?
b. Bagaimana mengevaluasi tingkat kinerja yang diamati?
c. Bagaimana mengetahuinya bahwa suatu kriteria telah tercapai?
Observable
Suatu kriteria harus dapat diamati. Suatu kejadian yang diamati harus mampu
dideteksi oleh pancaindera. Jika suatu kriteria yang tidak dapat diamati, kita tidak
dapat menentukan apakah kriteria itu tercapai atau tidak. Kriteria yang
menggunakan istilah yang tidak jelas atau samar samar seperti, petugas
kesehatan harus memberi empati yang layak akan menyulitkan penggunannya.
Harus dibahas apa yang dimaksud dengan memberi empati yang layak.
Understandable
Setiap kriteria harus dimengerti oleh siapa yang akan menggunakannya.
Terminologi yang tidak jelas harus dihindarkan, misalnya jumlah petugas
kesehatan yang memadai. Suatu indikator/kriteria harus jelas, objektif, dan
spesifik.
Reasonable
Keluaran
StrukturSuatu kriteria harus layak atau masuk akal, penting diperhatikan bahwa profesi
Proses
layanan kesehatan yang tidak terlibat dalam penyususnanTingkat
standar layanan
kepatuhan
Sumberkesehatan,
daya pasti memilikiAnamnesis
standar pribadi, tentunya bukan standar layanan
meningkat
manusia
kesehatan yang resmi. Oleh sebab itu, kelompok perlu melakukan konsultasi
dengan para teman sejawatPemeriksaan fisik
ataupun manajemen Tingkat
yang tidak kesembuhan
terlibat dalam
Perbekalan
meningkat
penyususnan standar layanan kesehatan dan kriteria untuk meminta tanggapan.
Pemeriksaan
Peralatan
penunjang medik Tingkat kematian
Bahan menurun
Peresepan obat
Fasilitas Tingkat kecacatan
Penyuluhan menurun
Kebijaksanaan kesehatan
Tingkat kepuasan pasien
Standar Merujuk pasien meningkat
Gambar : pengelompokan standard an indikator menurut Donabedian
INDIKATOR
Indikator/kriteria
Indikator/kriteria merupakan suatu variabel atau karakteristik yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat ketaatan atau kepatuhan terhadap suatu standar layana kesehatan atau tingkat
pencapaian tujuan mutu.berikut Karakteristik indikator/kriteria yang baik:
1. Indikator harus dapat diukur dan dinyatakan dengan bilangan atau rate.
2. Indikator harus abash, artinya terdapat hubungan yang erat antara indicator dengan hasil
standar layanan kesehatan yang diinginkan.
3. indikator harus andal, artinya hasilnya selalu sama setiap digunakan mengukur standar
layanan kesehatan.
4. Indikator harus jelas, artinya harus dimengerti oleh setiap orang yang menggunakannya.
5. Indikator harus realistis dan mudah digunakan, artinya informasi yang diperlukan untuk
mengukurnya mudah didapat dan sumber daya yang diperlukan untuk mengumpulkan
data harus mampu disediakan oleh organisasi layanan kesehatan.
Harapan
(Standar)
Kesenjangan antara
harapan dan kenyataan
Kenyataan
(Indikator)
Kebutuhan akan indikator; minimal setiap standar layanan kesehatan mampunyai satu
indikator, tetapi satu indikator dapat digunakan oleh lebih dari satu standar layanan
kesehatan
Menentukan indikator mana yang akan dipantau, bergantung pada pertimbangan antara
akurasi data dan biaya yang diperlukan untuk mengumpulkannya.
Indikator akan disusun oleh kelompok atau panel pakar yang telah menyusun standar
layanan kesehatan.
Nilai ambang batas adalah nilai minimal atau maksimal dari kinerja atau hasil yang dapat
diterima. Apabila nilai itu dilampaui, kondisi yang ada akan menjadi suatu pemicu bagi
organisasi layanan kesehtan untuk segera bertindak.
Indikator merupakan suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses
tertentu. Agar tujuan indikator dapat dicapai maka yang menjadi parameter pemilihan suatu
indikator adalah waktu, biaya, dan kinerja. Indikator harus memenuhi persyaratan berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Pohan, S Imbalo. 2004. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar Dasar Pengertian dan
Penerapan. Editor: Palupi Widyastuti. Jakarta. EGC
MANAJEMEN MUTU
STANDAR PENCAPAIAN BERBAGAI INDIKATOR MUTU
di INDONESIA
Dosen Pembimbing : M. Imron Rosyidi S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh :
Kelompok 1 : 1. Arsada Febi K
2. Danar Ardiansyah
3. Devi Martiana
4. Elys Cahyani
5. Heny Listiyowati
6. Radika Billy
7. Yunike