You are on page 1of 6

PAKET EDUKASI MENURUNKAN KELUHAN FISIK DAN PSIKOLOGIS PASIEN

KANKER SERVIKS DENGAN KEMOTERAPI


(Education package reduce physical and psychological complaint in cervical cancer patient
with chemotherapy)

Mira Triharini*

ABSTRACT

Introduction : Patient with cervix cancer who receives chemotherapy experience problems in physical
or psychological. Physical complaints such as nausea, vomiting and fatigue. Psychological responses
such as anxiety and depression can be reduced by providing education about the care package for
themselves at home. The education package at the gynecology ward RSU Dr. Soetomo Surabaya has
been developed which contains about nutrition, activity, psychological aspects and progressive muscle
relaxation exercise. The objective of this study explore the relationship of the educational package with
physical and psychological complaints of cervical cancer patients with chemotherapy. Method : This
research use cross-sectional design. The sampling technique used total population. The sample was
taken from those suitable with inclusion criteria, with the total sample 25 patients. Data were collected
by using a questionnaire. Data analysis using the T test and chi-squere. Result : Results showed that
there are differences level of nausea, vomiting, fatigue and the entry psychological response to the
respondents before and after intervention (p<0.05). The results showed that there is relationship
between age with anxiety (p=0,032), relationship between the status of work with fatigue (p=0,003) and
relationship between the frequency of chemotherapy with fatigue (p=0,015). Analysis : It can be
concluded that education package can reduce physical and psychological complaint in serviks cancer
patient with chemoteraphy. Discussion : Implications the results of this research is the educational
package can be developed as part of the nursing care of cervical cancer patients with chemotherapy to
reduce physical and psychological complaints.

Keywords: cervical cancer, education package, fatigue complaint, nausea, vomiting complaint,
psychological response

*Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031)


5913257, E-mail: mira.tri_ners@unair.ac.id

PENDAHULUAN muntah berat didapatkan hasil 35%


mengalami mual akut dan 60% mengalami
Kanker serviks sampai saat ini muntah akut, 60% mengalami mual lambat
merupakan salah satu penyebab kematian dan 50% mengalami muntah lambat
kaum perempuan yang cukup tinggi di (Grunberg, Deuson & Mavros, 2004).
berbagai negara (YKI, 2008). Pada tahun 2005 Keluhan fisik selain mual muntah yang
telah terjadi sekitar 260.000 kematian akibat dialami oleh pasien kanker serviks yang
kanker serviks dan sekitar 95% terjadi di menjalani kemoterapi adalah fatigue/ lemah
negara-negara sedang berkembang (WHO, dan lesu. National Comprehensive Cancer
2006). Di Indonesia, diperkirakan setiap Network/ NCCN (2009) menyatakan bahwa
harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks sekitar 70%-100% pasien kanker mengalami
dan 20 perempuan meninggal dunia karena fatigue. Lemah dan lesu sebagai akibat dari
penyakit tersebut (YKI, 2008). kemoterapi berhubungan dengan mekanisme
Kemoterapi mempunyai kontribusi kerja kemoterapi yang berdampak pada
terjadinya malnutrisi karena menimbulkan toksisitas hematologi(Otto, 2001).
mual, muntah, stomatitis, dan penurunan nafsu Masalah psikologis utama yang
makan. Dalam sebuah penelitian pada pasien dialami oleh penderita kanker serviks stadium
yang mendapat kemoterapi dengan efek lanjut adalah distress psikologis berkaitan

50
Paket Edukasi Menurunkan Keluhan Fisik dan Psikologis (Mira Triharini)

dengan diagnosis kanker atau masalah fisik Pada saat pasien kembali lagi untuk
dan sosial. Sebuah penelitian tentang distress kemoterapi berikutnya dilakukan pengukuran
psikologis pada 265 pasien kanker pada awal kembali keluhan mual muntah, lemah lesu, dan
kemoterapi didapatkan hasil bahwa kondisi respon psikologis. Analisis data dilakukan
tersebut secara signifikan mempengaruhi dengan menggunakan uji statistic univariat
tingkat kecemasan dan depresi serta dan bivariat..
menurunkan kualitas kehidupan mereka
(Iconomou, et all (2008). HASIL PENELITIAN
Teknik relaksasi juga dapat diajarkan
pada pasien untuk meningkatkan kondisi fisik Hasil analisis ditemukan tidak ada
dan psikologis. Salah satu teknik relaksasi hubungan antara karakteristik dengan keluhan
yang dikenal adalah teknik relaksasi otot mual muntah. Hasil analisis didapatkan ada
progresif/ progressif muscle relaxation. Teknik hubungan yang signifikan antara frekuensi
relaksasi ini sesuai untuk dilakukan pada kemoterapi dengan keluhan lemah lesu
pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi (p=0,015). Hasil analisis diperoleh pula nilai
karena terbukti efektif mengurangi mual OR=0,091 artinya responden dengan
muntah (Yoo, et al. 2005). frekuensi kemoterapi >2 kali akan mempunyai
Di beberapa Rumah Sakit mulai peluang 0,091 kali untuk memiliki keluhan
dikembangkan paket edukasi tentang lemah lesu berat dibandingkan dengan
perawatan di rumah untuk mengatasi keluhan responden dengan frekuensi kemoterapi 2 kali.
fisik dan psikologis pada pasien kanker yang Hasil analisis ditemukan terdapat
menjalani kemoterapi. Paket edukasi diberikan hubungan signifikan antara umur dengan
dengan materi meliputi pengaturan nutrisi, kecemasan (p=0,032). Dari hasil analisis
pengaturan aktivitas, aspek psikologis, serta diperoleh pula nilai OR=10,67 artinya
latihan relaksasi otot progresif. responden dengan umur 45 tahun akan
Pada studi ini peneliti ingin mempunyai peluang sebesar 10,67 kali untuk
mengetahui hubungan pelaksanaan paket memiliki kecemasan berat dibandingkan
edukasi yang dengan yang berumur <45 tahun.
berisi tentang perawatan diri pasca kemoterapi Hasil analisis didapatkan terdapat
dengan keluhan fisik dan psikologis pada hubungan signifikan antara pekerjaan dengan
pasien kanker serviks yang menjalani kecemasan (p=0,003). Hasil analisis diperoleh
kemoterapi. pula nilai OR=0,03 artinya responden bekerja
akan mempunyai peluang sebesar 0,03 kali
BAHAN DAN METODE PENELITIAN untuk memiliki kecemasan berat dibandingkan
dengan responden tidak bekerja (tabel.1).
Penelitian ini menggunakan metode Analisis tentang perbedaan mual
cross seksional . Populasi dalam penelitian ini muntah didapatkan ada perbedaan yang
yaitu seluruh pasien kanker serviks yang bermakna proporsi keluhan mual muntah
menjalani kemoterapi di ruang rawat. Sampel sebelum dan sesudah pelaksanaan paket
penelitian yang diambil sebanyak 25 orang edukasi (p=0,039) (tabel.2). Hasil analisis
dengan metode total populasi sesuai kriteria tentang keluhan lemah lesu didapatkan ada
inklusi. Penelitian dilakukan di Ruang perbedaan yang signifikan proporsi keluhan
Kandungan RSU Dr. Soetomo Surabaya, lemah lesu pada responden sebelum dan
selama 5 minggu. Instrumen yang digunakan sesudah pelaksanaan paket edukasi (p=0,021)
yaitu kuesioner untuk melihat karakteristik (tabel.3). Hasil analisis tentang keluhan
responden, kuesioner keluhan mual muntah, kecemasan didapatkan ada perbedaan yang
keluhan lemah lesu, dan respon psikologis. signifikan proporsi kecemasan pada responden
Pengumpulan data diawali dengan peneliti sebelum dan sesudah pelaksanaan paket
menentukan responden sesuai kriteria inklusi. edukasi (p=0,038) (tabel.4). Hasil analisis
Setelah diberi penjelasan, responden tentang keluhan depresi didapatkan terdapat
menandatangani surat persetujuan (informed perbedaan yang signifikan proporsi depresi
consent). Pasien sebelum mendapatkan paket pada responden sebelum dan sesudah
edukasi dilakukan pengukuran keluhan mual pelaksanaan paket edukasi (p=0,020) (tabel.5).
muntah, lemah lesu, dan respon psikologis.

51
Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 50-55

Tabel 1. Distribusi hubungan menurut karakteristik responden dengan keluhan mual muntah,
lemah lesu, dan respon psikologis
Karakteristik Mual muntah Lemah lesu Cemas Depresi
OR p OR p OR p OR p
(95% CI) (95% CI) (95% CI) (95% CI)
Umur 0,75 1,000 1,11 1,000 10,67 0,032 6,87 0,160
< 45 tahun (0,067- (0,17- 1,300- 0,67-
45 tahun 8,38) 6,97) 86,93 70,81
Pendidikan 0,26 0,252 0,54 0,645 1,71 1,000 6,00 0,160
Rendah (0,03- (0,07- 0,150- (0,56-
Tinggi 2,32) 4,00) 18,73 63,98)
Pekerjaan 2,67 0,621 2,57 0,411 0,03 0,003 0,389 0,41
Tidak (0,25- 0,46- 0,003- 0,071-
bekerja 28,43) 14,10 0,388 2,13
bekerja
Lama 0,54 0,645 0,61 0,695 0.60 0,673 1,16 1,000
didiagnosa (0,07- (0,12- (0,10- (0,24-
3 bulan 4,00) 0,29) 3,49) 5,61)
> 3 bulan
Frekuensi 1,83 1,000 0,091 0,015 0,848 1,000 1,14 1,000
kemoterapi (0,25- (0,01- (0,14- (0,23-
2 kali 13,4) 0,62) 4,99) 5,67)
> 2 kali

Tabel 2. Distribusi responden menurut keluhan mual muntah sebelum dan sesudah pelaksanaan paket
edukasi
Pelaksanaan Paket Berat Ringan Total p
Edukasi n % n % n %
Sebelum 13 52,0 12 48,0 25 100
Sesudah 5 20,0 20 80,0 25 100 0,039

Tabel 3. Distribusi responden menurut keluhan lemah lesu sebelum dan sesudah pelaksanaan paket
edukasi
Pelaksanaan paket Berat Sedang Ringan Total p
edukasi n % n % n % N %
Sebelum 8 32,0 13 52,0 4 16,0 25 100 0,021
Sesudah 3 12,0 9 36,0 13 52,0 25 100

Tabel 4. Distribusi responden menurut respon psikologis:kecemasan sebelum dan setelah


pelaksanaan paket edukasi
Paket edukasi Berat Sedang Ringan Total p
n % n % n % N %
Sebelum 9 36,0 7 28,0 9 36,0 25 100 0,038
Sesudah 4 16,0 3 12,0 18 72,0 25 100

Tabel 5. Distribusi responden menurut respon psikologis:depresi sebelum dan sesudah pelaksanaan
paket edukasi
Kelompok Berat Sedang Ringan Total p
n % n % n % n %
Sebelum intervensi 8 32,0 14 56,0 3 12,0 25 100 0,020
Sesudah intervensi 4 16,0 9 36,0 12 48,0 25 100

Keterangan : p = signifikansi %= prosentase n = jumlah OR= odd ratio


52
Paket Edukasi Menurunkan Keluhan Fisik dan Psikologis (Mira Triharini)

PEMBAHASAN frekuensi kemoterapi dengan keluhan lemah


lesu. Kemoterapi tidak hanya mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan rerata sel kanker tetapi juga mengganggu fungsi
responden berumur 48,56 tahun. Menurut data siklus sel normal dengan menurunkan absorbsi
dari Yayasan Kanker Indonesia, kanker serviks nutrien sel yang penting. Gangguan pada
umumnya menyerang perempuan usia pembentukan sel darah pada sumsum tulang
produkstif antara 30-50 tahun dan banyak di atau myelosupresi menyebabkan penurunan
antara mereka merasa tidak beresiko sehingga sel darah merah, trombosit dan leukosit yang
tidak memeriksakan diri untuk melakukan ikut mempengaruhi terjadinya lemah dan lesu
pencegahan (YKI, 2008). Hasil penelitian (Otto, 2001). Kondisi ini dapat makin
tentang tingkat pendidikan responden meningkat dengan semakin seringnya
menunjukkan hasil bahwa mayoritas pemberian kemoterapi karena
pendidikan responden adalah pendidikan ketidakmampuan untuk melakukan adaptasi
rendah yaitu meliputi sekolah dasar (SD) dan terhadap perubahan akibat efek kemoterapi.
sekolah menengah pertama (SMP). Tingkat Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
pendidikan formal yang rendah akan Zachariae, et al (2007) yang menunjukkan
mempengaruhi terbatasnya tingkat adanya hubungan keluhan lemah lesu pada
pengetahuan ibu tentang hal-hal yang pasien kanker dengan frekuensi kemoterapi.
mempengaruhi berkembangnya penyakit Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kanker serviks. Hal ini selaras dengan umur berhubungan dengan kecemasan pada
pendapat Notoatmodjo (1993) bahwa salah pasien kanker serviks. Mayoritas responden
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah berada pada usia dewasa tengah,
seseorang adalah tingkat pendidikan. dimana menurut Potter dan Perry (2000),
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pada usia 40-60 tahun seringkali mengalami
pengetahuan seseorang. Hasil penelitian masalah psikologis seperti kecemasan dan
tentang status pekerjaan menunjukkan bahwa depresi. Penyakit kanker serviks beserta
mayoritas responden tidak bekerja sehingga kemoterapi yang dijalani akan menimbulkan
tidak mempunyai penghasilan tambahan dalam berbagai masalah yang akan mempengaruhi
keluarga. Keterbatasan keuangan dapat peran dan tanggung jawab yang dipikul oleh
mempengaruhi asupan nutrisi. Hal ini sesuai dewasa tengah sehingga semakin
dengan faktor resiko dari terjadinya kanker meningkatkan kecemasan.
serviks yaitu defisiensi nutrisi yaitu Status pekerjaan memiliki hubungan
kekurangan beta karoten, Vitamin C, dan dengan kecemasan pada pasien kanker serviks.
perokok (Sjamsuddin, 2001). Hasil penelitian Hal ini didukung oleh Curt (2000)
tentang lama didiagnosa kanker menunjukkan menyatakan bahwa lemah dan lesu yang
rata-rata lebih dari 3 bulan. Lama individu dialami oleh pasien kanker memiliki dampak
didiagnosis kanker berpengaruh terhadap secara fisik, emosi, mental, sosial dan
respon psikologis. Respon depresi akan ekonomi.Pada individu yang bekerja,
dirasakan pada waktu sekitar 3 bulan setelah perubahan kondisi fisik akibat perkembangan
didiagnosis kanker (Craven, 2000). kanker serviks serta efek samping kemoterapi
Hasil penelitian yang menunjukkan akan menimbulkan dampak yang besar.
bahwa karakteristik tidak berhubungan dengan Kondisi ini yang berlangsung dalam waktu
keluhan mual muntah tidak sejalan dengan yang lama akan dapat meningkatkan rasa
penelitian dari Bahl, et al, (2006) dan kecemasan bagi pasien.
Zachariae, et al (2007). Penelitian tersebut Paket edukasi yang diberikan tentang
menemukan adanya hubungan antara frekuensi penyebab mual muntah, serta cara-cara untuk
kemoterapi dengan perubahan keluhan mual menurunkan mual muntah akan meningkatkan
muntah. Kemoterapi menimbulkan cedera pengetahuan pasien tentang hal tersebut.
pada sel-sel usus halus dan menyebabkab Pengetahuan responden yang baik tentang
pelepasan serotonin. Syaraf aferen lambung tentang cara mengatasi mual muntah
yang distimulasi serotonin akan mengirimkan merupakan salah satu faktor yang
impuls ke pusat muntah (Burke, 1996). menyebabkan pasien mampu untuk melakukan
Dari hasil penelitian didapatkan perawatan diri sehingga mual muntah akan
adanya hubungan yang signifikan antara berkurang. Hal ini didukung Lawrence Green

53
Jurnal Ners Vol.4 No.1 April 2009: 50-55

dalam Notoatmodjo (1993) yang menyatakan yang meliputi pendidikan kesehatan, pelatihan
bahwa perilaku kesehatan seseorang dapat teknik koping, manajemen stres serta
ditentukan oleh faktorfaktor pengaruh dukungan psikologis pada pasien kanker
(predisposing factor) yang terwujud dalam payudara di Jepang menunjukkan hasil adanya
pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan penurunan kecemasan dan depresi (Fukui, et
keyakinan. al, 2000).
Paket edukasi yang diberikan juga
meliputi berbagi pengalaman antar responden SIMPULAN DAN SARAN
dengan penyakit yang sama sebagai support
sistem. Adanya kesempatan untuk saling Simpulan
bertukar informasi antar responden akan
mampu memberikan dukungan psikologis Paket edukasi (pengaturan nutrisi,
sehingga kecemasan dapat berkurang. Hal ini pengaturan aktivitas, aspek psikologis, serta
sejalan dengan hasil penelitian yang latihan relaksasi otot progresif) dapat
menyatakan bahwa meningkatnya harapan dan menurunkan keluhan fisik (mual, muntah,
menurunnya kecemasan dapat menurunkan lemah dan lesu) dan respon psikologis
keluhan mual muntah (Higgins, Montgomery, (kecemasan dan depresi) pasien kanker serviks
Bubjerg, 2007; Roscoe, et al, 2004). Paket yang mendapatkan kemoterapi.
edukasi yang diberikan juga meliputi
demonstrasi teknik relaksasi otot progresif. Saran
Teknik relaksasi ini sesuai untuk dilakukan
pada pasien kanker yang mendapatkan Saran yang dapat diberikan bagi
kemoterapi karena terbukti efektif mengurangi tenaga pelayanan keperawatan adalah setelah
mual muntah antisipatori ataupun setelah pemberian paket edukasi pada pasien kanker
pemberian kemoterapi (Yoo, et al, 2005). serviks di Rumah Sakit, perlu untuk dilakukan
Paket edukasi meliputi pendidikan monitoring pelaksanaan paket edukasi selama
kesehatan tentang penyebab terjadinya lemah di rumah dengan melibatkan tim kesehatan
lesu setelah kemoterapi serta cara mengatasi yang lain. Saran bagi perkembangan ilmu
kondisi lemah lesu. Hal yang dijelaskan untuk keperawatan, hasil penelitian ini dapat
mengurangi lemah lesu yaitu seperti dijadikan dasar untuk mengembangkan asuhan
menyeimbangkan waktu istirahat dan bekerja, keperawatan terutama bentuk pendidikan
mendahulukan aktivitas yang penting, atau kesehatan yang sesuai pada pasien kanker
meminta bantuan dari anggota keluarga saat serviks yang menjalani kemoterapi.
beraktivitas. Hal ini didukung oleh sebuah
penelitian tentang intervensi konservasi energi KEPUSTAKAAN
pada pasien kanker yang menunjukkan hasil
bahwa terdapat penurunan keluhan lemah lesu Bahl, A., Sharma, D.N., Julka, P.K., & Rath,
akibat kanker (Barsevick, et al, 2004). Paket G.K, 2006. Chemotheraphy related
edukasi yang didapatkan responden juga toxicity in locally advanced non small
meliputi latihan relaksasi otot progresif. cel lung cancer. Journal of Cancer
Berdasarkan penelitian dalam berbagai jurnal, Research and Therapeutics, 2 (1), hlm.
relaksasi otot progresif efektif dalam 14-16.
menurunkan masalah fisik seperti lemah dan Barsevick, A.M., Dudley, W.I., Beck,S.,
lesu pada pasien kanker yang menjalani terapi Sweeney, C., Whitmer, K., & Nail, L.,
kanker (Chan, et al, 2007). 2004. A randomized clinical trial of
Pentingnya pendidikan kesehatan dan energy conservation for patient with
dukungan sosial bagi pasien kanker untuk cancer related fatigue. American Cancer
menurunkan kecemasan dan depresi sesuai Society, 100(6), hlm. 1302-1310.
dengan beberapa hasil penelitian. Sebuah Burke, M.B., Wilkes, G.M., Ingwersen, K.C.,
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Bean, C.K., & Berg, D., 1996. Cancer
kesehatan tentang terapi dan perawatan sehari- chemotheraphy: A nursing process
hari mampu menurunkan kecemasan pada approach. London: Jones and Barlett
pasien kanker serviks stadium lanjut (Maryati, Publisher Inc.
2006). Penelitian lain tentang psikososial grup

54
Paket Edukasi Menurunkan Keluhan Fisik dan Psikologis (Mira Triharini)

Carvalho, E.C., Martins, F.T., & Santos, C.B., serviks stadium lanjut di Jawa Barat.
2007. A Pilot Study of a Relaxation Tesis, Jakarta: FIK UI, Tidak
Technique for Management of Nausea dipublikasikan.
and Vomiting in Patients Receiving National Comprehensive Cancer Network,
Cancer Chemotherapy. Cancer 2009. Clinical practice guidelines in
Nursing Journal, 30(2), hlm. 163-167. oncology: Cancer related fatigue.
Chan, W.H.C., Chang, A.M., Leung, S.F., & NCCI.
Mak, S.S.S., 2007. Reducing Notoadmodjo, S., 1993. Pengantar pendidikan
breathlessness, fatigue, and anxiety in kesehatan dan ilmu perilaku
Chinese patients undergoing lung kesehatan. Yogyakarta: Andi Offcet.
cancer radiotherapy in Hong Kong. Otto, S.E., 2001. Oncologi Nursing. 4th ed. St
Hong Kong Medical Journal, 13(l2), Louis: Mosby Inc.
hlm. 4-7 Potter, P.A., & Perry, A.G., 2000.
Craven, R.F., & Hirnle, C.J., 2000. Fundamentals of nursing: Concept,
Fundamental of nursing: Human process and practice. St Louis: Mosby-
health and function. Philadelphia: Year book.
Lippincott. Roscoe, J.A., Bushunow, P., & Morrow, G.R.,
Curt, 2000. The impact of fatigue on patients 2004. Patient expectation is a strong
with cancer: Overview of fatigue 1 and predictor of severe nausea after
2. The Oncologist Journal, 5(2),hlm. chemotherapy: A University of
9-12. Rochester Community Clinical
Fukui, S., Kugaya, A., Okamura, H., Oncology Program study of patients
Kamigaya, M., Koike, M., Nakanishi, with breast carcinoma. Cancer
T., et al., 2000. A Psychosocial group Journal, 101(11). hlm. 2701-2708.
intervention for Japanese women with Sjamsuddin, 2001. Pencegahan dan deteksi
primary breast carcinoma: A dini kanker serviks. Cermin Dunia
randomized controlled trial. American Kedokteran, No 133, hlm. 8-13.
Cancer Society, 89(5), hlm. 1026- WHO, 2006. Comprehensive cervical cancer
1036. control: A guide to essential practice.
Grunberg, S.M., Deuson, R.R., Mavros, P., Geneva: WHO.
Geling, O., Hansen, M., Cruciani, G., Yayasan Kanker Indonesia, 2008. Kampanye
et al., 2004. Incident of Bantu cegah kanker serviks.
chemotheraphy-induced nausea and (online),
emesis after modern antiemetics. (http://www.Cegahkankerserviks. org.
American Journal Cancer Society, diakses tanggal 5 Februari 2009).
100(10), hlm. 2261-2268. Yoo, H.J., Ahn, S.H., Kim, S.B., & Han, O.S.,
Higgins, S.C., Montgomery, G.H., & 2005. Efficacy of progressive muscle
Bovbjerg, D.H., 2007. Distress before relaxation training and guided imagery
chemotherapy predicts delayed but not in reducing chemotherapy side effects
acute nausea. Support Care Cancer in patients with breast cancer and in
Journal, 15(2), hlm. 171-177. improving their quality of life.
Iconomou, G., Iconomou, A.V., Argyriou, Supportive Care Cancer Journal,
A.A., Nikolopoulos, A., Ifanti, A.A., 13(10), hlm. 826-833.
& Kalofonos, H.P., 2008. Emotional Chariae, R., Paulsen, K., Mehlsen, M., Jensen,
distress in cancer patients at the A.B., Johansson, A., & Maase, H.
beginning of chemotherapy and its ,2007. Chemotheraphy-induced
relation to quality of life. Journal of nausea, vomiting, and fatigue-the role
Clinical Oncology, 13(2), hlm. 217- of individual differences related to
22. sensory perception and autonomic
Maryati, I, Rustina, Y., & Gayatri, D, 2006. reactivity. Psychotheraphy
Efektivitas pendidikan kesehatan Psychosomatic Journal, 76(6), hlm.
terhadap aktivitas selfcare dan 376-384.
kecemasan wanita dengan kanker

55

You might also like