You are on page 1of 5

PEER GROUP SUPPORT MENINGKATKAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN

KANKER SERVIKS POST HISTEREKTOMI RADIKAL


(Peer Group Support Increase Self Concept on Post-Radical Hysterectomy Patients)

Esty Yunitasari*

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo Surabaya.


Telp/Fax: (031) 5913257 E-mail: esty.yun_ners@unair.ac.id

ABSTRACT

Introduction: Cervical cancer is one of the disease that can be found among women in all over the
world, including in Indonesia. This disease remains a significant problem as the primary cause of
death among other cancer diseases in women. Cervical cancer may influence all aspects of human
life, whether it is physiological, psychological or social. Stress in patients with cervical cancer is
generally increasing due to the rejection of their degrading health condition. The aimed of this
study was to analyze the influence of peer group support on the improvement of self concept in
patients with post-radical hysterectomy cervical cancer in Obstetric Wards, Dr Soetomo Hospital,
Surabaya. Method: A quasy experimental with static group comparison and consecutive sampling
design was used in this study. Population in this study was patients with post radical hysterectomy
cervical cancer treated in Obstetric Wards, Dr Soetomo Hospital, Surabaya. There were 20
respondents divided into each 10 respondents for control group and treatment group. The
independent variable was peer group support and the dependent variable was self concept. Data
for self concept were collected by using questionaire then analyzed by using Wilcoxon Signed Rank
Test and Mann Whitney U Test with significance level 0.05. Result: The results revealed that
peer group support had significance influence to the improvement of self concept in post-radical
hysterectomy patients (p=0.000). Discussion: It,s can be concluded that peer group support
increase of self concept in post-radical hysterectomy patients.

Keywords: peer group support, self concept, post radical hysterectomy cervical cancer

PENDAHULUAN penderita penyakit terminal (seperti kanker


serviks) menjadi respons yang adaptif.
Peer group support merupakan salah Kanker serviks merupakan penyakit
satu bentuk terapi paliatif yang ditawarkan yang dapat dialami wanita di seluruh dunia
untuk menangani klien dengan kasus termasuk Indonesia dan merupakan masalah
terminal. Kelompok dukungan ini berperan yang signifikan di Indonesia. Kanker serviks
untuk menciptakan suasana nyaman, menjaga saat ini di Indonesia masih menduduki
kerahasiaan, mendapatkan kesempatan untuk peringkat pertama dan merupakan penyebab
berkenalan, bicara secara terbuka, kematian tertinggi diantara penyakit kanker
didengarkan dan mendapatkan dukungan. pada wanita dengan insiden tertinggi yaitu
Prinsip dalam kelompok ini, tidak ada yang 27%. Penderita kanker serviks umumnya
salah atau yang benar; tidak ada yang lebih berusia 30-60 tahun ke atas. Insiden kanker
tinggi atau lebih rendah dari yang lain. para serviks pada dekade terakhir memperlihatkan
anggota dalam kelompok dukungan tersebut kecenderungan meningkat. Kejadian wanita
didorong untuk merenungkan diri dan belajar usia produktif terserang kanker serviks
dari diri sendiri serta orang lain. Peer group meningkat sebesar 60%. Kanker serviks
support di negara maju diterapkan sebagai berkembang secara bertahap dan progresif,
salah satu bentuk terapi untuk penderita oleh karena itu penyakit ini sebenarnya dapat
kanker. Dukungan kelompok sesama dicegah bila diketahui secara dini. Penderita
penderita atau peer group support dapat kanker serviks sebagian besar datang berobat
merubah respons psikologis maladaptif pada
dalam keadaan stadium lanjut, sehingga
keberhasilan pengobatan sangat rendah. BAHAN DAN METODE
Penderita kanker serviks invasif
sebanyak 525.000 atau sekitar 12% kanker Design yang digunakan pada
pada wanita dan 240.000 diantaranya penelitian ini yaitu quasy experimental
mengalami kematian. Canadian Cancer dengan menggunakan metode static group
Society (2007) mencatatn bahwa kematian comparison. Subyek dalam penelitian ini
kanker akibat kanker serviks di dunia sekitar yaitu pasien post histerektomi radikal di
6.000-7.000 setiap tahunnya. Data 13 pusat Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya dengan
patologi di Indonesia menunjukkan kanker besar sampel 20 orang yang ditentukan
serviks mempunyai frekuensi tertinggi yaitu dengan menggunakan tehnik consecutive
36% dari kasus kanker pada wanita. Data dari sampling. Sampel tersebut dibagi menjadi
RSU Dr. Soetomo Surabaya menunjukkan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
bahwa kanker serviks pada tahun 2002 masing-masing dengan 10 sampel. Penelitian
sebanyak 500 orang, tahun 2003 sejumlah ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan
437 orang sedangkan pada tahun 2004 Juli 2008.
sebanyak 500 orang. Variabel independen dalam
Penderita kanker serviks rentan penelitian ini yaitu peer group support,
terhadap kondisi stres. Kejadian stres pada sedangkan variabel dependen yaitu konsep
seorang wanita dengan kanker serviks dapat diri. Peneliti juga mengidentifikasi
disebabkan baik oleh penyakit atau oleh kepribadian dan stadium kanker serviks
prosedur pengobatan salah satunya tindakan sebagai variabel perancu. Data konsep diri
operasi histerektomi. Stres yang dialami pada pasien kanker serviks post histerektomi
ketika akan menjalani prosedur histerektomi radikal diperoleh dengan menggunakan
bukan karena mereka takut akan proses kuesioner yang diberikan sebelum dan
operasi, namun oleh dampak psikologis yang sesudah tindakan peer group support
ditimbulkan. Rasa takut pada beberapa dilakukan. Data tersebut kemudian ditabulasi
wanita tersebut juga diiringi dengan dan dianalisis dengan menggunakan uji
keinginan untuk sembuh, sehingga mereka statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan
merasa harus melakukan tindakan Mann Whitney U Test dengan derajat
histerektomi. Stres pada penderita kanker kemaknaan <0,05.
serviks umumnya meningkat disebabkan oleh
penolakan atas kondisi kesehatan yang HASIL
semakin memburuk (Mariana, 2007).
Kanker serviks merupakan penyakit Konsep diri pada kedua kelompok
yang dapat mempengaruhi setiap aspek menunjukkan bahwa sebelum diberikan
kehidupan manusia, baik aspek fisiologis, tindakan masih rendah (gambar 1). Pada
psikologis, dan sosial klien gambar 2 terlihat bahwa sesudah terlibat
(Nurachmah,1999). Peer group support dalam peer group support kelompok
diharapkan dapat menjadi bentuk kegiatan perlakuan menunjukkan perubahan konsep
sosialisasi antara sesama penderita kanker diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
serviks, sehingga berbagai masalah yang peer group support mempunyai pengaruh
timbul baik dari aspek fisiologis, psikologis yang signifikan terhadap konsep diri dengan
maupun sosial dapat ditemukan jalan keluar hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank
penyelesaian masalah. Berdasarkan Test didapatkan nilai signifikansi p=0,000
penjelasan tersebut maka peneliti tertarik dan terdapat perbedaan konsep diri yang
untuk meneliti tentang pengaruh peer group signifikan antara kelompok kontrol dan
support terhadap konsep diri klien dengan kelompok perlakuan dengan hasil analisis
kanker serviks post radical hysterectomy, statistik Mann Whitney U Test menunjukkan
karena di Ruang Kandungan RSU Dr. nilai signifikansi p=0,000 (tabel 1).
Soetomo Surabaya peer group support belum
dilakukan.
Tabel 1. Hasil analisis statistik konsep diri pada klien dengan kanker serviks paska radikal
histerektomi.
Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan
Pre Post Pre Post
Mean 37 42 48 74
SD 13,375 13,984 15,492 10,750
Wilcoxon Signed Rank Test
Wilcoxon Signed Rank Test (p=0,000)
Hasil Analisis (p=0,000)
Statistik Mann Whitney U Test (p=0,000)

Keterangan:
p = Derajat kemaknaan
SD = Standar Deviasi
Mean = Rerata

PEMBAHASAN sangat berpengaruh terhadap peningkatan


konsep diri responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terbentuknya peer group support
sebelum dilakukan peer group support semua penderita kanker serviks post histerektomi
responden baik pada kelompok kontrol radikal secara tidak langsung mengubah
maupun pada kelompok perlakuan memiliki persepsi yang negatif menjadi positif,
konsep diri yang rendah. Keadaan ini sehingga pasien akan berusaha untuk belajar
disebabkan karena beberapa dari mereka mengubah sikap yang tidak baik dan segera
mengalami efek samping karena kemoterapi mengambil keputusan yang tegas untuk
seperti mual muntah, rambut rontok, kulit menentukan tindakan pengobatan dan
hitam dan yang paling membuat mereka mengikuti anjuran tim medis (Wagner,
merasa konsep dirinya rendah adalah 2000). Konsep diri berkaitan erat dengan diri
pengalaman terapi histerektomi radikal. individu. Kehidupan yang sehat, baik fisik
Histerektomi radikal merupakan maupun psikologi didukung salah satunya
pengangkatan uterus, ovarium dan semua oleh konsep diri yang baik dan stabil.
jaringan parametrium pada rongga pelvis dan Semakin sehat kondisi seseorang, idealnya
bagian atas vagina. Pada tindakan mereka mempunyai konsep diri yang tinggi,
histerektomi radikal dilakukan pengambilan sedangkan seseorang yang divonis menderita
semua kelenjar getah bening di sekitar penyakit mematikan apalagi yang
pembuluh darah dan ureter di rongga pelvis, menyangkut pengangkatan organ tertentu
ureter dan vesika urinaria dibebaskan dari (seperti payudara pada kanker payudara,
jaringan sekitarnya. Pengangkatan organ rahim pada kanker rahim atau serviks), akan
reproduksi interna (uterus) merupakan hal mempunyai konsep diri yang rendah.
yang sensitif bagi beberapa wanita terutama
bagi mereka yang masih mempunyai Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri
pasangan hidup dan berusia produktif. positif. Konsep diri memainkan peran yang
Konsep diri pasien kanker serviks sangat besar dalam menentukan keberhasilan
post histerektomi radikal pada kelompok hidup seseorang, karena konsep diri dapat
perlakuan mengalami peningkatan menjadi dianalogikan sebagai suatu operating system
sedang dan tinggi dengan adanya peer group yang menjalankan suatu komputer. Konsep
support. Perubahan ini memang bukan diri mempengaruhi kemampuan berpikir
semata karena peer group support namun seseorang. Konsep diri juga akan di pelajari
terdapat beberapa hal yang mempengaruhi oleh individu melalui kontak dan pengalaman
misal kepribadian dan stadium kanker, akan dengan orang lain termasuk berbagai stressor
tetapi kedua hal tersebut sudah dilakukan uji yang dilalui individu tersebut. Konsep diri
homogenitas dan hasilnya homogen sehingga dapat dibentuk melalui pandangan diri dan
dapat dibuktikan bahwa peer group support pengalaman yang positif, sehingga konsep
diri merupakan aspek yang kritikal dan dasar Peranan utama kelompok dukungan
dari perilaku individu. Individu dengan adalah menciptakan suasana nyaman,
konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih menjaga kerahasiaan, mendapatkan
efektif yang dapat dilihat dari kemampuan kesempatan untuk bersosialisasi, bicara
interpersonal, kemampuan intelektual dan secara terbuka, didengarkan dan
penguasaan lingkungan, sedangkan konsep mendapatkan dukungan. Dalam kelompok,
diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan tidak ada yang salah atau yang benar, tidak
individu dan sosial yang terganggu (Stuart ada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
dan Sundeen, 2000). yang lainnya. Melalui peer group support,
Konsep diri yang rendah akan para anggota didorong untuk merenungkan
mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak diri dan belajar dari diri sendiri serta orang
berani mencoba berbagai hal baru, tidak lain.
berani mencoba hal yang menantang, takut Di Ruang Kandungan RSU Dr.
gagal, takut sukses, merasa diri bodoh, Soetomo Surabaya belum terbentuk peer
rendah diri, merasa diri tidak berharga, group support bagi penderita kanker serviks
merasa tidak layak untuk sukses, pesimis, post histerektomi radikal maupun kasus
dan masih banyak perilaku inferior lainnya. penyakit kandungan yang terminal (seperti
Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep kanker ovarium, kanker vulva dan kasus
diri tinggi akan selalu optimis, berani ginekologi yang lain). Pada dasarnya semua
mencoba berbagai hal baru, berani sukses, pasien setiap hari secara tidak langsung
berani gagal, percaya diri, antusias, merasa sudah melakukan kegiatan peer group
diri berharga, berani menetapkan tujuan support secara tidak sengaja seperti kegiatan
hidup, bersikap dan berpikir positif dan dapat makan bersama. Kegiatan makan bersama ini
menjadi seorang pemimpin yang handal yang digunakan oleh para penderita tersebut
(Gunawan, 2007). untuk saling bertukar informasi dan
Peer group support merupakan salah pendapat, namun tanpa fasilitator khusus
satu bentuk terapi paliatif yang ditawarkan yang mendampingi. Kelemahan dari kegiatan
untuk menangani pasien dengan kasus yang tidak terstruktur tersebut antara lain
terminal. Kegiatan peer group support dapat bagi mereka yang dengan tipe kepribadian
meningkatkan konsep diri pasien kanker introvert mereka hanya sebagai pendengar
serviks post hiterektomi radikal, karena yang aktif tanpa mengemukakan pendapat.
dengan pemberian peer group support, Disamping itu ketidaksamaan kasus membuat
penderita akan dapat merasakan kebersamaan dengar pendapat tidak maksimal, sehingga
dengan orang yang memiliki kondisi yang diperlukan optimalisasi kegiatan peer group
sama dengan dirinya dan mengetahui support agar konsep diri pasien dengan kasus
pemecahan masalah yang dialaminya. terminal dapat meningkat.
Penderita kanker dan keluarganya merasakan
hidup lebih baik ketika mereka mengikuti SIMPULAN DAN SARAN
support group melalui diskusi online,
chatting dan mailing list dengan sesama Simpulan
penderita maupun keluarga penderita lainnya.
Peer support group juga bisa dilaksanakan Kegiatan peer group support mampu
dengan mempertemukan anggota kelompok meningkatkan konsep diri pada klien kanker
yang mempunyai masalah sama, sehingga serviks post histerektomy radikal. Peer
mereka dapat berdiskusi langsung Group Support merupakan salah satu bentuk
permasalahan yang dialami oleh masing- terapi paliatif yang menjadi penguat bagi
masing penderita pada saat itu juga. Pada saat para anggotanya dengan pemberian
kegiatan berlangsung responden diminta dukungan terutama dukungan yang bersifat
untuk mengungkapkan permasalahan, apabila informasional sehingga para anggota mampu
salah seorang dari responden lain pernah merenungkan diri dan belajar dari diri sendiri
memiliki masalah yang sama, maka serta orang lain.
responden tersebut akan berbagi pengalaman
tentang hal tersebut, dengan demikian solusi Saran
akan diperoleh.
Peneliti menyarankan supaya KEPUSTAKAAN
pembentukan peer group support khususnya
di ruang Kandungan RSU Dr. Soetomo Canadian Cancer Society. 2007. Tips for
Surabaya terfasilitasi dengan baik, kegiatan spending time with someone who has
peer group support hendaknya dilanjutkan cancer, (Online),
meskipun klien sudah tidak dirawat di (http://www.cancer.ca/ccs/internet/stan
Rumah Sakit, disediakannya waktu khusus dard/0,3182.3172_369341_274004_la
untuk pelaksanaan peer group support, ngld-en,00.html, diakses tanggal 15
tersedianya fasilitas berupa ruangan/ tempat Januari 2008, jam 13.00 WIB).
dan tenaga profesional sebagai fasilitator Stuart and Sundeen.1995. Principles and
yang dapat digunakan untuk kegiatan peer Precticeof Psiciatric Nursing.Fifth
group support sebagai terapist bagi penderita edition.United State of America:
di Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan Mosby
yang menangani kasus kanker dan klien yang Stuart, GW. dan Sundeen. 2000. Buku Saku
mengalami kanker serviks hendaknya dapat Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC
mengikuti kegiatan support therapy seperti
peer group support untuk meningkatkan
kualitas hidup.

You might also like