Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Introduction: The preschool cognitive development can be stimulated with playing activity. The
preschool child who stimulateless, their creativity will be checked and it can effect their cognitive
development. Playing lego is one of the stimulation which give chance to the preschool child to
express creativity and explorate their skill in playing construction. This research was aimed to
analyze the effect of playing lego to the preschool cognitive development. Method: Quasy
experimental pre post test design was used in this research. Total sample were 18 preschool child
(4-5 years old). The independent variable was playing lego and the dependent variable was the
cognitive development. Data were analyzed by Wilcoxon Signed Rank Test and Mann Whitney U
Test with the significance <0.05. Result: Result showed that the control group has significance
level p=0.059 and the treatment group has significance level p=0.008. The result of Mann Whitney
U Test showed p=0.001. Discussion: It can be concluded that playing lego can effect the preschool
cognitive development in spatial factor, reasoning, memory, and perceptual speed. It can be
suggested to the further research to examine the effect of playing lego to the motoric development
or social development.
Tabel 1 Perkembangan kognitif reponden di TK Pertiwi sebelum dan setelah diberikan permainan
lego.
Pre
Post Pre Post Post Post
Mean 38,667 39,222 39 47 39,222 47
Keterangan :
p = signifikansi
Sifat permainan konstruksi lego terbanyak adalah pekerja swasta (55,6%).
sendiri adalah aktif, dimana anak akan selalu Hurlock (2005) menyatakan bahwa
ingin menyelesaikan tugas-tugas dalam pada awal masa kanak-kanak anak laki-laki
permainan dan dapat membangun kecerdasan cenderung lebih menunjukkan perhatian dan
anak (Hidayat, 2005). Selain itu, lego kemampuan menguasai berbagai jenis
merupakan permainan yang bersifat membina permainan yang lebih banyak daripada anak
keterampilan dan rangsangan bagi kreatifitas perempuan. Ini disebabkan perlakuan
anak, karena melalui eksperimentasi dalam terhadap anak laki-laki yang diberikan
bermain anak akan menemukan bahwa kesempatan lebih untuk mandiri, desakan
merancang sesuatu yang baru dan berbeda teman sebaya untuk mengambil resiko lebih
dapat menimbulkan kepuasan (Hurlock, dalam bermain, dan dorongan untuk
2005). Selanjutnya, kreatifitas anak akan menunjukkan inisiatif dan orisinalitas dalam
semakin terasah dan anak lebih eksploratif menghasilkan suatu karya, sehingga
dan terampil dalam memainkan lego (50 kreatifitas anak laki-laki juga lebih baik.
Tahun Mainan Lego Masih Tetap Jadi Jumlah saudara dalam satu rumah juga akan
Favorit, 2006). mempengaruhi perkembangan anak karena
Pada penelitian ini tampak variasi semakin banyak jumlah saudara yang
perubahan perkembangan kognitif pada tiap- dimiliki maka perhatian orang tua terhadap
tiap responden setelah diberikan intervensi masing-masing anak akan semakin kecil.
berupa permainan lego. Hal ini mungkin Selain itu, jumlah dan jenis alat permainan
disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat yang diberikan pada anak akan berpengaruh
mempengaruhi perkembangan, diantaranya pula. Jika permainan yang diberikan tidak
usia anak, jenis kelamin, jumlah saudara, sesuai dengan usia anak atau bahkan anak
mainan yang tersedia, usia orang tua, serta hanya memiliki satu jenis mainan saja maka
pendidikan dan pekerjaan orang tua, sehingga anak akan bosan untuk memainkannya
hasil yang diperoleh juga berbeda pada tiap- sehingga proses perkembangannya akan
tiap responden. terhambat. Usia, pendidikan dan pekerjaan
Menurut Soetjiningsih (1998), orang tua juga berperan penting dalam proses
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Semakin sibuk orang
perkembangan anak diantaranya faktor tua dalam bekerja maka perhatian dan
genetik dan faktor lingkungan. Faktor kedekatan anak dengan orang tuanya
lingkungan terbagi menjadi lingkungan semakin kecil dibandingkan dengan orang
prenatal dan postnatal. Termasuk dalam tua yang senantiasa mempunyai cukup waktu
lingkungan prenatal adalah gizi pada waktu untuk berkumpul bersama keluarga.
hamil, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stres, Pada kelompok kontrol, kemampuan
imunitas, sedangkan yang termasuk dalam kognitif semua responden sebelum intervensi
lingkungan postnatal antara lain usia, suku, bernilai antara 31-45 yang berarti anak
gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap mampu mengerjakan dengan sedikit / tanpa
penyakit, cuaca, keadaan geografis, keadaan bantuan guru. Setelah diberikan intervensi,
rumah, stimulasi, motivasi belajar, kasih responden 3, 4, 7, dan 9 mengalami
sayang, interaksi orang tua-anak, pekerjaan/ perubahan perkembangan kognitif meskipun
penghasilan orang tua, pendidikan orang tua, tidak terlalu berarti sedangkan 5 responden
jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, dan lainnya tidak mengalami perubahan. Dari
lain-lain. Pada penelitian ini responden hasil pengumpulan data, tiga dari keempat
paling banyak berjenis kelamin laki-laki dan responden yang mengalami perubahan ini
merupakan anak pertama. Sebesar 44% adalah anak laki-laki. Seorang responden
responden memiliki seorang saudara di adalah anak tunggal, dua responden memiliki
rumah. Sebanyak 28% responden memiliki seorang saudara, dan seorang responden
hanya satu jenis mainan dan 3 jenis mainan. memiliki dua saudara. Jumlah permainan
Usia ayah responden antara 21-30 tahun yang dimiliki di rumah yaitu dua responden
adalah 50 % dan 67% usia ibu responden memiliki 2 jenis mainan, seorang memiliki 3
adalah antara 21-30 tahun. Sebagian besar jenis mainan, seorang lainnya memiliki
pendidikan orang tua responden adalah SMA hanya satu jenis mainan. Rata-rata usia orang
(61%), sedangkan pekerjaan orang tua tua keempat responden antara 21-30 tahun
dan pendidikannya adalah SMA, serta tiga indikator penilaian, akan tetapi peningkatan
diantaranya bekerja di swasta. yang lebih besar terjadi pada indikator
Pada kelompok perlakuan, sebelum penilaian 1 (mengelompokkan benda
diberikan intervensi kemampuan kognitif berdasarkan warna), 9 (mengenal sifat
semua responden bernilai antara 31-45 yang panjang-pendek), 10 (mengenal sifat besar-
berarti sama dengan kemampuan responden kecil), 11 (mengenal sifat tinggi-rendah), 12
kelompok kontrol. Setelah diberikan (memperkirakan dan mengikuti urutan
intervensi bermain lego, semua responden berdasarkan bentuk dan warna benda), 13
mengalami perubahan perkembangan (menggambar bebas dari lingkaran dan bujur
kognitif. Empat dari sembilan responden sangkar), 14 (menggambar orang secara
(responden 2, 3, 4, 9) perubahannya cukup bebas), dan 15 (menyusun/membuat
banyak, akan tetapi skor kognitifnya masih konstruksi dari lego sesuai dengan imajinasi
terbatas pada skor antara 31-45 sehingga anak). Indikator-indikator tersebut di atas
masih dalam kategori mampu mengerjakan sesuai dengan hasil penelitian terdahulu
dengan sedikit/tanpa bantuan guru. bahwa dengan bermain konstruksi lego,
Sedangkan responden 1, 5, 6, 7, 8 mencapai kemampuan anak mengenal simbol-simbol
kategori mampu mengerjakan tanpa bantuan yang sama dan tidak sama semakin
guru dan dapat melakukan tugas lebih. meningkat, sehingga perkembangan kognitif
Hasil pengumpulan data anak semakin optimal. Hal tersebut juga
menunjukakkan, tiga dari lima responden mewakili dimensi karakteristik
yang mengalami peningkatan pesat adalah perkembangan kognitif anak prasekolah
anak laki-laki, sedangkan dua lainnya adalah menurut Depdiknas (2007), diantaranya
perempuan. Jumlah saudara yang dimiliki dapat memahami konsep berlawanan seperti
antara lain dua saudara, seorang saudara, dan tinggi-rendah, dapat memadankan bentuk
anak tunggal. Mainan yang dimiliki antara geometri dengan obyek nyata atau visualisasi
lain berjumlah 4 jenis, 2 jenis, dan 1 jenis gambar, dapat menumpuk benda sesuai
mainan. Sebagian besar usia orang tua ukuran secara berurutan, dapat
responden adalah antara 21-30 tahun. mengelompokkan benda yang memiliki
Beberapa orang tua berpendidikan SMA, persamaan, dan dapat menyebut pasangan
tetapi ada pula yang berpendidikan SMP dan benda.
perguruan tinggi. Empat orang tua dari lima Peningkatan yang lebih besar pada
responden bekerja di swasta, seorang lainnya indikator penilaian 1 dan 12 dikarenakan lego
sebagai pedagang. Hal ini sesuai teori bahwa adalah balok-balok dengan berbagai macam
responden yang mengalami perubahan warna sehingga kemampuan mengingat pada
terbanyak adalah anak laki-laki, jumlah anak lebih baik pada konsep warna.
saudara yang tidak terlalu banyak, jumlah Kemampuan pengenalan sifat-sifat pada
mainan sebagian responden juga cukup indikator 9, 10, dan 11 dikarenakan lego
banyak, usia orang tua yang tergolong muda, adalah balok-balok dengan beberapa macam
serta pekerjaan dan pendidikan orang tua ukuran. Sedangkan pada indikator 13, 14,
yang cukup tinggi. Responden 1, 2, dan 6 dan 15 peningkatan dikarenakan kemampuan
mengalami peningkatan tertinggi. Hal ini imajinasi abstraksi anak lebih baik dan lego
kemungkinan disebabkan tersedianya mainan sendiri memberikan manfaat belajar art
yang cukup banyak di rumah, sehingga sehingga anak lebih memahami dan mengerti
stimulasi juga didapatkan anak di rumah. tentang seni dan keindahan dalam
Selain itu, pendidikan ketiga orang tua menghasilkan suatu karya.
responden yang lebih tinggi, yaitu SMA dan Hasil dari penelitian ini
perguruan tinggi. Sedangkan responden 4 menunjukkan bahwa pada kelompok
mengalami peningkatan paling sedikit dan perlakuan melalui uji Wilcoxon Signed Rank
kemungkinan ini disebabkan jumlah mainan Test setelah dilakukan intervensi berupa
yang dimiliki hanya satu jenis dan permainan lego selama tiga minggu,
pendidikan orang tua yang lebih rendah menunjukkan nilai p>0,05 pada kelompok
(SMP). perlakuan yang berarti terjadi perbedaan
Perkembangan kognitif yang perkembangan kognitif yang signifikan
meningkat terlihat pada hampir semua sebelum dan sesudah intervensi, sedangkan
untuk kelompok kontrol bernilai p>0,05 yang responden setelah diberikan intervensi berupa
berarti tidak ada perbedaan perkembangan permainan lego. Hal ini mungkin disebabkan
kognitif sebelum dan sesudah dilakukan oleh beberapa faktor yang dapat
aktifitas selain bermain lego. Hasil uji Mann mempengaruhi perkembangan, diantaranya
Whitney U Test menunjukkan p<0,05 yang usia anak, jenis kelamin, jumlah saudara,
berarti ada pengaruh bermain lego terhadap mainan yang tersedia, usia orang tua, serta
perkembangan kognitif anak usia prasekolah. pendidikan dan pekerjaan orang tua, sehingga
Hasil ini sesuai dengan penelitian hasil yang diperoleh juga berbeda pada tiap-
sebelumnya oleh Willy (2006), bahwa tiap responden.
dengan bermain konstruktif lego akan Soetjiningsih (1998) menyatakan
membantu mengembangkan kemampuan bahwa faktor-faktor yang dapat
kognitif anak. Selain itu, hasil ini sesuai mempengaruhi perkembangan anak
dengan teori Davida (2004) yang diantaranya faktor genetik dan faktor
menyebutkan bahwa melalui permainan lego lingkungan. Faktor lingkungan terbagi
akan terjadi pengenalan terhadap konsep menjadi lingkungan prenatal dan postnatal.
warna, geometri, ukuran dan tekstur benda, Yang termasuk dalam lingkungan prenatal
selanjutnya hasil pengamatan anak terhadap adalah gizi pada waktu hamil, toksin,
konsep-konsep tersebut akan tersimpan endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas.
dalam benak anak sehingga anak akan Sedangkan yang termasuk dalam lingkungan
mengalami proses belajar, mencoba menggali postnatal antara lain usia, suku, gizi,
ingatan dalam benak anak yang telah perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
didapatkan, serta belajar mengungkapkan penyakit, cuaca, keadaan geografis, keadaan
pendapatnya. Kemampuan anak dalam rumah, stimulasi, motivasi belajar, kasih
membayangkan hal yang lebih abstrak dan sayang, interaksi orang tua-anak, pekerjaan /
imajinatif juga semakin berkembang (50 penghasilan orang tua, pendidikan orang tua,
Tahun Mainan Lego Masih Tetap Jadi jumlah saudara, stabilitas rumah tangga, dan
Favorit, 2006). Hal ini dikarenakan tahap lain-lain. Pada penelitian ini, paling banyak
perkembangan kognitif anak prasekolah responden berjenis kelamin laki-laki (56%),
berada pada tahap pemikiran praoperasional sebagian besar responden (67%) merupakan
dimana kemampuan anak untuk berpikir anak pertama. Jumlah saudara responden
lebih komplek didemonstrasikan dengan sebesar 44% responden memiliki seorang
kemampuan mengklasifikasikan benda dan saudara di rumah dan sebanyak 28%
pengetahuan anak tentang dunia terhubung responden memiliki hanya satu jenis mainan
erat pada pengalaman konkret, bahkan dan 3 jenis mainan. Lima puluh persen usia
kehidupan anak yang kaya fantasi didasarkan ayah responden adalah antara 21-30 tahun
pada persepsi tentang realitas (Perry&Potter, dan 67% usia ibu responden adalah antara
2005). Sifat permainan konstruksi lego 21-30 tahun. Sebagian besar pendidikan
sendiri adalah aktif, dimana anak akan selalu orang tua responden adalah SMA (61%),
ingin menyelesaikan tugas-tugas dalam sedangkan pekerjaan orang tua terbanyak
permainan dan dapat membangun kecerdasan adalah pekerja swasta (55,6%).
anak (Hidayat, 2005).
Lego merupakan permainan yang bersifat SIMPULAN DAN SARAN
membina keterampilan dan rangsangan bagi
kreatifitas anak, karena melalui Simpulan
eksperimentasi dalam bermain anak akan
menemukan bahwa merancang sesuatu yang Perkembangan kognitif anak
baru dan berbeda dapat menimbulkan prasekolah mengalami peningkatan yang
kepuasan (Hurlock, 2005). Selanjutnya, lebih baik setelah diberikan permainan lego.
kreatifitas anak akan semakin terasah dan Dimana sebelum dilakukan permainan lego,
anak lebih eksploratif dan terampil dalam kemampuan anak adalah mampu
memainkan lego (50 Tahun Mainan Lego mengerjakan dengan sedikit atau tanpa
Masih Tetap Jadi Favorit, 2006). Pada bantuan guru dan setelah dilakukan
penelitian ini tampak variasi perubahan permainan lego, kemampuan anak adalah
perkembangan kognitif pada tiap-tiap mampu mengerjakan tanpa bantuan sama
sekali dan dapat melakukan tugas lebih. tanggal 8 April 2008, jam 11.05
Bermain lego mempengaruhi perkembangan WIB).
kognitif anak prasekolah (4-5 tahun) dalam Departemen Pendidikan Nasional. 2007.
hal kemampuan tilikan ruang, berpikir logis, Pedoman Pembelajaran Bidang
mengingat, dan mengamati dengan cepat dan Pengembangan Kognitif di Taman
cermat. Kanak-kanak. Jakarta, hlm. 3-9.
Handayani, F. 2005. Mainan Dan Permainan
Saran Berdasarkan Perkembangan Usia,
Peneliti menyarankan supaya para (Online), (http://www.tabloid-
orang tua dan perawat diharapkan dapat nakita.com., diakses tanggal 8 April
menggunakan permainan lego sebagai 2008, jam 10.53 WIB).
alternatif alat permainan untuk menunjang Hidayat, A.A. 2005. Pengantar Ilmu
perkembangan anak, khususnya Keperawatan Anak 1. Jakarta:
perkembangan kognitif usia prasekolah, Bagi Salemba Medika, hlm. 59
institusi pendidikan prasekolah diharapkan Hurlock, E.B. 2005. Perkembangan Anak
dapat menyediakan permainan lego sebagai Jilid 1. Jakarta: Erlangga
variasi jenis permainan di Taman Kanak- Nad. 2005. Mainan Yang Mencerdaskan,
kanak dan dapat dimasukkan ke dalam (Online),
kurikulum pendidikan Taman Kanak-kanak. (http://info.balitacerdas.com., diakses
tanggal 6 Maret 2008, jam 15.43
KEPUSTAKAAN WIB).
Perry dan Potter. 2005. Fundamental
Budiman, A. 2006. Bermain? Hmm, Bukan Keperawatan. Jakarta: EGC, hlm.
Main!, (Online), 639, 664-665.
(http://www.ummigroup.co.id., Soetjiningsih, DSAK. 1998. Tumbuh
diakses tanggal 6 Maret 2008, jam Kembang Anak. Jakarta: EGC, hlm.
15.30 WIB). 2-11, 106-111
Davida. 2004a. Bermain Sambil Belajar, Willy, D. dkk. 2006. Pengembangan Piranti
(Online), (http://www.sabda.org., Permainan Alternatif Bagi
diakses tanggal 8 April 2008, jam Pendidikan Anak Dini Usia (PADU),
11.00 WIB). (Online),
Davida. 2004b. Permainan Yang Mengasah (http://willydeni.wordpress.com.,
Ketrampilan, (Online), diakses tanggal 8 Mei 2008, jam
(http://www.sabda.org., diakses 12.46 WIB).