You are on page 1of 5

EKSTRAK BIJI DUWET (EUGENIA JAMBOLANA) MAMPU MENURUNKAN

KADAR GULA DARAH


(Eugenia Jambolana Seed Decrease Blood Glucose Level )

I Ketut Sudiana*, Tintin Sukartini*, Hepta Nur Anugrahini**

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax:


(031)5913257 E-mail: ik.sudiana@unair.ac.id
** Politeknik Kesehatan Soetomo Surabaya

ABSTRACT

Introduction: The incidence of diabetes mellitus still increasing and needed a cost-effective
complementary therapies such as Eugenia jambolana seeds. Eugenia jambolana seeds contain of
Chromium and Tannin. It has been reported that Eugenia jambolana seeds has ability to decrease
blood glucose, and increase HDL level significantly. The objective of this study was to investigate
the effect of Eugenia jambolana seed to exchange of blood glucose in streptozotocin-diabetic rats.
Method: A true experimental post test only control group design was used in this study. A number
of 15 male albino Wistar rats weighing 100-200 gram were divided into 3 group (normal group,
diabetic group and experiment group), 5 rats in each group. Normal group and diabetic group
were given aqua 2ml/200 g bw as placebo. Eksperiment group were fed Eugenia jambolana seeds
extract 500 mg/Kg b.w for 15 days. Data were analyzed by using One Way ANOVA with
significance level 0.05.Result: The result showed that blood glucose level of experiment group
was significantly different from diabetic group (p=0,001). Discussion: It can be concluded that
Eugenia jambolana seeds extract (500 mg/Kg b.w) has an effect to decrease blood glucose level in
streptozotocin-induced diabetic rats.

Keywords: Eugenia jambolana, streptozotocin, diabetes mellitus, blood glucose

PENDAHULUAN S., 2006; IPTEKnet, 2005; Republika, 2004).


Mallick (2005) menyatakan bahwa duwet
Diabetes Mellitus (DM) merupakan dapat digunakan untuk menurunkan
gangguan metabolik yang dikarakteristikkan hiperglikemia serta memperbaiki profil lipid
dengan abnormalitas metabolisme bahan pada DM. Duwet pun mampu menurunkan
bakar dalam tubuh yang terutama risiko aterosklerosis 60-90% (IPTEKnet,
menghasilkan hiperglikemia dan 2005). Efek farmakologis duwet dapat
dislipidemia. Hiperglikemia menyebabkan diperoleh dari penggunaan buah, biji dan
berbagai komplikasi hingga menyebabkan kulit kayu (Sagrawat, et al., 2006 dan Pepato
kematian pada diabetesi (Pittas & Greenberg, et al., 2001). Di Indonesia buah dan kulit
2003). Kontrol yang baik pada hiperglikemia kayu duwet banyak digunakan secara turun
akan meningkatkan kualitas hidup diabetesi temurun sebagai antidiabet dan
(penderita DM) (Departemen Kesehatan RI, antikolesterol, tetapi bijinya masih jarang
2005). dimanfaatkan (IPTEKnet, 2005).
Penggunaan bahan alami dalam Beberapa mineral dan senyawa aktif
mengontrol berbagai penyakit termasuk DM yang terdapat pada buah-buahan bermanfaat
(hiperglikemi) telah menjadi trend di seluruh sebagai antidiabetik dan dapat menurunkan
dunia, tidak terkecuali di Indonesia karena kadar HDL serta meningkatkan kadar LDL
bahan alami memiliki efek samping dan (Linder, et al., 1992 dalam Chattopadhyay
toksisitas lebih rendah, efek terapi yang baik, dan Bandyopadhyay, 2005). Senyawa aktif
mudah diperoleh serta ekonomis (Balai yang terkandung dalam 2 biji duwet (Eugenia
POM, 2005). Salah satu bahan alami tersebut jambolana) antara lain tannin dan kromium
adalah duwet (Eugenia jambolana) (Yupiter (Noomrio dan Dahot, 2005; Indrayan et al.,
2005; Safdar, et al., 2006; Sagrawat et al., terkait terkait dengan peningkatan biaya
2006) yang mampu meningkatkan kepekaan perawatan untuk komplikasi yang dialami
reseptor insulin, sehingga meningkatkan diabetesi. Peningkatan biaya perawatan pada
ambilan glukosa ke dalam sel (Dey et al., sistem kesehatan ini berdampak pada
2002; Gomes et al., 2005; Wang et al., perekonomian negara yaitu penggunaan
2005). Penelitian ilmiah tentang biji duwet pemasukan nasional untuk perawatan
sebagai antidiabetik dan antidislipidemia di diabetes yang terus meningkat. Jadi, diabetes
Indonesia belum dilakukan sehingga efeknya mellitus dan komplikasinya menimbulkan
terhadap perubahan kadar glukosa belum dampak yang signifikan baik bagi diabetesi,
dapat dijelaskan. keluarga, sistem kesehatan dan pemerintah
Saat ini lebih dari 180 juta orang di (WHO, 2006).
dunia menderita DM dan jumlah tersebut Berdasarkan hal tersebut peneliti
akan mengalami peningkatan dua kali lipat tertarik untuk mengetahui pengaruh ekstrak
pada tahun 2030. Khusus di negara biji duwet terhadap perubahan kadar gula
berkembang, jumlah penderita DM darah pada tikus wistar jantan yang dibuat
meningkat 150% pada 25 tahun yang akan diabet dengan diinjeksi streptozotosin (STZ).
datang (WHO, 2006). Menurut WHO, pada Tikus dipergunakan sebagai hewan coba
tahun 2005 Indonesia menempati urutan ke karena hewan ini mudah dipegang dan
empat terbesar dalam jumlah diabetesi dikendalikan, dapat diambil darahnya dalam
dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk. jumlah yang relatif besar serta memiliki
Data dari Depkes RI menunjukkan fakta fisiologi yang diperkirakan sesuai dengan
bahwa jumlah diabetesi yang menjalani rawat manusia. Pemilihan tikus jantan karena tidak
inap maupun rawat jalan di RS menempati mengalami siklus ekstrus sehingga pengaruh
urutan pertama dari seluruh penyakit hormonal bisa diminimalkan (Kusumawati,
endokrin. Diabetic Federation 2004).
mengestimasikan jumlah diabetesi pada
tahun 2001 mencapai 5,6 juta untuk usia di
atas 20 tahun dan akan meningkat menjadi BAHAN DAN METODE
8,2 juta pada tahun 2020 (Depkes RI, 2005).
Diabetesi memiliki risiko terserang penyakit Desain yang digunakan dalam
vaskuler 2,4 kali lebih tinggi dibandingkan penelitian ini adalah true experimental post
klien tanpa diabetes mellitus (CDA, 2006). test only control group design. Populasi
Sekitar 70-80% kematian diabetesi dalam penelitian ini adalah tikus wistar putih
disebabkan karena penyakit vaskuler (Rattus novergicus strain Wistar) jantan dari
(Chattopadhyay and Bandyopadhyay, 2005). koloni yang sama, umur 10 minggu dengan
Pada klien dengan diabetes mellitus berat badan 100-200 gram. Dari populasi
terjadi gangguan aktifitas insulin yang tersebut dipilih beberapa ekor secara random
menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia sebagai sampel penelitian yang terdiri dari 3
kronis dapat menimbulkan berbagai kelompok, yaitu kelompok kontrol
komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler normal/K1 (tikus yang diinjeksi buffer sitrat
atau keduanya. Kontrol yang baik terhadap 0,1 ml/kg berat badan/BB intraperitoneal/ip),
hiperglikemia dapat mencegah dan kontrol positif/K2 (tikus yang diinduksi
meminimalkan berbagai komplikasi (Black dengan dosis tunggal STZ 50 mg/kg BB ip
and Hawks, 2005). Hiperglikemia dan dan hanya dibari aqua 2 ml/200 gr BB) dan
dislipidemia ini apabila tidak segera diatasi kelompok perlakuan/K3 (tikus yang
dapat menimbulkan berbagai komplikasi diinduksi dengan dosis tunggal STZ 50
berupa berbagai penyakit vaskuler seperti mg/kg BB ip dan diberi ekstrak biji duwet
penyakit jantung koroner, stroke, penyakit yang dilarutkan dalam 2 ml aqua/200 gr BB
vaskuler perifer maupun hipertensi dapat dengan dosis 500 mg/kg BB /hari). Besar
terjadi (Copstead and Banasik, 2005; White sampel tiap kelompok minimal 6 ekor.
and Duncan, 2002). Diabetes mellitus Penelitian dilakukan selama Januari sampai
menyebabkan disabilitas sampai kematian dengan Februari 2008.
bagi diabetesi. Masalah psikososial dapat
dialami oleh diabetesi maupun keluarganya
Variabel independen dalam penelitian ini PEMBAHASAN
adalah ekstrak biji duwet 500 mg/kg BB
sedangkan variabel dependen adalah kadar Hasil uji Anova menunjukkan
glukosa darah tikus Wistar. Variabel kendali perbedaan kadar glukosa secara bermakna
dalam penelitian ini berupa umur tikus 10 antar K1, K2 dan K3. Kadar glukosa darah
minggu, jenis kelamin tikus jantan, berat puasa tikus pada K3 yang diberi ekstrak biji
badan tikus 100-200 gram, makanan berupa duwet 500 mg/kg BB setelah diperiksa pada
P3 CP 524 dan minuman tikus berupa air, hari ke 21 mempunyai rerata 118,80 mg/dl.
perawatan dan sanitasi kandang serta darah Angka tersebut berada pada kisaran angka
yaitu serum yang dijadikan bahan penelitian. glukosa darah normal pada tikus yaitu 50-135
Data yang diperoleh, dianalisis mg/dl (Kusumawati, 2004). Rerata tersebut
dengan menggunakan uji statistik Anova satu tidak berbeda jauh dengan kadar glukosa
arah, karena distribusi normal dengan derajat pada K1 yaitu 107,42 mg/dl. Hasil Uji
kemaknaan p<0,05. Pada penelitian ini data Dunnet T3 menunjukkan bahwa tidak ada
variabel tergantung tidak homogen dengan perbedaan yang bermakna antara kadar
0,05 sedangkan syarat suatu data glukosa pada K1 dan K3. Hal ini
dikatakan homogen jika p>0,05, maka untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak biji
mengetahui beda antar perlakuan duwet 500 mg/kg BB dapat menurunkan
dipergunakan uji Dunnett T3 (Steel dan kadar glukosa serum hingga mendekati
Tornie, 1991). normal.
Sridhar, et al. (2005) dalam
HASIL penelitiannya menunjukkan bahwa ekstrak
biji duwet 500 mg/kg BB efektif untuk
Hasil penelitian ini menunjukkan menurunkan kadar glukosa darah puasa pada
bahwa kadar glukosa berbeda secara tikus wistar yang diabetes akibat diinjeksi
bermakna (p<0,05) antara kelompok kontrol STZ. Kemampuan ekstrak biji duwet dalam
negatif, kelompok kontrol positif dan menurunkan kadar glukosa diduga karena
kelompok perlakuan dengan pemberian kandungan kromium dan tanin. Kromium dan
ekstrak duwet 500 mg/kg BB (lihat tabel 1). tanin bekerja dengan meningkatkan kepekaan
Terdapat perbedaan yang bermakna reseptor insulin, sehingga insulin yang
(p=0,001) untuk kadar glukosa antara beredar dalam sirkulasi dapat dengan mudah
kelompok kontrol negatif dengan kelompok berikatan dengan reseptor insulin.
kontrol positif. Kadar glukosa darah pada Selanjutnya akan terjadi mobilisasi glukosa
kelompok kontrol positif dengan kelompok transporter ke permukaan membran sel untuk
perlakuan pun berbeda secara bermakna mengangkut glukosa masuk ke dalam sel
(p=0,001), namun tidak terdapat perbedaan terutama sel adiposa, sehingga glukosa dalam
yang bermakna antara kelompok kontrol darah akan berkurang (Linder et al, 1992;
negatif dengan kelompok perlakuan Dey et al., 2002; Liu X. et al., 2004; Gomes
(p=0,512). et al., 2005).

Tabel 1 Kadar glukosa serum tikus wistar yang diperiksa pada hari ke 21 pada kelompok kontrol
negatif, kontrol positif dan kelompok perlakuan.
Rerata
(I) Kelompok (J) Kelompok p-value
Perbedaan (I-J)
K1 K2 -252,80* 0,001
K3 -11,40 0,512
Dunnett T3
K2 K1 252,80* 0,001
K3 241,40* 0,001
K3 K1 11,40 0,512
K2 -241,40* 0,001
Anova F. hitung=83,817 p=0,000
Keterangan:
K1 = kelompok normal/negatif K2 = kelompok positif K3 = kelompok perlakuan
p = signifikansi * = selisih rerata perbedaan signifikan pada level 0,05
Transporter glukosa yang Balai POM. 2005. Mengenal Beberapa
mengangkut glukosa ke dalam sel adiposa Tanaman yang Digunakan sebagai
adalah GLUT 4 (Copstead and Banasik, Antidiabetika, (Online),
2005). Menurut DRI (Dietery Reference (http://www.javascript.co.id, diakses
Ingestin) kadar kromium untuk manusia tanggal 12 Nopember 2007, jam 09.00
dewasa perhari 25-35 mcg (Gomes et a.l, WIB).
2005). Diabetisi membutuhkan tambahan Black and Hawks. 2005. Medical Surgical
suplemen kromium antara 125-200 mcg Nursing: Clinical Management for
(Gomes et al., 2005). 1 gram biji duwet Positive Outcomes, 7th edition.
mengandung 0,003% kromium yang setara Missouri: Elsevier Saunders, pp. 1243-
dengan 30 mcg kromium (Indrayan et al., 1288.
2005). Ekstrak biji duwet 500 mg Canadian Diabetes Association (CDA). 2006.
mengandung kromium 15 mcg. Pada dosis Dyslipidemia in Adult With Diabetes.
ini kromodulin sudah mampu terikat pada Canadian Journal of Diabetes, 30(3).
active side reseptor insulin menyebabkan pp. 230-240.
teraktivasi dan mengamplifikasi sinyal Cefalu and Hu. 2004. Role of Chromium in
(Vincent, 2000; Cefalu and Hu, 2004; Gomes Human Health and in Diabetes,
et al., 2005). Kadar glukosa serum pada K1 Diabetes Care, 27(11), hlm. 2741-
dan K3 berbeda signifikan dengan K2, 2751.
karena tikus pada K2 mengalami diabetes Chattopadhyay, R.R. and Badyoradhyay, M.
dan tidak mendapatkan pengobatan apapun, 2005. Effect of Azadirochta Indica
sehingga kadar glukosa serum tetap tinggi di Leaf on Serum Lipid Profile Changes
atas 250 mg/dl. Jadi dapat disimpulkan in Normal and Streptozotocin Induced
bahwa ekstrak biji duwet 500 mg/kg BB Diabetic Rats. African Journal of
dapat digunakan sebagai antidiabetik. Biomedical Research, 8(2), hlm. 101-
104.
Copstead and Banasik. 2005.
SIMPULAN DAN SARAN Pathophysiology, Missouri: Elsevier
Saunders. pp. 398-402; 465-471; 1000-
Simpulan 1025.
Depkes RI. 2005. Diabetes Mellitus Masalah
Ekstrak biji duwet dapat menurunkan Kesehatan Masyarakat yang Serius,
kadar glukosa pada tikus wistar putih yang (Online), (http://www.depkes.go.id,
mengalami diabetes akibat diinduksi STZ. diakses tanggal 12 Nopember 2007,
jam 09.20 WIB).
Dey, L., Anoja, S., Attele and Yuan, C.S.
Saran 2002. Alternative Therapies for type 2
diabetes. Alternative Medicine Review,
Peneliti menyarankan agar 7(1), pp. 45-58.
kandungan kromium pada ekstrak biji duwet Gomes, M.R., Rogero, M.M. and Tirapegui,
sebaiknya diketahui terlebih dulu sebelum J. 2005. Consideration about
digunakan sebagai bahan penelitian Chromium, Insulin and Physical
selanjutnya, model Diabetes Mellitus (DM) Exercise. Rev Bras Med Esporte,11(5),
yang digunakan pada penelitian selanjutnya pp. 246e-250e.
sebaiknya menggunakan model DM kronis, Indrayan, A.K., Sharma, S., Durgapal, D.,
pada penelitian selanjutnya, waktu pemberian Kumar, N., and Kumar M. 2005.
dan pengamatan dapat ditambah menjadi 20- Detremination of Nutritive Value and
30 hari dan penggunaan beberapa dosis Analysis of Mineral Elements for
ekstrak biji duwet pada penelitian selanjutnya Some Medicinally Valued Plants from
sehingga hasil dapat dibandingkan. Uttarancal. Current Science, 84(7). pp.
1252-1255.
KEPUSTAKAAN IPTEKnet, 2005. Jamblang, (Online),
(http://www.iptek.net.id, diakses
tanggal 12 Nopember 2007, jam 09.10 tanggal 12 November 2007, jam 09.20
WIB). WIB).
Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Safdar, M., Khan, A., and Habibullah. 2006.
Hewan Coba. Yogyakarta: Gadjah Effect of Jaman Fruit Extract on
Mada University Press, pp. 8-10; 64. Serum Glucose and Lipid Profile in
68; 82-91. Type 2 Diabetic Individuals. Pakistan
Linder, M.C. et al. 1985. Biokimia Nutrisi Journal of Nutrition, 5(6), pp. 573-
dan Metabolisme: Dengan Pemakaian 576.
Secara Klinis. Terjemahan oleh Sagrawat, H., Mann, A.S. and Kharya, M.D.
Aminudin Parakkasi, 1992, Jakarta: 2006. PHCOG MAG: Review Article
Universitas Indonesia Press, hlm. 315; Pharmacological Potential of Eugenia
587-622. Jambolana. A Review Pharmacological
Liu, X., Kim, J., Li, Y., Li, J., Liu, F. and Magazine, 2(6), pp. 96-105.
Chen, X. 2004. Tannic Acid Sridhar, S.B., Sheetal, U. D., Pai, M.R.S.M.
Stimulates Glucose Transport and and Shastri, M.S. 2005. Preclinical
Inhibit Adipocyte Differentiation in Evaluation of The Antidiabetic Effect
3T4-L1 Cells, American Society for of Eugenia Jambolana Seed Powder in
Nutritional Science, hlm. 165.171. Streptozotocin-Diabetic Rats.
Mallick, C., Maiti, R., Ghosh, D. 2005. Brazillian Journal of Medical and
Comparative Study on Biological Research, 38(3), pp. 463-
Antihiperglicemic and 468.
Antihiperlipidemic Effect of Sparate Vincent, J.B. 2000. Mechanism of Chromium
and Composite Exstract of Seed of Action: Low-Molecular-Weight
Eugenia Jambolana and Root of Musa Chromium-Binding Substance.
paradisiaca in Streptozotocin-Induced Journal of American College of
Diabetic Male Albino. Iranian Journal Nutrition, 18(1), pp. 6-12.
of Pharmachology and Therapeutics, 5 Wang, Z.Q., Zhang, X.H., Russel, J.C.,
(1), hlm. 27-33. Hulver, M., Cefalu, W.T. 2005.
Noomrio, M.H. and Dahot, M.U. 2005. Chromium Picolinate Enhances
Nutritive Value of Eugenia Jambosa Skeletal Muscle Cellular Insulin
Fruit. Journal of Islamic Academia of Signaling In Vivo in Obese, Insulin
Science. 9(1), hlm. 9-12. Resistance JCR:LA-cp rats, The
Pepato, M.T., Folgado, V.B., Kettelhut, I.C., Journal of Nutrition, pp. 415-420.
and Brunetti. 2001. Lack of White, L. and Duncan, G. 2002. Medical
Antidiabetic Effect of Eugenia Surgical Nursing: An Integrated
Jambolana Leaf Decoction on Rat Approach, 2nd edition. New York:
Streptozotocin Diabetes. Journal of Delmar, pp. 696-710.
Medical and Biological Research, 34, World Health Organization (WHO). 2006.
pp. 389-395. Definition and Diagnosis of Diabetes
Pittas, A.G. & Greenberg, A.S. 2003. Mellitus and Intermediate
Contemporary Diagnosis and Hyprglycemia, Report of a WHO/IDF
Management of Diabetes, Newton PA: Consultation.
Handbooks in Health Care Co. Yupiter, S. 2006. Diabetes Tumbang Berkat
Republika. 2004. Atasi Mencret dan Jamblang, Intisari No. 520 Th. XLIII,
Diabetes dengan Jamblang, (Online), November 2006.
(http://www.republika.co.id, diakses

You might also like