Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Introduction: Aging process represent the natural process which cannot obtivated. It caused by
biological factor that goes naturaly and continuously that influence the anatomical, biochemical
and physiological change. The natural change in this aspect giving contribution of falling on
elderly. The objective of this study was to compare falls prediction on elderly using Berg Balance
Test and Time Up and Go Test. Method: Design used in this study was comparative study design.
The population was 28 elderly. Total sample was 20 elderly enrolled by means of purposive
sampling, taken according to inclusion criteria. The independent variabels were Berg Balance Test
and Time Up and Go Test The dependent variabels were falls prediction, falls, and falls influence
factors. Data were colected using Berg Balance Test, Time Up and Go Test and questionnaire that
modify from Minnesota Safety Council Fall Prevention Checklist. Data were then analyzed using
kruskall-wallis test and mann-withney test with level of significance 0.05. Result: The result
showed that Berg Balance Test (BBT) and Time Up and Go test (TUGT) had differences falls
prediction with significance level of p=0.014. Analyze :The dominant factors that caused of falls
was gait. Time Up and Go Test (TUGT) has valid prediction than Berg Balance Test (BBT) it
showed by difference smaller score from comparator test score. Discussion: It can be concluded
that TUGT more appropriate than BBT to predict the falls insident in elderly. Further studies
should be consider to used carioca activity model as falls prevention in elderly.
Keywords: Falls prediction, Berg Balance Test, Time Up and Go Test, Elderly
80.00%
60.00%
BBT
TUGT
HCANJ
40.00%
HCANJ
HCANJ
TUGT
TUGT
BBT
BBT
20.00%
0.00%
Low risk Medium risk High risk
Gambar 1. Distribusi responden berdasarkan prediksi jatuh dengan HCANJ falls risk assessment,
TUGT, BBT pada lansia di Panti Wredha Santo Yoseph Kediri, Mei 2009
Sebagian besar lansia dipanti ini aktif di masa tua berdasarkan teori aktivitas
adalah janda namun ada beberapa lansia yang merupakan kriteria sukses sebuah proses
tidak menikah. Lansia yang sudah lama penuaan, namun yang perlu diperhatikan
menjanda dan sudah beradaptasi dengan adalah kondisi aktif atau aktivitas pada
kondisi panti cenderung lebih jarang terjatuh. lansia yang terlalu berlebihan akan
Lansia yang pernah mengalami jatuh sampai meningkatkan risiko jatuh.
terjadi luka yang cukup parah cenderung Hasil perbandingan antara BBT dan
lebih memilih untuk tidak terlalu melakukan TUGT dengan pembanding pemeriksaan
mobilitas. Lansia tersebut menolak ketika HCANJ, diketahui bahwa pemeriksaan
diminta untuk mengangkat satu kaki selama 3 TUGT memiliki persentase nilai yang
detik karena merasa akan jatuh, demikian mendekati HCANJ. Pengukuran TUGT
juga ketika diminta untuk berdiri sambil melibatkan 3 faktor antara lain ankle, yaitu
menutup mata. Mereka akan cenderung menggunakan aktivasi otot-otot plantar
goyang dan mengatakan merasa badan fleksor pergelangan kaki untuk meggerakan
seperti tertarik untuk jatuh sehingga waktu pusat massa tubuh, hip, yaitu menggunakan
membuka mata cenderung lebih cepat dari aktivitas otot fleksor hip dan otot trunkus
waktu yang ditentukan. untuk menggerakan pusat massa tubuh secara
Berdasarkan teori kontinuitas dapat cepat, stepping yaitu melibatkan aktivasi
diketahui bahwa riwayat pekerjaan lansia otot abduktor sendi paha dan kontraksi otot
akan mempengaruhi kebiasaan frekuensi pergelangan kaki (Mufidah, 2007). Sebagian
aktivitas setelah berada di panti sebagai cara besar responden dalam penelitian ini
penyesuaian diri lansia terhadap situasi memiliki masalah pada faktor stepping, hal
lingkungan yang baru. Menurut Probosuseno ini ternyata menyebabkan gaya berjalan yang
(2008) tingkat aktivitas menjadi salah satu menjadi lebih lamban, dan cenderung mudah
penyebab kejadian jatuh pada lansia, goyang. Gangguan gaya berjalan akan
sehingga lansia yang aktif akan memiliki membuat waktu yang dibutuhkan untuk
risiko jatuh lebih besar dari pada lansia yang menyelesaikan instruksi pemeriksaan
tidak aktif. Sebagian besar responden adalah menjadi lebih lama.
lansia yang aktif. Pihak panti memfasilitasi Pemeriksaan BBT di pakai untuk
lansia tersebut yang masih sehat untuk mengetahui status keseimbangan postural
membantu kegiatan rumah tangga sehari-hari statis lansia sedangkan pemeriksaan TUGT
seperti memasak, mengambil pakaian kering dipakai untuk mengetahui status
dari tempat jemuran, berbelanja ke pasar keseimbangan postural dinamis. Perbedaan
maupun toko-toko di sekitar panti. Kondisi prediksi jatuh BBT dan TUGT dalam
penelitian ini dilihat melalui sebuah lansia di panti, apabila memungkinkan
perbandingan dengan pemeriksaan diganti dengan bahan karet untuk
pembanding yaitu HCANJ. Pemeriksaan ini mengurangi risiko jatuh, tenaga kesehatan
dijadikan sebagai pedoman pencegahan jatuh yang bertugas dapat melakukan pemeriksaan
di New Jearsy yang didalamnya terdapat keseimbangan postural dengan
unsur pemeriksaan status keseimbangan memperhatikan faktor dominan yang
postural statis dan dinamis sebagai indikator mempengaruhi kejadian jatuh, penelitian
prediksi jatuh dalam penelitian ini. Gangguan selanjutnya diharapkan agar meneliti tentang
gaya berjalan yang dialami sebagian besar pengaruh model aktivitas jalan kaki terhadap
lansia di panti ini mengindikasikan masalah perbaikan keseimbangan postural dinamis
pada keseimbangan postural dinamis yang sebagai alternatif pencegahan jatuh pada
menyebabkan risiko jatuh akan meningkat lansia.
akibat gangguan dalam proses pergerakan
tubuh. KEPUSTAKAAN