You are on page 1of 3

Imunisasi Pentavalen

1. Definisi

Imunisasi Pentavalen Imunisasi pentavalen adalah gabungan vaksin DPT-HB


ditambah Hib. Sebelumnya kombinasi ini hanya terdiri dari DPT dan HB (DPT combo).
Sesuai dengan kandungan vaksinnya, imunisasi pentavalen mencegah beberapa jenis
penyakit, antara lain difteri, batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta
radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib
(Haemophylus influenzae tipe b) (Dinkes Provinsi Bali, 2013).

Imunisasi Hib (Haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang


diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit yang tergolong berat seperti meningitis (radang selaput otak).
Pada meningitis bakteri tersebut akan menginfeksi selaput pelindung otak dan saraf otak
yang akan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia). Bakteri Hib yang dapat
menyebabkan septisemia (keracunan darah dan dapat merupakan infeksi yang lebih
tersebar luas ke seluruh tubuh) (Yuni, 2014). Dua penyebab paling umum dari meningitis
bakteri yang parah pada anakanak, Haemophilus influenzae tipe B ( Hib ) dan
Streptococcus pneumoniae, yang dapat dicegah dengan vaksin yang ada semakin tersedia
di negara-negara berkembang (Davis et al, 2013). Streptococcus pneumoniae adalah
bakteri tunggal penyebab yang paling signifikan dari invasif (meningitis dan bakteremia)
dan non- 10 invasif (pneumonia dan otitis media) penyakit pada anak usia kurang dari 5
tahun di seluruh dunia (Che et al, 2014).

2. Jadwal pemberian

Pada tahap awal DPT-HB-Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah
mendapatkan imunisasi DPT-HB pada umur 2,3,4 bulan sebanyak tiga kali. Apabila
sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga. Untuk
mempertahankan tingkat kekebalan dibutuhkan imunisasi lanjutan kepada anak batita
sebanyak satu dosis, dengan jadwal sebagai berikut :
Umur Jenis imunisasi Interval minimum setelah
imunisasi dasar
1,5 tahun DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-Hib 3
2 tahun Campak 6 bulan dari dosis campak
pertama

3. Kontra indikasi

Kontra indikasi pada pemberian imunisasi pentavalen yaitu anak panas tinggi
dengan suhu 380C disertai batuk dan pilek yang keras. Selain itu pada anak yang
memiliki riwayat kejang demam pada pemberian imunisasi DPT-HB atau DPT-HBHib
sebelumnya, maka imunisasi selanjutnya agar diberikan oleh dokter ahli (Dinkes, Provinsi
Bali, 2013).

4. Dosis dan cara pemberian

Dosis pemberian imunisasi pentavalen yaitu 0,5 ml, cara penyuntikan


intramuskular. Suntikan diberikan pada paha anterolateral pada bayi dan di lengan kanan
atas pada anak batita saat imunisasi lanjutan. Bayi atau anak dipangku dengan posisi
menghadap ke depan, pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk. Suntikkan
vaksin dengan posisi jarum suntik 90o terhadap permukaan kulit. Suntikkan pelan-pelan
untuk mengurangi rasa sakit (Dinkes Provinsi Bali,2013).

5. Dampak pemberian imunisasi pentavalen (KIPI)

Efek samping setelah pemberian imunisasi ini biasanya sakit, bengkak dan
kemerahan berlaku ditempat suntikan. Biasanya berlaku 3 hari, kadang demam juga 11
bisa terjadi. Efek samping ini tergolong ringan, jika dibandingkan dengan penyakit yang
disebabkan oleh Hib ( Mulyani, 2013). Jenis dan angka kejadian reaksi yang berat tidak
berbeda secara bermakna dengan vaksin DPT, Hepatitis B dan Hib yang diberikan secara
terpisah. Beberapa reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan kemerahan pada
lokasi suntikan disertai demam dapat timbul dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang
reaksi berat seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan nada tinggi
dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian. Episode hypotonic-hyporesponsive pernah
dilaporkan. Kejang demam telah dilaporkan dengan angka kejadian 1 kasus per 12.500
dosis pemberian. Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah imunisasi
mengurangi terjadinya demam (Dinkes Provinsi Bali, 2013).

Efek samping pemberian imunisasi

Berikut beberapa efek dampak imunisasi yang umum terjadi antara lain adalah sebagai
berikut :

BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat
suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.
DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi
akan turun dalam 1 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit,
walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri.
Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 10 hari setelah
penyuntikan.

You might also like