Professional Documents
Culture Documents
BAB I
KONSEP MEDIS
A. DEFENISI
Abses adalah infeksi bakteri setempat yang ditandai dengan
putih)
B. ETIOLOGI
1. Infeksi Mikrobial
3. Agen Fisik
5. Nekrosis jaringan
fungsi.
(http: //id.wikipedia.org/wiki/Abses)
(http//www.surabayapost.co.id)
3. Gambaran Klinis
a. Nyeri tekan
b. Nyeri lokal
c. Bengkak
d. Kenaikan suhu
e. Leukositosis
4. Tanda-tanda infeksi
a. Rubor ( kemerahan ).
b. Kolor (panas) menggigil atau demam ( lebih dari 37,7 C ).
c. Dolor ( nyeri ).
e. Fungtio laesa.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi/dampak yang mungkin terjadi akibat dari Abses
menurut Siregar (2004) adalah:
- Kehilangan gigi
- Penyebaran infeksi pada jaringan lunak dapat mengakibatkan
selulitis wajah dan Ludwigs angina
- Penyebaran infeksi pada tulang rahang dapat mengakibatkan
osteomyelitis mandibula atau maksila
- Penyebaran infeksi pada daerah tubuh yang lain, menghasilkan
abses serebral, endokarditis, pneumonia, atau gangguan
lainnya.
F. Pemeriksaan Penunjang
disfungsi/kegagalan hati.
(Doenges,2000:873)
G. Penatalaksanan
A. PENCEGAHAN
Usahakan agar kulit di sekeliling luka kecil tetap bersih dan kering. Obati
infeksi ringan secara tuntas. Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi
(demam, nyeri, kemerahan, pembengkakan).
Fokus Pengkajian
1. Aktifitas I istirahat
Gejala : Malaise
2. Sirkulasi
(vasokonstriksi).
3. Eliminasi
Gejala : Diare
4. Makanan/cairan
5. Neurosensori
6. Nyeri I/kenyamanan
umum.
7. Pemafasan
Tanda : Takipnea dengan penurunan kedalaman pemafasan, penggunaan
Tanda : Suhu umumnya meningkat (37,95C atau lebih) tetapi mungkin normal
8. Sexualitas
9. Penyuluhan / pembelajaran
Prioritas Keperawatan
a. Menghilangkan infeksi.
b. Mendukung perfusi jaringan/volume sirkulasi.
c. Mencegah komplikasi.
kebutuhan pengobatan.
(Doenges,2000:240)
H. Pathway
I. Diagnosa Keperawatan
aliran darah.
interpretasi informasi.
(kerusakanjaringan).
(gangguan neuromuskular).
( Doenges,2000:241 )
J. Fokus Intervensi
Kriteria Hasil : Bebas dari sekresi purulen/drainase, atau eritema dan afebris.
Intervensi
Rasional : Isolasi luka / linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan untuk
infeksi.
organisme.
d. Lakukan inspeksi terhadap luka / sisi alat invasif setiap hari, berikan
udara.
perfusi jaringan.
infeksi umum.
Intervensi
diaphoresis.
Rasional : Suhu 38,9C menunjukan proses infeksius akut .Pola demam dapat
indikasi.
hipotalamus.
(Doenges,2000 : 874 )
Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital stabil, nadi perifer jelas, kulit hangat dan kering,
tingkat kesadaran umum, haluaran urine individu yang sesuai dan bising
usus aktif
Intervensi
Rasional : Pada awal nadi cepat menunjukan peningkatan curah jantung, nadi
berat.
atau asidosis.
ileus paralitik.
samar.
Rasional : Stress dari penyakit dan penggunaan steroid meningkatkan resiko erosi
thrombosis.
q. Berikan suplemen O2
Kreteria Hasil : Tanda vital dalam batas normal, nadi perifer teraba haluaran urine
adekuat.
Intervensi
a. Catat haluaran urine dan berat jenis. Catat keseimbangan masukan dan
hipovolemi.
normal
Kriteria Hasil : Bunyi nafas bersih dan sinar x dada jelas / membaik tidak
Intervensi :
bernafas.
indikator.
6) Sering ubah posisi. Dorong untuk batuk dan latihan napas dalam.
Rasional : Pada waktu kondisi septic memburuk, asidosis metabolik yang meningkat
respiratorik.
b. Keterbatasan Kognitif
Ditandai
1) Pertanyaan permintaan informasi,pernyataan salah konsepsi
dapat dicegah
Kreteria Hasil : Ikut serta dalam program pengobatan, memulai perubahan gaya hidup
Intervensi :
infeksi.
komplikasi.
penyembuhan.
indikasi.
jiwa.
kebutuhan.
(gangguan neuromuskular).
tahanan.
b. Terapi pembatasan, imobilisasi tungkai, kontraktur.
Ditandai:
aktifitas.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
(Doenges,2000 : 737)
Rasional : aktivitas dapat meningkat jika memotivasi yang sesuai dengan kondisi
pasien.
(Doenges,2000 : 737)
oksigen tubuh.
(Doenges,2000 : 757)
(Doenges,2000 : 738)
Intervensi
Ditandai:
a. Keluhan nyeri.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Rasional : Suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat
sendi yang sakit) menggunakan bebat pada papan kaki sesuai keperluan.
e. Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai
indikasi.
Rasional : Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan otot
(Doenges, 2000:654)
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
Dalam bab ini penulis akan membahs tentang tinjauan pustaka dari
fokus intervensinya
A. Pengkajian
rumah sakit pada 26 Juni 2010 jam 13.40 dan tanggal pengkajian 28
Juni
nyeri pada femur dextra, nyeri terasa hilang timbul dengan skala nyeri 4
Kaki pasien mengalami bengkak sudah satu minggu yang lalu sebelum
masuk lewat UGD di UGD pasien mendapatkan terapi inf. RL 20 tetes per
Bougenvil. Tetapi pada 26 Juni 2010 jam 13.00 WIB pasien dipindah lagi
dan penyakit menular lainnya dan keluarga tidak ada yang mempunyai
penyakit keturunan.
begitu penting . hal ini terlihat dari apabila ada salah satu keluarga yang
3x/hari dengan menu nasi, sayur, lauk. minum 6-8 gelas/hari dan Selama
sakit Pasien makan 3x/hari sesuai menu RS. Makan habis porsi.
Pola eliminasi Sebelum sakit pasien buang air besar 1x/hari dengan
konsutensi lembek, dan tidak ada keluhan dan selama sakit pasien belum
tetes / menit dan pada bagian bawah Terdapat benjolan pada paha kanan
B. Program terapi :
C. Analisa Data
Analisa yang di dapat dari pengkajian pada tanggal 28 Juni 2009 pukul
cekot-cekot pada Femur dextra, skala nyeri 4 nyeri hilang timbul dan
menahan sakit bila kaki digerakan, Paha kaki kanan bagian bawah tampak
bengkak dan aktifitas pasien dibantu sehingga di dapatkan masalah
porsi. Pasien tidak mau makan makanan tambahan yang dibelikan oleh
isrinya, Pasien tampak lelah dan pasien mual tiap habis makan sehingga
dengan anoreksia
D. Diagnosa keperawatan
terasa cekot-cekot pada Femur dextra, skala nyeri 4, nyeri Hilang timbul
tandai dengan Pasien mengatakan kakinya sakit bila digrakan terasa nyeri
Pasien tampak menahan sakit bila kaki digerakan, Paha kaki kanan bagian
anoreksia yang di tandai dengan pasien makan habis porsi, pasien tidak
mau makan makanan tambahan yang dibelikan oleh isrinya, Pasien
Tn.T pada hari/tanggal Senin 28 Juni 2009 pukul 07.00 WIB di tetapkan
tiap diagnosa.
non verbal misal : ekspresi wajah, posisi tubuh gelisah, lakukan kompres
dingin
obyektif obat masuk intra vena, tidak ada alergi. Memberikan pendidikan
kesehatan cara mengurangi nyeri dengan teknik distraksi dan relaksasi
vital data subyektif pasien kooperatif, data obyektif tekanan darah 100/70
aktifitas
Tindakan yang di lakukan : mengobservasi skala aktifitas data subyektif
ketika kaki digerakkan, skala pola aktivitas 17, analisa gangguan mobilisasi
dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien makan
Pantau intake dan output makanan, timbang berat badan pasien dan ukur
hangat, berikan makan sedikit tapi sering dan makanan kecil tambahan
yang tepat, mengobservasi pola makan pasien, tentukan program diit dan
pola makan pasien, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diit
pertahankan intervensi,
observasi pola makan pasien, anjurkan pasien makan sedikit tapi sering
BAB III
PEMBAHASAN
kesenjangan yang ada antara teori dengan tinjauan kasus dengan judul
keperawatan.
: : laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
Pembenaran :
penyakit menurun
Sebelum sakit :Sebelum sakit pasien makan 3x/hari dengan menu nasi,
Selama sakit :Pasien makan 3x/hari sesuai menu RS. Makan habis
porsi.
Pembenaran :
Di sini penulis lupa mencantumkan konsumsi minum pada saat sakit:
pasien hanya minum liter air aqua, hal ini penting karena dengan
mengetahui asupan air kita bisa mengukur balance cairan agar turgor kulit
normal.
b. Pola eliminasi
Selama sakit : -
Pembenaran :
Di sini penulis lupa mencantumkan pola eliminasi BAB pada saat sakit
pada hal ini sangat penting untuk mengetahui tentang asupan nutrisi
penyembuhan
Penambahan :
Pasien mengatakan kesehatan adalah suatu hal yang penting.Dan bila ada
mendapatkan perawatan
C. Pemeriksaan fisik
a. Ekstremitas
Atas : Tangan kiri terpasang infus RL 20tpm
samping
Pembenaran :
Evaluasi
nyeri muncul saat bergerak, cekot-cekot pada Femur dextra dengan skala
(kerusakanjaringan).
( Doenges,2000:241 )
(Smeltzer, 2002:212)
Nyeri merupakan keadaan di mana individu menglami dan melaporkan
(Carpenito 2000:45)
karena keluahan utama pasien adalah nyeri pada kaki kiri dengan skala
Nyeri akut dan berat dapat menyebkan kolaps kardiovaskuler dan syok
(Corwin 2002:227)
juga mengganggu
(Smeltzer 2001:214)
Nyeri yang dialami oleh pasien dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk
nyeri
(Smeltzer 2001:220).
Penulis menentukan kriteria waktu satu kali 30 menit diharapkan nyeri
Intervensi :
a) Mengobservasi TTV
konstriksi
menekan nyeri
Zefazolin 1 gr IV
Evaluasi pada tanggal 28 Juni 2010 pukul 12.30 WIB di dapatkan data
bila kaki digerakan, paha kaki kanan bagian bawah tampak bengkak,
tegaknya diagnosa.
( Doenges,2000:241 )
yang terprogram.
(carpenito, 2000 : 2)
Intervensinya :
(Doenges,2000 : 737)
kondisi pasien.
(Doenges,2000 : 737)
(Doenges,2000 : 757)
(Doenges,2000 : 738)
bantuan/peralatan yang terus menerus dan alat khusus (nilai 3); atau
tergantung secara total pada pemberi asuhan (nilai 4). Seseorang dalam
semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan namun kategori
dengan nilai 2-4 mempunyai resiko yang terbesar untuk terjadinya bahaya
(Doenges,2000 : 283)
Evaluasi :
Evaluasi pada tanggal 28 Juni 2010 pukul 12.30 WIB di dapatkan data
ketika kaki digerakkan, skala pola aktivitas 17, analisa gangguan mobilisasi
keperawartan.
lemas, nafsu makan berkurang dan terasa mual. pada pengkajian pola
metabolisme pasen makan 2x sehari habis setengah porsi dan ibu pasien
kebutuhan nutrisi tidak adekuat maka akan dapat menurunkan daya tahan
tubuh yang dapat menimbulkan infeksi sekunder. Selain itu nutrisi yang
Intervensi :
Kriteria hasil : Intake nutrisi adekuat, nafsu makan baik, berat badan normal
Intervensi :
d. Berikan makan sedikit tapi sering dan makanan kecil tambahan yang
tepat
Rasional : dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat
f. Kolaborasi :Dengan ahli gizi untuk menentukan diit pasien dan peberian
bubur.
Implementasi :
implementasi yang berhasil di laksanakan untuk mengatasi masalah di
habis porsi.
Evaluasi :
badan pasien dan ukur lingkar lengan pasien setiap hari, berikan makanan
dalam keadaan hangat, berikan makan sdikit dan makanan kecil tambahan
yang tepat, tentukan program diit dan pola makan pasien, kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan diit pasien dan pemeberian bubur.
(Carpenito,2001 : 204)
untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari
37,8 C (100 F) per oral atau 38,8 C (100 F) per rectal karena factor
eksternal
berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian
yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi,
dan nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
dan sel
Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari
cara :
1) Diffusi
2) Filtrasi
3) Osmosis
tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :
b) Konsenterasi
c) Potensial listrik
trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan
natrium. Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam
bagian itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan
(http://lensaaskep.blog.com/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit.html)
aliran darah
penurunan jalanya gas (O2 dan CO2) yang actual (atau dapat mengalami
interpretasi informasi.
Kurang pengetahuan suatu keadaan di mana sorang individu atau
pengobatan.
membran mukosa
A. Simpulan
sebagai berikut :
sangat besar, bila keluarga di ikut sertakan maka klien akan terlindungi
dengan adanya orang terdekat klien kooperatif dan semangat dari pasien
kasus
B. Saran
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Tujuan : Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (IV)
3. Jarum 1 (steril)
10. Bengkok 1
Prosedur pelaksanaan
A. Tahap pra interaksi
2. Mencuci tangan
B. Tahap orientasi
C. Tahap kerja
atas
D. Tahap terminasi
5. Mencuci tangan
Sasaran : Tn. T
Waktu : 15 menit
C. Media
- Lembar balik
- Leaflet
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Evaluasi
F. Sumber
Operasional Prosdur.
G. KBM
4. Mengingatkan meperhatikan
kontak 4. Menyetujui
2 Isi 10menit
1. Menjelaskan
1. Mendengarkan dan
tentang teknik
2. Mendengarkan dan
distraksi relaksasi memperhatikan
2. Menjelaskan manfaat
3. Bertanya
dilakukan teknik
4. Mendengarkan
3. Memberikan memperhatikan
kesempatan dan
keluarga untuk
bertanya
4. menjawab
pertannyaan
5. menjelaskan
relaksasi
elaksasi 3. Mendengarkan
2. Memberi pertanyaan
4. Menjawab
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Mengucapkan terima
kasih
5. Menucapkan salam
penutup
MATERI
distraksi dan relaksasi adalah teknik untuk memberikan rasa nyaman pada
keduanya