Professional Documents
Culture Documents
Alergi Makanan
Disusun Oleh :
Ranita Harbiy Tsaniyah (14330096)
Rizki Dwi Novita (14330128)
Nia Khana Kallista .A (14330007)
Fikriyah Dzaky Rasanty (14330015)
Daftar isi...............................................................................
Kata Pengantar.....................................................................
BAB I. Pendahuluan..............................................................
Penutup.....................................................................
PENDAHULUAN
Alergi makanan adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh reaksi IgE
(imunoglobinE) terhadap bahan (zat kimia) makanan. Alergi makanan dapat mengganggu
fungsi otak dan sistem organ tubuh serta mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Alergi makanan juga di sebut sebagai reaksi abnormal tubuh terhadap makanan sering
disebut sebagai hipersensitifitas, intoleransi, atau alergi makanan. Adanya berbagai kondisi
ini sering membingungkan dalam membuat diagnosa maupun tatalaksana nutrisi Makanan
pemicu reaksi abnormal ini sering tidak jelas atau sulit diidentifikasi
Penyebab dari alergi makanan tidak sepenuhnya dimengerti karena alergi makanan
bisa menimbulkan sejumlah gejala yang bervariasi. Reaksi terhadap makanan bisa bersifat
ringan atau fatal, tergantung kepada jenis dan beratnya reaksi. Alergi makanan sering terjadi
ketika sistem kekebalan melepaskan antibodi dan zat-zat (termasuk histamin) sebagai respon
terhadap masuknya makanan tertentu.
Gejalanya bisa terlokalisir di lambung dan usus atau bisa menimbulkan gejala
diberbagai bagian tubuh, setelah makanan dicerna dan diserap. Gejala biasanya akan timbul
dengan segera, jarang sampai lebih dari 2 jam setelah makan makanan tertentu. Alergi
makanan seringkali menyerupai keadaan lainnya, seperti intoleransi makanan (terjadi akibat
kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan tertentu), irritable bowel
syndrome, respon terhadap stress emosi atau stres fisik, pencemaran makanan oleh racun
(keracunan makanan) dan penyakit lainnya. Alergi makanan berbeda dengan penyakit-
penyakit tersebut karena pada alergi makana dilepaskan antibodi, histamin dan zat-zat
lainnya.
Alergi (allergy) adalah keadaan hipersensitivitas yang diinduksi oleh pajanan terhadap suatu
antigen (alergen) tertentu yang menimbulkan reaksi
imunologik berbahaya pada pajanan berikutnya.
Alergi makanan adalah respons abnormal terhadap
makanan yang diperantarai reaksi imunologis.
Definisi alergi, kumpulan gejala yang mengenai
banyak organ yang ditimbulkan oleh alergi terhadap
bahan makanan. Di Indonesia angka kejadian alergi
pada anak belum diketahui secara pasti, tetapi
beberapa ahli memperkirakan sekitar 25-40% anak pernah mengalami alergi makanan. Di
Negara berkembang angka kejadian alergi yang dilaporkan masih rendah. Hal ini berkaitan
dengan masih tingginya kesalahan diagnosis atau under diagnosis dan kurangnya perhatian
terhadap alergi dibandingkan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan atau diare yang
dianggap lebih mematikan. Berdasarkan zat pemicu dan jangka waktu munculnya gejala,
alergi makanan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu immunoglobulin E, non-immunoglobulin E,
dan gabungan keduanya.
Immunoglobulin E.
Immunoglobin E, Merupakan salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan
tubuh kita. Alergi makanan yang dipicu oleh produksi zat ini merupakan jenis alergi makanan
yang paling umum terjadi dan gejalanya biasa akan muncul tidak lama setelah penderita
makan.
immunoglobulin E, rentang waktu munculnya gejala akan membutuhkan waktu yang lebih
lama atau biasanya berjam-jam setelah penderita makan.
Jenis alergi makanan yang terakhir adalah kombinasi dari immunoglobulinE dan non-
immunoglobulin E. Orang yang menderita kondisi ini akan merasakan gejala-gejala dari
kedua jenis alergi makanan tersebut.
Peluang Anda untuk terkena alergi makanan juga lebih tinggi apabila terdapat anggota
keluarga yang memiliki riwayat alergi, penyakit biduran, eksim, atau asma.
Faktor risiko yang terakhir adalah usia. Anak-anak dan bayi lebih rentan terkena alergi
makanan dibandingkan dengan orang dewasa karena daya serap sistem pencernaan manusia
terhadap makanan-makanan pemicu alergi cenderung menurun seiring perkembangan usia.
Meski alergi makanan cenderung hilang saat seseorang berangsur dewasa, namun pada
beberapa kasus tertentu, kondisi ini bisa kembali muncul saat mereka dewasa. Terlebih lagi
jika anak-anak alergi terhadap udang, lobster, dan kepiting, atau kerap mengalami reaksi
alergi yang parah, maka kondisi mereka tersebut bisa saja akan terus ada seumur hidup.
Selain itu juga dilakukan diagnosis alergi makanan yang diperoleh dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan secara akademis dipastikan dengan
Dalam mendiagnosis alergi makanan, biasanya dokter akan menanyakan seputar pola gejala
dan riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu sebelum memutuskan melakukan uji
laboratorium. Selain rentang waktu munculnya gejala setelah terpapar makanan, tingkat
keparahan, dan lama gejala muncul, dokter juga akan menanyakan mengenai tingkat
keseringan kemunculan gejala dan makanan apa yang sekiranya menjadi penyebab.
Dokter juga biasanya ingin memastikan apakah pasien memiliki keluarga dengan riwayat
alergi atau apakah pasien sendiri memiliki riwayat alergi, meski itu bukan alergi makanan.
Jenis pemeriksaan pertama adalah tes darah untuk mengukur kadar antibodi alergi
atau immunoglobulin di dalam aliran darah. Selain uji kadar antibodi dalam laboratorium,
jenis pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan adalah tes tusuk kulit. Di dalam tes ini, dokter
akan menaruh zat alergen dari ekstrak suatu makanan yang diduga menyebabkan alergi Anda.
Selanjutnya dokter menusuk-nusuk kulit pasien dengan jarum kecil yang steril agar alergen
tersebut masuk ke dalam sel kulit. Jika setelahnya kita mengalami reaksi alergi, seperti
kemerahan, gatal, atau pembengkakan pada kulit, maka kita positif menderita alergi makanan
yang dites. Setelah keterangan dari pasien dirasa cukup, biasanya dokter akan melakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menguatkan diagnosis.
Jenis pemeriksaan ketiga adalah tes eliminasi makanan. Di dalam tes ini, dokter akan
menugaskan Anda untuk menghindari suatu jenis makanan yang diduga menjadi penyebab
alergi selama setengah hingga satu setengah bulan, kemudian setelah itu mengonsumsinya
kembali.
DIET ELIMINASI
Diet eliminasi adalah metode untuk mengidentifikasi makanan yang seorang individu
tidak bisa mengkonsumsi tanpa efek samping . Efek samping mungkin karena alergi makanan
, intoleransi makanan , mekanisme fisiologis lainnya (seperti metabolisme atau racun), atau
kombinasi ini. diet eliminasi biasanya melibatkan sepenuhnya menghapus makanan yang
diduga dari diet untuk jangka waktu dua minggu sampai dua bulan, dan menunggu untuk
menentukan apakah gejala menyelesaikan selama jangka waktu tersebut. Dalam kasus yang
jarang terjadi, seorang profesional kesehatan mungkin ingin menggunakan diet oligoantigenic
untuk meringankan pasien dari gejala yang mereka alami. Alasan umum untuk melakukan
1. Elimination Diet
Elimination Diet (BSTIK) Alergen utama yang harus dipantang selama 3 minggu :
Buah, Susu, Telur, Ikan, Kacang
2. Minimal Diet 1
Makanan hipoalergenik yang diperbolehkan : Nasi, Daging sapi, Kelapa, Kedelai,
Sayur, Wortel, Bawang, Gula, Garam
3. Minimal Diet 2
Makanan hipoalergenik lain yang diperbolehkan : Kentang, Daging kambing, Jagung,
Kacang merah, Sayur, Wortel, Bawang, Gula, Garam
4. Egg and Fish free diet
Diet ini dipergunakan untuk gejala alergi pada kulit Telur dan Ikan dipantang selama
3 minggu.
5. His own Diet
Diet ini digunakan untuk gejala alergi hirupan pada saluran nafas, pada uji kulit debu
rumah dan tungau positif, anamnesa positif. Makanan yang disebutkan oleh pasien sendiri
yang dipantang selama 3 minggu.
Apabila dalam kurun waktu tersebut Anda tidak lagi mengalami reaksi alergi, namun justru
kembali mengalaminya setelah makanan tersebut dikonsumsi lagi, maka Anda positif
menderita alergi makanan.
Tes darah dan tes tusuk kulit biasanya dilakukan pada pasien yang diduga menderita alergi
makanan yang diperantarai zat immonoglobulin E,yaitu ketika gejala berkembang dengan
sangat cepat. Sedangkan tes eliminasi makanan biasanya dilakukan pada kasus alergi
makanan non-immonoglobulin E, yaitu ketika gejala berkembang secara lambat.
Alergi Makanan Page 8
Harap diingat bahwa jangan coba-coba melakukan uji alergi makanan sendiri tanpa
pengawasan atau bimbingan dari dokter ahli agar terhindar dari efek samping yang
membahayakan, salah satunya adalah reaksi alergi parah atau anafilaksis.
Berdasarkan tingkat keparahan gejala, ada dua jenis obat alergi yang umumnya digunakan.
Yang pertama adalah obat-obatan antihistamin. Obat ini digunakan untuk meredakan reaksi
alergi atau gejala alergi yang masih tergolong ringan hingga menengah.
Sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi obat
ini, karena ada beberapa jenis antihistamin yang tidak cocok digunakan oleh anak-anak yang
berusia di bawah 2 tahun, seperti promethazine dan alimemazine.
Jenis obat alergi yang kedua adalah obat yang mengandung adrenalin. Obat ini biasanya
diberikan oleh dokter untuk menanggulangi gejala alergi parah pada kasus anafilaksis dengan
cara disuntikkan. Adrenalin mampu meredakan gejala sulit bernapas dengan cara
memperlebar saluran napas, serta menanggulangi tekanan darah rendah. Selain itu juga
terdapat obat-obatan yang digunakan untuk mengobati alergi dan dibagi menjadi kelompok
besar:
1. Obat yang menghambat aktivitas bahan kimia yang dilepaskan dalam tubuh selama
reaksi alergi: - antihistamin dan antagonis leukotriene;
2. Obat yang mengendurkan otot di saluran udara dari paru-paru, atau mengecilkan
jaringan padat, atau membalikkan efek dari bahan kimia yang dilepaskan selama
reaksi alergi: - bronkodilator, dekongestan dan epinefrin; anti acetylchloline
3. Obat-obatan yang mencegah aktivasi sel yang terlibat dalam reaksi alergi: - agen anti-
alergi: kromolin, ketotifen
4. Obat yang memiliki efek yang lebih umum dalam mengurangi peradangan: -
kortikosteroid;
5. Terapi yang memodifikasi respon imun: - imunoterapi alergen.
2. IgE spesifik
IgE total dan spesifik: harga normal IgE total adalah 10u/ml sampai umur 20
tahun. Kadar IgE lebih dari 30u/ml pada umumnya menunjukkan bahwa penderita
adalah atopi, atau mengalami infeksi parasit atau keadaan depresi imun seluler.
3. Basophil Histamin release
4. Prausnitz-Kustner Test: uji transport pasif IgE dari individu atopi ke individu normal
5. Darah tepi
Bila eosinofilia 5% atau 500/ml condong pada alergi. Hitung leukosit 5000/ml
disertai neutropenia 3% sering ditemukan pada alergi makanan.