You are on page 1of 9

PENGGUNAAN DIAPERS MEMPERLAMBAT

KESIAPAN TOILET TRAINNING PADA TODDLER

Mutmilah Tukhusnah, Nurul Kamariyah


(UNUSA, FIK, SI Keperawatan, jl. SMEA No 57)

kamariyahnurul@ymail.com

ABSTRAK

Balita usia 3 tahun seharusnya sudah dilakukan pelatihan untuk menggunakan toilet, namun
kenyataannya masih banyak ibu yang belum mengajarkan toilet training sehingga balita
masih belum bisa untuk melaksanakan toilet training. Tujuan dari penelitian ini untuk
menganalisis hubungan antara penggunaan diapers dengan kesiapan toilet training pada
toddler di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo.
Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 18-36 bulan di RW 04
Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo sebesar 56 responden.
Tekhnik sampling yang digunakan yaitu probability sampling dengan metode simple random
sampling. Dan Besar sampel dalam penelitian ini sebesar 49 responden. Variabel independen
dalam penelitian adalah penggunaan diapers dan variabel dependen adalah kesiapan toilet
training pada toddler. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil dianalisis
menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan nilai kemaknaan () = 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 49 responden hampir setengahnya (46,9%)
responden menggunakan diapers selama 12-24 jam/hari pada anaknya dan sebagian besar
(53,1%) memiliki kesiapan toilet training yang kurang. Hasil uji statistik Rank Spearman
diperoleh hasil (0,000) < (0,05) sehingga terdapat hubungan antara penggunaan diapers
dengan kesiapan toilet training pada toddler.
Simpulan dalam penelitian ini adalah semakin tinggi frekuensi dari penggunaan diapers maka
anak akan memiliki kesiapan toilet training yang kurang. Bagi tenaga kesehatan diharapkan
agar lebih sering untuk memberikan penyuluhan tentang toilet training dan bagi orang tua,
khususnya ibu diharapkan juga untuk meningkatkan bimbingan dan pengarahan yang benar
tentang toilet training pada anaknya.

ABSTRACT

Toddlers should have been done the training to use the toilet, but in fact there were many
mothers who did not teach about toilet training to her children because of that her children
were still not able to implementation toilet training. Therefore, the research was purposed to
analyze the relationship between the diapers using and the readiness of toilet training in
toddler in RW 04 Keboan Anom village Gedangan district Sidoarjo regency.
The design applied in this research was analytic cross sectional. The population involved 56
mothers having babies 18-36 months old in RW 04 Keboan Anom village Gedangan district
Sidoarjo regency in which 49 respondents were taken as the samples by using the simple
random sampling technique. The independent variable of this research is diapers using and
dependent variable is the readiness of toilet training in toddler Moreover, the instruments
used to collect the data were questionnaires. The collected data were then analyzed by
applying Spearmans Rank test with the level of significance = 0,05.
The results of research showed that nearly half of the 49 respondents (46.9%) use the diapers
for 12-24 hours / day to her children and the majority (53.1%) had poor toilet training
readiness. Based on result of the statistical test, it showed that = 0,000 which meant that
< = 0,05 so that H0 was rejected. Thus, it also proved that there was a relationship
between the use of diapers and the readiness of toilet training in toddler.
In conclusions, the higher frequency use of diapers can result in the bad effect for the child,
they will have a lack toilet training readiness. The medics are expected to be more frequent
for providing information about toilet training and for parents, they need to increase the
guidance and the direction about toilet training to their children.

Keywords: Use, Preparedness

PENDAHULUAN anak di masa mendatang. Dapat


Di Indonesia diperkirakan jumlah menyebabkan anak tidak disiplin, manja,
balita mencapai 30 % dari 250 juta jiwa dan yang terpenting adalah dimana nanti
penduduk Indonesia, dan menurut Survey pada saatnya anak akan mengalami
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) masalah psikologi, anak akan merasa
nasional tahun 2010 diperkirakan jumlah berbeda dan tidak dapat secara mandiri
balita yang susah mengontrol BAB dan mengontrol buang air besar dan buang air
BAK (ngompol) di usia sampai prasekolah kecil. Anak-anak yang telah terbiasa dari
mencapai 75 juta anak. (Winda, 2010) bayi hingga agak besar menggunakan
Berdasarkan penelitian Wenty (2010) diapers, akan mengalami beberapa
di tempat pendidikan anak usia dini perbedaan dari anak-anak lainnya yang
(PAUD) Harapan Bunda wilayah tidak menggunakan diapers. Tentu saja
Bogangin RW V kelurahan Kedurus jika diapers itu dipakai setiap saat, bukan
Surabaya, sekitar 25% ibu masih sulit pada saat-saat tidak berdekatan dengan
mengajarkan anak untuk latihan buang air toilet saja atau dalam berpergian. Karena
kecil dan buang air besar pada anak usia 2- penggunaan diapers akan mempersulit
4 tahun dan sekitar 12% anak usia 2-3 latihan buang air sehingga anak yang
tahun masih menggunakan popok sekali menggunakan diapers memulai latihan
pakai saat keluar rumah ataupun di dalam menggunakan toilet setahun lebih lama
rumah. daripada anak yang menggunakan popok
Hasil survei pendahuluan yang kain. ( Lusia, 2011)
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Penerapan toilet training pada anak,
Mei 2012 di RW 04 Desa Keboan Anom peran orang tua diharapkan untuk lebih
Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo sabar dan ulet dan menghindari stress atau
melalui wawancara terhadap 10 ibu yang tekanan yang terlalu pada anak karena hal
memiliki batita usia 18-36 bulan diperoleh ini dapat menyebabkan masalah jangka
data sekitar 70 % ibu menyatakan bahwa panjang dimana anak akan mengalami
anaknya masih sulit untuk dilatih buang air sembelit, mengompol dan merasa bersalah.
kecil dan buang air besar pada tempatnya Dengan memaksa anak yang tidak siap
dan masih terbiasa dengan penggunaan mengakibatkan ada kekuatan yang tidak
diapers. Sedangkan 30 % ibu menyatakan perlu dan menyebabkan kemunduran yang
bahwa anaknya sudah mampu dilatih besar dalam proses tersebut. Dalam hal ini
buang air kecil dan buang air besar pada tenaga kesehatan juga memegang peranan
tempatnya meskipun anaknya memiliki penting. Ada beberapa usaha yang dapat
kebiasaan memakai diapers. dilakukan oleh tenaga kesehatan
Kebiasaan yang salah dalam diantaranya dalam menunjang kesiapan
mengontrol BAB dan BAK akan toilet training pada anak dengan pemberian
menimbulkan hal-hal yang buruk pada pengetahuan tambahan terkait toilet
training dengan penyuluhan pada ibu adalah semua ibu yang mempunyai anak
meliputi kesiapan balita, usia balita, dan usia 18 36 bulan di RW 04 Desa Keboan
metode yang tepat untuk pelaksanaan toilet Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten
training serta melakukan pelatihan untuk Sidoarjo sebanyak 56 anak. Sampelnya
pelaksanaan toilet training. Dengan adalah sebagian ibu yang mempunyai anak
pemberian informasi tersebut maka ibu usia 18 36 bulan yang dalam keadaan
akan mengetahui tentang cara pelaksanaan sehat. Besar Sampel sebesar 49 responden.
toilet training, dan ibu dapat mengetahui Cara Pengambilan Sampel dengan simple
keuntungan dari pelaksanaan toilet random sampling.
training tersebut.
HASIL PENELITIAN
METODE Hasil penelitian dari 49 responden
Jenis penelitian analitik, dengan yang terkumpul kemudian diolah dan
pendekatan cross sectional. Populasi dikelompokkan sebagai berikut :
1. Data Umum
a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu yang mempunyai anak
usia 18-36 bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo bulan Juni 2012

No. Pendidikan Frekuensi Presentase (%)


1. Dasar (SD-SMP) Sederajat 9 18,4
2. Menengah (SMA) Sederajat 28 57,1
3. Tinggi (Akademik/PT) 12 24,5
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui


bahwa dari 49 responden sebagian besar
(57,1%) memiliki pendidikan menengah.

b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu yang mempunyai anak
usia 18-36 bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan
Kabupaten Sidoarjo bulan Juni 2012

No. Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)


1. Ibu Rumah Tangga 14 28,6
2. Swasta 22 44,9
3. Wiraswasta 9 18,4
4. PNS 4 8,1
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui setengahnya (44,9%) sebagai ibu yang


bahwa dari 49 responden hampir memiliki pekerjaan swasta.

c. Karakteristik berdasarkan usia


Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia ibu yang mempunyai anak usia
18-36 bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten
Sidoarjo bulan Juni 2012

No. Usia (Tahun) Frekuensi Presentase (%)


1. Dewasa Muda (20 40) 41 83,7
2. Dewasa Tua (41 60) 8 16,3
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui
bahwa dari 49 responden hampir
seluruhnya (83,7%) adalah dewasa muda.

d. Karakteristik Usia Anak

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia anak 18-36 bulan di RW 04
Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo bulan Juni 2012

No. Usia Anak (Bulan) Frekuensi Presentase (%)


1. 18 - 24 17 34,7
2. 25 36 32 65,3
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui (65,3%) memiliki anak yang berusia 25-36
bahwa dari 49 responden sebagian besar bulan.

e. Karakteristik Jenis Kelamin Anak

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin anak 18-36 bulan di
RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo bulan
Juni 2012

No. Jenis Kelamin Anak Frekuensi Presentase (%)


1. Laki-laki 16 32,7
2. Perempuan 33 67,3
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui (67,3%) mempunyai anak jenis kelamin
bahwa dari 49 responden sebagian besar perempuan.

2. Data Khusus

a. Karakteristik penggunaan diapers pada anak

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penggunaan diapers pada anak 18-36
bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo
bulan Juni 2012
No. Penggunaan Diapers Frekuensi Presentase (%)
1. Tidak Menggunakan Diapers 11 22,4
2. Menggunakan Diapers < 12 jam/hari 15 30,7
3. Menggunakan Diapers selama 12-24 23 46,9
jam/hari
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui kebiasaan menggunakan diapers selama


bahwa 49 responden dalam penelitian ini 12-24 jam/hari sebanyak 23 anak.
hampir setengah (46,9%) mempunyai

b. Karakteristik kesiapan toilet training pada anak

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kesiapan toilet training pada anak 18-
36 bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten
Sidoarjo bulan Juni 2012

No. Kesiapan Toilet Training Frekuensi Presentase (%)


1. Baik 14 28,6
2. Cukup 9 18,3
3. Kurang 26 53,1
Jumlah 49 100,0
Sumber : Data Primer Juni 2012
Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dalam hal kesiapan toilet training yang
diketahui bahwa 49 responden dalam masih kurang sebanyak 26 anak.
penelitian ini sebagian besar (53,1%)

c. Hubungan Penggunaan Diapers dengan Kesiapan Toilet Training

Tabel 5.8 Tabulasi silang penggunaan diapers dengan kesiapan toilet training pada anak 18-
36 bulan di RW 04 Desa Keboan Anom Kecamatan Gedangan Kabupaten
Sidoarjo bulan Juni 2012

No Penggunaan Diapers Kesiapan Toilet Training Jumlah


Baik Cukup Kurang
n n n n
(%) (%) (%) (%)
1. Tidak Menggunakan 7 1 3 11
Diapers (63,6) (9,1) (27,3) (100,0)
2. Menggunakan 7 6 2 15
Diapers < 12 jam/hari (46,7) (40,0) (13,3) (100,0)
3. Menggunakan 0 2 21 23
Diapers selama 12-24 (0) (8,7) (91,3) (100,0)
jam/hari
14 9 26 49
Jumlah
(28,6) (18,3) (53,1) (100,0)
Sumber : Data Primer Juni 2012
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan memiliki kesiapan toilet training yang
bahwa dari 11 anak yang tidak kurang.
menggunakan diapers didapatkan sebagian Hasil uji Rank Spearman dengan cara
besar (63,6%) memiliki kesiapan toilet menggunakan SPSS menunjukkan p =
training yang baik, sedangkan yang 0.000, = 0,05 maka p < maka H0
menggunakan diapers < 12 jam/hari hanya ditolak artinya ada hubungan penggunaan
hampir setengahnya (46,7%) memiliki diapers dengan kesiapan toilet training
kesiapan toilet training yang baik. Dan pada toddler (18-36 bulan) di RW 04 Desa
yang menggunakan diapers selama 12-24 Keboan Anom Kecamatan Gedangan
jam/hari hampir seluruhnya (91,3%) Kabupaten Sidoarjo.

PEMBAHASAN lebih memilih untuk menggunakan diapers


pada anaknya.
Penggunaan Diapers Pekerjaan juga dapat mempengaruhi
ibu untuk menggunakan diapers pada
Banyak ibu yang memilih untuk anaknya. Ibu yang memiliki pekerjaan
menggunakan diapers pada anaknya yang swasta lebih mempunyai sedikit waktu
mugkin dipengaruhi oleh perkembangan dalam mengasuh anaknya dibandingkan
jaman yang semakin maju terutama pada dengan ibu rumah tangga atau ibu yang
bidang tekhnologi. Oleh karena itu, bekerja PNS dan wiraswasta sehingga
semakin banyak produk-produk diapers lebih memilih praktis untuk menggunakan
bermunculan dan banyak iklan yang diapers pada anaknya dengan alasan agar
menawarkan kelebihan dari diapers pengasuh anaknya tidak terlalu repot
dengan harga yang relatif murah. Sesuai karena sebagian besar ibu yang bekerja
dengan pernyataan Diena (2009) bahwa swasta memilih memberikan tanggung
diapers bukan lagi suatu hal yang sulit jawab untuk merawat anaknya pada
didapat karena sudah banyak dijual neneknya. Pekerjaan juga mempengaruhi
misalnya toko, pasar swalayan, atau status sosial ekonomi keluarga sehingga
supermarket yang menjual diapers jadi mempengaruhi penggunaan diapers pada
diapers bisa didapat dimana saja dan anak. Rata-rata masyarakat atau keluarga
kapan saja terutama di kota-kota besar dengan tingkat sosial ekonomi yang cukup
sehingga ini menjadi alasan ibu baik akan lebih memilih menggunakan
menggunakan diapers untuk anaknya, diapers pada anaknya karena kelebihan
khususnya ibu yang tidak mau repot dari diapers seperti kenyamanan dan
dengan hal perawatan anak. kepraktisannya.
Penggunaan diapers dapat Usia ibu juga dapat mempengaruhi
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara dalam hal penggunaan diapers pada anak.
lain pendidikan, pekerjaan, dan usia ibu. Pada usia ini memang sering dihubungkan
Pendidikan ibu akan mempengaruhi dengan masa subur atau usia produktif
penggunaan diapers pada anaknya karena dalam menapak karir yang penuh
dengan adanya pendidikan yang semakin kesibukan di luar rumah sehingga ibu lebih
tinggi, ibu akan memiliki wawasan yang dominan untuk memilih dalam
luas dan lebih mudah untuk menerima penggunaan diapers pada anaknya. Ibu
perubahan jaman daipada ibu yang yang yang memiliki usia lebih muda
berpendidikan rendah sehingga ibu yang mempunyai kebiasaan yang dominan
memiliki pendidikan tinggi lebih memilih terhadap ketergantungan penggunaan
gaya hidup modern dan akan lebih diapers pada anaknya bila dibandingkan
condong untuk meninggalkan kebiasaan dengan usia ibu yang lebih tua.
lama seperti penggunaan popok kain dan Kesiapan Toilet Training
Ada 3 unsur yang mempengaruhi muda ini masih memiliki ketergantungan
dari kesiapan toilet training yaitu fisik, yang lebih terhadap orang tuanya, bila
psikologi dan kognitif. Pada penelitian ini dibandingkan dengan ibu yang berusia
kesiapan pada unsur fisik hampir dewasa tua. Terbukti ibu dengan usia
seluruhnya sudah memenuhi begitu juga dewasa muda masih dominan
pada kesiapan unsur psikologi anak yang mempercayakan orang tuanya dalam
sebagian besar sudah memenuhi untuk segala hal yang berhubungan pengasuhan
penerapan toilet training. Tetapi pada dan perawatan anaknya.
unsur kesiapan kognitif anak yang menjadi Anak usia 25-36 bulan memang
responden hanya hampir setengah saja memiliki kesiapan fisik dan kesiapan
yang memenuhi untuk kesiapan toilet kognitif yang lebih baik jika dibandingkan
training. Dengan kesiapan kognitif yang dengan anak usia 18-24 bulan. Namun,
kurang tersebut menyebabkan banyak dari segi perkembangan psikologi pada
anak yang masih mengalami keterlambatan usia 25-36 bulan justru kurang mendukung
toilet training. Kesiapan toilet training adanya pelaksanaan toilet training karena
pada anak diantaranya dapat dipengaruhi pada masa usia ini anak sudah mulai
oleh adanya faktor pendidikan, pekerjaan, melakukan pemberontakan terhadap orang
usia ibu, usia anak dan jenis kelamin anak. tua jika ada hal yang tidak sesuai dengan
Pendidikan ibu akan mempengaruhi keinginan atau kemauannya. Sehingga
kesiapan toilet training pada anaknya akan dengan adanya kondisi tersebut dapat
mengalami kesulitan karena ibu masih menganggu pelaksanaan toilet training
awam terhadap konsep toilet training. Hal pada anak.
ini sesuai dengan pernyataan Jenis kelamin anak merupakan salah
Warner&Kelly (2006) bahwa semakin satu faktor yang juga dapat mempengaruhi
tinggi pendidikan ibu akan mempengaruhi kesiapan toilet training pada anak. Anak
kesiapan toilet training, karena dengan perempuan sesungguhnya lebih displin
pendidikan yang tinggi ibu semakin mudah dalam penerapan toilet training hanya saja
paham mengenai konsep toilet training pada hasil penelitian ini diperoleh jenis
pada anak. kelamin perempuan lebih dominasi dari
Pekerjaan ibu juga dapat laki-laki sehingga jumlah perbandingan
mempengaruhi kesiapan toilet training antara laki-laki dan perempuan tidak
pada anak. Ibu dengan pekerjaan swasta seimbang. Hasil penelitian ini juga
memiliki waktu yang yang sempit dan didapatkan bahwa sebagian besar
seringkali disibukkan oleh pekerjaan responden memiliki kesiapan toilet
sehingga membuat ibu jarang memberikan training yang kurang, oleh karena itu hasil
stimulasi pada anaknya, khususnya penelitian ini bertolak belakang dengan
pemberian stimulasi dalam penerapan teori yang diungkapkan oleh Gilbert
toilet training. Sehingga anak yang minim (2008), bahwa anak laki-laki cenderung
mendapatkan stimulasi dari orang tua lebih lambat dalam penguasaan kontrol
dapat mengakibatkan anak tersebut terhadap kandung kemihnya dibandingkan
memiliki kesiapan toilet training yang anak perempuan. Hal ini disebabkan
kurang bila dibandingkan dengan anak sistem syaraf anak laki-laki berkembang
yang sering diberikan stimulasi. lebih lama daripada anak perempuan, anak
Usia ibu juga mempengaruhi perempuan dapat mulai menguasai
kesiapan toilet training pada anak. Ibu keinginan buang airnya pada umur 18
yang berusia dewasa muda masih belum bulan, sementara anak laki-laki baru
memiliki pengalaman yang cukup menguasai saat berumur 22 bulan.
mengenai perawatan anak khususnya Hubungan Penggunaan Diapers dengan
dalam penerapan toilet training. Kesiapan Toilet Training Pada Anak
Kenyataannya ibu dengan usia dewasa Toddler (18-36 bulan)
Dari Hasil uji Rank Spearman 2. Kesiapan toilet training pada anak
dengan cara menggunakan SPSS versi toddler (18-36 bulan) di RW 04 Desa
17.0 menunjukkan p < = 0.000 < 0.05 Keboan Anom Kecamatan Gedangan
maka H0 ditolak artinya ada hubungan Kabupaten Sidoarjo sebagian besar
penggunaan diapers dengan kesiapan toilet masih memiliki kesiapan yang kurang.
training pada toddler (18-36 bulan) di RW 3. Ada hubungan penggunaan diapers
04 Desa Keboan Anom Kecamatan dengan kesiapan toilet training pada
Gedangan Kabupaten Sidoarjo. toddler di RW 04 Desa Keboan Anom
Dengan penggunaan diapers yang Kecamatan Gedangan Kabupaten
terlalu lama pada anak dapat Sidoarjo.
mengakibatkan dampak negatif terhadap
kesiapan toilet training pada anak. Karena DAFTAR PUSTAKA
dengan kebiasaan menggunakan diapers Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang &
maka seorang anak akan mendapatkan Terapi Bermain Pada Anak.
kenyamanan dari kebiasaan itu, sehingga Jakarta, Salemba Medika.
membuat anak menjadi sulit juga untuk Alimul, A.Aziz. (2008). Pengantar Ilmu
meninggalkan ketergantungan terhadap Kesehatan Anak untuk Pendidikan
penggunaan diapers. Sehingga lama Kebidanan. Jakarta, Salemba
kelamaan kebiasaan dari penggunaan Medika.
diapers itu jika dibiarkan maka akan Anna, Lusia. (2011). Segera Ajarkan
menghambat dari pelaksaan toilet training. Balita Toilet Training.
Berbeda dengan anak yang terbiasa tidak http://female.kompas.com/read/201
menggunakan diapers maka anak tidak 1/08/10/08042557/Segera.Ajarkan.
akan mendapatkan kenyamanan ketika Balita.Toilet .Training. Diakses
sudah BAK/BAB karena merasa risih pada tanggal 30 April 2012.
sehingga melatih stimulus dan sensitifitas Anne, Marrie M. (2007). Panduan
anak dalam hal mengutarakan atau Lengkap Perawatan Bayi Dan
menyampaikan pada orang tua jika Anak. Yogyakarta, Diglossia
BAK/BAB dan dapat menunjang dari Media.
kesiapan anak untuk toilet training. Anonim. (2008). Bab II Tinjauan Pustaka
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Diapers. Http://digilib.unimus.ac.id
penggunaan diapers yang terlalu sering /files/disk1/111/jtptunimus/-gdl-
dan lama dapat menyebabkan kesiapan ifachozina-5517-3-babii.pdf.
toilet training pada anak kurang. Hal ini Diakses pada tanggal 28 April
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh 2012.
Warner & Kelly (2006) bahwa salah satu Anonim. (2011). Cerdas Memilih Popok
yang dapat mempengaruhi kesiapan toilet Anak. www.info-sehat.com.
training adalah kebiasaan (penggunaan Diakses pada tanggal 30 April
diapers). 2012
Anonim. (2012). Mengenal Berbagai Jenis
Simpulan Popok Dan Kelebihannya- Ibu &
Berdasarkan tujuan dan hasil yang Balita. www.ibudanbalita.com.
akan dicapai dalam proses penelitian ini Diakses pada tanggal 30 April
maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 2012
1. Penggunaan diapers pada anak toddler Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian
( 18-36 bulan) di RW 04 Desa Keboan Suatu Pendekatan. Jakarta, Rineka
Anom Kecamatan Gedangan Cipta.
Kabupaten Sidoarjo hampir Douglas, Ann. (2009). Buku Batita
setengahnya memilih menggunakan Terlengkap. Jakarta, Dian Rakyat.
diapers selama 12-24 jam/hari.
Fitrianty, W. (2010). Skripsi Hubungan Warner, P & Kelly, P. (2006). Mengajari
Pengetahuan Ibu Dengan Anak Pergi Ke Toilet. Jakarta,
Pelaksanaan Toilet Training Pada Arcan.
Anak Usia 2-4 Tahun. Surabaya, Wicaksono, H. (2005). Kapan
Sikes Yarsis. SebaiknyaMemulai Toilet Training
Gallant dan Goldstein. (2011). Buku Pintar Pada Anak ?.
Mengasuh Anak. Jakarta, Light Http://wrmindonesia.org/index2ph
Publising. p?option=content&do_pdf=1&id=5
Gilbert, Jane. (2003). Latihan Toilet. 61. Diakses pada tanggal 30 April
Jakarta, Erlangga. 2012
Mubarok, Wahid I. (2007). Promosi Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis
Keshatan. Yogyakarta, Graha Ilmu. Keperawatan Pediatrik. Jakarta,
Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan EGC.
Pediatrik Edisi Ke-3. Jakarta, EGC. Yessi. (2007). Toilet Traing Supaya Anak
Notoatmodjo, S. (2002). Metode Tak Bikin Pusing.
Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi. Http://yessie_multiply.com.
Jakarta, Rineka Cipta. Diakses pada tanggal 16 April
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi 2012
Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Yayat. (2009). Jenis-jenis Popok Kain.
Jakarta, Rineka Cipta. Http://poqpok.multiply.com/
Nurdiansyah, Nia. (2011). Buku Pintar Ibu journal /item/1 /Jenis-
& Bayi. Jakarta, Gramedia. jenis_popok_kain. Diakses pada
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan tanggal 30 April 2012
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta, Salemba
Medika.
Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan
(Konsep, Proses, dan Praktik) Vol
2. Jakarta, EGC.
Pusparini, W. (2010). Skripsi Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Toilet
Training Dengan Perilaku Ibu
Dalam Melatih Toilet Training
Pada Anak Usia Toddler Di Desa
Kadokan Sukoharjo. Surakarta,
Universitas Muhammadiyah.
Satyanegara, Surya. (2004). Panduan
Lengkap Perawatan Untuk Bayi
dan Balita. Jakarta, Arcan.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta,
EGC.
Suparno, P. (2003). Teori Perkembangan
Kognitif Jean Piaget. Jakarta,
Gramedia.
Thompson, J. (2003). Toddler Care :
Pedoman Lengkap Perawatan
Batita. Jakarta, Erlangga.

You might also like