You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umu kita semua dapat melihat bahwa didalam kehidupan di berbagai
masyarakat banyak dijumpai apa yang terjadi di kalangan masyarakat dikarenakan
banyaknya peristiwa tentang perceraian didalam rumah tangga yang dapat menimbulkan
tindakan dari pihak pemerintah wajib menindak lanjuti segala bentuk aturan yang berupa
tertulis maupun tidak tertulis sebagtai bentuk kepedulian kita sebagai kwarga Negara
yang mentaati peraturan yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Dapat dikatakan apabila disetiap suatu Negara atau daerah pasti terdapat hukum demi
terapinya suatu tatanan hidup yang harmonis di setiap masyarakat tanpa adanya
perselisihan ataupun tentang permasalahan didalam rumah tangga sebagai wujud bentuk
masyarakat yang mengerti akan adanya hukum yang berlaku didaerah atau masyarakat itu
sendiri sehingga tidak adanya suatu tindakan yang bisa mengikari kedua belah pihak yang
bisa meruigkan kedua belah pihak yang terjadi dimasyarakat khususnya tentang
perceraian ataupun permasalahan yang lainnya.

1.3 Tujuan
Menurut para ahli tentang pengertian bagi masyarakat yang modern tentunya mengerti
bahwa disetiap masyarakat pasti aka nada perselisihan baik yang tersirat maupun yang
tersurat, maka dari itu tujuannya akan di tegakkan dengan seadil adilnya tidak mengenal
siapa mereka dari golongan apa mereka ada didaerah maupun disuatu Negara, untuk itu
masyarakat wajib mempunyai atau memiliki kesadaran dan ketaatan hukum yang tinggi.
Tugas makalah ini bertujuan untuk lebih mengetahui pelaksanaan dialog resmi di
pengadilan sebagai titik tolak menurut lebih baik lagi dan mahasiswa atau mahasiswi
khususnya fakultas huku,

1.4 Manfaat
Manfaat dari apa yang telah kami katakana bahwa setiap masyarakat dapat memenuhi,
kebutuhan hidup dan meninggkatkan eksistensi keberadaan masayrakat yang harmonis
dan masyarakat yang melindungi subjek subjek itu sendiri dan demi mencapai
kedamaian di setiap masyarakat itu sendiri.
Dari uraian manfaat yang telah dituliskan diatas dapat kami simpulkan bahwa
sebenarnya apda hakekatnya masyarakat membutuhkan perlindungan sebagai wujud
terhindar dari ketidakadilan dan mengerti tentang kata yang tidak baku menjadi kata yang
baku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Berita Acara Persidangan
BAB III
PENUTUP

Demikian yang dapat kami sampaikan tentang materi pembahasan didalam makalah
ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan kurangnya
rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah mahasiswa atau
mahasiswi semoga makalah ini dapat diterima dihati dan kami ucapkan banyak terimakasih
yang sebesar besarnya.

3.1 Saran
Pahami dan patuhilah semua aturan dengan baik agar kehidupan kita pun dapat berjalan
dengan baik. Semoga tugas makalah ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa / mahasiswi.
Kata yang tidak baku menjadi kata yang baku.
Dalam mengikuti persidangan

1. Menjatuhkan putusan : Hakim menjatuhkan putusan pihak


2. Mediasi : Memberi masukan dan mendamaikan antara pihak perkara
3. Skors sidang dicabut : melanjutkan persidangan kembali
4. Tempat kediaman : Rumah tempat tinggal bersama
5. Berjalan 2 Tahun : Berjalan hidup berumah tangga.
6. Sekors sidang : Sekorsing menghentikan sementara waktu persidangan
(Sekorsen) sama dengan arti menangguhkan
7. Kedua belah pihak : Arti pasangan suami istri atau bisa saja disebut pihak
8. Dikaruniai anak : Diberi keturunan (anak)
9. Dinazegelen : Alat ini dijadikan sebagai alat bukti
10. Ketidak mengajukan : Menerima perceraiannya
suatu apapun tanpa ada tuntutan dari pihak.

You might also like