You are on page 1of 14

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Empat Belas
KAMAR motel itu persis seperti sebuah apar-
temen kelas ekonomi. Lokasinya di belakang Kalakaua
Avenue, kalau seseorang ingin menikmati panorama
Waikiki. Kompleks itu pernah dalam dalam kondisi
yang lebih baik, tapi kini statusnya hanya sebagai se-
buah motel kecil yang murah dan tertinggal oleh kema
juan zaman dan kecanggihan arsitektur moderen. Na-
mun demikian tarifnya sesuai dengan budget dan ke-
butuhan Arden untuk melewatkan hari-harinya yang
panjang dan sepi.
Sebetulnya tidak bisa dikatakan bahwa ia tidak
memiliki kesibukan. Ia menelusuri pantai sambil me-
mikirkan Matt, dan membayangkan apa yang sedang
dilakukannya, dan apakah anak itu merasa kehilangan
dirinya. Dan ia juga memikirkan Drew, apa yang se-
dang dikerjakannya, dan apakah ia merasa kehilangan
dirinya. Selain itu Arden juga menulis tentang ide-ide
nya atau kesan-kesannya mengenai apa saja. Ia benar-
benar merasa terdorong sekali untuk mengekspresi-
kan dirinya di atas kertas.
Ia sedang asyik melakukan itu pada hari keem-
pat setelah ia meningglkan Maui. Tapi sudah lima be-
las menit ia hanya memandangi halaman kosong itu,
rupanya inspirasinya belum keluar. Sebuah bayangan
melintasi lembaran kertasnya, dan ketika ia mengang-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kat wajahnya ke arah jendela, ia melihat Drew sedang
berdiri di sana.
Untuk sesaat mereka saling menatap. Dalam ke-
adaan tertegun, pena di dalam genggamannya terle-
pas, jatuh ke atas permukaan meja kemudian mengge-
linding jatuh ke lantai beralas karpet murah. Tanpa
mengucapkan sepatah kata pun, Drew bergerak ke
arah pintu.
Arden memaksa otot-ototnya untuk bergerak.
Dengan lutut bergetar ia berdiri. Tanpa sadar ia mera-
pikan rambutnya kemudian mengusapkan telapak ta-
ngannya pada celana jeans-nya. Konyol memang, tapi
ia menyesal ia tidak memakai bra di balik Tshirt-nya.
Entah kenapa ia merasa seperti telanjang. Ia melang-
kah ke pintu. Drew belum mengetuk, tapi ia sudah
membukanya lebih dahulu.
Tampang Drew kacau sekali, sehingga Arden
sempat khawatir bahwa ia habis minum-minum lagi.
Tapi meskipun lingkaran di bawah matanya agak ge-
lap, bola matanya yang terang, dan tubuhnya yang atle
tis bergerak dengan sigap saat ia memasuki ruangan
itu. Rambutnya kelihatan lebih panjang dan acak-acak
an daripada biasanya. Ia mengenakan celana pendek
putih dan polo shirt kuning. Di mata Arden, ia belum
pernah tampak lebih baik.
Setelah melayangkan matanya ke seluruh ruang
an sebentar, ia berpaling ke Arden. Hai.
Hai.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Kau baik-baik?
Arden menunduk, kemudian cepat-cepat meng-
angkat wajahnya kembali. Ya. Ia dapat merasakan ke
tegangannya. Kau? Kau baik-baik? Matt?
Aku baru kembali ke Maui tadi pagi.
Oh.
Aku cuma sebentar di rumah tapi Matt rupanya
baik-baik saja. Sehat, maksudku. Menurut Mrs. Laani,
ia sering menangis belakangan ini. Sepertinya pohon
palem yang ada di luar jendela menarik perhatiannya.
Ia masih melihat ke arah pohon itu saat menambah-
kan, Rupanya ia kehilangan dirimu.
Arden menunduk lagi. Aku juga merasa kehila-
ngan dirinya. Sesuatu di dalam dirinya terasa pedih
sekali. Dan aku juga merasa kehilangan dirimu!
A-aku... ehm... aku baru tahu bahwa kau pergi
setelah aku pulang. Drew berdehem. Kedengarannya
keras sekali di ruangan yang sempit itu. Aku lang-
sung terbang kembali ke Honolulu.
Arden berpaling ke arah jendela. Denyut jan-
tungnya terasa cepat sekali, dan tangannya bergetar
saat ia menyentuh tali penarik gorden. Bagaimana
cara kau menemukan aku?
Dengan sekantong uang receh.
Arden menoleh. Maaf?
Aku mendapat sekantong uang receh dari bank
kemudian aku mencari sebuah telepon umum dan
mulai memutar beberapa nomor.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Oh. Arden berpaling ke arah jendela kembali
sebelum ia membiarkan dirinya tersenyum. Aku me-
mutuskan untuk tinggal di Hawaii sampai sudah ada
kepastian dari Los Angeles. K-karena... karena aku ti-
dak tahu sampai berapa lama aku akan tinggal di sini.
Aku sudah melepaskan apartemenku di sana sebelum
aku pergi. Aku sedang menunggu kabar dari seorang
teman. Ia sedang mencarikan sebuah tempat untuk-
ku.
Jadi kau akan kembali, kalau begitu? Kembali
ke L.A., maksudku?
Apakah ia menangkap nada khawatir dalam
suaranya? Arden tidak berani mengangkat wajahnya.
Bagaimana kalau itu justru merupakan ungkapan rasa
leganya? Kukira begitu, gumam Arden.
Ia mendengar suara langkah. Drew berhenti di
dekat meja yang ditinggal Arden tadi. Ia mendengar
suara gerisik kertas. Kau habis menulis?
Ya, sahut Arden serak. Rupanya Drew tidak
berniat untuk mempermasalahkan soal perpisahan
mereka. Ia akan membiarkannya pergi. Ia akan mem-
biarkannya berlalu ke suatu kehidupan yang steril
dan tanpa warna. Aku menulis mengikuti dorongan
dari dalam hatiku, tambahnya dalam nada setenang
mungkin.
Ia mendengar suara gerisik kertas lagi. Bagai-
mana suasana hatimu saat menulis ini?
Arden langsung mengenali tulisan tangannya
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
sendiri. Setelah membaca baris pertama, ia menyadari
bahwa itu sebuah puisi yang pernah ia tulis lebih dari
sebulan yang lalu. Seperti semua hasil tulisannya yang
lain, di bagian paling atas halaman itu tercantum sebu
ah tanggal. Mereka sedang berada di San Francisco
hari itu. Mrs. Laani sudah membawa Matt lebih dahulu
ke restoran di lantai bawah untuk sarapan. Mereka
sendiri memesan makanan melalui room service. Sete-
lah menikmati sarapan yang santai di atas tempat
tidur mereka bercinta dengan santai. Dan ketika Drew
sudah berangkat untuk latihan, Arden meraih notes
dan penanya dan, masih dalam suasana santai sehabis
menikmati percintaan mereka, ia merangkai sebuah
puisi.
Isinya mengungkapkan perasaannya terhadap
Drew. Dua barisnya yang terakhir berbunyi, Di saat
keberadaanmu menggubah tubuhku/Cintamu mengu-
kir jiwaku.
Air mata mengaburkan pandangannya dan mem
buat baris-baris itu tampak seakan membaur menjadi
satu. Kurasa cukup jelas. Ia mengangkat wajahnya
dan mendapati bahwa mata Drew juga dalam keadaan
basah.
Aku menemukan itu di pojok koperku kema-
rin.
Aku tidak ingat kenapa bisa ada di situ.
Sudah berhari-hari aku menganggap diriku laki
laki paling brengsek di dunia ini. Kau berhak benci
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kepadaku untuk apa yang sudah aku katakan padamu,
belum lagi untuk kekeraskepalaanku, keangkuhanku,
dan temperamenku yang buruk. Aku sudah berniat un
tuk minta maaf padamu, dan berjanji padamu untuk
tidak pernah lagi menganggap kau sebagai lawan
mainku. Tapi baru setelah aku menemukan ini, aku
berani pulang untuk menemuimu. Aku berharap, jika
kau memang pernah merasakan ini untukku, mungkin
kau bersedia untuk membuka hatimu kembali.
Kau punya niat untuk meminta maaf kepada-
ku?
Ya. Untuk kelakuanku yang idiot, seperti
seorang pecundang, seperti seorang anak kecil yang
manja.
Tapi, Sayang, kemarahanmu itu wajar sekali.
Aku sudah menjebakmu ke dalam suatu pernikahan.
Tubuh mereka sudah mendekat ke arah satu sa-
ma lain. Tiba-tiba Drew menarik Arden ke dalam pelu-
kannya. Ia membenamkan wajahnya ke dalam rambut
Arden. Kau tidak melakukan itu. Aku menikahimu
karena aku mencintaimu. Aku menginginkan dirimu
sebagai istriku. Dan sekarang pun masih. Jantungku
hampir berhenti begitu Mrs. Laani mengungkapkan
kepadaku bahwa kau sudah pergi. Jangan tinggalkan
aku, Arden.
Aku pun tidak mau melakukan itu, isak Arden.
Aku pergi karena aku mengira kehadiranku hanya
akan menjadi duri bagimu. Ia menarik dirinya untuk
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
melihat ke dalam mata suaminya. Aku tidak bisa
hidup bersamamu dengan, perasaan bersalah. Bagiku
berarti sekali bahwa kau mengerti mengapa aku mela-
kukan hal itu. Kalau aku berada di dalam situasi yang
sama lagi, Drew, aku tetap akan melakukan hal yang
sama. Aku tidak mau merasa disensor seumur hidup-
ku gara-gara itu.
Ayo ke sini, ujar Drew dengan lembut, sambil
menarik Arden ke arah tempat tidur. Mereka duduk di
atas seprainya yang usang, kemudian Drew menggeng
gam kedua belah tangan Arden. Apa yang kaulakukan
itu sebetulnya tidak salah, Arden. Memang tidak lum-
rah, tapi tidak salah. Ketika Lowery mengungkapkan
kepada Ellie dan aku bahwa ia sudah menemukan seo
rang wanita muda yang sehat dan bersedia mengan-
dung anak kami, di dalam hati kami ia pantas untuk
kami sanjung. Pada hari Matt dilahirkan, kami meng-
anggapnya sebagai wanita yang paling baik di muka
bumi ini.
Dengan penuh perasaan, Drew menyentuh
wajahnya, rambutnya. Kenapa kemudian aku berting
kah seperti itu setelah aku tahu bahwa kau adalah wa-
nita itu, sulit bagiku untuk menjelaskannya. Mungkin
karena aku merasa dibodohi karena kau tidak meng-
ungkapkan sejak awal bahwa kau adalah ibu kandung
Matt. Sakit rasanya hatiku mengetahui kau tidak cu-
kup mempercayai cintaku kepadamu dan mengung-
kapkan semua itu kepadaku. Yang seharusnya kulaku-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kan setelah aku tahu adalah seperti yang kurasakan
pada saat pertama kali aku melihat putraku. Seharus-
nya aku segera berlutut di hadapanmu dan mengucap
kan terima kasihku dari dalam lubuk hatiku.
Apakah respekmu kepadaku tidak berkurang
setelah kau tahu bahwa aku menjual bayiku?
Drew mengusap air mata yang turun di pipi
Arden dengan ujung jarinya. Aku tidak pernah punya
pikiran negatif terhadapmu sebelum aku tahu siapa
kau. Kenapa aku harus punya pikiran negatif itu
sekarang? Aku tahu bahwa kau melakukannya karena
mencoba menyelamatkan nyawa Joey. Andaikata aku
menganggap bahwa aku dapat menyelamatkan Matt
dari nasib seperti itu, berhubungan dengan setan pun
akan kulakukan.
Itulah yang telah kulakukan.
Drew tersenyum sedih. Setelah mengenal man-
tan suamimu dengan lebih baik, aku betul-betul sepen
dapat denganmu. Sulit rasanya untuk percaya bahwa
aku pernah menganggap dia begitu istimewa.
Kau tidak khawatir ia akan menimbulkan masa
lah lagi?
Kurasa ia tidak akan melakukan itu. Ia seorang
pengecut yang sekarang sedang lari ketakutan.
Mestinya aku tahu itu sejak pertama kali ia
menghampiriku di Maui. Aku begitu ketakutan waktu
itu. Siapa tahu ia mau menculik Matt atau entah apa.
Ia sudah punya cukup banyak masalah yang le-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
bih serius. Tapi kalau ia mau macam-macam, aku akan
menghadapinya, selama aku masih memiliki kau dan
Matt. Dengan lembut ia mencium telapak tangan Ar-
den. Kau mau kan pulang bersamaku? Dan tidak per-
nah meninggalkanku lagi?
Itukah yang kaumau?
Itu yang kuinginkan sejak pertama kali aku me-
lihatmu, menyentuhmu, dan menciummu, ujar Drew
sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Arden.
***
Matt betul-betul senang sebab ia mendapat
begitu banyak perhatian. Kedua orangtuanya duduk di
atas karpet di ruang keluarga sambil bertepuk tangan
menyambut setiap ulahnya yang makin lama makin
menjadi. Ia meloncat ke sana kemari, dan lari berpu-
tar-putar sampai akhirnya terjengkang, kepalanya
membentur kaki piano, lalu ia menangis meraung-
raung.
Sebaiknya ia ditidurkan sebelum menjadi lebih
nakal, ujar Mrs. Laani mengingatkan. Ia menyeka air
mata bahagianya saat Drew dan Arden masuk melalui
pintu depan, dengan saling bergandengan dan wajah
berseri-seri.
Oke, Bung, kau dengar itu, ujar Drew sambil
menaikkan Matt ke atas pundaknya. Matt mencengke-
ram rambut pirang ayahnya yang tebal, kemudian me-
reka menaiki tangga dengan lengan Arden yang me-
rangkul pinggang suaminya.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Rupanya mereka toh telat untuk menenangkan
Matt. Ia terus berontak saat mereka berusaha mema-
kaikan celana piyamanya. Pi-pis, pi-pis! teriaknya
berulang-ulang.
Mungkin dia serius, ujar Arden. Drew menatap
nya dengan pandangan seakan ia cuma mengada-ada.
Entah masih berapa lama ia harus menunggu sampai
ia bisa mengajak Arden ke kamar tidur mereka sendi-
ri. Ia sudah betul-betul tidak sabar lagi. Dengan cepat
ia mengambil keputusan.
Ia membuka celana piama Matt, dan sesudah itu
popoknya yang tebal. Kemudian ia menggendong
anaknya ke kamar mandi dan diturunkan di muka pis-
potnya. Ternyata Matt melakukan apa yang memang
sudah lama diharapkan darinya. Keberhasilannya lang
sung disambut dengan pujian dari ibunya dan wajah
tercengang ayahnya. Dengan bangga ia menengadah-
kan wajahnya ke arah mereka dan menerima ucapan
selamat berupa pelukan dan kecupan-kecupan mere-
ka. Bahkan Mrs. Laani dipanggil untuk ikut meramai-
kan perayaan itu. Dan itu semua akhirnya cukup mele
lahkannya. Begitu piyamanya sudah dikenakan kem-
bali, ia segera meringkuk seperti sebuah bola di atas
tempat tidurnya, dan jatuh terlelap sambil memeluk
boneka Pooh-nya.
Anak kita memang hebat sekali, bisik Drew,
sambil merangkul Arden.
Memang, sahut Arden sambil lebih merapat-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kan dirinya ke dalam pelukan suaminya. Sebelum
aku menyerahkan uang sebesar lima ribu dolar kepa-
da Ron, ia masih sempat mengatakan bahwa ia telah
melakukan sterilisasi atas diriku setelah Matt lahir.
Drew mengumpat. Karena itu kau lantas seper-
ti orang tanpa pegangan selama berminggu-minggu
setelah itu.
Arden menggigil. Itulah sebabnya aku enggan
memeriksakan diriku ke dokter. Aku tidak ingin kau
tahu hal itu. Akibatnya aku menyembunyikan sesuatu
lagi darimu.
Sudahlah, Arden. Kita tak perlu punya seorang
anak lagi.
Memang, sahut Arden sambil mengisak pelan,
agar anaknya tidak terganggu. Tapi ternyata ia bo-
hong. Ia mengatakan itu padaku hanya untuk mene-
rorku.
Bajingan, umpat Drew.
Dan karena itulah kemudian aku begitu lega
dan senang setelah kita pulang dari tempat praktek
dokter itu. Kau ingat?
Ya, aku ingat, sahut Drew parau.
Menurut si dokter, tidak ada alasan sama sekali
kenapa aku tidak bisa punya anak lagi sebanyak kita
mau.
Drew mengecup dahi Arden. Aku akan senang
sekali untuk punya lagi. Tapi kalaupun tidak, juga
tidak apa-apa. Aku akan bertanding dalam tingkat pro
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
fesional tahun depan. Arden meremas pinggang su-
aminya untuk menyatakan dukungannya. Sesudah itu
aku akan menggantung raketku. Aku sudah memiliki
seorang anak yang luar biasa dan seorang istri yang
kucintai dengan sepenuh hatiku. Apalagi yang masih
kuperlukan?
Mereka mengecup anak mereka yang sudah ter-
tidur lelap itu sekali lagi, kemudian meninggalkan ka-
marnya. Lorong menuju kamar tidur mereka sendiri
terbentang di depan mereka, dan tiba-tiba suatu pera-
saan waswas meliputi diri mereka.
Drew menoleh ke arah istrinya. Aku sungguh-
sungguh tidak sabar lagi untuk segera mengajakmu
naik ke atas tempat tidur, tapi aku tahu kau ingin ber-
siap-siap lebih dahulu.
Sinar mata Arden meredup romantis. Itu kan
sebelum kita resmi menjadi suami-istri.
Sekarang?
Sekarang adalah bercinta dengan suamiku.
Sepertinya aku perlu mandi dulu.
Aku juga.
Aku akan memakai kamar mandi di bawah. Li-
ma belas menit?
Arden tersenyum, senang bahwa Drew membe-
rikan kesempatan kepadanya untuk mempersiapkan
dirinya baginya. Atau kurang.
Arden mandi dan mencuci rambutnya cepat-
cepat. Setelah mengeringkan tubuh dan rambutnya, ia
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
memakai parfum dan pelembap untuk kulitnya. Gaun
tidur yang ia bawa pulang pada hari dunianya runtuh
masih terbungkus di dalam bungkusannya. Setelah me
ngibas bahan transparan bernuansa ungu lembut itu,
ia mengenakannya. Efeknya sungguh-sungguh mem-
perindah ketelanjangan di baliknya.
Pada waktu ia merebahkan kepalanya ke atas
bantalnya, Drew masuk dengan hanya memakai selem
bar handuk yang melilit pinggangnya.
Sambil saling mengagumi, Drew melangkah ke
tempat tidur. Cantik sekali, komentarnya mengenai
gaun tidur yang dikenakan Arden.
Terima kasih, sahut Arden.
Aku senang melihatmu dalam warna itu.
Aku akan ingat itu. Aku juga suka melihatmu
dalam warnamu itu.
Drew tersenyum. Sudah waktunya aku berje-
mur lagi. Sudah satu minggu kulitku tidak kena mata-
hari. Ia mendoyongkan tubuhnya, sambil menyentuh
garis leher Arden. Kau juga sudah perlu berjemur.
Arden, bisiknya, sambil merebahkan diri di
sebelah Arden. Aku mencintaimu dan aku betul-betul
tidak mau kita berpisah lagi.
Aku juga mencintaimu. Sejak awal.
Ceritakan padaku segalanya. Mulai dari awal.
Semua detail yang tidak kuketahui, sampai ke hal
yang sekecil-kecilnya. Aku ingin tahu bagaimana pera-
saanmu ketika kau tahu bahwa kau mulai mengan-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dung. Apa yang terpintas di dalam dirimu dan bagai-
mana perasaanmu begitu kau tahu bahwa akulah ayah
anakmu? Bagaimana caranya kau tahu mengenai kebe
radaanku? Ajaklah aku menelusuri itu semua kembali
bersamamu.
Dengan penuh perasaan Arden memulai kisah-
nya, dengan mengungkapkan segalanya kepadanya. Se
gala kepedihan dan juga kebahagiaan yang pernah ia
rasakan. Suaranya yang empuk mengalun mengiringi
desiran angin yang datang dari arah laut dan masuk
melalui jendela-jendela kamar tidur mereka yang
terbuka.
Sesekali bibir mereka saling bertemu, seakan
untuk mengikat janji akan masa-masa yang lebih
menyenangkan di waktu yang akan datang.

You might also like