You are on page 1of 18

http://jendela-fantasi.blogspot.

com/

Sembilan
GORDEN-GORDEN tipis jendela yang mengha-
dap ke arah laut berkibas pelan di dalam ruangan itu.
Arden membuka matanya, lalu menghela napasnya
dengan perasaan senang. Ruangan itu, yang penuh
dengan nuansa lavender muda, menyelubungi seluruh
keberadaannya bak sebuah kepompong cinta yang
sensual. Di dalanmya ia baru saja menjajaki arti kehi-
dupan dalam dimensi yang paling menakjubkan.
Irama napas Drew terdengar dalam dan datar.
Arden dapat merasakannya pada permukaan pung-
gungnya yang telanjang, karena ia masih berada di
dalam pelukannya. Ia memutar kepalanya sedikit de-
ngan hati-hati agar Drew tidak terbangun, untuk meli-
hat suasana ruangan yang belum sempat ia perhati-
kan secara lebih mendetail pada malam sebelumnya.
Ternyata dekorasinya sama indahnya seperti
bagian-bagian lain rumah itu. Dinding-dindingnya dila
pis bahan bernuansa rumput dengan tekstur yang kon
tras dengan kulit domba yang menutupi tempat tidur.
Karpetnya yang tebal berwarna gading. Pada latar
yang netral terdapat aksen warna labu dan cokelat da-
lam dua buah kursi sofa yang diletakkan berdekatan
dengan sebuah meja kecil di bawah jendela. Ada lukis-
an-lukisan bernuansa lembut dalam bingkai kuningan
yang tergantung di dinding. Perabotan-perabotannya
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tampak apik, tanpa pernak-pernik. Pendiangannya, di
dinding seberang jendela, merupakan suatu kemewah
an yang ia anggap amat menarik untuk daerah ber-
cuaca tropis. Terbuat dari batu dalam warna gading
yang sama dan memiliki penutup dari kuningan yang
membentuk kipas. Arden menyukai ruangan itu.
Ia mencintai pemiliknya.
Secercah cahaya keperakan membias ke atas
karpet bak sebuah lampu sorot mini. Ia harus kembali
ke kamarnya sendiri sebelum yang lain terjaga. Seben-
tar lagi Matt bangun, dan sesudah itu, tidak ada yang
bisa tidur lagi, ujar Arden dalam hatinya sambil terse-
nyum.
Pelan-pelan ia memindahkan lengan Drew yang
berati tubuhnya, kemudian ia menepi ke pinggir tem-
pat tidur. Setelah menjejakkan kakinya di lantai, ia me
ngenakan kimono sutra bernuansa hijau batu pualam-
nya, lalu dengan berjingkat ia melewati karpet yang
terasa tebal dan nyaman di kakinya yang telanjang. Ia
sedang memutar kenob pintu perlahan-lahan, ketika
tiba-tiba Drew menahan pintu itu dengan dua belah
tangan dari belakangnya.
Arden mengeluarkan suara pekikan tertahan
kemudian menyandarkan tubuhnya di pintu itu.
Ke mana kaupikir kau akan pergi? gerutu
Drew dilehernya, sambil mendekatkan tubuhnya, se-
hingga Arden terjebak di antara pintu dan dirinya.
Ke kamarku sendiri.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ke mana? Drew mengecup leher Arden. Kau
tidak akan ke mana-mana kecuali kembali ke tempat
tidur. Dengan aku.
Bulu kuduk Arden meremang saat Drew me-
nyentuh belakang telinganya dengan bibirnya. Ah, D-
drew... jjangan... a-aku harus kembali ke kamarku sen-
diri.
Tangan Drew meluncur turun dari permukaan
pintu pindah ke pinggang Arden. Dengan sekali reng-
gut, tali kimono yang secara asal disimpul Arden jatuh
ke lantai. Coba berikan alasan yang bagus, kenapa.
Ehm... Drew merapatkan tubuhnya, yang seta-
hu Arden masih dalam keadaan seperti saat ia tidur
tanpa busana. Arden tidak dapat menemukan sebuah
alasan pun kenapa ia harus meninggalkannya pada
saat itu.
Tubuhmu begitu indah, gumam Drew. Aku
suka garis di pundakmu ini, sambung Drew sambil
menelusuninya dengan jari telunjuknya. Tapi kalau
kau berjemur di pantaiku, kau tidak perlu mendapat
sebuah garis seperti ini. Aku akan mengusapkan mi-
nyak pada tubuhmu, dan kau boleh berjemur sampai
rata sama sekali sementara aku menungguimu.
Sentuhan dan ucapan-ucapannya membuat Ar-
den terbuai dengan cara yang sama menyenangkan-
nya seperti pada malam sebelumnya. Tanpa ia sadari,
ia meleburkan dirinya ke dalam pelukan Drew.
Aku menyukai saat lidahku menyentuh permu-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
kaan kulitmu. Rasanya begitu erotis. Begitu feminin,
bisik Drew di telinganya.
Dengan pasrah, Arden pada akhirnya menyan-
darkan kepalanya di bahu Drew.
***
Kau belum menjawab usulku, Arden.
Sudah beberapa jam berlalu sejak Drew menga-
jukan usulnya. Dan Arden masih juga belum tahu ba-
gaimana ia harus menanggapinya. Mereka sedang di
pantai, bermain dengan Matt. Bertiga mereka mem-
bentuk sebuah unit keluarga, dan itu saja sudah cukup
membuat Arden merasa cemas.
Arden mengangkat bahunya. Sejauh yang ku-
ingat, itu bukan usul, tapi lebih sebuah perintah.
Apa lagi yang bisa kauharapkan dari seorang tu
kang rongrong? jawab Drew ringan, namun dari sinar
matanya Arden tahu laki-laki itu serius.
Drew memang tidak menuntut suatu jawaban
darinya ketika pertama kali ia menyinggung soal per-
nikahan. Malah ia cuma memeluknya. sambil menerus
kan tidurnya. Tapi Arden tak bisa tidur lagi setelah itu.
Pikirannya begitu penuh dengan apa yang baru diala-
minya pada malam sebelumnya, pengalaman-pengala
man baru yang sangat sensual di pagi hari itu, serta
usul spontan Drew untuk menikahinya.
Dirinya? Menikah dengan Drew McCasslin, si
pemain tenis pro terkenal? Drew McCasslin menikahi
Arden Gentry, yang bukan apa-apa, selain ibu yang ra-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
himnya disewa untuk mengandung anak lelaki itu?
Begitu Drew bangun lagi, mereka menyadari
bahwa sudah cukup lama mereka hanya memikirkan
diri sendiri saja. Matt sudah mulai sarapan ketika
Drew dan Arden turun. Si bocah melambaikan tangan-
nya dengan senang, sambil menebarkan serpihan-ser
pihan sereal ke seluruh permukaan kursi tingginya.
Drew sudah mengenakan pakaian tenisnya, dan Arden
memakai celana pendek santai. Drew dari tadi membu
juknya agar ikut ke tempat latihan.
Drew, pakaianku sudah tersimpan di dalam se-
buah koper yang dimasukkan ke dalam sebuah lemari
yang lembap selama hampir seminggu. Aku harus me-
nyortir mana yang akan masuk mesin cuci, dan mana
yang perlu dry cleaning.
Aku bisa melakukannya untuk Anda, usul Mrs.
Laani sambil meletakkan sebuah wadah berisi buah
segar di muka Arden, kemudian menuangkan secang-
kir kopi untuknya.
Terima kasih, sahut Arden sambil tersenyum.
Tapi aku lebih suka melakukannya sendiri supaya
aku tahu persis di mana letak segalanya.
Rupanya semua merasa yakin bahwa Arden
akan tinggal di sana untuk waktu yang cukup lama.
Kecuali Arden sendiri.
Akhirnya Drew pergi latihan sendiri. Setelah
pakaiannya diseterika dan digantung di dalam lemari
besar di kamar tamu, Arden membantu Mrs. Laani
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mengeluarkan pakaian baru yang dibelinya untuk
Matt di Honolulu.
Ah, yang ini manis sekali, seru Arden sambil
mengangkat tinggi sebuah setelan bermain dengan
aplikasi dua raket tenis di atasnya.
Mrs. Laani tertawa. Aku rasa ayahnya akan me-
nyukainya.
Matt terus mengganggu mereka saat mereka
sibuk membuka bungkusan pakaian barunya untuk
disimpan di dalam lemari atau di dalam laci bufet.
Arden tetap tenang ketika Matt merobek-robek dan
menebarkan kertas tisu di seluruh permukaan lantai
kamar mandi. Sekali-sekali Arden memeluknya, meng
amati wajahnya, menikmati keberadaannya.
Bagaimana mungkin benih Drew, yang dipindah
kan ke dalam tubuhnya dengan cara yang begitu klinis
tanpa perasaan cinta untuk menyempurnakannya, da-
pat menghasilkan spesimen yang demikian menakjub-
kan? Ia betul-betul merasa bersyukur kepada Tuhan
yang memberikan peran padanya untuk menghadir-
kan makhluk ini ke dunia.
Drew kembali persis sebelum makan siang. Tam
pangnya kelihatan amat antusias. Mestinya kaulihat
jumlah penonton yang mengikuti latihanku bersama
Gary hari ini. Mereka bertepuk tangan saat aku
meninggalkan lapangan. UPI dan The Associated Press
meliput pertandinganku kemarin. Ceritanya sampai
ke mana-mana. Ham benar-benar senang sekali. Ia
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
meneleponku dan mengatakan bahwa banyak yang
mengundangku bermain. di turnamen-turnamen, di
Amerika maupun di luar Amerika. Sponsor-sponsorku
menghubunginya untuk memberikan selamat.
Yang ia maksud adalah perusahaan-perusahaan
yang pakaian dan sepatunya ia kenakan, yang raket
tenisnya ia pakai, pesawat yang ia naiki sewaktu tur,
yang pasta giginya ia promosikan. Transaksi-transaksi
seperti ini bisa sebesaratau mungkin malah melebi-
hipemasukannya dari uang hadiah kemenangannya.
Pada saat permainannya mundur, penawaran-penawa
ran dari perusahaan-perusahaan ini pun menurun.
Aku sudah mulai khawatir ketika masa berlaku
kontrak-kontrak itu sudah harus diperbaharui lagi,
para sponsorku memutuskan untuk mengakhirinya.
Mereka masih waswas tentunya. Itu kan baru pertan-
dingan pertama, dan aku belum memenangkannya,
tapi setidaknya mereka tidak menganggap aku sudah
tidak punya harapan lagi. Aku harus menang lagi.
Sekarang aku yakin aku bisa.
Matanya berbinar saat ia menggenggam tangan
Arden dari seberang meja. Aku hanya butuh satu hal
lagi untuk membuat kehidupanku betul-betul sempur-
na.
Arden tahu apa yang ia maksud. Dan ia sudah
memikirkannya sepanjang pagi. Hatinya terasa seakan
mau meledak saking bahagianya mengetahui Drew sa-
ngat mencintainya sehingga mau menikahinya. Kena-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
pa ia harus merasa ragu? Kenapa ia tidak bisa lang-
sung menghambur ke dalam pelukannya begitu Drew
mengungkapkannya dan menjawab Ya dia mau meni
kah dengannya? Sebabnya adalah ia langsung teringat
apa sebetulnya tujuannya menemui laki-laki ini pada
mulanya.
Matt.
Apa lagi yang masih ia inginkan? Ia akan menda
patkan putranya, tinggal bersamanya, menjadi ibunya
dalam arti yang sesungguhnya, bisa melihatnya tum-
buh menjadi besar, seorang remaja, dan kemudian de-
wasa. Ia akan ada di sisinya, untuk menyaksikan itu se
mua, untuk membantunya melewati masa-masa yang
tidak mudah, untuk mencintainya. Kenapa ia tidak
dapat mengatakan kepada Drew bahwa tak ada yang
lebih diinginkannya di dunia ini selain menikah de-
ngannya?
Sebabnya adalah selama ini Drew jujur padanya
sedangkan ia sendiri tidak. Ia tak dapat memasuki su-
atu perkawinan dengan sebuah kebohongan di antara
mereka. Ia sudah pernah terlibat dalam perkawinan
semacam itu, dan akibatnya sama sekali tidak menye-
nangkan. Ron menikahinya demi ambisi dirinya, dan
ia tak pernah dapat memaafkan laki-laki itu. Ia mem-
bencinya karena itu. Dan pada akhirnya laki-laki itu
memperlakukannya semena-mena karena ia selalu
memilih untuk menerima saja apa adanya.
Apa yang terjadi kalau Drew sampai tahu siapa
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
dirinya sebenarnya, dan peran apa yang pernah ia
mainkan di masa lalunya? Drew akan menganggapnya
ia menikahinya hanya karena ingin bersama anaknya.
Apakah Drew akan percaya bahwa cintanya padanya
kini sama besarnya... tidak, lebih besar malah... daripa
da cintanya pada putra yang ia kandung dari benih-
nya? Mengingat harga dirinya sebagai seorang laki-
laki, Arden toh waswas.
Kalau begitu, ungkapkan padanya sekarang, ujar
Arden pada dirinya. Jangan ambil risiko dia akan tahu
belakangan. Kau tidak bisa membiarkan rahasia ini
mengganjal hubungan kalian, karena itu kau harus me-
ngatakannya sekarang. Hari ini juga. Bulu kuduk Ar-
den berdiri. Entah siapa pun ibu Matt sesungguhnya,
Drew tidak akan merasa antusias untuk menemuinya.
Setiap kali ia menyinggung soal masalah yang diha-
dapi dirinya dan Ellie untuk memperoleh Matt, di
matanya akan terbayang suatu keresahan. Tidak, ia ti-
dak akan senang untuk bertemu dengan ibu putranya.
Dan pasti ia tidak akan senang kalau tahu Arden, yang
begitu ia percayai, yang begitu ia cintai, telah menyem
bunyikan rahasia itu begitu lama.
Ketika mereka turun ke pantai setelah makan
siang, Arden masih bergumul dengan pikirannya sen-
diri. Drew masih menanti jawabannya. Namun Matt
memilih saat itu untuk menabrak tubuhnya sehingga
ia terjungkal ke belakang. Ah, kau! jeritnya sambil
mencekal pinggang si bocah. Wah, kau perlu diet nih
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Matt tertawa terkekeh-kekeh saat Arden meng-
gulingkan tubuhnya di atas handuk pantai di sebelah-
nya, kemudian sambil bercanda mengilik-ngilik perut-
nya yang gemuk. Setelah bosan, Matt menghela diri-
nya kemudian berlari-lari kecil ke arah ombak yang
bergulung-gulung masuk. Hati-hati, ya, seru Arden.
Matt berhenti berlari, menoleh, dan kemudian secara
spontan langsung kembali. Dengan penuh antusias ia
memeluk Arden dan memberikan ciuman yang basah
di mulutnya.
Air matanya membuat sosok si bocah, yang su-
dah kabur ke air lagi, menjadi kabur.
Ia juga mencintaimu, Arden. Suara rendah
Drew membuatnya terpaksa menoleh. Begitu melihat
air matanya, si ayah tersenyum. Kau sayang padanya,
bukan?
Kenyataan itu tidak dapat disembunyikan. Ya.
Padaku? Apakah aku melihat sesuatu yang sebe
tulnya tidak di situ?
Air matanya bergulir turun ke pipinya. Arden
mengulurkan tangannya untuk membelai rambut
yang tergerai oleh angin, menutupi bandana yang meli
lit di kepalanya. Aku juga sayang padamu. Dengan
jarinya ia menelusuri bibir bawah Drew. Aku begitu
mencintaimu.
Drew meraih tangan Arden lalu menempelkan-
nya ke pipinya. Kalau begitu, katakan bahwa kau mau
menikahi aku. Ham ingin aku memulai tur dalam wak-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
tu dua minggu lagi. Aku ingin kau dan Matt ikut bersa-
maku. Aku ingin kau ikut sebagai istriku. Ide untuk
pergi tanpa Arden terasa berat sekali baginya. Di pi-
hak lain, ia tahu ia harus pergi. Waktunya tepat sekali.
Dalam waktu dua minggu, sahut Arden dalam
nada sedih.
Aku tahu aku tak memberimu cukup waktu. Ta
pi untuk apa menunggu? Kalau kau mencintai aku...
Aku mencintaimu.
Dan kau tahu aku mencintaimu. Nikahi aku
sekarang, Arden. Ia menoleh ke arah si bocah yang
sedang mengejar segulung ombak. Tidak pernah
terlintas di pikiranku bahwa aku akan memojokkan
seorang wanita agar ia mau menikah denganku, tapi
aku akan menggunakan semua peluang yang ada. Ia
menghela napasnya dalam-dalam, lalu berkata, Matt
membutuhkan seorang ibu, Arden.
Kan ada Mrs. Laani. Sebuah argumen yang
kurang meyakinkan. Hatinya yang sudah terasa begitu
berat, kini terasa semakin berat. Jangan pakai anakku
untuk membujukku agar melakukan sesuatu yang aku
tahu sebaiknya tidak kulakukan.
Aku sungguh-sungguh tidak tahu apa yang ha-
rus kulakukan tanpa dia, ujar Drew mengenai si peng
asuh yang sekaligus ia anggap sebagai temannya. Ia
menunjukkan pengertiannya di saat aku mabuk dan
suka uring-uringan, di mana orang lain akan memilih
untuk mengemasi barang-barangnya lalu angkat kaki.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Ia betul-betul dapat diandalkan untuk mengurus Matt.
Aku lebih menganggapnya sebagai keluarga daripada
seorang pegawai, tapi ia tidak akan pernah bisa menja
di ibu bagi Matt. Antara lain karena ia sudah terlalu
tua.
Ia meraih tangan Arden lagi, lalu digenggamnya
dengan kedua tangannya. Arden, dalam waktu bebe-
rapa tahun lagi aku harus pindah dari sini. Begitu Matt
sudah lebih besar dan aku sudah terlalu tua untuk
main, kami tidak bisa lagi tinggal di tempat terpencil
ini. Matt akan membutuhkan seorang ibu, kau, di saat
ia harus pergi ke sekolah dan melihat bahwa semua
anak memiliki seorang ibu.
Drew masih melihat bayangan keraguan di mata
Arden. Ia mencoba lagi. Caranya memang agak kejam,
tapi ia tidak punya pilihan lain. Berikan kepada putra
ku apa yang tak bisa kauberikan kepada Joey.
Arden mengangkat kepalanya sambil menarik
tangannya kembali. Teganya kau, Drew.
Aku tahu. Tapi aku melihat bahwa aku akan ke-
hilangan dirimu, dan aku tidak bisa membiarkan hal
itu sampai terjadi. Aku lakukan itu demi diriku, dan
aku akan menghalalkan semua cara untuk itu. Tatap-
annya berubah keras, garis rahangnya kaku.
Aku sudah mengatakan padamu bahwa kau bu-
kan hanya sekadar pengganti Ellie bagiku, dan nyata-
nya memang begitu. Matt memang tidak akan pernah
dapat menggantikan tempat putramu, tapi kau pernah
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
mengatakan bahwa kau sayang padanya. Berikan pa-
danya apa yang tidak sempat kauberikan pada Joey.
Ia menyentuh bibir Arden dengan bibirnya sendiri.
Kita malah bisa memiliki seorang anak sendiri.
Ya Tuhan, erang Arden sambil menutupi wa-
jahnya dengan tangannya dan membiarkan dirinya di-
tarik ke dalam pelukan Drew, yang kemudian membe-
lai kepalanya sambil membisikkan kata-kata sayang
padanya.
Aku tahu aku sedang merongrongmu lagi, Ar-
den, tapi aku betul-betul ingin kau menjadi bagian da-
lam hidupku. Lebih daripada tenis. Atau apa pun. Aku
tidak akan memintamu kalau aku tidak yakin bahwa
kau juga menginginkan aku dan Matt menjadi bagian
dalam hidupmu.
Arden merasakan sebuah tangan basah di pun-
daknya. Ia mengangkat wajahnya dan melihat Matt
berdiri di sampingnya. Bibir bawah si bocah bergetar,
dan matanya, yang begitu mirip mata ayahnya, tam-
pak berkaca-kaca. Ah-den, ujarnya setengah mena-
ngis. Ah-den.
Oh, Sayang, tidak. Jangan menangis. Arden se-
gera menghapus air matanya dan memaksakan sebu-
ah senyuman yang lebar. Tuh, nggak ada apa-apa,
kan? Seingatnya tidak ada suatu hal yang lebih mem-
buat Joey cemas selain memergoki dirinya dalam kea-
daan menangis. Dunia seorang anak akan terguncang
begitu ia melihat ada orang dewasa sedih. Aku nggak
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
apa-apa. Lihat.
Dengan waswas Matt berpaling ke ayahnya, na-
mun perhatian Drew sedang tertumpah pada Arden.
Arden segera menarik si bocah ke dalam pelukannya,
dan menyesal telah membuatnya begitu bingung.
Tuh, lihat, aku senang, bujuknya. Mana kan-
cingmu? Ini dia, ini dia, ujarnya sambil menunjuk ke
pusar si bocah, yang kemudian tertawa terkekeh-
kekeh.
Mrs. Laani memanggil mereka dari balik tembok
yang memisahkan pantai itu dengan halaman rumput.
Keterlaluan kalian, membiarkan bocah itu lari telan-
jang ke sana kemari, gerutunya. Ia bakal menjadi liar
nanti.
Kan ia memang diciptakan Tuhan dalam keada-
an begini, Mrs. Laani, sahut Drew, sambil melirik na-
kal ke arah Arden.
Itu namanya menghujat, gumam wanita yang
lebih tua itu sambil mengejar Matt untuk memakaikan
celana renangnya. Tapi Matt terus menggeliat-geliut
sampai akhirnya Mrs. Laani terpaksa menyerah sam-
bil menghela napas. Kalian lihat kan maksudku? Ia
sudah setengah liar sekarang.
Kemudian ia berjalan naik lagi ke rumah, sambil
menggendong si bocah yang terus berteriak, Nggak
mau bobo, nggak mau bobo, sampai mereka menghi-
lang dari pandangan.
Aku nggak sadar bahwa ia melihatku menangis.
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Seharusnya aku tidak membuatnya bingung.
Kalau aku menangis sekarang, maukah kau
menghiburku dengan mengatakan bahwa kau mau
menikahi aku? Tampang Drew begitu kebocahan dan
sinar matanya begitu sedih sampai Arden tiba-tiba ke-
tawa.
Oh, Drew, ujar sambil mendoyongkan tubuh-
nya untuk mencium laki-laki itu, aku mencintaimu,
tapi aku punya beberapa alasan mengapa sebaiknya
aku tidak menikahimu.
Tapi toh ada lebih banyak alasan mengapa se-
baiknya kau menikahi aku. Arden menyandarkan ke-
palanya ke dada Drew, sambil membiarkan hidungnya
digelitik oleh bulu-bulunya. Ia menyukai aroma tubuh
nya yang bau udara laut. Ada sebuah alasan yang
serius mengapa sebaiknya aku tidak menikahimu. Se-
suatu tentang aku... tentang masa laluku. Sesuatu yang
pernah aku lakukan....
Drew mengangkat wajah Arden untuk melihat
ke dalam matanya. Arden, tidak mungkin rasanya ada
sesuatu dari masa lalumu yang begitu buruknya. Tapi
kalaupun ada, dibandingkan dengan apa yang sudah
pernah kulakukan, kau pasti jauh lebih bersih. Bagiku
tidak penting apa yang pernah terjadi padamu di
masa lalumu. Yang penting bagiku adalah masa depan
kita Ia menelusuri pipi Arden dengan jarinya Omong
omong, ada sesuatu yang tadinya ingin sekali ku ung-
kapkan padamu, tapi terus terang aku tidak melihat
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
relevansinya lagi. Biar bagaimanapun, soal itu tak ada
hubungannya dan tidak mempengaruhi cintaku kepa-
damu.
Ia mengecup sudut mulut Arden. Apa rahasia-
mu ada hubungannya dengan aku? Dengan apa yang
kaurasakan untukku? Apakah besar cintamu kepada-
ku dapat berkurang gara-gara ini?
Arden bisa menjawabnya dengan jujur. Tidak.
Ini tidak akan mempengaruhi besarnya cintaku kepa-
damu.
Kalau begitu, lupakanlah. Kehidupan kita bera-
wal saat kita bertemu pertama kali. Yang lalu tidak
usah kita singgung-singgung lagi. Kita tutup itu dan
kita mulai merangkai yang baru untuk kita berdua. Ia
mencium Arden, dengan hangat, seakan dengan itu ia
ingin menghapus semua protesnya. Menikahlah de-
nganku, Arden.
Drew, Drew, desah Arden, sambil menyambut
kecupan berikutnya, yang membuat segalanya, kecuali
cintanya untuk laki-laki ini, menjadi tidak berarti lagi.
Drew memeluk Arden dengan posesif dan melu-
mat bibirnya. Buka bagian atas bikinimu, katanya
bergumam.
Arden melepaskan diri dari pelukannya, pura-
pura kesal. Itukah sebabnya kauminta aku menikah
denganmu? Supaya kau bebas menikmati tubuhku?
Itu salah satu alasannya, gumam Drew, mata-
nya dengan nakal menatap ke lekuk-lekuk tubuh Ar-
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
den yang tidak banyak ditutupi oleh bikini minim
yang dikenakannya.
Kalau dia berniat merahasiakan asal-usul Matt,
apakah rahasiaku sendiri jauh lebih buruk? pikir Ar-
den. Sekonyong-konyong ia merasa bebas dari beleng-
gu apa pun. Ia ingin merayakan cinta mereka, ingin
merasa bahagia, ingin mengenyahkan rasa cemas dan
bersalah itu. Bagaimana kalau ada yang ngintip? Su-
aranya mengandung nada nakal.
Hanya Mo dan Mrs. Laani yang kuperbolehkan
masuk ke wilayah ini tanpa perlu minta izin dulu pada
ku. Dan mereka sudah tahu, bahwa kalau aku sedang
bersama seorang wanita di pantaiku. mereka tidak bo
leh dekat-dekat.
Oh? Dan sudah berapa kali kau membawa wani
ta ke pantaimu ini?
Baru kali ini. Aku menyebarkan memo tadi pagi
untuk memberitahu mereka.
Arden menggigit bibir untuk menahan tawa. Ba
gaimana kalau ada yang berlayar lewat dan melihat ki
ta... melihat aku... telanjang?
Kita pasti akan melihat perahunya lebih dulu.
Kita sembunyi saja.
Rupanya kau sudah memikirkan segala-gala
nya.
Segalanya, sahut Drew. Omong-omong, apa
jawabanmu atas lamaranku tadi? Atau kuanggap saja
kau bersedia, berdasarkan ciuman-ciumanmu itu?
http://jendela-fantasi.blogspot.com/
Satu tangannya bergerak melepaskan simpul bikini di
leher Arden, dan satunya lagi simpul di punggungnya.
Aku tidak bilang ya... Bagian atas bikini itu
tertiup angin dan melayang terbang. Tapi berhubung
aku akan bermesraan... Drew berdiri dan melepaskan
celana renangnya. Sosoknya bagaikan seorang Adam
modernsempurna, kecokelatan, dan kuat, lambang
keindahan maskulin. Ikat kepala di dahinya membuat
penampilannya berkesan liar saat ia perlahan-lahan
berlutut di atas selimut.
...di pantai bersamamu... Di bawah tatapan
Drew yang membara, Arden melepaskan celana bikini
nya. ...telanjang... Drew menghampirinya dengan ge-
rakan luwes yang anggun, dan mereka berbaring ber-
sama di selimut itu. ...kurasa mau tak mau aku mesti
menjadi istrimu.
Ciuman-ciuman lelaki itu begitu panas, hampir
sepanas pasir, angin, dan matahari di atas mereka,
dan berkesan sama primitifnya.

You might also like