You are on page 1of 16

Santika Apriyanti

2012210237 (A)

Penellitian tentang kadar flavonoid total dalam tanaman kumis kucing yang dibudidayakan dengan
kondisi berbeda perlakuan. Tempat tumbuh, intensitas matahari, dan dosis pupuk yang diberikan.
Untuk factor genetik, kondisi tanah, tidak memberi pengaruh signifikan total. Penelitian dilakukan
secara KLT densitometri ekstrak kadar etanol kumis kucing dari masing masing kelompok tanaman
yang diuji. Berikut adalah table profil flavonoid total ekstrak etanol dari daun kumis kucing metode
KCKT.

Kadar Pupuk 10 gr per 1 minggu 15 gr per 1 minggu 20 gr per 1 minggu


Tempattumbuh
Intensitas SMH 11.2 11.5 13.2
Tinggi 10.8 11.8 13.4
11.3 12.4 13.5
11.7 11.7 13.8
11.8 12.2 14.1
Intensitas SMH 10.7 11.4 12.7
Sedang 10.7 10.9 12.6
9.9 11.2 13.2
10.3 11.5 13.1
10.5 10.8 12.9
Intensitas SMH 10.4 10.7 10.8
Rendah 9.7 10.2 10.7
9.8 10.4 11.2
8.8 9.8 10.9
8.7 9.9 10.8

Jawaban :

a. Judul

Penetapan kadar flavonoid total dari ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon
stamineus) dengan variasi intensitas sinar matahari dan dosis pupuk secara Kromatografi
Lapis Tipis-Densitometri

b. Latarbelakang

Kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakan salah satu tanaman dari sekian
banyak tanaman obat yang ada di Indonesia dan sering digunakan masyarakat untuk
pengobatan tradisional. Masyarakat secara turun temurun memanfaatkan daunnya sebagai
obat untuk hipertensi dan batu ginjal karena efek diuretik yang dimilikinya, dan hal ini
karena adanya kandungan flavonoid di dalamnya. Flavonoid adalah salah satu Metabolit
sekunder yang secara tidak langsung ada dalam pertumbuhan dan perkembangan normal
dari suatu organisme. Tingginya tingkat penggunaan tanaman kumis kucing sebagai obat
tradisional mengacu pada metode budidayanya. Dalam hal ini adalah intensitas sinar
matahari dan kadar pupuk yang diberikan. Kadar pupuk dapat mempengaruhi kesuburan
tanah yang merupakan faktor penentu terhadap produktivitas dan mutu tanaman itu
sendiri. Intensitas sinar matahari dapat mempengaruhi fotosintesis dari tanaman itu sendiri
sehingga dapat berpengaruh terhadap kadar flavonoid total yang dihasilkan. Oleh sebab
itulah maka perlu dilakukan penelitian agar dapat diketahui kadar pupuk dan intensitas sinar
matahari optimal tanaman daun kumis kucing untuk mendapatkan kadar flavonoid total
tertinggi. Dalam penentuan kadar kali ini, menggunakan KLT Densitometri.

c. Pemetaan variabel

Variabel determinan
Intensitas Sinar matahari

Variabel moderator Variabel antara


Dosis pupuk Variabel tergantung
Proses penetapan
Kadar flavonoid total
kadar flavonoid
Variabel bebas total
Metode KLT Densitometri

Variabel acak
Sampel yang diuji

d. Rumusan masalah

Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakan salah satu tanaman


obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam
menanggulangi berbagai penyakit. Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah
berakar dibagian buku-bukunya dan tingginya mencapai meter. Batang bersegi empat agak
beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lonjong, lanset,
bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1-10 cm
dan lebarnya 7,5 mm 1,5 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga
berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan panjang sedangkan dibagian yang paling
atas gundul. Dalam budidaya tanaman kumis kucing ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti intensitas sinar matahari, dosis pupuk/kadar pupuk, faktor genetik,
kondisi tanah dan kecukupan air. Dalam pengujian kali ini semua faktor disamakan kecuali
dosis pupuk dan intensitas sinar matahari.
Apakah dosis pupuk dan intensitas sinar matahari yang berbeda akan memberikan
perbedaan kadar flavonoid total pada tanaman kumis kucing?
Apakah terdapat interaksi antara dosis pupuk dan intensitas sinar matahari yang berbeda
yang digunakan?
e. Hipotesis
Dosis pupuk yang berbeda mempengaruhi kadar flavonoid total
Intensitas sinar matahari yang berbeda mempengaruhi kadar flavonoid total
Baik dosis pupuk maupun intensitas sinar matahari yang berbeda mempengaruhi
kadar flavonoid total

f. Hitunganstatistik

Kadar pupuk
10 gr per 1 minggu 15 gr per 1 minggu 20 gr per 1 minggu X
Tempat
Tumbuh
Intensitas 11.2 125.44 11.5 132.25 13.2 174.24
SMH 10.8 116.64 11.8 139.24 13.4 179.56
Tinggi 11.3 127.69 12.4 153.76 13.5 182.25
11.7 136.89 11.7 136.89 13.8 190.44
11.8 139.24 12.2 148.84 14.1 198.81
X1 56.8 59.6 68 184.4
x 11.36 11.92 13.6
SD 0.4037 0.3701 0.3536
X2 645.9 710.98 925.3
Intensitas 10.2 114.04 11.4 129.96 12.7 161.29
SMH 10.7 114.49 10.9 118.81 12.6 158.76
Sedang 9.9 98.01 11.2 125.44 13.2 174.24
10.3 106.09 11.5 132.25 13.1 171.61
10.5 110.25 10.8 116.64 12.9 166.41
X2 51,6 55.8 64.5 171,9
x 10.32 11.16 12.9
SD 0.3033 0.3050 0.2550
X2 532,88 623.1 832.31
Intensitas 10.4 108.16 10.7 114.49 10.8 116.64
SMH 9.7 94.09 10.2 104.04 10.7 114.49
rendah 9.8 96.04 10.4 108.16 11.2 125.44
8.8 77.44 9.8 96.04 10.9 118.81
8.7 75.69 9.9 98.01 10.8 116.64
X3 47.4 51 54.4 152.8
x 9.48 10.2 10.88
SD 0.7190 0.3674 0.1924
X2 451.42 520.74 592.02
X 155,8 166.4 186.9 N= 509.1

JKT = [645.9 + 710.98 + 925.3 + 532,88 + 623.1 + 832.31 + 451.42 + 520.74 + 592.02] -

(509,1)2
-
335

= 5834,65 5759,618

= 75,032
(184.4)2 +(171,9)2 +(152.8)2 (509.1)2
JKB =[ 35
]- 335 = 5793,3873 5759,618 = 33, 7693
2 2
(155,8) +(166.4) +(186.9) 2 (509.1)2
JKK = [ ]- =5792,9473 5759,618 = 33,3293
35 335
(56.8) +(59.6) +(68) +(51,6) +(55.8) +(64.5)2 +(47.4)2 +(51)2 +(54.4)2 (509.1)2
2 2 2 2 2
JK(BK) = [ 5
]- 335 33.,7693
-33,3293
= 2.4774
JKG =JKT-JKB-JKK-JK(BK)
= 75,032 33.7693-33,3293-2.4774
= 5.456
dbB = r-1 =3-1=2
dbK = k-1= 3-1=2
dbBK = (r-1)(K-1)= (3-1) (3-1)= 4
dbG = r.K.(n-1)= {3.3.5}-1=36
33.7693
MkB = = =16.8847
1 31
33,3293
MKK = 1= 31 = 16.647
() 2.4774
MK(BK) = (1)(1)= 4 = 0.6194
5.456
MkG = ..(1)= 36 =0.1516
16.8847
Fb = = = 111,3766
0.15
16.6647
Fk = = 0.15 = 109,9255
() 0.6194
F(BK) = = = 4,0858
0.1516

Sumber JK dB Mk F hitung F tabel


1% 5%
Baris 33.7693 2 16.8847 111,3766 5.21 3.26
Kolom 33,3293 2 16.6647 109,9255 5.21 3.26
Inter 2.4774 4 0.6194 4,0858 3.9 2.63
Dalam (galat) 5.456 36 0.1516
Total 75,032 44

Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat perbedaan yang sangat
bermakna pada perbedaan kadar flavonoid pada daun kumis kucing dengan dosis
pupuk yang berbeda.
Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat perbedaan yang sangat
bermakna pada perbedaan kadar flavonoid pada daun kumis kucing dengan
intensitas sinar matahari yang berbeda.
Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat interaksi antara
intensitas sinar matahari dan dosis pupuk yang berbeda yang digunakan terhadap
kadar flavonoid pada daun kumis kucing.

g. Pembahasan
Dari hasil perhitungan statistic diperoleh nilai Fo > Ft baik pada p=0.01 dan pada p=0.05
sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kadar yang sangat bermakna pada kadar
flavonoid total daun kumis kucing dengan menggunakan dosis pupuk dan intensitas sinar
matahari yang berbeda. Serta terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dan dosis
pupuk yang berbeda yang digunakan terhadap penetapan kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing. Dilihat dari fhitung dapat dilihat bahwa intensitas sinar matahari lebih
mempengaruhi kadar flavonoid total yang ada didalam tanaman kumis kucing.

h. Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing dengan intensitas sinar matahari yang berbeda.
Terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing dengan dosis pupuk yang berbeda.
Terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dan dosis pupuk yang berbeda
yang digunakan terhadap kadar flavonoid pada daun kumis kucing.
Intesitas sinar matahari lebih mempengaruhi kadar flavonoid total didalam tanaman
kumis kucing
Santika Apriyanti

2012210237 (A)

Penellitian tentang kadar flavonoid total dalam tanaman kumis kucing yang dibudidayakan dengan
kondisi berbeda perlakuan. Tempat tumbuh, intensitas matahari, dan dosis pupuk yang diberikan.
Untuk factor genetik, kondisi tanah, tidak memberi pengaruh signifikan total. Penelitian dilakukan
secara KLT densitometri ekstrak kadar etanol kumis kucing dari masing masing kelompok tanaman
yang diuji. Berikut adalah table profil flavonoid total ekstrak etanol dari daun kumis kucing metode
KCKT.

Kadar Pupuk 10 gr per 1 minggu 15 gr per 1 minggu 20 gr per 1 minggu


Tempattumbuh
Intensitas SMH 11.2 11.5 13.2
Tinggi 10.8 11.8 13.4
11.3 12.4 13.5
11.7 11.7 13.8
11.8 12.2 14.1
Intensitas SMH 10.7 11.4 12.7
Sedang 10.7 10.9 12.6
9.9 11.2 13.2
10.3 11.5 13.1
10.5 10.8 12.9
Intensitas SMH 10.4 10.7 10.8
Rendah 9.7 10.2 10.7
9.8 10.4 11.2
8.8 9.8 10.9
8.7 9.9 10.8

Jawaban :

i. Judul

Penetapan kadar flavonoid total dari ekstrak etanol daun kumis kucing (Orthosiphon
stamineus) dengan variasi intensitas sinar matahari dan dosis pupuk secara Kromatografi
Lapis Tipis-Densitometri

j. Latarbelakang

Kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakan salah satu tanaman dari sekian
banyak tanaman obat yang ada di Indonesia dan sering digunakan masyarakat untuk
pengobatan tradisional. Masyarakat secara turun temurun memanfaatkan daunnya sebagai
obat untuk hipertensi dan batu ginjal karena efek diuretik yang dimilikinya, dan hal ini
karena adanya kandungan flavonoid di dalamnya. Flavonoid adalah salah satu Metabolit
sekunder yang secara tidak langsung ada dalam pertumbuhan dan perkembangan normal
dari suatu organisme. Tingginya tingkat penggunaan tanaman kumis kucing sebagai obat
tradisional mengacu pada metode budidayanya. Dalam hal ini adalah intensitas sinar
matahari dan kadar pupuk yang diberikan. Kadar pupuk dapat mempengaruhi kesuburan
tanah yang merupakan faktor penentu terhadap produktivitas dan mutu tanaman itu
sendiri. Intensitas sinar matahari dapat mempengaruhi fotosintesis dari tanaman itu sendiri
sehingga dapat berpengaruh terhadap kadar flavonoid total yang dihasilkan. Oleh sebab
itulah maka perlu dilakukan penelitian agar dapat diketahui kadar pupuk dan intensitas sinar
matahari optimal tanaman daun kumis kucing untuk mendapatkan kadar flavonoid total
tertinggi. Dalam penentuan kadar kali ini, menggunakan KLT Densitometri.

k. Pemetaan variabel

Variabel determinan
Intensitas Sinar matahari

Variabel moderator Variabel antara


Dosis pupuk Variabel tergantung
Proses penetapan
Kadar flavonoid total
kadar flavonoid
Variabel bebas total
Metode KLT Densitometri

Variabel acak
Sampel yang diuji

l. Rumusan masalah

Tanaman kumis kucing (Orthosiphon stamineus) merupakan salah satu tanaman


obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam
menanggulangi berbagai penyakit. Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah
berakar dibagian buku-bukunya dan tingginya mencapai meter. Batang bersegi empat agak
beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lonjong, lanset,
bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1-10 cm
dan lebarnya 7,5 mm 1,5 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga
berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan panjang sedangkan dibagian yang paling
atas gundul. Dalam budidaya tanaman kumis kucing ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti intensitas sinar matahari, dosis pupuk/kadar pupuk, faktor genetik,
kondisi tanah dan kecukupan air. Dalam pengujian kali ini semua faktor disamakan kecuali
dosis pupuk dan intensitas sinar matahari.
Apakah dosis pupuk dan intensitas sinar matahari yang berbeda akan memberikan
perbedaan kadar flavonoid total pada tanaman kumis kucing?
Apakah terdapat interaksi antara dosis pupuk dan intensitas sinar matahari yang berbeda
yang digunakan?
m. Hipotesis
Dosis pupuk yang berbeda mempengaruhi kadar flavonoid total
Intensitas sinar matahari yang berbeda mempengaruhi kadar flavonoid total
Baik dosis pupuk maupun intensitas sinar matahari yang berbeda mempengaruhi
kadar flavonoid total

n. Hitunganstatistik

Kadar pupuk
10 gr per 1 minggu 15 gr per 1 minggu 20 gr per 1 minggu X
Tempat
Tumbuh
Intensitas 11.2 125.44 11.5 132.25 13.2 174.24
SMH 10.8 116.64 11.8 139.24 13.4 179.56
Tinggi 11.3 127.69 12.4 153.76 13.5 182.25
11.7 136.89 11.7 136.89 13.8 190.44
11.8 139.24 12.2 148.84 14.1 198.81
X1 56.8 59.6 68 184.4
x 11.36 11.92 13.6
SD 0.4037 0.3701 0.3536
X2 645.9 710.98 925.3
Intensitas 10.2 114.04 11.4 129.96 12.7 161.29
SMH 10.7 114.49 10.9 118.81 12.6 158.76
Sedang 9.9 98.01 11.2 125.44 13.2 174.24
10.3 106.09 11.5 132.25 13.1 171.61
10.5 110.25 10.8 116.64 12.9 166.41
X2 51,6 55.8 64.5 171,9
x 10.32 11.16 12.9
SD 0.3033 0.3050 0.2550
X2 532,88 623.1 832.31
Intensitas 10.4 108.16 10.7 114.49 10.8 116.64
SMH 9.7 94.09 10.2 104.04 10.7 114.49
rendah 9.8 96.04 10.4 108.16 11.2 125.44
8.8 77.44 9.8 96.04 10.9 118.81
8.7 75.69 9.9 98.01 10.8 116.64
X3 47.4 51 54.4 152.8
x 9.48 10.2 10.88
SD 0.7190 0.3674 0.1924
X2 451.42 520.74 592.02
X 155,8 166.4 186.9 N= 509.1

JKT = [645.9 + 710.98 + 925.3 + 532,88 + 623.1 + 832.31 + 451.42 + 520.74 + 592.02] -

(509,1)2
-
335

= 5834,65 5759,618

= 75,032
(184.4)2 +(171,9)2 +(152.8)2 (509.1)2
JKB =[ 35
]- 335 = 5793,3873 5759,618 = 33, 7693
2 2
(155,8) +(166.4) +(186.9) 2 (509.1)2
JKK = [ ]- =5792,9473 5759,618 = 33,3293
35 335
(56.8) +(59.6) +(68) +(51,6) +(55.8) +(64.5)2 +(47.4)2 +(51)2 +(54.4)2 (509.1)2
2 2 2 2 2
JK(BK) = [ 5
]- 335 33.,7693
-33,3293
= 2.4774
JKG =JKT-JKB-JKK-JK(BK)
= 75,032 33.7693-33,3293-2.4774
= 5.456
dbB = r-1 =3-1=2
dbK = k-1= 3-1=2
dbBK = (r-1)(K-1)= (3-1) (3-1)= 4
dbG = r.K.(n-1)= {3.3.5}-1=36
33.7693
MkB = = =16.8847
1 31
33,3293
MKK = 1= 31 = 16.647
() 2.4774
MK(BK) = (1)(1)= 4 = 0.6194
5.456
MkG = ..(1)= 36 =0.1516
16.8847
Fb = = = 111,3766
0.15
16.6647
Fk = = 0.15 = 109,9255
() 0.6194
F(BK) = = = 4,0858
0.1516

Sumber JK dB Mk F hitung F tabel


1% 5%
Baris 33.7693 2 16.8847 111,3766 5.21 3.26
Kolom 33,3293 2 16.6647 109,9255 5.21 3.26
Inter 2.4774 4 0.6194 4,0858 3.9 2.63
Dalam (galat) 5.456 36 0.1516
Total 75,032 44

Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat perbedaan yang sangat
bermakna pada perbedaan kadar flavonoid pada daun kumis kucing dengan dosis
pupuk yang berbeda.
Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat perbedaan yang sangat
bermakna pada perbedaan kadar flavonoid pada daun kumis kucing dengan
intensitas sinar matahari yang berbeda.
Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat interaksi antara
intensitas sinar matahari dan dosis pupuk yang berbeda yang digunakan terhadap
kadar flavonoid pada daun kumis kucing.

o. Pembahasan
Dari hasil perhitungan statistic diperoleh nilai Fo > Ft baik pada p=0.01 dan pada p=0.05
sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan kadar yang sangat bermakna pada kadar
flavonoid total daun kumis kucing dengan menggunakan dosis pupuk dan intensitas sinar
matahari yang berbeda. Serta terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dan dosis
pupuk yang berbeda yang digunakan terhadap penetapan kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing. Dilihat dari fhitung dapat dilihat bahwa intensitas sinar matahari lebih
mempengaruhi kadar flavonoid total yang ada didalam tanaman kumis kucing.

p. Kesimpulan
Terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing dengan intensitas sinar matahari yang berbeda.
Terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada kadar flavonoid total tanaman
kumis kucing dengan dosis pupuk yang berbeda.
Terdapat interaksi antara intensitas sinar matahari dan dosis pupuk yang berbeda
yang digunakan terhadap kadar flavonoid pada daun kumis kucing.
Intesitas sinar matahari lebih mempengaruhi kadar flavonoid total didalam tanaman
kumis kucing
Santika Apriyanti

2012210237 (A)

Seorang mahasiswa FFUP bernama John Cendikia ditugaskan untuk merancang dan membuat
kesimpulan atas 3 pasang data atas hasil uji efek antihipertensi jus mengkudu yang diberikan dengan
dosis berbeda pada 3 kelompok usia sukarelawan yang berbeda pula. Adapun dosis jus mengkudu
yang diberikan untuk kelompok 1 20 mL/hari, kelompok 2 30 mL/hari, kelompok 3 40 mL/hari.yang
masing-masing diberikan sekali pada malam hari. Adapun usia dari sukarelawan yaitu pria penderita
hiperkronis kelompok 1 40-45 tahun, kelompok 2 46-50 tahun, dan kelompok 3 51-55 tahun.

Catatan: adapun sukarelawan yang diuji untuk dosis yang berbeda dilakukan terhadap sukarelawan
dengan kelompok umur sama dan telah melewati fase washed out period dan selanjutnya
dilanjutkan dengan dosis 2 dan 3 setelah melewati fase washed out period.

Adapun TD sistolik yang diperikasa setelah 7 hari berturut-turut setelah penggunaan jus mengkudu
tersebut diperoleh data sebagai berikut :

Dosis I 2 3
20 mL/hari 30 mL/hari 40 mL/hari
Kel. Umur TD (mmHg) TD (mmHg) TD (mmHg)
40-45 tahun 137 135 130
143 137 132
135 135 128
135 130 125
142 135 120
46-50 tahun 145 140 122
135 145 127
140 142 125
138 137 130
144 135 122
51-55 tahun 145 140 124
140 141 125
139 137 130
144 138 132
141 142 131

Tugas :

1. Judul
2. Latar belakang
3. Pemetaan variabel
4. Rumusan masalah
5. Hipotesis
6. Perhitungan
7. Pembahasan
8. kesimpulan
Jawaban :

a. Judul

Perbandingan efek antihipertensi dari jus buah mengkudu (Morinda citrifolia) dengan variasi
dosis dan usia penderita hipertensi kronis terhadap tekanan darah sistolik pasien pria
dewasa

b. Latar belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, mendorong perubahan pola


gaya hidup masyarakat seperti perubahan sosial ekonomi, lingkungan, perubahan struktur
penduduk serta perubahan pola penyakit infeksi menjadi penyakit tidak menular (PTM).
Salah satu penyakit tidak menular yang sangat berbahaya adalah hipertensi. Hipertensi
merupakan penyakit berbahaya dan sering tidak menunjukkan keluhan khas selama belum
ada komplikasi pada organ tubuh. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis
kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Tekanan darah melibatkan dua pengukuran yaitu sistolik dan diastolik, tergantung apakah
otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi diantara denyut (diastole). Tekanan
darah normal pada saat istirahat adalah kisaran sistolik 100-140 mmHg dan diastolik 60-90
mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus menerus berada pada 140/90 mmHg atau
lebih.
Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Sekitar 90-
95% kasus tergolong hipertensi primer, yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab
medis yang jelas. Hipertensi primer atau hipertensi kronis biasanya dimulai diam-diam,
umumnya setelah usia 30 atau 40 tahun. Dalam kaus-kasus pengecualian, penyakit ini bisa
dimulai lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala misalnya pada
situasi stres biasa, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali normal lebih lama dari
biasanya. Di Indonesia sejak dahulu telah memanfaatkan bahan herbal untuk pengobatan
penyakit, karena tersedianya berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan dan mengurangi
resiko efek samping karena penggunaan obat sintesis. Mengkudu (Morinda citrifolia) dapat
menurunkan tekanan darah karena kandungan bahan aktif diantaranya adalah scopoletin
yang dapa menurunkan resistensi perifer dan xeronin yang bekerja sebagai diuretik yang
dapat meningkatkan volume urin. Pada penelitian kali ini digunakan pasien dengan 3
kelompok usia yang berbeda karena perbedaan usia menunjukkan keadaan fisiologis yang
berbeda. Misalnya penurunan kadar renin karena menurunnya jumlah nefron akibat proses
penuaan, peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium, penurunan elastisitas
pembuluh darah perifer akibat proses menua akan meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer yang pada akhirnya akan mengakibatkan hipertensi. Selain itu pada penelitian kali ini
menggunakan dosis yang berbeda karena dengan dosis yang berbeda ini mempunyai
kekuatan antifipertensi yang berbeda pula. Sehingga kita dapat mengetahui dosis yang tepat
yang akan digunakan pada usia pasien yang tepat pula.
c. Pemetaan variabel

Variabel determinan
Intensitas Sinar matahari

Variabel moderator Variabel antara


Dosis pupuk Variabel tergantung
Proses penetapan
Kadar flavonoid total
kadar flavonoid
Variabel bebas total
Metode KLT Densitometri

Variabel acak
Sampel yang diuji

d. Rumusan masalah

Mengkudu (Morinda citrifolia) merupakan tanaman tropis yang telah digunakan


sebagai makanan dan pengobatan herbal. Bahan aktif yang terkandung dalam tanaman ini
adalah scopoletin, kalium, vitamin c, alkaloid, antrakuinon, b-sitosterol, karoten, vitamin A,
glikosida flavon, linoleat acid, asam amino, dan asam kaproat. Zat aktif yang ada di dalam
mengkudu yaitu scopoletin dan xeronin dapat menurunkan tekanan darah. Scopoletin
bekerja dengan cara menurunkan tahanan atau resistensi perifer dan xeronin bekerja
sebagai diuretik yang dapat menurunkan volume urin. Dalam penurunan tekanan darah
banyak faktor yang dapat mempengaruhi seperti keadaan fisiologis pasien. Dalam pengujian
kali ini semua faktor disamakan kecuali dosis jus buah mengkudu dan usia pasien.
Apakah dosis jus buah mengkudu dan usia pasien yang berbeda akan memberikan
perbedaan kadar flavonoid total pada tanaman kumis kucing?
Apakah terdapat interaksi antara dosis jus buah mengkudu dan usia pasien yang berbeda
yang digunakan?

e. Hipotesis
Dosis jus buah mengkudu yang berbeda mempengaruhi efek antihipertensi
Usia pasien yang berbeda mempengaruhi efek antihipertensi
Baik dosis jus buah mengkudu dan usia pasien yang berbeda mempengaruhi kadar
flavonoid total
f. Hitungan statistik

Dosis I 2 3
20 mL/hari 30 mL/hari 40 mL/hari X
Kel. umur
TD (mmHg) TD (mmHg) TD (mmHg)
40-45 tahun 137 18769 135 18225 130 16900
143 20449 137 18769 132 17424
135 18225 135 18225 128 16384
135 18225 130 16900 125 15625
142 20164 135 18225 120 14400
X1 692 672 635 1999
x 138,4 134,4 127
SD 3,8471 2,6077 4,6904
X2 95832 90344 80733
46-50 tahun 145 21025 140 19600 122 14884
135 18225 145 21025 127 16129
140 19600 142 20164 125 15625
138 19044 137 18769 130 16900
144 20736 135 18225 122 14884
X2 702 699 626 2027
x 140,4 139,8 125,2
SD 4,1593 3,9623 3,4205
X2 98630 97783 78422
51-55 tahun 145 21025 140 19600 124 15376
140 19600 141 19881 125 15625
139 19321 137 18769 130 16900
144 20736 138 19044 132 17424
141 19881 142 20164 131 17161
X3 709 698 642 2049
x 141,8 139,6 128,4
SD 2,5884 2,0736 3,6469
X2 100563 97458 82486
X 2103 2069 1903 N= 6075

JKT = [95832+ 90344 + 80733 + 98630 + 97783 + 78422 + 100563 + 97458 + 82486] -

(6075)2
- 335

= 822251 820125

= 2126
(1999)2 +(2027)2 +(2049)2 (6075)2
JKB =[ 35
]- 335 = 820208,7333 820125 = 83,7333
(2103)2 +(2069)2 +(1903)2 (6075)2
JKK = [ 35
] - 335 =821651,9333 820125= 1526,9333
(692)2 +(672)2 +(635)2 +(702)2 +(699)2 +(626)2 +(709)2+(698)2 +(642)2 (6075)2
JK(BK) = [ 5
]- 335 83,7333
-1526,9333
= 64,9334
JKG =JKT-JKB-JKK-JK(BK)
= 2126 83,7333-1526,9333-64,9334
= 450,4
dbB = r-1 =3-1=2
dbK = k-1= 3-1=2
dbBK = (r-1)(K-1)= (3-1) (3-1)= 4
dbG = r.K.(n-1)= {3.3.5}-1=36
83,7333
MkB = 1= 31
= 41,8667
1526,9333
MKK = 1= 31 = 763,4667
() 64,9334
MK(BK) = = = 16,2334
(1)(1) 4
450,4
MkG = = = 12,5111
..(1) 36
41,8667
Fb = = 12,5111 = 1,1883
763,4667
Fk = = 12,5111 = 61,0231
() 16,2334
F(BK) = = 12,5111 = 1,2975

Sumber JK dB Mk F hitung F tabel


1% 5%
Baris 83,7333 2 41,8667 1,1883 5.21 3.26
Kolom 1526,9333 2 763,4667 61,0231 5.21 3.26
Inter 64,9334 4 16,2334 1,2975 3.9 2.63
Dalam (galat) 450,4 36 12,5111
Total 75,032 44

Jadi, Fo < Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga tidak terdapat perbedaan yang
bermakna pada perbedaan anti hipertensi jus buah mengkudu dengan usia pasien
yang berbeda.
Jadi, Fo > Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga terdapat perbedaan yang sangat
bermakna pada perbedaan perbedaan anti hipertensi jus buah mengkudu dengan
dosis yang berbeda.
Jadi, Fo < Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 sehingga tidak terdapat interaksi antara
dosis jus buah mengkudu dan dosis jus buah mengukudu yang berbeda yang
digunakan terhadap efek antihipertensi jus buah mengkudu.

g. Pembahasan
Dari hasil perhitungan statistik diperoleh nilai Fo > Ft baik pada p=0.01 dan pada p=0.05
pada perbedaan dosis sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan efek antihipertensi
yang sangat bermakna pada efek antihipertensi jus buah mengkudu dengan menggunakan
dosis yang berbeda. Tetapi Fo < Ft pada p=0.01 dan pada p=0.05 pada perbedaan usia pasien
dan interaksi antara dosis dengan usia pasien, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat
perbedaan efek antihipertensi pada efek antihipertensi dengan menggunakan jus buah
mengkudu dengan usia pasien yang berbeda dan tidak terdapat interaksi antara dosis dan
usia pasien yang berbeda terhadap efek antihipertensi jus buah mengkudu. Dilihat dari
fhitung dapat dilihat bahwa dosis lebih mempengaruhi perbedaan efek antihipertensi dari
jus buah mengkudu.

h. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada perbedaan anti hipertensi jus buah
mengkudu dengan usia pasien yang berbeda.
Terdapat perbedaan yang sangat bermakna pada perbedaan anti hipertensi jus buah
mengkudu dengan dosis yang berbeda.
Tidak terdapat interaksi antara dosis jus buah mengkudu dan dosis jus buah
mengukudu yang berbeda yang digunakan terhadap efek antihipertensi jus buah
mengkudu.
Dosis lebih mempengaruhi perbedaan efek antihipertensi dari jus buah mengkudu.

You might also like