Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK RESERVOIR
1
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan
gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
2
Setelah elemen-elemen tersebut membentuk suatu reservoir, maka akan ada
proses-proses yang membuat hidrokarbon terakumulasi dari source rock menuju
trap, yaitu :
1. Generation, merupakan proses dimana batuan induk mengalami
pemanasan dan tekanan yang cukup untuk merubah material organik
menjadi hidrokarbon.
2. Migration, merupakan proses pergerakan atau perpindahan hidrokarbon
keluar dari batuan induk menuju dan masuk ke dalam perangkap.
3. Accumulation, merupakan proses terakumulasinya volume hidrokarbon
setelah bermigrasi menuju perangkap.
4. Preservation, merupakan sisa hidrokarbon dalam reservoir dan tidak
terubah oleh proses biodegradation atau pun water washing.
5. Timing, merupakan waktu yang dibutuhkan perangkap untuk terbentuk
sebelum dan selama hidrokarbon bermigrasi.
Jadi, digambarkan secara keseluruhan maka akan didapatkan gambaran
sebuah petroleum system process yang ada dalam formasi sebagai berikut :
3
klastik) atau kadang-kadang volkanik. Masing-masing batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat
fisiknya.
a. Porositas
Porositas () adalah perbandingan antara volume total batuan dengan
volume pori-pori batuan yang menggambarkan persentase dari total
ruang pori batuan yang tersedia untuk ditempati oleh suatu fluida
reservoir yaitu minyak, gas dan air. Besar-kecilnya porositas suatu batuan
akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara
matematis porositas dapat dinyatakan sebagai :
Vb Vg Vp
Vb Vb
Keterangan :
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vg = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = volume ruang pori-pori batuan.
4
volume pori yang berhubungan
100%
bulk volume
C o n n e c te d o r
E ff e c tiv e
P o r o s i ty
To ta l
P o r o s it y
Is o l a te d o r
N o n - E ff e c tiv e
P o r o s i ty
5
kuat maka besar butir akan sama besar. Sedangkan susunan adalah
pengaturan butir saat batuan diendapkan.
o
90
o
90
o
90
a . C u b ic (p o ro s ity = 4 7 , 6 % )
o
o 90
90
o
90
b . R h o m b o h e d r a l ( p o r o s it y = 2 5 , 9 6 % )
6
Berikut ini adalah ukuran porositas yang sering digunakan sebagai
pegangan di lapangan:
b. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran suatu ruang pori batuan
yang dapat dialiri atau dilewati fluida. Satuan untuk permeabilitas adalah
Darcy. Satu Darcy dapat didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida sebanyak 1 cc pada luas penampang 1cm2 pada
temperatur 1 derajat celcius pada keadaan 1 atmospheric. Definisi
kuantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh Henry Darcy
(1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk differensial sebagai berikut
:
k dP
v x
dL
Keterangan :
v = kecepatan aliran, cm/sec
= viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori.
7
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan,
4. Kondisi aliran isothermal, dan
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal.
6. Fluidanya incompressible.
8
Qo . o . L
ko
A . (P1 P2 )
Qw . w . L
kw
A . ( P1 P2 )
1 1
w
o
Effective Permeability to Water, k
Gambar 1.5. Kurva Permeabilitas Efektif Untuk Sistem Minyak dan Air
9
c. Saturasi Fluida
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara
volume pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan
volume pori-pori total pada suatu batuan berpori. Dalam batuan reservoir
minyak umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida, kemungkinan
terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh bagian reservoir.
Secara matematis, besarnya saturasi untuk masing-masing fluida dituliskan
dalam persamaan berikut :
Saturasi minyak (So) adalah :
volume pori pori yang diisi oleh min yak
So
volume pori pori total
Sedangkan jika pori-pori batuan hanya terisi minyak dan air, maka :
So + Sw = 1
d. Wettabilitas
Wettabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk
dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua fluida yang tak saling campur
(immisible). Pada bidang antar muka cairan dengan benda padat terjadi
gaya tarik-menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi), yang
merupakan faktor dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan.
Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung
untuk melekat pada permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak
10
diantara fasa air. Jadi minyak tidak mempunyai gaya tarik-menarik dengan
batuan dan akan lebih mudah mengalir.
e. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang
ada antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau
cairan-gas) sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang
memisahkan kedua fluida tersebut. Perbedaan tekanan dua fluida ini
adalah perbedaan tekanan antara fluida non-wetting fasa (Pnw) dengan
fluida wetting fasa (Pw).
Pc = Pnw - Pw
Dimana:
Pc = Tekanan kapiler
Pnw = Tekanan non wetting fasa
Pw = Tekanan wetting fasa
f. Kompressibilitas
Pada formasi batuan kedalaman tertentu terdapat dua gaya yang
bekerja padanya, yaitu gaya akibat beban batuan diatasnya (overburden)
dan gaya yang timbul akibat adanya fluida yang terkandung dalam pori-
pori batuan tersebut. Pada keadaan statik, kedua gaya berada dalam
keadaan setimbang. Bila tekanan reservoir berkurang akibat pengosongan
fluida, maka kesetimbangan gaya ini terganggu, akibatnya terjadi
penyesuaian dalam bentuk volume pori-pori, dan perubahan batuan.
11
dari reservoir menuju dasar sumur, mengontrol gerakan fluida dalam
reservoir dan lain-lain.
2. Golongan Siklik
12
Sedangkan hidrokarbon golongan siklik mempunyai rantai
tertutup (susunan cincin). Golongan ini terdiri dari naftena dan
aromatik. Golongan siklis dibagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan naftena dan golongan aromatik.
13
Air formasi atau disebut connate water mempunyai komposisi kimia
yang berbeda-beda antara reservoir yang satu dengan yang lainnya.
Dibandingkan dengan air laut, air formasi ini rata-rata memiliki kadar
garam yang lebih tinggi, sangat berhubungan dengan terjadinya
penyumbatan pada formasi dan korosi pada peralatan di bawah dan di
atas permukaan. Air formasi tersebut terdiri dari bahan-bahan mineral,
misalnya kombinasi metal-metal alkali dan alkali tanah, belerang, oksida
besi, dan aluminium serta bahan-bahan organis seperti asam nafta dan
asam gemuk. Sedangkan komposisi ion-ion penyusun air formasi terdiri
dari kation-kation Ca, Mg, Fe, Ba, dan anion-anion chlorida, CO 3, HCO3,
dan SO4.
Keterangan :
14
o = specific gravity minyak
o = densitas minyak, lb/cuft
w = densitas air, lb/cuft
15
reservoir dibawah tekanan buble point, maka gas akan keluar dan B o
akan turun.
Fo rm a tio n - Vo lu m e F a c to r, B o
Bo b
Pb
1
0 R e s e rv o ir p re s s u re , p s ia
Gambar 1.6. Hubungan antara Tekanan dan Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
Gambar 1.7. Hubungan antara Tekanan dan Kelarutan Gas dalam Minyak
16
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan gas
dalam minyak, diantaranya adalah sebagai berikut:
Tekanan Reservoir
Bila temperatur dianggap tetap maka Rs akan naik bila tekanan
naik, kecuali jika tekanan gelembung telah terlewati, maka harga
Rs akan konstan untuk minyak tidak jenuh.
Temperatur Reservoir
Jika tekanan dianggap tetap maka Rs akan turun jika temperatur
naik.
Komposisi Minyak
Pada temperatur dan tekanan tertentu Rs akan naik dengan
turunnya berat jenis minyak atau naiknya 0API.
2. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume
minyak akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut:
1 V
Co
V P
3. Viskositas Minyak
Viskositas didefinisikan sebagai ketahanan internal suatu fluida
untuk mengalir. Bila tekanan reservoir mula-mula lebih besar dari
tekanan gelembung (bubble point pressure), maka penurunan tekanan
akan memperkecil viscositas minyak (o). Setelah mencapai Pb,
penurunan tekanan selanjutnya akan menaikkan harga viscositas
minyak (o) dan dengan semakin naiknya temperatur reservoir akan
menurunkan harga viscositas minyak (o). Hubungan antara tekanan
dan viscositas minyak dapat dilihat pada Gambar 1.13.
17
Gambar 1.8. Hubungan antara Tekanan dan Viscositas Minyak
Keterangan :
= viskositas, gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
y / v = gradient kecepatan, cm/(sec.cm).
Sifat fisik gas yang akan dibahas adalah spesific gravity, faktor
volume formasi gas, kompresibilitas gas, faktor kompressibilitas gas,
viscositas gas.
1. Densitas Gas
Densitas atau berat jenis gas didefinisikan sebagai perbandingan
antara rapatan gas tersebut dengan rapatan suatu gas standar.
Biasanya yang digunakan sebagai gas standar adalah udara kering.
Secara matematis berat jenis gas dirumuskan sebagai berikut :
18
o
BJ gas
u
3. Kompresibilitas Gas
Kompresibilitas gas didefinisikan sebagai perubahan volume gas
yang disebabkan oleh adanya perubahan tekanan yang
mempengaruhinya. Kompresibilitas gas didapat dengan persamaan :
C pr
Cg
Ppc
Keterangan :
19
Cg = kompresibilitas gas, psia-1
Cpr = pseudo reduced kompresibilitas, psia-1 ,
Cpc = pseudocritical pressure, psia
4. Viscositas Gas
Viscositas merupakan ukuran tahanan gas terhadap aliran.
Viscositas gas hidrokarbon umumnya lebih rendah daripada
viscositas gas non hidrokarbon. Viscositas gas akan berbanding lurus
dengan temperatur dan berbanding terbalik dengan berat
molekulnya. Jadi bila berat molekulnya bertambah besar, maka
viscositasnya akan mengecil, sedangkan bila temperaturnya naik,
maka viscositasnya akan semakin besar.
Dalam viscositas sifat-sifat gas akan berlawanan dengan cairan.
Untuk gas sempurna, viscositasnya tidak tergantung pada tekanan.
Bila tekanannya dinaikkan, maka gas sempurna akan berubah
menjadi gas tidak sempurna dan sifat-sifatnya akan mendekati sifat-
sifat cairan.
20
P.V=n.z.R.T
21
Faktor volume air formasi (Bw) menunjukkan perubahan volume
air formasi dari kondisi reservoir ke kondisi permukaan. Faktor
volume formasi air formasi ini dipengaruhi oleh tekanan dan
temperatur, yang berkaitan dengan pembebasan gas dan air dengan
turunnya tekanan, pengembangan air dengan turunnya tekanan dan
penyusutan air dengan turunnya temperatur. Harga faktor volume
formasi air-formasi dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:
Bw = (1 + Vwp)(1 + Vwt)
Keterangan :
Bw = faktor volume air formasi, bbl/bbl
Vwt = penurunan volume sebagai akibat penurunan suhu, oF
Vwp = penurunan volume selama penurunan tekanan, psi
Keterangan :
22
Cwp = kompressibilitas air murni, psi 1
V = volume air murni, bbl
V; P = perubahan volume (bbl) dan tekanan (psi) air murni
23
1.4. Kondisi Reservoir
Kondisi reservoir meliputi tekanan reservoir dan temperatur
reservoir, yang ternyata sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan
maupun fluida reservoir. Kondisi reservoir berhubungan dengan
kedalamaan reservoir. Sehingga untuk reservoir yang berbeda, kondisinya
juga akan berbeda tergantung kedalamannya, pada umumnya bersifat linier
walaupun sering terjadi penyimpangan.
Keterangan :
Ph = tekanan, psi
F = gaya bekerja pada daerah satuan luas yang bersangkutan, lb
A = luas permukaan yang menerima gaya, inch2
= densitas fluida rata-rata, lb/gallon
D = tinggi kolam fluida, ft
24
1.4.1.2. Tekanan Overburden
Tekanan overburden adalah tekanan yang diderita oleh formasi
akibat berat batuan diatasnya.
Besarnya gradien tekanan overburden yang normal biasanya
dianggap sebesar 1 psi/ft, yaitu diambil dengan menganggap berat jenis
batuan rata-rata 2,3 dari berat jenis air. Sedangkan besarnya gradien
tekanan air adalah 0,433 psi/ft maka gradien tekanan overburden sebesar
2,3 x 0,433 psi/ft = 1 psi/ft.
25
Berdasarkan anggapan bahwa inti bumi berisi magma yang sangat
panas, maka dengan bertambahnya kedalaman temperaturnya akan naik.
Besar kecilnya kenaikan temperatur ini akan tergantung pada gradient
temperaturnya yang biasa disebut sebagai gradient geothermis. Besaran
gradient geothermis ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, dimana
harga rata-ratanya adalah 2F/100 ft. Gradient geothermis yang tertinggi
adalah 4F/100 ft, sedangkan yang terendah adalah 0.5 F/100 ft. Variasi
yang kecil dari gradient geothermis ini disebabkan oleh sifat konduktivitas
thermal beberapa jenis batuan.
26
minyak (sebagai fasa cair). Penurunan Pres akan merubah harga GOR
produksi sebagai akibat terbebaskannya gas dari larutan.
27
Ketika tekanan reservoir berada pada garis 1-2, minyak
dikatakan dalam keadaan tak jenuh (undersaturated) karena
minyak dapat melarutkan banyak gas pada kondisi ini. Jika
tekanan reservoir berada pada titik - 2, minyak berada pada
titik gelembungnya dan dikatakan dalam keadaan jenuh
(saturated).
Minyak mengandung sebanyak mungkin larutan gas
yang dapat dikandungnya. Penurunan tekanan akan
membebaskan sebagian gas terlarut untuk membentuk fasa gas
bebas dalam reservoir.
Saat tekanan reservoir menurun mengikuti garis 2-3, gas
tambahan mengembang di dalam reservoir. Volume gas dalam
persentase adalah seratus dikurangi persentase cairan.
Sebenarnya minyak dalam keadaan jenuh di sepanjang garis 2-
3. Titik gelembung (titik - 2) merupakan kasus istimewa dari
saturasi dimana muncul gelembung gas untuk pertama kali.
28
pada minyak. Walaupun demikian, kondisi separator yang
berada pada lengkungan fasa menunjukkan bahwa jumlah
cairan yang relatif cukup besar sampai di permukaan. Apabila
diproduksikan maka minyak berat ini biasanya menghasilkan
gas oil ratio permukaan sebesar 500 scf/stb dengan gravity
30oAPI atau lebih. Cairan produksi biasanya berwarna hitam
dan lebih pekat lagi.
b. Volatile oil
Volatile oil mengandung relatif lebih sedikit molekul-
molekul berat dan lebih banyak intermediates (yaitu etana
sampai heksana) dibanding black oil. Diagram fasa dari
volatile oil secara umum ditunjukkan pada Gambar 1.8.
29
vertikal menunjukkan jalur penurunan tekanan pada temperatur
konstan selama produksi. Harap diperhatikan bahwa
penurunan yang kecil pada tekanan di bawah titik gelembung,
titik-2, menyebabkan bebasnya sejumlah besar gas di reservoir.
Suatu volatile oil dapat menjadi gas sebesar 50% di reservoir
pada tekanan hanya beberapa ratus psi di bawah tekanan
gelembung. Iso-vol dengan persentase cairan jauh lebih kecil
melintasi kondisi separator. Oleh karena itu disebut volatile oil
(minyak yang mudah menguap). Apabila diproduksikan maka
minyak ringan ini biasanya menghasilkan gas oil ratio
permukaan sebesar kurang lebih 8000 scf/stb dengan gravity
sekitar 50oAPI. Cairan produksi biasanya berwarna gelap.
c. Reservoir Retrograde Gas
Diagram fasa untuk retrograde gas lebih kecil daripada
untuk minyak dan titik kritik-nya berada jauh di arah bawah
dari lengkungan. Perubahan tersebut merupakan akibat dari
kandungan retrograde gas yang terdiri dari lebih sedikit
hidrokarbon berat daripada minyak. Diagram fasa dari
retrograde gas memiliki temperatur kritik lebih kecil dari
temperatur reservoir dan cricondentherm lebih besar daripada
temperatur reservoir.
30
Bersamaan dengan menurunnya tekanan reservoir,
retrograde gas memberikan titik embun, titik-2. Dengan
menurunnya tekanan, cairan mengembun dari gas untuk
membentuk cairan bebas di reservoir. Cairan ini sebagian tidak
mengalir dan tidak dapat diproduksi. Jalur tekanan reservoir
pada diagram fasa menunjukkan bahwa pada beberapa tekanan
yang rendah cairan mulai mengembun. Hal ini terjadi di
laboratorium; walaupun demikian, ada kemungkinan hal ini
tidak terjadi secara luas di reservoir karena selama produksi
keseluruhan komposisi dari fluida reservoir berubah.
d. Reservoir Gas Kering (Dry Gas)
Suatu reservoir gas kering akan mengandung fraksi ringan
seperti methana dan ethana dalam jumlah banyak serta sedikit
fraksi yang lebih berat. Pada Gambar 1.10. ditunjukkan bahwa
baik kondisi separator maupun kondisi reservoirnya akan tetap
pada daerah fasa tunggal. Untuk reservoir gas kering ini tidak
akan dijumpai adanya hidrokarbon cair akibat adanya proses
penurunan tekanan dan temperatur, baik pada kondisi di
permukaan maupun di reservoir. Istilah kering disini diartikan
bebas dari hidrokarbon cair kecuali air formasi
31
e. Wet Gas
Wet gas akan mengandung komponen (fraksi) berat lebih
besar dibandingkan reservoir gas kering sehingga akan
menghasilkan diagram fasa yang lebih besar dan menggeser
titik kritis pada temperatur yang lebih tinggi, seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.11. Dari gambar tersebut terlihat
bahwa fluida yang mengisi reservoir gas basah pada setiap saat
akan berbentuk fasa tunggal. Pada kondisi separator, reservoir
gas basah ini akan ditunjukkan oleh adanya daerah dua fasa
dimana cairan yang dihasilkan merupakan hasil kondensasi
yang terjadi di separator.
Perlu diperhatikan bahwa didalam reservoir gas basah
tidak akan terjadi kondensasi retrograde isothermal selama
proses penurunan tekanan, cairan yang terbentuk dalam
separator dalam jumlah yang sedikit dan komponen berat yang
terdapat dalam campuran relatif kecil. Dalam reservoir gas
basah biasanya ditunjukkan oleh GOR antara 6000 sampai
10000 cuft/bbl dengan derajat gravity lebih besar dari 600 API.
32
1.6. Berdasarkan Mekanisme Pendorong
Mekanisme pendorong adalah tenaga yang dimiliki oleh reservoir
secara alamiah yang digunakan untuk mendorong minyak selama produksi
ke permukaan. Proses pendorongan akan terjadi bila energi produksinya
lebih besar dari seluruh energi yang hilang selama aliran fluida reservoir
menuju lubang bor.
Sumber energi alamiah yang digunakan untuk memindahkan minyak
dan gas dari reservoir ke lubang sumur meliputi energi gravitasi minyak
yang bekerja jarak vertikal dari kolom produktifnya, energi penekanan
akibat dari pembebasan gas yang terlarut dalam minyak atau air, energi
sebagai akibat kompresi dari minyak dan air dalam daerah produksi dari
reservoirnya, energi kompresi air yang berada di sekeliling zona produksi,
energi yang berasal dari pengaruh tekanan kapiler serta energi yang berasal
dari kompresi batuannya sendiri. Berdasarkan pengaruh yang paling
dominan dari setiap sumber energi diatas, maka mekanisme pendorong
reservoir yang utama adalah water drive, gas cap drive, solution gas drive,
segregation drive, dan combination drive.
33
Bottom Water Drive
Kombinasi Edge Water Drive dengan Bottom Drive
Produksi air pada awal produksi sedikit, tetapi apabila permukaan air
telah mencapai lubang bor maka mulai mengalami kenaikan produksi yang
semakin lama semakin besar secara kontinyu sampai sumur tersebut di
tinggalkan karena produksi minyaknya tidak ekonomis .Untuk reservoir
dengan jenis pendesakan water drive maka bagian minyak yang
terproduksi akan lebih besar jika dibandingkan dengan jenis pendesakan
lainnya, yaitu antara 35 - 75% dari volume minyak yang ada. Sehingga
minyak sisa (residual oil) yang masih tertinggal didalam reservoir akan
lebih sedikit.
Dapat disimpulkan suatu reservoir dengan tenaga pendorong air ini
mempunyai kelakuan seperti dibawah ini :
Penurunan tekanan reservoir terlihat agak lambat.
GOR rendah dan relatif konstan
WOR naik dengan cepat dan kontinyu
Recovery-nya cukup tinggi yaitu sekitar 35 - 75%
34
Gambar 1.16. Karakteristik Tekanan, PI, dan GOR Pada Water Drive Reservoir
35
Tekanan reservoir akan turun dengan lambat dan berlangsung secara
kontinyu
GOR akan meningkat terus
Produksi air diabaikan
Perolehan minyak dapat mencapai 20 - 40 % dari total cadangan awal
dalam reservoir (initial oil in place).
36
Gambar 1.18. Solution Gas Drive Reservoir
Pada awal produksi, karena gas yang dibebaskan dari minyak masih
terperangkap pada sela-sela pori batuan, maka gas oil ratio produksi akan
lebih kecil jika dibandingkan dengan gas oil ratio reservoir. Gas oil ratio
produksi akan bertambah besar bila gas pada saluran pori-pori tersebut
mulai bisa mengalir, hal ini terus-menerus berlangsung hingga tekanan
reservoir menjadi rendah. Bila tekanan telah cukup rendah maka gas oil
ratio akan menjadi berkurang sebab volume gas di dalam reservoir
tinggal sedikit. Dalam hal ini gas oil produksi dan gas oil ratio reservoir
harganya hampir sama. Pada Gambar 1.15. memperlihatkan karakteristik
tekanan dan GOP pada reservoir depletion drive.
Air yang diproduksikan dari reservoir ini sangat sedikit bahkan
hampir-hampir tidak ada. Hal ini karena reservoir jenis ini sifatnya
terisolir, sehingga meskipun terdapat connate water tetapi hampir-hampir
tidak dapat diproduksi atau ikut terproduksi bersama minyak.
Recovery yang mungkin diperoleh sekitar 5 - 30 %. Dengan
demikian untuk reservoir jenis ini pada tahap teknik produksi primernya
akan meninggalkan residual oil yang cukup besar. Sehingga bila sisa
minyak ini akan diproduksikan juga, maka perlu dipergunakan suatu
energi tertentu ke dalam suatu reservoir untuk mempengaruhi tekanan
37
atau sifat fisik sistem fluida reservoirnya, sehingga dengan demikian
diharapkan sisa minyak yang tertinggi dapat diperkecil.
Dapat disimpulkan suatu reservoir solution gas drive mempunyai
kelakuan seperti dibawah ini :
Tekanan reservoir turun dengan cepat dan berlangsung secara
kontinyu.
Perbandingan gas-minyak (GOR) mula-mula cukup rendah, kemudian
naik sampai maksimum dan turun dengan tajam.
Efisiensi perolehan minyak berkisar 5 - 30 %
Produksi air dianggap tidak ada.
38
Gambar 1.19. Gravitational Segregation Drive Reservoir
39
jarang dalam keadaan sebenarnya energi-energi pendorong ini bekerja
bersamaan dan simultan. Bila demikian, maka energi pendorong yang
bekerja pada reservoir itu merupakan kombinasi beberapa energi
pendorong, sehingga dikenal dengan nama combination drive reservoir.
Kombinasi yang umum dijumpai adalah antara gas cap drive dengan
water drive. Sehingga sifat-sifat reservoirnya jadi lebih kompleks jika
dibandingkan dengan energi pendorong tunggal.
Untuk reservoir minyak jenis ini, maka gas yang terdapat pada gas
cap akan mendesak kedalam formasi minyak, demikian pula dengan air
yang berada pada bagian bawah dari reservoir tersebut. Pada saat
produksi minyak tidak sempat berubah fasa menjadi gas sebab tekanan
reservoir masih cukup tinggi karena dikontrol oleh tekanan gas dari atas
dan air dari bawah. Dengan demikian peristiwa depletion untuk reservoir
jenis ini dikatakan tidak ada, sehingga minyak yang masih tersisa di
dalam reservoir semakin kecil karena recovery minyaknya tinggi dan
efesiensi produksinya lebih tinggi.
Dapat disimpulkan suatu reservoir jenis ini mempunyai kelakuan
seperti dibawah ini :
Penurunan tekanan relatif cukup cepat
WOR akan naik secara perlahan
Jika ada gas cap maka sumur-sumur yang terletak di struktur atas dari
reservoir tersebut akan mengalami peningkatan GOR dengan cepat.
Faktor perolehan dari combination drive adalah lebih besar
dibandingkan dengan solution gas drive tetapi lebih kecil jika
dibandingkan dengan gas cap dan water drive.
40
(underground withdrawal) yang terambil akibat driving mechanism
tertentu. Menurut Pirson, driving index untuk ketiga driving mechanism
tersebut di atas adalah:
DDI : Depletion drive index
SDI : Segregation (gas cap) index
WDI : Water drive index
dimana :
EUR : Estimed Ultimate Recovery atau cadangan ultimate
CUM : Cummulatif Production
ERR : Estimated Remaining Reserves atau cadangan terbukti tertinggal
IOIP : Initial Oil In Place atau Jumlah minyak didalam reservoir dan
bukan jumlah yang dapat diproduksikan
RF : Recovery Factor adalah presentase dari IOIP yang dapat
41
diproduksikan (RF = Cadangan Terbukti/IOIP)
42
Data-data yang dibutuhkan untuk melakukan perkiraan cadangan
adalah Luas, ketebalan, , Swi, Boi, dan Bgi. Data sifat-sifat fisik batuan
dan fluida reservoir diperoleh dari hasil laboratorium, sedangkan untuk
menentukan Vb diperlukan data-data geologi yang representatif.
Untuk menentukan nilai Original Oil In Place (OOIP), maka dipakai
persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
A = Luas, acre
h = ketebalan, ft
= porositas, fraksi
Swi = Saturasi air, fraksi
Boi = factor volume formasi minyak awal, bbl/stb
Bgi = factor volume formasi gas awal, bbl/scf
43
Metoda material balance dapat digunakan untuk memperkirakan besar
cadangan reservoir, dimana data-data produksi yang diperoleh sudah
cukup banyak. Prinsip dari metoda material balance ini didasarkan pada
prinsip kesetimbangan volumetrik yang menyatakan bahwa, apabila
volume suatu reservoir konstan, maka jumlah aljabar dari perubahan-
perubahan volume minyak, gas bebas dan air dalam reservoir harus sama
dengan nol.
Persamaan umum material balance untuk menghitung cadangan
adalah sebagai berikut:
Keterangan :
44
Swc = saturasi water connate, fraction
2. Reservoir gas. Untuk reservoir gas maka tidak ada minyak di reservoir
45
tidak ada produksi minyak sehingga = 0. Oleh karena itu, =
atau
Vi = G Bgi
Keterangan :
Tf = temperature formasi, oR
Pi = Tekanan reservoir inisial, Psi
Tsc = Temperatur keadaan stanar, oR
Psc = Tekanan keadaan standar, psi
Dengan memplot antara p/z dan G, kita dapat garis lurus dengan
kemiringan (Tf Psc / Tsc Bgi G)
46
3. Saturated oil reservoir. Saturated di sini berarti tekanan di reservoir p
atau
47
Cara yang dipakai oleh mereka adalah mengelompokkan underground
withdrawal dan drive mechanisms sebagai berikut.
48
Maka :
Dan jika volume gas sisa pada tekanan p dan waktu t adalah :
Dimana suku pertama dan suku kedua di ruas kanan adalah masing
masing gas in solution dan free gas, maka :
2. Metode Tarner
49
Secara alamiah, laju produksi akan mengalami penurunan sejalan
dengan waktu. Decline curve merupakan suatu metoda yang
menggambarkan penurunan kondisi reservoir dan produksinya terhadap
waktu. Pada prinsipnya, metoda decline curve adalah membuat grafik
hubungan antara laju produksi terhadap waktu atau laju produksi terhadap
produksi kumulatif.
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produksi tersebut
antara lain:
1. Tekanan reservoir menurun
2. Perubahan permeabilitas relatif
3. Water cut atau GOR meningkat
4. Kerusakan formasi karena kegiatan produksi
5. Fluid cross flow
6. Kombinasi berbagai faktor di atas.
Reservoir dengan water drive atau gas cap drive yang kuat karena
dalam kasus ini laju produksi dikontrol oleh gaya eksternal dan
biasanya mengalami penurunan tekanan yang sedikit (minimal).
Tight reservoir pada tahap awal depletion karena pada kasus ini
production decline tidak merefleksikan karakter reservoir secara utuh.
Laju produksi diakibatkan oleh kondisi infinite acting reservoir
50
Arps yang merupakan pencipta dari decline curve telah membuat
persamaan bentuk kurva penurunan laju produksi yang dibagi menjadi
tiga, yaitu:
Exponential decline,
Hyperbolic decline dan
Harmonic decline.
Ide dasar dari Arps tidak lepas dari defisini loss ratio dari Johnson dan
Bollen, setiap bentuk persamaan kurva penurunan memiliki perbredaan.
Decline curve jenis exponential dicirikan oleh loss ration yang konstan,
sedangkan decline curve jenis hyperbolic dicirikan oleh turunan pertama
dari loss ratio yang konstan. Ide dasar Arps yaitu :
51
kategori, yaitu transient, pseudosteady state, dan steady state. Berdasarkan
hal itu, periode penurunan produksi pada suatu sumur dapat dibagi
menjadi dua bagian utama, yaitu:
1. Transient decline (infinite acting), yaitu penurunan produksi
alamiah yang disebabkan oleh ekspansi minyak, gas, dan air dalam
suatu daerah pengurasan (drainage area) dengan radius yang
berubah (membesar) sehingga volume pengurasan tidak tetap.
2. Depletion decline (pseudosteady state), yaitu penurunan produksi
alamiah setelah transient decline; hal ini terjadi setelah jari-jari
pengurasan (drainage radius) telah mencapai batas luar reservoir
sehingga sumur berproduksi dari suatu volume reservoir yang
konstan.
- Sembur alam
- Pressure maintenance
52
- Enhanced oil recovery (EOR)
53