(Duval & Kadri, 1998)The workability and the compressive strength of silica fume concretes were

investigated at low water-cementitious materials ratios with a naphthalene sulphonate superplasticizer. The
results show that partial cement replacement up to 10% silica fume does not reduce the concrete
workability. Moreover, the superplasticizer dosage depends on the cement characteristics (CA and alkali
sulfates content). At low water-cementitious materials ratios, slump loss with time is observed and increases
with high replacement levels. Silica fume at replacement contents up to 20% produce higher compressive
strengths than control concretes; nevertheless, the strength gain is less than 15%. In this paper, we propose
a model to evaluate the compressive strength of silica fume concrete at any time. The model is related to
the water-cementitious materials and silica-cement ratios. Taking into account the authors and other
researchers experimental data, the accuracy of the proposed model is better than 5%.
Pengerjaan dan kuat tekan beton silika fume diselidiki di bahan rasio air-semen yang rendah
dengan superplasticizer naftalena sulfonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian semen
pengganti hingga 10% silica fume tidak mengurangi kemampuan kerja beton. Selain itu, dosis
superplasticizer tergantung pada karakteristik semen (CA dan sulfat alkali konten). Pada rasio
bahan air-semen yang rendah, kehilangan kemerosotan dengan waktu diamati dan meningkatkan
dengan tingkat penggantian yang tinggi. Silica fume di isi pengganti hingga 20% menghasilkan
kekuatan tekan lebih tinggi dari beton kontrol; Namun demikian, keuntungan kekuatan kurang dari
15%. Dalam tulisan ini, kami mengusulkan sebuah model untuk mengevaluasi kekuatan tekan beton
silika fume setiap saat. Model ini berkaitan dengan bahan air-semen dan rasio silika semen.
Memperhatikan data eksperimen penulis dan peneliti lainnya, akurasi model yang diusulkan lebih
baik dari 5%.
We reached the following conclusions concerning sf concretes with constant slump. Comparison of
experimental and theorical values of the compressive strength obtained through the Eq. 6.
1. For concretes with water/cementitious materials ratios varying from 0.25 to 0.45, the superplasticizer
dosage reaches a minimum for 10% sf and increases for sf contents up to 30%. Thus 10% cement
may be replaced by silica fume without harming the concrete workability. Moreover, the
superplasticizer dosage depends on the C3A and alkali sulfates content of cement; it is twice as low
when the C3A content decreases from 10% to 2%.
2. The slump loss of sf concretes increases according to the percentage of silica fume for low water-
cementitious materials ratios of 0.25. For higher ratios (0.35), the loss is less important and decreases
with the sf content.
3. The increase of the compressive strength of sf concretes depends much more on the decrease of the
water/cementitious materials ratio than on the replacement of silica fume with cement. The
compressive strength increases with the silica fume content up to 20% and reaches a maximum for a
10 to 15% sf level. However the gain in strength compared with reference concrete remains less than
15%.
4. Consequently we suggest a model which enables to assess the compressive strength at a given time
for sf concretes. After determining the strength of standardized mortar, values of compressive strength
are obtained with a correlation coefcient 0.991 thanks to 282 experimental data based on the authors
experiments and other investigations.
Kami mencapai kesimpulan berikut mengenai beton sf dengan kemerosotan konstan.
Perbandingan nilai-nilai eksperimental dan teoritis dari kekuatan tekan yang diperoleh melalui
Persamaan. 6.
1. Untuk beton dengan rasio air / bahan semen bervariasi 0,25-0,45, dosis superplasticizer
mencapai minimum 10% sf dan meningkat untuk isi sf hingga 30%. Jadi 10% semen dapat diganti
dengan silica fume tanpa merugikan workability beton. Selain itu, dosis superplasticizer
tergantung pada C3A dan sulfat alkali konten semen; itu adalah dua kali lebih rendah bila konten
C3A menurun dari 10% menjadi 2%.
2. Hilangnya kemerosotan dari sf beton meningkat sesuai dengan persentase silica fume untuk
rasio bahan air-semen rendah 0,25. Untuk rasio yang lebih tinggi (0,35), kerugian kurang penting
dan menurun dengan konten sf.
3. Peningkatan kuat tekan beton sf tergantung lebih pada penurunan rasio air / bahan semen dari
pada penggantian silika fume dengan semen. Kekuatan tekan meningkat dengan kandungan
silica fume hingga 20% dan mencapai maksimum untuk tingkat sf 10 sampai 15%. Namun
keuntungan dalam kekuatan dibandingkan dengan beton referensi tetap kurang dari 15%.
4. Akibatnya kami menyarankan model yang memungkinkan untuk menilai kekuatan tekan pada
waktu tertentu untuk beton sf. Setelah menentukan kekuatan mortar standar, nilai-nilai kuat
tekan yang diperoleh dengan korelasi koefisien 0,991 berkat 282 data eksperimen berdasarkan
percobaan penulis 'dan investigasi lainnya. (Duval & Kadri, 1998)

(Vaitkeviius & erelis, 2014)Silica fume, also known as microsilica (MS) or condensed silica fume
is a by-product of the production of silicon metal or ferrosilicon alloys. Silica fume is one of the most effective
pozzolanic additives which could be used for ultrahigh performance and other types of concrete. Despite
the fact, however is not entirely clear, which amount of silica fume is most optimal for UHPC. Main objective
of this experiment was to find optimal amount of silica fume for UHPC with and without thermal treatment,
when different amount of quartz powder is substituted by silica fume. In this work were investigated four
different composition of UHPC with different amount of silica fume. Silica fume were added 0, 10, 15 and
20% of cement (by weight) to UHPC mixture. Optimal amount of silica fume was determined by slump,
viscosity, qualitative and quantitative XRD analysis and compression strength tests methods.
Silica fume, juga dikenal sebagai microsilica (MS) atau kental silica fume adalah produk
sampingan dari produksi logam silikon atau ferosilikon paduan. Silica fume adalah salah satu aditif
pozzolanic paling efektif yang dapat digunakan untuk kinerja ultrahigh dan jenis-jenis beton.
Terlepas dari kenyataan, namun tidak sepenuhnya jelas, yang jumlah silica fume yang paling
optimal untuk UHPC. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan jumlah optimal
silica fume untuk UHPC dengan dan tanpa perlakuan termal, ketika jumlah yang berbeda dari bubuk
kuarsa diganti dengan silica fume. Dalam karya ini diselidiki empat komposisi yang berbeda dari
UHPC dengan jumlah yang berbeda dari silika asap. Silica fume ditambahkan 0, 10, 15 dan 20%
semen (berat) untuk campuran UHPC. jumlah optimal silica fume ditentukan oleh kemerosotan,
viskositas, analisis XRD kualitatif dan kuantitatif dan kekuatan kompresi tes metode.
Extensive experiment was carried out to determine effect of silica fume on ultrahigh performance
concrete for best compressive strength performance when water to cement ratio is 0.30. The following
conclusions can be derived from the present investigation:
1) The results of the present investigation indicate that, when quartz powder was replaced from 0% to
20% by silica fume slump all the time remained almost constant and it was about 38cm. Lowest
viscosity of ultrahigh performance concrete was achieved, when quartz powder was replaced by 15%
of silica fume, and it was 20 Pas.
2) Regardless of the selected thermal treatment the lowest amount of portlandite was detected in
hardened cement samples with 20% addition of silica fume. When heat treatment was not applied
portlandite was detected 3.7% (by weight) and 0.5% (by weight) with heat treatment.
3) Best compressive strength results at 28 days fallows almost the same trend as lowest viscosity of
ultrahigh performance concrete mixture. When heat treatment was not applied and quartz powder was
replaced by 15% of silica fume compressive strength was obtained 124 Mpa and 138 MPa with heat
treatment.
Percobaan yang luas dilakukan untuk menentukan pengaruh silica fume pada beton kinerja
ultrahigh untuk kinerja kuat tekan terbaik ketika air untuk semen rasio adalah 0,30. Kesimpulan
berikut dapat diturunkan dari penyelidikan ini:
1) Hasil investigasi ini menunjukkan bahwa, ketika bubuk kuarsa digantikan dari 0% sampai 20%
silica fume kemerosotan sepanjang waktu tetap hampir konstan dan itu sekitar 38cm.
viskositas terendah beton kinerja ultrahigh dicapai, ketika bubuk kuarsa digantikan oleh 15%
silika fume, dan itu 20 Pa s.
2) Terlepas dari perlakuan termal yang dipilih jumlah terendah Portlandite terdeteksi dalam
sampel semen mengeras dengan penambahan 20% silika fume. Portlandite saat perlakuan
panas tidak diterapkan terdeteksi 3,7% (berat) dan 0,5% (berat) dengan perlakuan panas.
3) hasil kekuatan Terbaik tekan pada 28 hari peliaran hampir tren yang sama dengan viskositas
terendah campuran kinerja beton ultrahigh. Ketika perlakuan panas tidak diterapkan dan bubuk
kuarsa digantikan oleh 15% silika fume kuat tekan diperoleh 124 Mpa dan 138 MPa dengan
perlakuan panas.

(Rao, 2003)Studies on the performance of cementitious products with silica fume (SF) are very
important, as it is one of the inevitable additives to produce high-performance concrete (HPC). In this study,
some experimental investigations on the influence of SF on various preliminary properties of cement pastes
and mortars are reported. The properties included specific gravity and normal consistency (NC) of cement
and air content and workability of mortar with different SF contents. Pozzolanic and chemical reactions of
SF have been studied on setting times, soundness and shrinkage of cement pastes. Further, strength
developments in compression and tension in cement mortars have also been studied at various SF
contents. SF was varied from 0% to 30% at a constant increment 2.5/5% by weight of cement. Test results
show that the SF changes the behavior of cement pastes and mortars significantly. It has been observed
that the water binder (w/b) (cement + SF) ratio seemed to play an important role for the performance of
the products with higher SF contents. NC, soundness and drying shrinkage of cement pastes and the
strength of mortar increase as the SF content increases, while the initial setting times of cement pastes and
the air content and workability of mortar decrease as the SF content increases. However, hardly any
influence has been observed on the final setting times of cement pastes. The early age hydration reactions
of C3A and C3S increase with the addition of SF. The optimum SF content ranges between 15% and 22%.
Studi pada kinerja produk semen dengan silica fume (SF) sangat penting, karena merupakan
salah satu aditif yang tak terelakkan untuk memproduksi beton kinerja tinggi (HPC). Dalam
penelitian ini, beberapa penyelidikan eksperimental tentang pengaruh SF di berbagai properti awal
dari pasta semen dan mortir dilaporkan. Sifat termasuk berat jenis dan konsistensi normal (NC) dari
semen dan konten udara dan workability dari mortar dengan isi SF yang berbeda. reaksi pozzolan
dan kimia dari SF telah dipelajari pada terbenam, kesehatan dan penyusutan pasta semen.
Selanjutnya, perkembangan kekuatan dalam kompresi dan ketegangan di mortir semen juga telah
belajar di berbagai isi SF. SF bervariasi dari 0% sampai 30% pada konstan kenaikan 2,5 / 5% berat
semen. Hasil tes menunjukkan bahwa SF perubahan perilaku pasta semen dan mortir secara
signifikan. Telah diamati bahwa -binder air (w / b) (semen + SF) rasio tampaknya memainkan peran
penting untuk kinerja produk dengan isi SF yang lebih tinggi. NC, kesehatan dan pengeringan
penyusutan pasta semen dan kekuatan peningkatan mortar sebagai isi SF meningkat, sedangkan
awal kali pengaturan dari pasta semen dan kadar udara dan kemampuan kerja dari penurunan
mortar sebagai konten SF meningkat. Namun, hampir tidak ada pengaruh telah diamati pada kali
pengaturan akhir dari pasta semen. Usia dini reaksi hidrasi C3A dan C3S peningkatan dengan
penambahan SF. Isi SF optimum berkisar antara 15% dan 22%.
From the above observations, the following conclusions can be drawn on the influence of SF on
various properties of cement pastes and mortars. Specific gravity, air content and workability decrease as
the addition of SF increases. The SF seemed to be an efficient pozzolanic material. It activates the
constituents of cement in the early hours of hydration. The air content has been reduced due to its
microfilling effect, which may lead to increase the compressive strength. Quick setting of cement results
with higher SF contents. The positive trends have been observed with SF on strength of mortars and
soundness. The drying shrinkage of mortar increases as the SF content increases. The optimum SF content
for achieving higher strength of mortars ranges between 15% and 22%. The results are different than those
commonly attained, along with the additions of superplasticizer as the flowability of mortars gets affected
significantly.
Dari pengamatan di atas, kesimpulan berikut dapat ditarik tentang pengaruh SF di berbagai
properti dari pasta semen dan mortir. berat jenis, kadar udara dan kemampuan kerja penurunan
sebagai penambahan SF meningkat. SF tampaknya menjadi bahan pozzolan efisien. Ini akan
mengaktifkan konstituen semen pada dini hidrasi. Isi udara telah berkurang karena efek microfilling,
yang dapat menyebabkan meningkatkan kuat tekan. pengaturan cepat hasil semen dengan isi SF
yang lebih tinggi. Tren positif telah diamati dengan SF pada kekuatan mortir dan kesehatan.
Pengeringan penyusutan meningkat mortar sebagai konten SF meningkat. Isi SF optimum untuk
mencapai kekuatan yang lebih tinggi dari mortir berkisar antara 15% dan 22%. Hasilnya berbeda
dari yang biasa dicapai, bersama dengan penambahan superplasticizer sebagai kemampuan
mengalir dari mortir akan terpengaruh secara signifikan. (Rao, 2003)

(Mazloom, et al., 2004)This paper presents the results of experimental work on short- and long-term
mechanical properties of high-strength concrete containing different levels of silica fume. The aim of the
study was to investigate the effects of binder systems containing different levels of silica fume on fresh and
mechanical properties of concrete. The work focused on concrete mixes having a xed water/binder ratio
of 0.35 and a constant total binder content of 500 kg/m 3. The percentages of silica fume that replaced
cement in this research were: 0%, 6%, 10% and 15%. Apart from measuring the workability of fresh
concrete, the mechanical properties evaluated were: development of compressive strength; secant
modulus of elasticity; strain due to creep, shrinkage, swelling and moisture movement. The results of this
research indicate that as the proportion of silica fume increased, the workability of concrete decreased but
its short-term mechanical properties such as 28-day compressive strength and secant modulus improved.
Also the percentages of silica fume replacement did not have a signicant inuence on total shrinkage;
however, the autogenous shrinkage of concrete increased as the amount of silica fume increased.
Moreover, the basic creep of concrete decreased at higher silica fume replacement levels. Drying creep
(total creep - basic creep) of specimens was negligible in this investigation. The results of swelling tests
after shrinkage and creep indicate that increasing the proportion of silica fume lowered the amount of
expansion. Because the existing models for predicting creep and shrinkage were inaccurate for high-
strength concrete containing silica fume, alternative prediction models are presented here.
Makalah ini menyajikan hasil karya eksperimental tentang sifat mekanik jangka pendek dan
jangka panjang dari beton kekuatan tinggi mengandung berbagai tingkat silica fume. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek dari sistem pengikat yang mengandung berbagai
tingkat silika fume tentang sifat segar dan mekanik beton. pekerjaan difokuskan pada campuran
beton yang memiliki rasio air / pengikat yang tetap 0,35 dan total kadar aspal konstan 500 kg / m3.
Persentase silika fume yang menggantikan semen dalam penelitian ini adalah: 0%, 6%, 10% dan
15%. Terlepas dari mengukur kemampuan kerja beton segar, sifat mekanik dievaluasi adalah:
pengembangan kuat tekan; modulus sekan elastisitas; regangan karena merayap, penyusutan,
bengkak dan gerakan kelembaban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagai proporsi silica
fume meningkat, kinerja pengerjaan beton menurun tetapi sifat mekanik jangka pendek seperti 28
hari kuat tekan dan modulus sekan ditingkatkan. Juga persentase pengganti silica fume tidak
memiliki yang signifikan dalam memengaruhi total penyusutan; Namun, penyusutan autogenous
beton meningkat sebagai jumlah silica fume meningkat. Selain itu, creep dasar beton menurun pada
tingkat penggantian asap silika tinggi. Pengeringan merayap (Total merayap - merayap dasar) dari
spesimen itu diabaikan dalam penyelidikan ini. Hasil pembengkakan tes setelah susut dan rangkak
menunjukkan bahwa peningkatan proporsi silica fume menurunkan jumlah ekspansi. Karena model
yang ada untuk memprediksi susut dan rangkak yang akurat untuk beton kekuatan tinggi yang
mengandung silica fume, model prediksi alternatif yang disajikan di sini.
From the results presented in this paper, using concrete containing 015% silica fume, the main
conclusions are:
1. In concrete mixtures with a constant slump of 100 10 mm, those incorporating higher silica fume
replacement levels tended to require more dosages of superplasticiser.
2. The compressive strength of concrete mixtures containing silica fume did not increase after the age of
90 days.
3. The modulus of elasticitycompressive strength relationship was similar to that of the ACI method. The
modulus of elasticity at unloading the creep specimens was independent of silica fume content.
4. Silica fume did not affect the total shrinkage; however, as the proportion of silica fume increased, the
autogenous shrinkage of high-strength concrete increased and its drying shrinkage decreased.
5. The total creep and basic creep were similar, and decreased as the level of silica fume replacement
increased. Consequently, drying creep was negligible in the high-strength concrete specimens
investigated here; hence, there was no interaction between creep and shrinkage, also specimen size
and the relative humidity of the atmosphere had no effect on creep. The general effect of silica fume
inclusion was to decrease moisture movement. On re-wetting of dried concrete using specimens
having undergone shrinkage and creep, re-wetting caused more swelling in creep specimens than in
shrinkage specimens. This nding suggests that water does play a signicant role in the mechanism
of creep.
Dari hasil yang disajikan dalam makalah ini, menggunakan beton yang mengandung 0-15% silica
fume, kesimpulan utama adalah:
1. Dalam campuran beton dengan slump konstan 100 10 mm, yang menggabungkan
tingkat penggantian yang lebih tinggi silika asap cenderung memerlukan lebih banyak
dosis superplasticiser.
2. Kuat tekan dari campuran beton mengandung silica fume tidak meningkat setelah usia 90
hari.
3. Modulus hubungan kekuatan elastisitas-tekan adalah mirip dengan metode ACI. Modulus
elastisitas di bongkar spesimen merayap adalah independen dari kandungan silika fume.
4. Silica fume tidak mempengaruhi total penyusutan; Namun, sebagai proporsi silica fume
meningkat, penyusutan autogenous beton kekuatan tinggi meningkat dan susut
pengeringan yang menurun.
5. Total merayap dan merayap dasar yang sama, dan menurun tingkat penggantian asap
silika meningkat. Akibatnya, pengeringan merayap diabaikan dalam kekuatan tinggi
spesimen beton diselidiki di sini; oleh karena itu, tidak ada interaksi antara susut dan
rangkak, juga spesimen ukuran dan kelembaban relatif dari atmosfer tidak berpengaruh
pada merayap. Efek umum silica fume inklusi adalah untuk mengurangi gerakan
kelembaban. Pada ulang pembasahan beton kering menggunakan spesimen memiliki
menjalani susut dan rangkak, pembasahan menyebabkan lebih pembengkakan pada
spesimen merayap dari dalam spesimen penyusutan. Merintis ini menunjukkan bahwa air
tidak memainkan peran yang signifikan dalam mekanisme creep.. (Mazloom, et al., 2004)