Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
Lembar Pengesahan
BAB I. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
3. PENGERTIAN
5. Implementasi
6. Pelaksanaan
7. Penanggung Jawab
dan pasien membuat hubungan antara keduanya mengandung konfliklaten. Konsep yang
harus diiingat seorang dokter dalam hubungan yang kompleks ini yaitu untuk selalu
membangun emphaty (Hippocrates 400 SM). Seorang dokter adalah seseorang yang karena
Tindakan pembedahan (surgery) adalah suatu interaksi atau hubungan yang sangat
khusus antara dokter atau provider kesehatan (team work) dengan pasien dan keluarganya,
dalam upaya menyelamatkan dan atau meningkatkan kualitas hidup pasien, dimana
Penggunaan anestesi, sedasi dan intervensi bedah merupakan proses yang komplek dan
sering dijumpai di rumah sakit. Penggunaan tersebut membutuhkan asesmen lengkap dan
secara terus menerus dan transfer berdasarkan kriteria tertentu untuk perawatan lanjutan,
Anestesi dan sedasi umumnya dipandang sebagai sebuah rangkaian proses mulai
dari sedasi minimal hingga anestesi penuh. Karena respons pasien berubah ubah sepanjang
Menurut WHO 2009, diseluruh dunia dan hampir setiap tahun kompilkasi operasi 3 16 %
dan kematian pasca operasi 0,4 0,8 % dan dapat diartikan bahwa 7 juta penderita yang
salah satu syarat yang harus diterapkan di semua rumah sakit dan akan di evaluasi melalui
akreditasi oleh komisi akreditasi rumah sakit. Pasien Safety adalah suatu sistem dimana
Rumah Sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih aman. Upaya upaya peningkatan pasien
di kamar bedah menggunakan selembar formulir surgery safety checklist sebagai alat
komunikasi atau system informasi yang merupakan program WHO yang diharapkan dapat
Program Keselamatan Pasien safe surgery saves lifes sebagai bagian dari upaya
WHO untuk mengurangi jumlah kematian bedah di seluruh dunia. Tujuan dari program ini
adalah untuk memanfaatkan komitmen dan kemauan klinis untuk mengatasi isu-isu
memadai, mencegah infeksi bedah dan komunikasi yang buruk di antara anggota tim. Untuk
membantu tim bedah dalam mengurangi jumlah kejadian ini, WHO menghasilkan
rancangan berupa checklist keselamatan pasien di kamar bedah sebagai media informasi
yang dapat membina komunikasi yang lebih baik dan kerjasama antara disiplin klinis.
2. TUJUAN
Tujuan program Safe Surgery Saves Lives adalah menciptakan perilaku tim
a. Tim pembedahan dipastikan melakukan pembedahan pada tepat penderita dan tepat
lokasi.
b. Tim pembedahan dipastikan melakukan metode anestesi yang mencegah rasa sakit
bagi penderita.
c. Tim pembedahan telah mengenali dan melakukan persiapan yang efektif dalam
terjadinya reaksi alergi maupun efek samping obat yang berat, yang potensial terjadi
pada pasien.
f. Tim pembedahan secara konsisten menerapkan metode aseptik, guna mencegah
g. Tim pembedahan selalu menghindari terjadinya ketertinggalan alat atau benda habis
h. Tim pembedahan selalu menjaga dan melakukan identifikasi yang tepat terhadap
i. Tim selalu melakukan komunikasi dan pertukaran informasi yang penting dalam
j. Rumah sakit dan public health system selalu secara rutin melakukan surveylance
terhadap kapasitas, volume dan hasil serta komplikasi dari pembedahan dan anestesi
3. PENGERTIAN
Pengertian dari Safe Surgery saves Lives ( S3L ) adalah suatu program dalam upaya
3.4 Mekanisme jaminan kualitas dan perawatan pembedahan (surgical care and quality
assurance mechanism).
b. Tingginya angka infeksi luka operasi, sering hanya diakibatkan penggunaaan dan
c. Penggunaan alat monitoring tanda vital yang tidak standar selama operasi, terbukti
Identifikasi penderita.
Identifikasi tempat operasi.
Ketepatan radiodiagnostik.
masalah) hindari :
4.1 Sosialisasi dan promosi : Surgical safety adalah masalah kesehatan yang serius dan
4.2 Budayakan penggunaan checklist : Sebagai standar kendali mutu pembedahan dalam
4.3 Surgical anesthesa vital statistic : Monitoring dan pendataan penting dalam identifikasi
masalah patient safety dan upaya pemecahannya serta penyusunan program selanjutnya.
5. Implementasi.
Diperlukan metode yang sederhana, praktis dan mudah dikerjakan dan tidak menganggu
proses pembedahan dan anestesi serta dapat menjamin safe surgerydan safe anesthesia
Metode yang digunakan adalah Surgical safety checklist. Metode yang digunakan untuk
6. Pelaksanaan
bertanggung jawab untuk memeriksa checklist. Koordinator biasanya seorang perawat atau
dokter atau profesional kesehatan lainnya yang terlibat dalam operasi. Ada 3 periode
terpenting :
a. Sign in merupakan verifikasi pertama sesaat pasien tiba di ruang terima atau ruang
persiapan.
identitas, hasil pengukuran vital sign terakhir, kelengkapan dokumen termasuk surat
c. Riwayat alergi
a. Verifikasi dilaksanakan ketika pasien sudah siap di atas meja operasi, sudah dalam
keadaan terbius, dimana team anasthesi dalam keadaan siaga dan team bedah telah
b. Scrub nurse yg memberikan kode untuk dilakukan time out. Sirkulator membacakan
c. Team bedah kembali mengkonfirmasi tentang pasien, lokasi insisi pada tubuh
d. Di sisi lain perawat bedah diwajibkan untuk menyatakan kesiapan alat / instrumen,
e. Pada kesempatan ini diungkapkan juga mengenai obat antibiotika profilaksis yang
telah diberikan beserta hasil pemeriksaan penunjang seperti x-ray dan lain-lain yang
a. Scrub nurse yang akan memberikan kode untuk dilakukan sign out.
c. Hitungan jumlah instrumen, jarum dan kasa secara benar, disaksikan oleh perawat
d. Pemberian label sesuai identitas pasien pada jaringan yang telah diangkat dari tubuh
e. Dokter bedah sebagai operator beserta dokter anasthesi menyampaikan hal-hal yang
perlu diperhatikan pada masa pemulihan pasien dan perawatan pasca operasi
selanjutnya.
7. Penanggung Jawab
Periode sebelum induksi adalah : perawat anestesi dan bedah dibantu ahli anestesi
Sebelum insisi adalah : operator ahli bedah, perawat bedah dan ahli anestesi
Sebelum keluar dari kamar operasi adalah : perawat bedah, ahli bedah dan anestesi
BAB III
DOKUMENTASI
Surgical Safety Checklist Sign In, Time Out dan Sign Out Patient Safety Halaman 2/2
Dilakukan sebelum induksi anestesi, dihadiri minimal oleh perawat & ahli Dilakukan sebelum insisi, dihadiri minimal oleh perawat, ahli anestesi, Dilakukan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi, dihadiri oleh perawat, ahli anestesi,
anestesi operator operator
1. Pasien telah dikonfirmasi meliputi : 1. Sebutkan nama dan peran masing-masing seluruh
1. Konfirmasi secara verbal tentang nama prosedur / tindakan :
anggota tim
1) Identitas dan gelang pasien 2. Konfirmasi meliputi : 2. Jumlah instrument, sponge, jarum sesuai ?
4. Pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi Bidang Bedah 4. Adakah masalah dengan peralatan selama operasi
1) Apakah kemungkinan timbul kesulitan dalam 5. Oleh Ahli Bedah, Ahli Anesthesi dan Perawat :
Ya Tidak operasi ? Pesan khusus dari dokter bedah, dokter anestesi dan perawatan untuk perawatan di RR :
Apakah tindakan antisipasi telah disiapkan?
..............................................................................................................................................................................
5. Apakah pasien mempunyai riwayat alergi 2) Berapa estimasi lama operasi = ..............jam
..........................................................................................
6. Kesulitan bernafas / risiko aspirasi? Tersediakah
3) Perkiraan kehilangan darah ............ cc
peralatan / bantuan
8. Dua akses intravena / akses sentral dan rencana terapi Adakah masalah khusus pada pasien ini dan Dokter Operator Dokter Anestesi
Bidang Keperawatan
PENUTUP
Pelayanan bedah dan anestesi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari pelayanan
kesehatan yang berkembang dengan cepat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan
Instalasi kamar operasi merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit khususnya
dalam bidang pembedahan, oleh karena itu pemakaian daftar/checklist keselamatan pasien
operasi harus dilaksanakan dalam setiap tindakan operasi yang akan dilakukan.
Dalam perkembangan pelayanan kesehatan yang dari hari ke hari semakin maju, maka
pelayanan pasien yang dilakukan harus tersusun dengan rapi untuk mengetahui riwayat dari
Panduan ini dibuat bertujuan untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelayanan