You are on page 1of 22

TUMBUHAN TINGGI

Tanaman obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari
tumbuhan yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Tanaman obat tradisional seringkali juga disebut dengan istilah Toga. Tanaman
obat keluarga pada hakikatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang
yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka
memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan Tanaman obat keluarga merupakan beberapa
jenis tanaman obat pilihan yang ditanam di pekarangan rumah atau lingkungan sekitar rumah.

Tanaman obat-obatan tradisional adalah tanaman yang dapat dipergunakan sebagai obat,
baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tanaman tersebut dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk diramu dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Pada
umumnya yang dimaksud dengan obat tradisional adalah ramuan dari tumbutumbuhan yang
berkhasiat obat. Tumbuhan obat adalah salah satu bahan utama produk-produk jamu, hal ini
seperti yang dikemukakan Kartasapoetra (1992 :3) menyatakan bahwa: tanaman obat adalah
bahan yang berasal dari tanaman yang masih sederhana, murni, belum tercampur atau belum
diolah. Maksudnya yaitu tanaman tinggal dipetik dan diracik, kemudian langsung dikonsumsi.
Sedangkan Siswanto (1997:3) menyebutkan tumbuhan obat adalah tanaman atau bagian tanaman
yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu, tanaman atau bagian tanaman yang
digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat. Maksudnya yaitu tanaman obat tradisional
digunakan sebagai bahan untuk membuat obat (bahan dasar yang untuk membuat obat).

Adapun pengertian lain tanaman obat tradisional menurut Departemen Kesehatan RI


mendefenisikan tanaman obat Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.
149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu :

a) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau jamu;
b) Tanaman atau bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan pemula bahan baku obat;
c) Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tanaman tersebut digunakan
sebagai obat.

1
Pengertian tanaman tradisional pada umumnya juga disebut apotek hidup, yaitu keluarga
memanfaatkan sebagian tanah untuk ditanami tanaman obat-obatan untuk keperluan sehari-hari.
Umum diketahui, bahwa banyak obat-obatan tradisional yang dapat digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit. Tanaman obat tradisional umumnya lebih aman karena bersifat alami dan
memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan obat-obat buatan pabrik. Itulah sebabnya
sebagian orang lebih senang mengkonsumsi obat-obat tradisional. Selain itu tanaman obat
tradisional umumnya lebih kuat menghadapi berbagai penyakit tanaman karena memiliki
kandungan zat alami untuk mengatasinya.

Tanaman obat tradisional yang lebih populer disebut jamu merupakan kebutuhan pokok
dalam memenuhi tuntutan kesehatan di samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa sebagian
besar masyarakat di Indonesia terutama yang ada di desa-desa menggunakan jamu sebagai
penyembuhan dan perawatan kesehatanya bukan suatu hal yang asing lagi. Hal disebabkan
karena jamu merupakan warisan nenek moyang yang sejak dahulu kala telah menggunakan jamu
untuk perawatan dan pengobatan. Di samping itu juga bahan-bahan untuk pembuatan jamu
relatif mudah diperoleh di lingkungan sekitar (Nugroho, 1995 : 41). Hal inilah yang dijumpai di
daerah Gugus Melati Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo, banyak ditemukan tanaman
obat tradisional di lingkungan sekitar, contohnya : jahe, kencur, kunyit, mrica, kemukus, lidah
buaya, daun sirih, daun jambu biji, mahkota dewa, jeruk nipis, asam jawa, dan masih banyak
contoh yang lainnya.

Pengobatan dengan tanaman tradisional merupakan bagian dari sistem budaya masyarakat
yang potensi manfaatnya sangat besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Pengobatan
tradisional merupakan manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan
problematika kesehatan dan telah diakui peranannya oleh berbagai bangsa dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat (Nurwidodo, 2003 : 24). Pengertian tersebut sangat tepat sekali
dengan apa yang peneliti jumpai di masyarakat. Penggunaan obat tradisional sudah membudaya
di masyarakat. Sebagian besar masyarakat cukup menguasai cara meraciknya. Manfaat
penggunaan obat tersebut sangat besar, dengan keadaan ekonomi masyarakat, adanya
penggunaan obat tradisional ini akan menghemat biaya kehidupan.

2
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian tanaman obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Tanaman obat tradisional
seringkali juga disebut dengan istilah Toga. Tanaman obat keluarga merupakan tanaman pada
sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman tradisional yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan.

TARUM

1. Nama
Nama ilmiah : Indigofera tinctora Auct. atau Indigofera sumatrana Gaertn
Nama daerah : tom jawa, brendel (Jawa), tarum (Sunda)
Nama asing :-

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceace
Genus : Indigofera
Spesies : I. Tinctoria

3
3. Uraian Tumbuhan
Tarum dari bahasa Sunda, nila atau indigo (Indigofera, suku [olong-polongan atau
Fabaceae. Merupakan tumbuhan penghasil warna biru alami. Orang Jawa menyebutnya
sebagai tom. Penggunaan zat pewarna pakaian ini terutama dilakukan dalam pembuatan batik
atau tenun ikat tradisional dari Nusantara. Zat pewarna indigo, sebagai produk dari tumbuhan
ini, juga merupakan komoditi dagang yang penting.
Tarum digunakan untuk berbagai jenis tumbuhan penghasil warna biru, kebanyakan
dari marga Indigofera. Tarum yang sejati adalah I. tinctoria. Warna biru indigo diperoleh dari
rendaman daun (dalam jumlah banyak). Akar tarum atau tarum areuy yang juga sering
dipakai orang adalah Marsdenia tinctoria.
Warna biru dihasilkan dari perendaman daun selama semalaman. Setelah semalaman akan
terbentuk lapisan di atas yang berwarna hijau atau biru. Cairan ini lalu direbus, lalu dijemur
hingga kering.
Tumbuhan ini sangat baik karena menyuburkan tanah dan dapat manahan erosi.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Tarum kaya kandungan kimia seperti alkaloid, flavonoid, polifenol dan saponin pada
daun. Senyawa saponin dan tanin terdapat pada bunga. Anggota famili Fabaceae itu bersifat
antisipilis dan antelmintik.

5. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji dan setek batang. Pemeliharaan tanaman ini mudah
antara lain membutuhkan cukup air dengan penyiraman atau menjaga kelembapan tanah dan
pemupukan, terutama pupuk dasar.

6. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun tanaman segar atau kering berkhasiat mengatasi beragam berikut ini :
1. Rajasinga atau sipifis
Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gelas air sampai
mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum ramuan sekaligus.
2. Cacingan, epilepsi, dan mengurangi depresi
Cuci bersih daun tarum secukupnya. Rebus daun dalam 3 gel,as air sampai
mendidih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum ramuan sekaligus.

4
LAMPES
Sinonim : Acimi sancti Folium

1. Nama
Nama ilmiah : Ocimum sanctum L.
Nama daerah : lampes (Jawa Tengah), lampes (Sunda), kemanghi (Madura), uku-uku
(Bali), lufe-lufe (Ternate).
Nama asing : -

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum sanctum L.

5
3. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Lampes memiliki rasa agak pahit dan bersifat dingin. Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam daun lampes diantaranya minyak asiri, saponin, flavonoid dan tannin.
Sementara bijinya mengandung saponin, flavonoid dan polifenaol. Efek farmakologis lampes
diantaranya untuk diaforetikum.

4. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan lampes dengan menggunakan biji. Biji dirawat dengan
disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan dipupuk dengan pupuk organik.
Tumbuhan ini memerlukan tempat yang terbuka atau sedikit terlindung.

5. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Lampes dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut.

1. Peluruh air susu ibu (ASI)


Cuci bersih 25 g daun lampes segar, lalu makan sebagai lalap setiap hari.
2. Rematik
Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu saring air jusnya
dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan dosis sama.
3. Sariawan
Lumatkan daun lampes, lalu tempelkan atau peras airnya terlebih dahulu sebelum
ditempelkan di bagian yang sakit.

4. Tegang saraf
Cuci 25 g daun lampes, lalu blender. Tambahkan sedikit cuka, lalu saring air jusnya
dan minum. Lakukan pengobatan dua kali sehari dengan dosis sama.

6
KATUK
Sinonim : Sauropaus albicus Wight

1. Nama
Nama Ilmiah : Sauropaus androginus (L.) Merr.
Nama Daerah : memata, mata-mata, cekop manis, simasi (Sumatera); katu, babing,
katukan (Jawa); dan kerakur (Madura).
Nama Asing : -

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynus (L.) Merr.

7
3. Uraian Tumbuhan
Sosok tanaman katuk berupa perdu yang tumbuh menahun karena berkesan ramping,
katuk sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai tanam pagar. Tinggi tanaman sekitar
1 -2 m. Batangnya tumbuh tegak. Saat masih muda, batang berwarna hijau. Setelah tua,
warna batang menjadi kelabu keputihan. Batang berkayu dengan percabangannya jarang.
Daunnya merupakan daun majemuk yang berjumlah genap. Bunganya berbentuk unik dan
berwarna putih semu kemerahan. Kelopaknya keras, buahnya berbentuk bulat, berukuran
kecil, seperti kancing dan berwarna putih. Bijinya beruang empat.
Tanaman tumbuh di dataran rendah hingga 1.200 m dpl. Katuk menyukai tempat
terbuka atau sedikit terlindung dengan struktur tanah yang ringan. Tanaman ini banyak
ditanam di kebun, ladang atau pekarangan.

NONA MAKAN SIRIH


Sinonim : Clerodendrum thomsonae Balf.F

1. Nama
Nama ilmiah : Clerodendrum thomsonae Balf.F.
Nama daerah : nona makan sirih (Sunda)
Nama asing : glory bower (Inggris), long tu zhu (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

8
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Cleorodendrum
Spesies : Clerodendrum thomsonae Balf.F.

3. Uraian Tumbuhan
Tanaman ini biasa di tanam sebagai tanaman hias di halaman atau di taman-taman,
dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1,000 m dpl. Asalnya dari Afrika tropis, dapat
ditanam di pot atau di tanah, menyukai lokasi yang sedikit terlindung atau terkena matahari
penuh untuk berbunga bagus. Perdu memanjat atau merambat, tinggi 2-5 m. Tanaman ini
mempunyai ranting muda yang bentuknya persegi empat. Daun tunggal, bertangkai,
bentuknya bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi rata. Bunga keluar dari ujung ranting
atau ketiak daun, dalam rangkaian yang bersifat rasemos, warnanya merah berseludang putih
kekuningan, buah bulat warnanya hijau dengan 2-4 biji, bila masak warnanya coklat hitam.
Perbanyakan dengan biji, stek atau pemecahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Bahan kimia yang terkandung dalam nona makan sirih masih belum banyak
diketahui. Sementara efek farmakologis nona makan sirih di antaranya menghilangkan pangs
dan racun (toksin).

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan tumbuhan nona makan sirih dengan menggunakan setek batang. Nona
makan sirih dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, dan
dipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun nona makan sirih dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit berikut :
1. Radang kronis selaput gendang telinga (pada anak-anak)

9
Cuci bersih 10-15 g daun nona makan sirih, lalu rebus dengan 3 gelas air hingga
tersisa 1 gelas. Saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari masing-masing 1/2
gelas.
2. Kencing batu dan pelancar air seni
Cuci bersih 15 g daun nona makan sirih segar, lalu rebus dengan 3 gelas air selama
15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan, lalu bagi dug untuk diminum 2 kali pada
waktu pagi dan sore hari.

KETEPENG CINA
Sinonim : Smilax macrocarpa B1.

Ketepeng cina (Senna alata) adalah perdu yang tumbuh tegak yang berasal Amerika
tropis yang masuk suku johar-joharan. Di Indonesia, tumbuhan ini dikenal dengan sebutan daun
kupang, daun kurap, ketepeng, kupang-kupang, gelenggang (Melayu), Gelinggang (Paser),
ura'kap (Busang), ketepang badak, ki manila (Sunda), ketepeng kebo, ketepeng cina (Jawa),
acon-aconan (Madura), saya mara, haya mara (Halamahera Utara), tabankun (Tidore) dan
kupang-kupang (Ternate).

1. Nama
Nama ilmiah : Cassida alata L.
Nama daerah : daun kupang (Melayu), ki manila (Sunda), ketepeng cina (Jawa
Tengah), acong-acong (Madura), tabakum (Tidore),kupang-kupang
(Ternate).

10
Nama asing : seven golden candlestick (Inggris), dui ye dou (Cina) .

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata L.

3. Uraian Tumbuhan
Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh
secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara sebagai
perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau sering disebut sebagai ketepeng
kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya
berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga
ketepeng cina mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung
kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan
pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian
1400 meter di atas permukaan laut.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Ketepeng cina memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam tanaman ini diantaranya tannin, rein aloe-emodina, rein aloe-
emodina-diantron, rein aloe-emodina, dan asam krisofanat.

11
Efek farmakologis yang dimiliki olehketepeng cina diantaranya sebagai pencahar,
obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit
kulit.
5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan
Perbanyakan ketepeng cina dapat dilakukan dengan biji. Ketepeng cina dirawat
dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya d an dipupuk dengan pupuk
organik.
6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya
Daun ketepeng cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit
sebagai berikut :
1. Cacing kremi pada anak
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina, asam secukupnya (untuk menghilangkan
bau), dan 2 sendok teh bubuk akar kelembak (Rheum officinale Baill) dalam 2 gelas
air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring hasil rebusan, lalu minum saat masih hangat.
2. Panu, kurap dan eksim
Lumatkan satu genggam daun ketepeng cina segar, lalu tambahkan sedikit
tawas (atau 1 sendok makan kapur sirih). Gosokkan campuran ini dengan kuat pada
kulit yang sakit dua kali sehari.
3. Sariawan
Cuci bersih 4 lembar daun ketepeng cina, lalu kunyah dengan garam
secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit. Air daun ketepeng
cina ditelan, sedangkan ampasnya dibuang.
4. Sembelit
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina muda segar dengan 2 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusan sekaligus.

12
SISIK NAGA
Sinonim : Drymoglossum heterophyllum C. Chr.

1. Nama
Nama ilmiah : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.
Nama daerah : picisan, sisik naga, sakat ribu-ribu (Sumatera), pakis duwitan (Jawa),
paku duduwitan (sunda)
Nama asing : dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (Belanda) bao shu lian (Cina)

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi : Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas : Pteridopsida
Sub Kelas : Polypoditae
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum pilosellloides (L.) Presl.

3. Uraian Tumbuhan
Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia Tropik, merupakan tumbuhan
epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain) tetapi bukan parasit karena dapat
membuat makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan tumbuh lair di hutan, di ladang, dan

13
tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai
ketinggian 1000 m dpl.
Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, merayap,
bersisik, panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh
dengan jarak yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau
jorong memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan
daun tua gundul dan berambut jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau kecoklatan.
Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau
duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm.
Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam
picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora
dan pemisahan akar.

4. Kandungan Kimia dan Efek farmakologis


Sisik naga mengandung saponin, polifenal, minyak asiri, triterpen/sterol, fenol,
plavonoid, gula dan tannin. Tanaman ini bersifat manis, tawar dan sejuk. Khasiatnya sebagai
antiphloogistik, antitoksik dan peluruh dahak.

5. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Seluruh tanaman sisik naga, baik segar maupun keringkan, dan digunakan untuk
mengatasi beragam penyakit sebagai berikut :

1. Radang gusi
Cuci bersih 5 lembar daun sisik naga, lalu kunyah. Biarkan sisi naga yang
dikunyah agak lama di atas gusi yang meradang, lalu buang ampasnya. Ulangi
pengobatan 3 kali sehari dengan dosis yang sama.
2. Sariawan
Ambil 15 gram daun segar. Cuci bersih, lalu rebus daun dengan 3 gelas air hingga
airnya tersisa 2 gelas. Gunakan air rebusan itu untuk kumur-kumur.

3. Pendarahan
Cuci hingga bersih 30 gram daun, kemudian giling hingga halus. Peras daun lumat
tersebut, lalu minum air perasan itu sekaligus. Lakukan pengobatan 3 kali sehari dengan
dosis yang sama sampai sembuh.
4. Rematik pada jaringan lunak
Cuci bersih 30 gram daun sisik naga segar. Rebus daun dalam 3 gelas air hingga
airnya tersisa 1 gelas. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-masing1/2 gelas.

14
TEH

1. Nama
Nama ilmiah : camellia sinensis (L.) O. Kuntze
Nama daerah : pokok teh (Melayu), enteh (Sunda)
Nama asing : pu erch cha (Cina), tea (Inggris)

2. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Teh kaya kandungan kimia seperti kafein 2-3%, theobromin, theofilin, tanin, xantin,
adenine, minyak asiri, kuersetin, naringenin, dan natural fluoride. Tanin mengandung zat
epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Polifenol,
protein, karbohidrat, kafein, serat, dan pektin terdapat pada daun teh. Biji mengandung
saponin yang beracun dan mengandung minyak.
Anggota famili Theaceae itu bersifat dingin dan agak sepet. Khasiat daun teh untuk
sakit kepala, diare, penyubur dan penghitam rambut, kolesterol daun trigliserida darah tinggi,
kencing manis, penyamak, antitoksik, mengurangi terbentuknya karang gigi, serta infeksi
saluran cerna.

3. Cara Budi Daya


Perbanyakan tanaman dengan biji. Pemeliharaan tanaman relatif mudah, perlu cukup
air dengan cara penyiraman teratur untuk menjaga kelembapan. Berikan pupuk secara
berkala. Teh menghendaki tempat terbuka atau sedikit terlindungi.

4. Bagian Tanaman yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat adalah daun segar atau kering yang
berkhasiat untuk mengatasi berbagai penyakit :
1. Keracunan logam berat atau alkaloida
Petik pucuk daun, lalu gulung dan fermentasikan. Minum teh hasil fermentasi.
2. Beruban

15
Cuci rambut dengan air teh untuk menghambat tumbuhnya uban.
3. kanker lambung dan kerongkongan
minum seduhan daun teh secara teratur.

KEJI BELING
Sinonim : Sericocalyx crispus (L.) Bremek

1. Nama
Nama ilmiah : Strobilanthes crispus BI.
Nama daerah : daun picah beling (Jakarta); daun keji beling, enyoh kelo (Jawa
Tengah).
Nama asing : fenugreek.

2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae

16
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispus BI.
3. Uraian Tumbuhan
Keji beling tumbuh liar di hutan, tepi sungai, tebing-tebing dan sering ditanam
sebagai tanaman pagar di pekarangan atau taman. Tanaman ini terdapat dari Madagaskar
sampai Indonesia, yang tumbuh pada ketinggian 50 m sampai 1.200 m dpl.
Tumbuhan semak ini memiliki tinggi 0,5 1 m. Batang beruas, berbentuk bulat
bercabang-cabang, berambut kasar dan berwarna hijau. Percabangan yang menyentuh tanah
akan keluar akar sehingga bisa dipisahkan dari tanaman induk. Daun tunggal, bertangkai
pendek dengan letak berhadapan. Helaian daun lanset memanjang atau hampir jurung, tepi
bergeligi atau beringgit, ujung meruncing, pangkal runcing, kedua permukaan kasar,
pertulangan menyirip, panjang 9 18 cm, lebar 3 8 cm dan berwarna hijau. Perbungaan
majemuk, berkumpul dalam bulir padat, mahkota bunga berbentuk corong, terbagi 5, panjang
1,5 2 cm, berambut dan berwarna kuning. Buah berbentuk gelondong, berisi 2 4 biji. Biji
bulat, pipih, kecil-kecil berwarna coklat.
Perbanyakan dengan biji, stek batang atau cabang yang cukup Na.

4. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Bahan kimia yang terkandung dalam keji beling di antaranya kalium dengan kadar
tinggi, natrium, kalsium, asam silikat, dan beberapa senyawa ya. Efek farmakologis keji
beling di antaranya peluruh kencing (diuretic) pencahar.

5. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan keji beling dapat dilakukan dengan setek batang. Kejidirawat dengan
disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya, Lipupuk dengan pupuk organik.

6. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan manfaatannya


Daun keji beling dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai
berikut :
1. Batu ginjal

17
Cuci 50 g daun keji beling, 7 batang meniran segar, dan 7 lembar daun sampai
bersih, lalu rebus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas. Setelah dingin,
saring air rebusan dan minum tiga kali sehari masing-masing 2/3 gelas.
Cara lainnya, cuci 5 lembar daun keji beling, 5 lembar daun tempuyung dan 6
buah tongkol jagung, lalu rebus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas.
Setelah dingin, Baring air rebusan dan minum tiga kali sehari masing-masing
gelas. Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang.
2. Batu kandung empedu
Cuci 5lembar daun keji beling segar, 7 lembar daun ungu segar bersih, lalu
rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Air rebusan diminum seperti teh.
3. Batu kandung kencing
Cuci segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda, lalu rebus
dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin, saring air rebusan dan
minum pada pagi dan sore hari masing-masing gelas.
4. Kencing kurang lancar
Cuci 25 g daun keji beling segar sampai bersih kemudian direbus dengan 2
gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring air rebusan lalu minum sekaligus.
Lakukan pada pagi atau siang hari.
5. Kencing manis
Rebus 40 g daun keji beling segar, dengan 6 gelas air sampai air tersisa 3 gelas
(untuk 3 hari). Setelah dingin, saring air rebusan dan minum tiga kali masing-masing
1 gelas sehari.
6. Sembelit
Cuci setengah genggam daun keji beling segar sampai bersih, lalu rebus dengan
2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusan dan minum dua
kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

18
KETEPENG CINA
Sinonim : Smilax macrocarpa B1.

7. Nama
Nama ilmiah : Cassida alata L.
Nama daerah : daun kupang (Melayu), ki manila (Sunda), ketepeng cina (Jawa
Tengah), acong-acong (Madura), tabakum (Tidore),kupang-kupang
(Ternate).
Nama asing : seven golden candlestick (Inggris), dui ye dou (Cina) .

8. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

19
Genus : Cassia
Spesies : Cassia alata L.

9. Uraian Tumbuhan
Ketepeng cina (Cassia alata) merupakan jenis perdu yang besar dan banyak tumbuh
secara liar di tempat-tempat yang lembab. Kini tumbuhan ini sering dipelihara sebagai
perindang halaman rumah/gedung. Ketepeng Cina atau sering disebut sebagai ketepeng
kerbau mempunyai ukuran daun besar-besar dengan bentuk bulat telur yang letaknya
berhadap-hadapan satu sama lain dan terurai lewat ranting daun (bersirip genap). Bunga
ketepeng cina mempunyai mahkota yang pada bagian bawahnya berwarna kuning dan ujung
kuncup pada tandan berwarna coklat muda. Buahnya berupa buah polong yang bersayap dan
pipih berwarna hitam. Ketepeng Cina tumbuh subur pada dataran rendah sampai ketinggian
1400 meter di atas permukaan laut.

10. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Ketepeng cina memiliki rasa pedas dan bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang
terkandung dalam tanaman ini diantaranya tannin, rein aloe-emodina, rein aloe-
emodina-diantron, rein aloe-emodina, dan asam krisofanat.
Efek farmakologis yang dimiliki olehketepeng cina diantaranya sebagai pencahar,
obat cacing, penghilang gatal-gatal, dan obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit
kulit.

11. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan ketepeng cina dapat dilakukan dengan biji. Ketepeng cina dirawat
dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya d an dipupuk dengan pupuk
organik.

12. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun ketepeng cina dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit
sebagai berikut :
5. Cacing kremi pada anak

20
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina, asam secukupnya (untuk menghilangkan
bau), dan 2 sendok teh bubuk akar kelembak (Rheum officinale Baill) dalam 2 gelas
air sampai airnya tersisa 1 gelas. Saring hasil rebusan, lalu minum saat masih hangat.
6. Panu, kurap dan eksim
Lumatkan satu genggam daun ketepeng cina segar, lalu tambahkan sedikit
tawas (atau 1 sendok makan kapur sirih). Gosokkan campuran ini dengan kuat pada
kulit yang sakit dua kali sehari.
7. Sariawan
Cuci bersih 4 lembar daun ketepeng cina, lalu kunyah dengan garam
secukupnya (seperti mengunyah sirih) selama beberapa menit. Air daun ketepeng
cina ditelan, sedangkan ampasnya dibuang.
8. Sembelit
Rebus 7 lembar daun ketepeng cina muda segar dengan 2 gelas air sampai
tersisa 1 gelas. Minum hasil rebusan sekaligus.

Ki Tajam / Dandang Gendis


Sinonim : Clinacanthus burmani Nees

2. Nama
Nama ilmiah : Clinacanthus nutans Lindau.
Nama daerah : ki tajam (Sunda), dandang gendis (Jawa), gendis (Jawa Tengah).
Nama asing : -

21
3. Klasifikasi
Famili : Achantaceae

4. Uraian Tumbuhan
Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu, tegak, beruas
dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm, lebar 4-6
mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan
di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda.
Buah kotak, bulat memanjang berwarna coklat. Bagian yang digunakan daun.

5. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis


Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ki tajam diantaranya saponin dan
polifenol. Efek farmakologis yang dimiliki oleh ki tajam diantaranya mengefektifkan fungsi
kelenjar tubuh, meningkatkan sirkulasi diuretic, antidemam dan antidiare.

6. Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan


Perbanyakan ki tajam dapat dilakukan dengan setek batang. Ki tajam dirawat dengan
disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan dipupuk dengan pupuk organik.
Tumbuhan ini memerlukan cukup sinar matahari.

7. Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya


Daun segar ki tajam dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai
berikut :
1. Disentri
Rebus segenggam daun segar ki tajam dalam 5 gelas air sampai tersisa 3 gelas.
Minum air rebusan tiga kali sehari masing-masing 1 gelas.
2. Kencing manis
Rebus 7 lembar (untuk sakit ringan/gejala awal) atau 21 lembar (untuk sakit berat)
daun segar ki tajam dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, minum air
rebusan dua kali sehari.

22

You might also like