You are on page 1of 6

PERAN ANTIOKSIDAN FLAVONOID DALAM

MENINGKATKAN KESEHATAN

Kristina Simanjuntak
Program Studi Kedokteran Umum, FK UPN Veteran Jakarta
Jl R.S. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan 12450
Telp 021 7656971

Abstract

Flavonoids occur naturally in fruit, grains, vegetables and beverages such as tea and wine.
Main group of flavonoids into antioxidants activity are molecular structur flavones, flavanones,
catechins and anthocyanins. Flavonoids can directly scavenge of oxygen derived free radicals as
superoxides and peroxynitrite. Epicatechin and rutin are also powerfull radical scavengers The
scavenging ability of group rutin may be due to its inhibitory activity on the enzyme xanthin oxidase.
An important of flavonoid adding in food because they have to caracteristic antiatheroscelorotic,
antithrombogenic, antiinflammatory, antitumor, antiviral and antiosteoporotic effect. Where flavonoid
adding in food may be schavenging from free radical attack.

Key Words: Flavonoid, free radical, antioxidant, health

PENDAHULUAN Sifat reaktif dari radikal bebas disebabkan karena


Studi epidemiologi menunjukkan ada kaitan senyawa tersebut mengandung elektron yang tidak
erat antara status kesehatan dan usia harapan hidup berpasangan pada orbit luarnya. Radikal bebas
manusia dengan pola konsumsinya. Masyarakat di dihasilkan dari metabolism xantin oksidase
daerah yang banyak mengkonsumsi protein, lemak, menghasilkan raadikal superoksida anion, hidrogen
gula dan garam ternyata, lebih banyak menderita peroksida. Radikal bebas oksigen lainnya dan sumber
penyakit-penyakit degeneratif dibandingkan radikal bebas dari luar tubuh berupa asap rokok dan
masyarakat di wilayah yang banyak mengkonsumsi radiasi akan berpengaruh buruk bagi kesehatan..
karbohidrat, serat dan vitamin.Mengubah pola hidup Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas
seperti negara dengan mayoritas penduduk berusia dengan sistem antioksidan (baik endogen maupun
panjang seperti Jepang, dengan memilin konsumsi eksogen) akan menyebabkan stres oksidatif sel,
makanan yang kaya akan kacang-kacangan, sayur sehingga terbentuknya penyakit degeneratif seperti
dan buah serta kebiasaan minum teh hijau, salah satu kardiovaskuler, stroke, diabetes, penyakit Parkinsons
faktor pencegahan penyakit. Masyarakat eskimo yang dan kanker. Patogenesis timbulnya penyakit
hidupnya tidak lepas dari konsumsi ikan, jarang sekali degeneratif tersebut berlangsung sangat kompleks,
ditemukan menderita penyakit jantung. Kelompok mekanismenya belum diketahui dengan jelas.
mayarakat yang terbiasa mengkonsumsi susu Kelompok flavonoid dalam bahan alam,
fermentasi ternyata juga mempunyai rata-rata usia tersebar banyak dalam tanaman baik pada buah, kulit
yang lebih panjang. batang, akar dan bunga. yang bekerja sebagai
Peningkatan prevalensi penyakit degeneratif antioksidan. Isovitexin ditemukan dalam kulit padi,
di Indonesia, memotivasi para peneliti pangan dan bersama dengan zat antioksidan kelompok
gizi Indonesia untuk mengeksplorasi senyawa- fenilpropana dan asam kafeat. Bahan alam flavonoid
senyawa antioksidan yang berasal dari sumber alami. berpotensi untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Bahan yang berasal dari alam mempunyai sistem Produk fermentasi tempe yang dikenal dengan
pertahanan biologi sebagai implikasi kehidupan trihidroksi isoflavon mempunyai aktivitas antioksidan.
aerobik. Bahan alam seperti flavonoid, mempunyai Pengaruh yang penting dari flavonoid adalah
antioksidan yang banyak ditemukan di kacang- membersihkan radikal bebas. Penelitian in vitro
kacangan, sayur, buah serta minuman teh hijau. menunjukkan bahwa flavonoid dapat bekerja dalam
Antioksidan mempunyai kemampuan untuk meredam proses antiinflamasi, antialergi, antivirus dan
radikal bebas, pemecah peroksida, penangkap oksigen antikarsinogenik.
singlet dan kerja sinergis. Sumber Flavonoid (Fenolat)
Radikal bebas bersifat reaktif sehingga mudah Albert Szent-Gyorgyi (1937) menemukan
bereaksi dengan molekul lain untuk mencapai stabil. senyawa flavonoid. Senyawa tersebut diisolasi dari

Peran Antioksidan Flavonoid........ (Kristina Simanjuntak) - 135

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


jeruk yang diberi namanya vitamin P, Flavonoid Sumber radikal bebas
merupakan senyawa fenolat dengan berat molekul Oksigen untuk metabolisme aerobik digunakan
rendah. Senyawa-senyawa yang dalam molekulnya sekitar 95-98 %, sisanya 2-5 % akan berubah menjadi
mengandung fenol umumnya ditemukan di alam radikal bebas endogen. Sumber radikal bebas yang
dalam bentuk glikosilasi. Tanaman yang mengandung lain berasal dari lingkungan berupa asap rokok, bahan
fenolat dapat menghambat peroksidasi lipid dan kimia karsinogen dan radiasi. Radikal bebas
proses lipooksigenasi in vitro. Vitamin C dan vitamin merupakan molekul yang memiliki elektron yang
E merupakan senyawa fenolat, dapat menjadi tidak berpasangan pada orbit luarnya sehingga bersifat
prooksidan bila terdapat logam-logam transisi. tidak stabil dan reaktif. Sifat tersebut akan
Flavonoid merupakan turunan dari 2- memudahkan radikal bebas untuk bereaksi dengan
fenilbenzopiren yang mengandung 3 cincin (A,B,C). molekul lain untuk mencapai stabil. (Halliwel B.
Struktur dasar ini merupakan 2 cincin benzena (A Gutteridge JMC, 1999 ; Valko. 2006)
dan B) yang dihubungkan dengan cincin heterosiklik Jenis-jenis radikal bebas yang dihasilkan oleh
piran di tengah (C) (gambar 1). Flavonoid dibagi tubuh dan radikal bebas dari lingkungan berupa: (1)
dalam sub kelas misalnya flavonol, flavon, flavonon, Reactive Oxygen Spesies (ROS) terdiri dari radikal
flavononol, isoflavon, antosianidin dan bebas; superoksida anion (O2), hidroksil (OH),
proantosianidin. Terdapat 3 subkelas utama dalam alkoksil (RO), peroksil (RO2), serta senyawa bukan
flavonoid yaitu flavonol, flavon, dan isoflavon. radikal yang berfungsi sebagai pengoksidasi atau
Pembagian ini berdasarkan ada tidaknya gugus keto senyawa yang mudah mengalami perubahan senyawa
pada posisi empat dari ikatan rangkap antara C2 dan radikal seperti hidrogen peroksida (H2O2), ozon
C3 atau gugus hidroksil pada posisi 3 di cincin C. (O3)dan HOCl, (2) Reactive Nitrogen Spesies (RNS)
terdiri dari radikal bebas : nitrooksida (NO 2 ),
peroksinitrit (ONOO), dan senyawa bukan radikal
seperti HNO2 dan N2O4 Produksi berlebih dari NO
dapat menyebabkan stroke.
Keberadaan radikal bebas dalam tubuh
merupakan suatu hal yang fisiologis, karena tubuh
akan mengimbangi dengan antioksidan endogen.
Kerusakan oksidatif sel terjadi jika jumlah antioksidan
yang dihasilkan tidak mampu mengimbangi jumlah
Gambar 1. Struktur flavonoid radikal bebas yang ada. Perlindungan sel dari
kerusakan oksidatif dapat menggunakan tambahan
Sumber-sumber makanan yang mengandung
antioksidan dari makanan berupa vitamin E, vitamin
gugus flavonoid dari beberapa senyawa ditunjukkan
A dan vitamin C yang larut air (Halliwel B. Gutteridge
dalam tabel 1:
JMC, 1999 ; Valko 2006).
Tabel 1. Sumber-sumber makanan yang mengandung Sumber radikal bebas, baik endogenus maupun
gugus flavonoid eksogenus terjadi melalui sederetan mekanisme reaksi
GUGUS SENYAWA SUMBER MAKANAN
anatara lain : pembentukan awal radikal bebas
(inisiasi), terbentuknya radikal baru (propagasi), dan
Flavon Apigenin Kulit apel
tahap terakhir (terminasi) yaitu pemusnahan atau
Krisin Berries
Kaemferol Brokoli pengubahan menjadi radikal bebas stabil dan tak
Luteolin Celery reaktif. Sumber radikal bebas endogen ini sangat
Mirisetin Fruit peels bervariasi, dapat melewati autoksidasi, oksidasi
Rutin Cranberries
Sibelin Anggur
enzimatik, fagositosis dalam respirasi, transpor
Kuersetin Luttuce, bawang, olives elektron di mitokondria, oksidasi ion-ion logam
Flavonon Fisetin Buah jeruk transisi, atau melalui iskemik.
Hesperetin Buah jeruk Autoksidasi adalah senyawa yang mengandung
Narigin
Naringenin
ikatan rangkap, hidrogen alilik, benzilik atau tersier
Taxifolin yang rentan terhadap oksidasi oleh udara. Contohnya
Katekin Katekin Anggur merah lemak yang memproduksi asam butanoat, berbau
Epikatekin The tengik setelah bereaksi dengan udara. Oksidasi
Epigalokatekin galat
Antosianin Sianidin Berries
enzimatik menghasilkan oksidan asam hipoklorit.
Delpinidin Ceri Sekitar 70-90 % konsumsi O2 oleh sel fagosit diubah
Malvidin Anggur menjadi superoksida, bersama dengan radikal OH
Pelargonidin Raspberries serta HOCl membentuk H2O2 dengan bantuan bakteri.
Peonidin Anggur merah
Petunidin Strawberi, teh
Oksigen dalam sistem transpor elektron menerima
satu elektron membentuk superoksida. Ion logam

136 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 3, Edisi April 2012, 135-140

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


transisi, yaitu Co dan Fe memfasilitasi produksi dan asam-asam organik polifungsional. Golongan
oksigen singlet dan pembentukan radikal `OH melalui flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi
reaksi Haber-Weiss: H2O2 + Fe2+ > `OH + OH- flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan
+ Fe3 +. Secara singkat, xantin oksidase selama kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi
iskemik menghasilkan superoksida dan asam urat. asam kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-
lain. Di samping penggolongan antioksidan di atas,
Sumber dan peran antioksidan ada pula senyawa lain yang dapat menggantikan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa vitamin E, yaitu flavonoid. Polcomy et. al (2001),
yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah menyatakan bahwa aktivitas antioksidan dari senyawa
proses oksidasi. Antioksidan dikelompokkan menjadi alamiah yang berasal dari tanaman seperti flavonoid
antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan enzim disebabkan adanya gugus hidroksil pada struktur
meliputi superoksida dismutase (SOD), katalase dan molekulnya. Flavonoid merupakan senyawa polifenol
glutation peroksidase (GSH.Prx). Antioksidan vitamin yang terdapat pada teh, buah-buahan, sayuran, anggur,
lebih populer sebagai antioksidan dibandingkan bir dan kecap. Aktivitas antioksidan flavonoid
enzim. Antioksidan vitamin mencakup alfa tokoferol tergantung pada struktur molekulnya terutama gugus
(vitamin E), beta karoten dan asam askorbat (vitamin prenil (CH 3 ) 2 C=CH-CH 2 -. Dalam penelitian
C). Superoksida dismutase berperan dalam melawan menunjukkan bahwa gugus prenil flavonoid
radikal bebas dalam mitokondria, sitoplasma.. Kerja dikembangkan untuk pencegahan atau terapi terhadap
SOD akan semakin aktif dengan adanya poliferon penyakit-penyakit yang diasosiasikan dengan radikal
yang diperoleh dari konsumsi teh. Katalase mengubah bebas.
hidrogen peroksida menjadi air dan mencegah
pembentukan gelembung CO 2 dalam darah.
Antioksidan glutation peroksidase (GSHPx) bekerja
dengan cara menggerakkan H2O2 dan lipid peroksida
dibantu dengan ion logam-logam transisi. Enzinm
GSHPx mengandung mineral Selenium (Se).. Sumber
Se ada pada ikan, telur, ayam, bawang putih, biji
gandum, jagung, padi, dan sayuran.. Dosis Se yang
terlalu tinggi dapat bersifat racun.Vitamin E dipercaya
sebagai sumber antioksidan yang kerjanya mencegah
lipid peroksidasi dari asam lemak tak jenuh dalam
membran sel dan membantu oksidasi vitamin A serta
mempertahankan kesuburan. Vitamin E disimpan Gambar 2. Gugus dari struktur molekul flavonoid
dalam jaringan adiposa dan dapat diperoleh dari
minyak nabati terutama minyak kecambah, gandum, Kebutuhan, Adsorbsi, Konjugasi dan
kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran hijau. Toksisitas Flavonoid
Antioksidan eksogen berupa antioksidan Kebutuhan rata-rata flavonoid setiap hari di
sintetik (antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa Nederland berkisar 23 mg/dL.Kebutuhan flavonoid
reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil selain vitamin E dan karoten, diperkirakan rata-rata
ekstraksi bahan alami). Beberapa contoh antioksidan masukan vitamin C tiga kali lebih tinggi daripada
sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk makanan asupan flavonoid. Kebutuhan rata-rata flavonoid dari
dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu beberapa negara mempunyai tingkat yang berbeda-
butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen beda, seperti negara Filandia terendah konsumsi
(BHT), propil galat, tert-butil hidoksi quinon (TBHQ) flavonoid (2,6 mg/dL), namun asupan tertinggi di
dan tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut Jepang (68,2 mg/dL) dari senyawa kuersetin dari
merupakan antioksidan alami yang telah diproduksi apel dan bawang.
secara sintetis untuk tujuan komersial. Jalur konjugasi flavonoid (katekin) mulai
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dengan konjugasi glukoronida mutan di sel usus
dari (a) senyawa antioksidan yang sudah ada dari halus. Flavonoid berikatan dengan albumin dan
satu atau dua komponen makanan, (b) senyawa ditranspor ke dalam hati, kemudian berkonjugasi
antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama dengan gugus sulfat, gugus metil atau keduanya.
proses pengolahan, (c) senyawa antioksidan yang Penambahan gugus-gugus tersebut akan menambah
diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke pembersihan sirkulasi dan juga menurunkan toksisitas.
makanan sebagai bahan tambahan pangan Beberapa lokasi yang telah diuji untuk konjugasi
Antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah kerangka flavonoid akan menghambat aktivitas enzim
senyawa fenolik atau polifenolik yang dari golongan (xantin oksidase), menambah aktivitas antioksidan
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol Banyak kontrofersi tentang sifat-sifat toksik

Peran Antioksidan Flavonoid........ (Kristina Simanjuntak) - 137

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


dan mutagenik flavonoid kuersetin. Formica dan pertama sebagai pemberi atom hidrogen. Antioksidan
Regelson meneliti in vitro dan in vivo pada kuersetin (AH) yang mempunyai fungsi utama tersebut sering
menyatakan ada efek samping toksik secara in vitro. disebut sebagai antioksidan primer. Senyawa ini dapat
Konfrensi American Society for Experimental Biology memberikan atom hidrogen secara cepat ke radikal
1984, yang telah diuji di laboratorium hewan, bahwa lipida (R*, ROO*) atau mengubahnya ke bentuk lebih
hanya 1 dari 17 makanan yang bersifat karsinogenik stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*)
dan mutagenik dari flavonoid. Dunnick dan Halley tersebut memiliki keadaan lebih stabil dibanding
menyatakan bahwa asupan tinggi kuersetin yang radikal lipida. Kedua merupakan fungsi sekunder
dilakukan dalam beberapa tahun pada mencit akan antioksidan, yaitu memperlambat laju autooksidasi
menimbulkan tumor. Namun, pada penelian jangka dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme
panjang, tidak satupun yang ditemukan karsinogenik. pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan
Penelitian ini terus dilakukan terhadap efek mutagenik radikal lipida ke bentuk lebih stabil. Penambahan
flavonoid, menunjukkan bahwa flavonoid yang antioksidan (AH) primer dengan konsentrasi rendah
mengandung kuersetin menunjukkan antimutagenik pada lipida dapat menghambat atau mencegah reaksi
in vivo. Penelitian secara klinik oleh Kneck et.al autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut
pada wanita dan pria (24 tahun) menyatakan hubungan dapat menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi
terbalik antara masukan flavonoid (kuersetin) dan maupun propagasi (gambar 3). Radikal-radikal
penyakit kanker. Flavonoid merupakan tuksik bagi antioksidan (A*) yang terbentuk pada reaksi tersebut
sel kanker, namun tidak toksik untuk sel normal relatif stabil dan tidak mempunyai cukup energi untuk
Flavonoid dapat digunakan dalam pecegahan kanker. dapat bereaksi dengan molekul lipida lain membentuk
radikal lipida baru.
PEMBAHASAN
Efek Timbulnya Penyakit Akibat Radikal Inisiasi : R* + AH -> RH + A*
Bebas Radikal lipida
Radikal bebas atau disebut sebagai oksigen Propagasi : ROO* + AH -> ROOH + A*
reaktif ini mencakup ROS seperti superoksida (O`2),
Gambar 3. Hambatan antioksidan primer
hidroksil (`OH), peroksil (ROO`), hidrogen peroksida
terhadap radikal lipida
(H2O2), oksigen singlet (O2), oksida nitrit (NO`),
peroksinitrit (ONOO`) dan asam hipoklorit (HOCl). Banyaknya konsentrasi antioksidan yang
Radikal bebas berperan dalam terjadinya berbagai ditambahkan, dapat berpengaruh pada laju oksidasi.
penyakit, hal ini disebabkan karena radikal bebas Pada konsentrasi tinggi, aktivitas antioksidan grup
sangat reaktif dan mampu bereaksi dengan protein, fenolik sering lenyap bahkan antioksidan tersebut
lipid, karbohidrat, atau DNA. Reaksi antara radikal menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi
bebas dan biomolekul tersebut akan menyebabkan pada laju oksidasi tergantung pada struktur
struktur molekul-molekul berubah dan menyebabkan antioksidan, kondisi dan sampel yang akan diuji.
stres oksidatif sel dan berakhir terbentuknya suatu
penyakit. AH + O2 > A* + HOO*
Efek oksidatif radikal bebas dapat AH + ROOH > RO* + H2O + A*
menyebabkan peradangan dan penuaan dini. Lipid
membran sel berubah menjadi lipid peroksida yang Gambar 4. Antioksidan bertindak
mempercepat penuaan. Pembentukan lipid peroksida sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi
dan malondialdehid merupakan reaksi berantai yang
bersifat reaktif, senyawa tersebut dapat bereaksi Setiap gugus dari flavonoid mempunyai
kembali dengan molekul sekitarnya Radikal bebas kapasistas yang baik sebagai antioksidan. Gugus
dapat meningkatkan kadar LDL (low density flavon dan katekin mempunyai aktivitas tertinggi
lipoprotein) yang menjadi penyebab penimbunan untuk mencegah tubuh dari serangan radikal bebas.
kolesterol pada dinding pembuluh darah atau disebut Diketahui sel-sel tubuh secara kontinu dapat dirusak
dengan aterosklerosis. Penurunan suplai darah atau oleh radikal-radikal bebas yang dihasilkan dari
iskemik karena penyumbatan pembuluh darah serta metabolisme aerobik atau yang diinduksi oleh
penyakit Parkinson disebabkan oleh reaksi radikal kerusakan eksogen. Absorbsi di saluran cerna, serta
bebas. Kanker dapat terjadi dari reaksi radikal bebas peranannya sebagai antioksidan secara in vivo masih
dengan DNA yang memicu terbentuknya zat sangat terbatas, akan tetapi efek antioksidan dari
karsinogenik. Zat tersebut dapat mengubah bentuk senyawa fenolat tersebut sangat kuat umumnya pada
susunan DNA atau mutasi DNA. pemutusan rantai peroksil.
Mekanisme reaksi radikal bebas terhadap lipid
Mekanisme kerja antioksidan flavonoid membran sel membentuk peroksida lipid. Kerusakan
Ada dua fungsi mekanisme kerja antioksidan, sel dapat mengubah jumlah muatan sel yang akan

138 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 3, Edisi April 2012, 135-140

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


mengubah tekanan osmotik dan berakhir sampai pembuluh darah. Konsentrasi nitrit oksida yang tinggi
kematian sel. Radikal bebas yang menyerang beberapa yang dihasilkan dalam makrofag dapat menghasilkan
mediator inflamasi akan menimbulkan respon kerusakan oksidatif. Aktivasi makrofag yang tinggi
inflamasi dan kerusakan jaringan. Untuk menjaga akan menambah produksi nitrit oksida dan
organisme hidup dari spesies oksigen reaktif superoksida anion secara simultan. Nitrit oksida
diperlukan beberapa mekanisme efektif untuk bereaksi dengan radikal bebas akan menghasilkan
perlindungan sel berupa antioksidan. Pertahanan kerusakan peroksinitril yang lebih tinggi. Nitrit oksida
antioksidan yang terdapat dalam tubuh berupa enzim merusak tempat bagian dari jalur peroksinitril dengan
seperti, superoksida dismutase, katalase dan glutation tinggi karena peroksinitril dapat langsung
peroksidase dan juga antioksidan nonenzimatik seperti mengoksidasi LDL menghasilkan kerusakan
glutation, asam askorbat, dan tokoferol. Kerusakan ireversibel membran sel. Penggunaan flavonoid
sel dapat bertambah disebabkan oleh jumlah radikal sebagai antioksidan akan membersihkan radikal bebas
bebas melebihi jumlah antioksidan endogen. nitrit oksida nitrit oksida dengan kuat sehingga
Mekanisme lain dari flavonoid dalam mencegah kerusakan sel berkurang. (3) Xantin oksidase. Jalur
oksidasi adalah dengan mengkelat ion logam dan xantin oksidase merupakan jalur penting dalam
menghambat reaksi Fenton dan Haber-Weis yang kerusakan oksidatif jaringan, khususnya setelah
merupakan sumber penghasil radikal bebas oksigen. reperfusi iskemia. Kedua enzim xantin dehidrogenase
dan xantin oksidase mengkatalisis perubahan xantin
menjadi asam urat. Xantin dehidrogenase adalah
bentuk enzim yang ada dibawah kondisi fisiologis,
namun struktur konfigurasinya diubah menjadi xantin
oksidase selama kondisi iskemi. Xantin oksidase
merupakan enzim penghasil radikal bebas oksigen.
Gambar 5. Mekanisme flavonoid Dalam fase reperfusi, xantin oksidase bereaksi dengan
dalam menkelat logam oksigen akan melepaskan radikal bebas superoksida.
Flavonoid yang mengandung gugus kuersetin dan
Senyawa flavonoid yang dikonsumsi silibin dapat menghambat aktivitas xantin oksidase
mempunyai efek aditif terhadap pembersihan radikal yang menurunkan kerusakan oksidatif. Cos et.al
bebas. Flavonoid dapat menambah fungsi kerja melaporkan bahwa senyawa luteolin (3,45,7-
antioksidan endogen dengan berpartisipasi terhadap tetrahidroksiflavon) merupakan yang terbaik inhibitor
tiga sistem penghasil radikal yang berbeda seperti xantin oksidase.
yang ditunjukkan di bawah ini. (1) Pembersihan Efek klinik flavonoid
langsung radikal. Flavonoid dapat mencegah Flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan
kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. untuk melindungi stres oksidatif sel. Mekanisme
Pembersihan langsung radikal bebas oleh flavonoid kerja flavonoid yang berhubungan pada efek penyakit
menghasilkan zat yang stabil Diketahui bahwa yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
aktivitas dari gugus flavonoid tinggi, sehingga zat antara lain (gambar 6), (1) Efek antiaterosklerosis.
tersebut dapat menstabilkan spesies oksigen reaktif. Sifat antioksidan flavonoid berpengaruh pada sistem
Reaksinya sebagai berikut: vaskular. Radikal oksigen dapat mengoksidasi LDL,
Flavonoid (OH) + .R0 > flavonoid (O0) + RH yang menyebabkan kerusakan dinding sel endotel
R0adalah radikal bebas dan O0 adalah radikal dan berubah menjadi aterosklerosis, (2) Antiinflamasi.
bebas oksigen. Flavonoid dapat langsung Siklooksigenase dan liposigenase memegang peran
membersihkan superoksida, dan beberapa flavonoid penting dalam mediator inflamasi. Oksidasi asam
lain dapat membersihkan lebih cepat oksigen reaktif arakidonat yang melepaskan kedua zat tersebut
peroksinitrit. Epikatekin dan rutin merupakan dimulainya respon inflamasi. Neutropil.mengandung
pembersih radikal.paling kuat, yang mana gugus rutin liposigenase yang menghasilkan senyawa kemotaktik
berkemampuan untuk menghambat aktivitas xantin dari asam arakidonat untuk melepaskan sitokin.
oksidase. Pembersihan radikal oleh flavonoid yang Adanya senyawa fenolat dapat menghambat kedua
menghambat oksidasi LDL in vitro untuk jalur siklooksigenase dan liposigenase. Kuersetin
pembentukan aterosklerosis. (2) Nitrit Oksida. menghambat aktivitas kedua jalur tersebut dengan
Beberapa flavonoid yang mengandung kuersetin cara menurunkan pembentukan metabolit inflamasi,
dapat menurunkan kerusakan setelah referfusi iskemi (3) Efek antitumor. Efek anatitumor dari flavonoid
melalui induksi aktivitas nitrit oksida sintetase. Nitrit masih diteliti. Sistem antioksidan yang tidak adekuat
oksida dihasilkan oleh beberapa tipe sel yang berbeda, jumlahnya akan menyebabkan kerusakan sel dari
seperti dalam sel endotel dan makropag. Meskipun radikal bebas. Oksigen reaktif dapat merusak DNA
pelepasan nitrit oksida oleh nitrit oksida sintetase dan divisi sel dengan mengubah pasangan basa yang
cepat, hal ini merupakan penting untuk dilatasi disebut dengan mutasi. Jika perubahan ini ditemukan

Peran Antioksidan Flavonoid........ (Kristina Simanjuntak) - 139

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta


dalam gen kritis seperti onkogen pada gen supresor DAFTAR PUSTAKA
tumor akan membentuk inisiasi atau progresif. Spesi Beckman KB, Ames BN, 1998, The free radical
oksigen reaktif dapat bereaksi langsung pada gen theory aging matures, Physiological Reviews
sinyal dan pertumbuhan. Kerusakan sel akibat radikal
bebas oksigen dapat menurunkan mitosis, menambah Hafiz Soewito, 2001, Antioksidan eksogen sebagai
kerusakan DNA kebentuk mutasi dan menambah pertahanan kedua dalam menanggulangi
paparan terhadap DNA ke mutagen. Flavonoid dapat radikal bebas, Bagian Biokimia Fakultas
menghambat karsinogenesis. Beberapa flavonoid Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
seperti fisetin, apigenin dan luteolin adalah inhibitor
poten dalam proliferasi sel, (4) Efek antitrombogenik. Halliwel B. Gutteridge JMC, 1999, Free radical in
Flavonol adalah partikel antitrombogenik, karena biology and medicine, 3 rd Oxford University
partikel tersebut dapat langsung membersihkan Press
radikal, dengan mempertahankan konsentrasi
prostasiklin endotel dan nitrik oksida. Penelitian in Dragan A, Dusanka D, Drago B, 2003, Structure
vitro dan in vivo menunjukkan bahwa flavonoid radical scavenging activity relationships of
merupakan bahan yang kuat untuk menghambat flvonoids, Croat. Chem. Acta
aktivitas jalur siklooksigenase dan liposigenase, (5)
Efek Antivirus, dan (6) Efek antiosteoprosis. Kan yang. Lamprecht SA, Yanhui L, 2000,
Chemoprevention studies of the flavonoids
quercetin and rutin in normal and
a z o x y m e t h a n e - t re a t e d m o u s e c o l o n
carcinogenesis

Markham, K.R, 1988, Cara mengidentifikasi


Flavonoid, terjemahan Kosasih Padmawinata,
Bandung, Penerbit ITB

Polcomy J, Yanishlieva N. Gordon M, 2001,


Antioxidants in food, Practical applications,
Wood Publishing Limited, Cambridge, England

Robak J. Gryglewski RJ, 1996, Bioactivity of


flavonoid, Pol J Phamacol. Rusian

Rice Evans CA, Miller NJ, Panganga G, 1996,


Structure-antioxidant activity relationships of
Gambar 6. flavonoids and phenolic acids, Free radic Biol
Hipotesa hubungan antara mekanisme kerja flavonoid dan Med
efeknya pada penyakit
Robert JN. dkk, 2001, Flavonoid: a review of probable
SIMPULAN mechanisms of action and potential
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang applications, Am.J.Clin Nutr. USA
terdapat pada teh, biji-bijian, buah-buahan, sayuran.
Flavonoid yang mengandung gugus flavon, flavanon, Titik S, Suwidjiyo P, Ratna A, 2007, Antioxidant-free
katekin dan antosianin dalam struktur molekulnya radical scavenging of flavonoid from the leaves
mempunyai aktivitas yang baik sebagai antioksidan. of stelechocarpus burahol, majalah Farmasi
Flavonoid dapat bekerja langsung untuk Indonesia.
meredam radikal bebas oksigen seperti superoksida
yang dihasilkan dari reaksi enzim xantin oksidase.
Flavonoid yang mengandung gugus hidroksil bebas
pada cincin aromatik flavonoid mempunyai aktivitas
penangkap radikal Selain bekerja sebagai antioksidan,
flavonoid dapat bekerja sebagai bekerja sebagai
antiaterosklerosis, antitrombogenik, antiinflamasi,
antitumor, antivirus dan antiosteoporosis. Pentingnya
tambahan senyawa flavonoid dari makanan akan
menambah kesehatan.

140 - BINA WIDYA, Volume 23 Nomor 3, Edisi April 2012, 135-140

Perpustakaan UPN "Veteran" Jakarta

You might also like