You are on page 1of 48

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL


SEMESTER VII KELAS B

TUGAS BESAR
PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
Analisa Alat Berat Pembangunan Jalan Kebun Durian Gunung
Sari

DOSEN PENGAMPU : FADRIZAL LUBIS. S.T., M.T.

DISUSUN OLEH :
RENDI FAHREZA
13.22201.005
MITRA RAMA FITRI
11.22201.191

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


TAHUN AKADEMI
2015 / 2016

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Tugas Besar Mata Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis ini dengan judul Analisa
Alat Berat Pembangunan Jalan Kebun Durian Gunung Sari dengan baik.
Dalam penyusunan Tugas ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan
dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak khususnya bapak Fadrizal
Lubis. ST., MT. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pemindahan Tanah
Mekanis.
Laporan ini ditulis dan disusun sebagai pelengkap nilai tugas semester
ganjil. Dengan adanya laporan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih mudah
memahami proses atau tahapan dalam suatu investasi. Besar harapan
penyusun,semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk penyusun dan pembaca
lainnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis memohon ,kritik dan saran maupun
masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan mahasiswa yang lain.

Pekanbaru, November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................1
1.2. Rumusan Permasalahan ..................................................................2
1.3. Tujuan .............................................................................................2
1.4. Batasan Masalah..............................................................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................3
2.1. Sifat dan Jenis Material....................................................................3
2.2 Pekerjaan Jalan.................................................................................8
2.3 Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi ...............................................9
2.3.1 Proyek yang membutuhkan alat berat .....................................9
2.3.2 Klasifikasi alat berat................................................................10
2.3.3 Faktor-faktor pemilihan alat....................................................11
2.3.4 Faktor efisiensi dan koreksi alat berat.....................................12
2.3.5 Biaya pengoprasian alat berat .................................................14
2.3.6 Macam-macam alat berat ........................................................15
BAB III. DATA DAN PERHITUNGAN ..........................................................22
3.1. Data Tanah dan Lokasi Proyek .......................................................22
3.2. Data Alat-Alat yang Digunakan......................................................22
3.3. Kapasitas dan Produktifitas Alat Berat ...........................................24
3.3.1 Excavator ..............................................................................24
3.3.2 Motor Grader ........................................................................25
3.3.3 Compactor/Roller..................................................................26
3.3.2 Dump Truck ..........................................................................26
BAB IV. ANALISISA DAN PEMBAHASAN ..................................................27
4.1. Analisis Produktifitas Peralatan ......................................................27
iii
4.4.1 Excavator ..............................................................................27
4.4.2 Dump Truck ..........................................................................28
4.4.3 Motor Grader ........................................................................30
4.4.4 Compactor/Roller..................................................................31
4.2. Komposisi Alat ...............................................................................32
4.4.1 Jumlah alat berat ...................................................................32
4.4.2 Biaya operational alat berat ..................................................33
BAB V. PENUTUP............................................................................................39
5.1. Kesimpulan .....................................................................................39
5.2. Saran................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................40

iv
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
Jl. Yos Sudarso KM. 8 Rumbai Pekanbaru

Nama : Rendi Fahreza


Nim : 1322201005
Mata Kuliah : Pemindahan Tanah Mekanis
Dosen Pembimbing : Fadrizal Lubis, ST., MT.
Kelas : B (Non Reguler)
LEMBAR ASISTENSI
TUGAS BESAR PEMINDAHAN TANAH MEKANIS
No Tanggal Keterangan Paraf

Pekan Baru,. 2016

Dosen Pembimbing

Fadrizal Lubis, ST., MT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan jalan pada saat ini sudah sangat pesat dan mempunyai
peran penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan antar daerah
yang seimbang dan pemerataan hasil pembangunan. Karena jalan mempunyai
peranan yang sangat penting, maka pemerintah mempunyai hak dan kewajiban
pembinaan jaringan jalan dengan cara melakukan perencanaan, pemeliharaan,
serta pengelolaan sebagaimana mestinya.
Dalam proses pembangunan jalan tersebut, pemakaian alat berat sangatlah
diperlukan dalam mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan target
yang telah ditentukan dan bagaimana caranya menggunakan alat-alat berat secara
efisien, cermat dan tepat waktu. Agar kegiatan tersebut bisa selesai sesuai waktu
yang sudah direncanakan.
Pada pekerjaan tersebut sangat membutuhkan keahlian yang matang sehingga
kualitas yang diperoleh sesuai persyaratan yang telah ditentukan. Alat-alat berat
yang akan dipergunakan pada proyek ini adalah : Excavator, Dump Truck, Motor
Grader, dan Compactor.
Perencanaan yang teliti untuk menggunakan peralatan dari hasil suatu
pemeriksaan lapangan (survey) yang cermat dan menggunakan peralatan baik
akan menghasilkan daya guna yang tinggi dan daya guna hasil yang baik, selain
itu perencanaan merupakan hal yang sangat penting dari pelaksanaan untuk
mencapai produksi yang diinginkan.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penggunaan alat
berat adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan,
2. Fungsi dan jenis alat berat yang akan digunakan, seperti untuk menggali,
mengagkut, menggusur, meratakan.
3. Tenaga dan kapasitas alat berat
4. Metode dan cara opersional alat berat
5. Biaya peralatan berupa biaya kepemilikan dan opersional alat berat.
Ini menunjukkan bahwa penggunaan alat-alat berat merupakan suatu
masalah yang kompleks. Untuk iti sangat diperlukan keahlian/keteralmpilan yang
cermat dan teliti dalam penggunaan alat-alat berat untuk suatu proyek.

1.2 Rumusan Permasalahan


Bagaimana mengevaluasi alat-alat berat agar tercapai efesiensi dan
efektifitas yang optimum dalam suatu proyek.

1.3 Tujuan
Tujuan utama adalah untuk membuat inventarisasi alat-alat berat,
berdasarkan type dan jenisnya serta kapasitas kerjanya.

1.4 Batasan Pembahasan


Penelitian ini lebih terarah pada alat-alat berat yang dibutuhkan dan
digunakan untuk proyek jalan. Dan tidak membahas mengenai cost analisis,
karena cost di berbagai daerah tidak sama.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat dan Jenis Material


Tanah merupakan bagian atau lapisan yang teratas dari kulit bumi yang
relatif lunak dan tidak begitu kompak, terdiri dari material-material lepas,
demikian pendapat Sjachdirin (1998). Material yang terdapat di dalam tanah
umumnya tidak homogen atau merupakan material campuran. Ada beberapa
istilah yang dipakai untuk menyatakan tentang material yang terkandung di dalam
tanah yaitu :
1. Material asli atau bank material
Material yang berasal dari tempat asalnya. Volume material/tanah asli diberi
satuan bcm (bank cubic meters) atau bcy (bank cubic yards).
2. Material lepas (loose material)
Material yang dipindahkan dari tempat aslinya ke tempat lain, mengalami
perubahan bentuk. Volumenya diberi satuan lcm (loose cubic meters) atau lcy
(loose cubic yards).
3. Material padat (compected material)
Material yang telah dipindahkan kemudian dipadatkan. Hampir seluruh
material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil dari pada
volume tahah asli karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil
ruang atau pori-pori diantara butiran material. Volume material padat diberi
satuan ccm (compacted cubic meters) atau ccy (compacted cubic yards).
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas ditentukan oleh faktor
pemuatan (load factor = LF) dan persentase pengembangan (swell percentage =
sw). LF sangat bermanfaat dalam perhitungkan volume material yang akan
diangkut dari suatu tempat. Rumus yang dipakai adalah :
keterangan :
1 V
LF b ........................................................................................... (2.1)
1 S W V1
Vl = volume lepas (lcm)
Vb = volume asli (bcm)
Sw = persentase mengembang
LF = faktor pemuatan
Nilai perentase mengembang diperoleh dari rumus :
W
S W b 1.100% .....................................................................................(2.2)
W1
Keterangan :
Wb = berat jenis tanah dalam kondisi asli
Wl = berat jenis tanah dalam kondisi lepas
Angka sw dan LF dari beberapa jenis tanah dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.1 : Sw dan LF Beberapa Jenis Tanah
Persentase Mengembang
Jenis Tanah Faktor Pemuatan
(%)
Lempung kering 35 0,74
Lempung basah 35 0,74
Tanah kering 25 0,80
Tanah basah 25 0,80
Tanah dan kerikil 20 0,83
Kerikil kering 12 0,89
Kerikil basah 14 0,88
Batu kapur 60 0,63
Batu hasil peledakan 60 0,63
Pasir kering 15 0,87
Pasir basah 15 0,87
Batuan sedimen 40 0,71
Sumber : Peurifoy, 1996
Material yang dipindahkan memiliki jenis, ukuran dan karakteristik tertentu.
Dalam memindahkannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja alat
berat untuk melakukan pemindahan tanah mekanis. Faktor-faktor tersebut
menurut Rochmanhadi (1992) adalah :

4
1. Klasifikasi Material
Material yang akan dipindahkan dapat dikelompokkan berdasarkan besarnya
butiran. Umumnya dikelompokkan menjadi tiga yaitu material batu, material
tanah dan material batu tanah.
2. Berat Isi
Alat berat memiliki kapasitas tertentu. Berat isi perlu diketahui untuk
memperkirakan kemampuan alat dalam memindahkan dan mengangkut
material dari bank material ke tempat yang dituju.
3. Kegemburan Material
Tanah yang telah dipisahkan dari tanah asalnya baik dengan cara menggali,
maupun mengangkutnya memiliki kegemburan yang tidak sama dengan
keadaan aslinya di bank material. Kegemburan ini harus diperhitungkan
untuk menentukan jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan padat
setelah pemadatan.
4. Penyusutan Material
Material yang diangkut dalam keadaan gembur sehingga jika dilakukan
pemadatan maka volume material akan berubah menjadi lebih kecil dari
sebelumnya. Hal ini disebut sebagai penyusutan material. Berikut ini adalah
perkiraan berat/volume beberapa jenis material dalam keadaan lepas dan asli.
Tabel 2.2 : Berat/Volume Material
Lepas Asli Faktor
No. Material
Kg/m3 Lb/yd3 Kg/m3 Lb/Yd3 Beban
1 Lempung alam 1.160 2.800 2.020 2.400 82
2 Lempung kering 1.480 2.500 1.840 3.100 81
3 Lempung basah 1.660 2.800 2.080 3.500 80
4 Lempung & koral kering 1.420 2.400 1.660 2.800 85
5 Lempung & koral basah 1.540 2.600 1.840 3.100 85
6 75% batu & 25% tanah 1.960 3.300 2.790 4.700 70
7 50% batu dan 50% tanah 1.720 2.900 2.280 3.850 75
8 25% batu & 75% tanah 1.570 2.650 1.960 3.300 80
9 Tanah gumpalan kering 1.510 2.250 1.900 3.200 80
10 Tanah galian basah 1.600 2.700 2.020 3.400 79

5
11 Tanah berlapis 1.520 2.100 1.540 2.600 81
12 Koral sirtu 1.930 3.250 2.170 3.650 89
13 Koral kering 1.510 2.550 1.690 2.850 89
14 Pasir kering lepas 1.429 2.400 1.600 2.700 89
15 Pasir basah 1.840 3.100 2.080 3.500 89
16 Batu pasir 1.510 2.550 2.520 4.250 60
17 Lapisan tanah 950 1.600 1.370 2.300 70
18 Trap rock pecah 1.750 2.950 2.610 4.400 67
Sumber : Rochmanhadi, 1992
Pada kegiatan pemindahan tanah mekanis, tanah juga memiliki faktor
konversi. Faktor konversi tanah tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut ini.
Faktor ini turut diperhitungkan dalam menentukan volume tanah yang
diangkut/dipindahkan.
Tabel 2.3 : Faktor Konversi Tanah
Kondisi Kondisi Kondisi Kondisi
Jenis Material
Awal Asli Lepas Padat
Tanah pasir (sand) (A) 1,00 1,11 0,99
(B) 0,90 1,00 0,80
(C) 1,05 1,17 1,00
Tanah biasa (sand clay) (A) 1.00 1,25 0,90
(B) 0,80 1,00 0,72
(C) 1,11 1,39 1,00

Tanah Liat (clay) (A) 1,00 1,35 0,90


(B) 0,70 1,00 0,63
(C) 1,11 1,59 1,00

Tanah campur kerikil (A) 1,00 1,18 1,08


(B) 0,85 1,00 0,91
(C) 0,93 1,09 1,00

Kerikil (A) 1,00 1,13 1,03

6
(B) 0,88 1,00 0,91
(C) 0,97 1,10 1,00

Kerikil kasar (A) 1,00 1,42 1,29


(B) 0,70 1,00 0,91
(C) 0,77 1,10 1,00

Pecahan cadas & batu lunak (A) 1,00 1,65 1,22


(B) 0,61 1,00 0,74
(C) 0,82 1,35 1,00

Pecahan granit & batu keras (A) 1,00 1,70 1,31


(B) 0,59 1,00 0,77
(C) 0,76 1,30 1,00

Pecahan batu (A) 1,00 1,75 1,40


(B) 0,57 1,00 0,80
(C) 0,71 1,24 1,00

Batuan hasil ledakan (A) 1,00 1,80 1,30


(B) 0,56 1,00 0,72
(C) 0,77 1,38 1,00
Sumber : Rochmanhadi, 1992
Keterangan : A = Tanah Asli
B = Tanah Lepas
C = Tanah Padat

7
2.2 Pekerjaan Jalan
Proyek konstruksi memiliki pengertian yang luas meliputi seluruh kegiatan
pembangunan fisik, struktur dan infra struktur yang dilakukan oleh sekelompok
orang dengan memakai berbagai macam peralatan bantu dalam pelaksanaannya.
Menurut Barrie (1990) proyek konstruksi adalah proyek pada industri konstruksi
yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction)
2. Bangunan Permukiman (Residential Construction)
3. Konstruksi Rekayasa Berat (Heavy Engineering Construction) dapat dibagi
dalam dua kategori, yaitu :
a. Konstruksi jalan raya (high way), yang mencakup penggalian (excavate),
pengeringan drainase, pengerasan jalan dan jembatan.
b. Konstruksi berat, meliputi pembuatan bendungan, saluran, pekerjaan
bangunan laut, jembatan besar dan rel kereta api.
4. Konstruksi Industri (Industrial Construction)
Berdasarkan pendapat di atas, proyek pembangunan jalan dimasukkan ke
dalam kelompok konstruksi rekayasa berat dengan kategori khusus konstruksi
jalan raya.
Direktorat Jendral Bina Marga dalam Petunjuk Teknis Perencanaan dan
Penyusunan Program Jalan Kabupaten, mengelompokkan penanganan jalan
menjadi dua yaitu :
1. Pekerjaan peningkatan jalan merupakan upaya meningkatkan kelas atau
kemempuan jalan.
2. Pemeliharaan jalan adalah pekerjaan untuk menjaga agar permukaan ruas
jalan kembali seperti kondisi semula dan diperlukan untuk memungkinkan
suatu proyek pekerjaan berat agar tetap bertahan selama jangka waktu sesuai
dengan umur yang direncanakan.
Dimana elemen atau sub pekerjaan jalan meliputi :
1. Lapisan pondasi bawah (Sub Base)
2. Lapisan pondasi atas (Base Course)
3. Lapisan permukaan (Surface)
4. Bangunan pelengkap

8
2.3 Alat Berat untuk Proyek Konstruksi
Manusia menggunakan alat bantu dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Peralatan yang digunakan terdiri dari alat bantu ringan seperti sekop, cangkul,
linggis dan alat berat seperti excavator, bulldezer, roller dan lain-lain.

2.3.1. Proyek yang membutuhkan alat berat


Proyek konstruksi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang
masing-masing memiliki keunikan dalam memilih dan memakai alat berat.
Berdasarkan peralatan berat yang dipakai dalam pekerjaan proyek, jenis proyek
konstruksi sesuai pendapat Susy Fatena (2002) dikelompokkan sebagai berikut:
1. Proyek Gedung
Alat berat yang umumnya dipakai pada proyek gedung adalah pemancang
tiang pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe), crane untuk pemindahan
vertikal, truk untuk pengangkutan horizontal, concrete mixer sebagai
pencampur adukan beton.
2. Proyek Jalan
Alat yang digunakan antara lain alat gali, truk, dozer, grader, alat pemadat,
loader dan lain-lain. Untuk jalan dengan perkerasan lentur digunakan asphalt
mixing plant (AMP). AMP yang diperlukan berfungsi untuk mencampurkan
bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan dan dipadatkan
menggunakan asphalt finisher. Perkerasan kaku beton diolah menggunakan
concrete batching plant yang kemudian dipindahkan dengan menggunakan
truk pengaduk.
3. Proyek Jembatan
Alat berat yang digunakan antara lain alat pancang tiang pondasi, alat
penggali, crane, truck, concrete mixer, alat pemadat dan lain-lain.
4. Proyek Dam
Pada umumnya proyek dam menggunakan alat penggali tanah, crane, truk,
concrete mixer, alat pemadat tanah, loader, bulldozer dan grader. Alat
penggali yang dipakai biasanya backhoe atau front shovel.

9
2.3.2. Klasifikasi alat berat
Susy Fatena (2002) mengelompokkan alat berat sesuai dengan fungsional
alat dan operasionalnya. Lebih rinci lagi, klasifikasi tersebut adalah :
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Klasifikasi ini membagi alat berat berdasarkan fungsi utama alat, yang terdiri
dari :
a. Alat pengolahan lahan; peralatan yang termasuk kelompok ini adalah
dozer untuk memapas semak dan pepohonan, scraper untuk pengangkatan
tanah paling atas, motor grader untuk pembentukan permukaan tanah agar
rata.
b. Alat pengangkut material; fungsinya memindahkan atau mengangkut
material ke tempat lain. Peralatan yang termasuk kelompok ini adalah
crane untuk mengangkut dan memindahkan material secara vertikal
kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang
relatif kecil. Belt, truk, wagon digunakan untuk mengangkut material lepas
dengan jarak tempuh yang relatif jauh.
c. Alat pemindahan material; yang termasuk dalam kategori ini adalah alat
yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan
untuk memindahkan material dari satu alat ke alat lainnya seperti loader
dan dozer.
d. Alat pemadat; pemadatan dilakukan untuk pembuatan jalan, baik jalan
tanah, jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang
termasuk kelompok ini adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, dan
compactor.
e. Alat pemproses material; alat ini untuk mengubah batuan dan mineral alam
menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan seperti cruser, concrete
batch plant dan asphalt mixing plant.
f. Alat penempatan akhir material; peralatan yang termasuk kelompok ini
adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader dan alat pemadat.

10
2. Klasifikasi Operasional Alat Berat
Klasifikasi ini berdasarkan pergerakan alat berat dalam pengoperasiannya
yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat
digerakkan/statis. Alat berat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Alat dengan penggerak; alat penggerak merupakan bagian dari alat berat
yang menerjemahkan hasil dari mesin menjadi kerja. Bentuk dari alat
penggerak adalah crawler atau kelabang dan ban karet. Belt merupakan
alat penggerak pada conveyor belt.
b. Alat statis; yang termasuk dalam kategori ini adalah tower crane, batching
plant, dan crusher plant.

2.3.3. Faktor-faktor pemilihan alat


Proyek konstruksi yang memakai alat berat dalam pelaksanaannya, pada
tahap perencanaan harus dilakukan pemilihan alat berat yang akan digunakan.
Pemilihan tersebut memiliki pertimbangan tertentu yang meliputi jenis, jumlah
dan kapasitasnya. Tidak semua alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek
konstruksi.
Memilih alat berat yang sesuai untuk pekerjaan proyek perlu dilakuan agar
pekerjaan dapat berjalan lancar, mencegah pembengkakan biaya dan hasil yang
diperoleh pun sesuai dengan rencana. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
memilih alat berat sesuai pendapat Susy Fatena (2002) adalah :
1. Fungsi yang harus dilaksanakan.
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsinya seperti menggali,
mengangkut, meratakan permukaan dan lain-lain.
2. Kapasitas peralatan.
Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau berat material yang
harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi.
Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal atau vertikal) dan jarak
gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.

11
4. Pembatasan dari metode yang dipakai.
Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat berat antara lain peraturan
lalu lintas, biaya dan pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang
dipakai dapat membuat pemilihan alat berubah.
5. Ekonomi.
Selain biaya investasi atau biaya sewa alat, biaya operasi dan pemeliharaan
juga merupakan faktor penting dalam pemilihan alat berat.
6. Jenis proyek.
Proyek konstruksi yang satu dengan yang lainnya memiliki kebutuhan alat
berat yang berbeda-beda, tergantung jenis proyeknya.
7. Lokasi proyek
Kondisi lokasi proyek menentukan pemilihan pengunaan alat berat, lokasi
proyek di dataran tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan lokasi
proyek di dataran rendah.
8. Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis material yang akan dikerjakan dapat
mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi
padat, lepas, keras atau lembek. Kebutuhan alat berat berbeda pada masing-
masing kondisi tanah tersebut.
9. Kondisi lapangan
Kondisi medan yang sulit dan medan yang baik merupakan faktor yang juga
mempengaruhi pemilihan alat berat.

2.3.4. Faktor efisiensi dan koreksi alat berat


Alat berat tidak dapat dipakai terus-menerus tanpa berhenti. Mesin perlu
waktu pendinginan agar dapat bekerja secara optimal. Dengan berbagai
keterbatasan dari alat berat dan operatornya (misalnya waktu pengistirahatan 10
menit setiap jam) dinyatakan waktu efektif dalam sejam hanya 50 menit yang
berarti efisiensi alat dihitung 50/60 x 100% = 83%. Tabel berikut menyatakan
efisiensi alat berat berdasarkan jam kerja dan kondisi alat.

12
Tabel 2.4 : Faktor Efisiensi Berdasarkan Jam Kerja
Jumlah jam kerja Faktor efisiensi
60 menit perjam 1,00
55 menit perjam 0,91
50 menit perjam 0,83
45 menit perjam 0,75
40 menit perjam 0,67
Sumber : Darmansyah Nabar, 1998

Tabel 2.5 : Faktor Efisiensi Kerja / Kondisi Alat


Kondisi Baik Baik Sedang Buruk Buruk
Operasi Alat Sekali Sekali
Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32
Sumber : Rochmanhadi, 1984

Faktor koreksi digunakan untuk mengubah taksiran produksi sesuai dengan


pekerjaan tertentu dan kondisi setempat. Tabel berikut menyatakan taksiran
besarnya faktor koreksi dari beberapa alat berat.

Tabel 2.6 : Faktor Bucket Excavator


Kondisi pekerjaan Jenis Material Faktor
Bucket
Penggalian dan Menggali dan memuat, dimuat munjung 1,10 1,20
pemuatan ringan ke dalam bucket, contoh ; pasir, tanah
berpasir, tanah colloidal dengan kadar air
sedang
Penggalian dan Menggali dan memuat stockpile lepas 1,00 1,10
pemuatan sedang dari tanah yang lebih sulit untuk digali
dan dikeruk tapi dapat dimuat hampir

13
munjung, contoh ; pasir kering, tanah
berpasir
Penggalian dan Menggali dan memuat tanah liat yang 0,80 0,90
pemuatan yang agak keras, pasir campur kerikil, tanah liat
sulit dengan kadar air yang tinggi
Penggalian dan Batu bongkahan dengan bentuk yang 0,70 0,80
pemuatan yang sulit tidak beraturan dan banyak ruangan
diantara tumpukannya, batu hasil ledakan,
batu-batu bundar
Sumber : Rochmanhadi, 1984

2.3.5. Biaya pengoprasian alat berat


Alat berat yang dipergunakan pada proyek konstruksi dapat disewa dapat
pula dibeli ataupun leasing (sewa beli) oleh kontraktor. Sejumlah dana
dikeluarkan sebelum pengoperasian alat berat yaitu untuk tujuan kepemilikan
maupun sewa alat. Biaya yang dibebankan sebelum pengoperasian alat adalah :
1. Biaya sewa bila peralatan tersebut disewa dari pihak lain yang biasanya
ditetapkan sesuai kesepakatan dan dihitung berdasarkan jumlah jam kerja
alat.
2. Biaya penyusutan bagi alat-alat berat yang dimiliki sendiri oleh kontraktor.
Penetapan atau penghitungan besarnya biaya penyusutan tergantung dari
metode penyusutan yang dipakai selain harga/nilai buku dan perkiraan nilai
sisa alat.
Biaya pengoperasian alat berat akan dibebankan pada saat alat mulai
dipergunakan. Biaya pengoperasian alat berat meliputi biaya-biaya sebagai berikut
:
1. Biaya bahan bakar
Jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau solar
berbeda-beda. Rata-rata alat berat menggunakan bahan bakar bensin 0,06
gallon per horse-power per jam dan solar 0,04 gallon per horse-power per
jam. Nilai yang diperoleh kemudian dikalikan dengan faktor pengoperasian.

14
2. Biaya pelumas
Perkiraan penggunaan pelumas per jam biasanya didasarkan pada jumlah
waktu operasi dan lamanya penggantian pelumas.
3. Biaya roda
Biaya roda yang diperhitungkan adalah perkiraan keausan atau yang disebut
penyusutan.
4. Biaya perawatan
Biaya perawatan dikeluarkan pada pemakaian alat berat, makin tua usia alat
berat, biaya perawatannya relatif meningkat.
5. Biaya perbaikan
Kerusakan-kerusakan yang terjadi selama pemakaian alat berat perlu
diperhitungkan sebab tidak selalunya pengoperasian alat berat berjalan mulus.
6. Biaya operator
Operator adalah orang yang menggerakkan alat berat dan dibayar untuk
melakukannya. Bagi alat yang disewa biasanya biaya sewa yang dibebankan
sudah diperhitungkan dengan biaya operator, sesuai dengan kesepakatan sewa
yang terjadi.

2.3.6. Macam-macam alat berat


1. Excavator
Excavator memiliki fungsi untuk menggali, memuat dan mengangkut
material tanpa harus banyak berpindah tempat. Ada beberapa jenis excavator
yang dipergunakan yaitu backhoe, power shovel, dragline dan clamshell. Alat
berat yang sering dipakai untuk kepentingan ini adalah jenis backhoe.
Produksi kerja excavator adalah meter kubik material yang dapat digali dalam
satu jam kerja dan meter kubik yang dihitung dalam keadaan gembur.

15
Gambar 2.1 Excavator
Tabel 2.7 : Kapasitas Bucket dan Daya Dukung Excavator

Kapasitas Bucket
Model Alat HP
(m3)
PC 100 0,18 0,55 79
PC 120 0,18 0,60 84
PC 150 0,18 0,65 99
PC 180 0,57 1,00 105
PC 200 0,50 1,17 125
PC 210 0,36 1,17 125
PC 220 0,44 1,26 153
PC 240 0,44 1,26 153
PC 300 0,50 2,10 306
PC 360 0,52 1,80 317
PC 400 1,30 2,29 323
PC 650 2,40 3,70 404
PC 750 2,80 3,10 444
PC 1000 3,10 5,40 542
PC 1100 3,10 6,50 611
PC 1600 4,30 11,0 808
Sumber : Komatsu Ltd, 1992

16
Tabel 2.8 : Standar waktu Siklus Excavator Backhoe

Sudut Ayun
Model Alat
45o 90o 90o 180o
PC 60 10 13 13 16
PW 60 10 13 13 16
PC 80 11 14 14 17
PC 100 11 14 14 17
PW 100 11 14 14 17
PC 120 11 14 14 17
PC 150 13 16 16 19
PW 150 13 16 16 19
PC 180 13 16 16 19
PC 200 13 16 16 19
PW 210 14 17 17 20
PC 220 14 17 17 20
PW 240 15 18 18 21
PC 300 15 18 18 21
PC 360 16 19 19 22
PC 400 16 19 19 22
PC 650 18 21 21 24
PC 1000 22 25 25 28
PC 1600 24 27 27 30
Sumber : Komatsu, 1992

Faktor konversi dari excavator backhoe adalah :

Tabel 2.9 : Faktor Konversi Excavator Backhoe

Kondisi Penggalian Kondisi Pembuangan/Pemuatan Galian


Kedalaman Galian
Max
Agak
Mudah Normal Susah
Jangkauan Lengan Susah
Max

Di bawah 40% 0,7 0,9 1,1 1,4

17
40% - 70% 0,8 1,0 1,3 1,6
di atas 70% 0,9 1,1 1,5 1,8

Sumber : Komatsu, 1992

2. Motor Grader
Fungsi utana dari motor grader adalah untuk membuat jalan, seperti
membetnuk jalan (grading), meratakan jalan, dan finishing.

Gambar 2.2 Motor Grader


Motor Grader adalah sebuah traktor roda dengan dilengkapi peralatan kerja
(work equipment) seperti :
a) Front blade
Front blade sangat dibutuhkan untuk pekerjaan pekerjaan spreading
(penaburan) yang sulit)

b) Front pull hook


Front pull hook dipadang dibagian depan alat yang berfungsi untuk
menarik. Terdapat dua tipe hook, yaitu front weight with nails dan Ushape
bracket welded on front axle. Jika front attachment, seperti front blade
dipasang, maka hook tersebut tidak tersedia.

c) Puss plate
Komponen ini digunakan untuk menumbangkan pohon atau mendorong
alat lain pada saat terjebak dalam lumpur. Push plate juga berfungsi
sebagai pemberat (counterweight) untuk menjaga agar roda depan tidak
terangkat pada saat alat tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan
ripping.

18
d) Scariffer
Scarifier digunakan untuk menggali material material keras seperti aspal
atau lapisan es yang tidak mampu digali dengan menggunakan blade.
Banyaknya jumlah gigi yang terdapat pada scarifier tergantung pada
kekerasan material yang akan digali.

e) Extension blade
Dengan menggunakan extension blade ini, blade dapat diperpanjang baik
satu sisi maupun kedua sisi. Pekerjaan yang dilakukan dapat lebih efisien
tetapi hanya dapat digunakan untuk pekerjaan pekerjaan ringan saja.

f) Hydraulic blade tip control


Dengan adanya hydraulic blade tip control, maka sudut potong blade dapat
diatur secara hidrolik melalui kabin operator.

g) Rear mounted ripper


Ripper ini digunakan untuk menggali batu atau material keras yang tidak
dapat dikerjakan dengan menggunakan scarifier.

3. Roller
Roller digunakan untuk pemadatan. Pemadatan tanah dilakukan untuk
mengurangi rongga antar-partikel tanah sehingga volume tanah menjadi lebih
kecil.

Gambar 2.3 Roller

19
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemadatan antara lain :
a) Gradasi material yang akan dipadatkan.
b) Kadar air dari material.
c) Usaha pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan beberapa cara :
a) Memberikan getaran untuk partikel kering dan seragam.
b) Memberikan tekanan di atasnya untuk material yang liat dan banyak
mengandung air.
c) Memberikan tekanan dengan berat yang tetap, getaran dan kombinasi
keduanya pada tanah yang mengandung partikel halus dan sedikit lembab.
Jenis alat berat yang dipakai dalam proyek konstruksi tergantung pada
kebutuhan dan jenis pekerjaan. Ada tujuh macam jenis roller yang
dipergunakan pada kegiatan konstruksi seperti tamping roller, modified
tamping roller, smooth-wheel roller, pneumatic-tired roller, vibrating
compector, vibrating plate manual, dan compactor manual. Untuk
pemadatan badan jalan baru dapat dipakai vibrating steel drum roller.
Metode yang dipakai untuk pemadatan oleh alat-alat pemadat terdiri dari :
1. Peremasan (kneading)
Tanah diremas oleh gigi pada roda sehingga udara dan air yang terdapat di
antara partikel material dapat dikeluarkan.
2. Pemberat (static weight)
Permukaan tanah ditekan oleh suatu pemberat tertentu secara perlahan-
lahan.
3. Getaran (Vibrating)
Dengan memberikan getaran, partikel tanah yang kecil dapat masuk di
antara partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang ada.
4. Tumbukan (impact)
Proses pemadatan dengan cara menjatuhkan benda dari suatu ketinggian.

20
4. Dump Truck
Dump truck dipakai untuk mengangkut material ke tempat yang relatif jauh
dari asal material. Pemilihan jenis alat pengangkutan mempertimbangkan
kondisi lapangan, volume material, waktu dan biaya.

Gambar 2.4 Dump Truck

21
BAB III
DATA DAN PERHITUNGAN

3.1. Data Tanah dan Lokasi Proyek


Kondisi tanah yang terdapat pada lokasi proyek adalah tanah biasa. Kontur
tanah yang berbukit-bukit memerlukan usaha perataan. Pekerjaan yang akan
dilakukan meliputi penggalian bukit dan penimbunan bagian yang rendah.
Pekerjaan galian dan timbunan di lokasi proyek adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan perkerasan berbutir
a. Badan jalan rencana yang perlu dihampar aggregat sepanjang 14550 m
dari sta 0+000 sampai dengan sta 14+550 dengan jumlah kubikasi 9900 m3
dengan volume tanah lepas 11880 m3.
b. Aggregat berasal dari stock yard/stock pile di luar lokasi proyek dengan
jarak rata-rata 5000 m + 14550 m = 19550 m.

3.2. Data Alat-Alat yang Digunakan


Alat-alat berat yang akan digunakan pada proyek penggalian dan
penimbunan adalah sebagai berikut :
1. Excavator
Excavator dipergunakan untuk menggali tanah. Kondisi excavator yang
digunakan 90%. Data-data teknis alat excavator sebagai berikut :
a) Merek Komatsu tipe PC 200 6
b) Daya 125 HP
c) Kapasitas bucket 1.2 m3
d) Sudut ayun (swing) 45o 90o

2. Motor Grader
Sesuai dengan fungsinya, motor grader dipakai untuk meratakan tanah yang
telah dihampar aggregat. Data teknis motor grader yang digunakan adalah :
a) Type alat = Mitsubishi MG 20
b) Lebar efektif blade (W) = 2,40 m
c) Jarak kerja rata-rata (D) = 50 m
d) Kecepatan (V)
Lintasan 1 = 6,2 km/jam
Lintasan 2 = 9,8 km/jam
Lintasan 3&4 = 7,2 km/jam
Lintasan 5&6 = 5,3 km/jam
Lintasan 7&8 = 4,5 km/jam
e) Panjang hamparan (Lh) = 14550 m
f) Jumlah lintasan (n) = 8 lintasan
g) Tebal penghamparan (T) = 0,15 m
h) Efisiensi alat (E) = 0,80
i) Waktu tetap = 1,5 menit

3. Dump Truck
Aggregt yang telah diholling oleh bucket excavator selanjutnya diangkut oleh
truk ke tempat penghamparan. Dump truck yang digunakan memiliki data
teknis sebagai berikut :
a) Merek Nissan Diesel tipe CWB 450 HD
b) Kapasitas bak 14 m3
c) Daya 176 HP
d) Kecepatan angkut 40 km/jam
e) Kecepatan kembali 50 km/jam
f) Jarak angkut 19,55 km
g) Waktu tetap 4,5 menit
h) Produksi kerja excavator 277,27 m3/jam
i) Faktor isi 0,9
j) Faktor efisiensi kerja 50 menit/jam

4. Compactor / Roller
Aggregt yang telah dihampar dan diratakan oleh bucket motor grader
selanjutnya dipadatkan menggunakan Compactor/Roller. Compactor yang
digunakan memiliki data teknis sebagai berikut :
a) Merk Alat Berat : Bomag Komatsu BW 217 D
b) Daya/Tenaga Alat : 198 HP
c) Lebar Efektif Pemadatan (W) : 1,5 meter
d) Diameter Drum Penggilas (B) : 1,219 meter

23
e) Berat Operasional : 6.670 kg
f) Berat Drum Penggilas : 3.251 kg
g) Effesiensi Kerja (E) : 0,8 (Baik)
h) Jam Kerja/Hari : 8 jam
i) Jenis Tanah : Tanah biasa
j) Kecepatan Operasional Alat : 2 km/jam
k) Jumlah Lintasan (N) :8
l) Tebal Pemadatan (T) : 0,15 cm

3.3. Kapasitas dan Produktifitas Alat Berat


3.3.1. Excavator
1. Menghitung kapasitas bucket
Rumus yang dipakai untuk menghitung kapasitas aktual adalah :
q = q1 x k............................................................................................. (3.1)
Keterangan :
q = kapasitas aktual (m3)
q1 = kapasitas bucket/bak (m3)
k = faktor bucket/muat

2. Menghitung waktu siklus


Waktu siklus excavator, terutama jenis backhoe dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :

Cm = (t1 + t2 + t3 +t4) x Cf ....................................................................... (3.2)


= standar waktu siklus x faktor konversi
Keterangan :
Cm = waktu siklus (detik)
t1 = waktu memuat bucket (detik)
t2 = waktu mengayun bermuatan (detik)
t3 = waktu membuang muatan (detik)
t4 = waktu mengayun kosong (detik)
Cf = Conversion factor / faktor konversi

24
3. Menghitung produktifitas kerja kasar
Produksi kerja kasar excavator adalah jumlah material yang sanggup digali
excavator dalam satu jam tanpa memperhitungkan faktor efisiensi kerja.
Rumus yang dipakai adalah :
3600
PKK = q ...................................................................................... (3.3)
Cm
4. Menghitung produktifitas kerja aktual
Rumus yang dipergunakan untuk menentukan produksi kerja aktual excavator
adalah sebagai berikut :
3600
Q = q .F .................................................................................. (3.4)
Cm
Keterangan :
Q = produksi kerja aktual (m3/jam)
q = kapasitas aktual (m3)
Cm = waktu siklus (detik)
F = faktor efisiensi

3.3.2. Motor Grader


1. Menghitung luas lintasan kerja
Rumus yang digunakan untuk menghitung luasa lintasan kerja motor grader
adalah sebagai berikut :
Luas Lintasan Kerja = Lebar Blade x Panjang Lintasan........................... (3.5)
2. Menghitung waktu siklus
Rumus yang digunakan untuk menghitung waktu siklus motor grader adalah
sebagai berikut :
Panjang Lintasan (m) x 60 menit/jam
Waktu garding = .......................... (3.6)
Kecepatan (m/jam)
3. Menghitung produktifitas kerja kasar
Produktifitas kerja kasar dapat dihitung menggunakan rumus :
PKK (m2/jam) = Luas Lintasan Kerja x Jumlah Siklus Perjam................ (3.7)
4. Menghitung produktifitas kerja aktual
PKA (m2/jam) = PKK x faktor efisiensi kerja .......................................... (3.8)

25
3.3.3. Compactor / Roller
1. Perhitungan produksi kerja kasar
W xLxS
PKK = .................................................................................... (3.9)
P
Dimana :
W = Lebar efektif pemadatan
L = Ketebalan pemadatan
S = Kecepatan pemadatan
P = Jumlah lintasan
2. Perhitungan produksi kerja aktual
PKA (m2/jam) = PKK x faktor efisiensi kerja ........................................(3.10)

3.3.4. Dump Truck


1. Menghitung isi aktual bak
Kapasitas aktual bak = kapasitas bak x faktor muat ...............................(3.11)
2. Menghitung waktu siklus
Kapasitas Bak Dump Truck(m3 ) x 60 menit/jam
Waktu muat = ...........(3.12)
PKA alat pemuat (m3 /jam)

Jarakangkt/kembali (km) x 60menit/jam


Waktu angkut kembali = ......(3.13)
kecepatan angkut/kembali (km/jam)
3. Menghitung produktifitas kerja kasar
PKK = Kapasitas aktual bak x jumlah siklus perjam..............................(3.14)
4. Menghitung produktifitas kerja aktual
PKA = PKK x Faktor efisiensi................................................................(3.15)

26
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1. Analisis Produktifitas Peralatan


4.4.1 Excavator
Excavator melakukan holling material aggregat ke dump truck di stock
yard/stock pile. Total volume lepas aggregat yang diholling sebanyak 11880 m3.
Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan holling tersebut
diperhitungkan sebagai berikut :
1. Kapasias aktual Excavator
Dimana :
F = 0,83 ........................................................................................(tabel 2.4)
q1 = 1,17 m3 ...................................................................................(tabel 2.7)
k = 1,15 ........................................................................................(tabel 2.6)
Sehingga :
q = q1 x k
= 1,17 x 1,15
= 1,3455 m3

2. Waktu siklus Excavator


Dimana :
tm = 14,5 detik ...............................................................................(tabel 2.9)
Cf = 1
Cm = 14,5 x 1
= 14,5 detik

Q =
1,345536000,83
(14,5)
= 277.27 m3/jam
Volume Agregat
T =
Q
11880
=
277,27

27
= 42,85 jam
42,85 jam
= = 5,36 hari ~ 6 hari
8 jam
Berdasarkan hasil perhitungan yang sisesuaikan model dan kapasitas excavator
yang digunakan untuk holling agregat dengan volume tanah lepas 11880 m3
dibutuhkan waktu 6 hari kerja untuk satu unit excavator.

4.4.2 Dump Truck


Dump truck digunakan untuk mengangkut aggregat yang diholling/dimuat
oleh bucket excavtor. Tanah yang diangkut ditimbun/dihampar pada badan jalan
yang direncanakan. Besarnya jumlah tanah yang digunakan sebagai timbunan
11880 m3 untuk menimbun badan jalan sepanjang 14550 m. Perhitungan yang
dilakukan untuk mengetahui total waktu yang dibutuhkan dump truck yang
berhubungan dengan produktivitasnya adalah sebagai berikut.
1. Data yang diketahui :
a. Merek Nissan Diesel tipe CWB 450 HD
b. Kapasitas bak 14 m3
c. Daya 176 HP
d. Kecepatan angkut 40 km/jam
e. Kecepatan kembali 50 km/jam
f. Jarak angkut 19,55 km
g. Waktu tetap 0,7 menit
h. Waktu buang 1,1 menit
i. Produksi kerja excavator 277,27 m3/jam
j. Faktor isi 0,85
k. Faktor efisiensi kerja 50 menit/jam
l. Volume houling 11880 m3
2. Isi aktual bak
q = kapasitas bak x faktor isi
= 14 m3 x 0.85
= 12 m3

28
3. Waktu siklus
a. Waktu muat
q1.60
tm =
Qp

=
14m 60menit / jam
3

277,27m 3 / jam
= 3,02 menit
b. Waktu angkut
D1 x60
t1 =
V1

=
19,55km60menit / jam
40km / jam
= 29,325 menit
c. Waktu kembali
D1 x60
t2 =
V1

=
19,55km60menit / jam
50km / jam
= 23,460 menit
d. Total waktu siklus
Cm = tm + t1 + t2 + .+tn
= (3,02 + 29,325 + 0,7 + 1,1) menit
= 57,605 menit
4. Produksi kerja kasar
60menit / jam
PKK = 12m 3 12,499m 3
57,605menit
5. Produksi kerja aktual
PKA = PKK x faktor efisiensi
= 12,499 x 0,83
= 10,374 m3/jam

29
6. Waktu yang dibutuhkan
Volume Tanah
T =
PKA
11880m 3
=
10,374m 3 / jam
= 1145,16 jam
Dalam 1 hari 8 jam kerja sehingga :
1145,16
T =
8
= 143,15 ~ 144 hari
Berdasarkan hasil perhitungan yang sisesuaikan model dan kapasitas Dump Truck
yang digunakan untuk pengangkutan agregat tanah lepas dengan volume 11880
m3 dibutuhkan waktu 144 hari kerja untuk satu unit DumpTtruck.

4.4.3 Motor Grader


Aggregat yang ditimbun memerlukan tindakan penghamparan dan perataan
yang dilakukan oleh motor grader. Perhitungan produktivitas motor grader adalah
sebagai berikut :
1. Luas lintasan kerja
Luas lintasan kerja = Lebar blade x panjang lintasan
= 2,40 m x 14550 m
= 34920 m2
2. Waktu siklus
Panjang Lintasan (m) x 60 menit/jam
Waktu grading =
Kecepatan Grading (m/jam)

Lintasan 1 =
14550m 60menit / jam = 140,81 menit
6200m / jam

Lintasan 2 =
14550m 60menit / jam = 89,08 menit
9800m / jam

Lintasan 3&4 =
14550m 60menit / jam = 121,25 menit
7200m / jam

Lintasan 5&6 =
14550m 60menit / jam = 164,72 menit
5300m / jam

30
Lintasan 7&8 =
14550m 60menit / jam = 194,00 menit
4500m / jam
Waktu tetap = 1,5 menit x 8 lintasan = 12 menit
Total waktu siklus = (140,81 + 89,08+ 121,25 + 164,72 + 194,00 + 12)
= 721,86 menit
3. Produktifitas kerja kasar
PKK = Luas lintasan x jumlah siklus
60menit / jam
= 34920. 2902,50m 2 / jam
721,86
4. Produktifitas kerja aktual
PKA = PKK x tebal penghamparan x faktor efisiensi
= 2902,50 m2/jam x 0,15 x 0,80
= 348,3 m3/jam
5. Waktu yang dibutuhkan
Volume Tanah
T =
PKA
11880m 3
=
348,3m 2 / jam
= 34,11 jam
Dalam 1 hari 8 jam kerja sehingga :
34,11
T =
8
= 4,26 ~ 5 hari
Berdasarkan hasil perhitungan yang sisesuaikan model dan kapasitas Motor
Grader yang digunakan untuk Perataan dengan panjang hamparan 14550 m dan
dengan volume tanah lepas 11880 m3 dibutuhkan waktu 5 hari kerja untuk satu
unit Motor Grader.

4.4.4 Compactor/Roller
Aggregat yang sudah dihampar dan diratakan memerlukan tindakan
pemadatan yang dilakukan oleh compactor/roller. Perhitungan produktivitas
compactor/roller adalah sebagai berikut :

31
1. Produksi kerja kasar
WxLxS 1,50,152000
PKK = = = 56,25 m3/jam
P 8
2. Produksi kerja aktual
PKA = PKK x faktor efisiensi
= 56,25 m3/jam x 0,80
= 45,00 m3/jam
3. Waktu yang dibutuhkan
Volume Tanah
T =
PKA
9900m 3
=
45m 3 / jam
= 220 jam
Dalam 1 hari 8 jam kerja sehingga :
220
T =
8
= 27,5 ~ 28 hari
Berdasarkan hasil perhitungan yang sisesuaikan model dan kapasitas
Compacrot/roller yang digunakan untuk Pemadatan dengan volume pemadatan
9900 m3 dibutuhkan waktu 28 hari kerja untuk satu unit Compactor/Roller.

4.2. Komposisi Alat


4.2.1. Jumlah alat berat
Kebutuhan masing-masing alat berat untuk setiap kegiatan yang dilakukan
diperhitungkan sebagai berikut :
1. Pekerjaan holling/muat agregat dengan volume padat 9900 m3 dan volume
tanah lepas 11880 m3 adalah sebagai berikut :
a. Excavator
Jumlah excavator = 1 unit
Produksi alat = 277,27 m3/jam

32
11880m3 / jam
Lama kerja excavator =
277,27 m3 / jam
= 42,85 jam ~ 43 jam
= 5,38 hari ~ 6 hari
b. Dump Truck
Jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk melayani 1 unit excavator
Produksi dump truck = 10,374 m3/jam
277,27 m3 / jam
Jumlah dump truck =
10,374m3 / jam
= 26,74 unit ~ 27 unit
Lama kerja dump truck = Lama kerja excavator
= 43 jam
= 6 hari
c. Motor Grader
Jumlah motor grader = 1 unit
Produksi motor grader = 348,30 m3/jam
11880m3
Lama kerja alat =
348,30m / jam
= 34,11 jam ~ 35 jam
= 5 hari
d. Compactor/Roller
Jumlah compactor = 1 unit
Produksi compactor = 45 m3/jam
9900m3
Lama kerja alat =
45m3 / jam
= 220 jam
= 27,5 hari ~ 28 hari

4.2.2. Biaya operational alat berat


Alat berat diopersikan membutuhkan pembiayaan. Biaya operasional alat
berat terdiri dari biaya sewa alat, bahan bakar dan pelumas. Alat berat
dioperasikan oleh seorang atau lebih operator. Biaya operator biasanya
diperhitungkan dengan biaya sewa sehingga pada perhitungan biaya operasional

33
ini tidak dimunculkan biaya operator. Besarnya biaya operasional pada masing-
masing alat berat adalah sebagai berikut :
1. Biaya sewa alat berat
Berikut ini adalah daftar harga sewa alat berat yang akan dipakai pada proyek
galian dan timbunan tersebut adalah :
a. Excavator Komatsu tipe PC 200 Rp 225.000,00/jam
b. Dump Truck Nissan Diesel tipe CWB 450 Rp 80.000,00/jam
c. Motor Grader MG 20 Rp 225.000,00/jam
d. Bomag Komatsu BW 217 D Rp 205.000,00/jam

2. Kebutuhan bahan bakar minyak dan pelumas


Alat berat tidak dapat digunakan tanpa bahan bakar. Bahan bakar minyak
yang tersedia dipasaran adalah bensin dan solar. Selain bahan bakar, pelumas
juga dibutuhkan oleh mesin agar tidak terjadi kerusakan mesin karena
gesekan. Harga satuan BBM dan pelumas adalah :
a. Solar Industri Rp 12.425,00/liter
b. Bensin Rp 8.500,00/liter
c. Pelumas SAE 40 Rp 32.000,00/liter
Kebutuhan bahan bakar minyak dan pelumas tergantung dari jenis alat berat
yang dipergunakan. Untuk menentukan kebutuhan BBM dan pelumas dipakai
rumus sebagai berikut :
a. Solar 0,158 liter / HP / jam
b. Bensin 0,167 liter / HP / jam
c. Pelumas SAE 40 0,006 liter / HP / jam
Sehingga perhitungan biaya bahan bakar minyak dan pelumas dari alat berat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Excavator Komatsu tipe PC 200, daya 125 HP
BBM = 0,158 liter/H /jam
= 0,158 liter/HP/jam x 125 HP
= 19,75 liter/jam
Pelumas = 0,006 liter/HP/jam
= 0,006 liter/HP/jam x 125 HP
= 0,75 liter/jam

34
2. Dump truck Nissan Diesel tipe CWB 450 HD, daya 176 HP
BBM = 0,158 liter/HP/jam
= 0,158 liter/HP/jam x 176 HP
= 27,808 liter/jam
Pelumas = 0,006 liter/HP/jam
= 0,006 liter/HP/jam x 176 HP
= 1,056 liter/jam
3. Motor Grader Mitshubisi MG 20, daya 125 HP
BBM = 0,158 liter/HP/jam
= 0,158 liter/HP/jam x 125 HP
= 19,75 liter/jam
Pelumas = 0,006 liter/HP/jam
= 0,006 liter/HP/jam x 125 HP
= 0,75 liter/jam
4. Bomag Komatsu BW 217 D, daya 198 HP
BBM = 0,158 liter/HP/jam
= 0,158 liter/HP/jam x 198 HP
= 31,284 liter/jam
Pelumas = 0,006 liter/HP/jam
= 0,006 liter/HP/jam x 198 HP
= 1,188 liter/jam
Perhitungan biaya operational alat perunit/jam adalah sebagai berikut :
1. Excavator
Harga sewa = Rp 225.000,00/jam /jam
BBM = 19,75 liter/jam x Rp 12.425,00
= Rp 245.394,00
Pelumas = 0,75 liter/jam x Rp 32.000,00/liter
= Rp 24.000,00
Biaya 1 unit excavator / jam = Rp 225.000 + Rp 245.394 + Rp 24.000
= Rp 273.394

35
2. Dump Truck
Harga sewa = Rp 80.000,00/jam
BBM = 27,808 liter/jam x Rp 12.425,00
= Rp 345.515,00
Pelumas = 1,056 liter/jam x Rp 32.000,00/liter
= Rp 33.792,00
Biaya 1 unit dump truk/jam = Rp 80.000 + Rp 345.515 + Rp 33.792
= Rp 459.307
3. Motor Grader
Harga sewa = Rp 225.000,00/jam
BBM = 19,75 liter/jam x Rp 12.425,00
= Rp 245.394,00
Pelumas = 0,75 liter/jam x Rp 32.000,00
= Rp 24.000,00
Biaya 1 unit alat /jam = Rp 225.000 + Rp 245.394 + Rp 24.000
= Rp 494.394,00
4. Compactor
Harga sewa = Rp 205.000,00/jam
BBM = 31,284 liter/jam x Rp 12.425,00
= Rp 388.704,00
Pelumas = 1,188 liter/jam x Rp 32.000,00
= Rp 38.016,00
Biaya 1 unit compactor/jam = Rp 205.000 + Rp 388.704 + Rp 38.016
= Rp 631.720,00

36
Perhitungan biaya operational alat berat dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Biaya operational alat berat perunit/jam

Sumber : Analisa Perhitungan 2016


Total biaya operational alat berat secara keseluruhan unit adalah sebagai berikut :
Alternatif 1
1. Excavator 1 unit
TBOExcavator = Biaya excavator/jam x jumlah x jam kerja
= Rp 494,394 x 1 unit x 43 jam
= Rp 21.258.942,00
2. Dump Truck 27 unit
TBODump Truck = Biaya dump truck/jam x jumlah x jam kerja
= Rp 459,307 x 27 unit x 43 jam
= Rp 533.255.472,00
3. Motor Grader 1 unit
TBOmotor grader = Biaya motor grader/jam x jumlah x jam kerja
= Rp 494,394 x 1 unit x 35 jam
= Rp 17.303.790,00
4. Compactor/Roller 1 unit
TBOCompactor = Biaya compactor/jam x jumlah x jam kerja
= Rp 631.720 x 1 unit x 220 jam
= Rp 138.978.400,00
5. Total biaya alat berat untuk pekerjaan galian dan timbunan diatas adalah
sebagai berikut :
Total = Rp 21.258.942 + Rp 533.255.472 + Rp 17.303.790 + Rp 138.978.400
= Rp 710.796.604,00
Dengan komposisi alat berat, 2 unit excavator dibutuhkan 27 unit dump truck
untuk kegiatan galian dan timbunan, 1 unit motor grader untuk menghampar atau

37
meratakan dan 1 unit compactor/roller untuk pemadatan, biaya yang ibutuhkan
sebesar Rp 710.796.604,00.
Untuk perhitungan alternatif 2 dan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan
tabel 4.4.

38
Tabel 4.2 Biaya Operasional Alternatif 1
Jumlah Total
Produksi Alat Lama Kerja Alat Biaya Operational Alat
Alat Produksi Alat
No Nama Alat
Sewa Alat BBM Pelumas
(unit) (m3/jam) (m3/jam/unit) (Jam) (Hari) Total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Excavator 1 277.27 277.27 43 5,38 225000 245394 24000 21,258,942.00
2 Dump Truck 27 10.37 280.098 43 5,38 80000 345515 33792 533,255,427.00
3 Motor Greder 1 348.30 348.3 35 4,38 225000 245394 24000 17,303,790.00
4 Compactor 1 45 45 220 27,50 205000 388704 38016 138,978,400.00
Total Biaya Operasional 710,796,559.00
Sumber : Analisa Perhitungan, 2016
Waktu yang dihabiskan untuk menyelkesaikan seluruh pekerjaan selama 39 hari dengan rincian sebagai berikut :
1. untuk holling dan muat diperlukan waktu 6 hari
2. untuk menghampar dan meratakan diperlukan waktu 5 hari
3. untuk memadatkan diperlukan waktu 28 hari.

39
Tabel 4.3 Biaya Operasional Alternatif 2
Jumlah Total
Produksi Alat Lama Kerja Alat Biaya Operational Alat
Alat Produksi Alat
No Nama Alat
Sewa Alat BBM Pelumas
(unit) (m3/jam) (m3/jam/unit) (Jam) (Hari) Total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Excavator 2 277.27 554.54 11 1,34 225000 245394 24000 10,591,482.53
2 Dump Truck 53 10.37 554.54 11 1,34 80000 345515 33792 262,992,440.72
3 Motor Greder 2 348.30 696.6 9 1,07 225000 245394 24000 8,431,525.58
4 Compactor 2 45 90 66 8,25 205000 388704 38016 83,387,040.00
Total Biaya Operasional 365,402,488.82
Sumber : Analisa Perhitungan, 2016
Waktu yang dihabiskan untuk menyelkesaikan seluruh pekerjaan selama 13 hari dengan rincian sebagai berikut :
1. untuk holling dan muat diperlukan waktu 2 hari
2. untuk menghampar dan meratakan diperlukan waktu 2 hari
3. untuk memadatkan diperlukan waktu 9 hari.

40
Tabel 4.4 Biaya Operasional Alternatif 3
Jumlah Total
Produksi Alat Lama Kerja Alat Biaya Operational Alat
Alat Produksi Alat
No Nama Alat
Sewa Alat BBM Pelumas
(unit) (m3/jam) (m3/jam/unit) (Jam) (Hari) Total (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Excavator 2 277.27 554.54 11 1.34 225000 245394 24000 10,591,482.53
2 Dump Truck 53 10.37 554.54 11 1.34 80000 345515 33792 262,992,440.72
3 Motor Greder 1 348.30 348.3 34 4.26 225000 245394 24000 16,863,051.16
4 Compactor 1 45 45 264 33.00 205000 388704 38016 166,774,080.00
Total Biaya Operasional 457,221,054.41
Sumber : Analisa Perhitungan, 2016
Waktu yang dihabiskan untuk menyelkesaikan seluruh pekerjaan selama 37 hari dengan rincian sebagai berikut :
1. untuk holling dan muat diperlukan waktu 2 hari
2. untuk menghampar dan meratakan diperlukan waktu 2 hari
3. untuk memadatkan diperlukan waktu 33 hari.

41
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari perhitungan diatas di dapat bahwa penggunaan alat yang paling ekonomis
adalah menggunakan alternatif 2 dengan data sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan dalam proyek galian dan timbunan jalan Kebun Durian
Gunung Sari adalah sebagai berikut :
a. Excavator 2 unit
b. Dump Truck 53 unit
c. Motor Grader 2 unit
d. Compactor/Roller 2 unit
2. Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan jalan Kebun Durian Gunung Sari
adalah sebagai berikut :
a. untuk holling dan muat diperlukan waktu 2 hari
b. untuk menghampar dan meratakan diperlukan waktu 2 hari
c. untuk memadatkan diperlukan waktu 9 hari.
3. Biaya yang dikeluarka untuk operational alat adalah sebagai beikut :
a. Excavator 1 unit = Rp 10.591.482,53
b. Dump Truck 27 unit = Rp 262.992.440,72
c. Motor Grader 1 unit = Rp 8.431.252,58
d. Compactor/Roller 1 unit = Rp 83.387.040,00
e. Total = Rp 365.402.488,82

5.2. Saran
1. Alat-alat berat yang digunakan harus dimonitor supaya jangan sampai alat
yang menganggur pada jam kerja
2. Mengusahakan penggunaan tenaga professional yang berpengalaman dan
berdisiplin tinggi dalam pengelolaan alat, sehingga mendapatkan produksi
kerja yang maksimal serta tepat waktu
3. Analisa diatas berdasarkan kondisi alat ideal lebih baik, dilakukan penelitian
berdasarkan kondisi actual.
DAFTAR PUSTAKA

Hadisudarto, Management Peralatan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat


Jenderal Bina Marga, 1982

Rochmanhadi, alat beratdan penggunaannya, Badan penerbit Deparetemen


Pekerjaan Umum, Jakarta, 1982

Rochmanhadi, Perhitungan biaya pelaksanaan pekerjaan dengan menggunakan


alat-alat berat, penerbit Deparetemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1985

Rochmanhadi, Kapasitas dan Produksi Alat Alat Berat, Badan penerbit


Deparetemen Pekerjaan Umum

Soemardikatmodjo, Igig, (2003), Alat - Alat Berat, Tidak dipublikasi

Qamariah, N., L., Analisa Produktifitas Peraltan Dalam Pekerjaan Aggregat Pada
Ruas jalan Simpang 3 Samboja KM. 38 Balikpapan Loa Janan,
Universitas 17 Agusutus 1945, Samarinda

http://visionlink-blog.blogspot.com/2014/09/pengenalan-alat-berat-4motor-
grader.html

You might also like