You are on page 1of 18

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN

NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS


TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Tarbiyah

YUSUF RAHMADDI
G 000 090 061

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:


Nama : Yusuf Rahmaddi
NIM : G000090061
Fakultas/Jurusan : FAI/Tarbiyah
Jenis : Skripsi
Judul : PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP
PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1
TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:


1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya
ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,
mengolah dalam bentuk pangkalan data (databes), mendistribusikanya, serta
menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 17 Maret 2014


Yang Menyatakan

Yusuf Rahmaddi
NIM: G000090061
PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN
NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh : Yusuf Rahmaddi (NIM : G000090061)
Fakulfas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan.
Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan
tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada
khususnya di sekolah. Bimbingan konseling dan penanaman akhlak adalah upaya
yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan konseling dalam penanaman nilai akhlak
adalah bimbingan yang menitik beratkan pada pendekatan personal yaitu memberi
motivasi, arahan, dan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi siswa
terutama pada masalah akhlak. Penanaman akhlak tidak harus diterapkan di
sekolah saja, tetapi penanaman akhlak bisa dilakukan di luar sekolah. Dalam hal
ini perlu adanya kerja sama yang apik antara sekolah dan pihak lain dalam
pembentukan akhlak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada siswa melalui bimbingan
konseling di SMP Negeri 1 Teras serta mengetahui perubahan perilaku yang
terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras
tahun pelajaran 2012/2013
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis
kualitatif. Subyek penelitian menggunakan key informan yang digunakan untuk
mencari informasi sebanyak-banyaknya. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penetapan validitas data dalam
penulisan ini melalui trianggulasi data dan informan review, Dalam menganalisis
data dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adannya secara
kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Seluruh staf sekolah seperti,
kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya
penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana-
sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan
dengan baik, (2) sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian
teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku/akhlak siswa
terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari
kemauan siswa itu sendiri, (3) melalui upaya pemahaman, pencegahan,
pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan yang diinternalisasikan dengan
kegiatan sekolah memberikan pengaruh antara lain: (a) Terciptanya kesadaran
keagamaan pada siswa dan pemahaman siswa akan peraturan-peraturan yang ada
di sekolah, (b) Siswa terbantu dalam pemecahan masalah, karena ada sebagian
siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan
prilaku siswa menjadi lebih baik, (c) Ada juga siswa yang merasa terganggu akan
campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena
siswa mempunyai pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah.
Kata kunci : bimbingan konseling, nilai akhlak.

vii
PENDAHULUAN Bimbingan dan konseling
merupakan salah satu komponen dari
Latar Belakang pendidikan. Mengingat bahwa
bimbingan dan konseling adalah suatu
Pendidikan pada hakikatnya kegiatan bantuan dan tuntunan yang
merupakan usaha sadar untuk diberikan kepada individu pada
mengembangkan kepribadian yang umumnya, dan siswa pada khususnya
berlangsung seumur hidup baik di di sekolah. Hal ini sangat relevan jika
sekolah maupun madrasah. Pendidikan dilihat dari perumusan bahwa
juga bermakna proses membantu pendidikan itu adalah usaha sadar yang
individu baik jasmani dan rohani ke bertujuan untuk mengembangkan
arah terbentuknya kepribadian utama kepribadian dan potensi-potensi (bakat,
(pribadi yang berkualitas). Dalam minat, dan kemampuan). Kepribadian
konteks Islam, pendidikan bermakna menyangkut masalah prilaku atau
bimbingan terhadap pertumbuhan sikap mental dan kemampuan meliputi
rohani dan jasmani menurut ajaran masalah akademik dan keerampilan.
Islam dengan hikmah, mengarahkan, Tingkat kepribadian dan kemampuan
mengajarkan, melatih, mengasuh dan yang dimiliki oleh seseorang
mengawasi berlakunya semua ajaran merupakan suatu gambaran mutu dari
Islam. Dari makna ini, pendidikan orang bersangkutan (Sukardi, 2007: 1).
pada hakikatnya merupakan upaya
untuk membentuk manusia yang lebih Sekolah memiliki tanggung
berkualitas (Tohirin, 2007: 5). jawab yang besar membantu siswa
agar berhasil dalam belajar. Untuk itu
Bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah hendaknya
merupakan kegiatan yang bersumber memberikan bantuan kepada siswa
pada kehidupan manusia. Kenyataan untuk mengatasi masalah-masalah
menunjukkan bahwa manusia di dalam yang timbul dalam kegiatan belajar
kehidupannya selalu menghadapi siswa. Dalam kondisi seperti ini,
persoalan-persoalan yang silih pelayanan bimbingan dan konseling
berganti. Persoalan yang satu dapat sekolah dan madrasah sangat penting
diatasi, persoalan yang lain muncul, untuk dilaksanakan guna membantu
demikian seterusnya. Manusia tidak siswa mengatasi berbagai masalah
sama satu dengan yang lain, baik yang dihadapinya.
dalam sifat maupun kemampuannya.
Ada manusia yang danggup mampu Bimbingan dan konseling tidak
mengatasi persoalan tanpa bantuan dari hanya berorientasi untuk mengatasi
pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia permasalahan kesulitan belajar siswa,
yang tidak mampu mengatasi tetapi bimbingan konseling juga dapat
persoalan bila tidak dibanntu orang menyentuh aspek perilaku atau akhlak
lain, maka dari inilah bimbingan siswa dalam proses pembentukan
konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: kepribadian. Siswa adalah bagian dari
10). masyarakat yang butuh interaksi dan
sosialisasi, untuk itu siswa harus
disiapkan dalam mengembangkan

1
ketentuan yang mengatur hak dan bisa mengintegrasikan keilmuan yang
kewajiban masing-masing individu dikuasai dengan nilai-nilai yang
sebagai anggota di sekolah maupun di diyakini untuk mengatasi berbagai
masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu permasalahn hidup dan sistem
biasanya berupa perangkat nilai, norma kehidupan manusia
sosial, maupun pandangann hidup
yang terpadu dalam sistem budaya Tujuan Penelitian
yang berfungsi sebagai rujukan hidup
Peneliti ini bertujuan untuk
(Prayitno, 1999: 169).
mendeskripsikan bagaimana
Berdasarkan uraian di atas pelaksanaan bimbingan dan konseling
dapat diketahui bahwa bimbingan dan dalam penanaman nilai akhlak pada
konseling sebagai salah satu organ peserta didik di SMP N 1 Teras
yang penting dalam upaya penanaman Boyolali dan untuk mengetahui
nilai akhlak di sekolah. Masa remaja perubahan perilaku yang terjadi setelah
(12-21 tahun) merupakan masa mendapatkan pelayanan bimbingan
peralihan antara masa kehidupan anak- konseling di SMP N 1 Teras tahun
anak dan masa kehidupan orang pelajaran 2012/2013.
dewasa. Dimana di masa ini terjadi
LANDASAN TEORI
berbagai goncangan-goncangan psikis
atau penyimpangan-penyimpangan A. Bimbingan Konseling
yang terjadi pada usia remaja. 1. Pengertian Bimbingan
Pembinaan akhlak terhadap para
remaja amat penting dilakukan, Bimbingan adalah proses
mengingat secara psikologis usia pemberian bantuan (proses of helping)
remaja ialah usia yang berada dalam kepada individu agar mampu
goncangan dan mudah terpengaruh memahami dan menerima diri dan
sebagai akibat dari keadaan dirinya lingkungannya, mengarahkan diri dan
yang masih belum memiliki bekal menyesuaikan diri secara positif dan
pengetahuan, mental dan pengalaman konstruktif terhadap tuntutan norma
yang cukup, Abuddin Nata (2001: kehidupan (agama dan budaya)
216). sehingga mencapai kehidupan yang
bermakna (Damayanti, 2012: 9
Penanaman nilai akhlak
melalui bimbingan konseling adalah 2. Pengertian Konseling
pengembangan dan penyadaran siswa
terhadap nilai kebenaran, kejujuran, Konseling adalah proses
kebajikan, kearifan dan kasih sayang pemberian bantuan yang dilakukan
sebagai nilai-nilai universal yang melalui wawancara konseling seorang
dimiliki semua agama yang berfungsi ahli yang diisebut konselor kepada
untuk memperkuat keimanan dan individu yang sedang mengalami suatu
ketakwaan secara spesifik sesaui masalah yang bermuara pada
keyakinan agama melalui kegiatan teratasinya masalah yang dihadapi oleh
pramuka, sehingga menghasilkan anak klien (Prayitno, 2004: 105).
didik yang berkepribadian utuh, yang

2
3. Prinsip Bimbingan Konseling Adapun secara khusus tujuan
bimbingan dan konseling merupakan
Dalam memberikan pelayanan penjabaran tujuan umum tersebut yang
bimbingan dan konseling di sekolah dikaitkan secara langsung dengan
dan madrasah, ada beberapa prinsip permasalahan yang dialami oleh
yang perlu diperhatikan. Prinsip- individu yang bersangkutan, sesuai
prinsip tersebut dijadikan pedoman dengan kompleksitas permasalahannya
dalam pelaksanaan bimbingan dan itu. Masalah-masalah individu (siswa)
konseling. Maknanya apabila bermacam ragam jenis, intensitas, dan
bimbingan dan konseling dilaksanakan sangkut pautnya, serta masing-masing
tidak sesuai dengan prinsip tesebut, bersifat unik. Oleh karena itu tuujuan
berarti bukan bimbingan dan konseling khusus bimbingan dan konseling untuk
dalam arti yang sebenarnya. Berkenaan masing-masing individu bersifat unik
dengan prinsip-prinsip bimbingan dan pula. Tujuan bimbingan dan konseling
konseling, Arifin dan Eti Kartikawati untuk seorang individu berbeda dari
menjabarkan prinsip-prinsip tujuan bimbingan dan konseling untuk
bimbingan dan konseling ke dalam individu lainnya.
empat bagian, yaitu (1) prinsip-prinsip
umum, (2) prinsip-prinsip khusus 5. Fungsi Bimbingan Konseling
yang berhubungan dengan individu
(siswa), (3) prinsip-prinsip khusus Fungsi bimmbingan dan konseling
yang berhubungan dengan khususnya di sekolah dan madrasah
pembimbing dan (4) prpinsip-prinsip memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)
khusus yang berhubungan dengan fungsi pencegahan, (2) fungsi
organisasi dan adminidtrasi.bimbingan pemahaman, (3) fungsi pengentasan,
dan konseling. (4) fungsi pemeliharaan, (5) fungsi
penyaluran, (6) fungsi penyesuaian, (7)
4. Tujuan Bimbingan Konseling fungsi pengembangan, (8) fungsi
perbaikan dan, (9) fungsi advokasi (
Menurut Thohirin (2007), Thohirin, 2007: 39-50).
sejalan dengan perkembangannya
konsepsi bimbingan dan konseling, 6. Asas-asas Bimbingan Konseling
maka tujuan bimbingan dan
konselingpun mengalami perubahan, Pelayanan bimbingan dan
dari yang sederhana sampai ke yang konseling merupakan pekerjaan
lebih komprehensif. Secara umum profesional, oleh sebab itu, harus
tujuan bimbingan dan konseling adalah dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah
untuk membantu individu atau asas-asas tertentu. Dengan
memperkembangkan diri secara mengikuti kaidah-kaidah atau asas-
optimal, menjadi insan yang seutuhnya asas tersebut diharapkan efektivitas
sesuai dengan tahap perkembangan dan efisiensi proses bimbingan dan
dan presisposisi yang dimilikinya, dari konseling dapat tercapai dan tidak
berbagai latar belakang yang ada dan terjadi penyimpangan-penyimpangan
sesuai dengan tuntutan positif di dalam praktek pemberian layanan.n
lingkungannya. Slameto (1986) membagi asas-asas
bimbingan dan konseling menjadi dua

3
bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan 2. Tujuan Penanaman Akhak
konseling yang berhubungan dengan
siswa dan asas yang berhubungan Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan
dengan praktik atau pekerjaan pembinaan akhlak yaitu terwujudnya
bimbingan sikap batin yang mampu mendorong
secara spontan untuk melahirkan
7. Macam-macam Bimbingan semua perbuatan yang bernilai baik,
Konseling sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati. Islam
Pengertian bimbingan dan menginginkan suatu masyarakat yang
konseling menyangkut setiap aspek berakhlak mulia. Akhlak yang mulia
dari individu, abaik fisik, psikis ini sangat ditekankan karena di
maupun sosial. Dengan demikian, samping akan membawa kebahagiaan
tidaklah mungkin orang mengisolasi bagi individu, juga sekaligus
tiap-tiap bagian dengan bagian yang membawa kebahagiaan bagi
lain, karena bagian yang satu selalu masyarakat pada umumnya. Dengan
berhubungan dengan bagian yang lain. kata lain bahwa akhlak utama yang
Kalau dibedakan satu dengan lain, hal ditampilkan seseorang, tujuannya
tersebut hanya terletak pada titik adalah untuk mendapatkan
beratnya. Pekerjaan bimbingan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat
konseling tidak dapat dilepaskan dari Azmi (2006: 60).
hal-hal yang berhubungan dari
pendidikan dan keadaan pribadi yang 3. Ruang Lingkup Akhlak
bersangkutan (Walgito, 2004: 19).
Adapun pembagian akhlak
Adapun macam-macam menurut Muhammad Azmi (2006: 63-
bimbingan dan konseling di 67) dibagi menjadi empat bagian yaitu:
kelompokkan menjadi empat: (a) (a) akhlak terhadap Allah, (c) akhlak
bimbingan akademik, (b) bimbingan terhadap sesama manusia, (c) akhlak
sosial pribadi, (c) bimbingan karier, (d) terhadap diri sendiri dan, (d) akhlak
bimbingan keluarga. terhadap alam sekitar.

B. Penanaman Nilai Akhlak Kajian Pustaka


1. Pengertian Akklak 1. Eva Varena (UMS 2010) dalam
skripsinya yang berjudul
Secara etimologi (lughatan) akhlaq
Penerapan Bimbingan Dan
(Bahasa Arab) adalah bentuk jamak
Konseling Islami Dalam
dari khuluq yang berarti budi pekerti,
Meningkatkan Akhlak Siswa Di
perangai, tingkah laku atau tabiat.
SMP Muhammadiyah 7
Berakar dari kata khalaqa yang berarti
Surakarta, menyimpulkan bahwa
menciptakan.seakar jata Khalaq
seluruh staf sekolah seperti, kepala
(Pencipta), makhluq (yang diciptakan),
sekolah, guru BK, wali kelas dan
dan khalq (penciptaan) Yuhanar Ilyas
guru pelajaran sangat berperan
(2000: 1)
dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling islami di sekolah

4
tersebut karena sudsah telaksana Permata Insani dalam
dengan baik. Sebagai kepala membentuk akhlak siswa.
sekolah yang bertanggung jawab 1) Seluruh staf sekolah
terhadap seluruh pelaksanaan BKI seperti, kepala sekolah,
dengan melengkapi seluruh sarana guru BKI, wali kelas dan
( ruang multi media, media guru mata pelajaran
buletin, ruang kantor BK dan terlibat dan berperan
sarana lainnya) agar terlaksana dalam pelaksanaan
BKI di sekolah tesebut dengan bimbingan konseling
baik, guru BK yang berupaya islami di sekolah. Kepala
dalam membantu sisiwa sekolah yang bertanggung
menyelesaikan masalah dengan jawab terhadap seluruh
menumbuhkan kesadaran sebagai pelaksanaan bimbingan
muslim serat bertanggung jawab konseling islami dengan
atas dirinya sendiri. Serta wali memfasilitasi bimbingan
kelas yang turut mendukung dengan sarana-sarana
kegiatan BKI ketika siswa berada pendukung agar
dalam kelas. Guru pelajaran yang terlaksananya bimbingan
selalu memberikan bimbingan konseling islami di
yang berupa pengajaran, motivasi sekolah terebut dengan
serta nasehat yang bertujuan agar baik, guru BK yang
sisiwa menjadi lebih baik. memposisikan diri sebagai
Hambatan-hambatan dalam fasilitator berupaya dalam
pelaksanaan penerapan bimbingan membentu siswa
dan konseling islami di SMP menyelesaikan masalah
Muhammadiyah 7 Surakarta dengan menumbuhkan
meliputi pemantauan orang tua kesadaran terhadap
terhadap anak kurang/terbatas. kewajiban-kewajiban
Ada sebagian anak yang sebagai muslim lewat
bermasalah kemauannya untuk pembiasaan dan
berubah sangat lemah. mengarahkan serta
Lingkungan pergaulan anak yang memotivasi agar
kurang baik dan lingkungan rumah bertanggung jawab atas
yang kurang baik. dirinya sendiri.
2. Muhammad Fathoni ( UMS: 2013) 2) Bentuk penyelesaian
dalam skripsinya yang berjudul masalah siswa dengan
Penerapan Bimbingan Konseling proses bimbingan
Islami Dalam Pembentukan Aklak konseling islami
Siswa (Studi Empirik Di SDIT dilakukan dengan
Permata Insani Tulung, Klaten menentukan jenis masalah
Tahun Ajaran 2012/2013), yang kemudian menentukan
kesimpulannya sebagai berikut jenis kegiatan layanan dan
a. Penerapan bimbingan terakhir menentukan
konseling islami di SDIT kesimpulan hasil kegiatan.
Sedangkan konseling yang

5
dilakukan yaitu dengan cukup efektif dengan melihat
mengidentifikasi masalah tanggapan siswa bersikap dan
dengan mencari latar keterampilan konselor yang sudah
belakang masalah, termasuk dalam karakteristik
diagnosis permasalahan efektif, tanggapan siswa mengenai
dengan menemukan gejala pelaksanaan bimbingan dan
yang lebih signifikan penyuluhan di sekolah berjalan
kemudian dilakukan sesuai prosedur dan program yang
berupa pemberian ada
kesimpulan jenis Penulis menimbang adanya perbedaan
permasalahan dalam al- objek dan tempat penelitian yang akan
Quran dan hadits maupun dikaji dari berbagai penelitian yang
teori-teori psikologi yang telah dilakukan, Berdasarkan tiga
sesuai dalam menentukan skripsi tersebut yang berkaitan dengan
solusi yang diberikan, kegiatan bimbingan dan konseling,
pemberian solusi banntuan penulis tertarik untuk mengadakan
disesuaikan dengan penelitian dengan judul Pengaruh
tingkat kemampuan siswa bimbingan dan konseling dalam
sehingga solusi anak kelas penanaman nilai akhlak di SMP N 1
satu tentu sangat berbeda Teras Boyolali tahun pelajaran
dengan anak kelas enam. 2012/2013 yang lebih mengarah pada
b. Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan penanaman nilai-nilai
pelaksanaan penerapan akhlak melalui kegiatan bimbingan dan
bimbingan konseling islami di konseling, guna tercapainya anak didik
SDIT Permata Insani meliputi yang memiliki akhlakul karimah yang
ada sebagian anak yang kurang mampu menyesuaikan diri dalam
sekali kedekatan dengan orang kondisi lingkungan apapun serta
tuanya karena sebagian orang tua mampu menerapkan nilai- nilai
melihat sistem fullday school keagamaan dalam kehidupan sehari-
adalah sistem unntuk menitipkan hari. Dengan demikian masalah yang
anak sehingga mereka leluasa diangkat dalam penelitian ini
untuk bekerja seharian tanpa memenuhi asas kebaruan
banyak perhatian terhadap
kegiatan anak-anaknya sehingga Metode Penelitian
orang tua tidak mengetahui
1. Jenis Penelitian
proses perkembangan kejiwaan
penelitian ini termasuk penelitian
anak yang sedang terjadi.
lapangan (field research) dengan
3. Siti Fatimah (UMS: 2002), dalam
menggunakan pendekatan
skripsinya yang berjudul
deskriptif yaitu suatu penelitian
Efektifitas Bimbingan
yang bertujuan untuk
Penyuluhan Dalam Perubahan
mengumpulkan data dan
Akhlak Siswa menyimpulkan
menguraikan secara menyeluruh
bahwa bimbingan dan konseling
dan diteliti sesuai persoalan yang
dalam pembinaan akhlak siswa di
akan dipecahkan (Iqbal, 2002: 33).
SMU Muhammadiyah 2 Surakarta

6
2. Subyek dan Tempat Penelitian penanaman nilai akhlak siswa
Subyek penelitian ini difokuskan melalui kegiatan bimbingan
pada pelaksanaan penanaman nilai- dan konseling. Wawancara
nilai akhlak melalui bimbingan dilakukan terhadap guru BK
konseling di SMP N 1 Teras tahun dan para siswa serta pihak-
pelajaran 2012/2013. pihak terkait seperti kepala
3. Teknik Pengumpulan Data sekolah dan guru mata
Pengumpulkan data menggunakan pelajaran.
teknik observasi, wawancara dan c. Metode dokumentasi adalah
dokumentasi. salah satu metode
a. Metode observasi merupakan pengumpulan data kualitatif
suatu proses melihat, dengan melihat atau
mengamati, dan mencermati, menganalisis dokumen-
serta merekam suatu prilaku dokumen yang dibuat subjek
secara sistematis untuk suatu sendiri atau oleh orang lain
tujuan tertentu (Herdiansyah, tentang subjek. Dokumentasi
2010: 131). Sedangkan jenis merupakan salah satu cara yang
observasi yang digunakan dapat dilakukan peneliti
dalam penelitian ini adalah kualitatif untuk mendapatkan
observasi secara langsung, gambaran dari sudut pandang
yakni mengamati secara subjek melalui suatu media
langsung kondisi atau situasi tertulis dan dokumen lainnya
yang sebenarnya, seperti yang ditulis atau dibuat
observasi mengetahui sarana langsung oleh subjek yang
dan prasarana sekolah, upaya bersangkutan (Herdiansyah,
yang dilakukan sekolah, dan 2010: 145) sumber
pelaksanaan bimbingan dan dokumentasi yang dibutuhkan
konseling. antara lain mengenai gambaran
b. Metode wawancara, adalah umum dan letak geografis
percakapan dengan maksud SMP N 1 Teras Boyolali,
tertentu. Percakapan dilakukan struktur organisasi sekolah,
oleh dua pihak, yaitu pola bimbingan dan
pewawancara (interviewer) konseling, pelaksanaan
yang mengajukan pertanyaan bimbingan dan konseling di
dan terwawancara (interviewee) sekolah tersebut.wa.
yang memberikan jawaban atas 4. Teknik Analisis Data
pertanyaan tersebut Dalam menganalisis hasil
(Herdiansyah, 2010: 118). penelitian ini, digunakan analisis
Metode wawancara dalam deskriptif kualitatif, yang terdiri
penelitian ini dilakukan untuk dari berbagai kegiatan yaitu
mendapatkan informasi (data) pengumpulan data dan reduksi
yang akurat dan riil tentang data, penyajian data dan
pelaksanaan bimbingan dan kesimpulan (Herdiansyah, 2010:
konseling di SMP N 1 Teras 164-165). Tahapannya adalah
Boyolali serta proses setelah pengumpulan data selesai,

7
maka selanjutnya melakukan Pada saat itulah para guru dapat
reduksi data, yaitu mengamati setiap siswa yang
mengelompokkan, mengarahkan menyalami mulai dari penampilan
membuang yang tidak perlu dan atribut yang dikenakan, cara
pengorganisasian sehingga data menyapa guru, tak jarang pula ada
terpilah-pilah. Selanjutnya, data guru yang menanyakan pekerjaan
yang telah direduksi akan disajikan rumamhnya.
dalam bentuk narasi deskriptif. Contohnya ada siswa yang
Terakhir, penarikan kesimpulan kedapatan tidak mengenakan kaos
dari data yang telah disajikan. kaki ataupun dasi, maka siswa
tersebut mendapatkan teguran dari
HASIL PENELITIAN salah satu guru, untuk tidak
mengulangi hal yang sama di lain
Penerapan dan Penanaman Nilai hari.
Akhlak Siswa SMP N 1 Teras 2. Shalat Dhuha Berjamaah
Guru BK bekerja sama dengan
Agar tercapainya visi yang telah
guru mata pelajara PAI
tercanangkan yaitu menjadi manusia
menyelenggarakan shalat dhuha
taqwa yang cerdas, terampil,
berjamaah setiap paginya.
berkepribadian santun, mandiri dan
Kegiatan ini dilaksanakan di
dapat bekerjasama, SMP N 1 Teras
masjid sekolah yang di pantau
telah menyusun berbagai kegiatan
oleh guru mapel PAI dan guru
yang mendukung terbentuknya akhlak
BK.
mulia yang diimplementasikan dan
Shalat dhuha sudah berjalan cukup
dilaksanakan oleh semua pihak yang
lama, pelaksanaannya dimulai
ada dalam lingkup sekolah.
pukul 06.45 dan sudah terjadwal
Menurut kepala sekolah Bapak Sarjono tiap-tiap kelas. Untuk hari senin
Putut Moerdianto, ada berbagai jadwal shalat dhuha adalah kelas
kegiatan yang diadakan pihak sekolah 9A, 9B, dan 9 C, hari selasa, kelas
yang bekerjasama dengan BK dalam 9D, 9E, 9F, dan 9G, hari rabu
upaya menanamkan nilai akhlak. kelas 8A, 8B, 8C, dan 8D, hari
Diantara kegiatan-tersebut adalah. kamis kelas 8E, 8F, 8G, hari jumat
kelas 7A, 7B, 7C, sedangkan hari
1. Jabat Tangan Saat Datang dan sabtu, kelas 7D, 7E, 7F, dan 7G.
Pulang Dengan jadwal yang sudah ada
Setiap hari pada pagi hari sekitar para murid sadar bahwasannya
pukul 06.40 WIB para siswa mulai merka akan berangkat sekolah
berdatangan di sekolah. Saat itulah lebih pagi untuk melaksanakan
para guru piket telah berbaris di shalat dhuha. Menurut guru PAI
pelataran dekat gerbang utama Ibu Asih bahwasannya kegiatan
sekolah menunggu kedatangan ini pula dapat mengkatrol nilai
muridnya. Satu persatu muri- mata pelajaran pendidikan agama.
murid menyalami para guru yang 3. Kegiatan jumat Kerohanian
telah terlebih dahulu hadir. Salah satu upaya penanaman nilai
akhlak melalui pemahaman

8
kepada peserta didik adalah mengeliingi sekolah dan senam
kegiatan jumat kerohanian. pagi di lapangan (wawancara
Kegiatan ini dilaksanakan setiap dengan kepala sekolah Bapak
hari jumat pada minggu ketiga Sarjono Putut Moerdianto,
tiap bulannya. 02/02/14).
Kegiatan jumat kerohanian Menurut guru BK ibu Anik
merupakan kegiatan pidato menuturkan ada berbagai macam
keagamaan (tausiah/mauidloh nilai akhlak yang coba di
hasanah). Yang menjadi tanamkan kepada para siswa
pembicara pada kegiatan ini melalui berbagai kegiatan. Nilai
adalah pasi siswa yang telah di akhlak itu diantaranya adalah:
tunjuk oleh guru PAI dari masing religius, jujur, toleransi, disiplin,
masing kelas. Setiap minggu kerja sama, kreatif, mandiri, cinta
ketiga menampilkan paling tidak tanah air, demokrasi, menghargai
tiga siswa sebagai dai perwakilan prestasi, bersahabat, peduli
dari tiap kelas secara bergiliran. lingkungan, peduli sosial,
4. Kegiatan Jumat Bersih tanggung jawab, dan cinta diri
Kegiatan ini dilaksanakan setiap sendiri.
hari jumat minggu pertama yang
diikuti oleh semua siswa dan para Upaya Bimbingan Konseling Dalam
guru serta staf sekolah. Satu hari Menanamkan Nilai Akhlak Siswa
sebelumnya kepala sekolah SMP N 1 Teras
mengumumkan kepada para
1. Tujuan Pembentukan Akhlak
sisiwa untuk membawa alat-alat
kebersihan seperti; sapu, arit, Berdasarkan waawancara dengan guru
kemoceng, ikrak, dan alat BK Ibu Anik, tujuan pembentukan
kebersihan lainnya. akhlak adalah
Tiap kelas mendapatkan pos yang
berbeda-beda untuk dibersihkan, a. Terwujudnya sekolah dengan
ada yang membersihkan halaman siswa yang memiliki nilai religius
sekolah, ada yang membersihkan melalui berbagai kegiatan-
lapangan, perpustakaan, ruang kegiatan yang mendukung dalam
UKS, masjid, sampai toilet siswa. penanaman nilai akhlak
Tiap wali kelas menjadi b. Membentuk siswa yang
penanggung jawab bagi siswa berkarakter dan berakhlak mulia
kelasnya masing-masing. dan menjadi manusia taqwa yang
5. Jumat Sehat cerdas, terampil, berkepribadian
Kegiatan ini dilaksanakan tiap hari santun, mandiri serta dapat
jumat minggu kedua tiap bekerjasama
bulannya. Semua siswa dan para c. Mendorong siswa untuk dapat
guru wajib mengikuti kegiatan ini menjalani hidup yang bersahaja di
dan wajib mengenakan pakaian sekolah maupun di luar
olah raga pada hari itu. lingkungan sekolah
Kegiatan yang biasa dilakukan d. Terwujudnya hubungan yang
adalah jogging atau jalan santai harmonis di lingkungan sekolah

9
(wawancara guru BK Ibu Anik, masalah-masalah yang
30/01/14) dihadapinya ataupun orang lain.
Cara kerja metode ini adalah
seperti kotak penampung aspirasi.
Siswa hanya perlu menyampaikan
2. Metode Bimbingan Konseling
keluhan ataupun masalahnya
Bimbinggan yang diterapkan di SMP dalam bentuk tulisan pada kertas
N 1 Teras menurut Ibu Anik kemudian dimasukkan kedalam
disesuaikan dengan situasi dan kondisi sebuah kotak yang terletak di
klien yang dihadapi. depan kantor BK. Masalah-
masalah yang disampaikan siswa
a. Metode Interview bermacam-macam, ada yang
Contoh kasus per-tanggal 26 mengeluhkan tentang masalah
oktober 2012 ada salah seorang pribadi, hingga sarana-prasarana
siswa melapor kepada BK yang sekolah. Dengan metode ini
mendapati ada dua orang siswa diharapkan para siswa dapat
yang bernama L dan B sedang menggunakan layanan BK dengan
berkelahi di belakang sekolah. mudah dan menyampaikan
Perkelahian tersebut terjadi karena keluhannya tanpa perlu
siswa B sering mengejek siswa L mendatangi kantor BK untuk
yang sering pacaran. Lantaran menemui guru BK (wawancara
demikian siswa L tidak dapat guru BK Ibu Anik 30/01/14)
menahan amarahnya dan 3. Macam-macam Bimbingan
perkelahian tidak terhindari. Konseling di SMP N 1 Teras
Keesokan harina\ya kedua siswa a. Bimbingan Belajar
tersebut dipanggil ke kantor BK Pelayanan bimbingan belajar ini
untuk diintrogasi. Setelah membantu siswa dalam
diintrogasi kedua siswa tersebut menumbuhkan sikap kebiasaan
dinasehati untuk saling belajar, berpengetahuan dan
menyayangi dan saling berketerampilan sesuai dengan
menghormati, kemudian keduanya program belajar dalam rangka
diminta untuk saling maaf menyiapkan peserta didik untuk
memaafkan. Setelah kejadian itu melanjutkan ke tingkat yang lebih
mereka harus berjanji untuk tidak tinggi.
melakukan perbuatannya lagi. b. Bimbingan Sosial-Pribadi
Interview digunakan untuk Pelayanan bimbingan sosial-
bimbingan pribadi dan kelompok pribadi ini ditujukan untuk
(wawancara guru BK 30/01/14). membantu siswa dalam
b. Metode Kotak Masalah mengembangkan potensi diri dan
Metode ini adalah metode yang kemampuan berhubungan sosial,
dilakukan BK untuk mendapatkan serta memecahkan masalah-
berbagai informasi yang masalah sosial-pribadi.
datangnya langsung dari siswa. c. Bimbingan Karier
kotak masalah digunakan oleh Pelayanan bimbingan ini ditujukan
para siswa dalam menyampaikam untuk membantu siswa dalam

10
perencanaan, pengemvangan dan benar-benar ingin berubah. Contoh
pemecahan masalah karier kasus ketika salah seorang siswa
(dokumentasi BK SMP N ! Teras kedapatan terlihat gondrong (rambut
30/01/14) panjang) dan dipanggil ke ruang BK.
4. Pelaksanaan Bimbingan Siswa tersebut diberi pengarahan dan
Konseling SMP N 1 Teras diberi sanksi berupa memotong
rambutnya sendiri atau dipotong oleh
Berdasarkan wawancara dengan guru guru BK. Dan hasilnya pada keesokan
BK ibu Anik bahwasannya harinya siswa tersebut sudah
pelaksanaan bimbingan di SMP N 1 memotong rapi rambutnya.
Teras dilakukan sesuai situasi dan
kondisi klien. Artinya penanganan Sedangkan bagi siswa yang melakukan
masalah siswa dalam hal pelanggaran pelanggaran berat maka akan
yang dilakukan disesuaikan dengan mendapatkan sanksi maksimal yaitu
jenis pelanggaran. Penentuan akan dikembalikan kepada orang
pendekatan siswa yang tuanya (wawancara guru BK Ibu Anik
bermasalah/melanggar disesuaikan 30/01/14)
dengan tingkat masalah yang dihadapi
serta tingkat sikologi siswa. KESIMPULAN

Ada tiga kategori pelanggaran yaitu; Setelah penulis memaparkan tentang


pelanggaran ringan seperti tidak penanaman nilai-nilai akhlak melalui
lengkapnya atribut seragam, terlambat bimbingan konseling di SMP N 1
datang ke sekolah. Pelanggaran sedang Teras Tahun Pelajaran 2012/2013
seperti membawa HP ke sekolah, maka akhir dari pembahasan ini
rambut tidak rapi/panjang, bolos disajikan kesimpulan sebagai berikut
sekolah, perkelahian sesama teman,
1. Seluruh staf sekolah seperti, kepala
mencuri. Pelanggaran berat seperti
sekolah, guru mata pelajaran, wali
mengkonsumsi narkoba, hamil di luar
kelas, guru BK berperan dalam
nikah. Sampai saat ini khusus
upaya penanaman nilai akhlak
pelanggaran dengan kategori berat
kepada siswa. Kepala sekolah
belum pernah terjadi.
sebagai penanggung jawab seluruh
Ibu Anik menuturtkan sanksi yang pelaksanaan bimbingan konseling
berlaku untuk pelanggaran ringan dengan memfasilitasi dengan
adalah pengarahan. BK dalam hal ini sarana-sarana pendukung, sehingga
tidak ingin memberikan sanksi yang pelaksanaan bimbingan konseling
sifatnya fisik, akan tetapi dengan dapat berjalan dengan baik.
pemberian pengarahan anak didik 2. Penanganan masalah bimbingan
diharapkan sadar dengan sendirinya. konseling dengan metode nasehat
Pengarahan diberikan bertujuan agar dan interview empat mata
perubahan perilaku tersebut terjadi cenderung menggunakan
bukan karena paksaan dari luar, akan pendekatan directive conseling
tetapi perubahan perilaku terjadi yaitu guru lebih banyak mengambil
karena kemauan siswa tersebut yang inisiatif dalam proses bimbingan,
sehingga siswa hanya menerima apa

11
yang dikemukakan guru BK. Hal ini karena siswa mempunyai
disebabkan kebanyakan siswa susah pandangan terhadap guru BK
mengungkapkan pendapatnya masih sebagai polisi sekolah.
karena siswa belum sepenuhnya
menjadikan guru BK tempat untuk SARAN
curhat dan solusi penyelesaian
1. Hendaknya dalam layanan
masalah yang duhadapinya. Sanksi
bimbingan konseling lebih
yang diterapkan BK SMP N 1 Teras
menguatkan unsur-unsur
cenderung pemberian teguran dan
pembangkit motivasi sehingga
pengarahan hal ini bertujuan agar
semangat ingin berubah pada
perubahan prilaku siswa terbentuk
siswa dapat timbul lebih cepat.
karena bukan karena takut akan
2. Dalam pelaksanaan layanan
tetapi perubahan prilaku tumbuh
hendaknya guru BK memberikan
dari kemauan siswa itu sendiri.
sanksi pada siswa lebih
3. Upaya bimbingan konseling SMP N
ditegaskan. Terkadang ada
1 Teras tahun pelajaran 2012/2013
sebagian siswa yang kemauan
dalam menanamkan akhlak siswa
untuk berubahnya sangat lemah,
melalui upaya pemahaman,
maka dari itu perlunya ada
pencegahan, pengentasan,
peningkatan sanksi kepada siswa
pemeliharaan dan pengembangan
yang kedapatan melakukan
yang diinternalisasikan dengan
kesalahan hal yang sama di lain
kegiatan sekolah memberikan
hari.
beberapa dampak/pengaruh yaitu:
3. Seluruh pihak yang ada di sekolah
a. Terciptanya kesadaran
diharapkan dapat menciptakan
keagamaan pada siswa dan
lingkungan pergaulan siswa yang
pemahaman siswa akan
kondusif, dengan memanfaatkan
peraturan-peraturan yang ada di
fasilitas sarana dan prasarana
sekolah dan munculnya sikap
sekolah. Karena dengan
keterbukaan siswa untuk
memanfaatkan fasilitas sekolah
berineraksi dan berkomuniksi
diharapkan akhlak siswa dapat
dengan mengungkapkan
terbentuk. Contohnya dengan
permasalahan yang dihadapinya,
membuat slogan-slogan yang
sehingga siswa merasa
sifatnya membangun akhlak siswa
mendapatkan perhatian dan
seperti: kebersihan adalah
merasa aman dan nyaman.
sebagian dari iman, sudahkah
b. Siswa terbantu dalam pemecahan
anda shalat, dan lain sebagainya
masalah, karena ada sebagian
siswa yang memanfaatkan
layanan bimbingan. Hal ini di DAFTAR PUSTAKA
tunjukkan dengan prilaku siswa
menjadi lebih baik, \ Abuddin Nata. 2003. Manajemen
c. Ada siswa yang merasa Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
terganggu akan campur tangan
BK terhadap masalah yang Adisusilo, Sutarjo. 2012.
dihadapinya. Hal ini disebabkan Pembelajaran Nilai Karakter,

12
Konstruktivisme Dan VCT Sebagai _____, Sutrisno. 1984. Metodologi
Inovasi Pendekatan Pembelajaran Riset, Yogyakarta: UGM Press.
Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.
Hamidi. 2004. Metode Penelitian
Afifuddin. 2012. Bimbingan dan
Kualitatif. Malang:UMM Pres.
Koneling. Bandung: CV Pustaka
Setia. Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi
Amin, Samsul Munir, 2010, Penelitian Kualitatif.. Jakarta: Salemba
Bimbingan Konseling Islam, Jakarta: Humanika.
Amzah.
Ilyas,Yunahar. 2007. Kuliah
Anwar Sutoyo, 2009, Bimbingan Dan Akhlak.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Konseling Islami, Semarang: CV
Widya Karya Semarang Muhammd Fathoni. 2013. Penerapan
Bimbingan Konseling Islami Dalam
Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur
Penelitian dan Pendekatan Praktik, Pembentukan Aklak Siswa (Studi
Jakarta:Rineka Cipta. Empirik Di SDIT Permata Insani
Tulung, Klaten Tahun Ajaran
Asmaran. 1992. Pengantar Studi 2012/2013. Skripsi. UMS (Tidak
Akhlak. Jakarta: Rajawali Press
diterbitkan).
Damayanti. 2012. Buku Pintar
Panduan Bimbingan Konseling. Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan
Yogyakarta: Araska. Haksasi Akhlak Anak Usia Pra-Sekolah.
Yogyakarta: Venus Corporation
Dwitagama, dedi dan Wijaya Jogjakarta.
Kusumah,. 2010. Mengenal Penelitian
Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks. Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar
Eva Varena. 2010. Penerapan Bahasa Indonesia. Jakatra: Rineka
Bimbingan Dan Konseling Islami Cipta.
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di
SMP Muhammadiya 7 Surakarta. Prayitno Dan Erman A. 1999. Dasar-
Sripsi. Surakarta: UMS (Tidak Dasar Bimbingan dan Konseling.
diterbitkan). Jakarta: Rhineka Cipta
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin
Karakter Konsep Dan Implementasi. Menuju Sukses. Jakarta: Pradaya
Bandung: Alfabeta.
Paramita
Hadi Sabari Yunus. 2010. Metode
Penelitian Wilayah Kontemporer. Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka
Setia.

13
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-
Faktor Yaang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi (1989). Pendekatan Konseling


Karir Dalam Bimbingan Karir. Satu
Pendahuluan. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling


Sekolah Madrasah. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

14

You might also like