You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

DAYA YANG DIHASILKAN AEROGENERATOR YANG


DIPENGARUHI OLEH KECEPATAN ANGIN

OLEH :

AHMAD SABDI ROBBY PUTRA


NIM : 1405032050 NIM : 1405032037

POLITEKNIK NEGERI MEDAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

2017
Daya Yang Dihasilkan Aerogenerator Yang Dipengaruhi Oleh Kecepatan Angin

A. PENDAHULUAN

Tenaga angin merupakan konversi energi angin kedalam bentuk energi yang berguna.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan turbin angin untuk menciptakan listrik, kincir
angin untuk tenaga mekanis.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi kerja dari
aerogenerator
2. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana kerja rotor yang dipengaruhi oleh
kecepatan angin.

C. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM
Beban modul DC
Beban modul AC
Sensor suhu, thermocouple
Regulator (EEC)
1 set PC (Scada Control System)

D. GAMBAR KOMPONEN AEROGENERATOR

Gambar.1 : 1 set PC Gambar.2 : Tabung Badan


Aerogenerator Serta AC
dan DC Module

Gambar 3 : Blower Gambar 4 : Turbin angin

E. PENJELASAN
Power changes with air density, the rotor area and the cube of wind speed. In order the
study the power as a function of the wind speed, we will try ti keep density and the
area of the rotor constant. We will use a density value of 1225 kg/ . The fan speed
will be changed and, for each fixed speed, every data will be taken: voltage, current,
rotation speed.

F. PROSEDUR PERCOBAAN
Pastikan kipas dalam kondisi mati sebelum dimulai. Setelah itu lakukan langkah-
langkah dibawah ini :

1. Hidupkan interface utama


2. Atur selector modul DC ke posisi 4
3. Hidupkan DC modul
4. Jalankan scada control EEEC (pastikan bahwa PC terhubung kemonitor utama
melalui kabel scasi)
5. Atur selector meas pada posisi sebelum
6. Atur persentase actuator
7. Atur kecepatan actuator dari rendah lama kelamaan meningkat
8. Catat besarnya perubahan kecepatan. Tuliskan tegangan keluaran, arus, kecepatan
rotasi yang ada pada table scada
9. Naikkan range actuator
10. Ulangi langkah 8 dan 9 minimal 6x, dengan range yang berbeda-beda
11. Matikan actuator

G. TABEL HASIL PERCOBAAN

Tabel 1 : Percobaan 1 dengan beban nol untuk DC

Actuator V wind (m/s) I_dc ( A ) V_dc ( V ) N ( rpm )


60% 2.6 0.0005 10.05 576.65
70% 2.8 0.0285 10.35 643.75
80% 3.35 0.1185 11.3 693.5
90% 3.42 0.179 11.4 722.3
100% 3.55 0.236 12.1 742.3

Tabel 2 : Percobaan 2 dengan beban motor DC

Actuator V wind (m/s) I_dc ( A ) V_dc ( V ) N ( rpm )


60% 2.5 0.001 9.3 515.95
70% 3 0.002 10.65 579.15
80% 3.15 0.004 12.03 639.6
90% 3.2 0.006 13.05 685.65
100% 3.75 0.007 13.95 719.45

Tabel 3 : Percobaan 3 dengan beban Kipas Angin

Actuator V wind (m/s) I_ac ( A ) V_ac ( V ) N ( rpm )


60% 2.35 0.073 227.95 514.5
70% 2.8 0.075 228,8 582
80% 3.05 0.0755 228.85 622.9
90% 3.1 0.076 228.95 652.7
100% 3.4 0.078 229,65 673.45

H. PERTANYAAN
Jelaskan bagaimana pengaruh kecepatan angin dengan daya yang dihasilkan.

Jawaban pertanyaan :

Untuk beban nol dihasilkan daya sebesar :


Actuator (%) P (watt) V wind (m/s)

60 1,47 2.6

70 2,55 2.8

80 3,665 3.35

90 4,23 3.42

100 5,09 3.55

Maka pengaruh kecepatan angin terhadap daya yang di hasilkan adalah


berbanding lurus dimana semakin tinggi kecepatan angin maka daya yang
dihasilkan akan semakin besar. Dalam hal ini karakteristinya dapat digambarkan
sebagai berikut :

I. ANALISA DATA

1. Tabel 1. Beban Nol


Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap kecepatan angin
berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka kecepatan angin akan
semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap arus keluaran
berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka arus keluaran
akan semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap tegangan
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka
tegangan keluaran akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap putaran
berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka putaran akan
semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh kecepatan angin terhadap
putaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi kecepatan angin maka putaran
akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh putaran terhadap arus keluaran
berbanding lurus yaitu semakin tinggi putaran maka arus keluaran akan semakin
tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh putaran terhadap tagengan
berbanding lurus yaitu semakin tinggi putaran maka tegangan keluaran akan
semakin tinggi.

Tabel 2. Motor dc
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap kecepatan
angin berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka kecepatan
angin akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap arus keluaran
berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator arus keluaran maka
akan semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap tegangan
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka
tegangan keluaran akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh Actuator terhadap putaran
berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka putaran akan
semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh kecepatan angin terhadap
putaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi persentase Actuator maka putaran
akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh putaran terhadap arus
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi putaran maka arus keluaran akan
semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh putaran terhadap tegangan
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi putaran maka tegangan keluaran
akan semakin tinggi.

Tabel 3. Beaban AC Kipas angin

Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh actuator terhadap kecepatan
angin berbanding lurus yaitu semakin tinggi actuator maka kecepatan angin akan
semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh actuator terhadap arus
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi actuator maka arus keluaran akan
semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa pengaruh actuator terhadap tegangan
keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi actuator maka tegangan keluaran
akan semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh actuator terhadap kecepatan
putaran turbin berbanding lurus yaitu semakin tinggi actuator maka kecepatan
putaran turbin akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh kecepatan angin terhadap
kecepatan putaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi kecepatan angin maka
kecepatan putaran akan semakin tinggi.
Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh kecepatan putaran terhadap
tegangan keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi kecepatan putaran maka
kecepatan tegangan keluaran akan semakin tinggi.

Pada grafik di atas dapat kita lihat bahwa pengaruh kecepatan putaran terhadap
arus keluaran berbanding lurus yaitu semakin tinggi kecepatan putaran maka
kecepatan arus keluaran akan semakin tinggi.

Pada uraian diatas ketika actuator ditingkatkan secara bertahap dari 60 % sampai
100 %, blower akan berputar dengan menghasilkan kecepatan angin tertentu.
Kecepatan angin yang akan semakin besar akan membuat kecepatan rotor semakin
besar pula dan tegangan yang dihasilkan juga turut semakin besar.

J. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Semakin tinggi kecepatan angin maka semakin banyak putaran yang dihasilkan
oleh aerogeneratot sehingga :

F = p.n/120

Dimana :
F = frekuensi
P = banyak kutub mangnet
n = putaran generator permenit

maka tegangan yang dihasilkan dari aerogenearotor adalah sebagai berikut :


E = 4,44 . F . . N
Dimana :
E = ggl induksi
F = frekuensi
= fluksi magnet
N = jumlah lilitan

2. Apabila semakin tinggi tegangan yang dihasilkan aerogenerator maka semakin tinggi arus
listrik yang dihasilkan.

I =V/R

Dimana :
I = arus

V = tegangan

R = tahanan

3. Semakin tingginya arus listrik yang diperoleh dari aerogenerator maka semakin tinggi
daya yang dihasilkannya.

P = V . I

Dimana :

P : daya

V : tegangan

I : arus

You might also like