You are on page 1of 3

V.

Analisis Data
5.1 Asam Lemak bebas (FFA)
Rumus :
ml NaOH x N x BM asam lemak
%FFA = ------------------------------------------ x 100
Berat sampel x 1000

1. Minyak bimoli
BM asam lemak (asam oleat) = CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
= (18 x 12) + (34 x 1) + (2 x 16)
= 216 + 34 + 32
= 282
1,5 ml x 0,1 x 282
%FFA =--------------------------- x 100
10 gr x 1000
\
= 0,141 %

http://myexperience-sausuboy.blogspot.co.id/2012/02/laporan-praktikum-lipid.html
DIAKSES PADA TGL 3 FEBRUARI 2017

Menurut Sukardjo,drs (1984), Katalisator adalah zat yang dapat mengubah kecepatan reaksi.
Hampir semua katalisator mempercepat reaksi (disebut katalisator positif), hanya sedikit dikenal
katalisator yang memperlambat reaksi (disebut katalisator negatif). Katalisator disebut homogen
bila membentuk satu fase dengan pereaksi dan disebut heterogen bila membentuk dua fase
dengan pereaksi.
Dari www.tekmira.com, mineral-mineral dari alam dapat dibuat menjadi katalis dan bahan
pembantu katalis yang kemudian dikenal dengan katalis mineral. Dari www.wikipedia.com,
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik), karena itu katalis H2SO4 disebut
katalis asam mineral. Menurut Juan, dkk (2007) Pada proses esterifikasi katalis yang banyak
digunakan pada awalnya adalah katalis homogen asam donor proton dalam pelarut organik,
seperti H2SO4, HF, H3PO4 dan RSO3H, PTSA.
Katalis H2SO4 dalam reaksi esterifikasi adalah katalisator positif karena berfungsi untuk
mempercepat reaksi esterifikasi yang berjalan lambat. H2SO4 juga merupakan katalisator
homogen karena membentuk satu fase dengan pereaksi (fase cair). Pemilihan penggunaan asam
sulfat (H2SO4) sebagai katalisator dalam reaksi esterifikasi dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya :
Menurut Anonim (2007)
1. Asam sulfat selain bersifat asam juga merupakan agen pengoksidasi yang kuat
Menurut Hendyana (1986)
2. Asam sulfat dapat larut dalam air pada semua kepekatan
3. Reaksi antara asam sulfat dengan air adalah reaksi eksoterm yang kuat
4. Jika air ditambahkan asam sulfat pekat maka ia mampu mendidih
5. Karena afinitasnya terhadap air, maka asam sulfat dapat menghilangkan bagian terbesar uap
air dan gas yang basah, seperti udara lembab

Menurut Sukardjo, drs (1984)


6. Konsentrasi ion H+ berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
Dari http://tech.dir.groups.yahoo.com
7. Asam sulfat pekat mampu mengikat air (higroskopis), jadi untuk reaksi setimbang yang
menghasilkan air dapat menggeser arah reaksi ke kanan (ke arah produk)
Dari faktor-faktor di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penambahan asam sulfat sebagai
katalis untuk mempercepat kecepatan reaksi karena reaksi antara asam sulfat dengan air (proses
esterifikasi menghasilkan etil asetat dan air) adalah reaksi eksoterm yang kuat. Air yang
ditambahkan asam sulfat pekat akan mampu mendidih, sehingga suhu reaksinya akan tinggi.
Makin tinggi suhu reaksi, makin banyak molekul yang memiliki tenaga lebih besar atau sama
dengan tenaga aktivasi, hingga makin cepat reaksinya. Katalis akan menyediakan rute agar reaksi
berlangsung dengan energi aktivasi yang lebih rendah sehingga nilai konstanta kecepatan reaksi
(k) akan semakin besar, sehingga kecepatan reaksinya juga semakin besar. Selain itu, karena
asam sulfat pekat mampu mengikat air (higroskopis), maka untuk reaksi esterifikasi setimbang
yang menghasilkan air, asam sulfat pekat dapat menggeser arah reaksi ke kanan (ke arah
produk), sehingga produk yang dihasilkan menjadi lebih banyak.
http://letshare17.blogspot.co.id/2010/10/penggunaan-katalis-h2so4-pada.html

You might also like