You are on page 1of 11

e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
PADA SISWA KELAS VI DI SEKOLAH DASAR SE GUGUS VI
KECAMATAN ABANG, KARANGASEM

I Nyoman Sumayasa,A.A.I.N.Marhaeni,Nyoman Dantes

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{nyoman.sumayasa, ngurah.marhaeni, nyoman.dantes}@pasca.undikhsa.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh pendekatan saintifik
terhadap motivasi dan hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa. Penelitian ini adalah
penelitian eksperimen dengan rancangan The Posttest-Only Control-Group Desain.
Populasi penelitian adalah siswa kelas VI SD di wilayah gugus VI kecamatan Abang,
Karangasem. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah 47 orang. Data motivasi
belajar dikumpulkan dengan kuesioner dan hasil belajar menggunakan tes pilihan ganda.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis berbantuan SPSS 17.00 for windows.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Terdapat pengaruh motivasi belajar
bahasa Indonesia antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan pendekatan saintifik
dan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VI
Gugus VI Kecamatan Abang, Karangasem, motivasi belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik daripada motivasi
belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional (kelompok kontrol).
Kedua, hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok
eksperimen) hasilnya lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional (kelompok kontrol). Ketiga, motivasi dan hasil belajar siswa
yang mengikuti model pembelajaran saintifik (kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik
daripada motivasi dan hasil belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional (kelompok kontrol).

Kata kunci: Pendekatan saintifik, motivasi belajar, hasil belajar bahasa


Indonesia.

Abstract
This research aims to investigate the effect of scientific approach towards students
motivation and their Bahasa learning result. This is a quasi-experimental research using
Posttest-Only Control-Group Design. Research population was sixth grade elementary
school students in cluster VI sub-district Abang, Karangasem Regency. Sixty seven
students were selected as sample through random sampling technique. Learning
motivation data were collected using questionnaire and Bahasa learning result data were
obtained using a multiple choice test. Data were analyzed using MANOVA assisted by
SPSS 17.00 for windows. Research results show that: First, learning motivation of
students who followed scientific learning approach was better than of those students who
followed conventional learning. Second, Bahasa learning result of students who followed
scientific learning approach was better than of those students who followed conventional
learning. Third, learning motivation and Bahasa learning result of students who followed
scientific learning approach were better than motivation and learning result of students
who followed conventional learning.

Keywords: bahasa learning result, learning motivation, saintfik approach

1
e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha
Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 5 Tahun 2015)
PENDAHULUAN perubahan paradigma guru sehingga dapat
Kita tidak bisa memungkiri bahwa meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
pendidikan memiliki peranan penting dalam Terkait dengan proses pembelajaran yang
meningkatkan kemajuan suatu bangsa. Hal dilaksanakan guru di kelas (sekolah), guru
tersebut sudah terbukti bahwa berbagai merupakan sosok yang bergelut dalam dunia
bangsa di dunia yang menempatkan sektor seni. Seni yang digeluti guru adalah seni
pendidikan sebagai garda terdepan dalam mengajar. Dikatakan seni mengajar karena
prioritas pembangunan bangsanya.Contohnya, dalam mengajar melibatkan semua unsur
negara Jepang yang hancur akibat perang inderawi, pikiran, perasaan, nilai, dan sikap
dunia II yang bangkit dengan menata kembali yang terintegrasi membangun dan mendorong
pembangunan utama sektor bidang perubahan siswa. Untuk mencapai proses
pendidikan untuk meningkatkan kualitas tersebut, guru membutuhkan gaya tersendiri
sumber daya manusia ( SDM ) sehingga dalam mengelola pembelajaran agar menarik,
sekarang Jepang menjadi negara yang sangat menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.
maju walaupun tidak didukung oleh sumber Itu berarti aspek metode pembelajaran
daya alam ( SDA ). menjadi penting bagi guru (Buku I Materi
Pemerintah Indonesia sebagai bagian Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan sastra
dari masyarakat dunia sudah berupaya untuk Indonesia, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Dir
meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan dalam PLP, 2005). Metode inilah yang selama ini
sektor pendidikan pemerintah menganggarkan dilupakan guru dalam pelaksanaan
20 % dari APBN untuk mensukseskan pembelajaran di sekolah.
pendidikan Nasional dan membangun SDM Masih terkait dengan inovasi
yang berkualitas. Adapun berbagai inovasi dan pembelajaran dalam hubungannya dengan
program pendidikan yang telah dilaksanakan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, Idris
antara lain : (1) penyempurnaan kurikulum, (2) (2005:8-10) memaparkan bahwa secara
pengadaan buku ajar dan buku referensi umum ada empat pemicu rendahnya kualitas
melalui berbagai pelatihan, (3) meningkatkan pendidikan di Indonesia.
kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, Pertama, pemberlakuan sistem
(4) peningkatan manajemen pendidikan, dan mekanistik dalam proses belajar mengajar.
(5) pengadaan berbagai fasilitas pendidikan Pendididkan diibaratkan sebagai mesin, yang
lainnya (Depdiknas, 2003). Selanjutnya merupakan benda mati yang proses hidupnya
pemerintah juga memberlakukan kurikulum hanya tergantung pada elemen di luar dirinya.
tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) sebagai Demikian pula dalam bidang pendidikan,
salah satu inovasi dalam menyiapkan sumber adanya kecenderungan yang sama dalam
daya manusia di era globalisasi (Mulyasa, memberlakukan peserta didik. Jadi, anak-anak
2005 ). Menurut Koyan, (2007:6) Kurikulum didik dipandang sebagai botol-botol kosong
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah yang harus diisi tanpa mempertimbangkan
kurikulum operasional yang disusun oleh dan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Kepala
dilaksanakan di masing-masing satuan sekolah menjadi pelaksana program
pendidikan. Selain itu pemerintah juga pembelajaran yang tidak boleh menyimpang
memberikan dana BOS , dana block grand, dengan ide atasannya, sementara guru
serta berbagai subsidi lainnya. Sedangkan berfungsi hanya pelaksana program dengan
untuk meningkatkan kesejahteraan guru, saat mengajar sebagai tugas rutinnya.
ini pemerintah memberikan gaji sertifikasi guru Kedua, pemberlakuan relasi monolog di
dan tunjangan kinerja guru yang semuanya ruang kelas sehingga mengabaikan
bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. kreativitas, inovasi, dan daya nalar anak. Maka
Meskipun telah dilakukan berbagai tak heran ketika anak-anak berbeda pendapat
langkah strategis untuk meningkatkan mutu dengan guru dan ketika mempertahankan
pendidikan, namun berbagai indikator pendapat berbeda itu, kekuasaan menjadi
menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum senjata ampuh bagi guru untuk mematikan
meningkat secara signifikan. argumentasi anak.
Pelajaran bahasa Indonesia yang Ketiga, penekanan pembelajaran
selama ini dianggap mata pelajaran yang cenderung hanya aspek kognitif saja. Aspek
mudah oleh siswa justru menjadi sandungan lainnya, seperti afektif dan psikomotor
bagi kelulusan siswa. Oleh karena itu untuk terabaikan. Akibatnya anak didik kurang
meningkatkan mutu pembelajaran bahasa mempunyai kemandirian, perasaan, dan
Indonesia, khususnya dalam pembelajaran kemampuan bekerjasama, tenggang rasa, dan
pemahaman terhadap unsur unsur cerpen berbagai sifat hubungan personal lainnya. Hal
hingga siswa mampu menulis sebuah karya yang sama juga dialami guru karena harus
cerpen yang sederhana perlu adanya mengajar bahan yang begitu banyak. Guru

2
tidak lagi mempunyai kesempatan untuk hidup masing. Oleh karena itu, proses
bersama dengan peserta didik. Dengan penyeragaman dan penyamarataan akan
demikian fungsinya sebagai pendidik membunuh keunikan tersebut. Keunikan harus
terabaikan. diberi tempat dan dicarikan peluang agar
Keempat, kurikulum disesuaikan dapat lebih berkembang, (2) Anak bukan
dengan pemikiran para pengambil kebijakan, orang dewasa dalam bentuk kecil. Jalan
bukan disesuaikan dengan kebutuhan peserta pikiran anak tidak selalu sama dengan jalan
didik dan masyarakat. Hasilnya adalah pikiran orang dewasa. Orang dewasa harus
kirikulum yang asing dan aneh bagi anak didik. dapat menyelami cara merasa dan berpikir
Banyak mata pelajaran yang diberikan anak-anak. Tetapi, yang terjadi justru
sebelum waktunya, bahkan sama sekali tidak sebaliknya, pendidik memberi materi pelajaran
berhubungan dengan pengalaman praktis dan lewat ceramah seperti yang mereka peroleh di
lingkungan anak didik (Drost, 1988 dalam bangku sekolah yang pernah diikuti, (3) Dunia
Idris, 2005 : 10). anak adalah dunia bermain tetapi banyak
Masih terkait dengan ketimpangan materi pelajaran yang tidak disajikan lewat
dalam pelaksanaan pendidikan, dalam materi permainan. Hal tersebut salah satunya
pelatihan terintegrasi pelajaran bahasa dan disebabkan oleh pemberian materi pelajaran
sastra Indonesia disebutkan bahwa pendidikan yang jarang diaplikasikan melalui permainan
di Indonesia mengalami kemunduran dan yang mengandung nuansa filsafat pendidikan,
keterbelakangan, disebabkan oleh beberapa (4) Usia anak merupakan usia paling kreatif
faktor, antara lain : (1) Pendidikan dalam hidup manusia. Namun, dunia
diselenggarakan untuk kepentingan pendidikan tidak memberikan tempat bagi
penyelenggara dan bukan untuk peserta didik, perkembangan kreativitas anak (Buku 1 Materi
(2) Pembelajaran yang dilaksanakan bersifat Pelatihan Terintregasi Bahasa dan Sastra
pemindahan isi (content transmission). Tugas Indonesia, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Dir
mengajar hanya sebagai penyampai pokok PLP, 2005 : 5-6). Beranalogi
bahasan. Mutu pengajaran menjadi tidak jelas penomena diatas, inovasi guru khususnya
karena yang diukur hanya daya serap sesaat guru yang mengajarkan bahasa Indonesia
yang diungkap lewat penilaian hasil belajar keniscayaan. Demikian pula komitmen dan
yang artifisial. Pengajaran tidak diarahkan profesionalismenya perlu di asah dan
kepada partisipatori total dari peserta didik ditingkatkan sehingga mampu memposisikan
yang pada akhirnya dapat melekat diri sebagai pendidik yang profesional. Dilihat
sepenuhnya dalam diri peserta didik, (3) dari segi profesionalisme, masih banyak guru
Aspek afektif cendrung terabaikan, (4) yang belum memiliki kemampuan dan
Diskriminasi penguasaan wawasan terjadi keterampilan yang memadai terkait dalam
akibat anggapan bahwa yang dipusat memilih dan menerapkan berbagai teknik
mengetahui segalanya dibandingkan dengan pembelajaran. Kemampuan memilih dan
yang di daerah, yang di daerah merasa menerapkan berbagai teknik pembelajaran
mengetahui semuannya dibandingkan dengan akan mampu mengembangkan iklim
yang di cabang, yamg di cabang merasa lebih pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk
tahu dibandingkan dengan yang di ranting, belajar. Mayer mengatakan bahwa pemilihan
begitu seterusnya. Jadi, deskriminasi teknik dan metode pembelajaran yang sesuai
sistematis terjadi akibat pola pembelajaran dengan kurikulum dan potensi siswa
yang subjek-objek, (5) Pengajar selalu merupakan kemampuan dan keretampilan
mereduksi teks yang ada dengan harapan dasar yang harus dimiliki oleh guru (Mayer
tidak salah melangkah. Teks atau buku dalam Inten, 2004 : 3). Hal ini didasari oleh
bacaan dianggap segalanya. Jika telah asumsi, bahwa ketepatan guru dalam memilih
menyampaikan isi buku berhasilah dia (Buku 1 teknik dan metode pembelajaran akan
Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil
Sastra Indonesia, Depdiknas, Dirjen belajar siswa (Sckuncke dalam Inten,
Dikdasmen, Dir PLP, 2005 : 5). 2004 : 3).
Berdasarkan hal tersebut dengan pola Untuk menciptakan situasi belajar yang
pembelajaran bahasa Indonesia yang selama menyenangkan, guru harus memperhatikan
ini dilaksanakan dapat dipastikan pola beberapa faktor yang mempengaruhi
pembelajaran bahasa Indonesia belum keberhasilan proses pembelajaran. Kunandar
berjalan sesuai dengan harapan. Dengan kata (2007) mengatakan bahwa keberhasilan
lain, belum ada inovasi guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh : (1)
melaksanakan pembelajaran. Padahal, (1) diri siswa sendirisebagai pelaku utama dalam
Setiap peserta didik adalah unik. Peserta didik proses belajar mengajar, (2) diri guru sebagai
memiliki kelebihan dan kelemahan masing- pengelola proses belajar mengajar dengan
segala keunikannya, (3) tujuan pendidikan yan antara tingkat perkembangan anak saat ini
menjadi sasaran pencapaian dari proses yang didefinisikan sebagai kemampuan
belajar mengajar, (4) bahan pengajaran pemecahan masalah di bawah bimbingan
sebagai bahan penunjang pokok bagi orang dewasa atau teman sebaya yang lebih
tercapainya tujuan, (5) kemudahan untuk mampu. (Nur dan Wikandari, 2000:4).
mencapai sumber bahan pengajaran, (6) Pembelajaran dengan metode saintifik
suasana sekitar pada waktu belajar. memiliki karakteristik sebagai berikut:
Dari semua uraian diatas dapat 1) berpusat pada siswa, 2) melibatkan
disimpulkan bahwa guru merupakan salah keterampilan proses sains dalam
satu komponen yang sangat menentukan mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip,
keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena 3) melibatkan proses-proses kognitif
itu guru harus selalu berusaha dan berinovasi yang potensial dalam merangsang
untuk menemukan strategi, metode, model perkembangan intelek, khususnya
dan pendekan yang tepat dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa,
pembelajaran. Adapun salah satu pendekatan 4) dapat mengembangkan karakter siswa.
yang dapat digunakan oleh guru untuk Dari beberapa keunggulan pendekatan
meningkatkan motivasi dan hasil belajar saintifik diatas sudah dapat dipastikan bahwa
pemahaman unsur-unsur cerita pendek proses pembelajaran akan dapat membantu
(cerpen) adalah pendekatan saintifik dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siwa.
pembelajaran. Oleh sebab itu, penulis menerapkan
Pembelajaran dengan pendekatan pendekatan saintifik untuk meningkatkan
saintifik adalah proses pembelajaran yang motivasi dan hasil belajar siswa dalam
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik memahami unsur-unsur cerita pendek
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau (cerpen).
prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati Motivasi belajar adalah keseluruhan
(untuk mengidentifikasi atau menemukan daya penggerak di dalam diri siswa yang
masalah), merumuskan masalah, mengajukan menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan kelangsungan dari kegiatan belajar dan
data dengan berbagai teknik, menganalisis memberi arah pada kegiatan belajar sehingga
data, menarik kesimpulan dan tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar
mengomunikasikan konsep, hukum atau tercapai (Sardiman,1998).
prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik Oleh karena itu motivasi belajar dapat
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman menentukan tingkat keberhasilan siswa dan
kepada peserta didik dalam mengenal, motivasi menjadi salah satu faktor yang turut
memahami berbagai materi menggunakan menetukan proses pembelajaran yang efektif
pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
berasal dari mana saja, kapan saja, tidak belajar pemahaman terhadap unsur-unsur
bergantung pada informasi searah dari guru. cerita pendek (cerpen).
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang Pembelajaran Bahasa di Sekolah Dasar
diharapkan tercipta diarahkan untuk pada hakekatnya adalah untuk membiasakan
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dan mengembangkan kemampuan anak didik
dari berbagai sumber melalui observasi, dan sedini mungkin bisa berkomunikasi dengan
bukan hanya diberi tahu (Kemendikbud, 2013) baik dan benar. Dalam hal ini berarti setiap
Penerapan pendekatan saintifik dalam peserta didik dituntut mampu menguasai
pembelajaran melibatkan keterampilan proses bahasa baik sebagai materi pelajaran maupun
seperti mengamati, mengklasifikasi, sebagai sarana berkomunikasi di dalam
mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan kegiatan belajar mengajar. Bahasa kunci
menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses- keberhasilan dalam mempelajari bidang studi
proses tersebut, bantuan guru diperlukan. yang lain ( Depdiknas, 2004 ). Ini dapat
Akan tetapi bantuan guru tersebut harus diartikan bahwa bahasa memiliki peranan
semakin berkurang dengan semakin yang sangat penting di dalam mempelajari
bertambah dewasanya siswa atau semakin bidang studi yang lain dan dalam berinteraksi
tingginya kelas siswa. dengan lingkungannya, baik itu antara siswa
Vygotsky, dalam teorinya menyatakan dengan siswa lainnya maupun antara siswa
bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta dengan guru.
didik bekerja atau belajar menangani tugas- Dan salah satu cara membiasakan
tugas yang belum dipelajari namun tugas- siswa berkomunikasi dan mempu memahami
tugas itu masih berada dalam jangkauan serta berinteraksi dengan lingkunganya adalah
kemampuan atau tugas itu berada dalam zone dengan menerapkan pembelajaran sastra
of proximal development daerah terletak sejak dini.
Pengajaran sastra di sekolah bertujuan memindahkan konsep secara teoritis tanpa
agar peserta didik dapat mengapresiasi karya memperhatikan proses ilmiah yang teruang
sastra sastra Indonesia dan dapat dalam unsur-unsur sebuah karya sastra
mengkomunikasikannya baik secara lisan cerpen yang mana srat dengan pesan-pesan
maupun tertulis. Sesuai dengan pendapat M.S moral, pengalaman hidup, dan konflik-konflik
Hutagalung ( 1975:38 ) sebagai berikut : sosial serta lingkungan hidup. Fakta lain yang
Pengajaran kesusastraan dimaksudkan dapat kita lihat sekarang ini adalah syarat
agar siswa dapat menikmati dan memahami pencapaian nilai yang telah ditetapkan dari
kesusastraan itu sendiri, baik selama belajar pusat dan untuk mencapai nilai akhir yang
maupun setelah terjun kelak dalam setinggi-tingginya yang dapat meningkatkan
masyarakat. Tentu saja dengan menikmati nama lembaga pendidikan dan sekaligus
manfaat dari apa-apa yang terkandung dalam menjadi tolak ukur kesuksesan guru dalam
cipta sastra itu sendiri. pembelajaran, sehingga pembelajaran cerpen
Pada dasarnya setiap orang mampu di sekolah dilaksanakan dengan hanya
mengappresiasi karya sastra, baik prosa memberikan siswa untuk menjawab soal-soal
maupun puisi. Hal ini dibuktikan dengan tes, tanpa menghadirkan fenomena-fenomena
adanya cerita dongeng, panji, ataupun alam serta alat atau media yang tersedia di
sandiwara yang tetap lestari dan digemari oleh sekolah. Dengan fakta ini siswa sulit bahkan
masyarakat luas. Demikian halnya dalam tidak bisa mengembangkan potensi yang
berbahasa , masyarakat kadang-kadang dimilikinya, karena siswa hanya tahu konsep
memakai kalimat-kalimat yang agak lain dari tanpa mengetahui prosesnya secara langsung
kelaziman. Kalimat-kalimat yang sengaja yang berdampak pada motivasi belajar siswa
dipilih itu ternyata mampu mengungkapkan terhadap pembelajaran pemahaman unsur-
maksud tertentu dibalik keindahan unsur cerpen. Fakta yang
ungkapannya. Terbukti oleh adanya berbagai paling fatal yang kita jumpai di sekolah adalah
peribahasa, perumpamaan, metapora, dan rendahnya minat, mtivasi dan kemampuan
pepatah yang muncul dan populer di siswa dalam mengapresiasi, menganalisis
masyarakat sejak lama. Ini menunjukkan serta memahami cerpen, hal ini disebabkan
bahwa karya sastra tidaklah asing dalam siswa kurang terbiasa untuk membaca serta
kehidupan masyarakat. Bentuk cerpen kuangnya latihan-latihan dalam mengapresiasi
adalah bentuk yang paling banyak digemari karya sastra.
dalam dunia kesusastraan Indonesia setelah Untuk mengatasi permasalahan-
perang dunia kedua. Cerpen yang berkadar permasalahan tersebut di atas, maka materi
sastra dan ditulis secara bersungguh-sungguh pembelajaran pemahaman unsur-unsur
baru terlihat pada karya Armin Pane yang cerpen dapat dikemas dengan penerapan
menulis kumpulan cerpen berjudul Antara pendekatan saintifik, karena memiliki tujuan
Manusia diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun yang sangat strategis dalam pembentukan dan
1953 ( Rampan 1982:16 ). penaman keberanian, kekeluargaan,
Pembaca cerpen yang serius, membaca kerjasama, sopan santun, serta meningkatkan
cerpen tidak hanya sebagai pengisi waktu atau motivasi siswa untuk lebih mengembangkan
hiburan, ia ingin memperkaya batinya dengan diri dan memahami unsur-unsur cerpen mulai
memperoleh wawasan, menemukan nilai-nilai dari konsep, proses ilmiah hingga produk yang
kehidupan di dalam cerita yang dibacanya, dihasilkan nantinya menjadi bekal bagi siswa
karena hasil karya sastra merupakan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
penuangan pengalaman pengarang terhadap Iklim pembelajaran yang diterapkan oleh
kehidupan masyrakat sekitarnya. Ia guru mempunyai pengaruh yang sangat besar
beranggapan karya sastra yang baik dapat terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar
membekali dirinya dengan kebijakan hidup. siswa (Wahab,1986), selanjutnya dikatakan
Dengan begitu kita lebih memahami hidup dan pula bahwa kualitas dan keberhasilan
persoalan-persoalannya. pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan
Fakta yang sering kita hadapi dalam dan ketepatan guru dalam memilih dan
pembelajaran pemahaman unsur unsur menggunakan metode pembelajaran. Untuk
cerpen di sekolah dasar adalah tidak mencapai esensi dan substansi pembelajaran
sesuainya tujuan dari proses pembelajaran pemahaman unsur-unsur cerpen, maka
pemahaman cerpen sehingga banyak diperlukan paradigma pengajaran yang lebih
kekurangan-kekurangan yang mewarnai menitik beratkan pada peran serta siswa lebih
proses pembelajaran. Adapun kekurangan itu dominan untuk mengembangkan keterampilan
misalnya lebih menekankan pada penguasan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat, dan
terhadap materi melalui menghafal dan bangsanya. Untuk dapat merealisasikan tujuan
kegiatan pembelajaran hanya sekadar tersebut, perlu diimplementasikan pendekatan
saintifik di sekolah dasar khususnya pada yang diambail dari populasi (Sutrisno Hadi,
siswa kelas VI dalam proses belajar mengajar 1998:221). Populasi dan sampel dalam
untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar penelitian adalah siswa kelas VI pada SD N 1
pemahaman terhadap unsur-unsur cerpen. Pidpid, SD N 1 Kesimpar, dan SD N 1
Penelitian ini dilakukan di wilayah gugus Nawakerti yang berada di wilayah gugus VI
VI Kecamatan Abang, Karangasem sebagai kecamatan Abang, Karangasem. Sampel
objek implementasi pendekatan saintifik. penelitian diperoleh dengan melakukan uji
Adapun sekolah yang akan dijadikan objek kesetaraan pada masing- masing kelas
penelitian ini adalah SDN 1 Pidpid, SDN 1 terlebih dahulu. Uji kesetaraan dilakukan
Kesimpar dan SDN 1 Nawakwerti. Sekolah ini dengan menggunakan program SPSS 17.00
dipilih karena berdasarkan letaknya yang for windows dengan taraf signifikansi 5%.
strategis, lokasi sekolah dalan satu area yang Variabel bebas adalah faktor yang
sama sehingga memungkinkan untuk dimanipulasi untuk menentukan hubungan
pemerataan kemampuan dan pemerataan pada gejala yang diobservasi (Tuckman,
jumlah siswa. Gugus VI Kecamatan Abang, 1999:58). Sebagai variabel bebas dalam
Karangasem, dipilih sebagai objek penelitian penelitian ini adalah implementasi pendekatan
berdasarkan beberapa pertimbangan antara saintifik yang diterapkan pada kelompok
lain: (1)dari segi demografi (perubahan jumlah eksperimen. Variabel terikat adalah keluaran
penduduk) setiap tahunnya mengalami yang terjadi karena dipengaruhi oleh variabel
peningkatan, (2) dari segi ekonomi, mata bebas. Adapun variabel terikat pada penelitian
pencaharian pendududknya sebagian besar ini adalah motivasi belajar (Y1) dan hasil
sebagai petani, (3) dari segi sosiologi, terjadi belajar pemahaman unsur-unsur cerpen (Y2).
perubahan sistem sosial penduduk menjadi Data pada penelitian ini dikumpulkan
lebih modern akibat proses migrasi dan dengan metode pengumpulan data yang
pengaruh media masa, (4) dari segi geografi, disesuaikan dengan tuntunan data dari
sebagai akibat bertambahnya penduduk dan masing- masing rumusan permasalahan.
penyebarannya banyak yang pindah ke kota Berkaitan dengan permasalahan yang dikaji
untuk mencari pekerjaan. pada penelitian ini maka ada dua jenis data
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk yang diperlukan yakni motivasi belajar dan
mengetahui pengaruh implementasi hasil belajar bahasa indonesia yang diperoleh
pendekatan saintifik terhadap motivasi belajar harus valid dan reliabel.
pemahaman unsur-unsur cerpen pada siswa Data motivasi belajar dalam
kelas VI sekolah dasar di wilayah gugus VI pembelajaran bahasa Indonesia dikumpulkan
Kecamatan Abang, Karangasem. (2) Untuk menggunakan kuesioner. Data hasil belajar
mengetahui pengaruh implementasi pada pembelajaran bahasa Indonesia
pendekatan saintifik terhadap hasil belajar dikumpulkan menggunakan metode tes
pemahaman unsur-unsur cerpen pada siswa objektif pilihan ganda. Dalam penelitian ini
kelas VI sekolah dasar di wilayah gugus VI menggunakan dua instrumen yang berfungsi
Kecamatan Abang, Karangasem. (3) Untuk untuk mengukur variabel-variabel dependen
mengetahui pengaruh implementasi sebagai akibat langsung dari perlakuan.
pendekatan saintifik terhadap motivasi dan Instrumen ini terdiri dari (1) tes motivasi
hasil belajar pemahaman unsur-unsur cerpen belajar, (2) tes hasil belajar pemehaman unsur
pada siswa kelas VI sekolah dasar di wilayah unsur cerpen.
gugus VI Kecamatan Abang, Karangasem. Sebelum digunakan dalam penelitian,
perangkat pembelajaran dan instrumen
METODE penelitian terlebih dahulu diuji cobakan.
Penelitian ini menggunakan metode Tujuan uji coba instrumen adalah untuk
penelitian eksperimen lapangan dengan melakukan validasi terhadap instrumen dan
rancangan The Post Test Only Control Group mendeskripsikan derajat estimasi yang
Design. Menurut Sugiyono (2010:72) mampu ditampilkan oleh masing-masing
penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai instrumen. Data yang didapat dari uji coba
metode penelitian yang digunakan untuk instrumen dianalisis dengan menggunakan uji
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap validitas tes, reliabelitas tes, daya beda tes,
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. dan tingkat kesukaran tes. Selain uji coba
Populasi adalah wilayah generalisasi instrumen penelitian, juga dilakukan uji coba
yang terdiri atas objek, subjek yang perangkat pembelajaran yang meliputi uji coba
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari Analisis statistik yang digunakan untuk
dan kemudian ditarik kesimpulan, Sugiono menguji hipotesis adalah dengan MANOVA.
(2010:61). Sampel adalah sejumlah penduduk
HASIL DAN PEMBAHASAN dan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa,
Deskripsi data dikelompokkan untuk diperlukan sebuah pendekatan yang dapat
menganalisis kecenderungan: (1) motivasi menunjang pembelajaran. Salah satunya
belajar yang mengikuti pembelajaran dengan adalah pendekatan saintifik.
menggunakan pendekatan saintifik; (2) hasil Pemilihan pendekatan saintifik dalam
belajar yang mengikuti pembelajaran dengan proses pembelajaran merupakan cara yang
menggunakan pendekatan saintifik; (3) tepat diterapkan sekarang ini sesuai dengan
motivasi belajar yang mengikuti pembelajaran tuntutan ke depan untuk menghasilkan siswa
konvensional; (4) hasil belajar yang mengikuti yang kreatif dan dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran konvensional. belajar, karena pendekatan saintifik tidak
Tujuan penelitian merupakan urutan hanya menyampaikan materi. Pendekatan
langkah yang pasti serta terarah terhadap saintifik/ilmiah dengan langkah-langkah seperti
sasaran penelitian. Tujuan pertama penelitian dikemukakan di atas bisa diterapkan di semua
ini adalah untuk menguji pengaruh pendekatan jenjang pendidikan sesuai dengan satu teori
saintifik melawan model pembelajaran yang sudah kita kenal yaitu Teori
konvensional terhadap motivasi belajar siswa. Perkembangan Kognitif dari Piaget yang
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini terbukti mengatakan bahwa mulai usia 11 tahun
bahwa: motivasi belajar siswa yang mengikuti hingga dewasa (tahap formal-operasional),
model pembelajaran pembelajaran mandiri seorang individu telah memiliki kemampuan
(kelompok eksperimen) hasilnya lebih baik mengkoordinasikan baik secara simultan
daripada motivasi belajar siswa yang maupun berurutan dua ragam kemampuan
mengikuti model pembelajaran konvensional kognitif yaitu: (1) Kapasitas menggunakan
(kelompok kontrol). Berdasarkan data hasil hipotesis; kemampuan berfikir mengenai
analisis multivariat dengan bantuan SPSS sesuatu khususnya dalam hal pemecahan
17.00 for windows diperoleh nilai F sebesar masalah dengan menggunakan anggapan
37,844 df = 1, dan Sig = 0,000. Ini berarti dasar yang relevan dengan lingkungan yang
signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat ditarik dia respons; dan (2) Kapasitas menggunakan
simpulan bahwa terdapat perbedaan yang prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk
signifikan motivasi belajar antara siswa yang mempelajari materi-materi pelajaran yang
mengikuti pembelajaran pendekatan saintifik abstrak secara luas dan mendalam.
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran Dengan demikian, tampaknya
konvensional. pendekatan saintifik/ilmiah dalam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pembelajaran sangat mungkin untuk diberikan
yang dilakukan oleh Gede Joniarta (2010) mulai pada usia tahapan ini. Tentu saja, harus
dengan Judul Pengaruh Model Pembelajaran dilakukan secara bertahap, dimulai dari
Kooperatif Tipe Numbered Head Together penggunaan hipotesis dan berfikir abstrak
Terhadap Hasil Belajar Sains Ditinjau Dari yang sederhana, kemudian seiring dengan
Motivasi Belajar Siswa Siswa Kelas V Sekolah perkembangan kemampuan berfikirnya dapat
Dasar Gugus V Singaraja. Dalam penelitian ditingkatkan dengan menggunakan hipotesis
ini, I Gede Joniarta menyatakan bahwa dan berfikir abstrak yang lebih kompleks.
terdapat perbedaan hasil belajar sain yang Berdasarkan uraian diatas, dalam
signifikan antara kelompok siswa yang proses pembelajaran pemahaman unsur-unsur
memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok cerpen dengan implementasi pendekatan
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. saintifik akan memberikan dampak positif
Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam meningkatkan motivasi belajar
menunjukkan hasil belajar sain yang lebih baik pemahaman unsur-unsur cerpen khususnya
dibandingkan dengan siswa yang memiliki pada jenjang sekolah dasar.
motivasi belajar yang rendah. Tujuan penelitian yang kedua adalah
Seperti kita ketahui bersama bahwa menguji pengaruh pendekatan saintifik versus
keberhasilan dari siswa dalam proses model konvensional terhadap hasil belajar
pembelajaran dalah menjadi tanggung jawab Bahasa Indonesia. Hasil uji hipotesis dalam
bagi pendidik dalam proses belajar mengajar. penelitian ini terbukti bahwa: hasil belajar
Usaha dari seorang pendidik dalam Bahasa Indonesia siswa yang mengikuti
membangkitkan dan menumbuhkan motivasi pendekatan saintifik (kelompok eksperimen)
untuk belajar bagi siswa akan sangat hasilnya lebih baik daripada hasil belajar
mempengaruhi keberhasilan dalam Bahasa Indonesia siswa yang mengikuti model
pembelajaran, sebab seperti kita ketahui pembelajaran konvensional (kelompok
bahwa motivasi itu akan bisa tumbuh dalam kontrol). Berdasarkan data hasil penelitian
diri siswa apabila ada suatu kebutuhan yang analisis multivariate dengan berbantuan SPSS
ingin mereka wujudkan. Untuk membangkitkan 17.00 for windows diperoleh nilai F sebesar
47,071, df = 1, dan sig = 0,000. Ini berarti nilai diperolehnya dapat dipergunakan untuk bekal
Sig lebih kecil dari 0,05 dapat ditarik dalam kehidupannya kelak.
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang Hal ini merupakan tugas guru untuk
signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia mengatur strategi pembelajaran dengan
antara siswa yang mengikuti pendekatan membantu menghubungkan pengetahuan
saintifik (kelas eksperimen) dengan siswa lama dengan yang baru dan
yang mengikuti model pembelajaran mengembangkannya sehingga menjadi
konvensional (kelas kontrol). bermanfaat bagi siswa dan dapat
Dalam proses pembelajaran dengan mengembangkan potensi yang ada atau yang
implementasi pendekatan saintifik, proses dimiliki oleh siswa. Siswa menjadi subjek
pembelajaran pada hakikatnya adalah belajar sebagai pemain dan guru berperan
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam sebagai pengatur kegiatan pembelajaran
membelajarkan siswa baik di dalam kelas (sutradara) dan fasilitator. Pembelajaran
maupun di luar kelas, yang membuat siswa dengan cara seperti diatas, yaitu dengan cara
dalam kondisi belajar. Kondisi ini dapat kita guru melaksanakan pembelajaran yang
amati melalui beberapa indikator aktivitas yang dialami atau dikaitkan dengan dunia nyata
dilakukan, antara lain: perhatian fokus, yaitu diawali dengan bercerita atau tanya
antusias, bertanya, menjawab, berkomentar, jawab lisan tentang kondisi aktual dalam
berdiskusi, presentasi, mencoba, menduga, kehidupan siswa (dailylife), kemudian
menemukan dan menghasilkan sebuah diarahkan dengan informasi melalui modeling
produk. Dari konsep ini pembelajaran harus agar siswa termotivasi, questioning agar siswa
berprinsip minds-on, hand-ons, dan berfikir, constructivism agar siswa membangun
constructivism. Hal ini berarti dalam pengertian, inquiry agar siswa bisa
pelaksanaan pembelajaran pikiran siswa fokus menemukan konsep dengan bimbingan guru,
pada materi belajar dan tidak memikirkan hal- learning community agar siswa bisa dan
hal di luar itu, pengembangan pikiran tentang terbiasa berkolaborasi, berkomunikasi, berbagi
materi bahan ajar dilakukan dengan pengetahuan, dan pengalaman serta reflection
melakukan dan mengkomunikasikannya agar agar siswa bisa mereviu kembali pengalaman
menjadi bermakna (Peter Sheal, 1989). belajarnya untuk koreksi dan revisi, serta
Belajar yang sesungguhnya tidak authentic assessment agar penilaian yang
menerima begitu saja konsep yang sudah jadi, diberikan menjadi sangat objektif.
akan tetapi siswa harus memahami Berdasarkan pemaparan di atas,
bagaimana dan dari mana konsep tersebut implementasi prndekatan saintifik dalam
terbentuk melalui kegiatan mencoba dan proses belajar mengajar khususnya dalam
menemukan. Karena belajar berkonotasi pada memahami unsur-unsur cerpen, dapat
aktivitas siswa, sedangkan aktivitas individu membantu pendidik untuk meringankan
dapat dipengaruhi oleh kondisiemosional, masalah yang mereka hadapi akibat
maka sepantasnya suasana pembelajaran keterbatasan kemampuan dan waktu yang
yang kondusif dalam keadaan nyaman dan tersedia serta dapat membantu peserta didik
menyenangkan (De Porter, 1992). Dengan untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman
suasana yang kondusif muncullah motivasi unsur-unsur cerpen, karena pendekatan
dan kreativitas. Hal ini sesuai dengan istilah saintifik memberikan kebebasan, ruang dan
pembelajaran dengan prinsip pakem, yaitu kesempatan siswa untuk bersosialisasi serta
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan. mengemukakan pendapatnya. Selain itu siswa
Proses pembelajaran lebih diutamakan akan merasa bangga karena setiap akhir
dari pada hasil belajar, sehingga guru dituntut pembelajaran siswa akan mempunyai suatu
untuk merencanakan strategi pembelajaran keterampilan dan dapat menghasilkan suatu
yang variatif dengan prinsip membelajarkan karya.
dan memberdayakan siswa, bukan mengajar Penelitian yang ketiga bertujuan untuk
siswa. Dengan prinsip pembelajaran seperti mengetahui pengaruh pendekatan saintifik
itu, pengetahuan bukan lagi seperangkat fakta, secara simultan terhadap motivasi belajar dan
konsep dan aturan yang siap diterima siswa, hasil belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan
melainkan harus dikonstruksi (dibangun) temuan ini maka hasil analisis MANOVA
sendiri oleh siswa dengan difasilitasi oleh menunjukkan bahwa harga F hitung 33,702
guru. Siswa belajar dengan mengalami sendiri, untuk Pillae Trace, Wilk Lambda, Hotellings
mengkonstruksi pengetahuan, kemudian Trace, Roys Largest Root dari implementasi
memberi makna pada pengetahuan itu. Siswa pendekatan saintifik lebih kecil dari 0,05.
harus tahu makna belajar dan menyadarinya, Artinya semua nilai Pillae Trace, Wilk Lambda,
sehingga pengetahuan dan keterampilan yang Hotellings Trace, Roys Largest Root
signifikan. Dengan demikian, terdapat
pengaruh penerapan pendekatan saintifik satu tugas guru dalam setiap proses
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pembelajaran. Selain itu juga dapat
Bahasa Indonesia secara simultan pada Siswa merangsang tumbuhnya rasa optimis sehingga
Kelas VI Sekolah Dasar Se Gugus VI akan dapat mendorong keinginan untuk
Kecamatan Abang, Karangasem. bekerja maksimal akhirnya akan berujung
Temuan pada penelitian ini sejalan pada peningkatan hasil belajar. Keberhasilan
dengan hasil penelitian Ketut Erni Suardani yang dicapai akan menimbulkan perasaan dan
(2012) dengan judul Pengaruh Media CD sikap positif terhadap diri dan lingkungan,
Interaktif Berbantuan LKS Terhadap Motivasi yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya
Dan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V Di keinginan untuk mengerjakan tugas dengan
SD 1,2,5 Banyuasri Singaraja. Dalam sebaik-baiknya.
penelitiannya, Ketut Erni Suardani Ini sejalan dengan ciri-ciri motivasi
menyatakan bahwa pengaruh media CD belajar siswa yaitu: a) Siswa merencanakan
berbantuan LKS dapat meningkatkan motivasi dan memilih kegiatan belajar sendiri ; b) Siswa
dan hasil belajar . Siswa yang menggunakan berinisiatif dan memacu diri untuk belajar
media CD berbantuan LKS motivasi dan hasil secara terus menerus; c) Siswa dituntut
belajarnya lebih baik dibandingkan dengan bertanggung jawab dalam belajar; d) Siswa
siswa yang menggunakan media belajar secara kritis, logis, dan penuh
pembelajaran konvensional. keterbukaan; dan e) Siswa belajar dengan
Dengan demikian, motivasi belajar penuh percaya diri, Anton Sukarno (1989:64).
siswa dan hasil belajar siswa yang mengikuti Implementasi pendekatan saintifik
pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan salah suatu langkah untuk
lebih baik dibandingkan dengan motivasi memecahkan masalah dan hambatan dalam
berprestasi siswa dan hasil belajar siswa yang proses belajar mengajar. Pendekatan saintifik
mengikuti pembelajaran konvensional. Pada dirancang sedemikian rupa sehingga sangat
dasarnya hasil belajar adalah hasil dari suatu tepat untuk diimplementasikan dalam proses
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, belajar mengajar, karena dengan
baik secara individual maupun kelompok implementasi pendekatan saintifik siswa akan
(Djamarah,1994:19). Pada proses interaksi dapat belajar tanpa tekanan atau beban sebab
dalam pembelajaran siswa sebagai subjek siswa diberikan ruang serta kebebasan yang
didik melakukan perbuatan belajar yang merupakan situasi yang sangat
ditandai dengan adanya perubahan tingkah menyenangkan bagi siswa.
laku pada dirinya atas adanya rangsangan dari Dengan situasi seperti di atas maka
lingkungan. Sedangkan pendapat lain proses pembelajaran akan dapat berjalan
menjelaskan belajar merupakan rangkaian dengan menyenangkan bagi siswa sehingga
kegiatan, jiwa raga, psikofisik menuju pada dapat menumbuhkan dan meningkatkan
perkembangan pribadi manusia seutuhnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam
yang menyangkut unsure cipta, rasa, karsa memahami unsur-unsur cerpen di sekolah
,ranah kognitif dan psikomotor. Aktivitas dari dasar.
belajar secara rinci dan memiliki tujuan yang Dampak positif yang dapat diperoleh
lebih luas yaitu perkembangan pribadi oleh peserta didik dalam proses belajar
seutuhnya (Sardiman, 2003:38). mengajar yang mengimplementasikan
Mudjiono dan Dimyati (2006:239) juga pendekatan saintifik adalah terciptanya sistem
mengatakan pengertian belajar adalah suatu pembelajaran yang dapat menhadirkan
proses aktif dalam memperoleh suasana menyenangkan serta kreatifitas tinggi
pengalaman/pengetahuan baru sehingga yang mutlak diperlukan untuk meningkatkan
menyebabkan perubahan tingkah laku. motivasi belajar pemahaman unsur-unsur
Dengan demikian, belajar pada dasarnya cerpen yang besar pengaruhnya terhadap
merupakan suatu proses artinya kegiatan hasil belajar siswa. Berikut ini merupakan
belajar senantiasa dinamis dan mengarah gambaran dari kerangka berpikir penulis
kepada terjadinya perubahan dalam diri dalam implementasi pendekatan saintifik
peserta didik. Hasil belajar dipengaruhi oleh terhadap motivasi dan hasil belajar
faktor yang bersumber dari dalam diri siswa pemahaman unsu-unsur cerpen di sekolah
sebagai individu berupa usaha untuk dasar.
mencapai keberhasilan dalam belajar. Motivasi Berdasarkan uraian tersebut, proses
berprestasi merupakan salah satu faktor yang pembelajaran seyogyanya dipersiapkan
berasal dari dalam diri siswa. Tanpa adanya dengan matang sehingga akan lebih efektif
motivasi, tidak mungkin siswa memiliki dan efisien yang tentunya akan berpengaruh
kamauan untuk belajar. Oleh karena itu, pada motivasi belajar siswa. Pendidik juga
membangkitkan motivasi merupakan salah memiliki peranan penting untuk memfasilitasi,
membimbing dan membangkitkan motivasi 1. Prof. Dr. Wayan Lasmawan, M.Pd,
belajar pada siswa sehingga menumbuhkan selaku ketua Prodi.Pendas. di
kecintaan untuk terus belajar khususnya Program Pascasarjana Undiksha
mempelajari Bahasa Indonesia. Pendekatan 2. Prof. Dr. A.A.I.N. Mrhaeni,M.A, selaku
saintifik mampu memenuhi apa yang sekretaris program studi dan selaku
dibutuhkan siswa selama pendidik selalu dosen pembimbing I
berupaya untuk merancang pembelajaran 3. Prof. Dr. Nyoman Sudiana, M.Pd,
yang bermakna agar dapat meningkatkan selaku Rektor Universitas Pendidikan
motivasi belajar siswa dan dapat Ganesha Singaraja
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia 4. Prof. Dr. Nyoman Dantes, selaku
siswa Direktur Program Pascasarjana
Undiksha dan selaku dosen
SIMPULAN DAN SARAN pembimbing II
- Simpulan 5. Bapak/Ibu pegawai Program
Berdasarkan analisis dan pembahasan Pascasarjana Undiksha
seperti yang telah diuraikan kesimpulan yang 6. Rekan - rekan seperjuangan di
dapat diambil sebagai berikut. Program Studi Pendidikan Dasar
Pertama, terdapat pengaruh secara 7. Semua pihak yang tidak dapat
signifikan motivasi belajar antara siswa yang disebutkan satu persatu yang telah
belajar dengan Pendekatan saintifik dan membantu baik materiil maupun moril.
siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas DAFTAR RUJUKAN
VI Sekolah Dasar Se Gugus VI Kecamatan
Abang, Karangasem. Depdiknas, 2003. Sarana dan Prasarana
Kedua, terdapat pengaruh secara Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia
antara siswa yang belajar dengan pendekatan Depdiknas, 2004. Pedoman Khusus
saintifik dan siswa yang belajar dengan model Pengembangan Silabusdan Penilaian
pembelajaran konvensional pada siswa kelas Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta :
VI Sekolah Dasar Se Gugus VI Kecamatan Depdiknas.
Abang, Karangasem.
Ketiga, terdapat pengaruh yang Depdiknas Dirjen Dikdasmen Dir PLP, 2005.
signifikan terhadap motivasi belajar dan hasil Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa
belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang dan Sastra Indonesia.
belajar dengan pendekatan saintifik dan siswa De Porter, 1992. Suasana Pembelajaran.
yang belajar dengan model pembelajaran Internet. Diunduh tgl. 8-2-2014.
konvensional pada siswa kelas VI Sekolah
Dasar Se Gugus VI Kecamatan Abang, Dimyati, 2005. Belajar dan Pembelajaran.
Karangasem. Jakarta : Depdikbud.

- Saran Djamarah, S Bahri, 2002. Psikologi Belajar.


Kepada guru bahasa Indonesia agar tidak Jakarta : Rineka Cipta.
hanya menekankan bahasa Indonesia sebagai
sebuah produk saja, tetapi juga menekankan Erni Suardani Ketut, 2012. Pengaruh Media
bahasa Indonesia sebagai suatu proses CD Interaktif Berbantuan LKS
melalui penerapan penedekatan saintifik. Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA
Hasil penelitian ini disarankan dapat dijadikan Pada Siswa Kls V Di SD 1,2,5
sebagai kajan empiris melalui pengembangan Banyuasri Singaraja. Tesis Undiksha.
penelitian lanjutan mengenai model
pembelajaran dan dijadikan pedoman dalam Joniarta I Gede, 2010. Pengaruh Model
memilih pendekatan pembelajaran. Pembelajaran Koopratif Tipe
Numbered Head Together Terhadap
UCAPAN TERIMA HasilBelajarSain Ditinjau Dari Motivasi
KASIH Belajar Siswa Kls V SD Gugus
Puji syukur penulis panjatkan VSingaraja.Tesis Undiksha
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Kemendikbud, 2013. Kurikulum 2013. Jakarta :
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Tesis Kemendikbud.
ini. Pada kesempatan ini penulis juga tak lupa
mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
Koyan, 2011. Assesmen Dalam Pendidikan.
Singaraja : Undiksha

Kunandar, 2007. Guru Profesional. Jakarta :


PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa,2005.Menciptakan Pembelajaran
yang Kreatif dan Menyenangkan
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rampan, 1982. Kumpulan Cerpen Antara


Manusia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sardiman, 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar


Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian


Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

You might also like