You are on page 1of 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan Persalin Normal (APN) diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian
pada masa nifas 24 jam pertama (Saiffudin,dkk;2002).
Mortalitas dan mordibitas pada wanita bersalin adalah masalah besar di
negara berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama
mortalitas wanita muda pada puncak produktifitasnya. Tahun 1996 WHO
memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu pertahunnya meninggal saat hamil
atau bersalin (Saiffudin,dkk;2002).
Pada saat ini angka kematian ibu dan angka kematian perinatal masih
sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan Kesehatan Indonesia ( 2005 )
angka kematian kematian perinatal adalah 307 /10.000 kelahiran hidup.
Lima benang merah dalam asuhan persalinan dasar adalah :
1. Aspek pemecahan yang diperlukan untuk menentukan pengambilan keputusan
klinik ( clinik decicion making)
2. Aspek sayang ibu yang berarti sayang anak
3. Aspek pencegahan infeksi
4. Aspek pencatatan
5. Aspek rujukan
Persalinan yang aman yaitu memastikan bahwa semua penolong
mempunyai pengetahuan, keterampilan dan alat untuk memberikan
pertolongan yang aman dan bersih, serta memberikan pelayanan nifas kepada
ibu dan bayi (Saiffudin,dkk;2002).
Sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau difasilitas
pelayanan kesehatan dasar dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana
kesehatan sangat terbatas maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila
dapat diterapkan pada tingkat tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih
agar kompoten untuk melakukan upaya pencegahan atau deteksi dini secara
aktif terhadap berbagai komplikasi yang mungkin terjadi, memberikan
pertolongan secara adekuat dan tepat waktu, dan melakukan upaya rujukan
segera dimana ibu masih dalam kondisi yang optimal maka semua upaya
tersebut dapat secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian
ibu dan bayi baru lahir (JNPKR-KR, 2008).
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengambil kasus
Asuhan Kebidanan Pada Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39 40
Minggu Letkep, Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan Ketuban
Pecah Prematur (KPP).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan
Kebidanan pada klien pada masa inpartu sesuai masalah yang timbul
sesuai pendekatan masalah kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1) Mampu mengkaji dan menganalisis data
2) Mampu mengidentifikasi diagnosa kebidanan pada klien srta
menentukan prioritas masalah
3) Mampu mengantisipasi masalah potensial yang akan timbul
4) Mampu memberikan kebutuhan segera pada klien inpartu
5) Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada klien inpartu
6) Mampu melaksanakan rencana yang dibuat serta
7) Mampu mengevaluasinya

1.3 METODE PENULISAN


Penulisan kasus ini menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Studi kepustakaan
Penulis mempelajari buku - buku, literature dan media internet yang
berhubungan dengan kasus inpartu
2. Studi kasus
Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan
kebidanan oleh helen varney (1997) dengan 7 langkah yang di susun
secara periodik proses asuhan kebidanan di mulai dari pengkajian dan di
akhiri dengan evaluasi serta pendokumentasian. Untuk menghimpun data
yang di harapkan, penulis menggunakan metode:

a. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab atau diskusi dengan pasien, keluarga,
bidan dan dokter di ruang VK yang berhubungan dengan masalah klien.
b. Observasi
Penulis memperoleh data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung pada pasien.
3. Studi Dokumentasi.
Membaca dan mempelajari kasus serta menginterprestasi data yang
berhubungan dengan klien, yang bersumber dari catatan buku status,
seperti catatan dokter, bidan, hasil laboraturium.serta diagnostik tes.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN terdiriatas :Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan, Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKAterdiri atas : konsep dasar masa inpartu,
konsep dasar KPP, konsep dasar asuhan kebidanan.
BABIII TINAJAUAN KASUS terdiri atas : Pengkajian data, Identifikasi
Diagnosa dan Masalah, Identifikasi dan Diagnosa Masalah Potensial,
Identifikasi Kebutuhan Segera, Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
BAB IVPEMBAHASAN
BAB V PENUTUP terdiri atas : Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR PERSALINAN


A. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang
dapat hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain (Sinopsis Obstetri 1998 : 91 ).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit
(Asuhan Persalinan Normal 2008 : 37).
Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
malalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba 1998 : 157 ).

1. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan spoontan
Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin
yang dilahirkan sebagai berikut:
a. Abortus
- terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
hidup diluar kanduangan.
- Umur hamil sebelum 28 minggu.
- Berat janin kurang dari 1000gr

b. Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur 28 sampai 36 minggu.
- berat janin kurang dari 2,499gr
c. Persalinan aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2,500gr
d. Persalinan serotinus
- Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu.
- Pada janin terdapat tanda maturitas.
e. Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3jam.(Manuaba 1998 :
157)
f. Persalinan partus imaturus
Penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang
dari 1000gr atau kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri,
1998:92)

Gravida dan Para


a. Gravida adalah seseorang wanita yang sedang hamil
b. Prini gravid adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama.
c. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup.
d. Nullipara adalah seseorang wanita yang belum pernah melahirkan
bayi hidup.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah mekahirkan bayi hidup
untuk pertama kali.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan
bayi hidup beberapa kali (sampai 5 kali)
g. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali
atau lebih hidup atau mati (Sinopsis Obstetri 1998 : 92)

B. Etiologi Persalinan
a. Teori penurunan hormon. minggu sebelum partus mulai terjadi
penurunan kadar hormone esterogen dan progesteron. Progesterone
bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar kolesteron
turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar
esterogen dan progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh
darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi
utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale
(flexus franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya
oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan
dengan jalan:
Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
Amniotomi: pemecahan ketuban
Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
(Sinopsis Obstetri 1998:92)

C. Permulaan Terjadinya Persalinan


Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi
kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida
minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung
kemih tertekan kepala.
Bidang hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan sampai
dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul, dalam
persalinan.
Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau
sympisis dan promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran
pintu atas panggul.
Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1
terletak dibagian bawah sympisis
Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge
1 dan Bidang hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan
kiri.
Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge
1,2 dan 3 terletak setinggi os koksigis.(Ilmu Kebidanan
2008:105)
2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot
rahim dan tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar
serviks (tanda persalinan palsu- false labour)
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan
(Manuaba 1998:160)

D. Tanda Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut:
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan
puncak kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus.Sesudah tiap
his.Otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya
yang disebut sebagai refraksi.Oleh karena serviks kurang mengandung
otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan pembukaan), lebih-
lebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang keras.Umpamanya kepala.
(Ilmu Kebidanan 2008:290)
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
pengeluaran lendir
lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks.
Pelunakan serviks
pendataran serviks
terjadi pembukaan serviks
(Manuaba 1998:160)

Factor-faktor penting dalam persalinan adalah:


1. Power
- his (kontraksi oto rahim)
- kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan .
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
2. Pasanger
- janin, plasenta
3. Passage
- jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba 1998:160)

E. Mekanisme Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan
lengkap 10 cm.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin janin, waktu uterus dengan kekuatan his
tambah.
3. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
4. Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
(Sinopsis Obstetri 1998:94)
Diagnosis kala dan fase persalinan

Gejala dan tanda Kala Fase

Serviks belum berdilatasi Persalinan palsu/belum Laten


inpartu
Seviks berdilatasi kurang
dari 4 cm 1
Laten

Seviks berdilatasi 4-9 cm


-Kecepatan
pembukaan 1 cm atau
1
lebih perjam Aktif
-Penurunan kepala
dimulai
Serviks membuka lengkap
(10 cm)
Awal
-Penurunan kepala 1
berlanjut (non ekspulsif)
-Belum ada keinganan
untuk menekan

Serviks membuka lengkap


(10 cm)
-Bagian terbawah
Akhir
telah mencapai dasar
1 (ekspulsif)
panggul
-Ibu meneran
(Maternal Neonatal, 2002:N-7)
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10
cm) kala satu persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
a. Fase laten
Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau
hingga 8 jam.
Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-
30 detik.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap (kontraksi di anggap adekuat / memadai
jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-
rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih
dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
(Asuhan Persalinan Normal, 2008:38)
Dalam buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai
istilah: melembek (softening), menipis (thinned out), obblitrasi (obblitrated) mendatar
dan tertarik keatas(effaced and taken up) dan membuka (dillatation).
Fase-fase yang dikemukakan diatas menjumpai pada primigravida bedanya
dengan multigravida:

Primi Multi

Serviks mendatar (effacement) dulu Mendatar dan membuka bisa


baru dilatasi bersamaan

Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam


(Sinopsis Obstetri, 1998:95)

Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal

Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Pemeriksaan dalam
Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut:
- Warna cairan amnion
- Dilatasi serviks
- Penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin
diagnosis inpartu belum dapat ditegakkan.
Jika terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4
jam, untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa
tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek
terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam.
Penurunan kepala janin menurut system persalinan

Perikasa dalam Keterangan

Kepala diatas PAP mudah


= 5/5
digerakan

Sulit digerakan, bagian


= 4/5 H= I-II terbesar kepala belum
masuk kedalam panggul

Bagian terbesar kepala


= 3/5 H=II-III
balum masuk panggul

Bagian terbesar kepala


= 2/5 H=III+
sudah masuk panggul

=1/5 H=III-IV Kepala didasar panggul

=0/5 H=IV D1 Prerinium


(Maternal Neonatal, 2007:N-9)

2. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih
lama.Kira-kira 2-5 menit sekali.Kepala janin telah turun masuk ke ruang
panggul, sehingga terjadilah tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang
secara reflektoris yang menimbulkan masa mengedan karena tekanan pada
rectum, ibu seperti merasa mau buang air besar, dengan terasa tanda anus
membuaka pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan.Vulva membuka
dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstertri 1998:95)
3. Kala III
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan
lahirnnya bayi, sudah melepaskan plasenta.
Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda
dibawah ini:
- uterus menjadi bundar
- uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim
- tali pusat bertambah panjang
- terjadi perdarahan
- Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara
creede pada fundus uteri

4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan:
- Tingkat kesadaran penderita
- Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan
- Kontraksi uterus
- Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.


(Manuaba 1998:166)
Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah

Kala Primi Multi

I 13 jam 7 jam

II 1 jam jam

III jam jam

Lama Persalinan 14 jam 7 jam


(Sinopsis Obstetri. 1998:97)

2.2 Ketuban Pecah Dini (KPD)


2.2.1 Pengertian KPD
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi
pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya (Nugroho,2010).
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
Sebagian ketuban pecah dini terjadi pada kehamilan aterm lebih dari 37
minggu sedangkan kurang dari 36 minggu tidak terlalu banyak
(Manuaba,2009).
KPD didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari waktu pecah ketuban
sampai awitan persalinan yaitu interval periode laten yang dapat terjadi
kapan saja dari 1-12 jam atau lebih. Insiden KPD banyak terjadi pada wanita
dengan serviks inkopenten, polihidramnion, malpresentasi janin, kehamilan
kembar, atau infeksi vagina (Helen, 2003).
Dari beberapa definisi KPD di atas maka dapat disimpulkan bahwa
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda tanda persalinan.
2.2.2 Penyebab KPD
Penyebab KPD menurut Manuaba, 2009 dan Morgan, 2009 meliputi antara
lain : Serviks inkompeten, Faktor keturunan, pengaruh dari luar yang
melemahkan ketuban (infeksi genetalia), overdistensi uterus, malposisi atau
malpresentase janin, faktor yang menyebabkan kerusakan serviks, riwayat
KPD sebelumnya dua kali atau lebih, faktor yang berhubungan dengan berat
badan sebelum dan selama hamil, merokok selama kehamilan, usia ibu yang
lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari pada usia muda,
riwayat hubungan seksual baru-baru ini, paritas, anemia, keadaan sosial
ekonomi. Sebuah penelitian oleh Getahun D, Ananth dkk tahun 2007
menyebutkan bahwa asma bisa memicu terjadinya ketuban pecah dini.
2.2.3 Faktor faktor yang mempengaruhi Ketuban Pecah Dini (KPD)
Menurut Morgan (2009), Kejadian Pecah Dini (KPD) dapat disebabkan oleh
beberapa faktor meliputi :
a. Usia
Karakteristik pada ibu berdasarkan usia sangat berpengaruh terhadap
kesiapan ibu selama kehamilan maupun menghadapi persalinan (Julianti,
2001). Usia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara
umur 20-35 tahun. Di bawah atau di atas usia tersebut akan
meningkatkan resiko kehamilan dan persalinan (Depkes, 2003). Usia
seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi sistem reproduksi,
karena organ-organ reproduksinya sudah mulai berkurang
kemampuannya dan keelastisannya dalam menerima kehamilan.
b. Sosial ekonomi (Pendapatan)
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
kesehatan di suatu keluarga. Pendapatan biasanya berupa uang yang
mempengaruhi seseorang dalam memenuhi kehidupan hidupnya.
Pendapatan yang meningkat tidak merupakan kondisi yang menunjang
bagi terlaksananya status kesehatan seseorang. Rendahnya pendapatan
merupakan rintangan yang menyebabkan seseorang tidak mampu
memenuhi fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan (BPS, 2005).
c. Paritas
d. Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak
pertama sampai dengan anak terakhir. Adapun pembagian paritas yaitu
primipara, multipara, dan grande multipara. Primipara adalah seorang
wanita yang baru pertama kali melahirkan dimana janin mancapai usia
kehamilan 28 minggu atau lebih. Multipara adalah seorang wanita yang
telah mengalami kehamilan dengan usia kehamilan minimal 28 minggu
dan telah melahirkanbuah kehamilanya 2 kali atau lebih. Sedangkan
grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami hamil
dengan usia kehamilan minimal 28 minggu dan telah melahirkan buah
kehamilannya lebih dari 5 kali (Wikjosastro, 2007). Wanita yang telah
melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami KPD pada kehamilan
sebelumnya serta jarak kelahiran yang terlampau dekat diyakini lebih
beresiko akan mengalami KPD pada kehamilan berikutnya (Helen,
2008).
e. Anemia
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi. Jika
persediaan zat besi minimal, maka setiap kehamilan akan mengurangi
persediaan zat besi tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pada
kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodelusi atau pengenceran dengan peningkatan volume 30% sampai
40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada ibu
hamil yang mengalami anemia biasanya ditemukan ciri-ciri lemas, pucat,
cepat lelah, mata berkunang-kunang. Pemeriksaan darah dilakukan
minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester pertama dan
trimester ke tiga.
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan
mudah infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus,
persalinan prematuritas, ancaman dekompensasikordis dan ketuban
pecah dini. Pada saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his,
retensio plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri
(Manuaba, 2009). Menurut Depkes RI (2005), bahwa anemia
berdasarkan hasil pemeriksaan dapat digolongkan menjadi (1) HB > 11
gr %, tidak anemia, (2) 9-10 gr % anemia sedang, (3) < 8 gr % anemia
berat.

f. Perilaku Merokok
Kebiasaan merokok atau lingkungan dengan rokok yang intensitas tinggi
dapat berpengaruh pada kondisi ibu hamil. Rokok mengandung lebih
dari 2.500 zat kimia yang teridentifikasi termasuk karbonmonoksida,
amonia, aseton, sianida hidrogen, dan lain-lain. Merokok pada masa
kehamilan dapat menyebabkan gangguangangguan seperti kehamilan
ektopik, ketuban pecah dini, dan resiko lahir mati yang lebih tinggi
(Sinclair, 2003).
g. Riwayat KPD
Pengalaman yang pernah dialami oleh ibu bersalin dengan kejadian KPD
dapat berpengaruh besar pada ibu jika menghadapi kondisi kehamilan.
Riwayat KPD sebelumnya beresiko 2-4 kali mengalami ketuban pecah
dini kembali. Patogenesis terjadinya KPD secara singkat ialah akibat
penurunan kandungan kolagen dalam membran sehingga memicu
terjadinya ketuban pecah dini dan ketuban pecah preterm. Wanita yang
pernah mengalami KPD pada kehamilan atau menjelang persalinan maka
pada kehamilan berikutnya akan lebih beresiko dari pada wanita yang
tidak pernah mengalami KPD sebelumnya karena komposisi membran
yang menjadi rapuh dan kandungan kolagen yang semakin menurun
pada kehamilanberikutnya (Helen, 2008).
h. Serviks yang inkompetensik
Inkompetensia serviks adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak
mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
Inkompetensia serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomi
yang nyata, disebabkan laserasi sebelumnya melalui ostium uteri atau
merupakan suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan
terjadinya dilatasi berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam
masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga yang diikuti
dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya hasil
konsepsi (Manuaba, 2009).
i. Tekanan intra uterm yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini, misalnya :
a. Trauma; berupa hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
amniosintesis
b. Gemelli : Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau
lebih. Pada kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan,
sehingga menimbulkan adanya ketegangan rahim secara berlebihan.
Hal ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar
dan kantung (selaput ketuban ) relative kecil sedangkan dibagian
bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan selaput
ketuban tipis dan mudah pecah (Saifudin. 2002)
2.2.4 Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah
keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah.
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi
sampai kelahiran. Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang
sudah terletak di bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran
untuk sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi
(Manuaba, 2009).
2.2.5 Diagnosis
Diagnosis ketuban pecah dini meragukan kita, apakah ketuban benar
sudah pecah atau belum. Apalagi bila pembukaan kanalis servikal belum ada
atau kecil. Penegakkan diagnosis KPD dapat dilakukan dengan berbagai cara
yang meliputi :
a. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban
di vagina.
b. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, vernik kaseosa,
rambut lanugo dan kadang-kadang bau kalau ada infeksi.
c. Dari pemeriksaan inspekulo terlihat keluar cairan ketuban dari cairan
servikalis.
d. Test nitrazin/lakmus, kertas lakmus merah berubah menjadi biru
(basa) bila ketuban sudah pecah.
e. Pemeriksan penunjang dengan menggunakan USG untuk membantu
dalam menentukan usia kehamilan, letak janin, berat janin, letak
plasenta serta jumlah air ketuban. Pemeriksaan air ketuban dengan
tes leukosit esterase, bila leukosit darah lebih dari 15.000/mm3,
kemungkinan adanya infeksi (Sarwono, 2010).
2.2.6 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa warna, konsentrasi, bau dan
PHnya.
1) Tes lakmus (tes nitrazin), jika kertas lakmus merah berubah
menjadi biru, menunjukkan adanya air ketuban (alkalis).
2) Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada gelas
objek dan dibiarkan kering, pemeriksaan mikroskopik
menunjukkan gambaran daun pakis.
b. Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit
(Manuaba, 2009).
2.2.7 Komplikasi ketuban pecah Dini
Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD meliputi ; mudah terjadinya infeksi
intra uterin, partus prematur, prolaps bagian janin terutama tali pusat
(Manuaba, 2009).
Terdapat tiga komplikasi utama yang terjadi pada ketuban pecah dini yaitu
peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas, komplikasi
selama persalinan dan kelahiran, resiko infeksi baik pada ibu maupun janin,
dimana resiko infeksi karena ketuban yang utuh merupakan barrier atau
penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi (Sarwono, 2010).
2.2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan. Penanganan ketuban pecah dini menurut Sarwono (2010),
meliputi :
a. Konserpatif
1) Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik
pada ibu maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
2) Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila
tidak tahan ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7
hari.
3) Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada
infeksi, tes buss negativ beri deksametason, observasi tanda-
tanda infeksi, dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan
37 minggu.
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan
induksi sesudah 24 jam.
6) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik
dan lakukan induksi.
7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intra
uterin).
8) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk
memicu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan
periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis
betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
b. Aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan
persalinan diakhiri.
3) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
sesarea
4) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
2.2.9 Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom, kelainan kolagen, sampai
infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi
(sampai 65%). High virulensi berupa Bacteroides Low
virulensi, Lactobacillus Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi
jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1
(iL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan,
sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion,
menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN


Asuhan kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang dilakukan oleh
bidan kepada ibu yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam
bidang KIA/KB (DepKes RI, 1993).
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan rangkaian atau tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien(Varney,2008).
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien bidan menggunakan
metode pendekatan pemecahan masalah dengan di fokuskan pada suatu
proses yang sistematis dan analis(Varney,2008).
Dalam meberikan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah
manajemen kebidanan menurut Hellen Varney, yaitu :

I. Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatka data tentang keadaan ibu
melalui anammesa, pemeriksaan fisik,pemeriksaan penunjang dan data
tersebut diklarifikasikan sebagai data subjektif dan data penunjang.
Hari / tanggal, jam, ruangan, no.register, oleh.
Data Subyektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari hasil wawancara atau
anamnesa secara langsung kepada klien dan keluarga dan tim kesehatan
lain.Datasubyektif ini mencakup semua keluhan-keluhan dari klien
terhadap masalah kesehatan yang lain. Dalam hasil anamnesa terhadap
klien tentang masalah kesehatan yang dialamimeliputi hal-hal berikut :
a. Biodata
Nama : untuk memudahkan memanggil / menghindari kekeliruan
Umur : untuk mengetahui apakah ibu primitua/primimuda, resiko
tinggi/tidak
Agama : untuk mengetahui keyakinan yang dianut
Pekerjaan : untuk mengetahui kegiatan sehari hari
Penghasilah : untuk mengetahui taraf kehidupan
Alamat : untuk memudahkan saat kunjungan rumah, mengetahui
domisili dan lingkungan sekitar.

b. Keluhan utama
Apayang dirasakan sekarang atau keluhan saat ini.

c. Riwayat kebidanan
- Riwayat haid
Terdiri dari menarche, siklus haid, berapa banyak, bagaimana
warnanya,baunya,dismenorrhea, bila ya kapan
sebelum/selama/sesudah haid, keputihan atau tidak kalau ya kapan
sebelum, selama, sesudah haid atau diluar haid, HPHT dan TP.
- Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Sua Kehamilan Persalinan Anak Nifas
K U Peny je penol Tem peny BB/ H/ L/ um A Peny K
mi
e K ulit nis ong pat ulit PB M P ur SI ulit B
ke

- Riwayat kehamilan sekarang


Trimester I, II, III, : berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya,
dimana (dokter/bidan) adakah keluhan yang dialami, terapi apa saja
yang didapat, anjuran melahirkan.
d. Riwayat kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah apakah saat ini klien menderita suatu
penyakit, kapan dan apakah sudah diperiksakan oleh petugas, bila
sudah kapan, sudah mendapat obat atau belum, apa obatnya dan
bagaimana hasilnya
- Riwayat penyakit yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit keturunan
selain itu juga apakah klien pernah melakukan operasi sebelumnya,
kalau pernah kapan dimana dan apakah indikasinya
- Riwayat penyakit keluarga
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit keturunan
selain itu juga apakah klien pernah melakukan operasi sebelumnya,
kalau pernah kapan dimana dan apakah indikasinya
e. Pola kebiasaan sehari-hari
Berisi tentang bagaimana pola kebiasaan sehari-hari yang dilakukan
oleh klien, yaitu :
- Pola nutrisi
Bagaimana asupan nutrisinya dari pasien, berapa kali ia makan dan
minum, menunya apa saja selama hamil dan setelah melahirkan.
Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
- Pola eliminasi
Berapa kali ibu BAK dan BAB, bagaimana warna dan
konsistensinya selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang
dirasakan ada atau tidak.
- Pola istirahat
Bagaimana pola istirahat ibu selama hamil dan setelah melahirkan.
Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
- Pola aktivitas
Bagaimana kegiatan klien selama hamil dan setelah melahirkan.
Masalah yang dirasakan ada atau tidak.
- Pola personal hygiene
Ibu mandi, gosok gigi berapa kali dalam sehari, keramas berapa
kali dalam seminggu, ganti baju dan celana dalam berrapa kali
dalam sehari selama hamil dan setelah melahirkan. Masalah yang
dirasakan ada atau tidak.
f. Riwayat psikososial
Bagaimana hubungan pasien dan suami serta keluarga
g. Latar belakang sosial budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkunan klien dan keluarga baik yang
bersifat mendukung maupun menghambat dalam kaitannya dengan
kehamilan
Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan
pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi.
a) Pemeriksaan Umum
Bagaimana keadaan umumnya, kesadarannya, tanda-tanda vital (Tekanan
darah, nadi, suhu dan pernafasan), LILA, tinggi badan dan berat badan.
b) Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala : Simetris atau tidak, rambut keriting, lurus atau bergelombang,
kulit kepala bersih atau tidak ketombe ada atau tidak, rontok atau tidak
Muka : Pucat atau tidak
Mata : Simetris atau tidak, conjungtiva anemis atau tidak, sklera
ikterus atau tidak
Hidung : Ada pernafasan cuping hidung atau tidak, bersih atau tidak,
ada perdarahan atau tidak, ada polip atau tidak, ada secret atau tidak
Gigi dan mulut: Mukosa bibir lembab atau kering, ada caries atau tidak,
ada stomatitis atau tidak, ada gigi palsu atau tidak
Telinga : Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada perdarahan atau
tidak, ada serumen atau tidak
Leher :Ada pembesaran kelenjar tyroid, pembesaran vena jugularis,
pembesaran kelenjar limfe atau tidak
Dada dan payudara: Simetris atau tidak, bersih atau tidak, putting susu
menonjol atau tidak, ada hiperpigmentasi areola mamae atau tidak, ada
luka atau tidak
Abdomen :Ada luka bekas operasi atau tidak, ada pembesaran abdomen
atau tidak, ada linea nigra atau tidak, ada striae livide atau tidak
Genetalia : Warna vulva vagina, ada luka atau tidak, ada varises atau
tidak, pengeluaran lochea warna, konsistensi atau baunya bagaimana
Ekstremitas
Atas :Simetris atau tidak, ada gangguan pergerakan atautidak
Bawah :Simetris atau tidak, ada varises atautidak, ada gangguan
pergerakan atautidak
Palpasi
Leher :Ada pembesaran kelenjar tyroid,vena jugularis, pembesaran
kelenjar limfe dan struma gravidarum atau tidak
Dada danpayudara : Ada benjolan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak,
ada keluaran kolostrum atau tidak
Abdomen : terdiri dari pemeriksaan leopold
Eksremitas : Eksremitas atas dan bawah oedema atau tidak
Auskultasi
Metode pengkajian yang menggunakan funan doskop / dopler untuk
memperjelas pendengaran yaitu :
DJJ : (5 1 + 5 2 + 5 3) x 4, normalnya 120 160 x/ menit
Perkusi
Periksa ketuk dengan menggunakan alat tertentu
Reflek patella : +/+ atau -/-
c) Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
- Hb : Berapa kadar Hb (gr%)
- Albumin : Terdapat albumin atau tidak dalam urine
- Reduksi : Terdapat glukosa atau tidak dalam urine
2. USG : untuk mengetahui keadaan janin
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Terdiri dari diagnose, data subyektif, data obyektif (keadaan umum,
kesadaran, TTV, DJJ, his, HPHT, TP, Leopold, VT) dan masalah
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah yang timbul dan bila tidak di atasi akan mengancam keselamatan
pasien.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan, mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk ditangani
sesuai dengan kondisi klien.
V. Intervensi
Intervensi adalah pengembangan rencana yang merupakan langkah
lanjutan setelah diagnosa ditegakkan. Dalam penyusunan rencana perlu
disesuaikan dengan prioritas masalah secara menyeluruh, yang meliputi 4
bagian, yaitu : tujuan, kriteria hasil, intervensi dan rasional.
VI. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi yang telah telah dibuat.
VII. Evaluasi
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan criteria guna mengevaluasi
nilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan.Evaluasi dalam
asuhan kebidanan ditulis dalam bentuk SOAP, sebagai berikut:
S :Data yang diperoleh dari wawancara langsung. Data ini menyatakan
bagaimana keadaan klien setelah diberikan tindakan kebidanan
O :Data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan
A :Pernyataan yang diambil atau terjadi atas data subyektif dan obyektif
P :Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah yang terjadi

BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 Uk 39 40 Minggu
Letkep, Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan KPP
Di Rumah Sakit DKT Gubeng Pojok Kota Surabaya 2017

3.1 Pengkajian Data


Hari / Tgl : Kamis, 8 juni 2017
Jam : 07.00 WIB
Ruangan : Kamar Bersalin
Oleh : Novita Hariyati
3.1.1 Data Subyektif.
1. Biodata
Nama Ibu : Ny I. Nama suami : Tn Y.
Umur : 30 tahun. Umur : 42 tahun.
Agama : Islam. Agama : Islam
Pekerjaan : swasta Pekerjaan : wiraswasta
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Alamat : Surabaya Alamat : Surabaya

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keluar air byor sejak pukul 22.00 WIB dan merasakan
kenceng kenceng.

3. Riwayat kebidanan
a. Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : teratur, 26 hari.
Banyaknya : ganti pembalut 5x pada hari ke 1-3, ganti pembalut 1-2
padahari berikutnya.
Fluor Albus : 3 hari sebelum haid (tidak bau dan tidak gatal)
Disminore : tidak
HPHT : 4 9 2016
HTP : 11 6 2017

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Sua Kehamilan Persalinan Anak Nifas
K U Pen je penol Te peny BB/ H/ L/ um A Peny K
mi
e K yuli nis ong mp ulit PB M P ur SI ulit B
ke
t at
1 1 L A H I R I N I

4. Riwayat Kehamilan sekarang


Trimester I : Ibu mengatakan bahwa dalam kehamilannya ibu tidak
mengeluh apa apa, periksa di bidan 2x dan diberi
vitamin
Trimester II : ibu mengatakan dalam kehamilannya tidak mengeluh
apa apa, periksa di puskesmas 3x dan di beri vitamin.
Trimester III : ibu mengatakan dalam kehamilannya tidak mengeluh
apa apa, periksa dipuskesmas 4x dan diberi vitamin.
Riwayat TT : 1x
5. Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun (darah tinggi,
jantung), menular (paru paru, penyakit kuning), dan menurun (kencing
manis, sesak nafas).
6. Riwayat kesehatan sekarang.
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun (darah
tinggi, jantung), menular (paru paru, penyakit kuning), dan menurun
(kencing manis, sesak nafas).
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yangmenderita penyakit
menahun (darah tinggi, jantung), menular (paru paru, penyakit kuning),
dan menurun (kencing manis, sesak nafas, keturunan kembar).

8. Pola kebiasaan sehari-hari.


a.Pola Nutrisi.
makan :makan 5x/ hari dengan porsi sedang (nasi, lauk, sayur kadang
buah)
Minum :minum air putih 7 gelas/hari dan susu 1gelas/ hari
b.Pola eliminasi.
BAK :lancar, tidak ada keluhan.
BAB :kadang konstipasi
c.Pola istirahat.
Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 7 jam
d.Pola Personal Higiene.
mandi 3x / hari, ganti CD setelah mandi pagi dan sore.
e.Pola aktivitas sehari-hari,.
melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, mencuci dan
memasak
f. Pola kebiasaan lain.
ibu tidak minum-minuman keras, merokok, minum jamu-jamuan dan
tidak mengkonsumsi narkoba.
9. Keadaan psikososial, budaya, dan spiritual
- Psikososial :ibu cemas dalam menghadapi proses persalinan, suami dan
keluarga menentikan kelahiran bayinya.
- Social : hubungan ibu dan keluarga baik
- Budaya : selama hamil ibu tidak pantang makanan, dalam keluarga ibu
menganut budaya selamatan 3 dan 7 bulanan.
- Spiritual : ibu dan anggota keluarga beragama islam dan beribadah sesuai
dengan keyakinan.

3.1.2 Data Obyektif.


1. Pemeriksaan Umum.
Keadaan Umum : Baik.
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Lordosis
Cara berjalan : normal
TB : 150 cm
BB : 60 kg
Tekanan darah : 117/67 mmHg.
Nadi : 88 x/menit.
Pernafasan : 24 x/menit.
Suhu : 360 C

2. Pemeriksaan Khusus.
Inspeksi.

Kepala : bersih, rambut tidak rontok, tidak berketombe, tidak


ada luka.
Muka : tidak oedema, tidak timbul jerawat, timbul flek-flek
hitam, tidak pucat.
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus,
simetris.
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, polip dan sekret,
simetris.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran normal.
Mulut : bibir tidak kering, tidak pucat, gigi tidak lubang,
tidan ada caries gigi.
Leher : tidak terlihat ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak
ada bendungan jugularis, simetris.
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
Payudara : simetris, puting susu menonjol, terdapat
hyperpigmentasi areola mamae.
Perut : pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat
linea nigra, terdapat strie gravidarum, tidak ada
bekas oprasi.
Genetalia : bersih, ada pengeluaran lender dan darah, tidak ada
condiloma, tidak oedema, tidak varises.
Anus : bersih, tidak hemoroid
Ekstremitas :Atas :simetris, tidak ada oedema, tidak ada kelainan
pada jari-jari tangan
Bawah : simetris, tidak ada oedema maupun varises ,
tidak ada kelainan pada jari-jari kaki
Palpasi
Muka : tidak teraba odem dan tidak ada nyeri tekan
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar
limfe dan bendungan vena jugularis.
Dada : tidak ada nyeri tekan
Payudara :tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, ASI
kolastrum (+/+).
Abdomen :
- Leopold I : TFU = 34 cm,teraba bagian bulat, lunak tidak
melenting (bokong)
- Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar
memanjang seperti papan yaitu punggung janin (puki) dan
pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin
- Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat keras,
melenting (kepala)
- Leopold IV :kepala sudah masuk PAP, penurunan kepala 1/5
tidak dapat digoyang(devergen)
Ekstremitas :Atas :simetris, tidak ada oedema, tidak ada kelainan
pada jari-jari tangan
Bawah : simetris, tidak ada oedema maupun varises ,
tidak ada kelainan pada jari-jari kaki
Auskultasi
Dada :paru-paru tidah ada ronkhi dan wezhing, detak jantung teratur
DJJ : 120 x/menit
Perkusi
Reflek patella :+/+

3. Pemeriksaan Penunjang/lab
Hb : 8,2 g/dl
Golongan darah : o rhesus +
HbSAg : negative
Anti HIV : non reactive
4. Pemeriksaan Dalam
Tanggal : 8 juni 2017 jam : 08.30 WIB
VT : V/V : bloodsleem +
Efiicement : 75 %
Pembukaan : 8 cm
Ketuban : Jernih
Bagian terendah : UUK jam 1
Bagian terdahulu : Kepala
Disamping bagian terdahulu : tidak ada
Hodge : III
Molage :0

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx : Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39 40 Minggu Letkep,


Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan Ketuban Pecah
Prematur (KPP)
DS : Ibu mengatakan hamil anaknya pertama dengan usia kehamilan 9
bulan, ibu merasa kencang kencang sejak tadi malam,
mengeluarkan air byor jam 22.00 WIB.
DO :Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD = 120/80 mmHg S = 360C
N = 88x/menit RR = 20x/menit
DJJ : 130 x/menit
His : 10.3x.45
Leopold I : TFU = 32 cm,teraba bagian bulat, lunak tidak
melenting (bokong)
Leopold II : pada bagian kiri perut ibu teraba keras, datar
memanjang seperti papan yaitu punggung janin (puki) dan pada
bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil janin
Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba bulat keras, melenting
(kepala)
Leopold IV :kepala sudah masuk PAP, penurunan kepala 1/5 tidak
dapat digoyang(devergen)
VT :
V/V : bloodsleem +
Efiicement : 25 %
Pembukaan : 8 cm
Ketuban : Jernih
Bagian terendah : UUK jam 1
Bagian terdahulu : Kepala
Disamping bagian terdahulu : tidak ada
Hodge : III
Molage :0
Masalah : kpp
3.3 Identifikasi Dignosa dan Masalah Potensial
Bayi asfiksia

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.


Pemasangan Oksigen pada ibu

3.5 Intervensi
Tanggal : 8 juni 2017 Jam : 08.30 WIB
Dx : Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39 40 Minggu Letkep,
Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan Ketuban Pecah
Prematur (KPP)
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan persalinan dapat terjadi
secara dan tidak melewati garis waspada.
Kriteria Hasil :
- Ibu dapat melahirkan bayi secara normal
- KU ibu dan bayi baik
- TTV dalam batas normal
TD : 120/80 mmHg
N : 80-100 x/mnt
S : 36,5 - 37,4
RR : 16-24 x/menit
- Penipisan bertambah hingga 100 %
- Pembukaan : 10 cm
- Bayi lahir spontan
- Plasenta lahir < 30 menit setelah bayi lahir
- Perdarahan Normal : kurang dari 500 cc
- Masalah dapat teratasi
Intervensi
1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan fisiologi persalinan.
R/ dengan menjelaskan hasil pemeriksaan ibu menjadi mengerti apa
yang sedang terjadi pada dirinya dan menjelaskan fisiologi persalinan
pada ibu agar ibu menjadi mengerti dan tidak khawatir dengan semua
yang dialami selama proses persalinan berlangsung.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ mencegah terjadinya infeksi silang
3. Siapkan partus set
R/ mencegah agar tidak lupa mempersiapkan peralatan dan
memudahkan dalam pemberian tindakan.
4. Observasi TTV dan kemajuan persalinan
R/ untuk memantau keadaan ibu dan janin serta mendeteksi jika ada
komplikasi / kelainan.
5. Pasang Oksigen dan infus kepada pasien
R/ bayi tidak kekurangan Oksigen dan kebutuhan cairan terpenuhi
6. Anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri
R/ tidak menekan kava inferior sehingga aliran darah oksigen ke janin
lancer.
7. Anjurkan ibu untuk sedikit makan dan minum manis untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi
R/ agar ibu mempunyai tenaga yang cukup untuk meneran.
8. Anjurkan ibu untuk tidak menahan kencing
R/ mengosongkan kandung kemih dapat mempercepat penurunan
kepala janin
9. Bimbing ibu bagaimana cara mengejan yang benar
R/ dengan cara meneran yang benar dapat mengurangi resiko rupture
dan mempercepat proses persalinan.
10. Berikan motivasi pada ibu untuk berdoa dan anjurkan salah satu
keluarga untuk menemani ibu selama proses persalinan.
R/ berdoa dan ditemani keluarga bisa membuat ibu menjadi lebih
tenang dan persalinan bisa berjalan normal.

3.6 Implementasi.
. Tgl : 8 juni 2017 Jam : 08.40 WIB
Dx : Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39-40 Minggu Letkep,
Tunggal, Hidup Dengan InpartuKala 1 Fase Aktif
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa hasilnya dalam keadaan
normal dan menjelaskan fisiologi persalinan agar ibu tidak khawatir dengan
kondisi yang dialaminya karena itu merupakan hal yang normal.
2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan menggunakan
sabun, air mengalir dengan 7 langkah.
3. menyiapkan partus set
Bak partus steril berisi :
1. Klem 2 buah.
2. Gunting tali pusat.
3. Benang tali pusat.
4. Sarung tangan steril 2 pasang.
5. koher ( Amnion hoch ) 1 buah.
6. Kasa steril secukupnya.
7. Kateter 1 buah.
Spuid 1 buah berisi oxitosyn 10 Iu.
Sleem sacker 1 buah.
Duk 1 buah.
Ember berisi larutan clorin 0,5 %.
Ember berisi larutan DTT.
Ember tempat placenta.
Ember tempat pakaian kotor.
Tempat sampah.
Pakaian bersih ibu dan bayi.

4. Mengobservasi TTV dan kemajuan persalinan


TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5 0C
RR :22 x/menit
HIS : 3x. 10 45
DJJ : (11+11+12) x 4 = 136 x/menit
5. Memasang Oksigen 2 liter dan memasang infuse dengan cairan RL
6. Menganjurkan ibu tidur miring ke kiri untuk melancarkan aliran oksigen pada
janin (vena cava inferior yang ada disebelah kanan tidak tertekan)
7. Menganjurkan ibu untuk sedikit makan dan minum seperti makan nasi, biscuit,
roti, susu dan air putih.
8. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan kencing, apabila ingin BAK agar
segera dikeluarkan.
9. Membimbing ibu cara mengejan yang benar yaitu dengan tidak meneran lewat
leher tetapi seperti orang sedang BAB, dagu menempel pada dada dan mata
tetap membuka agar pembuluh darah di mata tidak pecah.
10. Memberi motivasi kepada ibu sesuai keyakinan supaya diberi kelancaran
selama proses persalinan dan menganjurkan salah satu keluarga untuk
menemani ibu kedua hal ini bagus untuk ketenangan psikis ibu.
3.7 Evaluasi
. Tanggal : 8 juni 2017 Jam : 09.00 WIB
Dx : Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39 40 Minggu Letkep, Tunggal,
Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan Ketuban Pecah Prematur (KPP)
S : ibu mengatakan kencang kencang yang semakin kuat dan ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
O:
HIS : 4x 10 45
DJJ : 140 x/menit
VT:
v/v : bloodsleem +
pembukaan : 10 cm
ketuban : +
effacement :tidak teraba
bag. Terdahulu: Kepala
bag. Terendah : UUK
bag terkecil: tidak ada
hodge: IV
molage : 0
A : Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39-40 Minggu Letkep, Tunggal, Hidup
Dengan Inpartu Kala 1 Fase Aktif
P :lanjutkan intervensi
Observasi kemajuan persalinan (DJJ dan HIS)
Persiapan untuk persalinan (alat) dan peralatan untuk bayi baru lahir
Mengatur posisi pasien

LEMBAR OBSERVASI KALA I


Tgl Jam TD N S DJJ HIS VT Ket

(WIB) (mmHg) (x/ (C) (x/ Fre Durasi (cm)

m) m) k
08.30 88 140 3x 45 Bloodsleem (+),

pembkn 8 cm,

eff 75 %, ket -,

kepala, UUK,

HIII, molase 0
09.00 88 140 4x 45 Bloodsleem +, Ibu merasa

pembkn 10 cm, ingin

eff 100%, ket , mengejan

kepala, UUK,

HIV, molase 0

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II


Tanggal : 8 juni 2017 jam : 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan kencang kencangnya semakin kuat dan sering.
Ibu mengatakan tidak dapat menahan lagi keinginan untuk meneran
O :v/v Bloodsleem +, pembukaan 10 cm, eff 100%, ket , kepala, UUK, HIV, molase

0, HIS 4x.10.45, DJJ 140x /menit, vulva dan anus membuka dan perineum

menonjol.

A: Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK 39-40 Minggu Letkep, Tunggal, Hidup

Dengan Inpartu Kala II

P: kolaborasi dengan dokter SpOG


mulai mengatur posisi pasien
Libatkan suami/keluarga sebagai pendamping
Berikan dukungan mental dan rehidrasi
Dilakukan pertolongan kala II dengan Vakum Ekstraksi oleh dokter
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III
Tanggal : 8 juni 2017 jam : 09.20 WIB
S : ibu mengatakan merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya.
O : bayi lahir spontan dengan VE tanggal 8 juni 2017 jam 09.20 WIB denngan jenis
kelamin laki - laki , tidak menangis spontan (dilakukan HAIKAP), BB 3200 gram, PB
51 cm, A-S 8-9, tidak ada kelainan, anus (+), warna kulit putih.
A :Ny. I Usia 30 Tahun P1-1 Ab000 Dengan Kala III
P : memberikan pujian kepada pasien dan keluarga
Memberikan rehidrasi pada pasien
Mengeringkan tubuh bayi dan mencegah hipotermi
Memberikan suntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir
Melakukan pertolongan tali pusat
Melahirkan plasenta dengan PTT kemudian massase fundus uteri

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV


Tanggal : 8 juni 2017 jam : 09.40 WIB
S :Ibu mengatakan sudah merasa lega karena proses persalinannya telah selesai dan
bahagia bayinya lahir sehat.
O:
- Plasenta lahir spontan tanggal 8 juni 2017 pukul 09.40 WIB, kotiledon
lengkap, selaput ketuban utuh,perdarahan 300cc teratasi, kontraksi uterus baik
- TFU 2 jari bawah pusat.
- Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/90 mmHg S : 36,5C
R : 22 x/menit N : 88x/menit

A :Ny.Iusia 30 tahun P1-1 Ab000 dengan kala IV

P:
Observasi TTV, kontraksi uterus, perdarahan, kandung kemih, luka perineum,
TFU setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama satu
jam kedua
Ajarkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan masase.
Ajarkan ibu untuk menyususi bayinya.
Bersihkan alat, dan tempat dan bersih diri.
Ajnurkan ibu untuk merawat luka jahitannnya.
Lengkapi partograf.
Pindahkan ibu ke ruang perawatan setelah 2 jam.

LEMBAR OBSERVASI KALA IV


Ja Waktu TD N S TFU Kotraksi Kandung perdara
m (WIB) (mmHg (x/m) (C) uterus kemih han
)
1 10.00 110/70 80 36,6 2jari pst Baik, keras Kosong 10 cc
10.15 120/80 80 2jari pst Baik, keras Kosong -
10.30 120/80 84 2jari pst Baik, keras Kosong -
10.45 110/70 84 2jari pst Baik, keras Kosong 15 cc
2 11.15 110/70 80 36,7 2jaripst Baik, keras Kosong -
11.45 110/70 80 2jaripst Baik, keras Kosong 5 cc

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan studi kasus yang membahas kesamaan yang ditemukan
antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus, untuk memudahkan dalam penyusun
bab pembahasan, maka kami mengelompokkan sesuai langkah lanagkah manajemen
kebidanan yang meliputi pengkajian data, identifikasi diagnose dan masalah,
identifikasi diagnose dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu inpartu, sangat dibutuhkan
adanya support mental dari petugas kesehatan maupun keluarga klien untuk
memberikan dukungan dan semangat. Memberikan posisi senyaman mungkin pada
pasien juga sangat dibutuhkan agar proses persalinan berjalan lancar.
Pada kasus berikut, dalam pemberihan asuhan kebidanan pada Ny. I Usia 30
Tahun GI P0000 Ab000 UK 39 40 Minggu Letkep, Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase
Aktif Dengan Ketuban Pecah Prematur (KPP). Tidak ada sedikit kesenjangan antara
teori dengan praktek yang ditemui di lapangan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Dalam menegakkan diagnosa diperlukan data-data tentang
usia,riwayatkehamilan,data psikologis, dll serta dari data subjektif dipadukan dengan
hasil pemeriksaan fisik. Masing masing individu mempunyai respon yang berbeda
terhadap masalah persalinan sehingga masalah yang timbul tidak sama, hal ini
dipengaruhi oleh usia, riwayat kehamilan, prioritas dan psikologis.
Sebagai bidan harus siap segala kemungkinanyang terjadi saat persalinan
berlangsung.Dalam asuhan kebidanan pada Ny. I Usia 30 Tahun GI P0000 Ab000 UK
39 40 Minggu Letkep, Tunggal, Hidup Inpartu Kala I Fase Aktif Dengan Ketuban
Pecah Prematur (KPP). Didapati bahwa proses persalinan berjalan lancer dan tanpa
komplikasi, dilakukan episiotomy media lateral untuk memudahkan persalinan, ibu
diberikan cairan infus, kala II memakan waktu sekitar 20 menit dan bayi lahir spontan
pukul 09.20 WIB dan jenis kelamin laki laki , tidak langsung menangis(dilakukan
HAIKAP), BB 3200 gram, PB 51 cm, dari seluruh asuhan yang telah diberikan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus di lapangan.
5.2 Saran
Tenaga Kesehatan.
- Dalam memberikan pelayanan seorang petugas kesehatan harus
memperhatikan seara teliti keadaan fisik sehingga setelah diberikan
tindakan tidak timbul komplikasi.Dalam melakukan tindakan harus
memperhatikan prinsip sterilisasi
Masyarakat
Mengharapkan pada para aktifis masyarakat desa untuk aktif mengadakan
program-program kesehatan terutama pada ibu dan bayi.
Mahasiswa Kebidanan
Mengharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk lebih memperdalam ilmu
pengetahuan khusunya ilmu tentang kebidanan, dan mampu memberikan
asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil sesuai teori dalam praktek lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, 1985. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI.
Manuaba, IBG.1998.Ilmu Kebidanan dan Kandungan . Jakarta : EGC.

http://anairmajulianasari.blogspot.co.id/2016/05/makalah-ketuban-pecah-
dini.html

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Acuan Maternal dan Neonatal.


Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Rustam, Mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.

You might also like