You are on page 1of 6

.

2 Penjabaran Wujud Cinta Tanah Air dalam Kehidupan Sehari-hari


Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya.
Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa
salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan
kebencian.
Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai macam gangguan yang datang baik dari
dalam maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat bahu membahu membangun negri ini agar bisa sejajar dengan
negara-negara maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita akan berupaya sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi
sesama, bukan malah menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara kita, sehingga perlu kita
jaga dan pertahankan hingga titik darah penghabisan. Kalau bukan kita siapa lagi? dan kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan
negara ini.
Adapun beberapa penjabaran wujud cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari:
1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan.
2. Menghormati upacara bendera sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.
3. Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan lain
sebagainya.
4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
5. Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara
tulus dan ikhlas.
6. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
7. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri serta
tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencoreng-moreng nama baik bangsa indonesia.
8. Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar pada acara-acara resmi dalam negeri.
9. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
10. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.

2.3 Manfaat Sikap Cinta Tanah Air


Sedangkan manfaat cinta terhadap tanah air itu sendiri adalah :
a) Kita dapat memperbaiki negara yang kita cintai ini agar menjadi semakin baik lagi.
b) Agar negara kita dapat bersaing dengan negara-negara maju yang lain.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Upaya menanamkan sikap cinta tanah air di lingkungan sekolah


PROF Dr I Wayan Supartha MS, anggota Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Alumni GMNI, mengatakan bahwa Bung Karno telah
menanamkan rasa kebangsaan yang menjunjung tinggi rasa persatuan tanpa mengabaikan kebhinekaan. Bung Karno juga
menanamkan nilai kebersamaan dan kesetaraan untuk memperkuat rasa hidup bersama dan rasa bersatu sebagai suatu bangsa di
atas bumi Indonesia. Menguatnya rasa persatuan dan kebersamaan itu menumbuhkan rasa cinta Tanah Air yang oleh Bung Karno
disebut patriotisme.

Di dalam pidato lahirnya Pancasila, Bung Karno menyatakan, patriotisme adalah kecintaan yang didasari atas hubungan gaib antara
manusia dan bumi tempat mereka hidup atau mereka ditumbuhkan. Atas kecintaan itu mereka berani membela Tanah Air yang
memberikan mereka kesempatan dan pelayanan hidup. Sehingga bangsa Indonesia pernah merasakan kuatnya hasrat dan kehendak
hidup bersama dan bersatu sebagai bangsa yang melahirkan kekuatan dahsyat mengusir penjajah.
Bagaimana dengan kondisi pemuda sekarang dalam hal patriotisme tersebut? Kapan patriotisme itu seharusnya ditumbuhkan atau
dikembangkan? Sejak anak usia dini, inilah waktu yang paling tepat.
Menyambut Hari Anak Nasional 22 Juli 2012, apa yang bisa dilakukan khususnya oleh para guru pendidik Anak Usia Dini? Anak adalah
investasi bangsa. Guru hendaknya bisa menggali potensi dan menanamkan kebanggaan untuk bisa mencintai negerinya sendiri.
Kegiatan pembelajaran yang cenderung terfokus pada indikator yang ada pada kurikulum, kadang membuat guru lupa untuk
mengembangkan kreasinya dalam mengolah tema pembelajaran.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), Bab I Pasal 1 ayat 14, mengamanahkan
bahwa Pendidikan Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak usia dini dengan segala keunikannya adalah usia emas di mana anak sangat mudah menyerap informasi dan peka dengan
lingkungannya. Segala hal yang terekam pertama kali oleh anak akan tertanam dalam otaknya hingga ia dewasa. Oleh karena itulah
mengapa pada Pendidikan Anak Usia Dini sangat ditekankan pengembangan sikap dan perilaku serta kemampuan dasarnya agar pada
usia emas ini anak sudah memiliki dasar pendidikan yang kuat untuk menapaki jenjang pendidikan selanjutnya.
Sedangkan kegiatan belajarnya dengan pendekatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain, dikemas sedemikian rupa secara
menarik dan menyenangkan melalui tema-tema, baik tema yang terdekat dengan lingkungan anak sampai dengan tema yang terjauh.
Tematema tersebut antara lain: Diriku, Kebutuhanku, Lingkunganku, Tanaman, Binatang, Rekreasi, Pekerjaan, Tanah Airku, Alat
Komunikasi, Air, Udara dan Api, Alam Semesta. Metode pembelajaranpun sangat bervariasi supaya anak tidak jenuh belajar di sekolah.
Cinta Tanah Air
Rasa Cinta Tanah Air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia dini baik di PAUD Non Formal, TK atau RA melalui Tema Tanah Airku,
misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin dengan menghormat bendera Merah Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya,
dan mengucapkan Pancasila. Meskipun lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk ukuran anak usia dini, tetapi dengan
membiasakan mengajak menyanyikannya setiap hari Senin, maka anak akan hafal dan bisa memahami isi lagu. Merah Putih bisa
diangkat menjadi sub tema pembelajaran.
Kegiatannya bisa diarahkan pada lima aspek perkembangan sikap perilaku maupun kemampuan dasar. Pada aspek sikap perilaku,
melalui cerita anak bisa menghargai dan mencintai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai Bendera Merah Putih dengan
merawat dan menyimpan dengan baik, menghormati bendera ketika dikibarkan, serta tidak untuk permainan.
Pada aspek kognitif, anak mengenal konsep bilangan dan angka 2 (2 warna), mengenal konsep warna merah dan putih, mengenal
konsep posisi di atas warna merah, di bawah warna putih, dan mengenal konsep bentuk persegi panjang atau kotak. Kegiatannya bisa
berupa permainan lomba mengelompokkan bendera yang benar.
Guru sudah menyediakan banyak bendera dari kertas dengan ukuran kecil, baik bendera yang salah maupun yang benar. Secara
berkelompok 3 anak bergantian, anak mencari bendera yang benar, kemudian dihitung bersamasama, yang mendapatkan paling
banyak, dialah yang menang. Tetapi kepada anak tidak dikatakan siapa yang kalah dan siapa yang menang, yang ada adalah
kebersamaan, bendera digabung dan dihitung kembali jumlah bendera yang benar yang diperoleh tiga anak tersebut.
Pada aspek bahasa, anak bisa diajak membuat syair tentang benderaku, menirukan syair yang diucapkan guru, atau anak
menceritakan pengalamannya sesudah lomba mengelompokkan bendera.
Aspek fisik motorik, kegiatannya bisa berupa berlari lurus menuju Bendera Merah Putih, berjalan mengelilingi Bendera Merah Putih
sambil membawa cangkir berisi air, menggunting dan menempel bendera, meronce bendera untuk hiasan kelas, dan melipat bendera
dari kain dengan baik untuk disimpan. Aspek seni, kegiatannya bisa berupa mewarnai bendera besar berkelompok, menjiplak bendera,
menyanyikan lagu tentang bendera.

Kegiatan lain adalah memperingati hari besar nasional dengan kegiatan lomba atau pentas budaya, mengenalkan aneka kebudayaan
bangsa secara sederhana dengan menunjukkan miniatur candi dan menceritakannya, gambar rumah dan pakaian adat, mengenakan
pakaian adat pada hari Kartini, serta mengunjungi museum terdekat, mengenal para pahlawan melalui bercerita atau bermain peran.
Bisa juga diintegrasikan dalam tema lain melalui pembiasaan sikap dan perilaku, misalnya menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan, menyayangi sesama penganut agama, menyanyangi sesama dan makhluk Tuhan yang lain, tenggang rasa dan
menghormati orang lain. Menciptakan kedamaian bangsa adalah juga perwujudan rasa cinta tanah air.
Melalui lagu
Yang tidak kalah menariknya adalah menanamkan rasa cinta tanah air melalui lagu. Dengan menyanyi apalagi jika diiringi dengan
musik, anak akan merasa senang, gembira, serta lebih mudah hafal dan memahami pesan yang akan disampaikan guru. Jika lagu
wajib nasional dianggap masih terlalu sulit untuk anak, maka guru bisa menciptakan lagu sendiri yang sesuai untuk anak usia dini.
Guru diberikan kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya di sekolah termasuk dalam menciptakan lagu. Lagu untuk anak usia
dini biasanya dengan kalimat yang sederhana, mudah diucapkan, mudah dipahami dan dihafalkan. Lagu sebaiknya yang bernada riang
gembira, karena hal ini akan merangsang perkembangan otak anak, anak terbiasa untuk selalu riang dalam bekerja, cepat dalam
menghadapi dan memutuskan masalah, tidak cepat putus asa.

Sedangkan jika tujuannya hanya untuk memperdengarkan musik pada anak, bisa dengan lagu atau instrumen musik yang lebih halus
dan tenang. Misalnya, lagu Kebangsaan Indonesia Pusaka, Syukur, Tanah Air.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr Alfred Tomatis dan Don Campbell membuktikan bahwa musik klasik yang diperdengarkan
sejak dalam kandungan dapat merangsang kecerdasan otak anak. (Ida Arimurti)

3.2 Upaya Menanamkan Cinta Tanah Air di Keluarga


Untuk menumbuhkan rasa cnta tanah air di lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan memberikan contoh atau tauladan tentang
rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa. Selain itu anggota keluarga harus memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada
anak terhadap lingkungan sekitar. Orang tua juga harus mengarahkan agar selalu menggunakan produk dalam negeri.

3.3. Upaya menanamkan sikap cinta tanah air di lingkungan masyarakat


Sikap dan perilaku menjaga kesatuan negara RI
Bangsa Indonesia tereiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini
bisa menjadi sumber konflik yang depot menyebabkan perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman
yang ingin memecah belah persatuan bangsa.
Berikut beberapa sikap dan perilaku Mempertahankan NKRI.

1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan
bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan,
bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta
memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua
komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar,
akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati bangsa dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya.
Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan negara tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa
salahnya tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan
kebencian.
Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara akan aman dari berbagai macam gangguan yang datang baik dari
dalam maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat bahu membahu membangun negri ini agar bisa sejajar dengan
negara-negara maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita akan berupaya sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi
sesama, bukan malah menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan merusak negara kita, sehingga perlu kita
jaga dan pertahankan hingga titik darah penghabisan. Kalau bukan kita siapa lagi? dan kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan
negara ini.

4.2 Saran
1. Sebagai warga Negara Indonesia kita harus menjaga tanah air bersama dan mencintainya sepenuh hati.
2. Hidup rukun dan saling menyayangi antar anggota keluarga merupakan bentuk cinta tanah air dari hal yang kecik seperti itu.
3. Menjaga kebersihan juga merupakan wujud cinta tanah air.
4. Jadi sebagai warga Negara Indonesia kita bisa mulai dari hal kecil untuk mencintai Negara kita.

makalah pendidikan kewarganegaraan tentang bela


negara
BELA NEGARA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak diragukan lagi, kesadaran bela Negara memang dan harus perlu ditumbuhkan
dikalangan masyarakat dalam suatu Negara. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan jiwa
memiliki (nasionalisme ) kepada bangsa dan Negara serta siap sedia dalam memperjuangkan
dan membela bangsa dari segala ancaman dan kerusakan baik dari dalam dan luar. Terutama
adalah generasi muda yang memiliki kelebihan yang luar biasa dalam diri mereka.
Setiap bangsa dan negara di dunia ini senantiasa berusaha untuk mewujudkan cita-cita
dan kepentingan nasionalnya. Demikian juga halnya dengan bangsa dan negera Indonesia.
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke 4, tujuan bangsa Indonesia membentuk suatu
pemerintahan negara adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia berdasarkan Pancasila.
Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu dibina dan
dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan pembangunan maupun
mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal
dari dalam maupun luar negeri.
Salah satu upaya pembinaan potensi sumberdaya manusia agar mampu menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dapat dilakukan melalui pembelaan negara,
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 27 ayat (3) dan pasal 30 UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas maka penulis merumuskan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian Bela Negara?
2. Apa dasar hukum Bela Negara?
3. Pentingkah masayarakat memiliki jiwa Bela Negara?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang di jiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan
berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus,
hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-
sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap
dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik
sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-
masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau
gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya
militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan
dengan krisis perekratan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka
dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara
Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan
cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib
untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,Sebuah pasukan
cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai
cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen
untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi
tak terduga, memperkuat pertahanan negara.
B. Unsur Dasar Bela Negara
Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah sebagai berikut :
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara

C. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-
syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita
wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan
dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1. Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

D. Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara


Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanpaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang
memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana
pengawas tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan
masyarakat Indonesia/ bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang
lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya bela
negara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling
berbhineka tunggal ika. Sikap bela negara terhadap bangsa Indonesia merupakan kekuatan
Negara Indonesia bagi proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional dan merupakan
kondisi yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat
berjalan dengan sukses. Oleh karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang
sesuai dengan karakterristik bangsa Indonesia. Dengan adanya kesadaran akan bela negara,
kita harus dapat memiliki sikap dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela
berkorban bagi nusa dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa
hendaknya ditanamkan sikap cinta tanah air sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih dalam.
Dalam sikap bela negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan situasi
dan kondisi yang sedang berlangsung di negara kita, tidak mungkin kita tunjukan sikap bela
negara yang bersifat keras seandainya situasi keamanan nasional terkendali.
Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu sikap bela
negara dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Bahkan
menyanyikan lagu bela negara yang diciptakan oleh Dharma Oratmangun atau mengenang
hari bela negara yang jatuh pada tanggal 19 Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006
adalah salah satu bentuk bela negara sekala kecil.
Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan hak dan
kewajiban sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya ada konprontasi
atau intervensi terhadap negara, kita akan peka menyikapinya bahkan dengan mengangkat
senjatapun kita akan berani karena jiwa bela negara dalam diri kita sudah terlatih dan
terbiasa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Guna menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup
bangsa dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang perlu dibina dan
dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu melaksanakan pembangunan maupun
mengatasi segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) yang berasal
dari dalam maupun luar negeri.

SUMBER :
http://hanalestary.blogspot.com/2012/05/makalah-kewarganegaraan-bela-negara.html

You might also like