You are on page 1of 106

BUKU AJAR

KOMUNIKASI TERAPEUTIK
BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI

TIM PENYUSUN :
Sulur Joyo Sukendro, S.Si.T
drg. Ratnawati Hendari
drg. Anie Kristiani, M.Pd
drg. Sri Nartiani
Ferdinan Fankari,S.Si.T
Isa Insanuddin, S.Si.T, M.Kes
Yessi Yuzar,S.Si.T
drg. Agus Kiswantoro
Siti Hidayati,S.Si.T
drg. Bintang H. Simbolon, M.Kes
Ida Rahmawati, SKM
drg. Sri Hedy Yati
Anneke Tahulending,S.Pd
Aida Silfia, S.Pd

FORUM KOMUNIKASI
JURUSANKESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SE-INDONESIA
KATA PENGANTAR PENYUSUN

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga bukuini dapat diselesaikan. Buku ini merupakan buku
ajar Komunikasi Terapeutik yang disusun untuk memperlancar proses
pembelajaran khususnya bagi mahasiswa DIII kesehatan gigi, tetapi buku ini
juga dapat digunakan bagi mahasiswa DIV Perawat Gigi, S1 Kedokteran Gigi
dan untuk menambah pengetahuan / wawasan para praktisi dan pemerhati
kesehatan gigi. Isi buku ini merupakan dasar pengetahuan Komunikasi
Terapeutik bagi tenaga kesehatan gigi sebagai bekal pegangan dalam
pengabdiannya pada masyarakat, dan diharapkan pada saatnya tenaga
kesehatan gigi dapat menelaah dan mengembangkan pengetahuannya
dalam bidang komunikasi terapeutik sesuai dengan perkembangan Ilmu
Kesehatan Gigi.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
buku ajar ini, oleh karena itu kritik dan saran penyusun harapkan demi
kesempurnaan buku ajar ini. Harapan penyusun, buku ajar ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, Maret 2008

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I KONSEP DASAR KOMUNIKASI
A Pengertian komunikasi .................. 4
B. Tujuan komunikasi ................ 5
C. Fungsi komunikasi .... 6

BAB II PROSES KOMUNIKASI


A. Komponen komunikasi ...... 8
B. Proses komunikasi ............. 9
C. Metode komunikasi ... 10
D.Tingkatan komunikasi .... 11

BAB III PRINSIP DASAR DAN FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
A. Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi komunikasi .... 13
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi .... 17

BAB IV JENIS METODE DAN MEDIA KOMUNIKASI


A. Jenis komunikasi ................................................. 26
B. Model komunikasi ............................. 35
C. Media komunikasi ...... 37

BAB V HUBUNGAN ANTAR MANUSIA


A. Pengertian HAM ............................ 38
B.Tujuan HAM ................. 38
C. Wawancara .................... 39
D. Faktor Yang Mendasari HAM ...................................... 42
E. Faktor Yang Menentukan HAM .................................. 44
F. Tahapan HAM ......................................................... 46
G.Teori HAM ............................................. 50
H. Komunikasi Terapeutik Yang Efektif ...........................

BAB VI KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI


TERAPEUTIK
A. Komunikasi dalamg Keperawatan ............................... 50
B. Pengertian komunikasi terapeutik .......................... 57
C. Tujuan komunikasi terapeutik ............................. 57
D. Guna komunikasi terapeutik ................................... 58
E. Perbedaan komunikasi terapeutik dan komunikasi 58
sosial ..............................................................................
F. Prinsip-Prinsip Komunikasi Therapeutik ...................... 59
G. Unsur komunikasi terapeutik ....................... 60

2
H. Komunikasi Terapeutik Yang Efektif ........................... 63
I. Tahap-Tahap Hubungan Komunikasi Terapeutik ..... 64
J. Keharusan Perawat ................................................... 70

BAB VII TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK


A. Peran Tenaga Kesehatan Gigi Lulusan Jkg dalam 75
Pelayanan Kesehatan Gigi ..............................................
B. Ketrampilan Dasar Komunikasi Terapeutik ....... 78
C. Ketrampilan Lanjut Dasar Komunikasi Terapeutik 89

DAFTAR PUSTAKA.........................................................

3
BAB I
KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Tujuan Intruksional Umum:


Tenaga kesehatan gigi mampu memahami tentang konsep dasar komunikasi

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, apapun statusnya di masyarakat. Sebagai makhluk
sosial, kegiatan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain dalam
upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Ada beberapa pengertian mengenai
komunikasi yang dikemukakan para ahli.
Menurut Aristoteles (384 322 SM) unsur yang terpenting dalam
proses komunikasi adalah si pemberita, isi berita dan sipenerima. Harold
Koont dan Cyril ODonell mengemukakan pengertian komunikasi adalah
pemindahan informasi dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau
tidak. Tetapi informasi yang ditransfer tentunya harus dimengerti oleh
penerima. Sedangkan Taylor (1993) mengatakan bahwa komunikasi adalah
proses pertukaran informasi atau proses yang menimbulkan dan meneruskan
makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi penambahan pengertian
antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga mendapatkan
pengetahuan.
1. Pengertian komunikasi secara umum
a. Secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin : communicare
yang berarti berpartisipasi atau memberitahu.
b. Secara terminologi, pengertian komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pernyataan dari seseorang ke orang lain.

4
Disini dalam berkomunikasi melibatkan manusia, sehingga sering
disebut juga komunikasi manusia / human communication / komunikasi
sosial.
Komunikasi ini sering terlihat pada perjumpaan dua orang, mereka
saling memberi salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai
keluarga dan sebagainya. Atau dapat disaksikan ada dua orang yang
meskipun belum saling kenal karena posisi yang berdekatan (duduk,
berdiri) lalu terlibat dalam percakapan, misal didalam bis, antri.
Pada kedua contoh situasi komunikasi itu tidak terdapat tujuan apa-apa,
tetapi sekedar membunuh waktu.

2. Pengertian komunikasi secara paradigmatis


Adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap/pendapat/perilaku secara
langsung/tidak langsung yang mempunyai tujuan tertentu.

B. TUJUAN KOMUNIKASI
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain ;
perubahan pendapat, perubahan sikap, perubahan perilaku, perubahan
sosial, dapat memahami orang lain, dan gagasan dapat diterima orang lain.
Menurut Pace, R Wayne dkk, seperti dikutip Effendy, O U (1998) tujuan
sentral komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu :
1. to secure understanding
memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya
2. to establish acceptance
pesan yang sudah diterima harus tersimpan/terekam didalam otak
3. to motivate action
pesan yang sudah diterima segera dilaksanakan

5
Secara singkat tujuan komunikasi adalah mengharapkan pengertian,
dukungan, gagasan dan tindakan, setiap kali mengadakan komunikasi
sebaiknya perlu meneliti apa yang menjadi tujuan komunikasi.

C. FUNGSI KOMUNIKASI
Menurut Widjaja (2000) fungsi komunikasi dalam setiap fungsi sosial adalah :

1. Informasi
Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data
gambar, fakta, pesan, opini yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan
beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar
dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan)
Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang
bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat, sehingga ia sadar
akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat.

3. Motivasi
Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek dan jangka
panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,
mendorong kegiatan individu dan kelompok sesuai dengan tujuan
bersama yang ingin dicapai.

4. Perdebatan dan diskusi


Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk
memungkinkan persetujuan, menyelesaikan perbedaan pendapat
mengenai masalah publik.

6
5. Pendidikan
Pengalihan ilmu pengetahuan mendorong perkembangan intelektual,
watak,ketrampilan yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan budaya dan seni untuk


melestarikan warisan

7. Hiburan
Penyebarluasan simbol, suara, imaji dari drama, tari, kesenian, musik,
olahraga

8. Integrasi
Menyediakaan bagi individu, kelompok, bangsa untuk memperoleh
berbagai pesan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta
menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

RINGKASAN
Menurut etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahu. Secara
terminologi komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan dari
seseorang ke orang lain, dan secara paradigmatis pengertian komunikasi
adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu, mengubah sikap/pendapat/perilaku secara langsung atau tidak
langsung yang mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan komunikasi diantaranya untuk perubahan perilaku, perubahan
sikap, mengharapkan pengertian, dukungan, dan gagasan. Komunikasi yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari berfungsi untuk memperoleh
informasi, sosialisasi, motivasi, perdebatan dan diskusi,
pendidikan,menyebarkan budaya dan seni, hiburan dan itegrasi.

7
BAB II
PROSES KOMUNIKASI

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigi mampu memahami tentang proses komunikasi

A. KOMPONEN KOMUNIKASI
Komponen komunikasi merupakan unsur penting yang terdiri dari :
1. Sender / encoder / komunikator / pengirim pesan:
Seseorang yang mempunyai inisiatif menyampaikan pesan pada orang lain

2. Message / pesan :
Informasi yang akan disampaikan oleh pengirim

3. Channel / media :
Cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui penglihatan,
pendengaran, rabaan

4. Decoder / komunikan / penerima pesan/receiver :


Seseorang yang menerima pesan

5. Referent / stimulus :
Memotivasi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Stimulus atau
rangsangan ini dapat berupa obyek atau benda, situasi, pengalaman,
emosi, ide, aktifitas.

8
6. Teknik/metode
Cara yang dipergunakan dalam mengadakan hubungan dengan orang lain.

7. Umpan balik/feedback :
Proses lanjutan dari pesan yang diterima.
Penerima pesan akan memberikan tanggapan atau pesan kembali kepada
pengirim pesan sendiri. Umpan balik ini membantu memberikan kejelasan
kepada sender bahwa pesan yang dikirim dapat diterima dengan tepat oleh
penerima atau sebaliknya.

B. PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa
yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan
satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media.
Lambang dalam pengertian komunikasi adalah :
a. Bahasa, baik yang bersifat lisan maupun tulisan dan yang dipahami oleh
pihak-pihak yang berkomunikasi
b. Isyarat, misalnya dengan menggerakkan suatu bagian badan seperti
kerlingan mata, menganggukkan kepala, tersenyum.
c. Tanda, misalnya dalam peraturan lalu lintas
d. Gambar, misalnya peta, grafik

9
Media, teknik

Komunikator Pesan Komunikan

Umpan balik

Efek :
- kognitif
- affektif
- behavioral

C. METODE KOMUNIKASI
Ada tiga metode dalam komunikasi, yaitu informasi komunikasi,
komunikasi persuasif, dan komunikasi instruktif.
1. Informasi komunikasi adalah metode yang dipakai untuk menyampaikan
informasi secara umum. Dengan cara memberikan penerangan,
pemberitahuan. Sifat informasi komunikasi adalah menerangkan dan
penerangan ini harus bersifat edukatif, stimulatif dan persuasif.
Keuntungan metode ini adalah mencapai jumlah sasaran yang cukup
besar. Sedangkan kelemahannya adalah isi pesan tidak tajam dan
kurang mengikat komunikan.

2. Komunikasi persuasif adalah metode komunikasi yang bersifat membujuk


halus agar sasaran menjadi yakin. Biasanya dalam bentuk ajakan
dengan cara memberi alasan dan prospek baik yang meyakinkan.
Misalnya memberi motivasi untuk rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan
sekali.
Keuntungan dari komunikasi ini adalah menyadarkan komunikan untuk
mengadakan penilaian terhadap informasi yang disampaikan sehiongga

10
dapat menentukan sikap untuk mengikuti ajakan komunikator.
Kelemahannya adalah membutuhkan jangka waktu yang relatif lama
karena perlu kegiatan tambahan berupa pembinaaan secara terus
menerus.

3. Komunikasi instruktif adalah metode komunikasi berupa arahan atau


perintah untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Misalnya minum
obat tiga kali sehari satu tablet yang diperintahkan dokter kepada
pasiennya.
Keuntungan metode ini adalah lebih menunjukkan keberhasilan sesuai
dengan tujuan dalam jangka waktu yang lebih cepat. Kelemahannya
bersifat otoriter.

D. TINGKATAN KOMUNIKASI
Tingkatan komunikasi berdasarkan kebutuhan terdiri dari :
1. Komunikasi intra personal
Komunikasi intra personal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri
individu. Komunikasi ini disebut juga dengan dialog internal/bicara
sendiri yang terjadi secara konstan dan secara sadar. Komunikasi ini
akan membantu individu agar tetap sadar akan kejadian disekitarnya.
Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah kesadaran diri , dimana hal
ini dipengaruhi oleh konsep diri dan perasaan yang berharga.

2. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi akibat
interaksi antara 2 orang atau dalam kelompok kecil ( 3-4 orang).
Komunikasi ini biasanya dilakukan berhadapan dengan kontak mata
- biasa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari
- seseorang diharapkan memahami orang lain melalui komunikasi ini

11
3. Komunikasi Publik
- komunikasi yang terjadi akibat interaksi dengan kelompok besar
- kepercayaan diri pembicara akan mempengaruhi keberhasilan
komunikasi
- pembicara perlu memahami latar belakang pendidikan, pengetahuan,
pengalaman dari pendengar memilih cara menyampaikan
pesan yang tepat.

RINGKASAN
Proses komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa
yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan
satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media. Metode yang digunakan dalan
berkomunikasi terdiri atas informasi komunikasi, komunikasi persuasive dan
komunikasi instruktif. Komunikasi dapat dibagi berdasarkan kebutuhan yaitu
komunikasi intra personal,komunikasi inter personal dan komunikasi
public/massa.

12
BAB III
PRINSIP DASAR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigi mampu memahami tentang prinsip dasar dan faktor
yang mempengaruhi komunikasi.

A. PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


1. Faktor teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis
komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam
komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.
kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.

2. Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang
bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan
atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.

3. Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi
ekonomi, sosial, politik dan keamanan

4. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau

13
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
5. Jarak Psychologis/status sosial
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh
akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak
psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri.
Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia
senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.

6. Adanya evaluasi terlalu dini


Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini
jelas menghambat komunikasi yang baik.

7. Lingkungan yang tidak mendukung


Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana
lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
Keadaan ribut atau bising
Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang
keleluasaan pribadi)

8. Keadaan si komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga
kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.

14
Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau
komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan
sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas
tertangkap oleh sasaran.

9. Gangguan bahasa
a Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan (Blake, 1979).
Gangguang semantik sering terjadi karena :
i Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa
asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
ii Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang
digunakan oleh penerima.
iii Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek. hubungan objek,
dan hubungan peristiwa (M.Lahey, 1989).
b Komponen Struktur
i Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya
sehingga membingungkan penerima.
ii Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis
(M.Lahey, 1989).
c Komponen Penggunaan / Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan
komponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memelihara
komunikasi dan mengakhiri komunikasi (M. Lahey, 1989)

10. Rintangan fisik


Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya
sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.

15
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan
karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu
panca indra penerima.

11.Rintangan kerangka berpikir


Rintangan kerangka berfikir adalah rintangan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan
yang digunakan dalam berkomunikasi. Ini disebabkan oleh latar belakang
pengalaman dan pendidikan yang berbeda.

Selain faktor-faktor yang disebutkan diatas, faktor lain yang berpengaruh


adalah kelas sosial (strata sosial), penggunaan bahasa. Kekuasaan,
peraturan sosial, mekanisme pertahanan diri, asumsi, prasangka , dan
distorsi perseps
Menurut Mantra (1994) prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses
komunikasi adalah :
1. Intention (niat) :
Meliputi hal apa yang akan disampaikan, siapa sasarannya, apa yang
akan dicapai, kapan disampaikan
2. Attention (minat) :
Komunikasi harus didesain sedemikian rupa sehingga merangsang
sebanyak-banyaknya alat indra si penerima pesan
3. Perception (pandangan) :
Komunikator harus berusha menyamakan persepsinya sendiri dengan
persepsi sasaran
4. Retention (lekat)
Supaya teringat/termemori, pesan harus menarik sehingga sasaran
dapat menyimpan informasi yang diterima
5. Participation (libat)

16
Minat dapat dibangkitkan dengan baik dengan melibatkan sebanyak-
banyaknya pancaindra penerima sasaran. Partisipasi harus selalu
diusahakan pada setiap tahap proses komunikasI

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


1. Perkembangan
Lingkungan yang diciptakan oleh orang tua mempengaruhi
kemampuan anak untuk berkomunikasi. Digunakan teknik khusus ketika
berkomunikasi sesuai dengan tingkat perkembangannya. Oleh karena itu,
agar dapat berkomunikasi secara efektif, harus mengerti pengaruh
perkembangan bahasa dan proses berfikir yang mempengaruhi cara dan
sikap dalam berkomunikasi untuk lebih jelas lihat tabel di bawah ini.

Perkembangan bahasa sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun


USIA EKSPRESI
0-1,5 bln Tahap 1 : Reflexive Vocalization
1 bln a. Tangis tidak berbeda
1,5 bln b. Tangis berbeda
1,5 6 Tahap 2 : Babling/ngoceh
bln a. Bunyi seperti kumur-kumur
b. Bunyi mirip a, 1, u. e, o. e
Durasi, kenyaringan berbeda-beda
c. Bunyi mirip p, b, g + mirip vokal a pa, ba,ga
(homogen) en, en. en
d. a s, d c bersifat reflex
6 9 bln Tahap 3 : Lalling / ngoceh
a. Bunyi kombinasi mirip g + vocal = b = gub. gub
(kombinasi butir 2c) atau = bunyi heterogen
b. Pendengaran mulai berfungsi

17
9 12 bln Tahap 4 : Echolalia / Meniru
a. Mengulang suku kata, mirip kata
b. Menggunakan ekspresi wajah
c. Mengunakan tangan dan lengan
d. Tahap ini belum paham
12 18 Tahap 5 : True Speech / bicara benar
bln a. Paham obyek, aktifitas
b. Pengajaran yang belum sempurna artikulasinya, tetap
mempunyai satu makna bagi anak
c. Mengenal salah satu bagian tubuhnya
d. Perbendaharaan bahasa 5-6 kata
18 24 a. Mengenal identitas a. Panjang kalimat 1 - 5 kata
bln b. Mengenal identitas lima b. Perbendaharaan bahasa 10- 20
bagian tubuh kata (18 bl), 200 kata (24 bl)
c. Paham perintah 50% katabenda (18 bl) 39 %
sederhana : ambil bola kata kerja (24 bl)
d. Paham larangan c. Kombinasi 2-3 kata : bola saya.
sederhana : tidak boleh. bola saya baru
e. Mengenal benda yang d. Mulai muncul kata sifat : bagus,
menjadi miliknya jelek. panas. dingin
f. Mengenal orang-orang e. Mulai menggunakan imbuhan: di
yang sering ditemui ambil
g. Mengenal binatang f. Mulai menggunakan kata kerja:
piaranya. Lihat, mau, pergi
g. Mulai menggunakan frasa,
kalimat
h. Mulai muncul kata ganti : saya.
kamu
i. Banyak peniruan kata

18
j. Mulai menggunakan ungkapan
tetap : jangan menangis. hati-hati.
2 2,5 th a. Paham dan mampu a. Mampu mengajarkan obyek-
memperagakan obyek yang ada di
beberapa kata aktifitas dilingkungannya
dari gambar tertentu b. Pengaruh jargon berkurang
b. Paham kata benda yang c. Jumlah perhendaharaan bahasa
mengacu pada manusia sebanyak 200-300 kata, dengan
(keluarga): ayah, ibu, perbandingan : kata benda 38,
kakak, nenek. 6% kata kerja 21% kata
c. Paham kata yang keterangan 7,1 %, kata ganti
mengacu pada tempat: 14,6%
di dalam, di bawah d. Mampu bertanya sederhana
d. Paham tentang jumlah : (sifatnya masih ego sentris):
banyak, sedikit dimana bola
e. Dapat menyimak cerita e. Mampu menyebutkan namanya
sederhana. f. Mampu mengucapkan tanpa
f. Paham obyek dan sintasis yang benar : lihat saya
penggunaannya jangan
g. Paham lawan kata : g. Mampu menggunakan kata
datang-pergi, lari- sambung dan: Ibu dan Bapak
berhenti, memberi-
meminta
h. Paham beda makna dari
posisi kata benda : mobil
didorong truk, truk
didorong mobil
i. Paham struktur kalimat
j. Paham ukuran-ukuran

19
2,5 3 th a. Paham kata sebanyak a. Mampu mengajarkan kata kerja:
400-800 kata makan, minum, mandi, tidur
b. Paham perintah dengan b. Mampu menirukan kombinasi 2
kandungan kata: atas, kata cuci kata
bawah, dalam, naik, c. Normal non fluency
turun, disini, lompat (ketidaklancaran yang masih
c. Paham perintah dengan normal)
2 kata kerja yang d. Mampu berkalimat pendek (3
berhubungan: lari cepat kata)
d. Paham gilir bicara e. 90% ajarannya dapat dimengerti
e. Paham 2 urutan perintah f. Mampu cerila kembali dengan
sederhana sederhana, sehingga dapat
f. Mengenal identitas 7 membentuk gambaran cerita
bagian tubuh g. Mampu melanjutkan percakapan
h. Memahami kata sifat dengan sengaja
yang paling umum dan h. Mampu bicara hal-ha! yang baru
memperagakan saja dialami
i. Bicara sendiri ketika bermain
sendiri
j. Mampu menccritakan dari buku
yang dilihat
k. Mulai mampu mengajarkan
pertanyaan
1. Mampu mengidentifikasi nama
dan penggunaan obyek
m.Mampu menggunakan kata ganti
orang pertama (kadang-kadang
kata ganti orang II)
n. Mampu menggunakan kata

20
depan terutama mengacu tempat
o. Terjadi penambahan
penggunaan kata sifat
p. Masih ada kekurangan pemikiran
q. Mampu menamai (label) 3 obyek
benda dari gambar
r. Mampu sedikit irama lagu
s. Mampu menirukan 3 angka
Catatan : Pada periode 2-3 tahun adalah masa transisi: apabila
obyek-obyek dari gambar-gambar lebih diperhatikan, maka
pemakaian jargon akan berkurang. Pada masa ini anak dapat
berkombinasi 3 kata untuk membuat suatu kalimat, kalimat yang
terdiri 3 kata merupakan ciri anak usia 2-3 tahun
3 4 th a. Terjadi peningkatan a. Mampu mengucapkan 900-1500
dalam ketrampilan kata-kata
menyimak dan mulai b. Rata-rata panjang kalimat 3 kata
mempelajari dari hasil c. 90-100% dari kontak bicara
menyimak biasanya bisa dimengerti, namun
b. Paham 1500 kata-kata masih ada gangguan struktur
c. Paham semua kalimat kalimat
dan kalimat majemuk d. Mampu melajutkan percakapan
d. Paham tentang yanp panjang
sikap/tingkah laku sosial e. Dalam bicara suka mengkritik
melalui percakapan dan merasa lebih tahu/berkuasa
f. Terjadi kemantapan penggunaan
kata kerja, penggunaan kalimat.
perintah dan kalimat penegasan
g. Mampu menggunakan
pertanyaan dengan kata: Apa,

21
Mengapa. Dimana, Bagaimana
h. Mampu menggunakan kata ganti
orang kami
5 6 th a. Paham 2500-2800 kata- a. Mampu mengucapkan hampir
kata 2500 kata-kata
b. Paham benar terhadap b. Rata-rata panjang kalimat 5 - 6
kalimat- kalimat yang kata-kata
lebih sulit, namun masih c. Mampu menggunakan semua
bingung mengenai waktu kata ganti dengan benar dan
yang tersirat dalam mantap
kalimat: besok, d. Mampu menggunakan kata sifat
sekarang, kemarin, lusa komparatif: besar-lebih besar-
terbesar, nyaring-lebih nyaring
ternyaring
e. Mampu menjawab telepon dan
bercakap-cakap
f. Mampu mcnceritakan cerita-
cerita khayal
g. Mampu menggunakan kata
depan:di, ke, dari

2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi
dibentuk oleh harapan dan pengalaman.

3. Sikap, kepercayaan dan nilai-nilai


Kepercayaan dan nilai-nilai seseorang sangat mempengaruhi sikap apa
yang akan diambil pada suatu peristivva tertentu. Sikap seseorang
dapat diamati oleh orang lain dalam bentuk perilaku, sedangkan

22
kepercayaan dan nilai tidak dapat diamati :
- Suatu sikap adalah respon terhadap sesuatu, baik dalam cara yang
positif maupun negatif.
- Suatu kepercayaan adalah keyakinan tentang kebenaran sesuatu
yang didasarkan pada budaya dimana ia dibesarkan
- Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting
untuk menyadari nilai seseorang. Berusaha mengetahui dan
mengklarifikasi nilai adalah penting dalam membuat keputusan dan
interaksi.
Sikap, kepercayaan dan nilai-nilai adalah sesuatu yang didapatkan,
dengan kata lain orang tidak lahir dengan membawa sikap,
kepercayaan dan nilai-nilai. Hampir semua kepercayaan dan nilai-nilai
dasar didapatkan dari mereka yang paling berpengaruh dalam hidup
seseorang seperti orang tua, saudara, guru, teman-teman.

4. Latar belakang sosial budaya


Gaya komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga
membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. Rintangan budaya adalah
rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma,
kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi. Di negera-negara berkembang masyarakat cenderung
menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan
dirinya, seperti bahasa, agama dan kebiasaan-kebiasaan lainnya.

5. Emosi
Emosi adalah perasaan subyektif tentang suatu peristiwa. Cara
seseorang berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain
dipengaruhi oleh keadaan emosinya. Emosi mempengaruhi
kemampuan unluk menerima pesan dengan benar, serta menimbulkan
salah tafsir atau tidak mendengarkan pesan yang disampaikan.

23
6. Pengetahuan
Komunikasi sulit dilakukan jika orang yang berkomunikasi memiliki tingkat
pengetahuan yang berbeda.

7. Peran
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan orang yang
berkomunikasi

8. Jenis Kelamin
Kajian-kajian tentang perilaku perempuan dan laki-laki dalam tatanan
budaya yang berbeda-beda memberikan bukti bahwa menjadi perempuan
atau laki- laki sedikit banyak adalah peran sosial. Pandangan ini didukung
oleh banyak kajian antropologis dari masyarakat pra industri, industri dan
pasca industri. Seperti yang dilaporkan oleh Helamn ( 1990 ) para peneliti
telah menemukan berbagai perilaku yang diklasifikasikan sebagai cocok
untuk laki-laki dan cocok untuk perempuan. Lakoff ( 1975 ) menemukan
bahwa dalam percakapan laki - laki cenderung langsung dan asertif
sedangkan perempuan terlalu sopan dan pasif. Tannen ( 1992 )
mengatakan bahwa perempuan dan laki - laki berbicara dengan dialek
yang berbeda, hal mana ia sebut sebagai genderlect. Genderlect laki - laki
didasarkan pada hal kemandirian dan status, sedangkan pada perempuan
didasarkan pada hubungan dan keakraban.
Percakapan laki-laki sering mencakup acuan terbuka ataupun
tersembunyi pada pentingnya mempertahankan kebebasan mereka untuk
memilih apa yang ingin mereka lakukan dan mencapai prestise yang tinggi
di dalam hubungan pribadi dan hubungan kerja. Disisi lain perempuan
manganggap lebih penting untuk membentuk hubungan pribadi yang erat
dengan rekan kerja, keluarga dan teman-teman.

24
RINGKASAN
Dalam berkomunikasi ada prinsip dasar yang mempengaruhi
diantaranya faktor teknis, perilaku, situasional, keterbatasan waktu, jarak
psycholigis/status sosial, adanya evaluasi terlalu dini, lingkungan yang tidak
mendukung, keadaan si komunikator, gangguan bahasa, rintangan fisik dan
rintangan kerangka berfikir.

25
BAB IV
JENIS METODE DAN MEDIA KOMUNIKASI

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigimampu memahami tentang jenis metode dan media
komunikasi.

A. JENIS KOMUNIKASI
Berdasarkan kegiatan komunikasi dalam masyarakat, jenis komunikasi
dibagi menjadi :
1. Komunikasi dengan diri sendiri ( intra personal communication)
- adalah proses komunikasi yang terjadi didalam diri individu.
- terjadinya proses komunikasi ini karena adanya seseorang yang
memberi arti terhadap suatu obyek yang diamatinya atau terbetik
dalam pikirannya. Obyek yang diamati mengalami proses
perkembangan dalam pikiran manusia setelah mendapat rangsangan
dari panca indera yang dimilikinya.
- dalam proses pengambilan keputusan, seseorang dihadapkan pada
pilihan Ya atau Tidak . Keadaan ini membawa seseorang untuk
berkomunikasi dengan diri sendiri terutama dengan
mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang diambil.

2. Komunikasi antar pribadi (inter personal communication)


- adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau
lebih secara tatap muka
- Menurut sifatnya dibedakan menjadi :
- komunikasi diadik

26
adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang
dalam situasi tatap muka yang dilakukan dalam tiga bentuk
yaitu percakapan, dialog, wawancara
- komunikasi kelompok kecil
adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang
atau lebih secara tatap muka dimana anggotanya saling
berinteraksi

3. Komunikasi publik (public communication)


adalah proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan oleh pembicara
dalam situasi tatap muka didepan khalayak yang lebih besar. ciri-ciri
komunikasi publik :
- penyampaian pesan berlangsung secara kontinyu
- dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan siapa
pendengarnya
- interaksi antara keduanya sangat terbatas sehingga tanggapan balik
juga terbatas
- pesan yang disampaikan tidak berlangsung secara spontanitas,
melainkan terencana dan disiapkan lebih awal

4. Komunikasi massa (mass communication)


- proses komunikasi dimana pesannya dikirim dari sumber yang
melembaga ( reporter, penyiar, editor, teknisi dsb.) kepada khalayak
yang sifatnya masal melalui alat-alat yang bersifat mekanis (TV, radio,
surat kabar, film)
- ciri-ciri komunikasi massa :
- sifat pesan terbuka
- khalayak variatif : usia, agama, suku, pekerjaan kebutuhan
- sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang
diproses secara mekanis

27
Berdasarkan arah pesan, jenis komunikasi dibagi menjadi :
1. Komunikasi satu arah
- Pesan yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran, dimana
sasaran tidak ada kesempatan untuk memneri umpan balik atau
bertanya
A B
- Kelebihan : komunikasi bisa berlangsung cepat karena tidak
terganggu oleh tanya jawab yang sering berkelanjutan secara
bertele-tele jika tidak bijaksana menanganinya
- Kekurangan : kemungkinan sasaran salah menafsirkan pesan yang
diterima cukup besar karena sasaran tidak dapat meminta penjelasan

2. Komunikasi timbal balik


- pesan disampaikan kepada sasaran, kemudian sasaran memberikan
umpan balik.
- Biasanya terjadi pada komunikasi kelompok dan perseorangan
A B A B

- kelebihan : mengurangi salah tafsir dan dapat membina keakraban


karena ada dialog
- kekurangan ; jika tidak dikendalikan akan berlarut-larut memakan
waktu lama

Berdasarkan sifat interaktif, jenis komunikasi dibagi menjadi :


1. Komunikasi antar personal
Komunikator berkomunikasi dengan seseorang atau sekelompok
komunikan dengan efek dan umpan balik langsung

28
2. Komunikasi massa
Komunikasi/interaksi secara tak langsung, melalui media dan sifatnya
satu arah serta sasarannya adalah massa

Ada 2 macam komunikasi :


a. komunikasi bermedia massa : komunikasi yang dilakukan jika
komunikan berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh, media
yang digunakan : surat kabar, TV, radio dsb.
b. Untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif,
tetapi tidak demikian untuk mengubah sikap, pendapat dan
perilaku
c. komunikasi bermedia nirmassa
d. komunikasi yang dilakukan untuk orang-orang / kelompok
tertentu. media yang digunakan : telepon, telegram, brosur,
kaset video dsb.

Berdasarkan penyampaian, jenis komunikasi dibagi menjadi :


1. Komunikasi verbal
Proses komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai alat sehingga
komunikasi verbal ini sama artinya dengan komunikasi kebahasaan.
Komunikasi ini dapat dijalin baik secara lisan ataupun tulisan dan biasanya
disadari serta lazim digunakan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam
pelayanan kesehatan oleh dokter, perawat di rumah sakit ataupun ditempat
pelayanan kesehatan.
Ellis & Nowlis 1994 cit. Nurjanah 2005 menyatakan beberapa hal yang
penting dalam komunikasi secara verbal adalah ;
1) Penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa perlu mempertimbangkan pendidikan
klien, tingkat pengalaman dan kemahiran dalam berbahasa,
misalnya bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan lain-lain.

29
Dalam penggunaan bahasa juga memerlukan ;
a) kejelasan ; yaitu memilih kata yang jelas dan tidak
mempunyai arti yang salah
b) keringkasan ; menunjukkan pesan yang singkat dan tanpa
penyimpangan untuk menghindari kebingungan tentang apa
yang penting dan apa yang kurang penting
c) sederhana ; memilih bahasa yang sederhana dan biasa
digunakan

2) Kecepatan
Kecepatan berbicara mempengaruhi komunikasi verbal.
Seseorang yang dalam keadaan cemas atau sibuk biasanya
akan lupa untuk berhenti berbicara dan pembicaraan dilakukan
dengan sangat cepat sehingga hal ini menyebabkan pendengar
tidak dapat memproses pesan dan menyusun respon yang akan
diberikan. Komunikasi verbal dengan kecepatan yang sesuai
akan memberikan kesempatan bagi pembicara sendiri untuk
berpikir jernih tentang apa yang diucapkan dan juga akan
menyebabkan seseorang dapat menjadi pendengar yang
efektif.

3) Voice tone
Menunjukkan gaya dari ekspressi yang digunakan dalam bicara
dan dapat merubah arti dari kata.Pengaruh dari bicara dengan
suara yang kerasakan berbeda dengan suara yang lembut/
lemah, suara yang keras akan menunjukkan seseorang yang
sedang berbicara terburu-buru, tidak sabar, sindiran tajam,
marah.

30
2. Komunikasi non verbal
Adalah proses komunikasi yang menggunakan bahasa gambar, bahasa
sikap, bahasa tubuh (gerak tubuh, ekspresi wajah), Proses pemindahan
pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Bahasa gambar adalah bahasa yang mengekspresikan pesan dengan
bentuk gambar. Bahasa gambar ini sering digunakan dalam bentuk rambu
lalu lintas, poster kesehatan.
Bahasa sikap adalah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan
atau mengekspresikan pikiran dan perasaan. Misalnya bungkam, tak acuh,
dingin (pandangan mata kosong, apatis, tanpa ekspresi wajah).
Bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan tangan atau tubuh
sebagai isyarat atau lukisan suatu perbuatan. Gerakan tersebut
mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi.

Proses komunikasi nonverbal terjadi sebagai berikut


Proses komunikasi non verbal biasanya menggunakan bahasa gambar,
bahasa sikap, bahasa tubuh (gerak tubuh, ekspresi wajah), proses
pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.
a) Bahasa gambar adalah bahasa yang mengekspresikan pesan dengan
bentuk gambar, contoh rambu lalu-lintas, poster kesehatan.
b) Bahasa sikap adalah bahasa yang digunakan untuk menyam-paikan
pesan atau mengekspresikan pikiran dan perasaan, misalnya
bungkam, tak acuh, dingin (pandangan mata kosong, apatis, wajah
tanpa ekspresi).
c) bahasa tubuh adalah bahasa yang menggunakan gerakan kepala,
tangan, kaki atau tubuh sebagai isyarat atau lukisan suatu perbuatan,
contoh menunduk, tengadah, berkacak pinggang, melipat tangan,
tumpang kaki, membungkuk, membusungkan dada dan lain-lain .
Gerakkan tersebut mempunyai arti pesan dalam konteks komunikasi.

31
Tujuan komunikasi non verbal menurut Stuart & Sundeen 1995 cit.
Nurjanah 2005 adalah ;
a) mengekspresikan emosi
b) mengekspresikan tingkah laku inter personal
c) membangun, mengembangkan dan memelihara interaksi social
d) menunjukkan diri
e) terlibat dalam ritual
f) mendukung komunikasi verbal

Macam kategori komunikasi non verbal terdiri dari ;


a) Kinesics
merupakan komunikasi non verbal yang dilakukan melalui
pergerakkan tubuh seperti;
(1) Ekspresi muka; posisi mulut, alis mata dan lain-lain
(2) Gesture; gerak, isyarat, sikap
(3) Gerakan tubuh dan posture
(4) Gerak mata; kontak mata, membelalakan mata, menyipitkan
mata, berkedip sebelah mata dan lain-lain.

b) Paralanguage
Paralanguistic atau paralanguage menunjukkan pada bahasa
itu sendiri. Vokal dapat membedakan emosi yang dirasakan
satu orang dengan orang lain.Beberapa komponen
paralanguage adalah;
(1) Kualitas suara (resonansi, irama, pitch, kecepatan)
(2) Vokal tanpa distorsi (non language vocalization); sedu
sedan, tertawa, mendengkur, mengerang, merintih,
hembusan nafas (menunjukkan sakit, nyeri atau kaget),
nnafas panjang, keluh kesah (menunjukkan keengganan
untuk melakukan sesuatu).

32
c) Proxemics
Ilmu yang mempelajari tentang jarak hubungan dalam interaksi
sosial. Proxemics meliputi 2 dimensi ;(Wilson & Kaeisl 1983 cit
Nurjanah 2005) ;
(1) Territoriality
asumsi dari kesopanan tingkah laku terhadap sebuah area
geografi oleh seseorang dan grup.

(2) Jarak pribadi


daerah tidak tampak dari territoriality. Tidak boleh
seseorang memaksa masuk ke dalam area tersebut.
Pemaksaan masuk ke area yang bersifat pribadi yang tidak
diharapkan dari seseorang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman, gelisah dan perasaan negatif lain.

(3) Jarak interaksi


(a) jarak intim
(b) jarak personal
(c) jarak sosial
(d) jarak publik

d) Sentuhan
Sentuhan merupakan alat komunikasi yang sangat kuat.
Sentuhan dapat menimbulkan reaksi positif maupun negatif
tergantung dari orang yang terlibat dan lingkungan sekeliling
dari interaksi tersebut. Komunikasi sentuhan ini adalah bentuk
yang paliing dasar dan primitif dari komunikasi (Taunsend 1933
cit Nurjanah 2005).

33
e) Cultural actifact
Artifact adalah hal-hal yang ada dalam interaksi seseorang
dengan orang lain yang mungkin bertindak dengan rangsang
non verbal, misalnya pakaian, kosmetik, parfum/ bau badan,
perhiasan/ asesori, kaca mata, rambut, cambang, kumis, dan
lain-lain.

f) Gaya berjalan
Beberapa gaya berjalan dapat menunjukkan pesan tertentu,
misalnya cara berjalan yang bersemangat dan gembira akan
menunjukkan seseorang dalam keadaan sehat, cara berjalan
menyeret dapat menunjukkan sedih, atau merasa kecil hati.

g) Penampilan fisik umum


Kulit yang kering dan berkerut akan mengkomunikasikan
kepada kita bahwa orang tersebut sedang mengalami dehidrasi.
Pola nafas yang cepat menunjukkan seseorang sedang merasa
cemas.

Komunikasi verbal dan non-verbal biasanya dilaksanakan secara bersama-


sama dalam kehidupan sehari-hari baik itu yang saling mendukung atau yang
saling berlawanan.
Berdasarkan banyaknya komunikan yang dijadikan sasaran, jenis komunikasi
dibagi menjadi :
1. Komunikasi antar personal
2. Komunikasi kelompok
- adalah komunikasi dengan sejumlah komunikan
- Karena jumlah komunikan dapat menimbulkan konsekuensi, maka jenis
komunikasi ini diklasifikasikan menjadi
- komunikasi kelompok kecil

34
komunikasi ini dapat diubah menjadi komuikasi antar personal
kurang efektif dalam mengubah sikap, pendapat, perilaku
- komunikasi kelompok besar
komunikan dalam menerima pesan lebih bersifat emosional

B. MODEL KOMUNIKASI
Ada tiga macam model komunikasi, yaitu :
1. Model analisis dasar komunikasi
- model ini dinilai sebagai model klasik atau model pemula
- dikembangkan sejak zaman Aristoteles
- belum menempatkan media dalam proses komunikasi

Sumber Pesan Penerima

2. Model proses komunikasi


- proses komunikasi yang banyak digunakan adalah model sirkuler
(Osgood dan Schramm, 1954)

Message

Encoder Decoder
Interpreter Interpreter
Decoder Encoder

Message

35
3. Model komunikasi partisipan

a. Komunikasi pola roda


B

E A C

b. Komunikasi pola rantai

A B C D

c. Komunikasi pola lingkaran


A

E B

D C

d. Komunikasi pola bintang

E B

D C

36
C. MEDIA KOMUNIKASI
Berdasarkan fungsinya media komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut
1. Komunikasi massa : penerapan teknologi radio dan audiovisual (TV,
radio, antene parabola, media cetak )
2. Media pribadi : kaset, video kaset
3. Media interpersonal : telepon, teleks
4. Komunikasi sosial anonim : radio antar penduduk (CB)
5. Media pengumuman

Media komunikasi sebagai saluran penyampaian pesan dapat berupa :


1. Komunikasi oral
Terdiri dari komunikasi tatap muka melalui telepon, rapat/pertemuan
dan presentasi
2. Komunikasi tertulis
Dapat berupa surat, pengiriman email,leaflet, brosur dsb
3 . Komunikasi non verbal
Berupa ekspresi wajah, gerakan, posisi tubuh, cara berbicara,
penampilan

RINGKASAN
Untuk melakukan komunikasi secara efektif, harus mengerti pengaruh
perkembangan bahasa dan proses berfikir, persepsi, sikap, kepercayaan dan
nilai-nilai,latar belakang sosial budaya, emosi, pengetahuan, peran dan jenis
kelamin.

37
BAB V
HUBUNGAN ANTAR MANUSIA

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigi mampu memahami konsep, tujuan, faktor yang
mendasari, faktor yang menentukan, tahapan dan teori hubungan antar
manusia.

A. PENGERTIAN HAM
Yang dimaksud dengan hubungan antar manusia adalah
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang. Ruang
lingkup hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara
seseorang dengan orang lain dalam suatu kehidupan untuk memperoleh
kepuasan hati. Dalam hal ini berusaha mencoba menemukan,
mengidentifikasi masalah dan membahasnya untuk mencari pemecahan.
Hubungan antar manusia yang merupakan pelaksanaan ketrampilan
dimana seseorang belajar menghubungkan diri dengan lingkungan
sosialnya.

B. TUJUAN HAM
Tujuan hubungan antar manusia adalah agar tercapainya
kehidupan yang harmonis yaitu masing-masing orang saling bekerjasama
dengan menyesuaikan diri terhadap satu dengan yang lain. Hal ini
disebabkan karena di dalam masyarakat/lingkungan sosial, setiap orang
mempunyai kepentingan dan harapan yang berbeda-beda atau bersaing
satu sama lain.
Suksesnya hubungan antar manusia sebagai akibat tidak
mengabaikan sopan santun, ramah tamah, hormat menghormati dan

38
menghargai orang lain dan faktor etika. Hubungan antar manusia yang
baik akan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi, mencegah salah
pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia yang
dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Wawancara merupakan salah satu kegiatan yang banyak
dilakukan dalam hubungan antar manusia. Antara lain digunakan dalam
pemeriksaan. Dalam melakukan wawancara aktivitas yang utama terletak
pada pewawancara agar hubungan antar manusia dalam wawancara
mendapatkan informasi yang obyektif dan akurat, maka perlu
memperhatikan
1. cara bertanya yang baik
2. sebagai pendengar yang baik
3. bagaimana memulai suatu percakapan
4. bagaimana melakukan anamnese
5. memberikan konseling

C. WAWANCARA
1. Pengertian Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal
(pertanyaan dengan jawaban diberikan secara verbal) yang bertujuan
untuk memperoleh informasi. Wawancara dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung (melalui media). Pelaksanaan suatu
wawancara memerlukan keterampilan dan kecepatan berpikir
pewawancara.

2. Manfaat Wawancara
a. Fungsi deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran yang obyektif
tentang suatu ,masalah
b. Fungsi eksploratif yaitu untuk memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang suatu masalah

39
3. Tehnik Wawancara
Kegiatan wawancara dapat menggunakan beberapa tehnik, yang
dapat digunakan bersama-sama maupun tidak sesuai dengan tujuan
dari data yang akan dicari (Potter & Perry 1993 cit. Nurjanah 2005)
a. Tehnik mencari masalah
Wawancara yang dilakukan berfokus untuk mengaktifkan masalah
klien yang potensial dan data berikutnya didapatkan dengan
berfokus pada masalah yang telah ditemukan.Contoh; perawat
menanyakan apakah klien mengalami sakit pada gigi. Jika ya,
perawat mengumpulkan data tentang kejadian, faktor pencetus,
gejala yang menyertai,, aktifitas yang dilakukan klien dengan
menggunakan tehnik pemecahan masalah.

b. Tehnik pemecahan masalah


Tehnik ini berfokus pada pengumpulan data yang lebih dalam
terhadap masalah yang sudah diidentifikasi oleh perawat dank lien.
(Ivey 1998 cit Nurjanah 2005). Contoh; jika klien mengalami sakit
gigi, perawat mengumpulkan informasi tentang gejala tersebut
(sakit tiba-tiba atau karena makan/ minum sesuatu), faktor yang
memperberat gejala yang berhubungan, cara menyelesaikan
masalah yang telah dicoba oleh klien dan keefektifan pemecahan
masalah tersebut.

c. Tehnik pertanyaan langsung


Merupakan tehnik wawancara yang strukturnya memungkinkan
didapatkannya 1-2 jawaban dan tehnik ini sering digunakan untuk
mengklarifikasi informasi yang sudah didapatkan sebelumnya atau
untuk menyediakan informasi tambahan.(Ivey 1998 cit Nurjanah
2005)

40
d. Tehnik pertanyaan terbuka
Tehnik wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan respon lebih
dari satu jawaban dari kliennya. Tehnik ini dapat memicu terjadinya
diskusi dengan klien mengenai gambaran status kesehatan klien
saat ini.

4. Faktor yang mempengaruhi wawancara


a. Masalah
b. Kemampuan responden
c. Kemampuan pewawancara
d. Sifat lahiriah pewawancara
e. Kesiapan responden

5. Macam-macam Wawancara (Nasution, S I, 2006)


a. Menurut fungsinya ;
1) Diagnostik
2) Terapeutik
3) Penelitian
b. Menurut jumlah respondennya ;
1) Individual
2) Kelompok
c. Menurut lamanya interview ;
1) Singkat
2) Panjang
d. Menurut peranan pewawancara dan responden ;
1) terbuka, tak berstruktur, bebas, non directive atau client-
centered
2) tertutup, berstruktur

41
Menurut Schraemm, wawancara yang berhasil jika pesan sesuai/cocok
dengan pengalaman. Kondisi yang harus diciptakan yaitu :
1. pesan harus disampaikan sedemikian rupa hingga dapat menarik
perhatian yang diwawancarai
2. pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada
perjalanan yang sama antara pewawancara dan yang diwawancarai
3. pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi yang diwawancarai
dan menyarankan bagaimana memperolehnya
4. pesan harus menyarankan jalannya memperoleh kebutuhan sesuai
yang diwawancarai
5. pesan disesuaikan dengan keadaan pribadi, norma kelompok yang
mengikat yang diwawancarai serta situasi dimana pesan disampaikan

D. FAKTOR YANG MENDASARI HAM


Hubungan antar manusia melibatkan individu secara utuh baik
secara fisik maupun psikologis. Proses psikologs sangat dominan
mendasari hubungan antar manusia dan merupakan faktor utama yang
dalam proses internalisasi, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, dan
simpati.

1. Faktor imitasi
Imitasi atau tiruan adalah keadaan seseorang yang mengikuti sesuatu
diluar dirinya. Sebelum mengikuti statu hal, ia harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. minat perhatian yang cukup besar terhadap hal yang akan
diimitasi.
b. Sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi
c. Seorang meniru suatu pandangan atau tingkah laku karena akan
memperoleh penghargaan social yang tinggi.

42
Dari syarat diatas, imitasi merupakan proses hubungan antar manusia
yang menerangkan tentang mengapa dan bagaimana dapat terjadi
keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku.
2. Faktor sugesti
Sugesti adalah proses seorang individu menerima cara pandang atau
pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.
Persyaratan untuk memudahkan terjadinya sugesti pada seseorang
adalah sebagai berikut :
a. hambatan berpikir, karena rangsangan emocional, proses sugesti
yang terjadi pada orang tersebut secara langsung menerima tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu segala pengaruh atau
pandangan orang lain.
b. Pikiran terpecah-pecah (disasosiasi), orang yang sedang
mengalami pemikiran yang terpecah-pecah, mudah terjadi sugesti.
c. Otoritas atau prestise, proses sugesti cenderung terjadi pada
orang-orang yang sikapnya menerima pandangan tertentu dari
seseorang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dianggap
otoritas dalam keahlian tersebut atau dari seseorang yang
mempunyai prestise social yang tinggi.
d. Mayoritas, orang akan mudah menerima pandangan ketika
pandangan tersebut disokong oleh mayoritas atau sebagian besar
golongan atau masyarakat. Penerimaan pandangan itu terjadi
tanpa pertimbangan lebih lanjut.
e. Kepercayaan penuh,penerimaan sikap atau pandangan tanpa
pertimbangan lebih lanjut dikarenakan pandangan tersebut suda
hada pada diri individu yang bersangkutan.
3. Faktor identifikasi
Proses identifikasi berlangsung secara sadar (dengan sendirinya)
irrasional, berdasarkan perasaan, dan berkembang bahwa identifikasi
berguna untuk melengkapi sistem norma dan cita-cita. Menurut

43
Sigmund Fred, identifikasi merupakan cara seseorang anak relajar
norma social dari orang tuanya. Setelah usia pubertas, identifikasi
dilakukan pada orang lain. Dalam hubungan antar manusia,
identifikasi merupakan proses yang mendalam dibandingkan dengan
imitasi. Dorongan utama untuk identifikasi adalah ingin mengikuti,
menerima jejak orang lain yang dianggap ideal bagi dirinya.
4. Faktor simpati
Simpati adalah perasaan tertarik seseorang terhadap orang lain yang
timbal aras dasar penilaian perasaan. Dorongan utama yang
memunculkan simpati adalah rasa ingin mengerti dan bekerja sama
dengan orang lain.

E. FAKTOR YANG MENENTUKAN HAM


Salah satu cara seseorang melakukan hubungan antar manusia
adalah dengan menggunakan komunikasi antar individu atau komunikasi
interpersonal. Agar hubungan antar manusia berjalan dengan baik, salah
satunya dapat ditunjang dengan menumbuhkan hubungan interpersonal
yang baik. Berikut adalah faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik.
1. Rasa percaya
Beberapa factor yang dapat menumbuhkan rasa percaya.
a. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan mengendalikan. Sikap menerima tidak semudah
apa yang dikatakan. Kita cenderung menilaidan sukar menerima.
Akibatnya, hubungan interpersonal kita tidak berlangsung seperti
yang diharapkan. Bila kita bersikap tidak menerima, kita akan
mengkritik, mengecam, atau menilai. Sikap seperti ini akan
menghancurkan kepercayaan. Sikap menerima menggerakkan
sikap percaya karena orang mengetahui kita tidak akan merugikan
mereka.

44
b. Empati merupakan factor kedua yang menumbuhkan sikap
percaya diri orang lain. Empati dianggap sebagai mamahami
orang lain yang tidak emocional. Kebanyakan orang menganggap
empati sama simpati, padahal pengertian empati adalah
seseorang menempati diri kita secara imajinatif upada posisi orang
lain.
c. Kejujuran merupakan factor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya diri. Dalam mengadakan interaksi social, agar komunikasi
ditanggapi sebenarnya secara Jujuy, kita harus mengungkapkan
diri kita pada orang lain. Kita harus menghindari untuk melakukan
penopangan. Kejujuran menyebabkan perilaku kita dapat diduga
(predictable). Ini mendorong orang lain untuk percaya pada kita.

2. Sikap sportif
Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap melindungi
diri (defensif) dalam komunikasi yang terjadi dalam hubungan antar
manusia. Orang bersikap defensif bila tidak menerima, tidak Jujur, dan
tidak empati. Sudah jelas dengan sikap defensif, komunikasi
interpersonal akan gagal karena orang defensif akan lebih banyak
melindungi diri dari ancaman yang ditanggapi dalam situasi
komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Hasil penelitian
Jack R.Gibb bahwa makin sering orang menggunakan perilaku
defensif, makin besar kemungkinan komunikasi menjadi defensif,
sebaliknya komunikasi defensif berkurang dalam iklim sportif.

3. Sikap terbuka
Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya
dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Untuk
memahami orang yang mempunyai sikap terbuka harus

45
mengidentifikasi dahulu orang yang mempunyai sikap tertutup
(dogmatis).

F. TAHAPAN DALAM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA


Hubungan antara perawat gigi dan pasien adalah hubungan
kerjasama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran
dan pengamalan dalam membina hubungan intim yang terapeutik (Stuart
and Sandeen, 1987). Dalam prosesnya, tenaga kesehatan gigi membina
hubungan sesuai dengan tingkat perkembangan pasien dengan
mendorong perkembangan pasien dalam menyadari dan mengindetifikasi
masalah dan membantu pemecahan masalah.
Proses berhubungan, tenaga kesehatan gigi pasien/klien dapat
dibagi dalam 4 tahap yaitu tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja,
dan tahap terminasi (Stuart and Sondeen, 1987)
1. TAHAP PRAINTERAKSI
a. merupakan tahap dimana merupakan masa persiapan sebelum
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
b. langkah yang perlu dilakukan adalah :
1). mengevaluasi diri,:melakukan persiapan diri, yaitu
- memaksimalkan kemampuan diri dengan jalan
meningkatkan pengetahuan, teknik berwawancara yang
baik, menimba pengalaman
- meminimalkan kelemahan diri (rasa cemas, kurang percaya
diri dsb. )
2). persiapan tahapan hubungan/berinteraksi
- dapatkan data tentang pasien jika memungkinkan
- apakah interaksi yang akan dilakukan merupakan
pertemuan pertama atau pertemuan lanjutan

46
- apakah tujuan dari pertemuan tersebut
(pengkajian/observasi/tindakan perawatan)
- tindakan yang nantinya akan dilakukan
- bagaimana cara melakukan tindakan tersebut
3). Rencana interaksi
- persiapan tertulis rencana percakapan
- teknik berkomunikasi
- teknik observasi selama berhubungan dengan orang
lain/pasien

47
2. TAHAP ORIENTASI

a. tahap dimana dimulai ketika perawat bertemu dengan pasien pertama


kali
b. untuk menggali dan mendapat informasi yang akurat dan obyektif
perlu menggunakan teknik komunikasi dalam wawancara.
c. dalam tahap ini antara perawat dan pasien saling bertukar pikiran dan
membuat penilaian tentang perilaku masing-masing.
d. Ada 5 kegiatan pokok :
1). Testing
pasien sering menguji perawat karena kesulitan klien untuk
mengetahui kebutuhannya yang harus dibantu oleh perawat.
Ketakutan untuk mengekspresikan perasaan yang sebenarnya
dan kecemasan yang dirasakan sering menyebabkan kebutuhan
pasien berubah-ubah. Perawat yang menyadari dan mengetahui
keraguan yang dialami pasien akan menunjukkan rasa percaya
diri dan kemampuan yang lebih baik. Pada kegiatan ini perawat
dan pasien saling mengidentifikasi nama masing-masing.
Perawat tidak harus defensif tetapi sebaiknya menjadi terbuka
dan menunjukkan perhatian yang iklas tentang kondisi pasien.

2). Building trust


rasa percaya (trust) menjadikan seseorang mengikuti apa yang

dikatakan dan diminta seseorang tanpa ragu-ragu atau

menimbulkan pertanyaan. Pemberian perawatan yang tulus dan

mengekspresikan perhatian demi kesehatan pasien merupakan

kekuatan untuk menciptakan rasa percaya pada pasien..

48
3).Identification of problem and goals
pada awal bertemu dengan klien, pada saat itu pula perawat
telah memulai mengkaji status kesehatan pasien
melalui pengamatan dan interaksi yang terjadi, perawat mulai
membuat diagnosis masalah yang dihadapi pasien.

4). Clarification of role


setelah masalah teridentifikasi, perawat dan pasien bersama-
sama menetapkan tujuan yang akan dicapai. Ketika pasien
mampu berpartisipasi dalam pembuatan tujuan tersebut dan
memahami keuntungan yang akan diraih, intervensi keperawatan
yang dilakukanpun akan lebih efektif

5). Contract formation


perawat melakukan kontrak kerja dengan pasien berdasarkan
tujuan yang sudah disepakati

3. TAHAP KERJA
a. tahap ini merupakan inti hubungan perawat dengan pasien yang
terkait dengan pelaksanaan rencana tindakan yang sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai
b. perawat harus bekerja keras untuk memenuhi tujuan yang
c. terbagi dalam 2 kegiatan pokok, yaitu :
1). Menyatukan proses komunikasi dengan tindakan keperawatan
2). Membangun suasana yang mendukung untuk proses perubahan
d. fokus tahap ini adalah merubah perilaku mal adaptif menjasi adaptif

4. TAHAP TERMINASI
a. merupakan akhir pertemuan perawat dan pasien
b. meliputi : evaluasi hasil kegiatan dan evaluasi tindak lanjut

49
G. TEORI HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
1. Teori Johari Window
Dasar utama untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas adalah analisa diri. Fokus analisa diri yang penting adalah
kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi perasaan, kemampuan
menjadi model dan rasa tanggung jawab. Khususnya dalam
berhubungan dengan pasien anak, perawat perlu mengkaji pengalaman
masa kanak-kanaknya karena dapat mempengaruhi interaksi.Dengan
mengetahui sifat diri sendiri diharapkan perawat dapat memakai dirinya
secara terapeutik untuk menolong pasien tanpa merusak interitas diri.
Adapun analisa diri menurut Johari Window meliputi :
a. Kesadaran diri
Yang dimaksud disini adalah perawat perlu menjawab pertanyaan
siapa saya . Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan
perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi perawatan.
Kesadaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan
keunikan pasien. Johari Window (Stuart dan Sundeen, 1987)
menggambarkan perilaku, pikiran, perasaan seseorang melalui
gambar dibawah ini :

50
1 2
Diketahui oleh diri sendiri dan Hanya diketahui oleh orang lain
orang lain

3 4
Hanya diketahui oleh diri Tidak diketahui oleh siapapun
sendiri

1) Kwadran satu disebut kwadran terbuka, karena tingkah laku,


perasaan dan pikiran seseorang diketahui oleh diri sendiri dan
orang lain.
2) Kwadran kedua disebut kwadran buta, karena tingkah laku,
perasaan dan pikiran seseorang diketahui oleh orang lain tapi
dirinya sendiri tidak tahu.
3) Kwadran ketiga adalah kwadran tersembunyi, karena tingkah
laku, perasaan dan pikiran seseorang tentang dirinya, di mana
hanya dirinya sendiri yang tahu.
4) Kwadran keempat adalah yang kwadran yang tidak diketahui
yang berisi aspek yang tidak diketahui oleh diri sendiri dan
orang lain.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu :
1). Mempelajari diri sendiri
Proses eksplorasi diri sendiri tentang pikiran, perasaan,
perilaku, pengalaman yang menyenangkan, hubungan
interpersonal dan kebutuhan pribadi:
2). Belajar dari orang lain
Kesediaan dan keterbukaan menerima umpan balik dari orang
lain.Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu

51
untuk memperbaiknya sehingga individu akan selalu
berkembang setiap menerima umpan balik.
3). Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian sehat.
Untuk ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat
menceritakan hal yang merupakan rahasia.
Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak
mudah, khususnya jika ditelukan konflik dengan ideal diri. Tetapi hal ini
merupakan tantangan untuk berubah dan tumbuh.
a. Klarifikasi nilai
Walaupun hubungan perawat dan pasien merupakan hubungan
timbal balik, tetapi kebutuhan pasien selalu diutamakan. Jika
perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat
menyadari dan mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi
keberhasilan hubungan perawat dan pasien.
b. Eksplorasi perasaan
Perawat harus terbuka perasaannya. Sewaktu berbicara dengan
pasien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol
penampilannya.
c. Kemampuan menjadi model
Perawat dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadi
serta tidak didominasi oleh konflik, stres. Perawat diharapkan
bertanggungjawab atas perilakunya, sadar akan kelemahan dan
kekurangannya.

2. Dimensi komunikasi
Perawat hadir secara utuh (fisik dan psikologi) pada waktu
berkomunikasi dengan pasien. Perawat tidak cukup hanya mengetahui
teknik dan isi komunikasi, tetapi yang penting adalaj sikap atau
penampilan dalam berkomunikasi.

52
Ada 5 sikap untuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu :
a. Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda
b. Mempertahankan kontak mata
Yaitu menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikas
c. Membungkuk kearah pasien
Posisi ini menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau
mendengarkan sesuatu
d. Mempertahankan sikap terbuka
Tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan untuk
berkomunikasi
e. Tetap relaks
Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon pada pasien
Menghadirkan diri secara psikologi dapat dibagi dalam dua dimensi,
yaitu
a. Dimensi respon
Dimensi respon sangat penting pada awal berhubungan dengan
pasien untuk membina hubungan saling percaya dan komunikasi
yang terbuka. Respon ini harus diperhatikan sampai akhir
hubungan.
Dimensi respon terdiri dari respon perawat yang :
1). Keikhlasan
perawat merespon dengan tulus, tidak berpura-pura
2). Menghargai
perawat menerima pasien apa adanya. Sikap perawat tidak
menghakimi, tidak mengkritik, tidak mengejek.
3). Empati

53
ikut merasakan apa yang dirasakan pasien baik itu pikiran dan
perasaannya.
4). Konkrit
perawat tidak menggunakan terminologi/istilah yang spesifik,
bukan abstrak

b. Dimensi tindakan
Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan dimensi respon.
Sering yang terjadi diklinik bahwa ketika berhadapan dengan pasien,
perawat langsung masuk ke dimensi tindakan tanpa membina
hubungan yang adekuat sesuai dengan dimensi respon. Dimensi
tindakan terdiri dari :
1). Konfrontasi
- Ketidaksesuaian antara konsep diri pasien dengan keinginan
pasien
-. Ketidaksesuaian antara ekspresi non verbal dan perilaku
pasien
- Ketidaksesuaian antara pengalaman pasien dengan
pengalaman perawat
2). Kesegeraan
Perawat sensitif terhadap perasaan pasien dan berkeinginan
untuk membantu dengan segera
3). Keterbukaan perawat
Tukar pengalaman akan memberikan keuntungan pada pasien
untuk mendukung kerjasama
4). Emotional Chatarsis
Pasien diminta bicara tentang hal yang sangat mengganggu
dirinya.

54
5). Bermain peran
Melakukan peran pada situasi tertentu

3. I am okey you are okey


Menurut Kubie , teori diatas adalah merupakan teori perkembangan
sikap. Analisa transaksional menyusun klasifikasi 4 kemungkinan sikap
hidup berkembang dengan diri sendiri dan orang lain:
a. saya tidak okey - kamu okey
b. saya tidak okey - kamu tidak okey
c. saya okey - kamu tidak okey
d. saya okey - kamu oke

Ringkasan :
Hubungan antar manusia merupakan bidang penelitian dari kasus yang
memperlihatkan bagaimana manusia berusaha secara individu dalam
kelompok, menyesuaikan dirinya dalam perasaan maupun kecakapan
dengan situasi baru. Kunci dari hubungan antar manusia adalah memotivasi
seseorang agar melakukan suatu aktifitas berdasarkan kebutuhan manusia.

55
BAB VI
KONSEP DAN PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigi mampu memahami konsep dan perngertian
komunikasi terapeutik

A. Komunikasi dalam bidang keperawatan adalah :


1. Proses untuk menciptakan hubungan Perawat - Pasien atau dengan
tenaga kesehatan lainnya, dan untuk mengenal kebutuhan Pasien
serta menentukan rencana tindakan dan kerja sama dalam memenuhi
kebutuhan tersebut.
2. Memberikan asuhan keperawatan untuk membantu Pasien
memecahkan masalah, oleh karena kemampuan komunikasi tidak
dapat dipisahkan dari tingkah laku seseorang yang melibatkan aktifitas
(fisik, mental, latar belakang sosial, pengalaman , sosial, pendidikan)
demi tujuan yang ingin dicapai.
3. Peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam memberikan asuhan
keperawatan disebabkan :
a. makin majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran .
b. Perubahan konsep perawatan dari perawatan orang sakit secara
individual menjadi perawatan paripurna.
c. Peranan Perawat menjadi penting oleh karena dalam era
kemajuan, komunikasi memegang peranan sangat menentukan
baik dilakukan secara verbal maupun non verbal dalam membantu
penyembuhan Pasien sebab Perawat hubungannya dekat dengan
Pasien.

56
d. Dokter pada zaman sekarang banyak menggunakan peralatan
canggih seperti komputerisasi peralatan, sehingga hubungan
Dokter - Pasien kurang dan jarang berjalan dengan baik. Karena
itu Perawat sebagai komponen penting dalam proses perawatan
sangat dituntut untuk berkomunikasi dengan sempurna seperti
senyum, pandangan mata, sentuhan dan sebagainya (sebagai
jembatan antara dokter - pasien).
e. pandangan mata, sentuhan dan sebagainya (sebagai jembatan
antara dokter - pasien).

B. Pengertian Komunikasi Therapeutik.


Komunikasi terapeutik adalah :
Komunikasi yang direncanakan secara sadar, mempunyai tujuan serta
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan Pasien.
Pada dasarnya komunikasi therapeutik merupakan komunikasi
interpersonal dan bersifat profesional dengan titik tolak memberi
pengertian Perawat dan Pasien.
Persoalan yang mendasar dari komunikasi therapeutik adalah adanya
saling membutuhkan antara Perawat & Pasien (Perawat membantu Pasien
menerima bantuan).

C. Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut Stuart dan Sundeen 1995 cit Nurjanah 2005,
1. Kesadaraan, penerimaan diri dan meningkatnya kehormatan diri.
2. Meningkatnya identitas diri yang jelas dan integritas pribadi
3. Kemampuan untuk membentuk suatu keintiman, saling ketergantungan,
hubungan inter personal dengan kapasistas memberi dan menerima
cinta.
4. Mendorong fungsi dan meningkatkan kemampuan terhadap kebutuhan
yang memuaskan dan mencapai tujuan pribadi yang realistik

57
D. Kegunaan Komunikasi Therapeutik.
Fungsi komunikasi Therapeutik adalah :
1. Untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama Perawat - Pasien
melalui hubungan Perawat - Pasien.
2. Perawat berusaha mengungkap perasaan Pasien, serta
mengidentifikasi dan mengkaji masalah Pasien.
3. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam praktek perawatan.
Pada tahap perawatan, bila komunikasi berjalan baik dapat
memberikan pengertian tingkah laku Pasien dan membantu Pasien
mengatasi persoalan yang dihadapi.
Pada tahap preventif kegunaan komunikasi therapeutik adalah
mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri /
kesehatan Pasien.

E. Perbedaan Komunikasi Therapeutik dengan Komunikasi Sosial


Komunikasi Therapeutik. :
1. Terjadi antara pasien dengan perawat atau anggota tim kesehatan
lainnya.
2. Umumnya komunikasi terapeutik lebih akrab karena mempunyai tujuan
dan berfokus pada Pasien yang membutuhkan bantuan.
3. Perawat aktif mendengarkan dan memberi respon kepada Pasien
dengan cara menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami
sehingga dapat mendorong Pasien untuk berbicara secara terbuka
tentang dirinya.
4. Selain itu Perawat membantu Pasien untuk melihat dan
memperhatikan apa yang tidak disadari sebelumnya.
Komunikasi Sosial :
1. Terjadi setiap hari antar orang perorang dan dalam pergaulan
maupun lingkungan kerja.
2. Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan.

58
3. Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan aktivitas sosial dll.
4. Pembicaraan tidak mempunyai fokus tertentu, tetapi lebih mengarah
kepada kebersamaan dan rasa senang.
5. Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan.

F. Prinsip-Prinsip Komunikasi Therapeutik


Menurut ROGERS sebagai berikut ;
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri artinya dapat memahami dan
menghayati dirinya sendiri dan nilai yang dianut.
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai.
3. Perawat harus memahami nilai yang dianut oleh pasien sekaligus
dapat menghayatinya .
4. Perawat harus menyadari pentingnya mengetahui kebutuhan pasien
baik fisik maupun mental.
5. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien
bebas berkembang tanpa rasa takut.
6. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan
pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun
tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
7. Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap,
yang berguna untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira,
sedih marah, keberhasilan maupun frustasi.
8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai agar dapat
mempertahankan konsistennya.
9. Memahami betul arti empati / simpati sebagai tindakan yang
therapeutik dan sebaliknya.
10. Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan
therapeutik.

59
11. Perawat harus mampu berperan sebagai role-model, karena itu perlu
mempertahankan keadaan sehat secara fisik , mental, spiritual dan
gaya hidup. Dengan demikian dapat menyakinkan dan menunjukkan
kepada orang lain tentang pentingnya kesehatan.
12. Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin
mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia.
13. Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap
diri sendiri atas tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap
orang lain.
14. Menolong orang lain secara manusiawi akan mendapat kepuasan .

G. Unsur-Unsur dan Komponen Komunikasi Therapeutik


Unsur - unsur yang ada pada komunikasi therapeutik yaitu :
1. Sumber proses komunikasi :
Yaitu adanya pengiriman dan penerimaan pesan. Prakarsa
berkomunikasi dilakukan oleh sumber ini dan sumber ini juga
menerima umpan balik sebagai tolak ukur keberhasilan dalam
mengirim pesan.
2. Pesan-pesan yang disampaikan.
Mengadakan penyajian bahasa non verbal maupun verbal.
3. Penerima.
Orang yang menerima pengiriman pesan dan membahas pesan yang
disampaikan oleh sumber sehingga dapat diketahui dimengerti /
tidaknya suatu pesan.
4. Lingkungan, waktu komunikasi berlangsung.
Dalam hal ini meliputi saluran penyampaian dan penerimaan serta
lingkungan alamiah saat pesan disampaikan
Saluran penyampaian pesan adalah melalui indra manusia antara lain
: pendengaran, penglihatan, pengecap, perabaan.
Lingkungan alamiah adalah lingkungan sekitar saat terjadi komunikasi.

60
Komponen komunikasi therapeutik yaitu :
1. PEMBERI PESAN/KOMUNIKATOR
Didalam Komunikasi Therapeutik Perawat bertindak sebagai Komu-
nikator.
Dalam menyampaikan pesan hendaknya hal-hal sbb. diperhatikan :
a. Pesan yang akan disampaikan harus sesuai dengan kebutuhan
pasien.
b. Pesan mempergunakan bahasa yang dapat dimengerti dengan
mudah oleh pasien.
c. Diusahakan pesan dapat menarik minat pasien.
d. Sikap yang baik akan memperlancar proses komunikasi, seperti :
1). Sikap terbuka, sikap manis, rendah hati, saling percaya dan
dapat menjadi pendengar yang baik adalah sikap yang
mendukung keberhasilan komunikasi.
2). Semakin baik hubungan antar manusia seseorang makin
memperlancar arus komunikasi.
3). Sikap tegas yang ditampilkan harus bersumber pada hubungan
antar manusia yang baik sehingga pendengar percaya terhadap
uraian komunikator.

Sedangkan sikap sebaliknya (menghambat komunikasi) :

4). Sikap sombong, angkuh menyebabkan pendengar enggan dan


menolak uraian komunikator.
5). Cara duduk yang angkuh, tidak mau mendengar orang lain
adalah cara atau sikap yang tidak terpuji.
6). Sikap ragu-ragu bisa menyebabkan pendengar / pemirsa kurang
percaya terhadap komunikator.
Didalam Komunikasi Therapeutik pesan yang disampaikan dapat
berupa : nasehat, bimbingan, dorongan informasi perawatan,

61
petunjuk dsb. dan disampaikan dalam bentuk lisan/verbal dan
bahasa tubuh / non verbal, yang mengikuti bentuk lisan.
2. PENERIMA PESAN/KOMUNIKAN
Peranannya :
a. Menerima lambang-lambang yang disampaikan oleh komunikator.
b. Membaca sandi / lambang verbal atau non verbal yang
disampaikan komunikator.
c. Menyesuaikan pesan yang telah disampaikan.
d. Memberi umpan balik kepada kumunikator.

3. PENGHUBUNG / MEDIATOR.
Perawat dapat berperan sebagai penghubung antara Pasien >
Dokter. Untuk menjadi penghubung yang baik seorang perawat harus:
a. Menguasai permasahan yang akan disampaikan. Semakin dalam
menguasai permasalahan, akan semakin baik dalam memberikan
uraian-uraiannya.
b. Mampu melihat situasi dan kondisi dari pasien.

4. PENASEHAT / KONSELOR.
Dimasyarakat sering timbul masalah kesehatan dan masyarakat belum
mampu mengatasi masalah tersebut.
Dalam hal ini peran perawat sangat penting sebagai penasehat
kesehatan. Dengan demikian seorang perawat harus mempunyai
wawasan yang luas dalam bidang kesehatan , dengan cara banyak
membaca dan mengikuti perkembangan tehnologi.

62
H. KOMUNIKASI TERAPEUTIK YANG EFEKTIF
Komunikasi terapeutik yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan
kesembuhan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Lakukan Kajian terhadap :
a. Kemampuan perawat dalam berkomunikasi
b. Evaluasi status mental pasien positif atau negatif
c. Evaluasi kemapuan pasien ( Komunikasi Verbalnya )
d. Observasi terhadap pasien
e. Identifikasi Tk Perkembangan Pasien (Realitis atau tidak )
f. Tentukan Sikap Pasien baik secara Verbal/Non-V telah
g. sesuai yang dikehendakI
h. Kecenderungan perilaku pasien kearah posif atau negatif
2. Rencanakan tujuan :
a. Bantu Pasien memenuhi Kebutuhan sendiri (Sadar akan kebutuhan)
b. Bantu Pasien menerima Pengalaman yg telah dilalui
Tingkatkan Harga diri Pasien
c. Beri Support pasien karena adanya Perubahan lingkungan saat ini
d. Kesepakatan Komunikasi dilakukan antara Perawat Pasien
terbuka
3. Implementasikan,dengan cara :
a. Perawat memperkenalkan diri
Ber interaksi dengan Pasien
b. Bantu Pasien : - mengetahui Gambaran pribadinya
a. agar menyadari diri akn masalahnya
c. Anjurkan Pasien : - Meningkatkan kebutuhannya
- Mengemukakan permasalahan
4. Hasil Komunikasi terapeutik, dievalusi dengan melihat :
a. Apakah Pasien telah mampu mengkaji & memenuhi kebutuhan diri
sendiri
b. Komunikasi menjadi lebih jelas, Terbuka, Terfokus

63
c. Apakah kecemasan Pasien berkurang

I. TAHAP-TAHAP HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPETIK


Dalam membina hubungan terapetik (berinteraksi), perawat gigi
mempunyai 4 tahapan tugas yang harus diselesaikannya. Menurut Stuart
dan Sundeen, 1995 cit Nurjanah 2005 keempat tahapan tersebut adalah
sebagai berikut ;
1. Tahap Prainteraksi
Merupakan tahap dimana perawat belm bertemu dengan klien. Tugas
perawat dalam tahap ini adalah ;
a. mendapatkan informasi tentang klien (dari medical record atau
sumber yang lainnya)
b. mencari literature yang berkaitan dengan masalah yang dialami
pasien
c. mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
d. menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri
e. membuat rencana pertemuan dengan klien :
- tipe spasiifik data yang akan dicari
- metode yang tepat untuk wawancara
- seting ruangan / waktu yang tepat
2. Tahap Orientasi / Perkenalan
Merupakan tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien.
Tugas perawat dalam tahap ini adalah ;
a. Membangun iklim percaya, memahami penerimaan dan komunikasi
terbuka
b. Memformulasikan kontrak dengan klien. Komponen kontrak dengan
klien adalah ;
- nama perawat atau klien
- peran yang dirawat dari perawat atau klien
- tanggung jawab dari perawat atau klien

64
- tujuan
- kerahasiaan
- harapan
- topic
- waktu dilakukannya interaksi
3. Tahap Kerja
Merupakan tahap dimana perawat memulai kegiatan. Tugas perawat
pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
pada tahap prainteraksi. Perawat mengeksplorasi stressor yang tepat
dan mendorong perkembangan wawasan diri yang dihubungkan dengan
persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan klien.
4. Tahap Terminasi
Merupakan tahap dimana perawat akan menghentikan interaksinya
dengan klien. Tahap ini bisa merupakan terminasi sementara maupun
akhir. Pada tahap ini perawat mempunyai tugas mengevaluasi kegiatan
kerja yang telah dilakukan baik secara kognitif, psikomotor maupun
afektif. Merencanakan tindak lanjut dengan klien ;
- Melakukan kontrak
- Mengakhiri terminasi dengan cara yanga baik
Terminasi adalah satu dari tahap yang sulit tapi sangat penting dari
hubungan terapetik perawat-klien. Tahap terminasi adalah saat untuk
merubah perasaan dan memori serta untuk mengevaluasi kemajuan
klien dan tujuan yang telah dicapai. Tingkat kepercayaan dan keintiman
menjadi lebih tinggi, menggambarkan kualitas hubungan perawat dan
klien. Menurut Campaniello cit Nurjanah 2005, menentukan klien yang
telah siap untuk terminasi adalah ;
a. pengalaman klien terlepas dari adanya masalah
b. Fungsi social klien meningkat, dan isolasi telah menurun
c. Klien mempunyai kekuatan fungsi ego dan mencapai pemahaman
tentang identaitas

65
d. Klien bekerja lebih efektif dan produktif serta kaya dalam hal
mekanisme pertahanan diri
e. Klien telah mencapai tujuan dari rencana penanganan
f. kebuntuan dalam hubungan perawat klien telah terselesaikan
Tugas perawat pada tahap ini adalah mengembangkan dan
menyediakan realitas perpisahan. Perawat bersama klien mengulangi
kemajuan yang dibuat selama penanganan dan tercapainya tujuan
spesifik. Perasaan ditolak, kehilangan, sedih dan marah diekspresikan
dan dieksplorasi.Perawat di sini membantu klien untuk mempersiapkan
perpisahan.

66
Panduan Interaksi Perawat-Klien
(Nurjanah, 2005)
No. Variabel yang dinilai
1. Tahap prainteraksi
- Mengumpulkan data tentang klien
- Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
- Membuat rencana pertemuan dengan klien
2. Tahap Orientasi
- Memberikan salam dan tersenyum kepada klien
- Melakukan validasi (Kognitif, psikomotor, afektif)
biasanya pada pertemuan lanjutan
- Memperkenalkan nama perawat
- Menanyakan nama panggilan kesukaan klien
- Menjelaskan tanggung jawab perawat dank lien
- Menjelaskan peran perawat dank lien
- Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
- Menjelaskan tujuan
- Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan
3. - Menjelaskan kerahasiaan
Tahap kerja
- Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
- Menanyakan keluhan utama
- Mmemulai kegiatan dengan cara yang baik
4. - Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
Tahap Terminasi
- Menyimpulkan hasil kegiatan ; evaluasi, proses dan
hasil
- Memberikan reinforcement positif

67
- Merencanakan tindak lanjut dengan klien
5. - Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik)
- Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
Dimensi Respon
- Berhadapan
- Mempertahankan kontak mata
- Tersenyum pada saat yang tepat
- Membungkuk kea rah klien
- Mempertahankan sikap terbuka

68
Ringkasan Tugas Utama Perawat dalam Tiap Tahap dari Proses
Hubungan
(Stuart dan Sundeen, 1995 cit Nurjanah 2005)
Fase Tugas
Prainteraksi - Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan diri
- Menganalisa kekuatan professional diri dan
keterbatasan
- Mengumpulkan data tentang klien jika
mungkin
- Merencanakan untuk pertemuan pertama
dengan klien
Orientasi/ Perkenalan - Menentukan mengapa klien mencari
pertolongan
- Menyediakan kepercayaan, penerimaan
dann komunikasi terbuka
- Membuat kontrak timbal-balik
- Mengeksplorasi perasaan klien, pikiran dan
tindakan
- Mengidentifikasi masalah klien
- Mendefinisikan tujuan dengan klien
Kerja - Mengeksplorasi stressor yang sesuai /
relevan
- Mendorong perkembangan insight klien dan
penggunaan mekanisme koping konstruktif
- Menangani tingkah laku yang dipertahankan
oleh klien/ resistance
Terminasi - Menyediakan relitas berpisah
- Melihat kembali kemajuan dari terapi dan

69
pencapaian tujuan
- Saling mengeksplorasi perasaan dari
penolakan, kehilangan, sedih dan marah
serta tingkah laku yang berkaitan

J. KEHARUSAN PERAWAT
Ada 4 (empat) keharusan bagi perawat dalam serangkaian komunikasi
dengan pasien maupun dalam penyuluhan kesehatan di masyarakat.
Empat keharusan tersebut yakni : Pengetahuan, Ketulusan, semangat,
Praktek.

1. Pengetahuan.
Mengetahui pokok permasalahan yang akan dibicarakan dan
disampaikan dalam penyuluhan. Dalam usaha berkomunikasi dengan
baik,seorang Perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup
sehingga memudahan dalam tugasnya setiap hari.Meskipun pasien
tidak mengetahui dengan baik tentang rencana asuhan keperawatan
(nursing care plan), namun bila perawat mendiskusiannya dan
mengajak kerjasama dengan pasien tentang tahapan tahapan yang
dilalui dalam proses perawatan akhirnya pasien akan menaruh
kepercayaan kepada perawatan yang bersangkutan karena telah
meminta pendapatnya.
Kemudahan dalam melaksanakan sangat dipengaruhi oleh factor
pengetahuan yang dimiliki oleh perawat itu sendiri. Seorang perawat
bukan sekedar menghafal nama pasien,alamat,diet dan lain lain akan
tetapi dari cara beromunikasi turut besar pula andilnya. Begitu juga
bila dalam memberian penyuluhan esehatan dimasyarat, pertanyaan
pertanyaan dari warga masyaraat aan dapat dijawab dengan jelas
serta memberian tinda lanjut, daripada menganggap tugas penyuluhan

70
esehatan seedar manjalanan tugas saja oleh arena emampuan yang
terbatas. Tepatnya perawat yang memilii pengetahuaan yng luas an
lebih mudah beromuniasi dari pada wawasn pengetahuny terbatas.

2. Ketulusan.
Sekedar mengenal pasien dan ebutuhanya saja tidalah cuup,tapi
epercayaan yang sepenuh hati (tulus) tida bias diabian begitu saja.
Penampilan seorang perawat yang tulus tercermin dari sikapnya yang
sederhana, mau mendengaran eluhan eluhan pasien tanpa setiap
harinya seorang perawat sering berhadapan dengan pasien yang
memilii bermacam macam sifat dan tabiat. Namun dengan sikapnya
yang tulus seorang perawat dapat membantu meringanan beban
pasien tanpa membedaan antara pasien satu dengan lainnya.
Mesipun gaji perawat buanlah gaji tinggi, namun seorang perawat
memperoleh epuasan batin apabila mampu membantu pasien dalam
mengatasi penyaitnya, lebih lebih bila pasien dalam mengatasi
penyaitnya, lebih lebih bila nasihat dan saran- sarannya diterima
dengan baik oleh pasien. Walaupun kehadirannya ada yang memuji
tapi tidak sediit pula yang merasa tida puas terhadap asuhan
perawatan yang telah diberian, sehingga muncul istilah perawt judes,
Bu Subangun (tokoh paling cerewet) dalam serial eluarga rahmat
ditelevisi dan sebaginya.
Tapi satu hal yang perlu ita garisbawahi, perawat tetaplah
perawat,sosok manusia yang bias saja hilaf. Sedangkan yang
membedaanya arena keahlian dan etulusannya dalam membantu
pasien dalam mengatasi esulitan yang berhubungan dengan
penyaitnya.

71
3.Semangat.
Dalam berkomuniasi dengan pasien, selain pengetahuan dan
ketulusan seorang perawat haruslah bersemangat. Semangat hidup
yang tinggi dapat mempengaruhi semangat pasien. Akan halnya
penyakit yang diderita oleh pasien lebih cepat sembuh bila nasehat
dan saran saran serta anjuran dokter ditaati sepenuhnya oleh
pasien.
Misalnya tentang diet dan istirahat yang cukup, kemudian bisa pula
melatih bagian tubuh pasien yang kurang berfungsi (mobilisasi)
dengan kursi roda,ruk dan sebagainya sesuai instruksi unit rehabilitasi.
Dengan semangat yang terus dipompakan oleh perawat keyakinan
pasien untuk sembuh lebih besar lagi.
Selain itu sebagai penyebab ketidakpuasan pasien untuk bekerjasama
karena perasaanya terkekang dan sulit dikeluarkan, keadaan ini dapat
disebabkan kurangnya perhatian perawat sehingga mereka merasa
dikucilkan. Menghadapi situasi yang demiian seorang perawat gigi
dengan naluri keibuan haruslah bijaksana terutama dalam mengubah
perasaan pasien dengan memberian dorongan. Jadi selain perawat
gigi harus bersemangat dalam bekerja juga memberikan semangat
kepada pasien Praktek
4.Praktek.Untuk dapat berbicara yang baik atau komuniatif tidaklah
cukup sekedar teori saja, namun lebih ditekankan pada praktis terapan
atau praktek. Pribadi yang tampil utuh sebagai seorang perawat
bukanlah suatu hal yang mudah. Lingkungan menuntut untuk mampu
melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya,sementara kepribadian
perawat juga mendapat porsi yang sama.untuk itu agar lebih luwes
namun sigap serta tidak kaku dalam berbicara maka latihan intensif
salah satu jalan keluarnya.dan kemampuan dalam rangka
praktekberbicara setiap harinya harus lebih ditingkatkan sehingga
mencapai kondisi yang diinginkan oleh perawat itu sendiri. Latihan ini

72
bias berupa menyebutkan konsonan hurup hidup A, I, U, E, O tiap
sehabis bangun tidur. Bisa juga dengan menghitung dari 1 hingga 100
dan kebalikannya dari seratus mundur hingga mencapai angka satu.
Dengan latihan praktek demikian ditambah lagi praktek berbicara
didepan umum akan menghilangkan rasa cemas hingga tidak kaku
dan berani tampil.
Pada akhirnya bila empat keharusan tersebut dijalankan niscaya tidak
ada kesulitan lagi dalam berkomunikasi bagi perawat baik dirumah
sakit maupun di Puskesmas pada saat penyuluhan kesehatan.

RINGKASAN :
1. Komunikasi dalam bidang keperawatan ; Proses hubungan perawat
dengan dengan pasien untuk membantu memecahkan masalah pasien
dengan kerjasama yang baik ; Peran komunikasi terapeutik penting,
karena makin tingginya iptek saat ini, perawatan dilakukan secara
paripurna, dan peran perawat menjadi penting karena sebagai mediator
sebagai antara pasien dengan dokter; Komunikasi terapeutik harus
dilakukan dengan sadar, punya tujuan dan untuk kesembuhan pasien
2. Kegunaan komunikasi : mendorong kerja sama dengan cara melakukan
hubungan perawat dengan pasien ; untuk perawat mengetahui masalah
pasien dan membantu memecahkannya: untuk evaluasi tindakan
perawatan yang telah dilakukan
3. Dari segi kekhususan komunikasi perawat dengan pasien, komunikasi
berlangsung akrab dan perawat diharapkan aktif mendengarkan sehingga
dapat menyadarkan pasien dan pembicaraan terfokus pada
penyembuhan pasien
4. Prinsip-prinsip komunikasi terapeutik : kenal diri sendiri; komunikasi
dengan sikap saling menerima, percaya dan menghargai ; kenal nilai yang
dianut oleh pasien ; tahu kebutuhan pasien ; bebaskan pasien akan rasa

73
takut ; mampu kendalikan perasaan sendiri ; pandai batasi waktu
komunikasi ; paham arti empati/simpati ; kejujuran ; berperan sebagai
role-model ; memegang etika ; tanggung jawab terhadap tindakan yang
dilakukan ; kepuasan menolong
5. Komponen komunikasi : Peran Perawat sebagai Sumber, menyampaikan
pesan, dan pasien ; sebagai penerima pesan serta lingkungan yang
mendukung akan menghasilkan komunikasi berjalan dengan baik. Selain
sebagai sumber komunikasi, perawat bertindak sebagai penghubung dan
penasehat
6. Langkah langkah komunikasi terapeutik yang efektif dapat dilakukan
dengan : kaji kemampuan pasien menerima pesan, evaluasi status mental
dan kemampuan komunikasi verbalnya ; observasi pasien dari tingkat
perkembangan realitanya, baik sikap verbal/non verbalnya dan
kecenderungannya ; bertujuan membantu pasien memenuhi
kebutuhannya, pengalaman yang dilalui, tingkatkan harga diri, support
karena adanya perubahan lingkungan, hingga terjadi komuniasi yang
terbuka ; Implementasikan dengan cara membuka diri, berinteraksi
membantu dan mengajurkan pasien untuk tahu akan kebutuhan dan
permasalan dirinya ; Evaluasi hasil kmonunikasi terapeutik dengan
mengkaji apakah pasien sudah dapat memenuhi kebutuhannya ; lakukan
komunikasi terbuka, terfokus ; Evaluasi kecemasan pasien apakah sudah
berkurang

74
BAB VII
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Tujuan Instruksional Umum :


Tenaga kesehatan gigi diharapkan mampu memahami peran tenaga
kesehatan gigi dalam komunikasi terapeutik, teknik komunikasi terapeutik,
ketrampilan dasar komunikasi terapeutik dan ketrampilan lanjut komunikasi
terapeutik.

A. PERAN TENAGA KESEHATAN GIGI LULUSAN JKG DALAM


PELAYANAN KESEHATAN GIGI
Salah satu tenaga kesehatan gigi adalah perawat gigi. Peran perawat
gigi dalam pelayanan kesehatan gigi adalah sebagai berikut :
1. PEMBERI PESAN (Komunikator)
a. Sesuai kebutuhan
b. Bahasa yang tepat
c. Menarik
d. Sikap
2. PENERIMA PESAN (Komunikan)
a. Menerima lambang : Verbal & Non verbal
b. Memahami
c. Menyesuaikan pesan
d. Umpan balik
3. PENGHUBUNG
a. Menguasai permasalahan
b. Melihat kondisi pasien
4. KONSELOR
Penasihat : Banyak info , ikuti iptekdokes

75
Peran perawat gigi dalam pelayanan kesehatan gigi dapat dilihat dari
kompetensi perawat gigi. Kompetensi tenaga kesehatan gigi lulusan
Jurusan Kesehatan Gigi sesuai kurikulum 2003 dan revisi kurikulum
Forum Komunikasi Jurusan Kesehatan Gigi adalah :
1. Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut di
masyarakat.
2. Mampu mencegah terjadinya penyakit pada jaringan keras gigi
dan penyangga.
3. Mampu menanggulangi secara dini kelainan jaringan keras gigi.
4. Mampu melakukan pelatihan kader
5. Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi untuk
promosi kesehatan gigi dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut.
6. Mampu menyuluh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut.
7. Mampu melaksanakan program promotif dan preventif di sekolah
dan fasilitas kesehatan lainnya.
8. Mampu membuat karya tulis ilmiah.
9. Mampu melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien tindakan
spesialistik.
10. Mampu melakukan penumpatan satu bidang.
11. Mampu melakukan pencabutan gigi sulung dengan topical
anesthesia.
12. Mampu memberikan pertolongan pertama pada kegawat daruratan
pasien kedokteran gigi.
13. Mampu merujuk pasien
14. Mampu melaksanakan hygiene pelayanan kesehatan gigi.
15. Mampu sebagai assiten dokter gigi.
16. Mampu melaksanakan kesekretariatan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.

76
17. Mampu mengelola pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut.
18. Mampu melakukan kewirausahaan

Kegiatan perawat gigi dalam menjalankan pelayanan kesehatan gigi


berupa :
1. Pelayanan diklinik
2. Pelayanan UKGS
3. Pelayanan penyuluhan
1.Pelayanan diklinik meliputi :
a. Penambalan.
b. Pencabutan.
c. Scaling.
d. Penyikatan gigi.
e. Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut.
f. Topikal Aplikasi
g. Rujukan.
2.Pelayanan di UKGS meliputi :
a. Sikat gigi massal
b. Penyuluhan.
c. Pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut.
d. Penambalan.
e. Topikal.
3.Pelayanan penyuluhan meliputi :
a. Individu
b. Kelompok
c. Masyarakat

77
B. KETRAMPILAN DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Dasar dasar komunikasi terapeutik dibagi dua yaitu:
1. Ketrampilan dasar dalam komunikasi terapeutik yang terdiri dari :
pembukaan diri dan mengekspresikan diri, ketrampilan
mendengarkan, ketrampilan bertanya dan ketrampilan memahami
bahasa non verbal dan memulai percakapan .
2. Ketrampilan lanjut dalam komunikasi terapeutik yaitu ketrampian
anamnesa dan melakukan konseling.

1. Ketrampilan Pembukaan Diri Dan Mengekspresikan Diri


Pembukaan diri berarti adalah mengenali diri sendiri dan
mencoba untuk terbuka dengan orang lain. Beberapa hal yang dapat
dipertimbangkan dalam pembukaan diri adalah adanya informasi,
pikiran, perasaan dan kebutuhan baik masa lalu maupun masa depan,
serta komunikasi di sini dan saat ini. Berikut ini adalah contoh suatu
percakapan yang membandingkan antara yang tidak membuka diri
dan yang membuka diri.
Pemberi layanan kesehatan : bagaimana sih Ibu ini, khan sudah
dibilang, gigi yang baru ditambal jangan
digunakan untuk makan sebelum 1 jam,
kalau ada apa-apa nanti terserah Ibu
sendiri ya......
(Kurang membuka diri)
Pemberi layanan kesehatan : saya merasa gembira sekali melihat
kedatangan Ibu disini, sehingga saya
dapat melihat kemajuan kesehatan Ibu.
Bagaimana Bu, ada yang bisa saya
bantu untuk mengusahakan agar
tambalan pada gigi Ibu dapat bertahan
lama ?

78
(lebih membuka diri)
Dengan membuka diri, anda akan mempunyai beberapa keuntungan :
a. Menambah pengetahuan diri atau terhadap diri sendiri
b. Mendekatkan hubungan dengan orang lain
c. Meningkatkan komunikasi
d. Mengurangi perasaan bersalah
e. Menambah energi

2. Keterampilan Mendengarkan
Mendengarkan adalah sesuatu yang sebetulnya sudah dapat
dilakukan sejak manusia dilahirkan di dunia. Hanya saja
mendengarkan dengan baik adalah sesuatu yang sulit-sulit gampang,
karena pada kenyataannya banyak yang merasa belum didengarkan.
Menurut Korsch & Hording (1997), keluhan dokter adalah "pasien saya
bertele-tele....ngelantur....", sedangkan keluhan pasien adalah " wah,
dokter tidak mendengarkan saya".
Fungsi mendengar secara aktif adalah untuk:
a. Membuat orang yang di ajak bicara memahami atau paling tidak
mencoba untuk memahami.
b. Mendorong seseorang untuk bercerita seperti apa yang dialami
sebenarnya.
c. Memperjelas percakapan antara pendengar dan pembicara
d. Memberikan kesempatan pada orang lain untuk menceritakan hal-
hal yang ingin diceritakannya.
e. Mencegah kesimpulan secara terburu-terburu (khusus untuk point
ini Daniel Goleman, pakar kecerdasan emosi pernah
memperhatikan dokter di Amerika, mereka menginterupsi pasien
berbicara dalam waktu kurang dari 18 detik)

79
Prinsip mendengar secara aktif :
a. Mau mendengarkan kepada siapa yang kita ajak bicara.
b. Menghargai perasaan orang lain
Cara agar dapat mendengar dengan baik:
a. Konsentrasi
b. Lakukan kontak mata-bila belum berani menatap matanya,
pandanglah titik di antara dua alis
c. Perlihatkan minat dengan sikap tubuh - sikap tubuh mendengar
adalah sedikit condong ke depan
d. Dorong lawan bicara untuk berbicara - misal dengan cara
mengatakan "oh... tadi Anda mengatakan bahwa Puskesmas
ini jauh dari rumah Anda.... Berapa menit Ibu berjalan dari rumah ?
e. Tanyakan kejelasan bila ada yang belum jelas bagi Anda .." Tadi
Anda mengatakan bahwa sudah beberapa waktu Ibu merasa tidak
enak......bisakah Anda menggambarkan perasaan tidak enak
tersebut?"
f. Jangan segan-segan menanyakan secara detail - yang dimaksud
detail adalah rinci, namun masih ada relevansinya dengan topik
g. Ringkas setiap saat dan nanti bila memungkinkan sesering
mungkin Anda meringkas pernyataan lawan bicara, meski hanya
tiga atau empat patah kata, misal " Anda terlihat lelah sekali....."
juga ringkaslah setelah beberapa saat" Anda tadi mengatakan
kalau dalam tiga hari ini gigi anda terasa sakit sudah berkumur air
garam namun sakitnya tidak berkurang, bahkan pagi ini terasa
sakitnya menyebar ke gigi yang lainnya"
h. Tinggalkan asosiasi, opini dan pandangan Anda
i. Jaga emosi
j. Jangan memburu-buru orang, atau bahkan sampai memperlihatkan
kalau anda terburu-buru (melihat jam, gelisah)
k. Jeda (berhenti sejenak) diperlukan dalam suatu percakapan

80
Beberapa kesalahan yang sering terjadi :
a. Membandingkan dengan diri sendiri atau orang lain pada saat
mendengarkan
b. Membaca pikiran orang yang sedang berbicara
c. Mempersiapkan jawaban
d. Menseleksi yang didengarkan
e. Memberikan nilai
f. Melamun atau kehilangan pikiran sejenak yang disebabkan kurang
konsentrasi
g. Sikap mendengar yang acuh tak acuh, tidak ada kontak mata
h. Kegagalan mengikuti orang lain berbicara sampai selesai
interupsi terlalu dini
i. Mulai untuk berbicara mengenai cerita Anda sendiri bedakan
dengan "membuka diri"
j. Cepat berargumentasi (terlalu bereaksi secara cepat)
k. Memberikan jawaban yang melompat dari pertanyaan karena
mungkin
a. Anda bosan mendengarkan topik tersebut
l. Beraksi secara impulsit- mis" " oh ya ? ,,,ya Tuhan.......ampun
deh..."
m. Memberikan nasehat sangat awal
n. Mengekspresikan asumsi
o. Memberikan reaksi yang berulang, yang kadang-kadang justru
memperlihatkan Anda tidak serius mendengar, contoh :
"ya.......benar....benar sekali.......saya tahu........Anda
benar.....benar sekali.

3. Ketrampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dalam komunikasi terapeutik adalah
mutlak diperlukan. Agar mendapatkan informasi yang akurat, Anda

81
harus belajar bertanya secara benar dan efektif, sehingga betul- betul
mendapatkan data yang diperlukan.
Pada dasarnya pertanyaan dibedakan atas pertanyaan
tertutup dan pertanyaan terbuka. Selain itu ada pertanyaan yang
bersifat mengeksplorasi dan yang tidak. Bila jawaban yang diinginkan
adalah memahami orang lain serta lebih pada mengapa orang
tersebut berpikir daripada sekedar hobi yang dipikirkan, maka
sebaiknya digunakan pertanyaan terbuka dan bersifat eksploratif.
Teknik bertanya ini perlu dipelajari karena pada kenyataannya
mengajukan pertanyaan yang lebih mendalam dan detail diperlukan
bila kita mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. Kapan
seseorang memerlukan pertanyaan yang mendalam? Dalam tulisan ini
akan dibahas kriteria untuk mengevaluasi suatu jawaban. Dengan
kriteria tersebut kita dapat memperkirakan informasi yang diberikan
tepat atau tidak.

Fungsi bertanya :
a. Memunculkan ide, pandangan, atau perasaan - bila Anda
menginginkan pandangan seseorang mengenai suatu hal Anda
harus menyediakan waktu yang panjang untuk mengajukan
pertanyaan. Cegah cara bertanya yang mengarah
b. Membantu orang lain untuk lebih megerti terhadap pandangan,
opini dan perasaannya
c. Memperlihatkan minat pada orang lain
d. Memberikan kesempatan pada orang lain
e. Berusaha menentukan ada tidaknya fakta
f. Mengumpulkan informasi faktual tanpa diskusi lebih lanjut
g. Mendorong orang lain untuk membuat pilihan
h. Meringkas isi atau kesimpulan dari percakapan
i. Ekspresi yang sopan dan halus

82
j. Sebagai awal percakapan
k. Membuat informasi lebih konkret

Tipe Pertanyaan
1. Pertanyaan Terbuka dan tertutup
Contoh pertanyaan terbuka :
a. Mengapa Anda mengikuti praktek komunikasi terapeutik ?
b. Apa yang Anda pikirkan mengenai hal tersebut ?
c. Bagaimana pendapat Anda tentang adanya customer service di
rumah sakit ?
Pertanyaan terbuka akan mengundang orang lain untuk
mengatakan dan menyatakan pandangan atau perasaannya.
Pertanyaan terbuka akan memberikan waktu dan kesempatan pada
orang lain untuk mengatakan segala aspek yang relevan.
2. Pertanyaan tertutup
Kebalikan dari pertanyaan terbuka. Pilihan jawabannya terbatas dan
jawabannya biasanya singkat.
Contoh pertanyaan tertutup :
a. Anda mengikuti praktek komunikasi terapeutik ?
b. Anda setuju mengenai hal tersebut ?
c. Anda puas dengan pelayanan customer service di rumah sakit ?
3. Pertanyaan eksplorasi
Yang dimaksud dengan pertanyaan eksplorasi adalah
pertanyaan yang mendalam, sehingga jawaban yang diberikan akan
lebih mendalam
Contoh pertanyaan eksplorasi :
a. Bagaimana pendapat Anda tentang praktek komunikasi
terapeutik ?
b. Bagaimana pandangan Anda tentang adanya customer service
di rumah sakit ?

83
4. Keterampilan Memahami Bahasa Non Verbal
Pemahaman terhadap bahasa non-verbal dalam komunikasi
terapeutik akan mendukung lancarnya komunikasi: Hampir tidak ada
manusia di dunia yang berkomunikasi tanpa menggunakan dukungan
bahasa non-verbal. Bila bahasa menjadikan hambatan, maka
komunikasi dengan bahasa non-verbal justru menjembatani adanya
hambatan bahasa tersebut.
Fungsi bahasa non-verbal :
a. Memberikan kualitas, sikap dan identitas
b. Mendukung dan membantu bahasa verbal
c. Mengganti bahasa verbal
d. Membantu hubungan interpersonal
Penggunaan bahasa non-verbal :
a. Bahasa non verbal yang jelas tanpa didukung bahasa verbal
b. Bahasa non verbal yang digunakan untuk mendukung bahasa
verbal
c. Bahasa non-verbal yang tidak selaras dengan bahasa verbal
Beberapa contoh aspek-aspek bahasa non-verbal
a.Penampilan
1) Karakteristik fisik
2) Penampilan
b.Postur tubuh dan gerakan
1) Cara berjalan
2) Cara duduk
3) Gerakan-gerakan tubuh
c.Gerakan tubuh
1) Gerakan ekspresif
2) Gerakan representatif
d.Ekspresi wajah

84
Kedekatan
a. Zona intim (0-0,5 meter)
b. Zona personal (0,5-1,5 meter)
c. Zona sosial ( 1,5 - 3 meter)
d. Zona publik (3 meter atau lebih)

5. Keterampilan Memulai Percakapan


Di dalam komunikasi, percakapan adalah inti utama karena
pada dasarnya komunikasi adalah suatu proses yang
berkesinambungan antara dua orang lebih, saling tukar informasi dan
beraksi satu sama lain secara kontinyu. Dua orang atau lebih ini
masing-masing bertindak sebagai pengirim (pemberi informasi dan
penerima (yang menerima informasi), sedangkan informasi yang
dikirimkan disebut pesan (Meer & Neijenhof, 1994). Bila hanya
pengiriman saja hal tersebut bukanlah komunikasi. Bila digambarkan,
proses komunikasi adalah seperti berikut :
SITUASI

A Pesan B

Pengirim Penerima
Pilihan perilaku Persepsi
Interpretasi Interpretasi

Persepsi Pesan Pilihan perilaku

Oleh karena melibatkan pengirim, penerima dan situasi, maka


ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi situasi seperti
disajikan pada tabel 1 yang perlu diperhatikan.

85
Situasi Pengirim Penerima Sumber
kesalahan

Tempat Tidak Pengetahuan Informasi/pesan


melakukan memahami dan tidak lengkap
komunikasi pesan yang pengalaman Kesimpulan
Kehadiran akan Perasaan/ terlalu cepat
orang lain disampaikan feeling Generalisasi
yang tidak Melibatkan Perhatian Prasangka
berhubungan emosi Pandangan, Kesan pertama
Tekanan Penggunaan norma dan Norma individu
waktu bahasa yang kebudayaan yang tidak
Hal-hal yang berbeda/tidak Motivasi/ sama dengan
menarik setara dengan Keadaan hati yang lain
perhatian penerima / mood
Kondisi fisik
Mekanisme
pertahanan
diri

Empat hal utama dalam melakukan pendekatan


Yang perlu diingat dalam melakukan percakapan adalah bahwa
perlu ada pendekatan dan sambung rasa, agar penerima pesan atau
pengirim pesan dapat saling percaya. Pendekatan dapat dilakukan
melalui beberapa hal :

1. Membangun kepercayaan
Pendekatan yang dilakukan memang berfungsi sebagai alat untuk
membangun kepercayaan.. Seorang pengirim pesan, terutama
dalam rangka komunikasi terapeutik harus dapat menyakinkan

86
bahwa dia adalah orang yang tepat untuk dipercaya. Wajahnya
harus dapat mencerminkan perkataan; saya gembira berada disini
dan saya gembira karena Anda berada disini; Berdiri atau duduk
dengan tegak, biarkan keyakinan dan ketenangan bersinar keluar
dari dada anda. Jangan lupa wajah cerah dan tersenyum (Stuart
1994). Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan adalah demi
kepentingan bersama

2. Kembangkan dan tunjukkan empati


Tunjukkan bahwa anda dapat merasakan dan memahami perasaan
lawan bicara Anda, namun bukan berarti anda melibatkan emosi dan
perasaan anda sendiri. Empati di sini adalah betul-betul
menempatkan diri dalam diri lawan bicara, baik secara pikiran
(kognitif), perasaan (afektif) dan tindakan (konatif). Tidak
hanya merasakan segala hal yang dikatakan lawan bicara, tetapi
otak dan tindakan kita akan selaras dengan perasaan kita, tentu saja
dengan didukung bahasa non-verbal. Bila empati sulit dilakukan,
dapat dibantu dengan mengajukan pertanyaan : apakah rasa sedih
yang dialaminya ? Apakah yang ia ungkapkan ?

3. Berikan kesempatan
Agar lawan bicara dapat mempercayai anda, berikan anda mereka
kesempatan untuk berbicara, bertanya atau mengungkapkan
perasaan mereka.

4. Setara
Ingatlah bahwa komunikasi yang dilakukan adalah setara, dalam
artian bukan antara raja dan hamba sahaya, tetapi antara individu
yang sederat dengan individu atau beberapa individu yang
sederajat.

87
Langkah-langkah Melakukan Percakapan

Di dalam melakukan percakapan, faktor-faktor yang


mempengaruhi proses komunikasi yang telah diterangkan
sebelumnya perlu diperhatikan. Selain itu, agar percakapan dapat
efektif perhatikan langkah-langkah berikut (Wright, 1993) :
1 Siapa yang diajak berkomunikasi
Perhatikan siapa yang diajak berkomunikasi, satu orang, dua
orang atau beberapa orang ? Mereka berasal darimana. Latar
belakangnya apa? Jangan lupa dengan hal-hal yang mempengaruhi
penerima pesan
2 Tujuan melakukan komunikasi
Pada saat melakukan komunikasi pengirim pesan harus tahu tujuan
komunikasi yang dilakukan. Memberikan informasi, menjawab
pertanyaan dan keluhan atau melakukan konseling ?
3 Persiapan untuk berkomunikasi
Sebelum memulai percakapan, persiapan-persiapan perlu
dilakukan. Ingatlah, "bila anda gagal untuk siap, berarti anda
bersiap untuk gagal". Bila Anda bertugas untuk memberikan
informasi, berarti Anda harus betul-betul menguasai informasi
tersebut. Anda akan berhadapan dengan berbagai macam sifat,
sikap dan perilaku manusia, jadi kemampuan Anda benar-benar
dipertaruhkan. Meskipun demikian, jangan takut. Yakinlah bila .
Anda telah mempersiapkan dengan baik Anda akan dapat
melakukan tugas sebagai konselor. Ada beberapa tips untuk
menanggulangi rasa takut :
a. Berlatihlah
b. Amati gejala-gejala fisik Anda pada saat Anda takut dalam
berkomunikasi. Tunjukkan sukses Anda.
c. Ingat-ingatlah perasaan yang menyenangkan

88
d. Ingatlah sukses Anda dalam melakukan percakapan atau
sukses yang lain
1. Mengumpulkan informasi
Jangan segan-segan untuk mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan tugas Anda. Tambahlah wawasan Anda dengan
membaca media atau buku-buku yang berkaitan dengan tugas
Anda dan keterampilan yang harus selalu Anda asah.
2. Menyiapkan catatan kecil
Kemampuan mengingat manusia sangat terbatas, oleh karena itu
buatlah catatan-catatan kecil yang berkaitan dengan informasi
yang biasanya Anda berikan, terutama yang belum Anda kuasai
benar.
3. Menyiapkan alat bantu
Leaflet, poster ataupun brosur dapat digunakan sebagai alat bantu
pada saat anda memberikan informasi atau komunikasi terapeutik.
Alat bantu tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
kepada lawan bicara anda.

C. KETRAMPILAN LANJUT KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1.Keterampilan Anamnesis
Anamnesis adalah wawancara yang dilakukan terhadap
seseorang yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari orang
tersebut. Anamnesis biasanya dilakukan dalam bidang kesehatan dan
psikologi. Anamnesis dapat dilakukan oleh seorang dokter kepada
pasiennya, perawat kepada pasiennya atau petugas kesehatan lainnya
kepada pasien atau kliennya, ataupun psikolog terhadap kliennya.
Anamnesis dapat dilakukan pada orang yang bersangkutan (auto
anamnesis) ataupun kepada keluarga/teman dekat/orang yang
mengetahui keadaan orang / pasien tersebut (alo anamnesis /
heteroanamnesis). Seperti pada wawancara terdahulu, sambung rasa

89
dan pendekatan perlu dilakukan pada saat melakukan anamnesis, oleh
karena anamnesis bertujuan mengumpulkan data. Tanpa pendekatan
dan sambung rasa yang baik, data yang dikumpulkan tidak akan
lengkap dan akurat, karena tidak semua pasien/klien dapat
mengungkapkan segala penderitaan / sakitnya dengan lengkap. Mereka
perlu diberi kepercayaan, rasa aman, sehingga dapat memberikan
keterangan dengan leluasa, hingga dapat memberikan keterangan
dengan leluasa. Kadang-kadang pasien juga lupa atau malu
memberikan keterangan, sehingga kemampuan untuk menggali
keterangan dari pasien memang diperlukan oleh seorang medis
(dokter/perawat).
Agar anamnesis dapat berjalan dengan baik dan lancar,
beberapa keterampilan komunikasi sebaiknya dimiliki. Syarat utama
mempunyai keterampilan komunikasi yang baik adalah seringnya
melakukan latihan keterampilan komunikasi. Beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam anamnesis adalah :
1. Menunjukkan empati (empati adalah kemampuan untuk dapat
merasakan dan memahami perasaan orang lain). Empati dapat
dilakukan dengan menjadi pembicara dan pendengar yang baik,
dapat bertanya dengan baik, menjaga suasana, serta memahami
bahasa verbal dan non verbal.
2. Melakukan cross check /klarifikasi sehingga dokter tidak keliru
dalam menangkap pembicaraan pasien. Cross check dapat
dilakukan dengan :
a. Melakukan paraphrase
b. pengulangan bisa dilakukan dengan seluruh kalimat jika perlu
c. pertanyaan dapat menggunakan cara dan bahasa yang benar
dan hasil yang sama
d. cross-check dapat dilakukan di akhir anamnesis dengan
memberikan ringkasan terhadap data yang telah

90
diungkapkan pasien
3. Mendapatkan umpan balik, sehingga dokter dapat mengetahui,
pertanyaannnya jelas atau tidak, informasi yang diberikan dapat
diterima dengan jelas atau tidak. Cara mendapatkan umpan balik
adalah sebagai berikut :
a. bila ada pertanyaan mendapatkan jawaban "dahi berkerut",
berarti pasien tidak paham dengan pertanyaan yang diajukan.
tanyakan pada pasien : "Apakah Bapak kurang begitu jelas
terhadap pertanyaan saya?" Bila jawabannya ya, cobalah untuk
bertanya kembali, gunakan bahasa yang lebih sederhana dan
singkat.
b. Setelah Anda memberikan nasihat atau informasi, berikan
kesempatan pada pasien untuk bertanya, adakah informasi /
nasihat yang kurang jelas.
c. Umpan balik dapat diberikan pasien setelah selesai anamnesis.
Tanyakan pada pasien apakah ada hal-hal yang kurang jelas,
atau pertanyaan yang kurang jelas.

Persiapan untuk anamnesis kesehatan gigi dan mulut


Tenaga kesehatan gigi (misalnya perawat gigi) bertugas untuk
menggali data pasien dan nantinya menyelesaikan masalah yang
dihadapi pasien. Diantaranya memberikan terapi, memeriksa dan
memberikan penjelasan serta nasihat. Oleh karena itu petugas
kesehatan harus dapat menggali data, menguasai cara menjelaskan
penyakit serta menggali masalah pasien dengan menjelaskan penyakit
pasien dengan detail.
Pada prakteknya, petugas kesehatan akan berhadapan dengan
berbagai macam sifat, sikap dan perilaku manusia. Oleh karenanya
kemampuan melakukan pembicaraan betul-betul dibutuhkan. Hal-hal
yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan anamnesis adalah :

91
1. Persiapan untuk mananggulangi rasa takut dan gugup
dengan latihan.
2. Persiapan teknik mengumpulkan informasi (semakin
banyak informasi yang Anda kuasai akan semakin baik)
dengan menyiapkan catatan kecil dan menyiapkan alat bantu

Tujuan Anamnesis
1. Membentuk hubungan dokter pasien dengan cara:
a. melakukan sambung rasa dengan mengucapkan salam
b. bersikap ramah, sopan dan mempersiapkan tempat duduk
c. menjaga suasana serius tapi rileks
d. berbicara dengan lafal yang jelas
e. menggunakan bahasa yang dapat dipahami
f. menggali informasi yang diberikan pasien secara detail, tetapi
relevan
g. menjadi pendengar yang baik
h. mengetahui bahasa nan verbal
i. mencatat hasil wawancara
j. melakukan umpan balik
k. melakukan cross check
l. bersikap netral terhadap pasien
m. wawancara tidak terkesan menyelidiki atau interogasi
n. menutup wawancara dengan mengucapkan salam
2. Menggali informasi medik, dengan menanyakan :
a. identitas dan data pribadi yang berkaitan dengan latar belakang
pasien
b. menanyakan keluhan utama :
c. menanyakan keluhan sistem pada semua sistem badan
dengan menanyakan baik yang kemungkinan dirasakan atau
tidak, tanpa menggali keluhan tersebut mengenai durasi, kualitas

92
dan kuantitasnya, dimulai dari sistem yang terkait dilanjutkan
dengan keluhan sistem lainnya, juga tidak menjadi riwayat
penyakit sekarang, dahulu dan keluarga.
d. Anamnesis Sistem
Pada proses ini kemampuan tenaga kesehatan gigi dalam
mengekplorasi sistem-sistem tubuh pasien sangat ditentukan
oleh pemahaman macam-macam keluhan yang ada pada setiap
sistem badan. Lengkap tidaknya keluhan yang dapat digali oleh
dokter dan pasiennya akan lebih dapat mengarahkan pada
diagnosis yang tepat. Pada prakteknya penelusuran anamnesis
sistem harus relevan dengan keluhan utama pasien dan dugaan
terhadap diagnosis yang akan ditegakkan, termasuk diagnosis
bandingnya. Tingkat relevansinya keluhan umum dengan
keluhan sistem yang akan digali mencerminkan pemandangan
seutuhnya dan kecermatan dokter kepada pasien. Untuk
menjaga agar proses anamnesis tidak bertele-tele terutama
dalam menggali keluhan dalam sistem badan, maka perlu
dilatih dan dibiasakan menanyakan dengan lengkap keluhan
pada masing-masing sistem badan.

Proses dalam Anamnesis


Menjalin sambungrasa, kemudian baru menggali identitas dan
keluhan utama. Keberhasilan setiap proses komunikasi sangat
dipengaruhi oleh terbinanya sambung rasa antara pasien dan tenaga
kesehatangigi. Apabila terjadi gangguan sambung rasa yang
seharusnya terbina sebagai awal serta pembuka proses komunikasi
maka akan berakibat keengganan pasien untuk wawancara : ketidak
percayaan pasien terhadap dokter ; ketakutan pasien terhadaptenaga
kesehatan gigi. Keadaan tersebut sudah barang tentu akan
menyebabkan gangguan komunikasi, sehingga data yang diperoleh

93
dokter tentang pasien tadi juga kurang akurat. Oleh karena itu
mengingat sangat pentingnya proses ini, upaya membina sambung rasa
harus benar-benar dilakukan sehingga mahir. Pada latihan anamnesis
kali ini membina sambung rasa antara pasien dan dokter diulangi
kembali dengan penekanan pentingnya pola hubungan antara dokter
dan pasien yang sederajat.
Setiap tahap sambung rasa terbina maka langkah pertama
anamnesis adalah mengetahui identitas pasien, yaitu:
Data yang mengenai diri pasien pribadi,
1. nama
2. umur
3. jenis kelamin
4. bangsa-suku
Data pribadi yang berkaitan dengan latar belakang pasien :
1. tempat tinggal
2. pekerjaan
3. sosial-ekonomi
4. data mengenai keadaan fisik
5. hobbi (bila perlu)

Data mengenai diri pasien maupun yang berkaitan dengan latar


belakang pasien dapat memberikan informasi yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai macam keperluan dalam rangka mengelola pasien.
Misalnya nama seseorang dipakai sebagai identitas diri supaya tidak
keliru dengan orang lain.

Data nama penting pula untuk digunakan pada waktu wawancara


dengan cara kita menyebut namanya. Seseorang yang diajak bicara bila
kita sebut namanya akan merasa lebih akrab dan lebih dianggap
sebagai manusia dari pada kita sebut "Anda" atau "Tuan". Penyebutan
nama juga akan menunjukkan bahwa kita memperhatikan lawan bicara.

94
Hal ini penting untuk melanjutkan pembinaan sambung rasa. Kadang-
kadang nama juga menunjukkan tentang kaitannya dengan suku atau
bangsa tertentu, tentang agama atau kepercayaan, atau tentang status
sosial. Misalnya nama Hasibuan berkaitan dengan seorang suku Batak,
sedangkan Dwijosubroto berkaitan dengan seorang suku Jawa. Nama
Nurul Aini mungkin sekali berkaitan dengan seorang yang memeluk
agama Islam sedangkan Maria Kristiani mungkin sekali berkaitan
dengan pemeluk agama Kristen. Nama Joyokusumo mungkin
sekali berkaitan dengan status seseorang yang cukup tinggi di
lingkungan kraton Yogyakarta sedangkan Joyoirono mungkin sekali
adalah orang desa. Dapat pula ditanyakan nama panggilan atau lebih
senang dipanggil siapa.

Umur seseorang disamping untuk melengkapi identitas seseorang,


juga dapat digunakan untuk memikirkan kecenderungan penyakit pada
usia tersebut. Pada orang lanjut usia cenderung terserang penyakit
kardiovaskuler atau penyakit degenerasi.
Jenis kelamin merupakan data mengenai diri pasien yang
digunakan untuk melengkapi data pasien. Jenis kelamin juga dapat
dikaitkan dengan penyakit tertentu. Jenis kelamin ini juga dapat dipakai
sebagai dasar pemikiran tentang jenis hormon yang berbeda antara
laki-laki dan wanita yang mempengaruhi faali tubuh secara berbeda
pula. Bangsa dan suku tertentu memiliki ketahanan yang berbeda
terhadap penyakit tertentu.

Data pribadi yang berkaitan dengan pasien misalnya alamat,


disamping dipakai sebagai identitas dan untuk keperluan surat
menyurat, juga dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan
yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi. Alamat juga dapat
memberikan gambaran tentang kelas ekonomi penghuninya.
Pekerjaan pasien juga dapat memberikan informasi yang dapat

95
diperkirakan seberapa tinggi status sosial-ekonomi seseorang.
Mungkin juga pekerjaan berkaitan dengan tingginya
gaji/penghasilan seseorang yang dihubungkan dengan latar
belakang pendidikan. Misalnya apakah si "A" itu di bidang kesehatan
atau bidang teknik, sebagai lulusan SD, SMP, SMU, Diploma, SL, S2,
S3 dan sebagainya. Disamping itu jenis pekerjaan tertentu merupakan
faktor risiko terhadap penyakit tertentu. Misalnya orang yang bekerja
di pabrik yang bising cenderung ada gangguan pendengarannya dsb.

Proses anamnesis dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut


Tahapan yang dilakukan dalam anamnesis adalah sebagai berikut :
1. Menanyakan identitas dan data pribadi yang berkaitan dengan latar
belakang pasien.
2. Menanyakan keluhan utama :
a. riwayat penyakit saat ini/yang menyebabkan pasien datang
1) bagian mana yang ada keluhan ?
2) bagaimana keluhannya ?
3) sejak kapan ?
4) bagaimana jk terkena rangsangan mekanis, chemis, thermis ?
5) bagaimana pada malam hari ?
b. riwayat penyakit sebelumnya (komponen sama riwayat penyakit
saat ini)
c. riwayat pengobatan gigi yang pernah dilakukan baik medis
maupun tradisional.
d. permintaan pengobatan/perawatan gigi dari pasien
3. menanyakan keluhan sistem pada semua sistem badan yang
berkaitan dengan penyakit gigi dan mulut dengan menanyakan baik
yang kemungkinan dirasakan atau tidak, tanpa menggali keluhan
tersebut mengenai durasi, kualitas dan kuantitasnya.

96
2. Keterampilan Konseling Kesehatan Gigi Dan Mulut
Konseling adalah salah satu keterampilan komunikasi tingkat
lanjut. Keterampilan ini juga perlu dipelajari oleh para calon tenaga
kesehatan. Tidak hanya dokter, tetapi juga perawat. Konseling adalah
komunikasi tatap muka, seseorang membantu orang lain mengambil
keputusan didasarkan pertimbangan dari beberapa alternatif.
Perbedaan dengan wawancara adalah, bahwa wawancara adalah
percakapan antara dua orang atau lebih digunakan sebagai awal dari
proses konseling.

Beberapa prinsip konseling adalah sebagai berikut :


1. Penerimaan - konselor pada saat melakukan konseling harus siap dan
menerima klien/pasien seperti apa adanya.
2. Individual - konseling pada awalnya ditujukan pada individual, namun
pada pelaksanaan dan perkembangannya dapat digunakan untuk
pasangan, keluarga ataupun kelompok - yang dimaksud individual di
sini adalah pada penguraian masalah dan penerapan tindak lanjut
adalah untuk individu (meskipun individu itu bagian dari satu pasangan
atau satu keluarga)
3. Kerahasiaan - segala hal yang dibicarakan di dalam proses konseling
adalah rahasia
4. Penentu adalah klien/pasien - konselor di sini hanya menawarkan
alternatif ataupun menjadi fasilitator bila klien/pasien sudah
mempunyai beberapa alternatif penyelesaian masalah.
5. Kontrol emosi - konselor sebaiknya selalu menjaga kondisi emosinya,
baik emosi marah, sedih maupun gembira.
6. Tidak menghakimi - meskipun klien/pasien melakukan sesuatu hal
yang menurut konselor tidak baik konselor tidak perlu menghakimi.

Keterampilan yang diperlukan dalam konseling :

97
1. Relating - seorang konselor harus mampu menjalin hubungan yang
baik dengan klien atau pasien.
2. Observing - selama proses konseling berlangsung konselor
harus mengamati segala hal yang terjadi dalam proses
konseling.
3. Listening - salah satu keterampilan dasar yang sangat mutlak
diperlukan di dalam proses konseling
4. Questioning - bertanya juga merupakan keterampilan dasar yang
diperlukan di dalam proses konseling
5. Attending Behaviour - konselor seharusnya menunjukkan
konsentrasi dan kesiapan untuk menerima segala hal yang
dikemukakan oleh klien dan mengikuti dari awal sampai akhir.
6. Talking - cara berbicara seorang konselor juga harus dipelajari,
sehingga bahasa non-verbal yang menyertai cara berbicara akan
bersifat memberikan rasa nyaman dan menyembuhkan.
7. Summarizing & Paraphrasing - bila konselor dapat mendengar
dengan baik diharapkan dia akan dapat meringkas
percakapan secara keseluruhan ataupun mengulang percakapan
dengan bahasa sendiri (parafrase).
8. Interpreting - dari hal-hal yang dikemukakan atau diamati, konselor
harus mampu menginterpretasi yang telah terjadi pada klien/pasien
9. Giving Interpretation - setelah konselor menginterpretasi, hasil
interpretasi itu perlu dikemukakan pada klien/pasien untuk
diklarifikasi oleh pasien/klien

Agar konseling efektif :


1. Menghargai perasaan dan sikap orang
2. Empati, menempatkan diri kita pada klien/pasien - empati di sini
adalah betul-betul menempatkan diri dalam diri lawan bicara, baik
secara pikiran (kognitif), perasaan (afektif) dan tindakan (konatif).

98
Tidak hanya merasakan segala hal yang dikatakan lawan bicara,
tetapi otak dan tindakan kita akan selaras dengan perasaan kita,
tentu saja dengan didukung bahasa non-verbal. Bila empati sulit
dilakukan, dapat dibantu dengan mengajukan pertanyaan : apakah
rasa takut yang dialaminya ? Apakah yang ia tanyakan ? Menurut
Goleman (1999) bila Anda telah terlatih empati dapat dilakukan tidak
lebih dari 3 menit setelah Anda mulai melakukan percakapan.
3. Jujur dengan perhatian, pertanyaan dan perasaan orang lain

Tahapan konseling :
1. Pendekatan, dapat dimulai dengan pertanyaan basa basi " apa
kabar ?"
2. Pengumpulan data - " apa masalahnya ?"
3. Menentukan hasil sesuai dengan arah yang diinginkan klien - "apa
yang anda inginkan akan terjadi ?
4. Mengemukakan alternatif pemecahan masalah - " apa yang dapat
kita lakukan mengenai hal tersebut ?
5. Generalisasi dan pengalihan proses belajar - " apakah anda mau
melakukan hal tersebut"
Tahapan tersebut untuk memudahkan dapat disingkat dengan
"gather"yang berarti:
G - greet - berilah salam pada klien secara hangat
A - ask - tanyakan pada klien tentang diri mereka
T tell - beritahu klien tentang alternatif kemungkinan jalan
keluar permasalahannya
H - help - bantulah klien memilih kemungkinan alternatif jalan keluar
E -explain - jelaskan masing-masing alternatif jalan keluar tersebut,
keuntungan dan kerugiannya
R -return - doronglah klien kembali untuk tindak lanjut

99
Selain itu selama prosesnya Anda dapat melakukan "clear :
C - clarifying - menjelaskan
L - listening - mendengarkan
E - encouraging - mendorong
A - asking for feedback - menanyakan umpan balik
R - repeating - mengulang

Sikap tubuh pada saat konseling


1. Lakukan kontak mata sewajarnya
2. Tunjukkan sikap tubuh yang terbuka
3. Hadapi klien dengan tulus hati
4. Sedikit membungkukkan badan ke depan
5. Perlihatkan posisi wajar dan tenang

Untuk mudah diingat sikap tubuh pada saat konseling dapat


disingkat "roles:
R - relaxing - santai
0 - opening up to client - membuka diri pada klien
L - leaning toward client - mencondongkan diri pada klien
E - establishing eye contact - memperlihatkan kontak mata
S - smilling and sitting squarely - senyum dan duduk secara tepat

Paham dasar perilaku manusia, yaitu :


1. Semua perilaku manusia ada penyebabnya dan penyebab ini selalu
melibatkan interaksi yang kompleks antar perorangan dan dengan
lingkungannya
2. Perilaku manusia ada tujuannya
3. Semua orang sama dalam hal mengalami perasaan dan melakukan
tindakan. Dasar perbedaannya pada mereka bukan perbedaan

100
mengenai jenisnya, tetapi tingkatannya.
1. Seseorang dengan lingkungan sosialnya merupakan kesatuan
yang saling berhubungan
2. Stres dan konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Agar
hidup bahagia dan produktif, manusia harus belajar pola-pola
perilaku yang memungkinkan mereka memperbaiki dan
mempertahankan perasaan harmonis
3. Cara berfungsi secara psikososial adalah hasil akumulasi dan
pengalaman-pengalaman hidup dan proses sosialisasi
4. Fungsi sosial seseorang dapat berskala dari sangat efektif sampai
tidak efektif sama sekali
5. Disfungsi sosial dapat diperbaiki dengan intervensi terapeutik

Kode Etik Konseling


1. Mempertahankan kerahasiaan
2. Memahami akan pembatasan
3. Hindari pertanyaan yang rinci dan tidak relevan
4. Perlakukan klien seperti anda ingin diperlakukan
5. Ingat akan perbedaan perorangan dan pengaruh latar belakang
budaya

Langkah Konsultasi
Dalam melaksanakan konsultasi dan atau menerima rujukan,
langkah-langkah yang dilakukan sebetulnya tidak jauh dari kegiatan
anamnesis. Adapun langkah-langkah dalam melakukan konsultasi
adalah :
1. Pembukaan
Dalam hal ini konsultan memulai percakapan dengan menanyakan
latar belakang kasus yang akan dikonsultasikan. Bila kasusnya
adalah rujukan, latar belakang dapat diketahui dengan membaca

101
surat rujukan dan dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang
berkaitan dengan kasus.
2. Inti permasalahan
Setelah mendapatkan latar belakang, konsultan dapat langsung
memfokuskan pada permasalahan utamanya. Tentu saja proses ini
meliputi proses umpan balik agar inti permasalahan diketahui
dengan pasti.
3. Penyelesaian masalah
4. Langkah berikutnya adalah menyelesaikan masalah (bila
dapat diselesaikan pada saat itu juga), bila memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut, konsultan dapat mengemukakan tindak
lanjut untuk menyelesaikan masalahnya, atau proses langkah
selanjutnya.
5. Penutupan
Seperti halnya proses anamnesis, konsultasi juga menempuh
langkah penutupan. Di sini konsultan akan meringkas proses
dan isi konsultasi, termasuk memberikan kesempatan bagi
konsultee atau pasien untuk bertanya atau menyanggah bila
ringkasan yang diberikan konsultan tidak sesuai dengan proses
yang terjadi dan isi yang disampaikan. Setelah ada kesepakatan,
konsultan dapat memberikan langkah tindak lanjut yang sebaiknya
dilakukan.

Ringkasan :
A. Tenaga kesehatan gigi mempunyai peran : Memberi pesan ; Penerima ;
Penghubung ; Konselor.
B. Untuk menjalankan kompetensi sebagai tenaga kesehatan gigi terdiri dari
: Keterampilan dasar komunikasi terapeutik : Keterampilan pembukaan
dan ekspresi diri ; Keterampilan mendengar ; Keterampilan bertanya ; -

102
Keterampilan memahami bahasa non verbal ; Keterampilan lanjut
komunikasi terapeutik. : Keterampilan melakukan anamnesa ; ;
Keterampilan melakukan konseling.
C. Keterampilan anamnesa dilakukan dengan : Sikap empati ; Melakukan
cross chek / klarifikasi ; Umpan balik.
D. Tujuan anamnesa : Membentuk hubungan tenaga kesehatan ; Mengali
informasi medik
E. Proses anamnesa dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut ;;
Menanyakan identitas dan data pribadi yang berkaitan dengan latar
belakang pasien ; Menayakan keluhan utama; Menanyakan keluhan
sistem pada semua sistem badan yang berkaitan dengan penyakit gigi
dan mulut.

Epilog
Melakukan komunikasi terapeutik pada tenaga kesehatan gigi memang
membutuhkan usaha yang keras. Pemahaman tentang dasar-dasar
komunikasi, masalah-masalah yang terjadi selama ini di dalam dunia
pelayanan kesehatan gigi, serta kiat-kiat untuk dapat melakukan komunikasi
yang dapat memberikan rasa nyaman dan puas pada pengguna pelayanan
kesehatan sebaiknya dimiliki tenaga kesehatan gigi. Mempersiapkan diri,
terus berlatih, membuka diri, dan konsentrasi akan dapat meningkatkan
keterampilan Anda dalam melakukan komunikasi terapeutik.

103
DAFTAR PUSTAKA

AKG Depkes, 1996. Komunikasi Terapeutik. Bandung.

Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. EGC. Jakarta.

Curtis,J, 1991,Wawancara ketrampilan dan strategi,Jakarta,Bina Aksara.

Effendy, , 1993. Dinamika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Effendy, Onong U. 1999. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung.

Harria T , 1991, Saya Oke kamu oke, Jakarta,Erlangga.

IB Mantra. 1994. Komunikasi, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.


Depkes RI. Jakarta.

Juditth. G. John, P.E., Ellizabeth,M.B., 1996, Komunikasi untuk kesehatan


dan perubahan perilaku, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kartiyoso, 1994, Pengantar komunikasi bagi bagi siswa perawat, EGC,


Jakarta

Keliat, B.A. 1991. Hubungan Terapeutik Perawat Klien. EGC.Jakarta.

Kozier, B. 1990, Fundamental of Nursing Concept,Proces and


Practice,California,Addison Wesley Nursing.

Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi mengenai meningkatkan efektifitas


komunikasi antar pribadi.

Prabandari,Y.S., 2003, Komunikasi Terapeutik Menuju Layanan Prima


Kesehatan, FK UGM. Yogyakarta

Prabandari,Y.S, 2003. Ujung Tombak Layanan Kesehatan Menuju Indonesia


Sehat 2010, FK UGM. Yogyakarta

Purwanto, H. 1993, Komunikasi untuk perawat, EGC. Jakartya

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep Kes RI, 1992, Komunikasi


Terapeutik dalam asuhan kebidanan, Jakarta

Pusdiknakes 2003, Kurikulum Jurusan Kesehatan Gigi, jakarta.

104
Rachmad.J., 1993, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosadakarya,
Bandung.

Stuart,GW & Sunden.S ,1990, Principles and Practice of Psychiatric


Nursing,St Louis,Mosby Year Book.

Surakhmad,W, 1987, Berkomunikasi dalam nilai hidup, Bandung,Trasito.

Uripni, C.L., Sujianto, U., Indrawati, T. 2003. Komunikasi Kebidanan. EGC.


Jakarta

Vascarolis E, 1990, Fondation of Psychiatric mental health,New York,Wb


Sounders Company.

Wijaya, HAW. 2000. Ilmu Komunikasi : Pengantar Studi. Rineka Cipta Jakarta

105

You might also like