Professional Documents
Culture Documents
doc Page 1 of 34
BAB I
CATATAN SEJARAH, NOTASI, DAN PRINSIP
A. CATATAN SEJARAH
Dalam pengertian yang ketat, kajian tentang sifat-sifat bilangan asli disebut dengan
teori bilangan. Dalam pengertian yang lebih luas, teori bilangan mempelajari bilangan
dan sifat-sifatnya. Dalam buku ini, pembicaraan tentang bilangan diutamakan pada
bilangan bulat, yaitu membahas banyak sifat menarik bilangan bulat serta hubungan
antar unsur-unsurnya.
Teori tentang bilangan telah menarik perhatian ilmuwan selama ribuan tahun, paling
sedikit sejak 2500 tahun yang lalu. Sebagai salah satu cabang matematika, teori
bilangan dapat disebut sebagai aritmetika lanjut (advanced arithmetics) karena
terutama berkaitan dengan sifat-sifat bilangan asli.
Sejak sekitar 5000 tahun yang lalu, banyak cara yang berbeda dalam
mengembangkan basis di dalam system numerasi. Bangsa Babylonia (kuno)
menggunakan basis 60 terhadap system numerasi yang dikembangkan dan bangsa
Mayan (kuno) menggunakan system 20 terhadap system numerasi saat itu. Sekarang
kita menggunakan basis 10 (decimal system), suatu basis yang pertama kali
dikembangkan di India sekitar abad 14. Untuk kepentingan khusus, basis 2 (binary
system) digunakan sangat luas dalam mesin-mesin komputer.
-1-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 2 of 34
Catatan sejarah menunjukkan bahwa masalah tentang bilangan prima telah menarik
perhatian matematisi selama ribuan tahun, terutama yang berkaitan dengan berapa
banyaknya bilangan prima dan bagaimana rumus yang dapat digunakan untuk mencari
dan membuat daftar bilangan prima.
Pada abad ke-3 S.M., perkembangan teori bilangan ditandai oleh hasil kerja
Erastothenes, yang sekarang terkenal dengan nama Saringan Erastothenes (The
Sieve of Erastothenes). Dalam enam abad berikutnya, Diophantus menerbitkan buku
yang berjudul Arithmetika, yang membahas penyelesaian persamaan di dalam
bilangan bulat dan bilangan rasional, dalam bentuk lambang (bukan bentuk / bangun
geometris seperti yang dikembangkan oleh Eulid). Dengan kerja bentuk lambang ini,
Diophantus disebut sebagai salah satu pendiri Aljabar.
Awal kebangkitan teori bilangan modern dipelopori oleh Pierre de Fermat (1601
1665), Leonhard Euler (1707 1783), J.L. Lagrange (1735 1813), A.M. Legendre
(1752 1833), Carl Friedrich Gauss (1777 1853), Dirichlet (1805 1859),
Dedekind (1831 1916), Reimann (1826 1866), Giuseppe Peano (1858 1932),
Poisson (1866 1962), dan Hadamard (1865 1963). Sebagai pangeran matematika,
Gauss begitu terpesona terhadap keindahan dan kecantikan teori bilangan, dan untuk
melukiskannya, ia menyebut teori bilangan sebagai the queen of mathematics.
Secara lebih terinci, karya-karya tokoh teori bilangan dapat disebutkan antara lain:
1. Fermat: Teorema terakhir Fermat (Fermats Last Theorem) menyatakan bahwa:
Jika n 3 adalah suatu bilangan bulat positif, maka persamaan: xn + yn = zn;
tidak mempunyai penyelesaian dalam bilangan bulat positif x, y, dan z.
2. Euler: Euler adalah seorang tokoh yang mempelopori analisis dari teori bilangan.
Salah satu fungsi terkenal yang dibuatnya adalah fungsi -Euler, yaitu fungsi yang
menyatakan banyak unsur dalam system residu tereduksi modulo m, atau fungsi
yang menyatakan banyaknya bilangan bulat positif kurang daripada atau sama
dengan m yang relatif prima (koprim) dengan m.
3. Lagrange: Lagrange banyak bekerja dalam mengembangkan analisis teori bilangan
serta banyak membuktikan teorema-teorema Euler yang belum selesai.
-2-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 3 of 34
Ide dari Peano ini mengilhami suatu teknik pembuktian yang disebut induksi
matematika. Istilah induksi matematika pertama kali digunakan oleh Augustus De
Morgan pada awal abad 19 (1806 1871). Teknik pembuktian induksi matematika
pertama kali digunakan oleh Franscesco Maurocylus (1491 1575) di dalam bukunya
aritmetika yang diterbitkan pada tahun 1575. Karena kekaguman Leopold Kronecker
(1823 1891) terhadap bilangan asli, maka ia menyatakan bilangan asli sebagai God
made the whole number and all the rest is work of man.
B. NOTASI
Di dalam matematika, untuk memudahkan uraian, penjelasan, atau keterangan,
orang memerlukan seperangkat kesepakatan atau perjanjian tentang makna penggunaan
lambang-lambang tertentu. Lambang-lambang matematis yang telah disepakati
mempunyai makna tertentu disebut dengan notasi. Notasi-notasi ini dapat berkaitan
dengan objek (misalnya himpunan, matriks, vektor), operasi atau pengerjaan (misalnya
+, -, :, x, [ ], dan [ ]), hubungan unsur-unsur (misalnya =, >, <, , , , , , | )
dan pernyataan yang menjelaskan (misalnya FPB a dan b ditulis dengan (a, b), KPK a
dan b ditulis dengan [a, b]).
Khususnya notasi yang berkaitan dengan himpunan adalah:
N = himpunan bilangan asli (natural/counting numbers) = {1, 2, 3, }.
Z = himpunan bilangan bulat (integers number) = {, 2, 1, 0, 1, 2, 3, }.
Z+ = himpunan bilangan bulat positif = {x Z | x > 0} = {x Z | x 1}.
-3-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 4 of 34
Beberapa notasi yang lain terdapat di dalam uraian-uraian yang terkait dengan definisi
dan penjelasan di dalam pembahasan.
Notasi yang berkaitan dengan penjumlahan dan perkalian adalah masing-masing
(sigma kapital) dan atau (pi).
Notasi sigma ini perlu dipahami dengan benar sehingga memudahkan dan
memperlancar pembahasan berikutnya.
Perhatikan beberapa peragaan berikut:
5 5
i= 1
i = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15 i= 1
i = 1.2.3.4.5 = 120
3 3
i= 1
3i 2 = 3.12 + 3.2 2 + 3.3 2 = 42
i= 1
3i 2 = (3.12 ).(3.2 2 ).(3.3 2 ) = 972
4 5
i=1
xi = x1 + x 2 + x3 + x 4 i= 1
x i = x1 .x 2 .x3 .x 4 .x5
3 3
i= 1
xi y i2 = x1 y12 + x 2 y 22 + x3 y 32 i= 1
x i y i2 = ( x1 y12 ).( x 2 y 22 ).( x3 y 32 )
Batas atas dan batas bawah dari dan dapat ditentukan sebarang bilangan bulat:
a. Batas bawah tidak selalu 1, tetapi bilangan bulat sebarang.
b. Batas atas tidak boleh kurang dari bawas bawah.
c. Huruf i yang digunakan sebagai indeks, disebut variable dummy, dan huruf i
dapat diganti oleh sebarang huruf yang lain.
t= 3
2t = 2.3 + 2.4 + 2.5 = 24
t= 3
2t = ( 2.3).(2.4).(2.5) = 480
4 4
r= 2
2 r = 2 2 + 2 3 + 2 4 = 28
r= 2
2 r = ( 2 2 ).(2 3 ).(2 4 ) = 712
1 1
3
s =1
s
= 31 = 3 3 s =1
s
= 31 = 3
3 3
k= 0
k 2 = 0 2 + 12 + 2 2 + 3 2 = 14 k= 0
k 2 = (0 2 ).(12 ).(2 2 ).(3 2 ) = 0
-4-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 5 of 34
1.
i= j
( xi + y i ) = ( x j + y j ) + ( x j + 1 + y j + 1 ) + ... + ( x k + y k )
=
i= j
xi +
i= j
yi
k k
2.
i= j
axi = ax j + ax j + 1 + ... + ax k = a ( x j + x j + 1 + .... + x k ) = a xi
i= j
k l k l k
3. xi y j =
i= m j= n
xi y j = ( xi y n + xi y n + 1 + ... + xi y l )
i= m j= n i= m
k
=
i= m
xi ( y n + y n + 1 + ... + y l )
i= m j = n
xi y j = ( xi )( y j )
i= m j= n
k
4.
i= 1
i = 1.2.3.....k = k!
-5-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 6 of 34
C. PRINSIP
Prinsip dapat diambil dari definisi, aksioma, atau dalil yang diambil untuk
digunakan pada bagian lain yang memerlukan. Beberapa prinsip yang akan digunakan
dalam uraian berikutnya adalah prinsip urutan, prinsip induksi matematika, dan
prinsip logika.
Contoh 1.1.
Himpunan bilangan asli N adalah terurut karena setiap himpunan bagian dari N
yang tidak kosong mempunyai unsur terkecil, atau tidak ada himpunan bagian
dari N yang tidak kosong dan tidak mempunyai unsur terkecil.
Contoh 1.2.
Himpunan bilangan rasional positif Q+ adalah tidak terurut karena ada
himpunan bagian dari Q+ yang tidak kosong dan tidak mempunyai unsur
terkecil, misalnya:
X = {1, , 1/3, }.
Contoh 1.3.
Himpunan A = {3, 4, 5, 6, 7} adalah terurut sebab setiap X A. dan X ,
maka X mempunyai elemen terkecil.
-6-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 7 of 34
Contoh 1.4.
Himpunan B = {6, 5, 4, } adalah terurut. Mengapa? [[karena bilangan bulat negatif]]
Prinsip induksi matematis sering digunakan sebagai satu cara (di samping cara
yang lain) untuk membuktikan berlakunya suatu hubungan atau suatu dalil.
Bukti:
Misalkan S tidak memuat semua bilangan asli atau S N, berarti ada himpunan
bilangan bulat F N yang mana F = {t N | t S}, yaitu F(1) benar (atau 1 F)
dan F(k) benar berakibat F(k+1) benar (k F berakibat (k+1) F).
Harus ditunjukkan bahwa F = , maka menurut prinsip urutan, karena F N, maka
F mempunyai elemen terkecil t, yaitu t F tetapi t S.
Karena 1 S dan t F, maka t 1, berarti t > 1 dan akibatnya (t 1) N.
Karena t adalah elemen terkecil F, maka (t 1) F, berarti (t 1) S.
Karena semua elemen S memenuhi (i) dan (ii), maka menurut (ii):
(t 1) + 1 = t 1 + 1 = t S, terjadi kontradiksi, yaitu t S dan t S. Jadi
anggapan F adalah salah, berarti F = .
Contoh 1.5.
n ( n + 1)
Buktikan: 1 = 2 + 3 + + n = 2 untuk setiap n N.
Bukti:
S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi hubungan.
1(1+ 1)
(i). 1 S sebab n = 1, ruas kiri bernilai 1 dan ruas kanan bernilai 2 = 1 , sehingga
ruas kiri dan ruas kanan bernilai sama.
(ii). Anggaplah k S, yaitu:
k ( k + 1)
1 + 2 + 3 + + k = 2 . Harus ditunjukkan (k+1) S, yaitu harus ditunjukkan:
( k + 1){( k + 1) + 1}
1 + 2 + 3 + k + (k+1) = 2 atau
-7-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 8 of 34
( k + 1)( k + 2 ) k ( k + 1)
1 + 2 +3 + + k + (k+1) = 2 Karena 1 + 2 + 3 + + k = 2 , maka
k ( k + 1)
1 + 2 + 3 + + k + (k+1) = 2 + (k + 1)
k ( k + 1) 2 ( k + 1) k ( k + 1) + 2 ( k + 1) ( k + 2 )( k + 1)
= 2 + 2 = 2 = 2
( k + 1)( k + 2 )
1 + 2 + 3 + + k + (k+1) = 2
Contoh 1.6.
Dengan memperhatikan dan mengkaji jumlah n suku pertama untuk nilai-nilai n
yang cukup kecil, maka kita dapat menduga suatu pola yang menyatakan jumlah
yang dicari dari deret: 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + .+ (3n 1)
1( 3.1+ 1)
2 =2= 4
2 = 1.4
2 = 2
2 ( 3.2 + 1)
2+5 =7= 14
2 = 2.7
2 = 2
3( 3.3+ 1)
2+5+8 = 15 = 30
2 = 3.10
2 = 2
4 ( 3.4 + 1)
2 + 5 + 8 + 11 = 26 = 52
2 = 4.13
2 = 2
5 ( 3.5+ 1)
2 + 5 + 8 + 11 + 14 = 40 = 80
2 = 5.16
2 = 2
Pola nampak dan dapat diduga dari lima kasus atau keadaan di atas adalah:
n ( 3 n + 1)
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + . + (3n 1) = 2 untuk setiap n N.
Sekarang dapat diusahakan untuk membuktikan kebenaran dari pola yang diduga
dengan menggunakan prinsip induksi matematika.
Bukti:
Misalkan S adalah himpunan bilangan asli n yang memenuhi hubungan.
1( 3.1+ 1)
(i). 1 S sebab untuk n = 1, ruas kiri bernilai 2 dan ruas kanan bernilai 2 = 2,
sehingga ruas kiri dan ruas kanan bernilai 2.
k ( 3 k + 1)
(ii). Anggaplah k S, yaitu: 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + . + (3k 1) = 2
(iii). Harus ditunjukkan (k+1) S, yaitu harus ditunjukkan bahwa:
2 + 5 + 8 + 11 + 14 + + (3k 1) + {3(k + 1) 1} =
( k + 1){3( k + 1) + 1}
2 = ( k + 1)(3k + 4 ) = k ( 32k + 1) + {3(k + 1) 1}
k ( 3 k + 1) k ( 3 k + 1) 2(3k + 2 ) (3k 2 + k )+ ( 6 k + 4 )
= 2 + (3k + 2) = 2 + 2 = 2
( k + 1)( 3 k + 4 )
= 3k 2 + 7 k + 4
2 = 2
-8-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 9 of 34
Untuk mencari jumlah n suku yang pertama suatu deret, biasanya digunakan suatu
rumus yang telah dijabarkan terlebih dahulu, misalnya untuk deret aritmetika
[hitung, tambah] dan deret geometri [ukur, kali]:
Selain deret aritmetika dan deret geometri, rumus jumlah n suku yang pertama
kadang-kadang dapat dicari dengan strategi atau Trick tertentu berdasarkan
karakteristik atau pola yang cocok dengan deret tersebut.
S(n) = 1
1.4 + 1
4.7 + 1
7.10 + ... + 1
( 3 n 2 )( 3 n + 1) dapat dicari pola (karakteristik) sebagai berikut:
1
1.4 = 1 1
3 1 ( ) 1
4
1
4.7 = 13 ( 14 17 )
1
7.10 = 13 ( 17 1
10 )
dst.
1
( 3 n 2 )( 3 n + 1) = 1
3 ( 3n1 2 1
3n + 1 )
-----------------------------------------------------+
S(n) = 13 ( 11 3n1+ 1 ) = 13 ( 33nn+ +111 ) = 13 ( 33nn+ 1 )
Cara untuk membuktikan bahwa pola yang diperoleh berlaku untuk sebarang
bilangan asli n adalah menggunakan prinsip induksi matematis.
Strategi yang berdasarkan pola ini seringkali tidak mudah dicari, atau bahkan tidak
ada pola yang dapat digunakan, misalnya mencari jumlah deret:
S(n) = 13 + 23 + 33 + + n3
S(n) = 1 + + 1/3 + . + 1/n
S(n) = 1.22 + 2.32 + 3.42 + + n(n + 1)2
Masih ada cara lain yang sangat efektif untuk mencari jumlah deret bilangan yang
manapun, yaitu dengan memanfaat pemrogram bahasa komputer.
-9-
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 10 of 34
Berikut ini adalah program bahasa BASIC sederhana untuk mencari jumlah n suku
pertama beberapa deret dan mencari jumlah sebarang n bilangan yang dimasukkan
(input).
Contoh 1.7.
Program bahasa BASIC sederhana untuk mencari: S(n) = 1 + 2 + 3 + + n.
Listing program:
10 KEY OFF:CLS
20 REM PROGRAM SEDERHANA MENCARI JUMLAH DERET
30 REM DIBUAT OLEH TUAN BESAR .
40 REM PADA TANGGAL: \ \ \
50 INPUT BANYAKNYA SUKU DERET :,N
60 LET K=0
70 FOR I = 1 TO N
80 LET K=K+I
90 NEXT I
100 PRINT: PRINT JUMLAH DERET = ;K
110 END
Ok
Untuk mengeksekusi program dilakukan dengan instruksi RUN
RUN
BANYAK SUKU DERET : 50 (ENTER)
JUMLAH DERET = 1275
Ok
Contoh 1.8.
Program bahasa BASIC sederhana untuk mencari: S(n) = 1 + 3 + 5 + + (2n 1)
Listing Program:
10 KEY OFF:CLS
20 REM PROGRAM SEDERHANA MENCARI JUMLAH DERET
30 REM DIBUAT OLEH TUAN BESAR .
40 REM PADA TANGGAL: \ \ \
50 INPUT BANYAKNYA SUKU DERET :,N
60 LET K=0
70 FOR I = 1 TO N
80 LET K = K+(2*I1)
90 NEXT I
100 PRINT:PRINT JUMLAH DERET =;K
110 END
Ok
Untuk mengeksekusi program dilakukan dengan instruksi RUN
- 10 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 11 of 34
RUN
BANYAK SUKU DERET : 50 (ENTER)
JUMLAH DERET = 2500
Ok
Contoh 1.9.
Program bahasa BASIC sederhana untuk mencari: S(n) = 12 + 22 + 32 + 42 ++ n2
Listing Program:
10 KEY OFF:CLS
20 REM PROGRAM SEDERHANA MENCARI JUMLAH DERET
30 REM DIBUAT OLEH TUAN BESAR .
40 REM PADA TANGGAL: \ \ \
50 INPUT BANYAKNYA SUKU DERET :,N
60 LET K=0
70 FOR I = 1 TO N
80 LET K = K+I^2
90 NEXT I
100 PRINT:PRINT JUMLAH DERET =;K
110 END
Ok
Untuk mengeksekusi program dilakukan dengan instruksi RUN
RUN
BANYAK SUKU DERET : 10 (ENTER)
JUMLAH DERET = 385
Ok
Contoh 1.10.
Program bahasa BASIC sederhana untuk mencari:
n
S(n) =
i= 1
X (i ) = X (1) + X (2)... + X (n)
Listing Program:
10 KEY OFF:CLS
20 REM PROGRAM SEDERHANA MENCARI JUMLAH DERET
30 REM DIBUAT OLEH TUAN BESAR .
40 REM PADA TANGGAL: \ \ \
45 REM X(1)+X(2)+ X(3)++ X(N)
50 INPUT BANYAKNYA BILANGAN :,N
60 PRINT: LET K=0
70 FOR I = 1 TO N
80 PRINT BILANGAN KE ;M;:;
90 INPUT ;X
100 LET K = K+X
90 NEXT I
100 PRINT:PRINT JUMLAH BILANGAN =;K
- 11 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 12 of 34
110 END
Ok
Untuk mengeksekusi program dilakukan dengan instruksi RUN
RUN
BANYAK BILANGAN : 5 (ENTER)
BILANGAN KE 1 : 35
BILANGAN KE 2 : 47
BILANGAN KE 3 : 75
BILANGAN KE 4 : 83
BILANGAN KE 5 : 91
Contoh 1.11.
Program bahasa BASIC sederhana untuk mencari:
n
S(n) =
i= 1
X 2 (i ) = X 2 (1) + X 2 (2)... + X 2 (n)
Listing Program:
10 KEY OFF:CLS
20 REM PROGRAM SEDERHANA MENCARI JUMLAH DERET
30 REM DIBUAT OLEH TUAN BESAR .
40 REM PADA TANGGAL: \ \ \
45 REM X21)+ X22)+ X23)++X2N)
50 INPUT BANYAKNYA BILANGAN :,N
60 PRINT: LET K=0
70 FOR I = 1 TO N
80 PRINT BILANGAN KE ;M;:;
90 INPUT ;X
100 LET K = K+X^2
90 NEXT I
100 PRINT:PRINT JUMLAH BILANGAN =;K
110 END
Ok
JUMLAH BILANGAN = 87
Ok
- 12 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 13 of 34
Contoh 1.12.
Buktikan: 2n (1 + n) untuk setiap n N.
Bukti:
S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi hubungan: 2n (1 + n).
(i). 1 S, sebab 21 (1 + 1) atau 2 2.
(ii). Anggaplah k S, yaitu 2k (1 + k), harus dibuktikan bahwa (k + 1) S, yaitu
2k+1 {1 + (k + 1)} atau 2k+1 (k + 2)
2k (1 + k), maka 2k+1 = 2k.2 (1 + k).2;
karena (1 + k).2 = 2k + 2 > (k + 2) dan 2k+1 (1 + k).2, maka: 2k+1 (k + 2)
(iii). Karena (k + 1) S, maka sesuai dengan prinsip induksi matematis,
S = N, yaitu 2n (1 + n) untuk setiap n N.
Atau:
2k+1 = 2k.2 (k + 1).2 = 2k + 2 (k + 2)
2k+1 (k + 2).
Contoh 1.13.
Buktikan: n! nn untuk setiap n N
Bukti:
S adalah himpunan bilangan asli yang memenuhi hubungan: n! nn.
(i). 1 S, sebab 1! 11 atau 1 1.
(ii). Anggaplah k S, yaitu k! kk, harus dibuktikan bahwa (k + 1) S, yaitu
(k + 1)! (k + 1)k+1
(k + 1)! = 1.2.3k.(k + 1)
= (k!).(k + 1)
kk (k + 1) (sebab k! kk)
< (k + 1)k (k + 1) (sebab (k + 1) < k sehingga (k + 1)k < kk)
k+1
(k + 1)! < (k + 1)
(iii). Karena (k + 1) S, maka sesuai dengan prinsip induksi matematis, S = N
yaitu: n! nn untuk semua n N.
Atau
(k + 1)! = k.(k + 1)! (k + 1)kk < (k + 1)(k + 1)k = (k + 1)k+1
(k + 1)! < (k + 1)k+1
Prinsip induksi matematis dapat diperluas dengan sebarang himpunan bagian dari
himpunan bilangan bulat yang memenuhi prinsip urutan, artinya pilihan berlaku
dalam N dapat dikembangkan berlaku dalam T A asalkan T mempunyai elemen
terkecil.
Jika to T merupakan elemen terkecil dari T, maka persyaratan awal yang harus
dipenuhi adalah to S (sebagai ganti 1 S). Nilai to dapat berapa saja, misalnya 4,
6, 0, 5, atau yang lain karena N digabung dengan{0} dan himpunan bilangan bulat
negatif (dengan unsur terkecil yang terhingga), merupakan himpunan terurut.
Contoh 1.14.
- 13 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 14 of 34
Bukti:
S adalah himpunan bilangan bulat yang memenuhi hubungan.
Harus dibuktikan bahwa S = B.
(i). 6 S, sebab 4.6 =24; 62 7 = 29 dan 24 < 29
(ii). Anggaplah k S, yaitu 4k < k2 7,
(iii) harus ditunjukkan bahwa (k + 1) S, yaitu:
4(k + 1) < {(k + 1)2 7}. Karena ruas kiri 4(k + 1) = 4k + 4 dan 4k < k2 7,
maka
4(k + 1) < {(k2 7) + 4} atau 4(k + 1) < (k2 3)
Karena (k 6) 0 untuk k 6 dan 3 < 0, maka (k 6) -3; untuk k 6,
sehingga
4(k + 1) < (k2 + k 6)
4(k + 1) < (k2 + 2k 6) (karena 2k > k)
4(k + 1) < (k2 + 2k + 1 7)
4(k + 1) < {(k + 1)2 7}
Contoh 1.15.
Buktikan: 32n 1 habis dibagi 8 untuk semua n C = {0, 1, 2, }
sehingga:
S(k + 1) = 32(32k 1) + 8 = 32.8t +8 =8(32t + 1) juga habis dibagi 8
Atau S(k + 1) benar
Jadi S(n) benar untuk semua n C
Contoh 1.16.
Buktikan: 2n3 3n2 + n + 31 0 untuk semua n D = {2, 1, 0, }
- 14 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 15 of 34
Contoh 1.17.
Buktikan: Jika n0 Z, maka sebarang himpunan bilangan bulat lebih daripada atau
sama dengan n0 mempunyai suatu unsur terkecil.
Bukti:
Misalkan T adalah himpunan bilangan bulat lebih daripada atau sama dengan n 0
yang tidak mempunyai unsur terkecil, dan S(n) adalah pernyataan: tidak ada
bilangan bulat kurang daripada atau sama dengan n di dalam T.
(i) S(n0) benar sebab jika S(n0) salah, n0 T. Karena semua bilangan bulat
di dalam T adalah lebih besar daripada atau sama dengan n0, maka n0
merupakan unsur terkecil T, bertentangan dengan pemisalan dari T.
(ii) Anggaplah S(k) adalah benar untuk k n0, harus ditunjukkan bahwa S(k
+ 1) adalah benar.
(iii) Jika S(k + 1) salah, maka T memuat bilangan bulat kurang daripada atau
sama dengan k + 1. Karena S(k) benar, dapat ditentukan bahwa k T,
sehingga jika S(k + 1) salah, satu-satunya bilangan bulat di dalam T
adalah (k + 1) dan merupakan unsur terkecil T, bertentangan dengan
pemisalan T. Jadi S(n) adalah benar untuk semua n n0, berarti T adalah
himpunan kosong, yaitu tidak ada himpunan bilangan lebih besar
daripada atau sama dengan n0 yang tidak mempunyai unsur terkecil.
Prinsip induksi matematika dapat juga dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu:
S(n) adalah pernyataan matematis di dalam himpunan bilangan bulat positif.
Jika (i). S(1) benar; (ii). S(k + 1) benar apabila S(1), S(2),, S(k) benar, maka
S(n) adalah benar untuk semua n N.
Contoh 1.18.
Setelah berlangsung n bulan, banyaknya tanaman dalam suatu persemaian
memenuhi persamaan: S(0) = 3, S(1) = 7, dan S(n) = 3S(n 1) 2S(n 2), n 2
- 15 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 16 of 34
Bukti:
S(0) benar sebab untuk n = 0, 2n+2 1 = 20+2 1 = 22 1 = 3
S(1) benar sebab untuk n = 1, 2n+2 1 = 21+2 1 = 23 1 = 7
Anggaplah S(0), S(1), S(2),, S(k 1), S(k) semua benar, berarti:
S(k) = 2k+2 1
S(k 1) = 2(k-1)+2 1
k+1
= 2 1.
.
.
S(1) = 21+2 1 = 7
S(0) = 20+2 1 = 3
Harus ditunjukkan bahwa S(k + 1) benar untuk (k + 1) n 2, yaitu:
S(k + 1) = 2(k+1)+2 1 = 2k+3 1
S(k) = 3S(k 1) 2S(k 2)
S(k + 1) = 3S{(k + 1) 1) 2S{(k + 1) 2)
= 3S(k) 2S(k 1)
= 3(2k+2 1) 2(2k+1 1)
= 3(2k+2) 3 2(2k+1) + 2
= 3(2k+2) (2k+2) 1
= 2(2k+2) 1 = 2k+3 1 = 2(k+1)+2 1
Jadi S(n) = 2 1 benar untuk semua n Z dan n 0
n+2
Contoh 1.19.
Diketahui suatu barisan R(n) yang memenuhi hubungan R(0) = 7, R(1) = -4, R(2) =
8, dan R(n) = 2R(n 1) + 5R(n 2) 6R(n 3) untuk n 3.
Tunjukkan bahwa R(n) = 5(1)n (3)n + 3(2)n untuk semua n Z dan n 0
Jawab:
(i) R(0) benar sebab 5(1)0 (3)0 + 3(2)0 = 5 1 + 3 = 7
R(1) benar sebab 5(1)1 (3)1 + 3(2)1 = 5 3 6 = 4
R(2) benar sebab 5(1)2 (3)2 + 3(2)2 = 5 9 + 12 = 8
(ii) Anggaplah R(0), R(1), R(2),, R(k-2), R(k 1), R(k) semua benar, yaitu:
R(k) = 5(1)k (3)k + 3(2)k
R(k 1) = 5(1)(k1) (3)(k1) + 3(2)(k1)
R(k 2) = 5(1)k2 (3)k2 + 3(2)k2
.
.
R(2) = 5(1)2 (3)2 + 3(2)2 = 8
R(1) = 5(1)1 (3)1 + 3(2)1 = 4
R(0) = 5(1)0 (3)0 + 3(2)0 = 7
(iii) Harus ditunjukkan bahwa R(k + 1) benar, yaitu: R(k + 1) = 5(1)k+1 (3)k+1 + 3(
2)k+1
R(k) = 2R(k 1) + 5R(k 2) 6R(k 3)
R(k + 1) = 2R{(k + 1) 1} + 5R{(k + 1) 2} 6R{(k + 1) 3}
- 16 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 17 of 34
Sebagai peragaan, pernyataan setiap bilangan prima adalah bilangan ganjil tidak
dibuktikan dengan memberikan contoh atau kasus sebanyak-banyaknya.
11 adalah bilangan prima dan 11 adalah bilangan ganjil
13 adalah bilangan prima dan 13 adalah bilangan ganjil
17 adalah bilangan prima dan 17 adalah bilangan ganjil
23 adalah bilangan prima dan 23 adalah bilangan ganjil
31 adalah bilangan prima dan 31 adalah bilangan ganjil
7 adalah bilangan prima dan 7 adalah bilangan ganjil
5 adalah bilangan prima dan 5 adalah bilangan ganjil
19 adalah bilangan prima dan 19 adalah bilangan ganjil.
Dengan delapan contoh di atas apakah sudah ada jaminan bahwa setiap bilangan
prima adalah bilangan ganjil? Bagaimana jika contoh-contohnya ditambah dengan
37, 41 dan 53? Ternyata tidak setiap bilangan prima adalah bilangan ganjil karena 2
adalah bilangan prima adalah bilangan tidak ganjil (bilangan genap).
Perhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa contoh yang banyak bukan bukti karena
contoh-contoh itu baru merupakan bagian dari kasus-kasus yang memenuhi
hubungan. Perlu diingat bahwa tidak berlakuknya pernyataan setiap x memenuhi
sifat y dapat ditunjukkan dengan memberikan satu contoh x (jika memang dapat
- 17 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 18 of 34
menemukan) yang tidak memenuhi sifat y. Contoh semacam ini disebut dengan
contoh kontra (Counter example).
Sebagai peragaan, tidak berlakunya sifat setiap bilangan bulat yang tidak positif
adalah bilangan bulat negatif dapat ditunjukkan dengan memberikan suatu contoh
yaitu bilangan 0 (nol) adalah bilangan bulat yang tidak positif tetapi bukan
bilangan bulat negatif.
Terakhir ada satu prinsip logika matematis yang juga mempunyai peranan dalam
pembuktian dalil yang disebut dengan pembuktian secara tidak langsung. Proses
pembuktian secara tidak langsung berangkat dari suatu anggapan yang benar.
Kemudian, setelah dikerjakan (diuji) dengan hal-hal yang diketahui atau sifat-sifat
yang sudah tersedia, ternyata menghasilkan sesuatu yang bertentangan (kontradiksi)
- 18 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 19 of 34
dengan yang diketahui, atau menghasilkan sesuatu yang mustahil. Ini berarti bahwa
anggapan yang diambil semula adalah tidak benar atau salah. Secara bagan logika,
bukti tidak langsung dapat dinyatakan sebagai berikut:
[p (q ^ p)] p
anggapan kontradiksi anggapan
yang benar kemustahilan yang salah
D. KONJEKTUR (CONJECTURE)
Konjektur adalah suatu pernyataan yang kebenaranya belum diketahui atau belum
dapat dibuktikan. Adannya konjektur ini menunjukkan bahwa beberapa masalah
matematika belum tuntas karena penyelesaiannya belum diketemukan.
Beberapa konjektur dalam teori bilangan antara lain dapat disimak dalam uraian berikut:
1. Ada suatu definisi tentang bilangan perfek (lengkap), yaitu suatu bilangan bulat
positif yang jumlah pembaginya yang positif sama dengan dua kali bilangan itu
sendiri.
Sebagai peragaan, (a). bilangan 6 adalah bilangan perfek (perpect) sebab:
Pembagi-pembagi 6 yang positif adalah 1, 2, 3, dan 6.
Jumlah pembagi-pembagi 6 yang positif adalah: 1 + 2 + 3 + 6 = 12 = 2 x 6. (b).
Bilangan 28 juga bilangan perfek sebab:
Pembagi-pembagi 28 yang positif adalah 1, 2, 4, 7, 14 dan 28.
Jumlah pembagi-pembagi 28 yang positif adalah: 1 + 2 + 4 + 7 + 14 + 28 = 56 =
2 x 28.
- 19 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 20 of 34
Selain bilangan 6 dan 28, bilangan-bilangan 496, 8128, dan 33550336 adalah
bilangan perfek (coba selidiki mengapa demikian).
Pasangan bilangan bersekawanan yang lain adalah bilangan 1184 dan 1210;
bilangan 17296 dan 184160. Suatu konjektur yang berkaitan dengan pasangan dua
bilangan bersekawanan adalah terdapat tak terhingga banyaknya pasangan bilangan
bersekawanan.
3. Ada suatu definisi tentang pasangan prima (twin prime), yaitu dua bilangan prima
berurutan yang berselisih 2. Berapa pasangan prima adalah 3 dan 5; 5 dan 7; 11 dan
13; 17 dan 19; 29 dan 31; serta 41 dan 43. Konjektur tentang pasangan prima
menyatakan bahwa banyaknya pasangan prima adalah tak terhingga.
- 20 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 21 of 34
E. SOAL-SOAL:
a. 2 b. 3k c.
y = 1 x= 1
xy d.
q= 0 p= 1
( p + 1)(q 1)
i= 1 k= 2
a.
m= 2 n= 1
( m n) b.
x = 1 y= 1
xy
6. Perhatikan bahwa:
1= 12 [2n-1 = 5; 2n =6; n=3 s(n) =32]
1+3=4= 22.
1+3+5=9= 32.
1 + 3 + 5+ 7 = 16 = 42.
- 21 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 22 of 34
b. 1 + 3 + 5+ + 1001 d. 1 + 3 + 5 + + 99999
7. Perhatikan bahwa:
1.2 = 2 = 1 2
1 1 1 1
2.3 = 6 = 2 3
1 1 1 1
3.4 = 12 = 3 4
1 1 1 1
a. Carilah 1/1.2 + 1/2.3; b. Carilah 1/1.2 + 1/2.3 + 1/3.4; c. Carilah 1/1.2 + 1/2.3 + 1/3.4 + .5
d. Berdasarkan pola yang Anda duga, carilah rumus jumlah:
1.2 + 2.3 + 3.4 + 4.5 + ... + n ( n + 1) .
1 1 1 1 1
13. Carilah rumus jumlahnya dan buktikan kebenaran dengan induksi matematis:
a. 21.4 + 41.6 + 61.8 + ... + ( 2 n )(12 n + 2 ) c. 21.5 + 51.8 + 8.111 + ... + ( 3n 1)(13n + 2)
b. 1
1.3 + 1
3.5 + 1
5.7 + ... + 1
( 2 n 1)( 2 n + 1)
- 22 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 23 of 34
18. Diketahui: A(0) = 2 dan A(n) = 5A(n1). Tunjukkan: A(n) = 5n untuk semua
bilangan bulat n 1.
19. Diketahui: B(1) = 1 dan B(n) = 4 + B(n1). Tunjukkan: B(n) = 4n 3 untuk semua
bilangan bulat n 2.
20. Diketahui: C(0) = 3, C(1) = 7 dan C(n) = 3C(n1) 2C(n2). Tunjukkan: C(n) = 1
+ 4(2n) untuk semua bilangan bulat n 0.
21. Diketahui: D(0) = 2, D(1) = 7 dan D(n) = D(n1) 2D(n2). Tunjukkan: D(n) =
3(2n) (1)n untuk semua bilangan bulat n 0.
22. Diketahui: F(0) = 2, F(1) = 5, F(2) = 15 dan F(n) = 6F(n1) 11F(n2) + 6F(n3).
Tunjukkan: F(n) = 1 2n + 2(3n) untuk semua bilangan bulat n 0.
23. Carilah P(n) sebagai fungsi n, dan selidiki kebenarannya dengan induksi matematis:
a. P(n) = P(n1) + 6P(n2) , n Z, n 2, P(0) = 3, P(1) = 6
b. P(n) = 7P(n1) 10P(n2) , n Z, n 2, P(0) = 2, P(1) = 1
c. P(n) = 5P(n2) 4P(n4) , n Z, n 4, P(0) = 3, P(1) = 2, P(2) = 6, P(3) = 8.
- 23 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 24 of 34
- 24 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 25 of 34
.
P(n) = banyaknya langkah memindahkan n kepingan
Maka berapakah nilai-nilai dari P(1), P(2), P(3), P(4), P(5), dan P(6)?
5. Jika proses memindahkan 3 kepingan dihitung dengan memindahkan 2
kepingan dari A ke B dengan perantaraan C, dilanjutkan memindahkan
kepingan terbesar dari A ke C, dan terakhir memindahkan 2 kepingan dari B ke
C dengan perantaraan A, maka benarkah jika dinyatakan:
P(3) = 2P(2) + 1 + P(2)
P(3) = 2P(2) + 1.
6. Jika dilanjutkan dengan 4, 5, 6, n kepingan, maka benarkah:
P(4) = 2P(3) + 1
P(5) = 2P(4) + 1
P(3) = 2P(2) + 1
Ulangilah berkali-kali sehingga Anda yakin bahwa hal di atas benar
P(4) = 2P(3) + 1
P(5) = 2P(4) + 1
P(6) = 2P(5) + 1
.
.
.
P(n3) = 2P(n4) + 1
P(n2) = 2P(n3) + 1
P(n1) = 2P(n2) + 1
P(n) = 2P(n1) + 1.
7. Jika Anda merasa (menganggap) benar, maka cobalah jabarkan rumus
rekurensi: P(n) = 2P(n1) + 1 menjadi rumus barisan bilangan.
8. Jika belum bisa menyelesaikan, maka ikutilah proses berikut:
P(n) = 2P(n1) + 1
= 2{2P(n2) + 1} + 1
= 4P(n2) + 2 + 1
= 4{2P(n3) + 1} + 2 + 1
= 8P(n3)+ 4 + 2 + 1
= 8{2P(n4) + 1}+ 4 + 2 + 1
= 16P(n4) + 8 + 4 + 2 +1
= 16{2P(n5) + 1} 8 + 4 + 2 + 1
= 32P(n5) + 16 + 8 + 4 + 2 + 1
= 1 + 2 + 4 + 8 +16 + 32 +
= 1 + 2 + 22 + 23 + 24 + 25 + + 2n.
Bentuk P(n) merupakan deret geometri, sehingga:
pn 1 2n 1
P (n) = a. = 1. = 2n 1
p 1 2 1
(end)
- 25 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 26 of 34
MENARA HANOI:
Diberikan tiga tiang dan beberapa cakram (berlubang) dengan ukuran mulai dari yang
besar sampai yang kecil. Pada mulanya cakram ini tersusun di salah satu tiang (Lihat
gambar).
Tugas kita adalah memindahkan semua cakram ke tiang ketiga (dengan bantuan tiang
kedua) tetapi setiap langkah hanya dapat memindahkan satu cakram ke tiang yang lain
dan setiap kali tak ada cakram berukuran kecil di bawah cakram yang lebih besar.
Berapakah jumlah langkah minimum yang harus dilakukan untuk memindahkan n
cakram?.
Jawab:
Tulis mn adalah jumlah minimum untuk memindahkan n cakram.
Mudah dihitung bahwa untuk m1 = 1 dan m2 = 3.
1 langkah
m4 langkah
- 26 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 27 of 34
Permaian
Menara Hanoi
Pada tiang A diletakkan 10 piringan yang tersusun denagn aturan bahwa tiap piringan
yang lebih kecil berada di atas yang lebih besar. (Contoh terlihat pada gambar di bawah
misalkan sebanyak 5 piringan).
A B C
tiang: A B C
3 piringan tersusun pada A pada keadaan semula
Ke-3
- 27 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 28 of 34
Ke-4
Ke-5
Ke-6
Ke-7
Bila belum, dengan keterangan yang terdapat pada daftar di atas, lengkapilah daftar
berikut:
- 28 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 29 of 34
Banyak Piringan 1 2 3 4 5 6
Banyaknya perpindahan 21 1 22 23 2.. 2
sedikitnya dilakaukan
Nah, Anda dapat menjawab soal tersebut pertama, yakni: Agar 10 piringan pada A dapat
diletakan pada salah satu tiang B atau C, maka sedikit-dikitnya harus dilakukan
perpindahan: 2.. 1 = .. kali.
Pada umumnya kesamaan-kesamaan (I) dianggap sebagai bukti berlakunya rumus (II),
kita menyimpulkan berlakunya (II). Penarikan kesimpulan seperti itu dapat benar, tetapi
dapat pula salah. Penarikan kesimpulan dengan cara demikian belum dapat dianggap
- 29 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 30 of 34
sebagai langkah langkah pembuktian berlakunya rumus (II). Beralkunya rumus sifat (II)
dapat dibuktikan dengan cara induksi matematika.
Langkah pembuktian berlakunya sifat S(n) di dalam pembuktian dengan induksi
matematika ialah:
(i). Dibuktikan bahwa S(n) berlaku untuk n = 1
(ii). Dimisalkan bahwa S(n) berlaku untuk n = k.
(iii). Berdasarkan (i) dan (ii), dibuktikan bahwa S(n) berlaku untuk n = k + 1.
Contoh:
n(n + 1)
Buktikan bahwa: 1 + 2 + 3 + + n = untuk setiap bilangan bulat positif n.
2
Bukti:
n(n + 1)
S(n): 1 + 2 + 3 + + n =
2
1(1 + 1)
(i). Untuk n = 1, ruas kiri: 1 = = ruas kanan. Berarti S(n) dipenuhi oleh n = 1.
2
(ii). Misalkan S(n) berlaku untuk n = k, berarti berlaku:
k (k + 1)
1+2+3++k=
2
(iii). Akan dibuktikan S(n) berlaku untuk n = k + 1, sebagai berikut:
1 + 2 + 3 + + (k + 1) = 1 + 2 + 3 + + k + (k + 1)
k (k + 1)
= + (k + 1)
2
k
= (k + 1) + 1
2
k + 2
= (k + 1)
2
(k + 1){(k + 1) + 1}
=
2
Berarti S(n) dipernuhi oleh n = k + 1.
n(n + 1)
Dengan (i), (ii) dan (iii) terbukti bahwa: 1 + 2 + 3 + + n = untuk setiap
2
bilangan bulat positif n.
- 30 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 31 of 34
berarti 2k+1 > k + 1, yang berarti S(n) dipenuhi (memenuhi syarat) oleh n = k + 1.
dengan (i), (ii), dan (iii), terbukti bahwa 2n > n berlaku untuk setiap bilanga bulat positif
n.
(ii). 1 merupakan batas bawah dan 6 adalah batas atas dari penjumlahan
(iii). {1, 2, 3, 4, 5, 6} disebut domain dari penjumlahan.
(iv). k disebut indeks penjumlahan.
Secara umum:
n
k= 1
a k = a1 + a2 + a3 + . + an.
k= 1
c = c + c + . + c = n.c
n kali.
Pada notasi sigma; indeks penjumlahan yang dipakai dapat sebarang huruf, biasanya
dengan huruf kecil dan domainnya dapat berhingga atau dapat tak berhingga (~). Kalau
a batas bawah dan b batas atas maka a dan b harus bilangan bulat dan a b.
Soal:
1. Tulis dengan notasi sigma:
(a). 5 + 8 + 11 + 14 + 17
(b). 3 + 3 + 3 + 3 + 3
(c). 4 + 7 + 10 + 13 + 16.
2. Tulislah dengan notasi penjumlahan biasa:
5 2
(a).
k= 2
(k 2 + 1) = ? (b).
n= 2
n3 = ?
B.
- 31 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 32 of 34
Tugas kita adalah memindahkan semua cakram ke tiang ke-tiga (dengan bantuan tiang
ke-dua) tetapi setiap langkah hanya dapar memindahkan satu cakram ke tiang yang lain,
dan setiap kali tak ada cakram berukuran kecil di bawah cakram yang lebih besar.
Berapakah jumlah langkah minimum yang harus dilakukan untuk memindahkan n
cakram?
Jawab:
Tulis mn adalah jumlah minimum untuk memindahkan n cakram. Mudah dihitung
bahwa m1 = 1 dan m2 = 3.
Untuk 1 cakram Untuk 2 cakram
m1 = 1 m2 = 3
berarti m3 = 2m2 + 1 = 2.3 +1 = 7 dan m4 = 2m3 + 1 = 2.7 + 1 = 15.
Secara umum, misalkan kita ingin memindahkan n + 1 cakram. Sebagai illustrasi,
misalkan kita ingin memindahkan 5 cakram, dan telah tahu jumlah minimum langkah
untuk memindahkan 4 cakarm, yaitu m4 langkah. Tetapi sebagai ganti ke tiang ke-tiga
pindahkan ke tiang kedua.
- 32 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 33 of 34
Jawaban: soal-soal
9.a. 12 + 32 + 52 + + (2n 1)2 = 1/3.n.(2n 1)(2n + 1)
(i). S(1) = 1/3.1.(2.11)(2.1+1) = 1/3.1.1.3 = 1
(ii). S(k) = 12 + 32 + 52 + + (2k 1)2 = 1/3.k.(2k 1)(2k + 1)
(iii). S(k + 1) =
10a. 12 + 22 + 32 ++ n2 = 1/6.n(n+1)(2n+1)
12 + 22 + 32 ++ k2 + (k + 1)2 = 1/6.k(k + 1)(2k + 1) +(k + 1)2
= 1/6.[(k + 1)(2k2 + k)] + 1/6.[(k + 1)(6k + 6)]
= 1/6.(k + 1)(2k2 + 7k + 6) = 1/6.(k + 1)(k + 2)(2k + 3)
- 33 -
E:\GATOTBIL\BAB 1 NOTASI.doc Page 34 of 34
Catatan:
Dari soal-soal di atas dapat dikerjakan dengan software computer Mathcad.
- 34 -