You are on page 1of 5

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-1

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Danau


Toba Parapat, Sumatera Utara
Kleofine Widya Sonata Buaton, Heru Purwadio
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
e-mail: heru@urplan.its.ac.id

Abstrak - Kawasan Danau Toba telah diakui keindahannya dan yang juga merupakan ibukota Kecamatan Girsang Sipangan
oleh pemerintah telah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Bolon. Parapat merupakan pintu gerbang utama menuju
Pariwisata Nasional. Dari beberapa titik tujuan wisata pada Pulau Samosir dan sering juga disebut Kota Wisata Parapat.
Kawasan Danau Toba, Kota Parapat yang paling terkenal dan Kota ini berkembang dan dikenal sebagai kawasan wisata
banyak diminati pengunjung. Di kawasan Wisata Danau Toba
sampai mengalami perkembangan pesat sekitar tahun 1990-
Parapat terdapat potensi objek ynamun belum terkait satu
sama lain. Hal tersebut mengakibatkan tidak berkembangnya an yang memiliki banyak hotel, penginapan, restoran dan
kawasan wisaa ini. Telah banyak program/kegiatan yang sarana pendukung pariwisata lainnya termasuk dermaga
dibuat pemerintah, namun belum efektif mengatasi permasa- yang menghubungkan Parapat dengan Pulau Samosir yang
lahan tersebut. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk berada di tengah-tengah Danau Toba [3]. Namun saat ini
mengkaji faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam kegiatan pariwisata tidak mengalami perkembangan, terlihat
pengembangan kawasan wisata sehingga dapat dirumuskan dari penurunan jumlah pengunjung sehingga fasilitas
kriteria pengembangan yang tepat dikawasan wisata Danau pariwisata tersebut mulai terlantar. Data Dinas Pariwisata,
Tobai Parapat. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Seni dan Budaya Kabupaten Simalungun tahun 2012
merumuskan kriteria pengembangan kawasan wisata Danau
Toba Parapat dengan 2 tahap analisis yaitu menggali potensi
mengatakan bahwa jumlah pengunjung terbanyak pada tahun
dan karakteristik masing-masing ODTW dengan menggunakan 1997 yaitu sebanyak 1.125.177 jiwa. Namun jumlah
teknik analisis deskriptif kualitatif dan skoring kemudian pengunjung ini terus mengalami penurunan menjadi 26.463
mencari faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa pada tahun 2006. Jumlah pengunjung di Parapat
kawasan dengan metode deskriptif kualitatif yang dilanjutkan mengalami kenaikan sampai pada tahun 2009 mencapai
dengan analisis delphi. Dalam perumusan kriteria 96.774 jiwa sedangkan pada tahun 2011 jumlah pengunjung
pengembangannya dilakukan dengan menggunakan analisis berkurang menjadi 95.122 jiwa.
triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria Pada kawasan wisata Danau Toba wilayah Kota
pengembangan Danau Toba harus memiliki iklim yang sejuk,
lingkungan tidak terkena polusi, masyarakat ikut serta dalam Parapat tidak hanya terdapat objek wisata Danau Toba,
menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, mengadakan masih terdapat 4 obyek wisata alam lainnya, yaitu Batu
paket wisata antar objek-objek wisata yang ada di Parapat dan Gantung, Taman Wisata Kera Huta Sibatu Loting, Bangun
paket wisata dengan kawasan wisata Samosir di Tomok dan
Dolok dan camping ground serta Dolok Simarbalatuk.
Tuk-tuk, adanya peran kelembagaan dalam pengelola
pariwisata dan atraksi wisata budaya tari Tor-tor dan musik Objek-objek tersebut sebenarnya jika dikembangkan dengan
Gondang Batak serta pemanfaatan media online untuk baik dapat memberikan nilai lebih pada kawasan wisata
promosi. Parapat, namun kondisinya saat ini objek-objek tersebut
hampir tidak dikenal oleh masyarakat. Dari data Dinas
Kata kunci : danau Toba Parapat, kriteria
pengembangan kawasan. Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun (2012)
diketahui bahwa objek-objek tersebut masih berdiri sendiri
terlihat dari hanya objek wisata sekitar Danau Toba Parapat
I. PENDAHULUAN

K
merupakan objek yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
eberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya Sementara untuk objek lain tersebut sangat jarang
menjadikan daerah di sekitarnya sebagai prioritas
dikunjungi sehingga tidak dilakukan pendataan khusus
obyek dan daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera
Utara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, mengenai jumlah pengunjungnya, perkembangan masing-
2007). Saat ini kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai masing objek juga tidak proporsional karena hanya objek
Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Destinasi sekitar pantai Danau Toba saja yang mengalami
Pariwisata Unggul (DPU) di provinsi Sumatera Utara [1]. perkembangan berarti sementara objek lain tidak ada yang
Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan Kawasan berkembang, jalur penghubung antar objek-objek wisata
Danau Toba (KDT) sebagai Kawasan Strategis Nasional
yang ada belum tersedia di wilayah penelitian, dari segi
(KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya disebut sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional [2]. atraksi wisata yang ditawarkan, masih cenderung minim
Di Kawasan Danau Toba terdapat beberapa daerah atau terbatas. Kurangnya ramah tamah masyarakat lokal
tujuan wisata seperti Parapat, Simarjarunjung, Tanjung dalam menerima pengunjung dinilai ikut berdampak dalam
Unta, Haranggaol, dan lain-lain. Salah satu daerah yang tidak berkembangnya kawasan wisata ini. Masyarakat sekitar
paling terkenal dan banyak diminati adalah Kota Parapat belum memiliki keterbukaan dalam menerima pengunjung
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-2

secara baik seperti pada kawasan lainnya, contohnya Bali, dimiliki oleh masing-masing objek wisata dengan
dan juga terkenal belum dapat bersikap terbuka dalam skala likert yang kisaran nilainya 1-5 poin..
memberikan informasi mengenai atraksi wisata yang dapat 2. Analisis Stakeholder
Digunakan untuk menentukan stakeholder terpilih
dikunjungi serta menuntun pengunjung untuk mengunjungi
sehingga dapat memberikan informasi yang
atraksi yang tersedia di kawasan wisata tersebut. dibutuhkan terkait penentuan faktor-faktor yang
Dari data diketahui kawasan wisata Danau Toba di menentukan perkembangan kawasan wisata Danau
Parapat memiliki banyak potensi namun belum Toba Parapat. Stakeholder terpilih adalah perwakilan
dikembangkan secara optimal sehingga kondisi kawasan saat dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
ini tidak mengalami perkembangan. Secara teoritis terdapat Simalungun, Bappeda Kabupaten Simalungun,
banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Akademisi, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon,
pengelola kawaan wisata dan pemilik hotel.
pariwisata di suatu kawasan wisata. Untuk itu diperlukan
3. Analisis Delphi
penelitian untuk mengetahui faktor penentu perkembangan Analisis delphi dilakukan melalui wawancara
dan merumuskan kriteria pengembangan kawasan wisata kepada respoden (Stakeholder terpilih) untuk
Danau Toba di Parapat. menggali pendapat ataupun informasi mengenai
faktor faktor yang tepat dalam menentukan
perkembangan kawasan wista Danau Toba Parapat.
II. METODOLOGI PENELITIAN Analisis delphi berlangsung lebih dari 1 kali putaran,
karena untuk mencapai konsesus (kesepakatan)
A. Pengumpulan Data
seluruh stakeholder terkait faktor-faktor yang
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan didapatkan nantinya.
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam rangka 4. Analisis Triangulasi
mencapai tujuan dan sasaran penelitian. Analisis triangulasi dlakukan untuk mendapatkan
1. Survey Data Primer rumusan yang tepat mengenai kriteria-kriteria
Melakukan pengumpulan data dengan cara pengembangan Kawasan Wisata Danau Toba
pengamatan langsung (observasi lapangan) terkait Parapat. Analisis triangulasi pada dasarnya
karakteristik kondisi eksisting kepariwistaan, menggunakan 3 sumber data yang dijadikan sebagai
wawancara baik yang tidak terstruktur maupun pertimbangan dalam penentuan kriteria
terstruktur menggunakan kuesioner serta pengukuran pengembangan kawasan wisata Danau Toba yang
pengukuran langsung pada dinas terkait yaitu implementatif.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sebelum masuk ke analisis triangulasi sebelumnya
Simalungun, Badan Perencanaan Pembangunan dilakukan identifikasi kriteria empiri dengan
Daerah Kabupaten Simalungun, Kantor Kecamatan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
Girsang Sipangan Bolon, Masyarakat setempat ini nantinya digunakan sebagai masukan untuk
yang diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat dan menguatkan kriteria dengan menggunakan
pengelola kawasan wisata serta akademisi di wilayah analisistriangulasi.
studi
2. Survey Sekunder
Melakukan pengumpulan data sekunder ke instansi III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
seperti Dinas Kebudayaan dan, Badan Perencanaan Dalam perumusan kritera-kriteria perkembangan
Pembangunan Daerah Kabupaten Simalungun terkait kawasan wisata Danau Toba Parapat dilakukan dengan
profil daerah, profil wisata, jumlah pengunjung dan beberapa tahapan, yaitu:
RIPPDA.
A. Menentukan potensi dan karakteristik objek dan
B. Metode Analisis daya tarik wisata Kawasan Wisata Danau Toba Parapat
Metode analisis digunakan untuk mengolah data data Merupakan langkah ntuk mengidentifiksi apa-apa
yang diperoleh dari hasil survei primer dan survei sekunder saja potensi eksisting yang dimiliki setiap ODTW.
untuk mencapai tujuan penelitian. Proses analisis dilakukan Identifikasi tersebut menggunakan analisis deskriptif
dengan 4 tahap, yaitu: kualitatif berdasarkan kondisi eksisting atau empiri.
1. Analisis deskriptif kualitatif, digunakan untuk Selanjutnya digunakan scoring atau pembobotan untuk
menggali secara mendalam objek studi yaitu kondisi mngetahui objek yang paling berpotensi
Danau Toba, Batu Gantung, Taman Wisata Kera, dikembangkan. Terdapat 7 variabel yang digunakan
Bangun Dolok Camping ground dan Dolok yaitu kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
Simarbalatuk. Analisis potensi dan karakteristik dan melestarikan lingkungan, keunikan daya tarik
kawasan wisata budaya ini dilakukan pada masing- atraksi wisata, kondisi jalan, ketersediaan moda
masing objek tersebut. Hasil dari analisis ini angkutan dan sarana transportasi, kondisi alan
kemudian digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu permukaan, ketersediaan fasilitas pelayanan dan
scoring. Scoring dilakukan Scoring dilakukan untuk pendukung wisata dan ketersediaan .utilitas. scoring
mendapatkan objek wisata yang paling berpotensi. menggunakan skala likert dengan nilai 1-5 sehingga
Scoring terhadap objek wisata dilakukan dengan nilai/poin total yang mungkin dimiliki oleh sebuah
menjabarkan secara lengkap potensi apa saja yang ODTW adalah 35 poin. Adapun hasil skoring yang
telah didapatkan adalah:
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-3

Tabel 1. Nilai Total Hasil Pembobotan/Skoring ODTW B. Menentukan faktor-faktor penentu perkembangan
No ODTW Skor Keterangan kawasan
1. Danau 29 Potensi dan Objek sudah Dalam menganalisis faktor-faktor yang
Toba karakteristik mempunyai potensi mempengaruhi perkembangan kawasan wisata danau
sangat tinggi yaitu jumlah
dilakukan dengan menggunakan dua tahapan yaitu
tinggi daya tarik dan
kelengkapan pelayanan
metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu variabel-
yang sangat tinggi variabel yang didapatkan dari hasil kajian pustaka
2. Batu 12 Potensi dan Objek mempunyai kemudian akan dikaji dengan kondisi eksisting dari
Gantung karakteristik potensi, namun masing-masing objek, dan metode analisis teknik
rendah dibutuhkan delphi untuk menguji validasi fakto-faktor yang
peningkatan eksisting ditemukan.
3. Taman 21 Potensi dan Objek sudah Faktor yang didapat dari analisis deskriptif kualitatif:
Wisata karakteristik mempunyai potensi a. kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
Kera cukup tinggi yang cukup tinggi,
tidakmerusak lingkungan
Huta namun dibutuhkan
Sibatu adanya perbaikan dan
b. keunikan atau kekhasan atraksi pada setiap objek
Loting peningkatan eksisting yang ada di kawasan wisata danau
4. Bangun 10 Potensi dan Objek mempunyai c. jalur penghubung antara objek wisata danau dan
Dolok karakteristik potensi, namun angkutan umum khusus menuju kawasan wisata
dan rendah dibutuhkan d. kualitas dan kuantitas sarana wisata alam dan danau
Campin peningkatan eksisting yang mudah dijangkau dari semua objek wisata di
g kawasan wisata Danau Toba
ground e. interaksi langsung masyarakat lokal dengan
5. Dolok 8 Potensi dan Objek mempunyai
pengunjung sebagai guide perjalanan wisata danau
Simarba karakteristik potensi, namun
latuk rendah dibutuhkan
f. integrasi antara aspek spasial (jalur penghubung,
peningkatan eksisting moda angkutan, sirkulasi) dengan aspek non spasial
(jenis atraksi atau kegiatan wisata, tujuan
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Danau pengunjung) yang didukung oleh pengelola
Toba memiliki nilai paling tinggi yaitu 29, dengan kawasan wisata yang aktif.
demikian dijadikan sebagai wisata utama. Adapun g. Integrasi antara kawasan wisata Parapat dengan
objek lain berdasarkan potensinya Taman wisata Kera Kawasan wisata Samosir.
Huta Sibatu Loting sebagai wisata pendukung, dan Faktor-faktor tersebut selanjutnya digunakan sebagai
objek lainnya sebagai wisata penuunjang. dasar wawancara delphi kepada stakeholder terpilih.
Keberadaan potensi wisata yang ada di kawasan Adapun faktor-faktor penentu perkembangan kawasan
wisata Danau Toba dapat menjadi saling terkait satu wisata Danau Toba Parapat hasil analisis delphi adalah:
sama lain, dimana berbagai jenis wisata akan dapat a) kesadaran masyarakat dalam menjaga dan
banyak menarik pengunjung yang dapat menaikkan tidakmerusak lingkungan
jumlah pengunjung yang mengunjungi ke kawasan ini. b) keunikan atau kekhasan atraksi pada setiap objek
Keterkaitan antar potensi wisata berkaitan dengan yang ada di kawasan wisata danau
aspek spasial dan non spasial pada kawasan. c) jalur penghubung antara objek wisata danau dan
Keterkaitan spasial antar objek wisata dapat dilihat dari angkutan umum khusus menuju kawasan wisata
ketersediaan jalur penghubung dan moda angkutan d) kualitas dan kuantitas sarana wisata alam dan danau
antar objek wisata. Sedangkan keterkaitan non spasial yang mudah dijangkau dari semua objek wisata di
dapat terlihat dari motivasi atau tujuan pengunjung, kawasan wisata Danau Toba
peran masyarakat dan peran kelembagaan sebagai e) interaksi langsung masyarakat lokal dengan
mediator adanya keterkaitan kegiatan. Dari hasil pengunjung sebagai guide perjalanan wisata danau
penelitian diketahui bahwa Danau Toba memiliki f) integrasi antara aspek spasial (jalur penghubung,
keterkaitan spasial dengan objek wisata lain dimana moda angkutan, sirkulasi) dengan aspek non spasial
terdapat jalur penghubung baik darat dan melalui danau (jenis atraksi atau kegiatan wisata, tujuan
namun belum terdapat moda angkutan khusu antar pengunjung) yang didukung oleh pengelola kawasan
objek wisata yang ada. Sedangkan dari aspek non- wisata yang aktif.
g) Integrasi antara kawasan wisata Parapat dengan
spasial keterkaitan masih belum dapat dicapai secara
optimal karena kegiatan yang ditawarkan antar objek Kawasan wisata Samosir
h) Pusat informasi mengenai letak objek dan kegiatan
masih terbatas (sehingga minat pengunjung untuk
mengunjungi objek lain selain Danau Toba masih wisata danau
kurang), kurangnya peran masyarakat dan pemerintah
sebagai pihak yang mewujudkan keterkaitan kegiatan. C. Merumuskan kriteria-kriteria perkembangan
Sementara itu keterkaitan dengan kawasan Danau Toba kawasan
Samosir di Tomok dan Tuk-tuk sudah tercapai dengan Analisis kriteria pengembangan Kawasan Wisata
adanya pesta-pesta Danau Toba. Danau Toba Parapat dilakukan dalam 2 tahap. Tahap
pertama dilakukan untuk memperoleh kriteria
pengembangan kawasan wisata Danau Toba Parapat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-4

dengan menggunakan analisis theoritycal deskriptif. E. Wisata Utama Danau Toba


dengan mengkaji kondisi eksisting potensi dan 1) Memiliki air danau yang jernih dan tidak tercemar
karakteristik dengan pedoman kriteria teknis Kawasan polusi air
Budi daya No 41/PRT/M/2007 berdasarkan faktor 2) Memiliki pemandangan yang indah dengan bentang
penentu perkembangan yang telah didapat dari hasil alam danau Danau Toba sebagai icon utama
pariwisata Parapat dengan kondisi air yang tenang
sasaran sebelumnya.
dan pegunungan hijau sebagai daya tarik khas
Tahap kedua dilakukan analisis triangulasi untuk (unggulan).
memperkuat kriteria pengembangan kawasan wisata 3) Adanya fasilitas rekreasi dan olahraga air
Danau Toba Parapat. Adapun data yang dipakai adalah tradisional seperti Kayak dan Solu Bolon yang
kriteria pengembangan yang telah didapat dari hasil nyaman
penelitian sebelumnya, literatur yang mendukung yaitu F. Wisata pendukung Taman Wista Kera Hutan Sibatu
No 41/PRT/M/2007 dan Handout Mata Kuliah Loting
Pariwisata oleh Sastrayudha tahun 2010 dan kebijakan 1) Memiliki hutan pinus yang asri dan tanaman nanas
setempat yaitu Rencana Induk Pengelolaan Pariwisata sebagai flora khasyang dapat dikembangkan
Daerah Kabupaten Simaalungun (RIPPDA). menjadi wisata agro nanas dan kera sebagai fauna
Untuk lebih jelasnya mengenai perumusan kriteria khas wisata Danau Toba Parapat
2) Jalan di sekitar Taman Wisata Kera tidak boleh
dapat dilihat pada LAMPIRAN. Adapun kriteria
dibangun atau diperuntukkan sebagai kawasan
pengembangan berdasarkan potensi wisata adalah: wisata, namun sebagai kawasan konservasi.
D. Kawasan Wisata Danau Toba Parapat: 3) Memiliki fasilitas pendukung pariwisata seperti
hotel/penginapan, rumah makan, tempat bermain
1) Memiliki iklim yang sejuk dengan suhu sekitar
dan hiburan, MCK, mushola dan prasarana air
200C
bersih dengan volume yang besar, listrik di setiap
2) Memiliki hutan pinus yang asri dan tanaman nanas
obyek wisata sebagai penarangan dimalam hari,
sebagai flora khas dan kera sebagai fauna khas
jaringan telekomunikasi
wisata Danau Toba Parapat
3) Memiliki udara yang bersih bebas polusi dan bau G. Wisata Penunjang Batu Gantung, Dolok Simarbalatuk
tak sedap dan air danau yang jernih (tidak dan Bangun Dolok, Wisata Belanja, Wisata Kuliner, Wisata
tercemar) Budaya
4) Memiliki angkutan khusus berupa minibus dan 1) Memiliki wisata pendukung yaitu Taman wisata
sepeda gunung untuk mendukung wisata minat Kera, Batu Gantung, Dolok Simarbalatuk dan
khusus Camping Ground, wisata kuliner dan wisata belanja
5) Masyarakat sekitar memiliki lkemauan untuk yang berpotensi dikembangkan.
menjaga udara yang bersih bebas polusi dan bau 2) Memiliki pertunjukan seni tari Tor-tor dan
tak sedap dan air danau yang jernih (tidak Gondang Batak yang terjadwal sebagai bentuk
tercemar) pelestarian aset budaya dan aktualisasi adat budaya
6) Masyarakat sekitar danau memiliki kesadaran setempat
untuk menjaga air danau agar tetap jernih dan tidak 3) Memiliki perahu cepat, atau kano, atau banana boat
tercemar polusi air dengan cara meningkatkan untuk menuju Batu Gantung dari jalur air
disiplin kebersihan. 4) Masyarakat sekitar lokasi objek Bangun Dolok dan
7) Adanya kegiatan sadar wisata dan sapta pesona Camping ground dan Dolok Simarbalatuk memiliki
pada masyarakat lokal yang dapat mengubah sifat khas yaitu gotong royong untuk menanam
mindset tntang pentingnya keramahtamahan pada pohon disekitar pegunungan yang telah ditebang.
pengunjung 5) Adanya pengadaan usaha kecil atau mitra usaha
8) Adanya kegiatan lokakarya wisata yang terjadwal dengan pihak pengelola untuk menciptakan oleh-
9) Integrasi atau keterpaduan jalur wisata mulai pintu oleh atau cinderamata khas berupa ukiran kayu,
gerbang wisata dengan lokasi objek wisata dan kalender Batak dengan aksara Batak, manik-manik,
moda angkutan khusus pariwisata Danau Toba ulos.
Parapat 6) Adanya usaha kecil atau mitra usaha dengan pihak
10) Tersedia jalur pejalan kaki sebagai fasilitas pengelola untuk mengembangkan oleh-oleh khas
persinggahan di sepanjang koridor jalur penghubug Parapat berupa Dolung-Dolung
antar objek wisata Danau Toba Parapat
11) adanya promosi secara nasional dan
internasional dengan mengikuti event kebudayaan H. Kawasan Wisata Danau Toba Parapat - Samosir
seperti Sumt Expo, Pariwisata Sumatera Expo 1) memiliki even atau kegiatan pariwisata nasional
12) Memiliki sistem database mengenai seperti Pesta Danau Toba yang memperkenalkan
kepariwisataan yang berisi letak objek, jadwal kekayaan dan keunikan potensi alam danau dan
kegiatan/event budaya masyarakat lokal seperti acara adat, rumah
adat, tarian dan musik tradisional masyarakat local
dan adanya paket wisata
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-5

2) Adanya kelembagaan yang mengatur kegiatan


wisata seperti lebaga sanggar tari tradisional,
kelompok musik tradisional Pargondang
3) Keberadaan dermaga Ajibata dan Tigaraja sebagai
penghubung antara Parapat dan Tigaraja
4) Adanya Pesta terjadwal seperti Pesta Danau Toba,
Pesta Tor-Tor Batak dan Pesta rondang Bintang
yang melibatkan Parapat dan Samosir

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis skoring, Danau Toba
merupakan wisata utama sekaligus icon wisata Parapat.
wisata pendukungnya adalah Taman Wisata Kera, Batu
Gantung, Bangun Dolok dan Camping ground, Dolok
Simarbalatuk, wisata belanja, wisata budaya, wisata kuliner.
Berdasarkan hasil analisis delphi, faktor-faktor yang
menentukan perkembangan kawasan wisata berupa
kesadaran masyarakat dalam kebersihan dan menjaga
kelestarian lingkungan, keunikan atraksi, kualitas sarana dan
utilitas wisata, peran lembaga pengelola, keterkaitan spasial
dan non spasialantar objek wisata dalam kawasan dan antar
kawasan. Sedangkan kriteria penting dalam pengembangan
kawasan wisata Danau Toba Parapat adalah harus memiliki
iklim yang sejuk, lingkungan tidak terkena polusi,
masyarakat ikut serta dalam menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan, mengadakan paket wisata antar
objek-objek wisata yang ada di parapat danpaket wisata
dengan kawasan wisata Samosir di Tomok dan Tuk-tuk,
adanya peran kelembagaan dalam pengelola pariwisata dan
atraksi wisata budaya tari Tor-tor dan musik Gondang Batak
serta pemanfaatan media online untuk promosi.

UCAPAN TERIMA KASIH

K. WSB mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Heru


Purwadio, MSP selaku dosen pembimbing. Ibu Ema Umilia
ST, MT selaku dosen PWK ITS yang memberikan masukan
untuk penelitian ini. Serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Simalungun, dan Kecamatan Girsang Sipangan
Bolon yang membantu untuk mendapatkan data terkait.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional
2010
[2] Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
[3] Profil Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

You might also like