You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN DEHIDRASI

STASE ANAK DI BANGSAL MULTAZAM

RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG

Disusun oleh:

NUR AULIA RAHMA

20164030111

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017
LAPORAN PENDAHULUAN DEHIDRASI

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Dehidrasi, atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar (hyperosmolar
imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan
elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan cairan (air)
menyebabkan peningkatan kadar natrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi
intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstisial menuju ruang
vaskular. Kondisi ini menyebabkan gangguan fungsi sel dan kolaps sirkulasi. Orang
yang berisiko mengalami dehidrasi salah satunya adalah individu lansia. Mereka
mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urine. Di samping itu, lansia
memiliki proporsi lemak yang lebih besar sehingga berisiko tinggi mengalami
dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh. Klien dengan diabetes
insipidus akibat penurunan sekresi hormon diuretik sering mengalami kehilangan
cairan tipe hiperosmolar. Pemberian cairan hipertonik juga meningkatkan jumlah solut
dalam aliran darah ( Tamsuri, 2008:19).
2. Klasifikasi
Klasifikasi dehidrasi berdasarkan derajatnya adalah sebagai berikut (Hidayat
& Uliyah, 2015:34).
a. Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4-6 liter.
2) Serum natrium mencapai 159-166 mEq/liter.
3) Hipotensi.
4) Turgor kulit buruk.
5) Oliguria.
6) Nadi dan pernapasan meningkat.
7) Kehilangan cairan mencapai > 10% BB.
b. Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1) Kehilangan cairan 2-4 liter atau antara 5-10% BB.
2) Serum natrium mencapai 152-158 mEq/liter.
3) Mata cekung.
c. Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2
liter.
3. Faktor-Faktor Penyebab
Faktor - faktor penyebab dehidrasi dapat dijabarkan sebagai berikut
(Syaifuddin, 2011).
a. Berkeringat terlalu banyak.
b. Muntah hebat.
c. Diare hebat.
d. Diuresis (jumlah air kemih berlebihan).
4. Tanda dan Gejala
Berikut ini tanda dan gejala dehidrasi berdasarkan tingkatannya:
a. Dehidrasi Ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula)
1) Haus, gelisah
2) Denyut nadi 90-110 x /menit, napas normal
3) Turgor kulit normal
4) Pengeluaran urine (1300 ml/hari)
5) Kesadaran baik
6) Denyut jantung meningkat
b. Dehidrasi Sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula )
1) Haus meningkat
2) Nadi cepat dan lemah
3) Turgor kulit kering, membran mukosa kering
4) Pengeluaran urine berkurang
5) Suhu tubuh meningkat
c. Dehidrasi Berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)
1) Penurunan kesadaran
2) Lemah, lesu
3) Takikardi
4) Mata cekung
5) Pengeluaran urine tidak ada
6) Hipotensi
7) Nadi cepat dan halus
8) Ekstremitas dingin

E. Pelaksanaan
1. Penatalaksanaan Terapi Intravena
Pemberian cairan intravena diperlukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh. Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan ekstrasel
secara langsung. Secara umum, tujuan terapi intravena adalah untuk memenuhi
kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengonsumsi cairan oral, menambah
asupan elektrolit untuk menjaga keseimbangan elektrolit, menyediakan glukosa untuk
kebutuhan energi dalam proses metabolism, memenuhi kebutuhan vitamin larut air,
serta menjadi media untuk vemberian obat melalui vena. Lebih khusus,terapi
intravena diberikan pada pasien yang mengalami syok,intoksikasi berat, pasien pra
dan pascabedah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
2. Cairan Intravena
Jenis cairan intravena yang biasa digunakan meliputi :
a. Larutan nutrient
Larutan ini berisi beberapa jenis karbohidrat (mis. Dekstrosa dan
glukosa) dan air. Larutan nutrient yang umum digunakan adalah 5%dekstrosa
dalam air (D5W); 3,3% glukosa dalam 0,3%NaCl; dan 5% glukosa alam 0,45%
NaCl. Setiap 1 liter cairan Dextrose 5% mengandung 170-200 kalori ;
mengandung asam amino (Amigen, Anunosol, Travamin) atau lemak (Lipomul
dan Lyposyn).
b. Larutan Elektrolit
Larutan ini meliputi larutan saline baik isotonik, hipotonik, maupun
hipertonik. Jenis larutan elektrolit yang paling banyak digunakan adalah normal
salin (isotonic), yaitu NaCl 0,9%. Contoh larutan elektrolit lainnya adalah
laktat Ringer (Na+ , K+, Cl-, Ca2+) dan cairan Butler (Na+, K+, Mg2+,Cl-,HCO3-).
c. Cairan asam-basa
Jenis cairan yang termasuk cairan asam-basa adalah natrium laktat dan
natrium bikarbonat. Laktat merupakan sejenis garam yang dapat mengikat ion
H+ dari cairan sehingga mengurangi keasaman lingkungan.
d. Volume ekspander
Jenis larutan ini berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah atau
plasma, misalnya pada kasus hemoragi atau kombustio berat. Volume ekspander
yang umum digunakan antara lain dekstran, plasma, dan albumin serum. Cara
kerjanya adalah dengan meningkatkan tekanan osmotik darah.
Infus Intravena
3. Area Pemasangan Infus
Secara umum, penginfusan dapat dilakukan pada vena lengan (vena sefalika,
basilika, dan mediana kubiti), vena tungkai (vena safena), atau vena di daerah kepala
(vena temporalis frontalis).Pada individu dewasa, infus biasanya dipasang di daerah
lengan atas, tangan dan kaki. Sedangkan pada bayi, infus dipasang pada daerah
kepala. Untuk penginfusan jangka panjang, pembuluh darah yang sebaiknya
digunakan pertama kali adalah pembuluh darah distal. Ini dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan saat melakukan penusukan vena. Jika pembuluh darah distal
rusak akibat penusukan pertama, pembuluh darah proksimal dapat digunakan untuk
penusukan berikutnya. Akan tetapi, jika pembuluh darah proksimal telah rusak,
penusukan tidak bisa dialihkan ke pembuluh darah distal.
5. Pohon Masalah

Hilangnya cairan (air)


dalam tubuh
disebabkan oleh

Berkeringat terlalu
a. Penurunan berat banyak
Pusing
badan akut Muntah hebat
Lemah
b. Mata cekung Diare hebat
Letih
c. Pengosongan Diuresis (jumlah air
Anoreksia
vena jugularis kemih berlebihan).
d. Pada bayi dan Mual muntah
anak-anak menyebabkan Rasa haus
adanya Gangguan mental
penurunan Konstipasi dan oliguri
Tanda Dehidrasi Gejala
jumlah air mata Penurunan tekanan darah
e. Pada pasien HR meningkat
syok tampak Suhu meningkat
pucat, HR cepat Turgor menurun
dan halus Lidah kering dan kasar
f. Hipotensi dan Klasifikasi Dehidrasi Mukosa mulut kering
oliguri

Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi


Berat Ringan Ringan

1) Pengeluaran / 1) Kehilangan kehilangan cairan


kehilangan cairan cairan 2-4 liter mencapai 5% BB
sebanyak 4-6 liter. atau antara 5- atau 1,5-2 liter.
2) Serum natrium 10% BB.
mencapai 159-166 2) Serum natrium
mEq/liter. mencapai 152-
3) Hipotensi. 158 mEq/liter.
4) Turgor kulit buruk. 3) Mata cekung.
5) Oliguria.
6) Nadi dan pernapasan
meningkat.
7) Kehilangan cairan
B. Pengkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Pengkajian nyeri
4. Riwayat kesehatan
5. Riwayat pengkajian keluarga
6. Genogram
7. Riwayat kehamilan dan kelahiran
8. Riwayat sosial
9. Pemeriksaan fisik
10. Pemeriksaan tingkat perkembangan/Reflek primitif
C. Diagnosis
1. Kekurangan Volume Cairan
2. Hipertermi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kuirang dari kebutuhan tubuh
4. Risiko Infeksi

You might also like