You are on page 1of 316

No.Dokumen No.

Revisi Halaman
1/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

I. BEDAH ORTHOPEDI

Isi
Hal
FRACTURE FEMUR
1
FRACTURE SPINE ( TULANG BELAKANG)
2
OSTEMYELITIS CHRONIS
3
RUPTUR MENISCICUS
4
COXITIS TBC
5
FRACTURE TENDON ACHILLES
6
OSTEOGENIC SARCOMA
7
No.Dokumen No.Revisi Halaman
2/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

CTEV ( CONGENITAL TALIPES EQUINNOVARUS )


8
SPONDILITIS TBC ( TBC TULANG BELAKANG )
9
FRACTURE DISLOCATIO ACETABULUM
10
No.Dokumen No.Revisi Halaman
3/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

FRACTUR FEMUR

1. Kriteria Diagnosis : Adanya trauma deformitad; nyeri tekan ;


nyeri sumbu; krepitasi; functio laes

2. Diagnosa Banding : Fr. Patologis pada :


Fr. Trochanter
Fr. Collum femoris
Fr. Shaft femur
Fr. Condylus femoris

3. Pemeriksaan Penunjang : X-Ray :
Pelvis AP
Sepanjang femoris AP/Lat

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopedi

5. Perawatan RS : Rawat Inap

6. Terapi : Operative, bila menolak dilakukan


konser-vative berupa traksi ( skeletal
atau skin )

7. Tempat Pelayanan : Semua tipe RS yang mempunyai fasilitas


minimal traksi untuk tenaga standar
tindakan konservative. Tindakan
operative oleh Ahli Bedah Orthopedi
pada RS kelas B keatas

8. Penyulit : Infeksi Post operasi

9. Informed : Perlu ( tertulis )


No.Dokumen No.Revisi Halaman
4/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemulihan : Minimal 6 bulan

DAFTAR PUSTAKA :
1. BAILEY & LOVES
Short practice of Surgery 15 th edition, pp. 360 364 London H.K Lewis &
Co. Ltd, 1971
2. CHARNLEY. J
The closed treatment of Common fractures, 3 rd edition, pp 16-196 E&S
Livingstone Ltd, 1970
3. PERKING, C
Fractures and Dislocation, pp 265-276. London Athlone press 1958
4. WATSON-JONES. R
Fractures and Join injuries, volume two, 4 th edition, pp 718-728. E&S
Livingstone Ltd, 1956
No.Dokumen No.Revisi Halaman
5/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

FRACTURE SPINE ( FRAKTUR TULANG BELAKANG )

1. Kriteria Diagnosis : * Trauma berupa jatuh dari ketinggian


(paling
sering ) bisa juga trauma horizontal ( KLL )
* Nyeri tekan pada vertebra level tertentu
* Bisa disertai dengan gangguan neurologis
berupa kelemahan otot-otot tungkai bawah;
No.Dokumen No.Revisi Halaman
6/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

gangguan bak/bab.

2. Diagnosa Banding : * Spondylitis TBC


* Tumor-tumor vertebra

3. Pemeriksaan Penunjang : * X-Ray plain photo spine


AP/Lat/Oblique
* K/P CT Scan; MRI

4. Konsultasi : Rehab Medik

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : * Konservative : untuk pasien-pasien


dikategorikan
stabil, tanpa ada gangguan neurology
* Operative : untuk pasien-pasien yang
dikategorikan
unstable dengan ganguan neurology.

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Decubitus luas pada kasus dengan paraplegia


infeksi
dengan gangguan neurology

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli bedah Orthopaedi / Spine surgeon

11. Masa Pemulihan : * Tanpa gangguan Neurologis 3 bulan


* Dengan gangguan neurologis :
- Tergantung dari derajat kerusakan
medulla
No.Dokumen No.Revisi Halaman
7/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Spinalis
- Pada kerusakan total biaya terjadi
kecacatan
Permanent ( cacat tetap )
DAFTAR PUSTAKA :
1. BEDBROOK, G.M. : Pathological Principles in the Management of Spinal Cord
Trauma,
Reprinted from Paraplegia Vol. 4 No. 1. May 1966. P.43
2. BURKE, D.C. : Hyperextension Injuries of the spine J. Bone and Joint Surg., British
Number, Vol.
53 B, No. 1, February 1971, pp.3-12

OSTEOMYLITIS CHRONIS

1. Kriteria Diagnosis : * Anak umur 5-12 tahun dengan riwayat


sering
mengalami URI
* Pada orang dewasa dengan riwayat fraktur
terbuka
tulang tulang panjang
* Rasa nyeri local didaerah tulang panjang
* Adanya fistel pada kulit
* Anak jalannya pincang

2. Diagnosa Banding : * Ewing sarcoma


* Osteogenic sarcoma
* Soft tissue abscess

3. Pemeriksa Penunjang : * X-Ray plain photo AP/Lat


* Lab darah : Hb; Leuco; LED
* Pus cultur seringkali staphylococcus
aureus
No.Dokumen No.Revisi Halaman
8/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : RS type B Orthopaedi

6. Terapi : * Debridement + sequestrectomy


* AB sesuai cultur

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Tindakan yang kurang adequate akan memberikan


recurrency
yang tinggi.

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemulihan :

DAFTAR PSTAKA :
1. APLEY, A.G. :A system of orhopaedics and fractures, 3 rd Ed, Butter worthe, London,
1968
2. MULLER. M.E. ALLGOWER. M. WILLENEGER H.: Manual of Interval fixation,
English Edit,
springer verlag, Berlin Heidelberg, New York 1970 pp 211-220.
3. SALTER, R.B. : Texbook of disorders & injuries of the musculoskeletal system William
& Wilkins
Co. 1970.

RUPTUR MENISCUS
No.Dokumen No.Revisi Halaman
9/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : * Trauma flexi dan rotasi sendi lutut


( twisting )
* Rasa nyeri chronis sekitar sendi lutut
terutama pada
gerakan-gerakan twisting ( rotasi )
* Terasa klik pada Mc Murray test

2. Diagnosa Banding : IDK ( Internal Derangment of the Knee )

3. Pemeriksaan Penunjang : * X-ray plain photo sendi lutut AP/Lat


* Arthoscopic.

4. Konsultasi : * Ahli Bedah Orthopaedi


* Rehab Medik

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : Operative total atau partial menissectomy

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Premature osteoarthritis dari sendi lutut

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : * Ahli Bedah Orthopaedi


* Phisioterapis

11. Masa Pemulihan : -

DAFTAR PUSTAKA :
1. APLEY, A.G. : A system of orthopaedics and fractures, 3 rd Ed, Butter worthe, London,
1968.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
10/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. DE PLAMA, R.B. : the managmenet of fractures and dislocation, Saunders C.,


Philadelphia, London, Toronto.
3. SALTER, R.B. : Texbook of disorder & injuries of the musculoskeletal system William
& Wilkins
Co 1970.
4. WASTON JONES, Sir REGINALD : Fractures and Joint injuries. Vol. II 4th Ed. E&S
Livingstone,
Edinburgh and London.

COXITIS TBC

1. Kriteria Diagnosa : * Jalan pincang ; flexi contracture;


discrepancy
* Riwayat sakit paru-paru yang
menahun
* Rasa sakit daerah pinggul yang
terlibat
* Pembengkakan dan tension dari
otot-otot
gluteus maximus.
* Fluctuasi (+)

2. Diagnosa Banding : * Transient synovitis ( pada anak-


anak )
* Leg calve perthes disease
Septic arthritis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
11/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan Penunjang : * X-ray : plain photo, pelvis AP


* Lab darah : Hb, leuco, LED

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : * Debridement + sequestrectomy;


puscultur;
periksa PA jaringan
* AB sesuai culture
* Immobilisasi dengan skin traksi
selama 3
minggu

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Rusaknya acetabulum dan head femur


sehingga perlu
dilakukan total hip replacement di
kemudian hari

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemulihan :

DAFTAR PUSTAKA :
1. APLEY, A.G. : A system of orthopaedics and fractures, 3 rd Ed, Buter worthe,
London 1968.
2. SALTER, R.B. : Texbook of disorders & injuries of the musculoskeletal system
William & Wilkins Co 1970.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
12/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. WATSON JONES, Sir REGINALD : Fractures and Joint injuries. Vol. II 4 th Ed.
E&S Livingstone, Edinburgh and London.

FRACTUR TENDON ACHILLES

1. Kriteria Diagnosis : * Trauma berupa tarikan yang kuat


dan tiba-tiba
pada tendon Achilles ( atletes )
* Trauma tajam ( V. Scissim ) daerah
tendon
Achilles ( bukan atletes )
* Adanya daerah gap ( cekungan )
didaerah
Achilles tendon
* Kaki tidak bisa plantar flexie

2. Diagnosa Banding : Lesi N. Peroneus

3. Pemeriksaan Penunjang : (-) Negatif

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : Operative :
Repair tendon Achilles
Immobilisasi dengan gips sarmiento
selama 6 minggu
Mobilisasi dengan tongkat dengan
non weight selama 6 minggu

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas


No.Dokumen No.Revisi Halaman
13/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

8. Penyulit : Infeksi post operative

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemulihan :

DAFTAR PUSTAKA :
1. APLEY, A.G. : A system of orthopaedics and fractures, 3rd Ed, Butter worthe,
London, 1968
2. SALTER, R.B. : Texbook of disorders & injuries of the musculoskeletal
system William & Wilkins Co. 1970.

OSTEOGENIC SARCOMA

1. Kriteria Diagnosis : - Anak-anak dewasa muda ( decade I-


II )
- Benjolan pada ujungujung tulang
panjang
- Pertumbuhannya sangat cepat
( progesive )
- Rasa sakit didaerah benjolan
- Faktor bisa trauma yang
menyebabkan fraktur pathologi

2. Diagnosa Banding : - Parosteal Sarcoma


No.Dokumen No.Revisi Halaman
14/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Ostemyelitis

3. Pemeriksaan penunjang : X-Ray :


- Thorax photometastasis
- Plain photot AP/ Lat
Biopsi tulang

4. Konsultasi : Ahli bedah Orthopaedi, Hematology,


Radiotherapy

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : - Bila thorax photo metastasis (-)


Neg, Hasil PA (+)
Tindakan amputasi + cytostatika
- Bila thorax photo (+) metastasis,
hasil PA ( +)
Tindakan cytostatika + radiasi,
amputasi sebagai
Ajuan therapy

7. Tempat Pelayanan & : RS Type B keatas


Tenaga Standard

8. Penyulit : Adanya micrometastasis

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi, Hematolog,


Radiotherapiest

DAFTAR PUSTAKA :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
15/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. AEGERTER E, KIRPATRICK JA : Ortopaedic Diseases, physiology


Patology, Radiology, W.B. Saunders Co, London, 1958
2. ENNEKING W.F. : Stanging of Musculoskeletal Neoplasma IV
3. LICHTENSTEIN 1 : Bone Tumors, 4 th ed, The C.Vmosby Co. Saint Lovis
1972, pp 17-228
4. MIRRA JOSEPH M. Bone Tumor Diagnisisand treatment, J. B Lippincott
Company, 1980
1. Kriteria Diagnosis : * Parosteal Sarcoma
pemriksa Peunjang * OstemRay :
CTEV ( CONGINETAL TALIPES EQUINOVARIUS ) photo
.matastasis

11. Kriteria Diagnosis : - Riwayat kaki bayi bengkok sejak


lahir bisa
unilateralatau bilateral
- Pemeriksaan Fisik :
- Kaki depan (forefoot )
adductus
- Kaki belakang ( hindfoot )
equines dan
Varus
- Os Calcaneus kecil
- Adanya band didaerah tendon
acheles

2. Diagnosa banding : - Club feet


- Arthogryphosis Multiplex
Conginetal

3. Pemeriksaan penunjang : X-Ray

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
16/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatan RS : Rawat inap bila memerlukan tindakan


operative

6. Terapi : - Konservative : Serial gips sejak bayi


dilahirkan
( 6-8 x/ minggu )
- Operative : Pada usia 3 bulan, bila
tindakan
Konservative gagal

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Neglected case ( bayi baru dibawa setelah


umur > 1 tahun

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Stabndard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa pemulihan :

DAFTAR PUSTAKA :
1. WOOD W. LOVELL, M.D, CHARLES T. PRICE, M.D. AND PETER L.
MEEHAN, M.D. : Pediatric orthopaedics. Vol. II J.B. Lippincott company,
Philadelphia- Toronto 1978

* Plain photo AP/Lat Biopsi tulang


4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi, Hematology,
Tenaga Stan

8. PenySPONDILITIS TBC ( TBC TULANG BELAKANG )


No.Dokumen No.Revisi Halaman
17/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : * Rasa sakit setempat di daerah tulang


belakang
tonjolan di daerah tulang belakang.
* Rasa kesemutan / kebas-kebas pada
tungkai
bawah, yang sudah parah bisa
sampai
kelumpuhan dari tungkai bawah
* Riwayat batuk-batuk chronis yang
disebabkan
oleh TBC paru ( tetapi tidak selalu )
* Reflex-reflex physiology yang
menurun

2. Diagnosa Banding : * Stroke e.c. CVD


* Tumor intra medular

3. Pemeriksaan Penunjang : * X-Ray plain photo spine AP/Lat


* K/P CT Scan
* Lab darah : Hb; Leuco, LED

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : * Debridement; sequestrectomy;


anterior interbodi
fusion ( bone grafting )
* Triple drugs selama 2 tahun

7. Tempat pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Decubitus luas untuk yang sudah paraplegia


No.Dokumen No.Revisi Halaman
18/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemulihan :


Radiotherapiest

DAFTAR PUSTAKA
1. AERGERTE
2.
3.
4.
5.
E, KIRPATRICK JA : Orthopaedic Diaseases, physiology Pat LICHTENSTEIN 1 :
Bone tumors, 4 th ed, The C. Vmosby Co. Saint Lovis 1972, pp 17-228
4.DAFTAR PUSTAKA :
1. PAUS, B. : Treatment for tuberculosis of the spine acta orthopaedi Scand.,
Suppl. 72, 1964
2. TULI, S.M. : Treatment of tuberculosis of the spine a-review. Indian J. Surg.,
35 : 195-213,1973.
3. SULARTO, R., CHEHAB, R.H., SUKARNA, HALIMUN E.M., SALIM, S.
TOYIB : Arterior fusion pada spondylitis tubercullousa di Jakarta, KPPIK-
UI, 1970.
4. WILKINSONS, M.C. The treatment of tubercullous of the spine of the
vertebral bodies. J. Bone joint surg. 51 A : 1331-1342., 1969

CTEV ( CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS )

1. Kriteria Diagnosis : * Riwayat kaki bayi bengkok sejak


lahir bisa
No.Dokumen No.Revisi Halaman
19/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

unilateral atau bilateral


* Pemeriksaan Fisik :
Kaki depsn ( forefoot )
adductus
Kaki belakang ( hindfoot)
equines
Dan varus
* Os Calcaneus kecil
* Adanya band didaerah tendom
acheles

2. Diagnosa Banding : * Club feet


* Arthogryphosis Multiplex
Congenital

3. Pemeriksaan Penunjang : X-Ray

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : Rawat inap bila memerlukan tindakan


operative

6. Terapi : * Konservative : Serial gips sejak bayi


dilahirkan ( 6-8 x/ minggu )
* Operative : Pada usia 3
bulan, bila
konservatif gagal

7. Tempat Pelayanan : RS type B keatas

8. Penyulit : Neglected case ( bayi baru dibawa setelah


umur > 1
tahun
No.Dokumen No.Revisi Halaman
20/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed Concent : Perlu ( tertulis )


ndard Tenaga : Ahli Bedah Orthopaedi

11. Masa Pemu thopaedics. Vol. II J.B.


ompany, Phila
FRACTUR DISLOCATION ACETABULUM

1. Kriteria Diagnosis : * Trauma yang hebat pada daerah


sendi panggul
* Rasa sakit pada gerakan sendi
panggul
* Adanya benjolan-benjolan daerah
sendi
panggul
* Posisi tungkai bawah flexi, internal
rotasi dan
discrepancy

2. Diagnosa Banding : * Dislocatie of the hip


* Fracture proximal femur

3. Pemeriksaan Penunjang : X-Ray : Pelvis : AP, Alar, obturator

4. Konsultasi : Ahli Bedah Orthopaedi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Terapi : * Dilocatie tanpa fractur acetabulum


reposisi
cito dalam narcose umum
* degan fracture acetabulum
siapkan implant,
open reduction internal fixation
No.Dokumen No.Revisi Halaman
21/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

* Lanjutkan dengan skin traksi selama


3 minggu

7. Penyulit : Infeksi post operative

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama Perawatan : Minimal 4 minggu

10. Masa Pemulihan : Minimal 6 bulan

DAFTAR PUSTAKA :
1. DE LEE JE, EVANS J AND LETOURNEL E : Anterior of the hip and associated
femoral
head fracture. J. Bone joint Surg. 62-A : 960-963, Sept 1980.
2. JUDET R, JUDET J AND LETOURNEL E : Fractures of the Acetabulum :
Classificatio and Surgical approaches for open reduction, J. Bone Surg. 46-A :
1615-1646,1964.
3. NUKARNA K, ISKANDAR D, HUTAGALUNG E, SAPARDAN S : Fracture
Acetabulum
proceeding of the Second Open Scientific Meeting of the Indonesian Orthopaedi
Associations Congress, 65-67, Okt 1977.

11. BEDAH VASKULER

Isi Hal
No.Dokumen No.Revisi Halaman
22/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VARICOSE VEINS 11
BUERGER = Tromboangitis Oblitaerans ( TAO ) 12
TRAUMA VASKULER ATAU CIDERA VASKULER 14
DEEP VEIN THROMBOSIS 16
( Okulasi Anggota Gerak = vena frofunda )
ISCHEMIA AKUT DARI ANGGOTA GERAK 17
(Syn. Oklusi Akut Arteri )
ARTERIOVENOUS FISTULAS ( AVFs) Aequired 19
THORACICOUTLET SYNDROME 21
ULCUS CRURIS, CHRONIC LEG ULCERS 23
ANEURYSMA 25
SYNDROMA RAY NAUD 27
No.Dokumen No.Revisi Halaman
23/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VARICOSE VEINS

1. Nama penyakit : Varicose veins merupakan semua pelebaran


abnormal dari vena-
vena supervicialis dari tungkai mulai dari sebesar
venous stars dan
spider burst hingga kebentukan yang melebar
(dialtas turtous) atau
yang sudah sangat melebar dimana didalamnya
telah terbentuk
aliran darah retrogade akibat dari katub-katub
venanya yang sudah
inkompentent yang secara klinis dapat
diperhatikan.

2. Kriteria Diagnosis : Penderita datang kedokter biasanya disebabkan


oleh gangguan
kosmetik, nyeri, perasaan berat ditungkai, cepat
lelah atau perasaan terbakar
gejala-gejala ini sering muncul atau semakin berat.
Gejala-gejala tadi berkurang bila kakinya
ditinggikan. Umumnya pada setiap penderita dapat
nampak jelas kecuali pada mereka yang gemuk
yang hanya jelas pada palpasi. Terdapat
serangkaian clinical test untuk memeriksa keadaan
katub-katub vena saphena, femoral, atau vena
perforantes (Tredelenburg I, II : Parthes atau
Linton test)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
24/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Diagnosa banding : Tidak Diperlukan

4. Pem. Penunjang : Doppler, Plethysmograph ( Impedance atau


Straingauge : photo ).
Phlebography : sudah jarang dikerjakan

5. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Bedah vaskuler, Kardiologist

6. Perawatan RS : - Rawat inp : kalau menjalani operasi


-- Rawat jalan : kalau hanya Sclerosing
therapy

7. Terapi : - Nonoperative treatment : Sclerotherapy


- Bagian varikosis yang kecil-kecil
- Operative treatment : stripping, excisional

8. Penyulit : Sclerotherapy :
Pigmentation
Intravaskuler hematomas
Phlebitis dan thrombophlebitis
Allergic reaction
Necrosis : sering karena paravenous
injection
Accidental intra-artireal injection : sangat
riskan
Operativr treatment :
Infeksi
Kosmetik kurang baik
Harus dirawat

9. Informed Concent : Perlu


BUERGER = THROMBOANGITIS OBLITERANS (TAO)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
25/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : a. Gejala-gejala ischemia perifer


berupa kesemutan,
perasaan dingin, banyak keringat,
nyeri klaudikatio s/d nyeri istirahat,
nekrosis jaringan
b. Progesive ke arah proximal
c. Perokok
d. Umumnya pria, mulai timbul gejala
pada umur kura
ng dari 45 tahun
e. Tidak terdapat sakit gula, penyakit
autoimunt, trauma atau sumber
emboli
f. Terdapat artery yang normal
proximal dari a. politeal dan b.
brachialis
g. Sering disertai Thrombophlebitis
superficialis

2. Diagnosa Banding : Lesi atherosklesis, Lesi Diabetes Melitus

3. Pem. Penunjang : Darah lengkap, Doppler (segmental pressure


dan waveform)
Plethysmography, Arteriography)

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spes. Bedah Vaskuler

5. Perawatan RS : Rawat inap segera

6. Terapi : a. Hentikan rokok segera


b. Analgetika (k.p. morphin)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
26/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

c. Heparin infus 300 u/kgBB/hari,


selama beberapa hari,
kontrol dengan clottin time.
d. Antibiotika : sesuai penemuan
bakteriologis
e. Sympatectomy

f. Perawatan luka optimal dan teratur


(nekrotomy, mild soap dls)
g. Trental dan / Aspirin 325 mg/hari
h. Dapat dicoba kalau dapat : Bypass
grafting
i. Amputasi (lengan : limited
amputation, tungkai : duatas dari
transmetatarsal level sebaiknya
bellow knee-amputation.

7. Penyulit : Infeksi sekunder

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 2-3 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu


11. Output : Morbidity rendah, sukses pengobatan sangat
tergantung dari
kesadaran penderita untuk benar-benar
menghentikan merokok (active or passive
smoker)

12. PA : Artery dan vena

13. Otopsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
27/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

DAFTAR PUSTAKA :

1. Ernst, Stanley : Current therapy in vascular surgery, second edition, 1991, B.C.
Decker Inc
2. Haimivicis : Vasculer surgery , Third Edition, 1989, Appleton & Large
3. Ary Mboeik : Penanggulangan Cidera Vaskuler, Penangulangan Trauma di
Lapangan, Kumpulan makalah Simposium Tauma 1978
4. Rutheford : vascular Surgery, 1977, B.B. Saunders Company
5. J.G. Pollock : Topikal Reviews in Vascular Surgery, 1982, Wright PSG
6. Zehnder M.A. : Unfalmechanismus and Unfull Mechanik der Aortenruptur in
geschlossenen Thorax trauma, thorax chirurgie 8 ( 1960 b) 47
7. Janke E.J., Jr. Seeley S. F : Acute Vascular Injury in the Korean War, Am
analysis of 77 concecutive Cases, Ann Surgery 138-1953.
8. Jorg Vollmar : Recontruktive chirurgie der Arterien, Georg Thieme Verlag
Stuttgart 83- 107,1975
9. John J. Began, James S. T. Yao : Surgery of the Veins, 1985, Grune & Startton,
Inc
10. Hershey, Barnes, sammer : Noninvasie Diagnosis of Vasculer Disease, 1984,
11. Butterworths & Appleton Davis Inc
No.Dokumen No.Revisi Halaman
28/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

yang incompetent ya TRAUMA VASKULER ATAU CIDERA VASKULER

1. Kriteria Diagnosis : a. Adanya trauma type sedang dan type berat


b. Pegangan 6-P :
* Pale ( pucat )
* Pulelessnes ( tidak teraba denyut
nadi perlu dibanding
kiri dan kanan
* Pain ( nyeri sangat/angina) dapat
menimbulkan shock, jangan
digerakan.
ng secara klinis
2. Diagnosa Banding : Thrombosis acute Artery tepi

3. Pem. Penunjang : Darah lengkap, soppler, Plethysmograpy, Thorax


foto Arteriograpy
( DSA )

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Bedah Vaskuler

5. Perawatan RS : Rawat inap segera

6. Terapi : Tindakan telah dilakukan sejak dilapangan ( tempat


terjadi
kecelakaan ) berupa beban tekan ( lapisan kassa
tebal mengandung
obat bagian luka, cukup tekanannya sehingga tidak
terjadi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
29/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

perdarahan ) juga analgetika dan bidai fiksasi,


infus cairan dan
antibiotika. Pasien segera di transport ke RS, disini
tindakan lanjut
sebagai berikut :
* Berantas shock ( infus analgetika )
* Disiapkan untuk anastesi dalam kamar
bedah
* Sayatan proximal dan distal dari luka ( balut
jangan dibuka ),
seluruh artery dan vena dicair dan di laso
* Balutan dibuka, luka dicuci ( wound toilet )
* Dilakukan tindakan rekontruksi :
* Pembuluh darah cukup dicari dan
ditandai, kalau
perlu dipasang temporary shunt
agar aliran darah
tetap.
* Rekontruksi dilakukan berturutan
sbb : tulang,
artery
dan vena saraf cukup ditandai untuk
nanti setelah
beberapa saat baru disambung.
* Pemberian Heparin infus
* Penyambungan artery dan vena
menggunakan
autolog
vein graft/ Dacron graf/umbilical
graf. Pada
perdarahan yang hebat dapat
dikerjakan
autotransfusion dengan
menggunakan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
30/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

autotransfusio
dengan menggunakan
autotransfusion device yang
berasal dari berbagai merk a.l.
Sorenses Trauma
Autotransfusion Baylor Rapid
Autotranfusier,
Haemonetics cell Saver, Didacto
dlsb.
77. Penyulit : Infeksi sekunder

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1-2 minggu

10. masa pemulihan : 2 minggu

11. Out put : Banyak tergantung dari jenis pembuluh darah yang
kena ( aorta ,
mesentrica arteries, art caroid dsb ) dan lama waktu
hingga
rekontruksi ( golden periode sekitar 6 jam )

12. PA : Tidak perlu

13. Otopsi : Perlu 7.


dapat diperlihatkan.
2. Kriteria Diagnosis : Penderita datang ke dokter biasanya
disebabkan oleh
gangguan kosmetik, nyeri, perasaan berat
ditungkai,
cepat lelah atau perasaan terbakar gejala-
gejala ini
No.Dokumen No.Revisi Halaman
31/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

sering muncul atau semakin berat. Gejala-


gejala tadi
berkurang bila kakinya ditinggikan .
Umumnya pada
setiap penderita dapat nampak jelas pada
palpasi.
Terdapat serangkaian clinical test untuk
memeriksa
Keadaan katub-katub vena saphena,
femoral, atau
vena
Perforantes ( Trendelenburgh I, II : Parthes
atau
Linton Test )
3. Diagnosa Banding : Tidak diperlukan
4. Pem. Penunjang : Doppler, Plethysmograph ( Impendance
atau
Straingauge :photo ). Phlebography : sudah
jarang dikerjakan
5. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Bedah vaskuler,
Kardiologist
6. Perawatan RS : * Rawat inap : kalau menjalani
operasi
* Rawat jalan : kalau hanya
Sclerosing theraphy

7. Terapi : * Nonoperative treatment :


Sclerottherapy
*
* Allergic reaction
* Necrosis : sering karena para
Infeksi
* Kosmetik kurang baik
* Harus dirawat
No.Dokumen No.Revisi Halaman
32/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed Concent : Perl


B DEEP VEIN THROMBOSIS
( OKULASI VENA ANGGOTA GERAK + Vena Frofunda )

1. Kriteria Diagnosis : Sangatlah nonspecific kecuali massive


iliofemoral
thrombosis ( phlegmasia cerulea dolens )
Gejala-gejalanya :
Nyeri tungkai ( tidak sehebat okulasi
arteri )
Pembengkakan ( piting ederma )
Kulit mengkilat
Warna agak normal hingga cyanotis
Suhu biasa hingga agak panas
Nadi dapat teraba bila cairan edema
tidak menggangu
Fungsi sensoris dan motorik biasanya
masih normal

2. Diagnosa Banding : - Lympedema


- Oklusi artery

3. Pem. Penunjang : Darah ( lengkap dan koagulasi ), Doppler,


Plethysmograpy
( Straingauge ), duplex scaning,
Venography

4. Konsultasi : Dirujuk ke Seps. Bedah Vaskuler,


Kardiology,
Hematologist
No.Dokumen No.Revisi Halaman
33/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatan RS : harus Rawat inap

6. Terapi : -Tungkai tersebut ditinggikan


-Continous heparin Infusion
-Oral anticoaglants ( trantal, Aspirin,
Coumadin )
- Thrombolytic therapy : untuk
thrombus yang baru
- Operative berupa venous
thrombectomy dengan atau tanpa
dilakukan temporary arteriovenous
fistula
- Fasciotomy bila terdapat
Compartment Syndrome
OANGITIS OBLITERANS ( TAO)
7 7. Penyulit : Pulmonary embolism, perdarahan,
komplikasi jantung,
sepsis

8. Informed Concent : perlu

9. Lama perawatan : 2-3 minggu

10. Masa pemulihan : 2-3 minggu

11. Out put : 60% patentyrate

12. PA : Thrombus

13. Otopsi : perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
34/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
35/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ISCHEMIA AKUT DARI ANGGOTA GERAK


( Syn. Oklusi akut Artery )

1. Kriteria Diagnosis : Umumnya disebabkan oleh emboli yang


berasal dari
ruangan jantung. Gejala sbb. : Tanda-tanda
dari P-6 yaitu :
Pain ( nyeri hebat )
Pale ( bagian perifer menjadi pucat )
Pulslessnes ( nadi mengecil sampai
tak teraba, harus
Dibandingkan dengan sebelah )
Polkilothermia ( dingin )
Parese / Paraesthesia
Paralys (lumpuh )
Kulit disitu akan nampak terdapatnya
bullae berisi cairan yang bila dibiarkan
akan timbul nekrosis jaringan. Harus
diperiksa jantung untuk mendapatkan
tanda-tanda gangguan fungsi berupa
tachycardi atau gangguan rytmus

2. Diagnosa Banding : Thrombosis arteri akut, oklusi vena akut

3. Pem. Penujang : - Doppler, Plethysmograph,


Thorax foto; ECG
- Laboratorium : darah ( lengkap dan
koagulasi ),
Angiograph
No.Dokumen No.Revisi Halaman
36/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Konsltasi : Dirujuk ke Spesialis Bedah Vaskuler,


Kardiologi

5. Perawatan RS : Segera

6. Terapi : Tindakan segera berupa :


- Analgetika (k.p. morphin )
- Heparin 10.000-20.000 u.i.v. nitial
lalu diteruskan dengan infus
sebanyak 300 u/kg BB/hari
- Kardiotonika
- Pemberian cairan, mis :
Plasmaexpander
- Anggota tsb dibungkus kapas lemak
( bag. Ujung )
- Anggota tsb. Agak direndahkan
letaknya
- Pasien dipuasakan untuk disiapkan
operasi
- Tindakan operasi embolektomy
dapat dikerjakan dengan anestesi
umum atau local anestesi ( memakai
fogarty kateter )
- Bila embolusnya masih baru dapat
diberikan fibriolytik therapy
7. Penyulit : Perdarahan, infeksi sekunder, nekrosis
jaringan (terlambat),
komplikasi jantung MCI

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1-2 minggu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
37/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Masa Pemulihan : 1-3 minggu, perlu di follow up ke bag.


Kardiologi

11. Out put : Mortalitas tindakan embolektomy berkisar


antara 12-28%

12. PA : Embolus untuk melihat kemungkinan masa


tumor (
mixoma jantung ) atau lain sebagainya

13. Otopsi : Perlu

1. Kriteria Diagnosa : a. Gejala-gejala ischemia perifer


berupa
kesemutan,
perasaan dingin, banyak keringat,
nyeri
klaudikatio
s/d nyeri istirahat, nekrosis jaringan
b. Progresive ke arah proximal
c. Perokok
d. Umumnya pria, mulai timbul gejala
pada
umur
kurang dari 45 tahun
e. Tidak terdapat sakit gula, penyakit
autoimunt,
trauma ata sumber emboli
f. Terdapat artery yang normal
proximal dari a.
popliteral dan b. brachialis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
38/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

g. Sering disertai thrombophlebitis


superficialis

2. Diagnosa Banding : Lesi atherosklesis, Lesi Diabetes Melitus

3. Pem. Penunjang : Darah lengkap, Doppler ( segmental


pressure dan
waveform )
Plethysmography, Arteriograpy )

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spes. Bedah Vaskuler

5. Perawatan RS : Rawat inap segera

6. Terapi : a. Hentikan rokok segera


b. Analgetika ( k.p. morphin )
c. Heparin infus 300 u/kgBB/hari,
selama
beberapa hari,
kontrol dengan clotting time
d. Antibiotika : sesuai penemuan
bakteriologis
. Sympatectomy
rawatan ARTERIOVENOUS FISTULAS 9AVFs
( Acquired ) optimal dan teratur (
nekrotomy, mild
soap dls ) g. Trental dan / Aspirin 325 mg/hari
1. Kriteria Diagnosis : Di atau sekitar trauma dapat diraba ( palpasi )
adanya machinery
murmur yang sangat khas ( teraba selama siklus
dengan dominant
selama sistolis ) : daerah disitu membengkak,
terasa panas dan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
39/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

jelas adanya pelebaran vena-vena ( draining veins )


seperti
varikosis. Juga lingkaran limb disitu ditambah.
Dengan melakukan
test sederhana berupa kompresi temporer terhadap
AVFs akan
mengakibatkandenyutan jantung melambat dan
tekanan nadi
mengecil.

2. Diagnosa banding : Haemotoma dan soft mass

3. Pem. Penunjang : - Dupleks Scaning ( contrast-enhanced )


- MRI
- Artiograph : merupakan pemeriksaan yang
standar bagi AVFs dengan pemeriksaan ini
dapat diperlihatkan arteri afferent yang
melebar dan turtous
- Penambahan inflow, pengisian yang dini
dari vena vena dan peningkatan
pembuluh-pembuluh kolateral disekitarnya.
- Darah, foto thorax dan anggotanya ybs.

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Bedah Vaskuler,


Kardiologi,Radiologi.

5. Perawatan RS : Rawat inap.

6. Terapi : Tindakan operasi dengan melakukan exposure:


- Ligature semua kolateral (paling tidak 4
buah)
- Reseksi arteri dan vena (termasuk fiskula)
dan kemudian mengerjakan rekonstruksi
pembuluh darah dengan vein graft atau arteri
No.Dokumen No.Revisi Halaman
40/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

vicial vascular graft, atau cukup memakai


angioplasty patch.
- Menyisipkan interposition of living
tissue flap of muscle/fascia diantara
arteri dan vena, untuk mencegah
recomunication.

7. Penyulit : - Residive disebabkan kurang bersih


ligasinya
- Perdarahan terutama dari bagian vena
- Peripheral ganggren disebabkan oleh
embolisasi atau karena terlalu bersih ligasi
yang dikerjakan.

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama Perawatan : 1-2 Minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu setelah ini secara periodic perlu difollow
up setiap 1 bulan,
setahun, tiga tahun dan lima tahun

11. Output : Bagus

12. PA : AVF disertai arteri dan vena

13. Otopsi : Mungkin saja perlu


limited amputation, tugkai :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
41/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

iatas dari transmetatarsal level sebaiknya


TTTTrtTTHORACIC OUTLET SYNDROME

1. Nama penyakit : Thoracic outlet atau disingkat TOS adalah kelainan


dengan gejala- Tt bellowgejala pada tangan, lengan, bahu
dan leher yang disebabkan oleh knee-amputation penekanan
( kompresi ) iritasi terhadap fleksus brachcialis, arteri
No.Dokumen No.Revisi Halaman
42/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

subelavia dan vena subelavia ( neurovascullar


bundle ) ketika mereka melalui thoracic outlet
area di apex paru.

2. Kriteria Diagnosis : Tergantung dari segmen paling banyak mengalami


kompressi,
gejala-gejalanya juga parallel :
- Neurological TOS : merupakan yang
terbanyak
- Gejalanya adalah nyeri, paracsthesia dan
paresis, juga Penyulit : terdiri dari 2 jenis keluhan.
- Berasal dari upper plexus inpvolvement dan
berasal dari lower involvement.
- Venous TOS : terdiri dari pembengkakan,
cyanosis, cepat lelah lengan tersebut, terasa
berat serta rasa nyeri : bila lengan diangkat
terutama posisi abduksi maka pelebaran
vena cepat terjadi : juga bila dilakukan
exercise nampak stuwing vena-vena hal
tersebut disebabkan oleh kontraksi otot
untuk exercise dan elevasi lengan
mengakibatkan kontruksi vena semakin
hebat.
-- Arterial TOS : Otot-otot mudah lelah dan
kejang teraba dingin, pucat dan cyanosis
ujung-ujung jari (akibat emboli) pada kasus
yang extrem timbul nyeri ischemia dan
ganggren

3. Diagnosa Banding : - Servical disk syndrome dileher


- Carpal tunnel syndrome dipergelangan
tangan
- Cubital tunnel syndrome di siku
- Cervical arthritis (spondylitis)
No.Dokumen No.Revisi Halaman
43/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Brachial plexitis
- Inflamatory shoulder problems :
- Bursitis
- Tendinitis
- Capsulitis
- Angina pectoris
- Central nervous system tumor
- P-Multiple sclerosis ancosis tumor
paru

4. Pem. Penunjang : a. Elevated arm atress test


b. Ancillary test :
- Cervical spineradiograph series
(untuk menemukan adanya
kelainan-kelainan,mis:Cervical
ribelongated processus transverses,
exotosis callous dari clavicula atau
rib pertama, hypertrofi osteophyts
dalam neural foramina dan status
interverteble disk spaces.
- Thoraks foto:AP dan lateral
- MRI dan CT Scan tidak banyak
berarti karena tidak memperlihatkan
kelainan dari soft tissue (muiculus
scalene) menimbulkan kompressi.
- Arteriogram maupun venogram
secara rutin tidak dianjurkan

5. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Bed Vaskuler .Kardiologi,


Neurolost, Bedah
saraf

6. Perawatan RS : Rawat inap


No.Dokumen No.Revisi Halaman
44/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Terapi : -

8. Penyulit : Pneumothorax, injury dari n. phrenicus, brachial us


injury dlsb.

9. Informed Concent : Perlu

10. Lama perawatan : 1-2 minggu

11. Masa pemulihan : 2 minggu

12. Output : Memuaskan

13. PA : Tak perlu

14. Otopsi : Tak perlu

ULCUS CRURIS, CHRONIC LE ULCERS


No.Dokumen No.Revisi Halaman
45/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : Terdapat didaerah cruris dimana kulitnya


mengalami dermatitis,
indurasi, nyeri dan ulcerasi kelainan-kelainan ini
bersifat kronis sehingga kulit didaerah tersebut
mengalami penebalan, hyperpigmentasi dan lebih
hangat dari sekitarnya (statis dermatitis/eczema).
Daerah yang paling mengalami perubahan tersebut
adalah sekitar molleolus medialis. Vena-vena
perforan dan peninggian tekanan dalam vena
profunda akan langsung ditransmit kejaringan
subcutis sehingga mengakibatkan perubahan-
perubahan tersebut diatas.peninggian tekanan
vena-vena profunda diakibatkan oleh obstruksi
(throumbus) mengakibatkan kutub-kutub dalam v.v
perforantus menjadi insufficien sehingga tekanan
vena profunda yang tinggi dapat langsung
diteruskan kejaringan subcutis.

2. Diagnosa Banding : - Congestive heart failure


- Chronic glomerulonephritis
- Chronic lymphedema
- Lipedema
- Dermatitis allergica

3. Pem.Penunjang : - Doppler, Plethysmograph, Thorax foto,


ECG
- Laboratorium : darah lengkap
- Venography, Venous pressure measurement,
Duplex
scaning
No.Dokumen No.Revisi Halaman
46/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Konsultasi : Spesilialis Bed, Vasculer, Kardiologist,


Dermatologist

5. Perawatan RS : Perlu rawat inap

6. Terapi : Non operative treatment


- Graded compression elastic stocking
(lifelong)
- Sering elevasi tungkai (terutama kalau
tidur/istirahat)
- Memakai Unnas boots
- Merawat ulcus sol 0,25 % allumunium
subacetate merawat
eksi eozema menggunakan lanolin solm
allumunium acetate, steroid preparat atau
antibiotik.
- Operative treatment :
- Linton procedure/Dodd procedure
- Valvuloplasty
- Venus valve transplantation
- Femoro-femoral crossover grafls (palma
operation)
- Saphenopopliteal Bypass Operation (May-
Husni- Operative)
7. Penyulit : Heart disease, Trombosis, infeksi

8. Informed concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1-2 minggu

10. masa pemulihan : 3 minggu

11. Output : Good result 60-80% (dalam waktu 2 tahun) untuk


valvuloplasty :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
47/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

90% untuk ligature prosedure.

12. PA : Tidak perlu

13. Otopsi : Tidak perlu

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1-2 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu

11. Output : Banyak tergantung dari jenis pembuluh


darah yang kena
( aorta, mesentrica arteries, art caroid dsb )
dan lama waktu
hingga rekontruksi ( golden periode sekitar
6 jam )

12. PA : Tidak perlu

13. Otopsi : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
48/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ANEURISMA
(adalah suatu dilatasi setempat dari artery yang sifatnya irreversible)

1. Kriteria Diagnosis : Paling banyak ditemukan infrarenal aorta


aneurisma kemudian
iliaca femoralis dan popliteal. Perkembangan
aneurisma abdominalis berjalan lambat selama
bertahun tahun. Kecepatan pengembangannya
sering tidak dapat diperkirakan. Perkembangan tadi
akan berakhir dengan ruptur, perdarahan dan
meninggal : atau dapat menjadi sumber emboli
keseluruh tubuh. Banyak ahli berpendapat bahwa
kecenderungan untuk ruptur ditentukan primer oleh
besarnya aneurisma, bahkan dapat oleh aneurisma
yang kecil saja (diameter 4-7 cm). Begitu sebuah
aneurisme abdominalis 30% dibulan pertama,
menjadi 74% dalam 6 bulan kemudian menjadi
80% dalam waktu 1 tahun. Bagi thoraco abdominal
aortic aneurisma : bila dibiarkan 95% mengalami
dissecting da 51% yang non dissecting akan
mengalami ruptur. Hampir semua aneurisma aorta
abdominalis dapat dipaltasi (pulsatile abdominalis
mass). Pemeriksaan lain yaitu : plain X-Rays,
abdominalis sonogram, ultrasonograph, CT
scanning, MRI (mahalintolerans terhadap
gangguan bunyi, tidak dapat bagi penderita dengan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
49/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

pace maker), aorta graph. Umumnya pada lanjut


usia.

2. Diagnosa Banding : Tidak perlu

3. Pem.Penunjang : Darah lengkap, thorax foto, Kardiologi,


pemeriksaan fungsi paru,
pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, plain foto
abdomen, sonogram abdomen, transkranial
doppler, ultrasonograph abdomen, aortagraph (pool
atas dan bawah dari aneurisma harus terlihat jelas),
MRI.

4. Konsultasi : Spes, Bedah Vasculer, Kardiologist, Internist,


Pulomologist,
Neurologist.

5. Perawatan RS : Harus rawat inap


No.Dokumen No.Revisi Halaman
50/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Terapi : Indikasi operasi :


a. Operasi elective : penderita risiko rendah
dengan aneurisma diameter lebih dari 6 cm
atau aneurisme yang lebih kecil tetapi
berubah menjadi lunak atau menjadi
syptomatik
b. Indikasi yang lebih urgent dari a, yaitu bila
terbukti adanya embolisasi ke kaki
c. Tindakan operasi emergency bila mana
aneurisma acute melunak atau disertai
abdomen atau nyeri punggung
d. Resusitas dan segera operasi : bila menjadi
ruptur dan hock Tindakan aneurismectomy
sbb :
- Exposure melalui sayatan mediana
panjang
- Fungsi ginjal harus tetap dijaga
dengan pemberian cukup cairan dan
12.5-25 ogmannitol sebelum klaim
aorta
- Aheparin diberikan 5000 unti
sebelum klaim
- Diseksi terbatas kantong aneurisma
sublateral dan posterior (Creech
technique)
- Memakai Dacron graft/goretex graft
- Retrolperitoneal converage terhadap
grafe

7. Penyulit : Penyakit jantung (MCI) Pseudoanacurysma


Emboli

8. Informed Concent : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
51/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Lama perawatan : 1-2 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu

11. Output : Memuaskan

12. PA : Tidak perlu

13. Otopsi : Tidak perlu

SYNDROMA RAYNAUD
Dibagi atas 2 tipe :
VASOSPASTIK
OBSTRUKTIF

1. Kriteria Diagnosis : Serangan episode vasospasm ujung-ujung jari


disebabkan oleh
suhu dingin dan stress (emosi) sehingga
menimbulkan perubahan warna triphasic colr
yaitu menjadi putih,biru,merah.diantara serangan
warna jadi normal. Serangan ini disertai rasa
No.Dokumen No.Revisi Halaman
52/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

kesemutan dan nyeri hebat dan bahkan dapat


mengakibatkan nekrosis jaringan.

2. Diagnosa Banding : a. Intra vaskuler: Cryglobulimemia,cold


agglutinius
b. Vaskuler:
- Thromboangistis obliterans(TAO)
- Occupational trauma
- Collagen disorders:
Scledearma,Dermatomyositis,syste
mic
lupuserythematosus,polyarteritis

- Frosbite, Immersion foot


c. Extravaskuler:
- Sympathetic hyperactivity
- Thoracic outlet syndrome
- Causalgia
.
3. Pem. Penunjang : Darah lengkap, Doppler waveform dan
plethysmoraphy,allen
compression test, gold challenge test,arteriography.

4. Konsultasi : Dirujuk ke Sepsialis Bedah Vaskuler

5. Perawatan RS : Rawat inap segera

6. Terapi : a. Kebijaksanaan umum :


- Berikan keterangan sejelasnya,
kalau tidak menemukan sesuatu
kelainan lain berikan support tidak
akan diamputasi
- Hentikan merokok tanpa kompromi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
53/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Hindari udara dingin (tempat


dingin, minum air es, mandi air
dingin dll)
- Hindari pemakaian obat-obatan
yang dapat menimbulkan
vasospasm mis : tablet KB, ergot
preparat dan betaadregregenic
blockers
b. Obat-obatan :
- Symphatetic blocking agents
- Calcium chanel blockers
- Direct smoot muscle relaxants
- Other medications
c. Tindakan operasi:
- Cervicothoracic
sympathectomy(endoscopy)
- Digital artery sympatectomy
- Microvasculer recostruction
d. Tindakan lain-lain:
- Obati penyakit yang menyertai
- Konsultasi untuk behavior
modification(Psycologist)
- Biofeedback (temperatur)
- Pavlovian vasdilatation
conditioning
- Plasmapheresis (mahal)
- Transucutancous nerve stimulation
(harapan)

7. Penyulit : Patient sulit menghindari persyaratan-persyaratan


yang dijukan mis : merokok, stress, dll. Tidak
konsekuen melakukan latihan-latihan
yang dianjurkan mis : biofeed, pavlovian, vasodi-
latation conditioning dll.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
54/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 2-3 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu mungkin lebih lama atau mutasi ke Bag
lain

11. Output : Morbidity minimal kecuali type OBSTRUCTIVE

12. PA : Ganglion pada sympathectomy untuk memastikan


benar jaringan
( OKULASI VENA ANGGOTA G ganglion yang diambil (Vriesco)

13. Otopsi : Mungkin perlu bagi jawaban diagnosis pasti


ERAK + Vena Profunda )

III BEDAH THORAX


No.Dokumen No.Revisi Halaman
55/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ISI :

1. FRACTUR IGA SIMPLE ICD S.20


2. HEMATO THORAX ICD S.29
3. OPEN PNEUMO THORAX ICD S.21
4. CLOSSED PNEMO THORAX S. 29. 1
5. TENSION PNEUMO THORAX S.29.2
6. FLAIL CHEST S.22.3
7. TAMPONADE JANTUNG ICD 1.51.9
8. TRAUMATIC WET LUNG ICD S.29.3
9. TUMOR DINDING THORAX PRIMER 2.29.4
10. THORACIC OUT LET SYNDROME S.22.5
11. TUMOR MEDIASTINUM J.98.5
12. MASIVE HEMOPTYSIS J.98.9
13. PULMONARY DISS. ( CHROVIC OBST PULMONARY DISSEASE )
J.44.8
14. NODULE TUNGGAL PARU C.34.2
15. PULMONARY CARCINOMA C.34.0
16. SUPERIOR SULCUS TUMOR
17. MYCETOMA J.63.8
18. LUNG ABSCES J. 85. 2
19. EMPHYEMA THORACIS J.86.0
No.Dokumen No.Revisi Halaman
56/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

20. DISSEASE OF THE ESOKPHAGUS ( BENDA ASING PADA


ESOPHAGUS ) K.22.8
21. ESOH[HAGEAL CHEMICAL BURN K.22.9
22. PERFORASI ESOPHAGUS K.22.3
23. DIVERTICUM ESOPHAGUS K.22.5

TRAUMA THORAX
TRAUMA THORAX

Pada Trauma Thorax dapat terjdi mulai dari contosio jaringan, fracture iga, pnemo
thorax,hemato thorax, fail chest dan traumatic wet lung, karena hampir semua trauma
Thorax potensial bahaya, palicy sub bagian bedah thork mengharuskan merawat semua
pasien dengan trauma thorak, minimal observasi 24 jam.

FRACTURE IGA SIMPLE


ICD S.20 mulai dari con

1. Nama penyakit / Diagnostic : Fracture Iga Simple


Batasan : Secara radiologis
dibuktikan adanya disconlimits peri OS
costae

2. Kriteria Diagnosis : Adanya trauma dada yang adekuat, adanya


tanda-tanda
No.Dokumen No.Revisi Halaman
57/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

fracture iga nyeri spontan, nyeri tikam,


nyeri ketok, nyeri sumbu
Adanya discontinuitas peri OS costae pada
thorax foto

3. Differintial Dignosis : - Contosio jaringan


- Hypo chon driasis

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto

5. Konsultasi : - Rehabilitasi medik


- Cardiologist
- Pulmonologist

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan minimal observasi vital sign 24


jam

7. Terapy : - Farmakologic : Anlgetic dan


Expcctorantia
- Non farmakologic : Fisio therapy

8. Standar Rumah Sakit : Dirawat di rumah sakit minimal rumah


sakit klass III

9. Penyulit : a. Traumatic wet lung


b. Retensi Sputum

10. Inform Consent : Tertulis untuk rawat inap

11. Standard Tenaga : - Dr.Umum+ ATLS


- Para medis Fisio
therapiSIMPLE11111
12. Lama Perawatan : 3-5 hari
No.Dokumen No.Revisi Halaman
58/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Masa Pemulihan : 2 minggu

14. Out put : Baik sembuh tanpa squalane dalam


2minggu buruk
Traumatic Wet Lung

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Diperlukan bila terjadi kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
59/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

OPEN PNEUMO THORAX


ICD S.21y I
Ia disconlimperi OS costae
3. Differential Diagnosis* Contosio jarinan
1. Nama Penyakit/Diagnostik : - Open Pneumo Thorax
- Luka tembus Pleura, menimbulkan
tekanan mitra meninggi dan paru
collaps

2. Kriteria Diagnosis : - Penderita sesak napas menyusul


setelah suatu 2chon driasis trauma tajam
- Open sucjking wound
- Bising nafas sisi sakit menghilang

3. Differential Diagnosis : Tidak ada

4. Pemeriksaan Penunjang : a. Observasi WSD


b. Thorax foto AP/LAT

5. Konsultasi : - Pulmonologist
- Bedah Thorax

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan rawat inap


No.Dokumen No.Revisi Halaman
60/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Terapy : - Farmakologic : Oxygen, antibiotic,


analgetic dan Penunjang : Thorax foto
Expectorantia
- Non Farmakologic : Bedah : -
Penutupan luka
- Pemasangan WSD

8. Standard Rumah Sakit : Minimal Rumah Sakit Tingkat III

9. Penyulit : a. Infeksi
b. Ateleklasis

10. Inform Concent : Secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Umum


- Dr. Umum + ATLS

12. Lama Perawatan : 7 hari

13. Masa Pemulihan : 2 minggu

14. Out put : Sembuh tanpa squalane


15. PA : Tidak perlu
16. Autopsi : Diperlukan pada kasus kematian11.
Standard Tenaga : - Dr. umum+ATLS
HEMATO THORAX
ICD S.29

1. Nama Penyakit / Diagnostik : - Hemato Thorax


- Rongga pleura berisi darah sehingga
paru collaps
No.Dokumen No.Revisi Halaman
61/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria Diagnosis : - Sesak nafas tachycardia sampai


hypolemic shock
(penderita sesuk)
- Bising nafas melemah sampai
menghilang
- Perxusi redup

3. Differential Diagnosis : - Pleral effuitias


- empyema thoraces

4. Pemeriksaan Penunjang : a. Fungsi pleura : fungsi dan aspirasi


b. thorax foto : AP/LAT
c. Darah Rutin : Hb, Ht, Thrombosit,
Leukosit

5. Konsultasi : - Rehabilitasi medik


- Pulmonologist

6. Perawatan rumah Sakit : Diperlukan rawat inap

7. Terapy : - farmakologic : Antibiotik, analgetic


dan
Expectorantia
- Non Farmakologic : - Pemasangan
WSD
- Fisio therapy

8. Standard Rumah Sakit : Minimal Rumah Sakit Tingkat

9. Penyulit : a. Empyema Thoraces


b. Bronchio Pulmona

10. Inform Consent : Tertulis diperlukan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
62/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Stadard Tenaga : - Dr.Umum+ ATLS


- Ahli Bedah Umum

12. Lama Perawatan : 7 hariz


sio theraphy
13. Masa Pemulihan : 14 hari

14. Out put : Yang terbaik sembuh tanpa squallane yang


terburuk
empyema, Bronchio pulmona,sepsis dan
meninggal

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Diperlukan pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
63/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

CLOSSED PNEUMO THORAX


S.29

. Lama perawatan : 3-5 hari


1z1. Nama Penyakit/ Diagnostik : Clossed Pneumo Thorax
Batasan : Peninggian tekanan intra pleural sehingga
paru collaps
Pada dinding thorax yang utuh
No.Dokumen No.Revisi Halaman
64/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria Diagnosis : - Adanya sesak nafas setelah suatu


truma atau olah
raga
- Bising nafas sisi lesi tympany pada
perkusi
- Adanya udara intra pleural paru
collaps total sebagian pada thorax
foto
- Adanya gelombang udara pada
botol WSD

3. Differential Diagnosis : - Large Bullae


- Atelek Tasis Paru

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto AP dan lateral

5. Konsultasi : - Pulmonologist
- Bedah thorax

6. Perawatan Rumah Sakit : diperlukan rawat inap

7. Terapy : - Farmakologic : Antibiotic, analgetic


dan
Expectorantia
- Non Farmakologic : Fisioterapy

8. Standard Rumah Sakit : Rumh Sakit Tingkat III

9. Penyulit : a. Infeksi
b. Atelektasis
c. Broncho Pleural Fistula

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
65/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Umum


- Dr. Umum + ATLS

12. Lama Perawatan : Tanpa komplikasi 7 hari


Dengan komplikasi dapat lebih dari 1 bulan

13. Masa Pemulihan : 2 minggu sampai 1 bulan

14. Out put : Baik, sembuh tanpa squalane


15. PA : Tidak

16. Autupsi : Pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
66/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR DINDING THORAX PRIMER


S.29.4

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Tumor Dinding Thorax


Batasan : Semua tumor dari soft tissue, muscle atau
tulang rangka iga

2. Kriteria Diagnosis : - Pembengkakan pada dinding thorax


dibedakan turut
terlibatnya otot, tulang dan soft
tissue
- Extensi dan batas tumor berasal dari
pemeriksaan CT. scan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
67/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Pemeriksaan pathologis (PA)

3. Differential Diagnosis : - Invasi tumor paru kedinding dada


- Abses empyema
- Tuberculoma

4. Pemeriksaan Penunjang : - Ct. Scan


- Thorax foto
- Mantoux Test
- Byopsi

5. Konsultasi : a. Pulmonologi
b. Onkologie
c. Intensive Care

6. Perawatan Rumah sakit : Diperlukan perawatan ICU pasca bedah

7. Terapy : - Excisi luas, rekontrusi dinding


thorak
- Radiasi bila batas excisi tidak bebas
tumor

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat I dan Tingkat


II (Top Referal
Hospital)

9. Penyulit : a. Operative : - Infeksi


- Flail chest
b. Penyakit : Infiltrasi ke organ paru,
jantung great
arteri

10. Inform Concent : Perlu secara tertulis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
68/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 10 hari

13. Masa Pemulihan : 6 minggu


14. Out put : Baik, pada localized tumor

15. PA : Dibutuhkan untuk menentukan Treatment

16. Autopsi : Tidak perlu pada Advenced Tumor


No.Dokumen No.Revisi Halaman
69/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PULMONARY CARCINOMA
C.34.0

1. Nama Penyakit / diagnostik : - Pulmonary Carcinom


- Adalah Neophasma ganas berasal
dari parenchyma
Paru / saluran nafas. Dikenal 4 type
histologis : Epidermoid, Adeuoca,
Small CEI Carcinorra Large Cel
Cercinoma & Broncho Alveovar
CA

2. Kriteria Diagnosis : - Thorax foto


- CT. Scan
- Citologi Sputum
- PA dari TTB

3. Differential Diagnosis : - Hematoma


No.Dokumen No.Revisi Halaman
70/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- TB Paru (Tuber Culoma)


- Tumor Mata

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Bronchoscopy (Bronchial Brushing)
- Spirometri
- CT.Scn thorax / Scan Kepala
- Bone Scaning
- USG Abdomen

5. Konsultasi : a. Pathologie
b. Pulmonologie

6. Perawatan Rumah Sakit : diperlukan untuk work up dan pengobatan


pembedahan

7. Terapy : - Frmakologic : Mucolitik, Analgerik,


Cito statika
- Non Farmakologic : Radiasi
- Pembedahan : - Lobektomy
- Diseksi Kelenjar
- Pneumonectomy
- Byopsi

8. Standard Rumah Sakit : Top Referal Hospital

9. Penyulit : a. Multi orgn failure


b. Fracture Pathologi
c. Gagal nafas
d. Geriatric problem

10. Inform Concent : Diperlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Pulmonologi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
71/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Oncolog
- Cardio Thoracic

12. Lama Perawatan : 2 minggu

13. Masa Pemulihan : 4 minggu

14. Out put : - Baik stadium awal


- Buruk stadium lanjut
-
15. PA : Perlu jaringan tumor dan KGB regional
batas sayatan

16. Autopsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
72/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

SUPERIOR SULCUS TUMOR


C.34.1

1. Nama Penyakit / diagnostik : Superior Sulcus Tumor


Batasan : Adalah manifaetasi clusus dari Carcinoma
paru primer
yang terletak pada Apex

2. Kriteria Diagnosis : - Gejala klinis nyeri sesuai dengan


distribusi C8 T1 &
T2
Disertai dengan horner Syndrome
- Thorax foto AP/LAT Menunjukkan
adanya lesi berbentuk Mass di Apex
- Brochial Brisching Cetologi
- Trans Thoracal Byopsi PA

3. Differential Diagnosis : - Tuber Celoma


- Premary complek TB
- Nerogenic Tumor

4. Pemeriksan Penunjang : - Thorax foto


No.Dokumen No.Revisi Halaman
73/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Bronchoscopy + bronchial broshing


- Trans Thoracal Byopsi
- CT. Scan kelapa & Thorax
- Bone Scaring / Bone Surgery
Neurologi

5. Konsultasi : a. Neurologi
b. Pulmonologie
c. Nouro Surgery

6. Perawatan Rumah Sakit : - Diperlukan untuk mengatasi nyeri


- Dan bila pengobatan pembedahan
diperlukan

7. Terapy : - Reseksi Lobus Superior


- Release Flexus Brochalis
- Radiasi Ajuvant 3000

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : a. Destruksi Tulang


b. V. cva Superior Syndrome
c. Lesi menatap flexus Brochalis

10. Inform Concent : - Perlu secara tertulis


- Terutama mengenai lesi Flexus
Brochalis yang
menetes (cacat)

11. Standard Tenaga : - Bedah Thorax


- Pulmonologie
- Pathologist

12. Lama Perawatan : 4 minggu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
74/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Masa Pemulihan : 8 minggu

14. Out put : Buruk bila tumor mengimplitrasi flexus


Brochalis

15. PA : Sangat perlu

16. Autopsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
75/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

NODULE TUNGGAL PARU

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Solitary Pulmonary Nodule


Batasan : Adalah Nodule Tunggal Diameter kurang
dari 4 cm,
Masih dikelilingi jaringan paru sekat tanpa
kelainan
Radiologis lain dijumpai tidak sengaja pada
Thorax foto
Asymtomatis

2. Kriteria : - Thorax foto


- Trans Thoracal Byopsi

3. Differential Diagnosis : * Hamartoma


* Tumor Metastase
* Tuber Culoma
* Cancer Stadium Awal

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- CT. Scan thorax
- Tuberculine Test
- Tumor Marker CEA, AFP
- Trans Thoracal Byopsi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
76/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Bronchoscopy Broncial Brusing

5. Konsultasi : a. Pulmonologie
b. Radiologie

6. Perawatan Rumah Sakit : Bila diperlukan pembedahan

7. Terapy : * Farmacologic : Tubercenlo


Statisca
* Non farmakologic : Observasi
* Bedah : Thoracotomy
Lolektomy

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : Penyulit pembedahan bila dilakukan terapy


pembedahan

10. Inform Consent : Perlu pada pembedahan

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 10 hari

13. Masa Pemulihan : 2 minggu

14. Out put : Baik

15. PA : Perlu

16. Autupsi : Perlu pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
77/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
78/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TAMPONADE JANTUNG

1. Nama Penyakit/ Diagnostik : Tamponade Jantung


Batasan : Rongga pericardial sac terisi cairan ( darah/
effusi )
Sehingga menghalangi pengisian jantung
pada fase diatolic

2. Kriteria Diagnosis : - Shock, Tachy cardia, Tachy pnae


- Distensi vena yubalaris
- Pulpus para doxus
- Pelebaran cardiac silhuete pada
thorax foto
- Fungsi peri cardium
- EKG low voltage
- Ekho gap pada echo cardio grafi

3. Differential Diagnosis : * Bendungan V. Cava superior


* Thorax Mediatinum

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Ekho cardio grafi
- EKG
- Fungsi peri cardio

5. Konsultasi : a. Pulmonologist
b. Kardiologi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
79/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

c. Radiologi

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan perawatan intensive

7. Terapy : * Bedah : - Peri cardial


fungsi
- Peri cardiostomy
- Peri cardiectomy
- Peri cardio
Pleural Window
* Non Bedah : - Antibiotic
- Analgetic

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II / Top


Referal Hospital

9. Penyulit : a. Karena tindakan fubrulasi


b. Gagal jantung

10. Inform Consent : Tertulis diperlukan

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Thorax


- Cardiologi
12. Lama Perawatan : 7 hari sampai 1 bulan

13. Masa Pemulihan : 2 minggu sampai 6 minggu

14. Out put : * Trauma baik


* CA buruk

15. PA : Perlu jaringan pericard

16. Autupsi : Perlu pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
80/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
81/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

CHRONIC OBSTRUKTIVE PULMONARY DISSEASE


J.

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Chronic Obstruktive Pulmonary Dissease


Batasan : Penyakit menahun karena obstruksi
menahun menyebabkan
Emphysema paru, intercostals space
melebar, diagpragma
Mendatar dengan PO2 meninggi

2. Kriteria Diagnosis : - Riwayat penyakit Astha Chroniac


Bronchitis
Chronis
- Thorax foto gambaran Lung
Emphysema
- PO2 rendah PCO2 tinggi

3. Differential Diagnosis : * Astha Bronchiae


* Cor Pulmonale
* Giant Bula
* Giant Caverne

4. Pemeriksaan Penunjang : - Analysa gas darah


- Thorax foto
- Body phletysmografi
- Lung ventilaties scaning
- Lung perfution scaning
- Ceteterisasi jantung

5. Konsultasi : a. Cardiologie
b. Pulmonologie
c. Penyakit dalam
No.Dokumen No.Revisi Halaman
82/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan Rumah Sakit : Memerlukan Perawatan ICU

7. Terapy : * Farmakologic : - Oxygen,


- Broncho
Dilator
- Secretolytic
* Non Farmakologic : - Fisio
Thearpy
- Senam
Ashma
* pembedahan : Lung
Reduction Surgery
Lung Volume
Reduction
Surgery

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat I ( Top Referal


)

9. Penyulit : a. Respiratory Dependence


b. Respiratory Failure
c. Pembedahan memiliki komplikasi
Respiratory

10. Inform Consent : Perlu tertulis pada terapy pembedahan

11. Standard Tenaga : - Pulmonologie


- Cardiac Anesthesia
- Intensive
- Cardio Thoracie

12. Lama Perawatan : 2 minggu s/d 6 minggu

13. Masa Pemulihan : Lebih dari 6 minggu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
83/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

14. Out put : Monalitas, Morbilitas dan survivor 50%

15. PA : Perlu

16. Autupsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
84/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

MYCETOMA
J.63.8

1. Nama Penyakit / Diagnoostik : * Mycetoma / Fungsi Ball


* Massa buat yang terdiri dari Hyphae
Fibrin sel
radang, pada bekas infeksi
Tuberculosa, umumnya
pada Caverue

2. Kriteria Diagnosis : - X Ray thorak, berupa Caverue


dengan masa
didalamnya dengan Hallo
- Bronchoscopy dengan bilasan
Bronchel
- Trans Thoracal Byopsi

3. Differential Diagnosis : * Tuber Celoma


* Carcinoma paru

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Bronchoscopy
- Trans Thoracal Byopsi
- CT. Scan Thorax
- Spirometri

5. Konsultasi : a. Pulmonologie
b. Parastologie
c. Pathologi
d. Intensive Care

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
85/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Terapy : * Farmakologic : - Ampothericin B


- Tuberculo
statisca
- Expectorab &
Mucolitic
* Pembedahan : -
Thoracotomy Lobektomy
-
Thoracotomy

carvernostomy
- Bila
pendarahan masive
- Bronchial
arteri embolisasi

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : Masive Hemoptisis dengan Lung Fungsi


yang minimal

10. Inform Consent : Sangat perlu tertulis

11. Standard Tenaga : - Bedah Thorax


- Pulmonologie
- Radiolog ( Invasive Radiolog )

12. Lama Perawatan : 4 minggu

13. Masa Pemulihan : 8 minggu

14. Out put : Buruk untuk pasien dengan lung fungsi


mnimal dan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
86/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Masive Hemoptisis

15. PA : Perlu

16. Autupsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
87/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

LUNG ABSCES
J. 85.2

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Absces Paru


Batasan : Terbenamnya rongga berisi pus dalam
perenhym paru
Absces paru dapat terjadi karena aspirasi
benda asing,
Infark paru trauma, penyebaran infeksi dari
medis tomur
atau Absces Hepar

2. Kriteria Diagnosis : Chest X Ray AP/ Lateral

3. Differential Diagnosis : Broncloscopy, puscuture, Cetologi


Empyema, Infected
Bullae

4. Pemeriksaan Penunjang : - Pus Culture


- Broncloscopy
- Chest X Ray AP/ Lateral

5. Konsultasi : a. Pulmonologi
b. Micro Biologie

6. Perawatan Rumah Sakit : - Perlu rawat inap


- dan bila pengobatan pembedahan
diperlukan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
88/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Terapy : * Farmakologic : Anti biotic


sesuai Culture
Expectoran
Mucolytic
* Non Farmakologic : - Postural
Dranage, Chest
Perkusi
-
Bronchoscopy tiap 3-5
hari
* Pembedahan : - Tube
Thoracostomy
- Reseksi
Pru

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : a. Sepsis
b. Ostrotyelitis Costare
c. Pus menyebar ke paru sekat

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Ahli bedah umum


- Ahli bedah thorax
- Pulmonologie
- Fisio Therapy

12. Lama Perawatan : 4 minggu

13. Masa Pemulihan : 6 minggu

14. Out put : Baik bila tidak ada penyulit


No.Dokumen No.Revisi Halaman
89/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

15. PA : Perlu

16. Autupsi : Pada kasus kematian perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
90/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

EMPYEMA THORACIS
J.86.0

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Empyema Thoraces


Batasan : Accumulasi pus pada rongga pleura
sehingga menekan
Paru dan menyebabkan paru collaps
Umumnya terjadi pada pneumona trauma,
perforasi
Esophagus penyebaran dari Absces Hepar

2. Kriteria Diagnosis : - Tanda- tanda infeksi demam


hyperpyrexia chest
pain dan batuk dengan parental
sputum
- Chest X Ray AP/Lateral
- Thoracocentesis pus culture
-
3. Differential Diagnosis : * Absces paru
* Infected Pleural Effusion

4. Pemeriksaan Penunjang : - Chest X Ray


- Pus Culture
- Sputum BNA

5. Konsultasi : a. Pulmonologie
b. Micro Biologie
No.Dokumen No.Revisi Halaman
91/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan rawat inap 4-6 minggu

7. Terapy : * Farmakologic : - Punksi Aspirasi


berulang
- Chest Fisio
Therapy
- Anti biotic
- Expectorans,
Mucolytic
* Bedah : - Thoracostomy
Dranage
- Thoracostomy
+ Reseksi iga +
Eko esser flap
- Decorticasi
Pulmonary
Detachment
- Decorticasi +
Pulmonary
- Detach men +
AVR Plumbage

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : a. Sepsis
b. Broncho Pleural Fistula

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Umum


- Ahli Bedah Thorax
- Pulmonolog
12. Lama Perawatan : 4-6 minggu
No.Dokumen No.Revisi Halaman
92/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Masa Pemulihan : 6-8 minggu

14. Out put : Tanpa penyulit baik

15. PA : Perlu + Culture

16. Autupsi : Bila terjadi kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
93/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR MEDIASTINUM

1. Nama Penyakit / Diagnostik : * Tumor Mediatinum


* Adalah tumor-tumor yang berasal
dari soft, tissue di
mediastinum, anterior media atau
posterior

2. Kriteria Diagnosis : - Klinis : gejala-gejala obstruksi v.


cava superior
- Radiologi : bayanghan mass sub
sternal pada LAT
- Ct. Scan : memastikan lokalisasi
extensi dan
batas- batas tumor
- Biopsi KGB : gambaran PA
paraffin
- Esoplhagografi dapat menentukan
ekstensi tumor
- Bronchoscopy

3. Differential Diagnosis : * Retro stenal thyroid ( Extensi tumor


thyroid )
* Tumor Esophagus
* Tumor Trachea
* Tumor Main Bronchus
No.Dokumen No.Revisi Halaman
94/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Vanito Mendelic Arid


- CEA
- EMG
- Thorax foto AP/LAT
- CT. Scan thorax
- Esophagografi
- Bronchoscopy

5. Konsultasi : a. Pulmonologie
b. Neurologi ( EMG )

6. Perawatan Rumah Sakit : Pada pengobatan pembedahan diperlukan


perawatan ICU

7. Terapy : - Exisi total


- Debulking
- Radiasi ajuvant

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II/ Tingkat I

9. Penyulit : a. Pembedahan : Perdarahan dan DIC


b. V. cava superior syndrom
c. Stenosis trachea/ bronchus

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 1-2 minggu

13. Masa Pemulihan : 4-6 minggu

14. Out put : * Pada tumortumor yang dapat


diangkat intosos baik
No.Dokumen No.Revisi Halaman
95/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

* Pada tumor ganas 5 tahun survival


kendor

15. PA : Diperlukan diagnosis pra bedah

16. Autupsi : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
96/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

MASIVE HEMOPTYSIS

1. Nama Penyakit / Diagnostik : * Masive Hemoptysis


* Adalah batuk darah produktif lebih
dari 200cc/24
jam

2. Kriteria Diagnosis : - Batuk darah lebih dari 200cc/24 jam


- Bronchoscopy untuk menentukan
sumber
Perdarahan
- Thorax foto untuk menduga sumber
perdarahan
- CT. Scan thorax
- Spiro metri untuk menilai extensi
dari operasi

3. Differential Diagnosis : * DHF


* Diathesa hemoragic

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Bleeding Time, cloting time, PTT,
APTT
- Hb, Ht, Thrombosit
- CT. Scan thorax
No.Dokumen No.Revisi Halaman
97/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Konsultasi : a. Pulmonologie
b. Hematologie
c. Radiologie

6. Perawatan Rumah Sakit : Memerlukan Intensive Care

7. Terapy : * Farmacologic : Coagulantia


* Bedah : Reseksi
sumber perdarahan

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II/ Tingkat I

9. Penyulit : a. Perdarahan berulang-ulang


b. Broncho pleural fistula
c. Gagal nafas

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Thorax


- Pulmonologie
- Intensivist

12. Lama Perawatan : 1-2 minggu

13. Masa Pemulihan : 4-6 minggu


14. Out put : Baik, bila tanpa penyulit

15. Autupsi : Pada kasus kematian

16. Autupsi : Pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
98/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
99/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PERFORASI ESOPHAGUS ( Rujuk )


K.22.3

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Perforasi Esophagus


Batasan : Umumnya karena tindakan medis
* Perforasi pada Endoscopy
* Pada Repaire Heatal
* Benda asing tertelan Hernis
menembus dinding
Esophagus
* Paling jarang perforasi ( pada
Boerhave Dissease )
setelah muntah-muntah yang berat
( Severe
Vounting ). Umumnya pada Gastro
Esophagus
Junctions

2. Kriteria Diagnosis : - Esophago gram ( menentukan Level


Perforasi )
- Foto Cervical X Ray AP/LAT

3. Differential Diagnosis : * Empyema


* Pleural Affutions

4. Pemeriksaan Penunjang : - Chest and Cervical X Ray AP/LAT


- Esophago gram

5. Konsultasi : a. Pulmonolog
b. Gastro Enterolog
No.Dokumen No.Revisi Halaman
100/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan Rumah Sakit : Mutlak harus

7. Terapy : * Bedah : -
* Cervical : Repair Drainage
Konservativa Drun
Thorax
* Thorasic ESO : Anti Biotic &
Nutrisi
Thoracotomy
Dranage Clossure

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : a. Mediastinitis
b. Empyema

10. Inform Consent : Sangat perlu

11. Standard Tenaga : Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 2 minggu

13. Masa Pemulihan : 4 minggu


14. Out put : Baik bila penyembuhan segera sering fatal
bila terlambat
dapat pertolongan

15. PA : Perlu untuk tepi perforasi

16. Autupsi : Pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
101/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
102/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

DIVERTIKULUM ESOPHAGUS
K.22.5

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Esophageal Diverticulum


Batasan : Penonjolan Mucosa Duo Denum pada
bagian Tunica
Muscularis yang lemah, yang sering pada
daerah leher,
Pertengahan Esophagus dan diatas
Diaprasma

2. Kriteria Diagnosis : - Gejala : Dysphagia


Reguregitasi makanan
- Barium X Ray studies dengan
Flouroscopic selagi
Menelan Barium akan tampak
daerah yang A. Perestetic.
- Manometric studies tampak daerah
dengan tekanan
Tinggi dan daerah in Coordimated
Esophageal Contracties

3. Differential Diagnosis : Stenosis Esophagus

4. Pemeriksaan Penunjang : - Esophago gram


- Flouroscopy
- Manometric Sludus

5. Konsultasi : a. Gastro Enterolog


b. Bedah Digestive
No.Dokumen No.Revisi Halaman
103/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan Rumah Sakit : Perawatan dilakukan pada kasus berat dan


pembedahan
diperlukan

7. Terapy : * Bedah :-
* Cervical : Diverticulektomy
Myotomy
* Mid Esophageal :
Diverticulektomy Myotomy
* Low Esophageal :
Devirticulektomy Myotomy +
Repair Heatus Hernia

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat Ii & tingkat I

9. Penyulit : a. Perforasi
b. Reflek Esophagitis pada Low
Esophageal Lesion

10. Inform Consent : Perlu tertulis

11. Standard Tenaga : - Gastro Entrolog


- Ahli Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 10 hari

13. Masa Pemulihan : 2-4 minggu

14. Out put : Baik

15. PA : Perlu mencari Gangtears ( Cegagtionais )

16. Autupsi : Pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
104/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
105/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

DISSEASE OF THE ESOPHAGUS


( BENDA ASING PADA ESOPHAGUS )
K.22.8

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Benda asing tertelan dan menyangkut di


Esophagus pada
Crico phary ugeal spuchtes, umumnya
anak-anak dan pada
Orang dewasa paling sering adalah gigi
palsu.

2. Kriteria Diagnosis : - Menelan benda asing biasanya


disadari oleh
penderita
- Nyeri leher/thorax, Dyshagia tidak
mampu menelan
Secret
- Aspirasi batuk, biasanya sebagai
keluhan tambahan
- Thorax foto AP/LAT

3. Differential Diagnosis : * Severe Esophagitis


* Baret Esopahgis

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Esophago gram
- Esophagus copy

5. Konsultasi : a. Gastro Enterolog


b. Gastro Intestinal Surgeon
No.Dokumen No.Revisi Halaman
106/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan

7. Terapy : - Esophagus copy extraksi


- Coroid ( Meat Tenderizer ) ( pada
kaus baru )
- Thoracotomy explorasi bila corpis
alenus migrasi
total /sebagian

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II/ Tingkat I

9. Komplikasi : - Empyema Thoraces


Mediastinitis
- Perdarahan pada waktu endoscopy

10. Inform Consent : Perlu

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Thorax


- Gastro Enterolog ( Endoscopiest )

12. Lama Perawatan : 2-10 hari

13. Masa Pemulihan : 2 minggu


14. Out put : Baik

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
107/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
108/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ESOPHAGEL CHEMICAL BURN


K.22.9

1. Nama Penyakit / Diagnostik : * Esophageal Chemical Burn


* Adalah tertelanya bahan korosive
seperti asam keras
atau larutan alkali keras baik dalam
usaha bunuh
diri atau kecelakaan.

2. Kriteria Diagnosis : - Anaminesis, menelan bahan


Corosive
- Luka bakar dimulut dan leher
- Cito Esophaguscopy bila dalam
kemasukan alat ada
Resistensi, hati-hati perporasi akan
perforasi
3. Differential Diagnosis : -

4. Pemeriksaan Penunjang : - Fhorax foto


- Esophagoscopy

5. Konsultasi : a. intensive Care


b. Endoscopiest
c. Ahli Bedah Plastik

6. Perawatan Rumah Sakit : Memerlukan ICU

7. Terapy : * farmakologic : - Broad Spectum


anti biotic steroid
- Fasting and
parental feeding
No.Dokumen No.Revisi Halaman
109/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

* Non Farmacologic : Naso Gastric


Tube
* Bedah : - Short
Stenosis Dilatasi
Reseksi
- Long
Stenosis
- Recontruksi

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II & Tingkat I

9. Penyulit : a. Perforasi Esophagus


b. Perforasi Gaster
c. Perforasi pada Endoscopy

10. Inform Consent : Tertulis perlu

11. Standard Tenaga : - Endoscopiest


- Bedah Digestive
- Bedah Thorax

12. Lama Perawatan : 2-4 minggu

13. Masa Pemulihan : 8 minggu

14. Out put : Buruk

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Bila meninggal perlu Autupsi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
110/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
111/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

FLAIL CHEST
S.22.3

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Flail Chest


Batasan : Instabilitas dinding dada karena fraktur iga
segmential
Multiple

2. Kriteria Diagnosis : - Penderita pasca trauma dada berat,


sesak nafas,
kesakitan hebat, gelisah
- Tampak para doxal respirasi
- Bising nafas sisi sakit menghilang
- Kadang-kadang bisisng ronchi
basah kasar
- Fraktur iga segmential multiple
disertai gambaran
Contusio paru pada thorax foto

3. Differential Diagnosis : Tromatic Wet Lung

4. Pemeriksaan Penunjang : a. Thorax foto AP/LAT


b. Analisa gas darah

5. Konsultasi : - Pulmonologi
- Ahli Bedah Thorax
6. Perawatan Rumah sakit : Perlu rawat inap Intensive Care

7. Terapy : * Bedah : - Traxi iga


- Open Fixasi dengan
Wire
No.Dokumen No.Revisi Halaman
112/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

* Farmakologic : Antibiotic,
analgetic,
Expectorantia
* Non farmakologic : O2 4 l/m
- Chest
fisioterapy bronchiali
toilet

8. Standard Rumah Sakit : - Rumah Sakit Tingkat II


- Konsultasi Bedah Thorax dan
Pulmonologi
- Intensivist

9. Penyulit : a. Atelektasis
b. Mucus Plug
c. ARDS

10. Inform Consent : Tertulis

11. Standard Tenaga : - Bedah Umum + ATLS


- Dr. Umum + ATLS
- Bedah Thorax
- Pulmonologi
12. Lama Perawatan : 2 minggu

13. Masa Pemulihan : 2-4 minggu

14. Out put : Tanpa komplikasi baik

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : -
No.Dokumen No.Revisi Halaman
113/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
114/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

THORACIC OUT LET SYNDROME


S.22.5

1. Nama Penyakit/ Diagnostik : Thoracic Out Let Syndrome


Compresi pembuluh darah ( arteri vena sub
clarvia ) dan
Atau flexus bracheales pada out let dari
thorax
Kompresi terjadi karena kelainan first rib,
claviculer,
Scalenus anticus, atau cervical rib.

2. Kriteria Diagnosis : - Klinis nyeri/parastesia sepanjang


distribusi nevere
ulnaris, leher, bahu dinding dada
- Tanda-tanda Insificiensi vascular
- Oedema lengan
- Adson manuere, menimbulakan
ischeima nyeri,
Perubahan pulse arteri radishis
- Costo clecular test bahu didorong
kebawah dan
kebelakang pulse hilang
- Hyper abduction test
- Thorax foto ( top foto ) kelainan
first rib clavicula,
kelainan vebra T I
- EMG Nerve conduction velocity

3. Differential Diagnosis : * Radix irritasi


* HNP
* Kelainan hematologis
* Thrombo emboli
No.Dokumen No.Revisi Halaman
115/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax foto


- Cerercal foto
- Dopler vascular
- EMG

5. Konsultasi : a. Neulorogi
b. Bedah Vaskuler
c. Bedah Thorax

6. Perawatan Rumah Sakit : Diperlukan bila tindakan perative


diperlukan

7. Terapy : * Farmakologic : Analgetic,


muscle Relaxum
* Non Farmakologic : Fisioterapy
dan Fraksi
* Pembedahan : Sclaleriotomy
First Rib Reseksi
Cervical Rib
Reseksi

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II / Tingkat I

9. Penyulit : a. Ischemie valkunan contrakture


b. Neuralgin

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : - Ahli Bedah Thorak


- Ahli Bedah Vasculer
- Ahli Bedah syaraf
12. Lama Perawatan : 7 hari
No.Dokumen No.Revisi Halaman
116/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Masa Pemulihan : 4-6 minggu

14. Out put : Baik, pada kelainan yang lanjut Neuralgin

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
117/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TENSION PNEUMO THORAX


S.29.2

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Tension Pneumo Thorax


Batasan : Kebocoran bronclus atau broncleuli besar
yang
Memberikan mekanisme ventik, sehingga
tekanan intra
Pleural meningkat secara progesif pada
dinding thorax
yang utuh

2. Kriteria Diagnosa : - Pasien sesak nafas, gelisah


- Distensi vena yugularis
- Emplysema subcutis
- Pada Thorax foto dijumpa paru
collaps,
Mediastinum terdesak kesisi sekat,
dan empysema subcutis

3. Differential Diagnosi : * Tamponade jantung


* Ruptur bronchus pada perlekatan
pleura parental
dan visceral

4. Pemeriksaan Penunjang : a. Thorax foto


b. Fungsi pleura
c. WSD

5. Konsultasi : - Ke Pulmonologi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
118/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Rujukke Rumah Sakit yang


memiliki fasilitas
Bedah Thorax

6. Perawatan Rumah Sakit : Perlu rawat inap

7. Terapy : * Bedah : - WSD


- Thoracotomy
* Non Bedah : Antibiotik
* Farmakologic : Analgetic,
Expectorantia dan
Oxygen
* Non Farmakologi : Chest
fisioterapy

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II Tingkat


III

9. Penyulit : a. Infeksi
b. Broncho pleural fistula

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : Perlu secara tertulis

12. Lama Perawatan : 1 minggu s/d 4 minggu

13. Masa Pemulihan : 4 6 minggu

14. Out put : Baik, Broncho pleural fistula empyema


chararinx

15. PA : Tidak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
119/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

16. Autupsi : Pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
120/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMATIC WET LUNG


IDC S.29.3

1. Nama Penyakit / Diagnostik : Traumatic Wet Lung ( ARDS )


Batasan : Contusio paru, menyebabkan hyper secreasi
dan gangguan
Purmaebilitas capiler

2. Kriteria Diagnosis : - Trauma tumpul thorax


- Trauma capitis
- Multi organ trauma
- Ronchi basah halus
- Hyper secresi

3. Differential Diagnosis : * Odema paru


* Over hydrasi
* Decompensasi cardiac

4. Pemeriksaan Penunjang : - Thorax Foto


- Analisa gas darah
- Bronchoscopy

5. Konsultasi : a. Pulmonologist
b. Intensivisi

6. Perawatan Rumah Sakit : Memerlukan perawatan intensive

7. Terapy : * Bedah : - WSD


- Thoracotomy
* Non Bedah : Antibiotik
No.Dokumen No.Revisi Halaman
121/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

* Farmakologic : Analgetic,
Expectorantia dan
Oxygen
* Non farmakologic : Chest
fisioterapy

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Tingkat II Tingkat


III

9. Penyulit : a. Infeksi
b. Broncho pleural fistula

10. Inform Consent : Perlu secara tertulis

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Umum + Bedah Umum +


Pulmonologi

12. Lama Perawatan : 1 minggu s/d 4 minggu

13. Masa Pemulihan : 4 6 minngu

14. Out Put : Buruk, mortalitas > 60%

15. PA : Tidak perlu

16. Autupsi : Perlu pada kasus kematian


No.Dokumen No.Revisi Halaman
122/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

IV BEDAH DIGESTIF
No.Dokumen No.Revisi Halaman
123/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ISI :

1. PERIANAL FISTULA
2. KARSINOMA KOLON REKTUM
3. TUMOR INTRA ABDOMINAL
4. ILEUS OBSTRUKSI
5. HERNIA INGUINALIS
6. APPENDICITIS AKUT
7. OBSTRUKTIVE JOUNDIC
8. CHOLELITIASIS
9. HERNIA LIPAT PAHA
10. NYERI AKUT ABDOMEN KANAN ATAS
11. HAEMORRHOID
No.Dokumen No.Revisi Halaman
124/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PERIANAL FISTULA

1. Kriteria Diagnstis : * Saluran abnormal ditepi dubur


akibat infeksi dubur

2. Kriteria penyakit : * Sakit daerah anus dan basah


* Bisul yang hilang timbul di tepi
anus

3. Pemeriksaan penunjang : * Anoskopi


* Fistulografi
* Laboratorium rutin

4. Konsultasi : * Rujuk ke spesialis Bedah digestif

5. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


segera bila terjadi
abses

6. Terapi : Fistulektomi

7. Standard Rumah Sakit : RS type C

8. Penyulit : Infeksi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
125/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Abses
Perluasan Fistel

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. Standard Tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

11. Lama Perawatan : 4 hari

12. Lama Pemulihan : 10-14 hari

13. Out put : Sembuh total

14. PA : Dikerjakan untuk mengetahui penyebab


lainnya

15. Autupsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA:
Lan P. Todd MS, MD ( TOR) FRCS, DCM Fistula in ano Operative Surgeri : Edisi IV
1983

KARSINOMA KOLON REKTUM

1. Nama Penyakit / Definisi : Pertumbuhan keganasan berupa tumor pada


saluran cerna
bagian bawah

2. Kriteria penyakit : Riwayat kebiasaan b.a.b berubah, b.a.b


campur darah dan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
126/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

lendir
Berat badan menurun

3. Diagnosa Banding : * Teraba masa diperut, tanda-tanda


obstruksi ( usus)
* Polip rectum
* Kolitis
* Ilaemoroid

4. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium lengkap + CEA


Anuskopi biopsy/ Ro Sinoskopi/
Sigmoiduscopi
Colon in loop + USG abdomen + CT Scan /
MR +
Abdomen.

5. Konsultasi : Rujuk ke Spesialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


Segera bila ada tanda-tanda obstruksi
Dengan persiapan bila tanpa penyulit

7. Therapi : Reseksi tumor sesuai lokalisasi dan


penyebaran getah
bening

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas A atau B

9. Penyulit : Penyumbatan / Obstruksi merupakan salah


satu penyulit
yang sering terjadi .
Perdarahan khoronis menybabkan anemia
Metatase ke hepar dan paru
No.Dokumen No.Revisi Halaman
127/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Informed Consent : Perlu

11. Standard Tenaga : Dokter specialis Bedah Digestif

12. Lama perawatan : 3 minggu

13. Masa Pemulihan : 3 minggu

14. Out put : Perlu pengawasan dan pengobatan lanjutan


tergantung
stadiumnya.

15. PA : Selalu dikerjakan untuk menentukan jenis


karsinoma an
menentukan tepi sayatan bebas tumor

16. Autupsi / Risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. David John Leaper : Tumor of the colon Maingots abdominal operation ed 9


Vol 2 1999
2. Malcolm C, Veidenheimer. Abdomino perincal excision of the rectum
operative surgery :
Edisi IV 1983
No.Dokumen No.Revisi Halaman
128/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR INTRA ABDOMINAL

1. Nama Penyakit / Difinisi : Pertumbuhan benjolan abdorial didalam


rongga perut
dengan segera ditutupi.

2. Kriteria Diagnosis : Masa didalam perut


No.Dokumen No.Revisi Halaman
129/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Kadang kadang terasa sakit


Dapat disertai tanda-tanda obstruksi usus.

3. Diagnosis diferensial : Tumor-tumor organ intra abdomen


Limpoma malignum
TB Cusus

4. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium lengkap


Tumor marker :
C EA
C A 199
AFP
USG Abdomen
Colon in loop
CT scaning abdomen / MRI
abdomen
Pemeriksaan khusus yang lain bila
diperlukan

5. Konsultasi : Rujuk ke spesialis Bedah Digestive

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


Segera bila ada tanda tanda distruksi ulang

Dengan persiapan bila tanpa penyulit.


7. Terapi : Tergantung asal dari tumornya

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit type A atau B

9. Penyulit : - Nyeri yang sangat karena


penekanan
- Tanda-tanda obstruksi usus

10. Informed Consent : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
130/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard Tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. Lama Perawatan : Sekitar 2 minggu tergantung asla tumornya

13. Masa Pemulihan : 2 minggu

14. Out put : Belum bias dipastikan tergantung jenis asal


masanya

15. PA : Selalu dikerjakan untuk mengetahui


penyebabnya

16. Autopsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. RM KIRK : Exploratory laparatomy Operative Surgery, Edisi IV : 1983


No.Dokumen No.Revisi Halaman
131/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ILEUS OBSTRUKSI

1. Nama Penyakit / Difinisi : Gangguan parege isi kuman usus dari


prokemal/ oral lateral
/ oral

2. Kriteria Penyakit : Tidak bisa flatus dan b.a.b


Abdomen kembung, mual-mual sampai
muntah
Auskultasi abdomen tergdengar kelainan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
132/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Peristaltic
Sakit hebat bila terjadi strangulasi

3. Diagnosis diferensial : Streng/ Adhesy ilcus


Volvulus
Tumor usus halus / usus besar
Paralytic ileus

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax Foto


Foto abdomen 3 posisi
USG / CT Scan / MRI abdomen
Laboratorium rutin

5. Konsultasi : Rujuk ke spesialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


segera
Koreksi gangguan keseimbangan cairan,
elekbrotat, dan
Asembara yang terjadi

7. Terapi : Cito operasi lapratomi eksplorasi

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit Kelas C

9. Penyulit : Pada stragulasi jangan dibiarkan terlalu


lama dapat
menimbulakan kerusakan pada usus
( nekrotik ) dan syok

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu ( tertulis )

11. Standard Teanaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif


No.Dokumen No.Revisi Halaman
133/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

12. Lama Perawatan : 10 12 hari

13. Lama Pemulihan : 3 4 minggu

14. Out put : Sembuh total bila bukan karena keganasan

15. PA : Perlu untuk mengetahui penyebabnya


16. Autupsi / risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. Allgowen, M : Diskussion riber dic frage den linrcihigen oden mebrreigen


Nakt anl Dorm
Tagg.d Otsek. Ges Cleir Mindeen 1978. Sargenbecks Arch. Klin Cleir. 347
( 1978 ) 620.
2. Allgowes, M.J Hadre, B. Herzog : Colonserktionnen Chirurg. 42 (1971) 1
3. Anders, A,R. Horing, P . Kheuf : Zerfebuine de Kolon-Karzioma Chirurg &
Med Welt 24
( 1973 ) 933
4. Anderzon,A,B, Zederfeldt : Ballstone ileus Deta Chirurg accord BS ( 1968 )
713
5. Becler, W.F : Oente adhesive ileus : A study of 412 Cases with particular
reference to the afuse of tube decompression in treatment Surbegneg obitet
95 ( 1952 ) 472
6. Bilgin J.R Reicherz. Debonpresion Wed cinere Schienerg derril Darm
sondierg beim ileus Chirg, proxin 13 ( 1969 ) 585
7. Bolt, D.E : The management of valvulus of the sigmoid Colon Birt. J. Surg.
44 ( 1956 ) 172
8. Crile Jr. G : of Conservative Surgery in abdominal emergencies Surgery 35
( 1954 ) 122
9. Dench, H : Ursachen Wed Diagnose de ileus in : Ileus symposium berickt.
Hrsg von verban & jehwar zenberg Munchen 1973
No.Dokumen No.Revisi Halaman
134/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Dokaldson G.A : The Management of perforatine Carcinoma of the colon


New Eng. I Med 258 ( 1958 ) 258
11. Frimann-Dahl. J : Ront genelogic des ileus Surgenbeck Arcli Klin, Chirg 308
( 1964 ) 163
12. Golighen, J.O : Surgeon of the Anus rectum and colon. 4 anfl, Baillicre,
tindakan & casel, London 1980
13. Hostmann H : Chirurgie du rectum Mosson, paris 1931
14. Heberen G : Direilicullitis des diinasved Dicshdarm Surgenbeck Arcli Klin
Chirurg 334 ( 1973 ) 117
15. Pichlmaien H : Die Einfifle an dickdam, MDT dorm wed Anus In : Ally me
apez Chirurg, Operation khas, 3 anfg, Dd VII/I herzg Von Zenher
16. Reiferzchied M : Dosm Chirurgie, Thi end, Stutgost 1962
17. Saegessen M : Spejiclle Chirurgie de therapie Huber, Bern 1976
18. Scleriber H.H.W : Diimudarm. An Spejille Chirurgie. Jirr die proxis Bd 11/2
hrsg von Bon four tl Thieme Stutfort 1972

HERNIA INGUINALIS

1. Nama Penyakit / Difinisi : Benjolan viskus kedalam rongga lain


melalui suatu lobang/
kelemahan dinoling yng diliputi oleh suatu
kantong.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
135/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria Diagnosis : Benjolan di inguinal yang dapat hilang


timbul Anulus
innullis externa melebar impls pada jari bila
pasien
mengeden.

3. Diagnosis Differential : Pembesaran KGB


Tumor inguinal
Hidrokel

4. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium rutin


Thorax foto
Usia > 40 th konsul kardiologi dan
pulmonologi untuk
Operasi.
Usia > 50 th konsul Bedah Urologi untuk
evaluasi prostat

5. Konsultasi : Rujuk ke specialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rumah Sakir : Rawat inap untuk operasi


segera bila strangulasi terjadi

7. Terapi : Herniatomi + barini plasty / repain itu


prolema daerah gurft
Bila disertai Bfttm operasi satu tahap
dengan prostat.

8. Standard Rumag Sakit : Rumah Sakit kelas C

9. Penyulit : Pada ahernia incrderata jangan dibiarkan


dapat
menimbulkan kerusakan pada organ yang
tejepit
No.Dokumen No.Revisi Halaman
136/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu (tertulis)

11. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. Lama Perawatan : 2 3 hari

13. Lama Pemulihan : 7 10 hari

14. Out put : Sembuh total

15. PA : Tidak perlu

16. Autopsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTRA PUSTAKA :
1. Basini, E. : When die Bekandlung des feistenbruches Arcli klin Chirurgi 40
( 1980 ) 429
2. Brinche H : Die Operatiomen der Hernien,in : Chirurche Operation lehre, Bd
III hrsg Von B, Breitner & Schvazenberg Munchen 1957
3. Briiche, H : Nher du Hernien residive, ihre Ursache Wed ilese verhitung.
Wien klien Nsehr. 62 ( 1950 ) 946 ( wschr )
4. Koontz, A.R : The operation for diffcult sliding hernia of the large bowel
Amer Surg 18 ( 1952 ) 78
5. Schneider, KE : Zur but, tekung me proplylare inguinaler. Hnienresidire.
Helv. Chir Deta 33 ( 1966 ) 54
6. Usher, F.c : The repaire of incisional and inguinal hernias Surg. Gynec Obstet
131 ( 1970 ) 525.
7. Wels D.R.J : repaire of the indirect I liding Inguinal hernias Abdn Surg.II
( 1969 ) 204
8. Zimmermaun, l.M.B.J. Anson : Anatomy and Surgery of hernia Wiliams &
Wilkin, Baltimore 1953
No.Dokumen No.Revisi Halaman
137/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

APPENDICCITES KUT / KRONIS

1. Nama Penyakit / Difinisi : Peradangan appendix formis yang bersifat


akut
No.Dokumen No.Revisi Halaman
138/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria Diagnosis : Sakit perut kanan bawah


Disertai muntah-muntah dan demam

3. Diagnosis diferential : Batu ureter


Adexitis

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto


Konsul Kardiologi & Pulmonologi untuk
Toleransi operasi berumur > 40 tahun.
Laboratorium rutin
Appendicopram bila kronis

5. Konsultasi : Rujuk ke Spesialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan operasi segera

7. Terapi : Appendiktomi cito

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas C

9. Penyulit : Appendictomi infiltrat Appendictomi


perforasi dengan
peritokitis umum

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu ( tertulis )

11. Standard tenaga ; Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. Lama Perawatan : 2 3 hari

13. Lama Pemulihan : 5 7 hari

14. Out put : Sentral total


No.Dokumen No.Revisi Halaman
139/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

15. PA : Perlu sebagai bukti

16. Autupsi / risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. V. Ackeren, H. Reckner : Chirurgie du Appendicitis In : Spejielle Chirurgie


fiis die proxis. Bd. II/2 hrsg Von F. Baum forte.
2. Pichlmayer, R, A.J. Coburg : Appedicities In : Indikation zen operation, hrsg
von G. Heteren,
G. Hegemann Spryer, Berlin 1974.
3. Scleroder, H.E. Pollok, h. Hinicke : Zus Progure de Appendicities perforali
va Hbl. Cleir.
101 ( 1976 ) 1387.
4. Stelzner, F. W. Ciere : Riber die ursache der appendicitis Surgenbeek Arcli
Klin 330 ( 1972 )
273.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
140/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

OBSTRUKTIVE JAUNDICE

1. Nama Penyakit / difinisi : Sumbatan aliran empedu ke duadenum


dengan segala
akibatnya.

2. Kriteria diagnosis : Ikterius


Pada tumor biasanya tidak ada sakit
epigastrium
No.Dokumen No.Revisi Halaman
141/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Pada batu duktus choledochus biasanya


kolik bisa dengan
Khologitis

3. Diagnosis diferensial : Batu duktus choledochus


Tumor corpus pancreas ( corpus pancreas )
Tumor Papila vateri
Tumor Coledochus
Hepatitis

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto


Laboratorium lengkap
USG abdomen
ERCP / MRCP
CT Scan abdomen
Ca 19 9
CEA
Usia diatas 40 tahun konsul Kardiologi dan
Pulmonologi
Untuk toleransi operasi.

5. Konsultasi : Rujuk ke Spesialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rmah Sakit : Rawat inap untuk persiapan tindakan


operasi

7. Terapi : Explorasi duktus choledochus dan


pengambilan batu
Billio-Digestive bila ductus dapat melebar
atau batu-batu
Pada tumor sebagai paliatif operasi

8. stabdard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas B


No.Dokumen No.Revisi Halaman
142/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Penyulit : Pasien dengan jurdiec jangan terlalu lama


dibiarkan

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

11. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. Lama perawatan : 3 4 minggu

13. Lama Pemulihan : 3 4 minggu


14. Out put : sembuh total bila penyebabnya batu

15. PA : Perlu

16. Autupsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :
1. Anderson R : User of the ballon tipped Catheter in biliary tract Surgery. Amer J
Surg 117 ( 1969)
15
2. Baumann, I : Biliodigestive Anatomoren in seberkilus wegen Gallenweg
belerang kergen, Chirurgi 38 ( 1967 ) 202.
3. Berman, I,R, Pfeifer RB : Tecnik of extrction of hepatic duct Calculi
Eithmodified fir gatky Catheter and report of a case. Amer J. Surg 114 ( 1967 )
969.
4. Broasch J.W Whitecomb : Segmental obstructionot the billi duct. Surg Gynec
Obstet 134 ( 1972 ) 915.
5. Canell, Rb : Broasch, J.W : Strictures of the bili duct. Surg, Cli N. Amer 38
( 1958 ) 645
6. Classen, M, Demley C : Budoskopische Sleinextraction aus dem Ductus
Cloledochus Sphinterotomie des papilla vateri.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
143/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Cole, W.H. In : Longmire Jr. Wp, Sanford, M.C Intrahepatic chologio


jejimostomy for billiary obstruction. An.Surg 130 ( 1949 ) 455.
8. Cole, W.H., Regnolos J.T : Striktures of the Commonbile duct. Studies of 122
cores Ann Surg 142 ( 1955 ) 537
9. Dick W. Dortemann, J : Dic Behandlung kochizi tjender malinger fallen gang
temoren Langetech archly Chir 311 ( 1965 ) 83
10. Goctze, O, Schwahe, H Dete nod heal operationen des kohen gallengang
tenrenmed die diahepatische ( tranhepatische ) Dane drainage : Brown Beiter
Klin Chir 198 ( 1959 ) 413.
11. Kern, E Zun operationentaklik bei einjiffen wegwn steinlleideus du gallenwege
Chirurg 35 ( 1964 ) 57.
12. Kirtley, Ir. JH : Hepatocloloegio Igmastomi jeyunostomy Reux Y Am Surg 151
( 1960 ) 123
13. Kloss J. Kern, E : Rekrontruktive binggrifle cen den fallen wegen Sangenberh
Arcli Chir 311 ( 1965 ) 114
14. Lane, C.I : Sawyer, J.C Riedel, D H, Schote Jr. H.W. song-term result of roux en-
y hepato Cholongio igmastomy Am. Surg 177 ( 1973 ) 714.
15. Lindeumanen, S.M : Surgical treatment of bile rhikturies Surgery 73 ( 1973 ) 875

CHOLELITHIASIS

1. Nama Penyakit/ difinisi : Batu dalam kandung empedu dengan segala


akibatnya
No.Dokumen No.Revisi Halaman
144/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria diagnosis : Rasa sakit terlokalisir pada epigastrium


yang dapat
menyebar ke pinggang, tangan dan bahu
Sering merasa kembung
Sering dispepsi
Batu pada duktus cysticus koliknya hebat
Selanjutnya akan terjadi hydrop vesica
fillea atau empyem
Viseca fallea

3. Diagnosis banding : Gastritis


Uleus pepti kanan

4. pemeriksaan penunjang : Thorax foto


Laboratorium lengkap
USG abdomen
Konsul kardiologi dan Pulmonologi untuk
Toleransi operasi bila usia > 40 tahun

5. Konsultasi : Rujuk ke Specialis Bedah digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan

7. Terapi : Kholesistektomi
Pada choleccystitis akut atau empyeum V
fillea dapat
Dilakukan cito operasi.

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas C

9. Penyulit : Bila terjadi pelekatan V fillea dengan organ


organ
sekelilingnya menjadi sulit.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
145/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu tertulis

11. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. lama perawatan : 5 7 hari

13. Lama pemulihan : 10 12 hari

14. Out put : Sembuh total

15. PA : Perlu

16. Autopsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA:

1. Baum garte, Kremer. Gallenblose wid Gallenwege In : Spejicle Chirurgie Her


praxis Bd HA Thieme Stutgart 169.
2. Becker : Perforation of the fallblodden, Surg Gynec Obstet 105 ( 1957 ) 636.
3. Haring : Die kronle Gallenblore urban Scahzberg 1974.
4. Hesr : Die belerang kergen des Gallenwege Med/des Pankreas. Thieme Stutggrt
1961
5. Jung D, E. Helwig : Die Gallige Peritonitis Med Wels 29 ( 1978 ) 746.
6. Lindakl F : The treatment of acute Cloleytitis. Acta Chir scand suppl. 396
( 1969 ) 9
7. Rosato, B. Roberts. Bili ascites Surg. Gynec. Obste 135 ( 1970 494 ).
8. Rosi.P.A.A. Midell Acute Cloleytitis An Analysis of current treatment. Surg Clin,
N. Amen 47 ( 1967 ) 147.
9. Voige J. N. Hortmann Die gallige peritonitis noch perforation des fallenblow
Dtsch. Med Uschr 99 ( 1974 ) 133
No.Dokumen No.Revisi Halaman
146/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. C.E. Zocler, Die spejielle Diagnostik des gallenwegs & belerang kergen TM.
Verky 1981.

HERNIA LIPAT PAHA

1. Nama Penyakit/ Difinisi : Tonjolan visum kedalam rongga lain


melalui suatu lobang/
kelemahan dinding yang diliputi oleh suatu
lobang
No.Dokumen No.Revisi Halaman
147/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria diagnosa : Riwayat benjolan pada lipat paha yang


hilang timbul
Pemeriksaan fisik
Masa di daerah lipat paha yang dapat
dimasukan kembali
Kedalam rongga perut
Anulus inguinalis externus yang melebar
impals pada jari
Bila orang sakit mengedan

3. Diagnosis diferensial : Hidrokel


Varikokel
Pembesaran kelenjar limfe

4. Pemeriksaan penunjang : Laboratorium rutin untuk persiapan


pembedahan
Thorax foto
Usia > 40 th Konsul Kardiologi dan
Pulmonologi
Untuk toleransi operasi
Umur > 50 th Konsul Bedah Urologi untuk
evaluasi

5. Konsultasi : Rujuk ke Spesialis Bedah Digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


Segera bila Hernia Inkarserata.

7. Terapi : Herniatomi + Bedah Plasty


Bila disertai BPH operasi satu tahap
dengan Turprasat

8. Standard Rumah Sakit : rumah Sakit kelas B


No.Dokumen No.Revisi Halaman
148/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Penyulit : Inkarserasi atau strangulasi merupakan


penyulit yang sering
dijumpai, bila dibiarkan dapat
menimbulkan kerusakan
pada organ yang tejepit
Setelah pembedahan dapat terjadi
hematoma

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

11. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Digestif

12. Lama perawatan : 2 3 hari

13. Lama pemulihan : 5 7 hari

14. Out put : Sembuh total


15. PA : Tak perlu

16. Autopsi : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. Jack Abrahamson : Hernia Maingots Abdomen operations Ed. 9 : Vol 2 1990


2. Schumpelick : Inguinal Hernia in the adult ATLAS of Hernia surgery hal 125
155 ( 1990 )
No.Dokumen No.Revisi Halaman
149/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

NYERI AKUT ABDOMEN KANAN ATAS

1. Nama Penyakit / difinisi : Rasa nyeri hebat didaerah perut kanan atas
& segala
No.Dokumen No.Revisi Halaman
150/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

akibatnya.

2. Kriteria diagnosis : Riwayat nyeri mendadak daerah abdomen


kanan atas /
epigastrium.
Nyeri dapat menjalar ke daerah pinggang
dan kearah bahu
Atau dirasakan menembus
Kebelakang. Nyeri dapat bersifat kolik

3. Diagnosis diferensial : Kolisistisis akut


Pankreatitis akut
Perforasi tukak peptic

4. Pemeriksaan Penunjang : Thorax foto


- Khusus : faal hati, amilase darah
dan urin
USG / CT Scan / MRI Abdomen

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera untuk diagnostik

7. Terapi : Puasa
Pemasangan pipa lambung / NGT +
Catheter urine IVFD
Pembedahna akan dilakukan bila peritonitis
meluas
Melebihi satu kuadran atau udara bebas
pada foto abdomen

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas B

9. Penyulit : Peritonitis umum dan sepsis

10. Infomed concent ( tertulis ) : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
151/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard tenaga : Dokter spesialis Bedah digestif

12. Lama Perawatan : 3 5 hari

13. Lama Pemulihan : 7 10 hari

14. Ouy put : Bila diagnosis kolesistisis akut, perlu


tindakan
kolesistektomi setelah 2 bulan

15. PA : Perlu

16. Autupsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. Gabriel A Kunt, Gary D. Gill : Cholesystisis maingott Abdoment Operation hal


9 Vol 2 1990
No.Dokumen No.Revisi Halaman
152/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

HEMOROID

1. Nama Penyakit/ difinisi : Gangguan pada dubur saat buang air besar
dengan segala
akibatnya.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
153/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Kriteria diagnosis : Buang air besar berdarah segar tanpa nyeri /


lendir
Darah tidak bercampur denga faces atau
darah menetes.
Tonjoln yang besar dari anus bila b.a.b
masuk sendiri
Atau dimasukan secara manual. Pemeriksan
colok dubur.

3. Diagnosis diferential : Karsinoma rekti


Polip rekti
Prolap ani

4. Pemeriksaan penunjang : Thorax foto


Laboratorium rutin
Anuskopi/ protoskopi

5. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Bedh Digestif

6. Perawatan Rumah Sakit : Dirawat elektif untuk derajat III.


Dirawat segera untuk derajat IV

7. Terapi : Media mentosa, diet tinggi serat


Laksan ringan bila ada riwayat obstipasi
Sit bath ( dengan larutan permanganas
kalicus )
Bedah : Hemorhoidektomi pda hemoroid
derajat III dan IV
Sclerossing injeksi pada hemorrhoid
derajad

8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas B


No.Dokumen No.Revisi Halaman
154/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Penyulit : Perdarahan --- anemia sekunder


infeksi
Akibat tindakan pembedahan dapat timbul
tisura ani atau
Stenosis ani

10. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

11. Standard Tenaga : Dokter Spesialis Bedah digestif

12. Lama perawatan : Pada tindakan pembedahan rata-rata 3 5


hari

13. Lama Pemulihan : 1 minggu pasca bedah

14. Out put : Sembuh total

15. PA : Bila disangka keganasan

16. Autopsi/ risalah rapat : Tak perlu

DAFTAR PUSTAKA :

1. L.P> Fielding MB, FRCS : Management of Patiens with Symtomatic


haemorhoidsan introduction : Operations Surgery Ed. IV : 1993
No.Dokumen No.Revisi Halaman
155/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

JUDUL LAIN

1. Nama Penyakit / difinisi :


2. Kriteria diagnosis :
3. Diagnosis diferential :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
156/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Pemeriksaan penunjang :
5. Konsultasi :
6. Perawatan Rumah Sakit :
7. Terapi :
8. Standard Rumah Sakit : Rumah Sakit kelas B
9. Penyulit :
10. Informed concent ( tertulis ) :
11. Standard tenaga :
12. Lama Perawatan :
13. Lama Pemulihan :
14. Out put :
15. PA :
16. Autupsi :

DAFTAR PUSTAKA :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
157/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

V. BEDAH UROLOGI

ISI

ORKITIS AKUT
TRAUMA URETHRA ANTERIOR
TRAUMA URETHRA POSTERIOR
TRAUMA BULI
TRAUMA GINJAL
TUMOR GANAS TESTIS
TUMOR GANAS BULI-BULI
FISTULA VESIKO VAGINA
VARIKOKEL
KARSINOMA PROSTAT
PROSTATITIS AKUT
REFLUX VESICO URETERAL
HYPOSPADIA
BATU SALURAN KEMIH
No.Dokumen No.Revisi Halaman
158/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PEMBESARAN PROSTAT ANAK

ORKITIS AKUT

1. Kriteria diagnosis : - Skrotum bengkak dan merah


- Kadang disertai parotitis
Pemeriksaan Fisisk :
- Panas samapi 40 C
- Parotis, skrotum bengkak dan
merah
- Testis bengkaka dan nyeri

2. Diagnosis diferential : Torsio testis, Epididimitis, Hematoma testis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
159/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan penunjang : - Urinalisa : darah perifer lengkap


- Urine kultur resistensi test

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis bedah

5. Perawatan RS : Rawat inap untuk : bed rest, terapi suportif

6. Terapi : - Antibiotika sesuai kultur resistensi


test urine
- Kompres dingin

7. Standard Rumah Sakit : Tipe C

8. Penyulit : Atropi testis, infertilitas

9. Informed concent ( tertulis ) : -

10. Standard tenaga : Spesialis Bedah

11. Lama Perawatan : 5 7 hari

12. Lama Pemulihan : 14 21 hari

13. Out put : Baik

14. PA : -

15. Autopsi/ risalah rapat : -


No.Dokumen No.Revisi Halaman
160/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA GINJAL

1. Kriteria diagnosis : Riwayat trauma pada sudut kostovertebra


dan atau
abdomen kwadran atas.
Pemeriksaan Fisisk :
- Tanda vital : Shock, pucat
- Bulging sudut kostovebra atu
abdomen kwadran atas
- Patah tulang iga, tanda- tanda akut
abdomen.
- Kencing berdarah

2. Diagnosis diferential : - Ruptura hepar,- Ruptur lien


- Hematoma retroperitonial .

3. Pemeriksaan penunjang : - Urine sedimen, - BNO IVP double


dosis
- Arterografi / CT Scan, bila BNO
IVP kurang
Informative
- BNO / IVP dibut sesudah keadaan
pasien stabil

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Bedah, Spesialis


Urologi

5. Perawatan RS : Rawat inap untuk tindakan pembedahan


segera bila :
- Sirkulasi tidak stabil
- Trauma dengan gambaran IVP
terdapat extra vasasi
- Terdapat cedera pedikel vaskuler
No.Dokumen No.Revisi Halaman
161/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Terapi : Explorasi
- Kurang 2 hari melalui intra
peritoneal
- Lebih 2 hari melalui retro / intra
peritoneal

7. Standard RS : Tipe C untuk explorasi melalui intra


peritoneal
Tipe B untuk explorasi retro peritoneal dan
itra peritoneal

8. Penyulit : Segera
- Perdarahan, Extravasasi urine
( urinoma )
- Abses perirenal, Sepsis
- Cedera penyerta hepar, lien viskus.
- Lanjut : Hipertensi, Hidroneprosis,
Arterioveneos fistula, Batu ginjal,
Pielonefritis, Perdarahan lambat.

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. Standard Tenaga : spesialis Bedah Tipe C, Spesialis Urologi


tipe B

11. Lama perawatan : 7 9 hari


12. Lama Pemulihan : 14 21 hari

13. Out put : - Sembuh dengan komplikasi lanjut


- Sembuh kembali seperti orng
normal
14. PA : -
No.Dokumen No.Revisi Halaman
162/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

15. Autopsi/ risalah rapat : -


No.Dokumen No.Revisi Halaman
163/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VARIKOKEL

1. Kriteria diagnosis : - Massa seperti cacing cranial dan


posterior dari testis
- Rasa pegal dan nyeri
- Test mengeden ( valvasi ) positif

2. Diagnosis diferensial : - Spermatokel


- Hidrokel funikuli

3. Pemeriksaan penunjang : - Analisa semen ( pada kasus


infertilitas )

4. Konsultasi : Spesialis Urologi, Spesialis Bedah

5. Perawatan RS : Dirawat inap

6. Terapi : Pembedahan : pengikatan v. spermatica


interna diatas atau

pada anulus inguinalis. Intena ( palomo


procedure )
7. Standard RS : Tipe C

8. Penyulit : Gangguan spermatogenesis stress form


oligospemia

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu tertulis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
164/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Standard Tenaga : Spesialis urology, Spesialis Bedh

11. Lama perawatan : 2 3 hari

12. Lama Pemulihan : 5 hari

13. Out put : Sembuh total, perbaikan pada spemiogram

14. PA : -

15. Autopsi/ risalah rapat : -

BATU SALURAN KEMIH

1. Kriteria Diagnosis : - Nyeri pinggang tumpul ( dail pain )


- Nyeri kolik pinggang
- Dysuria, hematuria
- Riwayat operasi batu / riwayat
keluar batu spontan

2. Diagnosis diferential : - Penyempitan sraf spinal


- Kolik sebab lain : usus, bilier
- Infeksi saluran kemih
No.Dokumen No.Revisi Halaman
165/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan urine :


- Sedimen : erytrocit > 10 / LPB
- Kultur urine
Pemeriksaan darah :
- Fungsi ginjal : ureum, kretinin,
asam urat
Pencitraan :
- BNO IVP, bila perlu USG

4. Konsultasi : Dirujuk ke ahli bedah, ahli Urologi

5. Perawatan RS : Rawat inap :


- Terapi konservatif untuk kolik yang
hebat
- Persiapan operasi
Rawat jalan :
- Kolik ringan dan setelah selesai
operasi

6. Terapi : Konservatif : Pengobatan kolik yang berat


- Infuse dextrose 5 % + Baralgin
lamp 30 tts
( dewasa )
- Anti prostaglafidin
- Bila infeksi > antibiotik
- Batu urete < 5 mm bendungan
parsial
Menambah di uresis
- Batu calyx kecil < 5 mm tanpa
bendungan
Konservatif
Operatif :
- Batu vesika urinaria oleh ahli bedah
No.Dokumen No.Revisi Halaman
166/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Batu ginjal sederaha, ginjal sudah


rusak, dan ginjal
Kontra lateral baik untuk
nefrektomi oleh ahli bedah.
- Batu ginjal sulit Ahli Urologi
- Batu ureter distal Ahli Urologi
PCN : Batu ginjal Ahli Urologi
URS : Batu ureter 1/3 distal + tengh
Ahli
Urologi
Lithotripsi : Batu vesika kecil Ahli
Urologi
ESWL : batu ginjal + batu ureter Ahli
Urologi
7. Standard RS : Untuk pengobatan batu ureter :
- Mengatasi kolik + perawatan
konservatif, bisa di
Praktek Umum dan Puskesmas.
- Untuk persiapan tindakan operasi
RS Tipe C
- Untuk tindakan lain Rs tipe B/ A

8. Penyulit : - Bila diagnose terlambat Infeksi


saluran kemih
gagal ginjal
- Kesulitan operatif Perdarahan
- PCN Perdarahan
- Untuk life saving nefrektomi bila
ginjal yang lain baik
- ESWL : - Stein Strasse
- Urosepsis - Antibiotik,
Manipulasi
Endoskopik, Nefrostomi.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
167/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Ureteroscopi : - false route


drainage repaire

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu tertulis terutama untuk tindakan


operatif, PCN,
Ureteroskopi, ESWL.

10. Standard Tenaga : Spesialis Bedah urology

11. Lama Perawatan : - Operasi terbuka : 1 2 minggu


- PCN, Ureteroskopi lithotripsi 3-7
hari
( tanpa penyulit )
- ESWL tanpa penyulit : 1 3 hari

12. Lama Pemulihan : - Operasi terbuka : 3 4 minggu


- Endoskopi tanpa penyulit : 1 2
minggu
- ESWL kurang lebih 1 minggu

13. Out put : - Bebas batu


- Ada sisa batu
- Angka residif batu ginjal kurang
lebih 40 %

14. PA : Tidak ada

15. Autopsi/ risalah rapat : Sangat jarang


No.Dokumen No.Revisi Halaman
168/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA URETHRA ANTERIOR

1. Kriteria diagnosis : - Riwayat trauma pada daerah


perineum
( straddle injuri ) atau instrumentsi
urethra
- Tidak bisa kencing & darah segar
dari urethra
Pemeriksaan Fisik :
- Hematoma perineal
- Retensi urine
- Darah segar dari urethra

2. Diagnosis diferensial : Fraktur penis

3. Pemeriksaan penunjang : Urethrogram retrograde

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi

5. Perawatan RS : rawat inap untuk : tindakan operasi segera :


eksplorasi dan repair ruptur urethra

6. Terapi : Urehtroplasti segera

7. Standard RS : Tipe B untuk : urethro plasti

8. Penyulit : - Segera : Hematoma perineum,


Urinoma
- Lanjut : Striktur urethra, Infeksi,
Impotensi

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
169/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Standard tenaga : Spesialis Bedah Urologi

11. Lama Perawatan : 7 9 hari

12. Lama pemulihan : 14-21 hari

13. Out put : Sembuh seperti orang normal

14. PA : -

15. Autopsi/ risalah rapat : -

TRAUMA URETHRA POSTERIOR

1. Kriteria diagnosis : - Riwayat trauma pada daerah pubis


dan atau fraktur
pelvis
- Tidak bisa kencing dan darah segar
menetes dari
Urethra
Pemeriksaan Fisisk :
- Hematoma supra simphisis
- Fraktur pelvis
- Darah segar dari urethra
- Buli penuh / retensi urine

2. Diagnosis diferensial : Ruptur urethra anterior


No.Dokumen No.Revisi Halaman
170/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan penunjang : Urethogram retrograde

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi, Spesialsi


Bedah

5. Perawatan RS : Rawat inap untuk :


- Tindakan pembedahan segera
dengan melakukan
Aproximasi urethra dalam minggu
pertama pasca
Trauma secara endoskopik atau
open transvesika
Rail road kateter.

6. Terapi : Aproximasi urethra : perendoskopi atau


open transvesika

7. Standard RS : - Tipe untuk Sisttostomi


- Tipe B untuk Sitostomi dan atau
aproximasi urethra

8. Penyulit : Segera Retensi urine Hematoma pelvis


Lanjut Striktur urethra Impotensi
- Lakontinensia urin.

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. Standard Tenaga : Spesialis Bedah Tipe C, Spesialis Urologi


tipe B.

11. Lama Perawatan : - Sitostomi : 5 7 hari


- Aproximasi urethra : 5 7 hari

12. Lama pemulihan : - Sitostomi : 7 10 hari


No.Dokumen No.Revisi Halaman
171/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Aproximasi urethera : 14 21 hari.

13. Out put : Sembuh seperti orang normal

TRAUMA BULI

1. Kriteria diagnosis : Riwayat trauma pada abdomen kwadrn


bawah dan atau
fraktur os pubis.
Pemeruksaan Fisik :
- Tanda vital : shock, pucat, - nyeri
supra simphisis
- Bulging supra pubis, - fraktur pubis
- Tanda akut abdomen / peritonitis
umum
- Kencing berdarah

2. Diagnois diferential : - Trauma urethra


- Hematoma supra simphisis

3. Pemeriksaan Penunjng : Urine sedimen, BNO, Cystogram

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi, Spesialis


Bedah

5. Perawatan RS ; Rawat inap untuk


- Tindakan pembedahan segera :
ruptura buli
- Tindakan pembedahan lanjut :
konstusi buli

6. Terapi : Sectio alta untuk repai ruptur buli


Laparatomi eksplorasi, bil terdapat
peritonitis umum
No.Dokumen No.Revisi Halaman
172/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Pada keadaan ruptura buli- buli intra


peritinical

7. Standard RS : Tipe C

8. Penyulit : Segera : - Perdarahan, - Peritonitis


Lambat : - Abses, - Inkontinensia urin

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. standard Tenaga : Spesialis Bedah Tipe C, Spesialis Urologi Tipe B

11. Lama perawatan : 10 12 hari

12. Lama pemulihan : 14 21 hari

14. PA :

15. Autopsi/ risalah rapat :

TUMOR GANAS TESTIS

1. Kriteria diagnosis : - Benjolan dalam kantong kemaluan


yang cepat
membesar
- Teraba masa padat dengan batas
tegas intra scrotal
No.Dokumen No.Revisi Halaman
173/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Diagnosis diferensial : Epididimitis atau epidimo orchitis, dan


hidrokel

3. Pemeriksaan Penunjang : - Laboratorium AFP dan B HCG, bila


AFP
meningkat, menunjukan adanya
komponen non
seminoma
- CT scan abdomen ( bila PA positif )

4. Konsultsi : Dirujuk ke Spesialis Urologi, Spesialis


Bedah

5. Perawatan RS : Segera

6. Terapi : - Peningkatan tumor dengan sayatan


melalui inguinal
- Seminoma sangat sensitive terhadap
radiotherapy
- Non-seminoma : deseksi kelenjar
getah bening dan atau chemoterapi

7. Standard RS : Tipe C : pengangkatan tumor


Tipe B : radioterapi, deseksi kelenjar getah
bening atau
Chemoterapi

8. Penyulit : Infertilitas

9. Informed concent ( tertulis ) : Sebelum pembedahan harus ada pernyataan


tertulis

10. Standard tenaga : Spesialis Bedah, Spesialis Urologi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
174/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Lama perawatan : 3-4 hari psca pengangkatan tumor


4-8 hari pasca deseksi kelenjar getah
bening retroperitoneal

12. Lama pemulihan : 1-2 minggu pasca pengangkatan tumor


4-8 hari pasca deseksi kelenjar getah
bening retroperitoneal

13. Out put : - Seminoma : ketahanan hidup


( overall ) kurang
lebih 90 %
- Non seminoma : ketahanan hidup
stdadium I-II
Kurang lebih 90% dengan
kombinasi deseksi
Kelenjar getah bening
retroperitoneal dan chemoterapi.
Pada stadium III kurang lebih 50%

14. PA : Jaringan testis orchidectomy ligasi tinggi

15. Autupsi / risalah rapat : -


No.Dokumen No.Revisi Halaman
175/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR GANAS BULI-BULI

1 Kriterua diagnosis : Keluhan hematuri tanpa rasa nyeri


No.Dokumen No.Revisi Halaman
176/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Diagnosis diferensial : TBC saluran kemih, batu saluran kemih

3. Pemeriksaan penunjang : Sitologi urine, BTA urine BNO-IVP, USG


foto thoraks, CT
Scan Abdomen untuk mencari metastasis

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi, Spesialis


Bedah

5. Perawatan RS : Tipe C,B,A

6. Terapi : a. Transurethral resection ( TUR )


buli-buli untuk
diagnosis PA dapat sekaligus
sebagai pengobtan
pada stadium Ta/TI ( superficial )
tanpa disertai N+,
dan /atau M+ ( dapat ikuti dengan
pemberian
chemotherapy intravesika )
b. Radikal sistektomi pada stadium
T2-4, NO, MO
atau radio therapy bikla keadaan
umum penderita
tidak memungkinkan untuk operasi
radikal.
c. Salvage sistektomi atau partial
sistektomi apabila
perdarahan tidak bisa dikontrol

7. Standard RS : Tipe C untuk tindakan 6.c.


Tipe B/A untuk semua tindakan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
177/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

8. Penyulit : Perdarahan pasca TUR, perawatan stoma


urine pasca rdikal
istektomi

9. Informed concent ( tertulis ) : - Sebelum pembedahan harus ada


pernyataan tertulis
- Perlu perawatan stone urine

10. Standard tenaga : Spes. Bedah Tipe C, Spesialis Urologi tipe


B/A

11. Lama perawatan : 1-2 minggu pasca TUR

12. Lama Pemulihan : 4-6 minggu pasca TUR


8-10 minggu pasca sistektomi

13. Out put : Ketahanan hidup sangat tergantung pada


stadium derajat
diferensial tumor, dan jenis pengobatan

14. PA : Perlu untuk jaringan pada TUR dan seluruh


jaringan pada
sistektomi

15. Autopsi/ risalah rapat : Perlu bila penderita meninggal sebelum


dapat diambil
jaringan untuk diagnosa histoppatologi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
178/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
179/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

FISTULA VESIKO- VAGINA

1. Kriteria diagnosis : - Kencing mengompol terus menerus


setelah riwayat
persalinan lama, operasi
kebidanan/ginekologi,
radiotherapy, tumor ginekologi
- Urine keluar pervaginam

2. Diagnosis diferensial : - Fistula ureterovaginal


- Stress dan urge incontinence

3. Pemeriksaan Penunjang : - BNO-IVP : Test metilen biru


- Sistoskopi, untuk melihat besar dan
jarak fistula
Dari muara ureter

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spes. Urologi, Spes. Kebidanan

5. Perawatan RS. : Dirawat untuk persiapan operasi yang


dilakukan setelah
jaringan daerah fistula luna/fibrosis matang
yaitu lebih dari
3 bulan setelah timbulnya fistel

6. Terapi : - Pembesaran berupa penutup fistel


- Bila muara fistula dikandung kemih
terlalu dekat
Dengan muara ureter (<1 cm ) perlu
dilakukan
Ureteroneosistostomi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
180/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Standard RS. : Tipe B

8. Penyulit : Bila terlalu lama, kandung kemih menjadi


atropi/mengecil

9. Informed concent ( tertulis ) : Sebelum pembedahan harus ada pernyataan


tertulis

10. Standard tenaga : Spesialis Urologi

11. Lama perawatan : 14 hari

12. Lama Pemulihan : 14 hari

13. Out put : Sembuh total, pada kandung kemih yang


sudah mengecil
sering terdapat rekwensi /sering kencing

14. PA : -

15. Autopsi/ risalah rapat : -

KARSINOMA PROSTAT

1. Kriteria diagnosis : Prostatismus, nyeri tulang terutama tulang


belakang. Colok
dubur: prortat teraba keras dn berbenjol-
benjol biopsy
prostat transrectal

2. Diagnosis diferensial : Pemebesaran prostat jinak


No.Dokumen No.Revisi Halaman
181/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan penunjang : Lab. Umum untuk menilai kondisi


penderita. Lab. Khusus :
PSA, PAP, BNO-INP atau BNO-Sistogram,
Foto Thoraks,
Bone scan bila ada tanda-tanda metastasis

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Urologi, Spes. Bedah

5. Perawatan RS. : Dirawat segera

6. Terapi : - Prostatektomi radikal pada stad. T1-


2, NO, MO
- Terapi hormonal dengn bilateral
subcapsular
Orchyectomy atau medikamentosa
pada stadium
Lanut. T 3-4 atau N.1, atau inf.
- Transurethral resection ( TUR )
prostat bila tetap
Ada retensi urine setelah
pengobatan hormonal pada
Stadium lanjut

7. Standard RS. : Tipe C,B,A

8. Penyulit : - Perdarahan, inkontinensi, mpotensi


pada terapi
radikal
- Efek samping obat-obat
medikamentosa

9. Informed concent ( tertulis ) : Sebelum pembedahan harus ada pernyataan


tertulis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
182/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10. Standard tenaga : Spesialis Urologi Tipe A,B dn Spesialis


Bedah tipe C

11. Lama Perawatan : - Sekitar 3 minggu pada radikal


prostatektomi
- 1-2 hari pada subcpsular
orhyectomy
- 1 minggu pada TUR prostat

12. Lama pemulihan : - Sekitar 6-8 minggu pada radikal


prostatektomi
- Satu minggu setelah subcapsular
orchyectomy

13. Out put : Ketahanan hidup sangat tergantung pada


stadium derajat
diferisiansi

14. PA : Jaringan bippsi prostat, atau seluruh


jaringan pembedahan
pada radikal prostatektomy
15. Autopsi/ risalah rapat : Diperlukan apabila penderita meninggal
sebelum didapat
diagnosa pasti secara histopatologi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
183/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
184/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PROSTATITIS AKUT

1. Kriteria diagnosis : - Panas mendadak tinggi disertai


mengigil dengan
nyeri di daerah perineum
- Ganguan buang air kecil sampai
retensi urine
Pemeriksaan Fisik :
- Prostat : membengkak, padat,padat,
sangat nyeri
Tekan
- Urin : keruh, kemerahan

2. Diagnosis diferensial : - Divertikel regtosimioid

3. Pemeriksaan Penunjang : - Urinalisa


- Darah perifer lengkap
- Urine kultur dan resistensi test

4. Konsultasi : Dirujuk ke Spesialis Urologi

5. Perawatan RS. : Dirawat inap untuk :


- Sistostomi pada yang dengan retensi
urine
- Bed rest

6. Terapi : Antibiotika sesui kultur resistensi urine

7. Standard RS. : Tipe B

8. Penyulit : - Retensi urine


- Abses prostat
- Sistitis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
185/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. Standard tenaga : Spesialis Urologi

11. Lama Perawatan : 7-10 hari

12. Lama Pemulihan : 30 hari

13. Out put : Baik

14. PA : Trans rectal biopsy untuk membedakan


dengan karsinoma
prostat

REFLUX VESICO URETRAL

1. Kriteria diagnosis : - Infeksi : saluran kemih berulang,


BNO-IVP
hydronefritis
- Pada MCU terdapat reflux vesico
ureteral
Ditentukan grade I-IV

2. Diagnosis diferensial : Megaureter congenital

3. Pemeriksaan penunjang : BNO + IVP, MCU, Cytoscopy

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
186/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatn RS : Pyelonefritis akut, kalau mau operasi

6. Terapi : Grade I-II-III : konservatif dengan anti


biotika selam
6 bulan
Grade IV-V : operatif
ureteroncocystostomie

7. Standard RS. : Tipe B

8. Penyulit : Infeksi, kerusakan faal ginjal

9. Informed concent ( tertulis ) : Perlu

10. Standard tenaga : Spesialis Urologi

11. Lama perawatan : 2 minggu

12. Lama pemulihan : 1 bulan

13. Out put : Setelah operasi tidak ada reflaks visico


ureteral dan tak ada
infeksi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
187/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

HYPOSPADIA

1. Kriteria Diagnosis : - Muara urethra terletak ventral venis


proximal antara glans
sampai ke penosrotal
- Kalau ereksi penis begkok

2. Diagnosis diferensial : Transexual

3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak boleh di circumisi oleh karena


preputium akan
dipakai untuk uretthroplasty

4. Konsultasi : Dirujuk ke spesialis Urologi, spesialis


Bedah

5. Perawatan RS : Kalau mau operasi

6. Terapi : - Chordae eksisi kemudian


urethroplasty setelah 6
bulan ( 2 tahap ).
- Chordae eksisi + urethroplasty 1
tahap
- Tindakan operasi pada usia : pre
schook age ( 5-6 tahun )

7. Standard RS : Tipe C

8. Penyulit : Fistel, Infeksi

9. Informed concent( tertulis ) : Perlu

10. Standard tenaga : Spesialis Urologi, Spesialis Bedah


No.Dokumen No.Revisi Halaman
188/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Lama perawatan : 3 minggu

12. Lama pemulihan : 1 bulan

13. Out put : - Muara urethra berada di ujung penis


- Ereksi lurus

PEMBESARAN PROSTAT JINAK

1. Kriteria diagnosis : Pria umur > 50 tahun


Tanda-tanda iritasi :
- Frekuensi mictic bertambah
- Nocturia
- Dysuria
- Urgency
- Terakhir mictie belum puas
Tanda-tanda obstruksi :
- Hesistancy
- Pancaran lemah
- Waktu mictie menonjol
- Sulit mictie
Pemeriksaan colok dubur : Pembesaran
prostat, kenyal
Pengukuran sisa kencing
No.Dokumen No.Revisi Halaman
189/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Diagnosis diferensial : - Batu kecil divesika urinarius


- Striktur
- Bekun darah di vesika
- Ca prostat

3. Pemeriksaan penunjang : BNO-IVP


- Identasi prostat
- Fish hook apperance
- Divertikal / Saccula
- Batu vesika
- Foto post mictie tamapk sisa
kencing
USG : Prostat
Lab : Routine persiapan operasi, PSA
Biopsi jarum bila ada kecurigan pada colok
dubur atau
PSA > 10 mg/mil

4. Konsultasi : Dirujuk ke ahli Urologi kalau tidak ke


Bedah Ahli

5. Perawatan RS : Untuk persiapan operasi

6. Terapi : Derajat satu


Keluhan iritatif + obstruksi ada
Sisa kencing kurang dari 50 cc terapi
konservatif
- Alfa adrenergic Bloking Agent
- Obat parasympathomimetik
- Inhibitor 5 Alfa reduktase
Pertolongan pertama :
- Memasang kateter pada reteatio
urine totalis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
190/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Memasang cytostomi : perkutan


atau terbuka bila
Pemasangan kateter gagal
Operasi defenitip :
- Bila sisa kencing > 50 cc
- Prostektomi terbuka oleh dokter
Ahli Bedah
- TURP : ( Trns Uretal Resection of
the Prostase )
Oleh Ahli Bedah Urologi
- TUIP ( Trans Urethal Incision of the
Prostase)
Oleh Ahli Urologi
- HLP ( Holium Laser
Prostatectomy ) oleh Ahli
Urologi yang sudah terlatih

7. Standard RS : - Tempat praktek dokter Spesialis


Bedah untuk
memsng kateter
- Tipe C untuk pertolongan pertama
- Tipe C untuk operasi terbuka
- Tipe B + a tindakan lain

8. Penyulit : - Perdarahan ( pada operasi terbuka,


TURP )
- Kebocoran ( untuk operasi terbuka )
- Incontinentia sementara atau bila
kecelakaan
Mengenai sphincter incontinentia
menetap
- Retrogrde ejakulasi 60-90% pada
operasi terbuka
+ TUR
No.Dokumen No.Revisi Halaman
191/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Impotensi 4,40% pada operasi


terbuka + TUR

9. Informed concent ( tertulis ) : Diperlukan ijin tertulis yang ditandatangani


oleh pasien
setelah dijelaskan mengenai terapi +
kemungkinan penyulit

10. Standard tenaga : -

11. Lama Perawatan : Bila tanpa penyulit :


- Operasi terbuka kurang lebih 10-14
hari
- TURP 5-7 hari
- TUIP
- Laser 3-5 hari

12. Lama pemulihan : - Operasi terbuka : 3-4 minggu


- TUR 2-4 minggu
- Laser 2-4 minggu

13. Ot put : - Sembuh, misye spontan


- Kemungkinan retrograde ejakulasi
+
Impotensi ( liaht diatas )
- Kemungkinan residif rendah

14. PA : Jaringan prostat dari spesimen operasi atau


biopsy jarum
15. Autopsi / risalah rapat : Jarang diperlukan kecuali bila terjadi
kematian dan tidak
jelas sebabnya.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
192/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KE PUSTAKAN :

Jelaskah Usulan Standard medis IAUI ( Ikatan Ahli Urologi Indonesia ) dari Sub Bag
Urologi
IAUI RSCM, 1993 )
No.Dokumen No.Revisi Halaman
193/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VI. B E D A H S A R A F

ISI :
Hal.

TRAUMA KAPITIS / CEDERA KEPALA


92
TRAUMA SPINAL & MEDULA SPINLIS
94
TRAUMA SARAF PERIFER
96
TUMOR INTRA KRANIAL
98
TUMOR SPINAL
99
No.Dokumen No.Revisi Halaman
194/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA SARAF PERIFER


100
PENDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN
101
HIDROSEFALUS
103
KELAINAN / ANOMAI KONGENITAL S.P.P.
104
GANGGUAN SARAF PERIFER
106
PENYAKIT DEGENERA SPINAL
107
ABSES OTAK
108
No.Dokumen No.Revisi Halaman
195/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA KAPITIS / CEDERA KEPALA

1. Nama Penyakit : Trauma Kapitis / Cedera Kepala


Dapat mengakibatkan : 1. Kontusio/ ekskoriasi / laserasi kulit kepala,
hematom
Subgleal
2. Fraktur tulang tengkorak
3. Perdarahan Epidural
4. Perdarahan Subdural
5. Kontusio / Laserasi otak
6. Perdarahan Intra serebrl
7. Diffuse Axonal Injury
8. Edema Cerebri

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat cedera kepala, sakit kepala, pusing,


muntah dan
kehilangan kesadaran.
Pemeriksaan fisik : Tanda-tanda kenaikan tekanan
intra cranial,
Defisit neurologis fokal, lterlisasi, penurunan derjt
kesadaran
No.Dokumen No.Revisi Halaman
196/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

( dinili dengan Skala Koma Glasgow )


Cedera Kepala Ringan : bila Skala Koma Glasgow
13-15
Cedera Kepala Sedang : bila Skala Koma Glasgow
9-12
Cedera Kepala Berat : bila Skala oma Glasgow <.
8

3. Diagnosis Banding : - Keracunan alcohol / obat-obatan


- Stroke
- Tumor otak
- Ganguan metabolisme
- Epilepsi

4. Pemeriksaan Penunjang : 1. CT Scan kepala


2. M.R.I. kepala
3. Pemeriksaan laboratorium untuk persiapan
operasi

5. Konsultasi : Dokter spesialis bedah saraf

6. Perawatan di RS : Rawat inap untuk observasi dan perawatan serta


pengobatan,
bila perlu tindakan pembedahan dengan standar
ABCs menurut
ATLS

7. Terapi : Konservtif atau opertif

8. Tempat pelayanan : Rumah sakit Kelas A

9. Penyulit : - Infeksi
- Epilepsi
- Hidrosefalus
No.Dokumen No.Revisi Halaman
197/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Perdarahan Subdural Kronis


- Status Vegetatif

10. Informed Concent : Perlu, tertulis

11. Stndard tenaga : Dokter Spasialis Bedah Saraf

12. Lama Perawatan : Beberapa hari 2 minggu

13. Masa Pemulihan : Bervariasi

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa defisit neurologis

Kepustakaan :

1. Advanced Trauma Life Suport ( ATLS ), Chapter 6 : Head Trauma, ACS,


Chicago IL, 1997, pp.
219-261.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
198/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA SPINAL DAN MEDULA SPINALIS

1. Nama Penyakit : Trauma spinal dan medulla Spinalis


Dapat menyebabkan : a. Fraktur, kompresi, dislokasi tulang vertebra
atau
Kombinasinya
b. Trauma Medula Spinalis, Conus Cauda dan
Cauda Equinea
c. Trauma pembuluh darah spinal

2. Kriteria diagnosis : - Riwayat cedera tulang belakang ( Spinal )


- Terdapat jejas, deformitas atau nyeri pada
ruas tulang
belakang
- Gangguan neurologis sesuai dengan lokasi
cedera

3. Diagnosa Banding : - Tumor Medula Spinalis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
199/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Myelopati
- HNP
- Poliomyelitis
- Polioradikulopati

4. pemeriksaan penunjang : a. Foto polos roentgen tulang belakang


b. M.R.I.
c. CT Scan
d. Myelografi

5. Konsultasi : Dokter Spesialis bedah saraf

6. Perawatan di RS : Segera untuk terapi obat-obatan dan obsevasi serta


diagnostik
dilanjutkan terapi definitive

7. Terapi : a. Stabilisasi tulang belakang


b. Pemakaian Cervical Collar
c. Traksi kepala
d. Halo
e. Operasi Reposisi Terbuka, Dekompresi dan
stabilisasi
Internal

8. Tempat pelyanan : Rumah Sakit type A

9. Penyulit : - Perburukan neurologis


- Kelumpuhan otot-otot pernafasan
- Infeksi
- Luka dekubitus
- Perawatan yang lama
- Spastisistas

10. Informed Concent : Perlu, tertulis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
200/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard Tenaga : Dokter spesialis bedah sarf

12. Lama Perawatan : Sangat bervariasi

13. Masa Pemulihan : Sangat bervariasi

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa cacat neurologis.

Kepustakaan :
1. Advanced Trauma Life support (ATLS00), Chapter 7 : Spine and Spinal Cord
Trauma, ACS, Chicago IL, 1997, pp. 263-300.
2. OBrien, D., Immediate Management of Spinal Injury, in Palmer J.D. (Comp),
Neurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone, New York 1996,
pp.696-701

10. Informed Concent : Perlu, tertulis

11. Standard tenaga : Dokter spesialis bedh saraf

12. Lama perawatan : Sangat bervariasi

13. Lama pemulihan : Sangat bervariasi

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa cacat neurologis

Kepustakaan :

1. Advanced Trauma Life Support ( ATLS ), Chapter 7 : Spine and Spinal Cord
Trauma, ACS, Chicago IL, 1997, pp. 263-300.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
201/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

OBrien, D,. Immediate Mnagement of Spinal Injury, in Palmer J.D. ( Comp. )


Neurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Chur
TRAUMA SARAF PERIFER

1. Nama Penyakit : Trauma saraf Perifer


a. Neuropraxia
b. Axonotmesis
c. Neuretmesis

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat cedera tampak tajam atau cedera


tarikan pada saraf-saraf perifer disertai
gejala motorik berupa Kelumpuhan
dn kelemahan otot-otot, gejala sensorik
berupa rasa kebal atau kesemutan serta gejala otonomik
berupa berkurngnya keringt pada distal cedera
Pemeriksaan fisik : Parese, paralyse,
hypestesia, anesthesia,
Parestesia, anhydrosis pada distal saraf
yang cedera.

3. Diagnosis banding : - Tumor saraf perifer


- Neurofibromatosis Von
Recklinghausen
- Kelainan degenatif
No.Dokumen No.Revisi Halaman
202/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Polineuropati

4. Pemeriksaan penunjang : a. E.M.G.


b. S.S.E.P.

5. Konsultasi : Dirujuk ke ahli bedah saraf

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera untuk kasus akut/baru

7. Terapi : Tergantung diagnosis stadium dan jenis


trauma
a. Neuropraxia : konservatif,
neurotropic vitamin
fisioterapi
b. Axonotomesis dan Neuretmesis :
ekplorasi ,
neurolysis, nerve graf ( bedah micro
)

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit kelas A/B

9. Penyulit : Infeksi, cicatrix, kasus lama

10. Informed concent : Perlu, tertulis

11. Standard Tenaga ; Ahli bedah saraf

12. Lama perawatan : 8-10 hari

13. Masa pemulihan : Sangat bervariasi, tergantung pada derajat


dan jenis lesi

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa gejala defisist


neurologis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
203/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

15. PA : Bila ada neuroma maka diperiksa PA

Kepustakaan :

1. Polder T.W. Pathophysiology of Peripheral Nerve Injury and Repair, in


Palmer , J.D
( Comp ), Neurosurgery 1996, Manual of Neurosurgery, Churchill
Livingstone, New York, 1996. pp. 777-783.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
204/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR INTRA KRANIAL

1. Nama Penyakit : Tumor Intra Kranial


Letak : Supra Tentorial
Infra Tentorial
Jenis : - Tumor otak primer : Glioma :
Astrocytoma,
Oligodendroglioma,
Ependymom,Meningioma,
Medulloblastoma, Adenoma
Hypopyse
- Tumor otak metastasis

2. Kriteria Dignosis : Gejala Tekanan Intra Kranial yang


meningkat : sakit
kepala, munth, penglihatan dobel,
penglihatan kabur
Gangguan fungsi luhur, defisist neurology
local
No.Dokumen No.Revisi Halaman
205/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Epilepsi dan gejala pergeseran struktur otak


( herniasi
Otak ) penurunan fungsi kesadaran

3. Diagnosis banding : 1. Perdarahan Intra Kranial Spontan


2. Perdarahan Intra Kranial
Traumatika
3. Abses otak
4. Kiste parasit

4. Pemeriksaan penunjang : 1. CT Scan


2. M.R.I.
3. Angiografi serebral.

5. Konsultasi : Dianjurkan ke Ahli bedah Saraf

6. Perawatn di Rumah Sakit : Rawat inap untuk perawatn dan tindakan


definitive
pembedahan.

7. Terapi : a. Medikamentosa : - Anti edema :


Steroid,
Manitiol
- Anti kejang :
Phenytoin
b. Operasi craniotomy

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit kelas A

9. Penyulit : 1. Edema Otak Vasogenik


2. Herniasi otak
3. Hidrosefalus

10. Informed Concent : Perlu dan tertulis


No.Dokumen No.Revisi Halaman
206/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Saraf

12. Lama Perawatan : 10-14 hari

13. Masa pemulihan : 10-14 hari

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa gejala defisit


neurologis

15. PA : Mutlak harus diperlukan

Kepustakaan :

1. Weber F, : Surgical Management of Glioma in Palmer, J.D. ( Comp. )


Neurosurgery 96 Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone, New York
1996, pp. 230-234.
2. Al-Mefty. O; haddad. G; Maingioma An Overview in Wilkins, R.H, and
Rengachary, S.S ( Eds) Neurosurgery Mc. Graw Hill, 2 nd ED, Vol. I, 1996,
pp. 833-842.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
207/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR SPINAL

1. Nama Penyakit : Tumor Spinal


Lokasi : a. Extra dural, Intra dural, Extra
Medullar, Intra
Medullar
b. Cervical, Thoracal, Lumbal, Sacral
Jenis : a. Tumor Spinal Primer : Glioma,
Meningioma,
Neurinoma, Neurofibroma,
Chardoma,
Neuroblastoma
b. Tumor Spinal Metastasis

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat kelemahan pada extrimitas, rasa


nyeri
segmental sesuai dengn lokasi lesi segmen
medulla
No.Dokumen No.Revisi Halaman
208/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

spinalisnya.
Pemeriksaan fisik neurologis : Parese,
Paralise,
Hypestesi, Parestesi, Gangguan fungsi
otonom seperti
Ganggun miksi, defikasi, impotensi dan
gangguan
Berkeringat ( Anhidrosis )

3. Diagnosis Banding : - Penyakit degeneratif spinal dan


medulla spinalis
- Infeksi

4. Pemeriksaan penunjang : - M.R.I. Spinal


- CT Scan Spinal
- Myelografi-Caudografi
- Foto roentgen vertebra

5. Konsultasi : Dirujuk ke ahli Bedah Saraf

6. Perawatan di Rumah Sakit : Untuk persiapan pembedahan

7. Terapi : Operatif

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A/B

9. Penyulit : Cacat neurologis menetap, bila tumor


dalam stadium lanjut

10. Informed concent : Perlu tertulis

11. Standard kerja : Ahli Bedah Saraf


No.Dokumen No.Revisi Halaman
209/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

12. Lama perawatan : Bervariasi tergantung rehabilitasi pasca


pembedahan &
stadium penyakitnya

13. Masa pemulihan : Sangat bervariasi

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa cacat neurologis

15. PA : Mutlak diperlukan

Kepustakaan :

1. Mallow, W.J.; Harrelson, J.M. : Primary Neoplasma of the Spine, in Willkins,


R.H. and Rengachary, S.S. ( Eds ) Neurosurgery, Mc. Graw. Hill Comp,
1996, pp. 1805-1814.
2. Van Krieken 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone, New York,
1996, pp. 669-673.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
210/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TRAUMA SARAF PERIFER

1. Nama Penyakit : Tumor Saraf Perifer

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat timbulnya masa benjolan pada


saraf perifer yang
terasa nyeri dan menimbulkan rangsangan
radiculer
menjalar bila disentuh

3. Diagnosa Banding : - Tumor jaringan lunak disekitar saraf


- Trauma saraf perifer
No.Dokumen No.Revisi Halaman
211/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Pemeriksaan penunjang : - E.M.G


- M.R.I.

5. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan di Rumah Sakit : Untuk persiapan pembedahan

7. Terapi : Operatif

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit kelas A/B

9. Penyulit : Bila datang dalam stadium lanjut terjadi


cacad neurologis
menetap

10. Informed consent : Perlu tertulis

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Saraf

12. Masa Pemulihan : Bervariasi

13. Out put : Sembuh dengan atau tanpa cacad


neurologis

14. P.A. : Mutlak diperlukan

Kepustakaan :

1. Polder, T.W.,; Peripheral Nerve Tumors, in Palmer, J.D. ( Comp )


Neurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone, New York,
1996, pp : 815-822
No.Dokumen No.Revisi Halaman
212/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN


KRANIAL SPONTAN

1. Jenis Penyakit : Perdarahan Intra Kranial Spontan


1. Jenis Penyakit : Perdarahan Intrakranial Spontan
* Lokasi : a. Perdarahan Intra Cerebral Spontan:
*Lokasi 1. Putaminal
Perdarahan Intra Cerebral Spontan :
1. CT Scan otak 2. Thalamik.Z 2.
M.R.I. otak Putaminal 3. Pontine
4. Serebeller
5. Subkortikal
6. Intra Ventricular
b. Perdarahan Subarachnoid Spontan
c. Perdarahan Subdural Spontan
d. Perdarahan epidural Spontan
* Etiologi : a. Hypertensif
b. Aneurysmal
c. A.V.M. (Atreri Venous Malformation ).
d. Angioma

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat sakit kepala tiba-tiba disertai


kehilangan kesadaran
ataukelumpuhan ekstriminitas, riwayat
penyakit hipertensi, jantung, DM, Obesitas
dan usia lanjut.
Pemeriksaan fisik : penurunan derajat
kesadaran, lumpuh tubuh dan ekstriminitas
kontra lateral lesi, pupil mata anisokor serta
retentio urinae et alvi. Gangguan
bicara/afasia.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
213/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Diagnosis Banding : - Tumor otak


- Perdarahan Intra Kranial Traumatika
- Infark otak/stroke
- Abses otak

4. Pemeriksaan penunjang : 1. CT Scan otak


2. M.R.I. otak
3. Angiografi cerebral

5. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera di I.C.U.

7. Terapi : a. Medikamentosa
b. Supportif di I.C.U.
c. Operasi definitive segera

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A


9. Penyulit : - Edema otak
- Herniasi otak

10. Informed Concent : Perlu tertulis

11. Standard Tenaga : Ahli Bedah Saraf

12. Lama Perawatan : Bervariasi tergantung pada lokasi dan


etiologi dan derajat halamik perdarahan.

13. Masa Pemulihan : Bervariasi

14. Output : Sembuh dengan atas tanpa cacat neurologis

15 PA : Diperlukan bila diduga disebabkan oleh


AVM, Angioma
No.Dokumen No.Revisi Halaman
214/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Kepustakaan :
1. Wasseberg, J; Gradings of Spontaneous Intra Cranial Hemmorhage in
Palmer, J.DNeurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone
Inc, New York, 1996,pp.420-423.
2. Tao,H.J; Non Aneurysmal Intra Cerebral Hematoma in Palmer, J.D,
neurosurgery 96,Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone Inc, New
York, 1996, pp. 486-491

1. Pontine
2. Serebeller
3. Subkortikal
4. Intra Ventricular
b. Perdarahan Subarachnoid Spontan
c. Perdarahan Subdural Spontan
d. Perdarahan Epidural Spontan
*Etiologi : a. Hypertensif
b. Aneurysmal
c. A.V.M. ( Arteri Venous
Malformation )
d. Angioma.
2. Kriteria Diagnosis : Riwayat sakit kepala tib-tiba disertai
kehilangan kesadaran
atau kelumpuhan ekstrimitas. Riwayat
penyakit hipertensi,
Jantung, DM, Obesitas dan usia lanjut.
Pemeriksaan fisik : Penurunan derajat
kesadaran, lumpuh
Tubuh dan ekstrimitas kontra lateral lesi,
pupil mata
Anisokor serta retentio urinae alvi
Gangguan bicara/afasia
No.Dokumen No.Revisi Halaman
215/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Diagnosis Banding : -

Tumor otakPerdarahan Intra Kranial Traumatik


HIDROSEFALUS otak
4. Pemeriksaan penunjang :
3. Angiografi cerebral
1Z Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf
1. Nama Penyakit : Hidrosefalus

2. Kriteria Diagnosis : Riwayat pembesaran kepala yang progresif


(pada bayi dan
anak)dan sakit kepala hebat disertai
muntah. Pemeriksaan fisik neurologis :
Penonjolan ubun-ubun, teraba tegang,
diameter kepala sangat besar, kedua bola
mata melihat kebawah (suset sign),
pelebaran vena-vena kepala, crackpot sign.
Timbulnya papil adema bilateral dan parese
nerves Abduscens. Pada pasien dewasa,
karena sutura sudah menutup maka gejala
yang menonjol adalah gejala Tekanan
Tinggi Intra Kranial.

3. Diagnosis banding : 1. Tumor otak


2. Abses otak
3. Ventriculitis

4. Pemeriksaan penunjang : 1. CT Scan otak


2. MRI otak
3. Foto cranium AP Lateral

5. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf


No.Dokumen No.Revisi Halaman
216/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Perawatan di Rumah Sakit : Rawat inap untuk tindakan definitive segera

7. Terapi : 1. Operasi Ventrikulo Peritoneal Shunt


2. Operasi Ventrikulo Cisternal Shunt
(Torkildson)
3. Operasi Ventrikulo Atrial Shunt

8. Tempat pelayanan : Rumah sakit kelas A

9. Penyulit : - Slit Venticle Syndrome karena


overdrainage
sehingga terjadi upward herniation

- Infeksi
- Perdarahan Subdural Spontan
- Obstruksi alat shunt
- Migrasi alat shunt

10. Informed concent : Perlu, tertulis

11. Standard tenaga : Ahli Bedah Saraf

12. Lama perawatan : 7-10 hari

13. Masa pemulihan : Bervariasi

14. Output : Baik pada stadium dini

15. PA : -
No.Dokumen No.Revisi Halaman
217/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Kepustakaan :
1. Pople, I; Hydrocephalus and Shuting Systems in Palmes, J.D. (Comp.),
Neurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone, New York
1996, pp. 587-589.

7. Terapi : a. Medikamentosa
b. Supportif di I.C.U.
c. Operasi definitive segera
8. Tempt pelayanan : Rumah Sakit Kelas A
9. Penyulit : - Edema otak
- Herniasi otak
10. Informed consent : Perlu tertPople, I; Hydrocephalus and
Shunting Systems in Palmer, J.D. ( Comp. ), Neurosurgery 96. Manual of Neurosurgery,
Churchill Livingstone, New York 1996, pp. 587-589.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
218/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KELAIANAN / ANOMALI KONGENITAL


SUSUNAN SARAF PUSAT

1. Nama Penyakit : Kelainan / Anomali Kongenital Susunan


Saraf Pusat
Mencangkup : - Meningoencephalocele : Frontal,
occipital
- Meningocele lumbal, sacral
- Spina bifida aperta, okult

2. Kriteria diagnosis : Kelainan bawaan sejak lahir pada garis


tengah yang berupa
tonjolan pada kepala ( Encephalocele )
pada lumbal
( Meningoceie ) yang semakin membesar
Pemeriksaan fisik :
- Masa tonjolan di garis tengah pada
glabela, puncak
- Hidung, orbita, pada occipital,
lumbal atau sacral
- Bila terbuka dan tidak dilapisi kulit
sempurna, akan tampak struktur
otak, medulla spinalis atau radiks,
dilapisi oleh selaputarachnoid.
- Bila selaput bocor, kelur cairan
liquor serebo spinalis
- Pada Spina Bifida oculta sering
dilapisi oleh kulit yang tertutup
rambut
No.Dokumen No.Revisi Halaman
219/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Dapt disertai Hidrosefalus atau


cacat neurologis pada kedua tungkai
dan system urogenital.

3. Diagnosis banding : 1. Teratoma


2. Lipoma
3. Tumor kongenitl lain.

4. Pemeriksaan penunjang : 1. M.R.I.


2. CT Scan
3. Foto Roentgen Spinal AP, Lateral,
Oblique
4. Myelografi-Caudografi

5. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan di Rumah Sakit : Rawat inap segera untuk jenis terbuka atau
bila ada tanda-
tanda hidrosefalus

7. Terapi : 1. Operasi Meningocelectomy dan


Repair
2. Operasi Ventriculo-Peritoneal Shunt

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A/B

9. Penyulit : - Hydrocephalus
- Infeksi

10. Informed concent : Perlu

11. Standard Tenaga : Ahli Bedh Saraf

12. Lama Perawatan : 14-21 hari


No.Dokumen No.Revisi Halaman
220/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Masa Pemulihan : 7-10 hari

14. Out put : Dengan atau tanpa defisit neurologis

15. PA : -

Kepustakaan :

1. Schmlohr, D. : Spinal Dysraphysm, in Palmer, J.D. ( Comp. ), Neurosurgery 96,


Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone New York, 1996, pp. 646-652.
2. Murasyko, K.M. : Encephalocele, in Wilkins R.H. and rengachary S.S. (Eds )
Neurosurgery, Vol.III, 2nd Ed, Mc. Grawhill Comp, New York, 1996, pp. 3573-
3580.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
221/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

GANGGUAN SARAF PERIFER

1. Nama Penyakit : Gangguan Saraf Perifer


Meliputi : - Entrapment Syndrome
- Carpal Tunnel Syndrome
- Entrapment Nervus Ulnaris

2. Kriteria diagnosis : Gangguan motorik dan sensorok sesuai


persarafan yang
terkena disertai gangguan otonom
anhidrasis. Tinels sign.

3. Diagnosis Banding : - Trauma saraf perifer


- Trauma medulla spinalis

4. Pemeriksaan penunjang : - E.M.G / NCV


- SSEP

5. Konsultasi : Dokter Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan Rumah Sakit : Perawatan sehari

7. Terapi : Pembedahan definitive membebaskan saraf

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A/B


No.Dokumen No.Revisi Halaman
222/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Penyulit : -

10. Informed consent : Perlu, tertulis

11. Standard tenaga : Ahli Bedah Saraf

12. Lama perawatan : 1-2 hari

13. Masa pemulihan : 8 hari

14. Out put : Sembuh dengan atau tanpa gejala


neurologis

Kepustakaan :

1. Polder, J.W. : Entrapment Syndrome in the Arm and Leg, in Palmer, J.D.
( Comp. ), Neurosurgery 96, Manual of Neurosurgery, Churchill Livingstone
New York, 1996, pp. 792-808.

PENYAKIT DEGENERATIF SPINAL

1. Nama Penyakit : Penyakit Degeneratif Spinal


Mencakup : 1. Hernia Nucleus Pulposus
2. Spondylolisthesis
3. Spondyloartthosis
4. Ossification of the Posterior
Longitudinal Ligament
5. Canalis Spinalis Stenosis
6. Foramen Spinalis stenosis
7. Degenerasi Diskus Intervertebralis
No.Dokumen No.Revisi Halaman
223/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

8. Syringomyeli

2. Kriteria diagnosis : Riwayat nyeri pada leher belakang,


punggung atau
pinggang yang menjalar ke lengan atau
tungkai
Pemeriksaan Fisik :
Nyeri pada leher belakang, punggung atau
pinggang
Menahun disertai nyeri menjalar ke lengan
atau tungkai.
Tidak jarang disertai gangguan motorik
kelemahan pada
Otot-otot yang sesuai dengan lokasi lesi.
Jalan terasa kaku
Dan terdapat gangguan koordinasi.

3. Diagnosis banding : - Tumor spinal


- Cedera spinal
- Infeksi spinal

4. Pemeriksaan penunjang : - MRI Spinal


- CT Scan
- Foto Roentgen Spinal

5. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf

6. Perawatan di Rumah Sakit : Rawat inap untuk persiapan operasi

7. Terapi : Operasi dekompresi canalis spinalis


foramen spinalis
dilanjutkan stabilisasi dan fusi spinal

8. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A


No.Dokumen No.Revisi Halaman
224/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Penyulit : Pada stadium lanjut degenerasi dan


penekanan medulla
spinalis dan radiks sangat hebat dapat
terjadi perburukan
neurologis selama manipulasi spinal untuk
prosedur
anesthesia maupun prosedur operasi

10. Informed consent : Perlu, tertulis

11. Standard tenaga : Ahli Bedah Saraf


12. Lama perawatan : 10-14 hari

13. Masa pemulihan : 14 hari

14. Out put : Sembuh dengan tanpa defisit neurologis

Kepustakaan :

1. Papadopoulos, S.M. : Cervical Disease and Cervical Spondylosis in Rengachary,


S.S. and Wilkins, R.M. ( Eds ) Neurosurgery, 2 nd Ed, Vol. III, 1996. pp 3765-
3774.
2. Simeone, F.A. : Lumbar Disc Disease, in Rengachary, S.S. and Wilkins, R.M.,
( Eds ) Neurosurgery, 2 nd Ed, Vol. III, 1996, pp. 3805-3816.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
225/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ABSES OTAK

1. Nama Penyakit : Abses Otak


Kriteria diagnosis : Riwayat sakit kepala hebat dan demam
selama beberapa
Hari- minggu serta infeksi telinga tau gigi
Pemeriksaan fisik :
Sakit kepala hebat disertai demam tinggi.
Terdapat kaku
No.Dokumen No.Revisi Halaman
226/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Kuduk, dan muntah serta penglihatan dobel


dan kabur,
Papil edema bilateral. Terdapat kelemahan
pada extrimitas,
Disertai kejang. Kesadaran dapat menurun.
Terdapat gejala
Infeksi telinga tengah ( otitis media ),
infeksi sinus
( sinusitis ) tu infeksi gigi.

2. Diagnosa banding : - Tumor otak


- Hidrosefalus
- Ventrikulitis
- Meningoencephalitis

3. Pemeriksaan penunjang : - CT Scan otak


- M.R.I otak

4. Konsultasi : Dirujuk ke Ahli Bedah Saraf

5. Perawatan di Rumah Sakit : Rawat inap segera untuk terapi


medikamentosa dan
persiapan operasi

6. Terapi : - Antibiotika berspektrum luas


dengan dosis tinggi
- Anti edema
- Anti kejang
- Operasi craniotomy-drainage

7. Tempat pelayanan : Rumah Sakit Kelas A

8. Penyulit : - Edema otak


- Herniasi otak
No.Dokumen No.Revisi Halaman
227/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed consent : Perlu, tertulis

10. Standard Tenaga : Ahli Bedah Saraf

11. Lama perawatan : 10-14 hari

12. Masa Pemulihan : 30 hari

13. Out put : Sembuh dengan atau tanpa cacad


neurologis

Kepustakaan :

1. Palmer, J.D. : Intracranial Abscess, in Palmer, J.D. ( Comp. ), Neurosurgery


96, Manual of Neurosurgery, Churchill-Livingstone New York, 1996, pp.
875-879
No.Dokumen No.Revisi Halaman
228/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VII. BEDAH TUMOR

ISI :
Hal.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
229/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

STRUMA GANAS / NON TOXICA


109
TUMOR GANAS / KANKER PAYUDARA
110
TUMOR JINAK PAYUDARA
112
MELANOMA
113
KARSINOMA SEL SKUAMOS 114
BASAL SEL KARSINOMA
115
TUMOR GANAS JARINGAN LUNAK 116
TUMOR GANAS / KANKER TIROID 117
TUMOR GANAS / KANKER PAROTIS 118
STRUMA BASEDOW
119
No.Dokumen No.Revisi Halaman
230/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

STRUMA NODOSA NON TOXICA

1. Kriteria penyakit : Benjolan pada tiroid, batas tegas


padat permukaan rata
Tidak ada tanda toksik
Perjalanan penyakit lambat

2. Diagnosa banding : Ca tiroid

3. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Lb. Rutin


T3/T4/TSH
Tiroid scaning
Kardiologi

4. Konsultasi : Spesialis Bedah Kardiologi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Therapi : Operasi dengan potong beku :


No.Dokumen No.Revisi Halaman
231/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Bila VC : struma adenmatosa, tidak


ganas dilakukan
Sub total lobektomi atau sub total
tiroidektomi bila
Struma bilateral
- Bila VC : adenoma follikuler :
dlakukan
Ishmolobektomi
- Bila VC : Pertumbuhan papiler,
dilakukan total
Tiroidektomi

7. Penyulit : Perdarahan

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu

11. Out put : Perlu Follow up T3 / T4 / TSH


Terutama pada yang dilakukan total
tiroidektomi bila
Hipotiroid perlu diberikan thyrx selama 6
bulan

12. P.A : Perlu untuk pemeriksaan potong beku

13. Otopsi/ risalah rapat :


No.Dokumen No.Revisi Halaman
232/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

DAFTAR PUSTAKA :

1. HUGO,S WERNERS THE THYROID, 5 th Rd. JB Lippincot Co, 1986, p.


986-704
2. LORE JM, An Atlas of Head and Neck Surgery, WB Saunders Company
1973, p.628
No.Dokumen No.Revisi Halaman
233/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR GANAS KANKER PAYUDARA

1. Kriteria penyakit : - Benjolan pada payudara, batas tidak


tegas keras
permukaan tidak rata, discharge
( + ) warna
kemerahan
- Dumpling (+ ), gambaran kulit jeruk
(+) retraksi
Putting (+), wanita dengan factor
resiko (+)

2. Diagnosa Banding : Fibrokistik payudara

3. Peneriksaan penunjang : - Tujuan untuk membuat stadium


klinik
- Jika memungkinkan : mamografi
- Pemeriksaan Lab rutin : Hb,
leukosit, dift, LED
- Lab : fungsi hepar, Foto thorax
- Pada stadium lanjut : Bone survery,
FNAB
No.Dokumen No.Revisi Halaman
234/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Konsultasi : - Spesialis Bedah


- U/ stadium lanjut : dokter
radioterapi
- Konsultasi Pny. Dalam : penilian
sistim kardiovskuler
- Penatahan / Scan hepar

5. Perawatan RS. : Rawat inap segera

6. Therapi : Stadium operasi I + II : operasi radikal ,


BCT; Sentinel
lympk node diseksi

Prosedur : Mastektomi radikal klasik ( halsted ) Mastektomi radikal modifikasi ( patey )


Alternatif : ada stadium I, Breast conserving Surgery ( Quart )
Stadium III A : Jika masih operable : kombinasi Mastektomi total + Radioterapi
Stadium III B & IV : Khemoterapi + Radiasi
Khemoterapi bisa dalam bentuk : sitostatika, Hormonal,
Imunoterapi
Catatan : Pada operasi radikal diperlukan tindakan tandur kulit untuk penutupan luka.

7. Penyulit : - Hematoma, Limfedema, Flap yang


nekrosis
- Gangguan gerkan sendi bahu pada
sisi yang
Dioperasi

8. Informed Concent ; Perlu

9. Lama perawatan : - Stadium I+II+III yang dioperasi


minimal 2 mg
- Stadium IV : tergantung pada
keluhan penderita
No.Dokumen No.Revisi Halaman
235/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Yang berhubungan dengan


metastase jauh dan
Kelainan local

10. Masa pemulihan : - Mastektomi radikal klasik : 14 hari


- Mastektomi radikal modifikasi : 30
hari
11. Out put : - Ketahanan hidup 5 th dan 10 th, pad
astad. I&II
lebih baik dibandingkan dengan
stad. III&IV
- Parameter lain : lamanya kondisi
bebas sel kanker
Atau Desiase free Interval
- Perlu tindak lanjut ( follow up )
yang sistematis

12. P.A. : Perlu untuk penilaian stadium pasca bedah


jika
memungkinkan adanya fasilitas potong
beku ( frozen
section )

13. Otopsi / Risalah rapat :

DAFTAR PUSTKA :

1. GIAULIANO A. Breast In : Current Surgical Diagnosis and Treatment, 7 th


Ed. Edit way. L.W. Lange Medic Publ. California, 1985 p. 254-272
2. SUKARDJA, IDG : Pengelolaan Kanker mamma operable, Seminar
Nasional I. Kanker Payudara, Surakarta, 10-12-1986
No.Dokumen No.Revisi Halaman
236/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR JINAK PAYUDARA

1. Kriteria Penyakit : - Benjolan pada payudara pada


wanita muda
- Batas tegas, kenyal. Permukaan
rata, tidak melekat
Pada dasar otot dan kulit
- Discharge (+) pada papiloma
No.Dokumen No.Revisi Halaman
237/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Dimpling (+), gambaran kult jeruk


(+), retraksi

2. Diagnosa banding : - Fibroadneoma mammae


- Kista payudara
- Keganasan payudara ( pada wanita
40 th lebih )

3. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Lab. Rutin darah : Hb,


Leukosit, dift, LED

4. Konsultasi : Spesialis Bedah

5. Perawatan RS. : Rawat inap untuk pembedahan

6. Terapi : Pembedahan pengangkatan tumor


Prosedur : Biopsi eksisional

7. Penyulit : Hematoma pasca bedah

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 2 hari

10. Masa pemulihan : 7 hari

11. Out put : - Sembuh


- Perlu observasi pada kasus :
- Wanita yang multiple
- Wanita yang lebih 40 tahun

12. P.A. : Perlu terutama pada wanita lebih 40 tahun

13. Otopsi/ Risalah rapat : -


No.Dokumen No.Revisi Halaman
238/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

DAFTAR PUSTAKA :

1. HAAGENSEN C.D. MD : Diseases of the Breast, ed W.B. Saunders C,


Philadelphia 1971, P.155-212
2. GIULANO AE : Breast. In Surgical Diagnosis and Treatment, 7 th ed by way,
Ltd. Large Med. Publ. Mazuzen Asia Ptc, Ltd Singapura, 1985, P. 254-72.

MELANOMA

1. Kriteria penyakit : - Hyperpigmentasi kulit ( hitam


keabu-abuan )
- kemerahan sekitarnya.
- Rasa gatal kadag-kadang disertai
uleus dan berdarah

2. Diagnosa banding : Basal cel carcinoma ( basalima )

3. Pemeriksaan penunjang : - Tujuan untuk membuat stadium


penyakit
- Penilaian pre operatif
- Thorax foto
- Liver fungsi
- Lab. Rutin, Hb, Leuko, dift

4. Konsultasi : Spesialis Bedah Tumor


Bila perlu tindakan rekontruksi : konsultasi
Bedah plastik
Untuk kasus mayor

5. Perawatan RS. : Rawat inap segera


No.Dokumen No.Revisi Halaman
239/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

6. Terapi : Operabal : Wide excisi + skin graf in


operable : kemoterapi

7. Penyulit : Necrotic skin graft

8. Informed concent : Perlu

9. Lama perawatan : - Skin graft / flap : 2 minggu


- Inoperabel : tergantung dari keluhan
berhubung dari
Metastasenya .

10. Mana Pemulihan : - Wide excisi skin graft/flap : 2


minggu
- Ketahanan hidup 5 th : berdasarkan
stad. Clark

11. Out put : - Level I & II : 100%


- Level III : 75%
- Level IV : 60%
- Level V : 40%

12. PA : Perlu untuk menentukan apakah syatan


bebas dari tumor,
kalau memungkinan adanya fasilitas potong
beku.

13. Otopsi/ Risalah/rapat : Mungkin diperlukan otopsi pada kasus


yang belum
dilakukan biopsy

DAFTAR PUSTAKA :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
240/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. DEL REGATO J. A. AND SPINT H. J. : Cancer of the skin : In Ackerman


and Regatos Cancer. Doiagnosis, Treatment and Prognosis : Fit ed The CV
Mosby Company St. Louis, 1977. 182-323.
2. POETIRAY EDC dkk : Perfusi regional, suatu prelimary report
3. VAND DANGER J.A. : Proses-proses ganas dan pra ganas di kulit dalam
onkologi (terjemahan ) PT. Pustaka, Jakarta 1985 : 363-383
No.Dokumen No.Revisi Halaman
241/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KARSINOMA SEL SKUAMOS

1. Kriteria penyakit : - Ulcus bentuknya tidak teratur


- Pinggir ulcus berbenjol-benjol
- Mudah berdarah
- Permukaan ulcus kotor, karena
nekrosis jaringan

2. Diagnosa banding : Ulcus chronis

3. Pemeriksaan penunjang : - Tujuan untuk membuat stadium


penyakit
- Penilaian pre operatif
- Thorax foto
- ECG
- Liver fungsi
- Lab. Rutin

4. Konsultasi : Spesialis Bedah

5. Perawatan RS. : Rawat inap segera

6. Therapi : - Kecil : biopsy excisi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
242/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Besar : biopsy incisi dilanjutkan


dengan excisi
Luas + skin graft. Kel Lymphe
membesar : biopsy kelenjar
dilanjutkan dengan excisi luas +
skin graft + diseksi kelenjar

7. Penyulit : Necrotic skin graft

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 7-10 hari

10. Masa pemulihan : 2 minggu

11. Out put : Ketahanan hidup 5-100%

12. P.A. : Perlu untuk menentukan adanya fasilitas


potong beku

13. Otopsi/ Risalah/ Rapat : Mungkin diperlukan otopsi pada kasus


yang belum pernah
dilakukan otopsi pada kasus yang belum
pernah dilakukan
biopsy

DAFTAR PUSTAKA :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
243/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. DEL REGATO J.A AND SPINT H.J. : Canser of the skin : In Ackerman and
Regatos Cancer. Diagnosis, Treatment and Prognosis : Fit ed The CV Mosby
Company St. Louis, 1977 : 182-323.
2. GLASS RL AND PEREH MESA AM : Management of in dequately excited
epidexmoid carcinoma. Auch surg. 1974. 108 : 50-51
3. HONEY ENTT WIN AND JENSEN T : Treatment of squamos cel carcinoma
of the skin, arch Dermatol 1973, 108 : 670-672.
4. VAN DANGER J.A. : Proses-proses ganas dan pr ganas di kulit dalam
onkologi ( terjemahan ) PT. Pustaka, Jakarta 1985 : 363-383
No.Dokumen No.Revisi Halaman
244/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

BASAL CEL KARSINOMA

1. Kriteria penyakit : - Nodul kecil


- Eksofitik
- Warna kelabu merah mengkilat /
kehitam-hitaman
- Pinggi sering seperti mutiara
- Lambat laun puncak nodule
nekrosis ulcusi
( ulcus rodent )

2. Diagnosa banding : Melanoma malignum

3. Pemeriksaan penujang : - Penilaian pre operatif


- Thorax foto
- ECG
- Liver fungsi
- Lab. Rutin

4. Konsultasi : Spesialis Bedah

5. Perawatan RS. : Rawat inap segera

6. Therapi : - Kecil : biopsy excisi


No.Dokumen No.Revisi Halaman
245/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Besar : Biopsi incisi dilanjutkan


dengan excisi luas
+ skin graft + diseksi kelenjar
- Local advant : Radioterapy

7. Penyulit : Necrotic skin graft

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama Perawatan : 7-10 hari


10. Masa pemulihan : 2 minggu
11. Out put : Ketahanan hidup 5 th-100%

12. P.A. : Perlu untuk menentukan apakah sayatan


bebas dari tumor,
kalau memungkinkan adanya fasilitas
potong beku

13. Otopsi/ Risalah rapat : Mungkin diperlukan otopsi pada kasus


yang belum pernah
dilakukan biopsy

DAFTAR PUSTAKA :

1. DEL REGATO J.A. AND SPINT H.J. : Canser of the skin : In Ackerman and
Regatos Cancer. Diagnosis, Treatment and Prognosis : Fit ed The CV Mosby
Company St. Louis, 1977 : 182-323.
2. POETIRAY EDC dkk : Perfusi regional, suatu prelimary report
No.Dokumen No.Revisi Halaman
246/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. VAN DANGER J.A. : Proses-proses ganas dan pra ganas di kulit dalam
onkologi ( terjemahan ) PT. Pustaka, Jakarta 1985 : 363-383.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
247/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR GANAS JARINGAN LUNAK

1. Kriteria penyakit : Benjolan ditungkai, lengan intra abdomen


yang cepat
membesar, kelenjar getah bening regional
membesar.

2. Diagnosa banding : Limphoma Maligna

3. Pemeriksaan penunjang : - Lab. Rutin


- Foto thorax
- CT Scan u/ mengetahui eksistensi
tumor, MRI
4. Konsultasi : - Spesialis Bedah
- Spesialis Radiologi USG
abdomen untuk mengetahui
pembesaran kelenjar getah bening
para aortal

5. Perawatan RS. : Rawat inap segera

6. Therapi : - Excisi luas termasuk kmpartement


ecsisi/ amputasi
bila KGB inguinal (+) dilanjutkan
diseksi kelenjar
inguinal
- Neo ajuvant untuk tumor yang besar
dan sensitive
No.Dokumen No.Revisi Halaman
248/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Bila operasi masih ada residu tumor


dilanjutkan dengan radioterapi dan
kemoterapi
- Perdarahan

- Gangguan fungsi tungkai yang


diperasi
7. Penyulit : - Perdarahan
- Gangguan fungsi tungkai yang
dioperasi

8. Informdconcent : Perlu

9. Lama perawatan : Tergantung jenis operasinya

10. Masa pemulihan : Tergantung jenis operasinya, bila


dilanjutkan dengan
rehabilitasi dapat berbulan-bulan

11. Out put : Perlu follow up yang sistematis oleh karena


residif dalam
waktu 6 bulan s/f 2 tahun pasca bedah

12. P.A. : Perlu untuk menentukan daerah insisi


apakah sudah bebas
dari tumor

13. Otopsi/risalah rapat : Perlu pada pasien yang belum dilakukan


biopsy

DAFTAR PUSTAKA :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
249/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Protokol Sarkoma jaringan lunak, Keputusan sidang Ilmiah PIT VII PERABOI,
Denpasar 1-2 Nov. 1991
No.Dokumen No.Revisi Halaman
250/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR GANAS / KANKER TIROID

1. Kriteria Penyakit : - Benjolan pada leher depan, batas


tegas, keras,
permukaan rata KGB regional +/-
- Kulit diatas tumor sama dengan
sekitarnya, atau
Kemerahan bila terinfiltrasi tumor.
- Kadang-kadang ada gangguan suara
dan gangguan
Nafas

2. Diagnosa banding : Tiroiditis

3. Pemeriksaan penunjang : - Tujuan : menegakkan diagnosa


- Jika memungkinkan Tiroid scaning
- Pemeriksaan Lab. Rutin
- T3/T4/TSH
- Foto thorax, leher
- Pada stad. Lanjut : Whole body
scaning

4. Konsultasi : Spesialis Bedah Tumor


Untuk stadium lanjut : Radio nuklir
No.Dokumen No.Revisi Halaman
251/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatan RS. : Rawat inap

6. Therapi : - Total tiroidektomi, bila KGB (+)


dilanjutkan diseksi
leher radikal hormonal terapi
- Radiasi external/internal
tergantungjenis PA/residu
Post operasi

7. Penyulit : - Perdarahan
- Cidera saraf
- Cidera para tiroid

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 1 minggu

10. Masa pemulihan : 2 minggu

11. Out put : Ketahanan hidup tergantung jenis PA nya


Perlu tindak lanjut Selma hidup

12. P.A. : - Perlu penilaian potong beku


- Penilaian jenis kanker

13. Otopsi/ Risalah/Rapat : Perlu bila kasus belum tahu jenis tumornya

DAFTAR PUSTAKA :

1. Protokol Sarkoma jaringan lunak, Keputusan sidang Ilmiah PIT PERABOI,


Munas III PERABOI, Bandung 7-9-1994
No.Dokumen No.Revisi Halaman
252/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
253/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

TUMOR GANAS / KANKER PAROTIS

1. Kriteria penyakit : Benjolan pada parotis, batas tegas, keras,


permukaan rata,
kulit kemerahan sama dengan sekitarnya,
paralyse N VII

2. Diagnosa banding : - Lympodenitis TBC


- Fibroma

3. Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan lab. Rutin


- Foto thorax
- Silografi kalau mungkin, CT Scan,
MRI

4. Konsultasi : Spesialis Bedah


Untuk stadium lanjut : Dokter Radioterapi

5. Perawatan RS. : Rawat inap

6. Therapi : - Total paroidektomi, bila KGB (+)


dilanjutkan
diseksi kelenjar getah bening
radikal
- Pada stadium IV : radiasi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
254/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Penyulit : - Paralise N. VII


- Peradarahan

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama Perawatan : 10 hari

10. Masa pemulihan : 15 hari

11. Out put : Perlu follow up

12. P.A. : Perlu adanya fasilitas potong beku

13. Otopsi/ Risalah / Rapat : Pada pasien yang advanced tidak perlu
otopsi

DAFTAR PUSTAKA :

1. COULTHARD SW : Clinical Evaluation of Tumors of the Salivery Glands,


Comperhensive. Management of Head and Neck Tumors, ed THW UWY et al,
WB Saunder Co. Philadelphia 1987, p. 1042-56
2. MARMOWINOTO M : Tumor parotis ( Diagnosis dan terapi ), Kanker dan
Penatalaksanaannya, ed. Aziz MF dan Roezim A, Muktamar Ahli Bedah Tumor
Indonesia, Jakarta 1987, p. 97-110.

STRUMA BASEDOW

1. Kriteria penyakit : - Benjolan apda tiroid


- Tanda tanda toxik (+)
- Eksoftalmus (+)

2. Diagnosa banding : Struma


No.Dokumen No.Revisi Halaman
255/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Lab. Rutin


T3/ T4 / TSH
Foto thorax
Tiroid scaning Kardiologi

4. Konsultasi : Spesialis bedah


Spesialis Peny. Dalam/ endoktrinologi

5. Perawatan RS : Rawat inap

6. Therapi : Bila sudah eutiroid : Tiroidektomi


Pasca bedah perlu rawat ICU

7. Penyulit : Tiroid krisis

8. Informed Concent : Perlu

9. Lama perawatan : 10 hari

10. Masa pemulihan : 15 hari

11. Out put : Perlu follow up T3 / T4/ TSH

12. P.A. : Perlu penilaian adanya jenis tumor

13. Otopsi/ Risalah/ Rapat : -

DAFTAR PUSTAKA :

1. INGBAR SH, BAVERMAN LE, WERNER,S : The Tyroid a fundamental and


Clinical Text, 15 th Ed. J.B. Lippncot Co 1986, p.982-1120
No.Dokumen No.Revisi Halaman
256/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

VIII. BEDAH ANAK

ISI :
Hal.

MALFORMASI ANOREKTAL
120

PENYAKIT HIRSCHPRUNG
122

INVAGINASI
124

SUMBATAN SALURAN CERNA


125
KELAINAN INGUINOSKROTAL
127
HERNIA UMBILIKAL
130

TUMOR RETROPERITONEAL ( TRP )


131

BEDAH PADA IKTERUS NEONATORUM


133
No.Dokumen No.Revisi Halaman
257/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

MALFORASI ANOREKTAL

1. Batasan : Semua kelainan bawaan yan terjadi pada anus /


rectum yang
umumnya karena tidak terdapatnya lobang anus.
Kelainan ini
sangat bervariasi, dan jenis tindakan pembedahan
tergantung dari
variasi-variasi tersebut.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
258/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Patologi : a. Kelainan rendah infra levator : Migrasi


normal rectum ke
arah kaudal sudah melewati otot dasar
panggul ( puborektal
sling ), dimana tebal lpis jaringan antara
ujung buntu
rectum dan kulit anus tidak lebih 1,5 cm.
b. Kelainan tinggi ( supra levator ) : Migrasi
rectum tidak
mencapai otot dasar, panggul, disini lapis
jaringan antara
ujung buntu rectum dan kulit anus ( anal
dimple ) berjarak
cukup tebal.
c. Kelainan intermediet : disini ujung buntu
rectum tepat
setinggi otot dasar panggul.

3. Gejala : - Gejala sumbatan saluran cerna bawah/tidak


ada
pengeuaran mekoneum, bila terdapat fistel
ke vagina
- Bila berlanjut dapat terjadi kebocoran
peritonitis
- Sering disertai kelainan bawaan lain
( kelainan vertebra,
trachea, jantung dan saluran kemih )

4. Diagnosa banding : a. Kelainan rendh ( infra levator ) :


1. Stenosis anis
- Penyempitan kanalis ani
bawaan, sehingga
mekonium terlambat keluar
No.Dokumen No.Revisi Halaman
259/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Pada sondase didapatkan


anus menyempit
2. Anal membran
- Inpeksi anus : tertutup oleh
membran yang
menonjol, berwarna gelap,
karena
mekonium yang bertumpuk
diatasnya.
3. Atresia ani
- Tidak ada lubang anus,
dengan lapis
jaringan yang cukup tebal
- Fistel perianal ada atau
tidak, dan bila ada
fistel perineal yang
mengeluarkan
mekonium hampir pasti
kelainan yang
rendah
- Fistel pada wanita harus
dibedakan antara
fistel anosvertibuler ( anus
vertibularis )
suatu kelainan rendah
dengan fistel
trovestibuler yang
merupakan kelainan
tinggi yaitu dengan sondase.

b. Kelainan tinggi :
- Tidak tampak lubang anus, dengan
lapis jaringan
Yang cukup tebal
No.Dokumen No.Revisi Halaman
260/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Bentuk pantat yang daftar ( flat


bottom ), karena
Dasar panggul yang sempurna
- Pada bayi pria bila keluar
mekonium dari penis atau
Kencing campur mekonium, berarti
ada fistel dengan uretra atau buli-
buli
- Pada bayi wanita terlihat fistel
rektro vaginal atau
Rekto vestibuler, Sondase : mutlak
dan perlu dilakukan bila terdapat
fistel pada wanita, untuk
membedakan antara fistel
anovestibuler ( rendah dan fistel
rektovestibuler atau rektovaginal
tinggi.
Foto rontgen :
1. Hanya dilakukan pada kasus
tanpa fistel
Jenis rontgen : knee chest
position dan
Dilakukan sesudah 16 jam
kemudian.
2. Thorax foto/ Abdomen foto (
bila
Memungkinkan )
3. USG ( bila memungkinkan )
5. Penyulit : -

6. Peatalaksanaan : Perineal Inspection and Urinaysis 16-24


hours observation :
abdominal ultrasound
No.Dokumen No.Revisi Halaman
261/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KEPUSTAKAAN :

PENYAKIT HIRSCHSPRUNG

1. Batasan : Aganglionosis usus besar

2. Patologi : a. Segmen pendek


- Daerah aganglion s/d sigmoid
- 80% dari smeua kasus hirschprung
b. Segmen panjang
Daerah aganglionic lebih proksimal dari
sigmoid
c. Total aganglionic colon
Seluruh colon aganglionic
d. Universal aganglionic
Seluruh usus halus terken
No.Dokumen No.Revisi Halaman
262/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

e. Ultra short
Gambaran klinik hirschprung tetapi
histologik tidak aganglion

3. Gejala : a. Bayi cukup bulan dengan :


- Keluar mekonium pertama lebih
dari 24 jam
- Muntah hijau sampai fekal
- Perut kembung
- Colok dubur anorektum, kesan :
menyempit dan
Faeses menyemprot
- Sering dengan enterocholitis ( diare
dengan faeses
Abu-abu, berbau
b. Radiologik :
- BNO : colon melebar sampai
rongga pelvis, atau
Lebih
- Baenema : khas
1) Ada daerah transisi
2) Gambar kontraksi usus yang
tidak teratur
pada segmen yang
menyempit
3) Gambar entero pada segmen
yang melebar
4) Rongga rekto rectal yang
melebar
5) Retensi barium setelah 24
jam
c. Biopsi hisap : daerah aganglion ( plexus
meisner )
No.Dokumen No.Revisi Halaman
263/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

d. Histo kimia : sub mukosa terlihat keaktifan


cholin esterase
pada jaringan biopsy hisap

4. Diagnosa Banding : - Mekoneum plug syndrome


- Atresi illeum
- Atresi colon

5. Penyulit : Diagnosis yang terlambat dapat menyebabkan


perforasi colon dan
selanjutnya peritonitis dn sepsis

6. Penatalaksanaan : 1. Operasi bertahap :


Tahap I : coloctomi ( segera )
Tahap II : pullthrough
Reseksi anastomosis
( tahap II setelah BB lebih dari 7
kg )
Tahap III : Tutup kolostomi, bila pada
pullthrough
Colostomy dipertahankan sebagai
pengaman
2. Operasi 1 tahap :
Dikerjakan pada anak besar BB > 6 kg
Pada perawatan pra bedah dilakukan bilas
colon teratur
Sampai bersih. Saat operasi, dilakukan
pemeriksaan potong
Beku dan colon aganglioner direseksi dan
dilakukan
Anostomie.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
264/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KEPUSTAKAAN :

1. LISTER LAND RIKHAM P.P : Hirschprung disease in Rikham. P.P. et al :


Neonatal Surgery, 2 nd, Butter Work London, 1978, p. 441.
2. REVICH, M.M. et al : Hirschprung Diseases in Ped. Surgery, year book Med
Publ. Chicago. P. 802.

INVAGINASI

1. Batasan : Keadaan akut saluran cerna dimana sebagian


segmen usus bagian
No.Dokumen No.Revisi Halaman
265/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

proximal masuk segmen distal, menimbulkan


gajala obstruksi usus
Invaginasi kronik sangat jarang pada anak, gejala
obstruksi usus
Hilang timbul penyebab organic polip atu tumor
jinak lainnya.
Penyebab :
- Organik : L. polip, divertikel Meckel,
Hemangioma dan
lain-lain
- Idopatik : Penebalan plak peyeri

2. Diagnosis : - Anamnesis :
Anak/bayi kesakitan atau menangis
mendadak dan
Berulan- ulang sering disertai muntah. Dari
anus keluar
Darah vena dan lendir
- Fisik :
1. Teraba masa tumor intra peritoneal
seperti pisang
2. Kadang-kadang pada colok dubur
teraba
Pseudoportio
- Diagnostik pembantu :
USG : terlihat masa tumor seperti donat

3. Penatalaksanaan : 1. Dirawat bagian bedah


2. Puasa, perbaikan keadaan umum, pasang
sonde lambung
3. Tindakan terapi dengan tekanan barium atu
udara harus
ditunggu oleh spesialis bedah karena
bahaya perforasi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
266/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Dilakukan bila gejala obstruksi belum


lanjut dan tidak ada
Tanda-tanda peritonitis
4. Bila terapi konservatif gagal atau kasus
dating sudah dalam
terlambat gejala obstruksi lanjut dan ada
tanda-tanda
peritonitis maka segera dilakukan
pembedahan bila
keadaan umum ( b diatas ) sudah teratasi.

KEPUSTAKAAN :

1. Bausat Q. : Intussception. Makalah 1984


2. Ravitch. MM, et al : Intussuseption in Ped. Surg. Year Book Med Publ. Chic.
1979 P. 1059

SUMBATAN SALURAN CERNA

1. Batasan : Sindrom t/d :


- Muntah
- Kembung
- Kegagalan pasase usus

2. Patofisiologi : Obstruksi usus


No.Dokumen No.Revisi Halaman
267/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Obstruksi Mekanik Obtruksi Paralik

Dengan Tanpa - Infeksi sepsis


Strangulasi Strangulasi - Gangguan elektroli
- Pasca Bedah
- bolus ascaria
- tumor
- Volvulus
- kelainan bawaan ( atresi dll )

3. Gejala Klinik : a. Muntah-muntah


- Hijau bila obstruksi distal ampula
vateri
- Putih/ makanan, bila obstruksi
proksimal ampula varteri
- Berbau faeces bila sudah ada
nekrosis atau obstruksi rendah
- Muntah lebih dari 4 jam bila
obstruksi diatas duodenum dan
lebih lama bila latak lebih bawah
b. Sakit perut
- Hilang timbul pada obstruksi
mekanik
- Terus menerus pada obstruksi
paralitik
c. Kembung
- Obstruksi mekanik atas kembung
dibagian atas
- Obstruksi mekanik rendah
kembung menyeluruh dan ada drm
No.Dokumen No.Revisi Halaman
268/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

kountour ( gambaran gerak usus )


serta bunyi usus metalik.
d. Tak ada pasasi usus : tidak ada defekasi /
sedikit
e. Colok dubur :
- Longgar paralitik
- Sempit atau normal obstruksi
mekanik
- Sempit dan mekonium berwarna
pucat/abu-abu
- Keras kelainan bawaan
f. Obstruksi karena kelainan bawaan
4. Penunjang : Foto Abdomen 3 posisi
Obstruksi gb. air fluid level
Paralitik gb. Usus mengembang sampai
distal/rongga pelvis
Double buble apperance : pada atresi duodenum

5. Penatalaksanaan : a. Puasa
b. Pasang sonde lambung
c. Infus koreksi defisit cairan, elektrolit dan
asam basa
d. Antibiotik propilaktik
e. Tindakan tergantung diagnosis bias
konservatif atau bedah
darurat
1. Bolus ascaris
- O2 intra duodenum
intermiten
L. 1 menit diulang-ulang
- Obstruksi hilang
anthelmentik
Obstruksi hilang
anthelmetik
No.Dokumen No.Revisi Halaman
269/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Tumor lihat juklak tumor


abdomen
3. Volvolus operasi segera setelah
perbaikan keadaan umum

KEPUSTAKAAN :

1. Ravitch, M.M. et al : Ped. Sur. Uear Book Med. Publ. Chic. 1979.

KELAINAN INGUINO SKROTAL


No.Dokumen No.Revisi Halaman
270/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

A. HERNIA INGUINALIS LATERALIS

1. Batasan : - Adanya prosesus vaginalis peritoneal yang


paten berupa
kntong berisi : cairan saja ( hidrokel
komunikan ) dan atau
alat viscera seperti omentum atau usus
- Hernia repolibilis : bila asi kantong dapat
didorong masuk
rongga peritoneum
- Hernia incarcerata : bila kantong terjepit isi
tidak dapat
masuk rongga peritoneum dan ada
gangguan pasase usus
berupa kembung dan muntah
- Hernia strangulasi bila hernia inkarserata
disertai gangguan
aliran darah, berupa keluhan sakit sampai
shock
- Hernia skrotalis adalah hernia inguinalis
lateralis pada laki-
laki dimana isinya memasuki skrotum.

2. Gejala : - Benjolan di inguinal yang isinya dapat


didorong masuk ke
rongga peritoneum
- Silk sign positif ( perubahan seperti
menggosok sutera
bila daerah inguinal ditekan dan digerakan )
- Annulus inguinalis eksternus yang melebar,
implus pada
jari bila os mengejan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
271/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

3. Terapi : - Semua hernia inguinalis baik pada laki atau


perempuan
harus dipersiapkan untuk operasi elktif,
tidak menunggu
usia tertentu karena bahaya inkarserata.
- Segera : bila inkarserata

Terapi konservatif :
a. Puasa, pasang pipa lambung dan dehidrasi
intravena
b. Posisi anti trandelenburg
c. Kompres es diatas benjol hernia
d. Diberi injeksi Musclerelaxans mis :
Diazepam 0,5 mg
/kg BB maksimum 10 mg atau Luminal
Lama perawatan : Herniotomi efektif
( rawat sehari )
Herniotomi emergency ( rawat 2 hari )

B. KRIPTOKISMUS ATAU UDT ( UNDESCENUS TESTIS )

1. Batasan : Keadaan dimana testis tidak ada dalam kntong


skrotum
Retraktiltestis : testis pernah masuk skrotum, tetpi
karena
Otot-otot kremaster masih kecil pegas maka testis
tertarik ke arah
No.Dokumen No.Revisi Halaman
272/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Proximal.
Ada 3 bentuk UDT :
a. Agenesis testis ( hanya 1-2 % dari UDT )
testis tidak
dibentuk
b. UDT tipe arrest bila testis berhenti di jalan
antara ileus
ginjal sisi yng sama dan skrorum
c. UDT tipe ektropik bila testis ditemukan
diluar jalur
desensi, mis : di paha atau supra pubis

2. Gejala : - Discrotum tidak ditemukan massa testis


- Pemeriksaan bantuan : USG dari scrotum
sampai ginjal sisi
yang sama
- Komplikasi : tersio testis dan keganasan
- Pada UDT sering ditemui hernia inguinalis
- Bila tidak ditemukan herni, maka operasi
orchidopexy
dikerjakan sesudah umur 1 tahun sebelum 2
tahun karena
ditakuti fungsi tubulus seminivery rusak
sehingga produksi
sperma kelak terganggu.
- Retraktil testis tidak perlu dioperasi
- Tetapi hormonal : Gonadotropik hormon
hanya
mempercepat turunnya testis pada retraktril
testis
- Testis yang akan ditempatkan pada skrotum
pada
orchidopexy harus diukur, ukurannya untuk
menilai
No.Dokumen No.Revisi Halaman
273/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

keberhasilan operasi di kemudian hari

C. HIDROKEL TESTIS

1. Batasan : Adanya cairan yang terperangkap di kantong


prosesus vaginalis
peritoneal. Cairan dapat berasal dari peritoneum
( pada bayi atau
imbilisi pada pasien Cataral infeksi virus sitemik.
Hidrokel komunikasi : dimana cairan dapat
didorong dan kembali
Lagi ke dn dari rongga peritoneum. Di lanjut
kelainan ini
Diberlakukan seperti kasus hernia.

2. Gejala : Adanya masa kistik di inguinal dapat sampai


skrotum.Test
No.Dokumen No.Revisi Halaman
274/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

diafanoskopi ( + ) ( sinar diarahkan dari bawah


skrotum dan
tampak byangan cairan )

3. Terapi : Hidrokel inguinal, funikuli atau scrotal pada bayi


umumnya akan
menghilang sendiri resorbsi spontn. Operasi ligasi
dengan jalan
sayatan herniotomi dikerjakan pada anak lebih dari
18 bulan.
Evaluasi cairan harus dari dalam luka, tidak boleh
dari kulit
Skrotum.

KEPUSTAKAAN :

1. Ravitch, M.M. et al : Inguinal, cirtorhismus in Ped. Surgery. Year Book Med.


Publ. Chicago, 1979. p. 815, 1344.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
275/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

HERNIA UMBILIKAL

1. Batasan : Adalah penonjolan isi rongga abdomen ( Viskus )


melalui lobng/
cincin umbilicus ( lokus minoris ), yang tidak
mengalami
penutupan yang sempurna dan terjadi beberapa
hari/minggu
setelah terlepasnya tali pusar.

2. Diagnosis : Anamnesis :
Terjadi penonjolan pada pusar anak ( bodong ),
terutama bila anak
Menangis berdiri, dan hilang pada saat tidur.

Gejala klinik :
Terlihat penonjolan di umbilicus pada saat anak
menangis atau
Berdiri dan hilang bila anak ditidurkan.
Pada palpasi teraba adanya defek dengan diameter
yang bervariasi
Pada umbilicus, dan terasa adanya pendorongan
organ viskus pada
Saat anak menangis dan terkadang terdengar suara
cairan
Viskus pada saat hernia tereposisi

3. Terapi : a. Konservatif
No.Dokumen No.Revisi Halaman
276/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Kelainan ini dapat sembuh spontan


tergantung diameter
Dari defek. Diameter defek cm dapat
menutup dalam
Waktu 3 bulan.
b. Pembedahan

KEPUSTAKAAN :

1. Ravitch M.M. et al : Umbilical hernia in Pediatric Surgery Year Bokk Med Publ.
Chocago, 1979
2. Catatan pribadi

TUMOR RETRO PERITONEAL ( TRP )

1. Batasan : Tumor-tumor yang berasal dari struktur-struktur


yang ada dalam
rongga retroperitoneum.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
277/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

2. Diagnosis : TRP bila masih kecil sering dikeluhkan orang tu


berupa benjolan
pada samping perut ( pinggang ) yang diketahui
secara tidak
sengaja waktu memandikan anaknya. Bila benjolan
semkin
membesar akan lebih menonjol kearah perut,
berupa tumor
abdomen. Anak kurang aktif, cengeng, panas badan
intermitten,
mencret menahun diserti penurunn berat badan

3. Pemeriksaan Fisik : - Infeksi : tampak pucat, pertumbuhan


terhambat, letargi
- Palpasi : teraba tumor retroperitoneum
( bila msih kecil )
dan sebagai tumor abdomen bila sudh
besar. Permukaan
dapat rat, mudah digerakan ( pada tumor
Wilms dan
Hidronefrosis ) sedangkan pada
neuroblastoma permukaan
Berbenjol-benjoldan sulit digerakan.
Konsistensi dapat
Kenyal, keras dan kistik.
- Himihipertropi atau aniridia dapat dijumpai
pada tumor
Wilms

4. Pem. Penunjang : - Non Invasif :


- Pem. Lab. Rutin ditambah
pemeriksaan khusus
No.Dokumen No.Revisi Halaman
278/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

( fosfatase, alkali, alfa feto protein,


VMA, HVA, HCG )
- Pemeriksaan Radiologi : Foto polos
perut, torx,
Survery tulang, IVP, nefrotomografi
( atas indikasi ), USG, CT Scan dan
MRI ( bila ada fasilitas )
- Invasif :
Pemeriksaan arteriografi dikerjakan
bila ada indikasidan harus sangat
selektif dan hati-hati pada bayi dan
anak.

5. Diagnosa Banding : TRP pada bayi dan anak sering disebabkan oleh :
1. Kelainan Neoplastik :
- Nefroblastoma ( Tumor Wilms ),
sering pada anak
Umur antara 1 bulan 1 bulan
- Neuroblastom, dapat terjadi pada
semua umur,
Terbanyak ( 20 % ) pada anak lebih
satu tahun
- Teratoma, terjadi terutama pada
bayi
- Tumor yang lebih jarang adalah
rabdomiosarkoma, limfoma, dan
sarcoma
2. Kelainan Non Neoplastik :
- Hidronefrosis
- Kista ginjal polikistik/multiklistik
6. Penatalaksanaan : Tidak dianut tindakan sementara pada TRP, bila
sudah dibuat
diagnosis harus segera terapi.
Tindakan definitive :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
279/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Tumor Wilms
- Neuroblastoma
Terapi dapat berupa pembedahan,
sitostatika atau radiasi tergantung
stadium penyakit.
Stad. I&II : Pembedahan merupakan
terapi primer.dilanjutkan sitistatika
atau radiasi senagai terapi
tambahan.
Std. III : sitostatika sebagai terapi
primer ( pra bedah ), dilanjutkan
pembedahan dan radiasi untuk
tumor sisa
Stad IV &Iva : Primer terpi tetapi
sitostatika dn radiasi
- Teratoma
Terapi bedah sedini mungkin
merupakan prinsif dasar yang dianut
untuk mencegah degenerasi
keganasan
- Tumor jinak ginjal
Tersering adalah hidronefrosis atau
ginjal polikistik
Tindakan diarahkan kepada
memperbaiki aliran urine ke distal
- Mungkin perlu nefrektomi

KEPUSTAKAAN :

1. Haller, A and Talbert, J.L. : Surgical Emerg. In new born Le, Feb-Phil. 1972
P. 128
2. Ravitch, M.M. et al : Retroperitoneal Tumorsin Ped. Surg. Year Book Med
Pub. Chic. 1979. p. 1082
No.Dokumen No.Revisi Halaman
280/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

BEDAH PADA IKTERUS NEONTORUM

1. Batasan : - Bayi baru lahir dengan ikterus dapat berupa


hiper
bilirubinemia atau koletasis
- Hiperbilirubinemia adalah keadaan
patologik pada bayi
baru lahir dengan ikterus memanjang
( lebih dari 2 minggu)
dan ditemukan kadarbilirubin indirek yang
meninggi
- Kolestasis adalah gangguan aliran empedu
dan hati ke
duodenum, sehingga penanganannya juga
secara
medikaentosa.
- Kasus kolestasis dapat berupa kasus medik
( digolongkan
dalam sindrom hepatitis neonatal ), dan
dapat kasus bedah
No.Dokumen No.Revisi Halaman
281/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

seperti atresia bilier atau kistal koledokus

2. Diagnosis : - Anamnesa : Ikterus memanjang urine


kuning coklat dan
fasces dempul/ Diagnosis pembantu :
1. Lab. : Fungsi hati lengkap termasuk
gamma GT dan
Asam empedu
2. USG : melihat adanya kandung
empedu, koledokus
Dan parenkhim hati
3. Test aspirasi cairan empedu ( DT-
Duodenal
Aspiration Test ) mendeteksi adanya
bilirubin, dapat reaksi kimia,
dengan tablet Icto-test atau dengan
radioaktif
4. Skintigram
5. Kolangiografi intra operatif
merupakan keharusan
Kolangiografi peroral/intravena
tidak dianjurkan Kolangiografi
transkutaneus ( PCT ) boleh
dikerjakan dengan indikasi
6. Biopsi hati perkutan pra bedah
boleh dikerjakan
Untuk melihat derjat serosis hati
7. Biopsi hati intr operatif, harus
dikerjakan pada
Kedua lobus, didaerah porta heptic
dan kandung empedunya

3. Penatalaksanaan : - Operasi definitive dikerjakan setelah ada


hasil
No.Dokumen No.Revisi Halaman
282/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

a. Kolangografi intr operatif


b. Biopsi hti ( potong beku ) intra
operatip
- Bila gambaran saluran empedu extra
hepatic baik dari 8
cabang intrahepatik jelas berarti sindrom
neonatorum
tak perlu operasi koreksi.
- Bila ada sumbatan saluran empedu extra
hepatic artesia
atau kista koledokus dilanjutkan dengan
operasi
rekontruksi saluran empedu ( hepto
portoenderodtomi ).

Terapi jangka panjang ditujukan untuk :


a. Mencegah infeksi kolangitis menaik
b. Mencegh gagal tumbuh kembang
c. Mencegah komplikasi hipertensi
portal

KEPUSTAKAAN :

1. Halimun, EM. : Segi Bedah Icterus Memanjang, Makalah 1988.


2. Hays, D.M. & Kimura, K : Billiary Atresia the Yapaneal Experince A.
Comm. Fund Book Havard Univ. Press 1980.
3. Ohi, R : Biliary Atresia 5 th Int. Sentral Symp. On Biliary Atresia Sendi,
Japan, May 1991
No.Dokumen No.Revisi Halaman
283/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

IX BEDAH PLASTIK
No.Dokumen No.Revisi Halaman
284/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

ISI :
Hal.

1. SUMBING / SKISIS
135

2. LUKA BAKAR
137

3. HEMANGIOMA
139

4. HIPOSPADI
141

5. FRAKTUR TULANG-TULANG MUKA


142

6. BEDAH PLASTIK ESTETIK


144

7. MIKROTIA
145

8. KONTRAKTUR
146

9. KELOID
147
No.Dokumen No.Revisi Halaman
285/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

10.AVULSI KULIT
148

11.AMPUTASI TRAUMATIS EXTREMITAS & ORGAN TUBUH


149
(TELINGA, HIDUNG DAN PENIS )

SUMBING / SKISIS

1. Sumbing bibir/ Labioskisis


2. Sumbing bibir dan Gantum/Labionatoskisis
3. Sumbing bibir, Gnatum dan Langitan/
Labiognatopalatoskisis
4. Sumbing langitan / Palatoskisis

1. Kriteria Diagnosis : Kelainan bawaan lahir berupa :


- Celah pada bibir atas
- Celah pada bibir dan gnatum atas
No.Dokumen No.Revisi Halaman
286/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Celah pada bibir, gnatum dan


langitan
- Celah pada langitan saja

2. Diagnosis banding : Tidak ada

3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

4. Konsultasi : Bila perlu :


- Dokter gigi untuk obturator
- Dokter THT bila ada radang telinga
tengah dan defisit pendengaran
- Speech Therapist untuk belajar
bicara
- Psikolog anak untuk perbaikan
pertumbuhan gigi

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecuali untuk keperluan


operasi

6. Terapi : - Bedah :
- Penutupan bibir/ labioplasti
pada usia 3
Bulan keatas
- Penutupn langitan /
palatoplsti pada usia 15-
24 bulan
- Penyempitan
faring/faringoplsti, kalau perlu,
pada usia 6 tahun keatas
- Penambahan tulang ( bone
grafting ) rahang
pada usia 8 tahun keatas
No.Dokumen No.Revisi Halaman
287/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Perbaikan bentuk
muk/maxillary advance-
ment, kalau perlu, pada usia
15 tahun keatas
- Non Bedah :
- Speech therapy oleh speech
therapist pada
usia 4 tahun keatas
- Perbaikan gigi oleh
ortodontist pada usia
9 tahun setelah penambahan
tulang

7. Standard RS : - Tipe C :
- Penutupan bibir/labioplasti
- Penutupan
langitan/palaoplasti
- Tipe B dan A :
- Penyempitan
faring/faringoplasti
- Penambahan tulang ( bone
graftinf ) rahang
- Perbaikan bentuk
muka/maxillary advance-
ment
8. Penyulit : Untuk labiognatopalatoskisis dan
palatoskisis :
- Karena penyakit
- OMP
- Pendengaran kurang
- Maloklusi gigi
- Suara sengau, kata-kata
tidak jelas
- Karena operasi : parut tidak baik
No.Dokumen No.Revisi Halaman
288/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Fistula oronasel

9. Informed concent : Diperlukan untuk tindakan operasi

10. Standard tenaga : - Dokter Spesialis Bedh Plastik untuk


semua
tindakan operatif
- Dokter spesialis Bedah untuk
labioskisis/sumbing
Bibir
- Speech therapist untuk terapi bicara
- Ortodontist untuk perbaikan gigi

11. Lama perawatn : Labioplasti = tidak selalu diperlukan rawat


inap
- 2-5 hari : palatoplasti
- 5 hari : faringoplasti
- 5 hari : bone grafting rahang
- 7 hari : maxillary advancement

12. Masa pemulihan : - 1 minggu : labioplasti


- 3 minggu : palatoplasti
- 2 minggu : faringoplasti
- 3 minggu : ( bone grafting ) rahang
- 6 minggu : maxillary advncement

13. Luaran : - Normal : bentuk bibir dan hidung


simetris, bentuk
muka normal, gigi- geligi tumbuh
bagus, bentuk
muka bagian tengah lebih ke dalam.
- Kurang normal : parut kasar,
asimetri, suara sengau,
No.Dokumen No.Revisi Halaman
289/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Bentuk muka bagian tengah lebih ke


dalam

14. PA : Tidak perlu

15. Autopsi/risalah rapat : Tidak perlu

LUKA BAKAR

1. Kriteria Diagnosis : - Anamnesa


- Riwayat trauma, panas, listrik,
kimia, radiasi

2. Pemeriksaan : - Derajat kedalam


- I hanya eritmen
- II kerusakan sampai
sebagian dermis
adanya bula menandakan
adanya eritmen
- III kerusakan seluruh dermis
atau lebih
dalam dalam penilaian
derajat tidak
diperhitungkan
- Lus luka bakar dalam %, untuk
kemudahan
Menggunakan rumus 9
- Lokasi luka bakar

3. Pemeriksaan penunjang : Pada luka bakar inhalasi perlu penambahan


foto thorax
No.Dokumen No.Revisi Halaman
290/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

4. Konsultasi : - Bag. Kardiologi pada luka bakar


akibat
- Disiplin ilmu lain sesuai dengan
penyakit yang
Menyertai atau komplikasi yang
timbul

5. Perawatan RS : Rawat inap untuk :


- Luka bakar derajat Ii/III lebih dari
10% pada anak-
Anak, 15 % pada dewasa
- Derajat III > 2%
- Luka bakar disertai trauma berat
lain : inhalasi dan
Dan segainya
- Luka bakar listrik

6. Terapi pada luka : - Derajat II, obat topical untuk luka +


terapi cair
- Derajat III, obat topical yang dapat
menembus skar
(silversulfadiazin ) + terapi cairan
- Antibiotik, pencegahan, kuratif
infeksi
- Toksoid cc untuk 2 mg, 3x berturut-
turut, ATS diberikan pada semua
yang belum pernah mendapat
toksoid
- Antasaid untuk luka bakar luas
- Diet kalori dan protein tinggi
- Fisioterapi
- Bila penyebab adalah bahan kimia,
perlu dibilas secara tuntas dengan
air segera pada jam-jam permulaan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
291/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

7. Standard RS : Tipe B dan A untuk yang berat


8. Penyulit : - Infeksi pada kulit, saluran bernafas,
saluran kemih
- Ganggun sluran nafas
- Gangguan sirkulasi bila berlanjut
dapat menyebabkan kegagalan
organ
- Kelebihan atau kekurangan cairan
maupun elektrolit
- Ulkus stress
- Parut hipertrofi dan kontrktur, untuk
jangka panjang
- Deformitas penampakanyang hebat

9. Informed concent : Diperlukan

10. Standard tenaga : - Dokter umum untuk luka bakar


ringan
- Dokter spesialis Bedah Plastik yang
berkecimpung
Pada luka bakar untuk luka bakar
berat
- Paramedis yang berkecimpung pada
perawatan luka
Bakar

11. Lama perawatan : Sangat dipengaruhi oleh kedalaman dan


luas luka dirawat
sampai uka lebih kecil dari indikasi
perawatan

12. Masa pemulihan : Sangat bervariasi, mungkin 2 tahun atau


lebih bergantung
No.Dokumen No.Revisi Halaman
292/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

pada parut yang terjadi

13. Luaran : - Sembuh dengan kecacatan warna


kulit saja sampai
kecacatan berat, tidak dapat
menggerakan sendi-
sendi
- Kematian

14. PA : Tidak diperlukan

15. Autopsi/ risalah rapat : Mungkin diperlukan bila terjadi kematian

HEMANGIOMA

Dibagi menjadi :
1.Hemangioma kapiler simpleks/jenis strawberry
2.Hemngioma kapiler jenis port wine stain atau nevus flmesu
3.Hemangioma kavernosa
4.Hemangioma campuran 1 dan 3
No.Dokumen No.Revisi Halaman
293/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : 1. Cacat bercak merah pada akult,


sedikit menimbul,
ada sejak lahir atau timbul dekat-
dekat kelahiran
tumbuh progesif, tak sakit
2. Cacat berupa bercak merah pada
kulit sejak lahir,
rata ( bisa menimbul setelah dewasa
), stasioner
3. Benjolan pada kulit atau subkutis,
kebiruan, dapat
ditekan kemps, timbul setelah lahir,
tidak sakit
4. Campuran 1 dan 3

2. Diagnosa banding : Fistula A-V

3. Pemeriksaan penunjang : Kalau perlu rteriografi

4. Konsultasi : Dokter Spesialis Radiologi, bila perlu

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecuali untuk persiapan operasi

6. Terapi : Farmakologis :
- Suntikan obat-obat sklerosing untuk
1,3 dan 4
- Kortikosteroid untuk 1,3 dan 4
Bedah :
- Eksisi, kalau perlu skin graft untuk
1,2,3 dan 4
- Embolisasi ( kalau perlu ) baru
eksisi untuk 3 dan 4
Non Bedah :
No.Dokumen No.Revisi Halaman
294/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Observasi atau ditambah perban


penekan untuk 1
- Tattoage untuk 2
- Laser untuk 1,2,4

7. Standard RS : - Tipe C untuk suntikan sklerosing,


kortikosteroid, eksisi dan perban
penekan
- Tipe A untuk embolisasi dan laser
-
8. Penyulit : Karena Penyakit :
- Perdarahan pada 1,3 dan 4
- Cacat berat pada daerah yang
terkena 3 dan 4
Karena operasi :
- Perdarahan
- Residif
- Kelainan jantung pada 3 dan 4

9. Informed Concent : diperlukan untuk operasi

10. Standard tenaga : - Dokter Spesialis Bedah Plastik


- Dokter Spesialis Bedah
- Dokter Spesialis Radiologi untuk
embolisasi
- Dokter umum untuk perban
penekan

11. Lama Perawatan : 1 minggu tau lebih

12. Masa pemulihan : 1 minggu 1 bulan atau lebih

13. Luaran : - Sembuh dengn estetika bagus


- Masih tersisa
No.Dokumen No.Revisi Halaman
295/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Estetik jelek
-
14. PA : Tidak perlu

15. Autopsi/risalah rapat : Tak perlu

HIPOSPADI
No.Dokumen No.Revisi Halaman
296/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

1. Kriteria Diagnosis : Kelainan bawaan berupa meatus uretra


ekstena terdapat di
bagian ventral dan letaknya lebih proximal
dari letak yang
normal

2. Pemeriksaan fisik : Meatus uretra ekstema terletak lebih


proximal dari letak
normal : bisa dibtang penis, daerah
scrotum, daerah
perineum. Penis bengkok kearah ventral
karena ada korde

3. Pemeriksaan penunjang : Kromoson seks bila ada kesulitan


identifikasi jenis kelamin

4. Konsultasi : Bagian Kesehatan Anak untuk pemeriksaan


kromoson sex,
bila perlu

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecualiuntuk tindakan operasi

6. Terapi : - Tahap I eksisi korde


- Tahap II berjarak paling sedikit 6
bulan setelah
Tahap I, rekontruksi urethra

7. Standard RS : Tipe B keatas

8. Penyulit : - Fistula uretr


- Divertikel uretra
- Stenosis meatus
- Batu uretra
- Strikura uretra
No.Dokumen No.Revisi Halaman
297/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Sisa korde

9. Informed concent : Perlu untuk operasi

10. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Plastik

11. Lama Perawatan : Masing-masing tahap memerlukan


perawatan 7 hari,
tergantung metoda operasinya

12. Masa pemulihan : Untuk masing-masing tahap selama 2


minggu

13. Luaran : Sembuh dengan penis lurus dengan meatus


uretra eksterna
letaknya di ujung penis

14. PA : Tidak perlu

15. Autopsi/ risalah rapat : Tidak perlu

FRAKTUR TULANG-TULANG MUKA

Fraktur tulang-tulang muka di kepala yang tidak membatasi otak.


Dibagi menjadi 4 jenis fraktur :
- Fraktur mandibula
- Fraktur maksila
- Fraktur zigoma
- Fraktur hidung

1. Kriteria diagnosis : - Anamnesa : terdapat riwayat trauma


pada tulang
muka
No.Dokumen No.Revisi Halaman
298/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Pemeriksaan :
- Perdarahan lewat
lubanghidung atau mulut
- Adanya deformitas
- Untuk 3 jenis yang pertama bisa
ditemukan maloklusi
-
2. Diagnosis banding : Tak ada

3. Pemeriksaan penunjang : Foto rontgen jenis dan proyeksi bergantung


pada keperluan

4. Konsultasi : - Dokter Spesialis Bedah Saraf,


dokter spesialis saraf
- Dokter Spesialis Mata

5. Perawatan RS : Rawat inap :


- Bila memberikan gangguan saluran
nafas
- Persiapan operasi

6. Terapi : - Konservatif : bila tidak memberikan


gangguan
fungsi maupun bentuk dan fraktur
dianggap stabil
- Operatif

7. Standard RS : Tipe A,B,C

8. Penyulit : - Infeksi pasca bedah


- Gangguan fungsi maloklusi
- Bila ada cedera kepala berat :
kematian
No.Dokumen No.Revisi Halaman
299/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

9. Informed concent : Diperlukan tertulis

10. Standard Tenaga : - Personil unit gawat darurat pada


pertolongan
pertama
- Dokter spesialis Bedah Plastik atau
Dokter Spesialis
Bedah yang berpengalaman untuk
tindakan operasi

11. Lama perawatan : 2 sampai 20 hari, bervariasi bergantung


pada jenis berat
fraktur dan adanya cidera lainnya/ cidera
kepala berat

12. Masa pemulihan : - Untuk 3 fraktur pertama 8 minggu


tau lebih
- Untuk fraktur lainnya 2 minggu

13. Luaran : - Sembuh, normal


- sembuh dengan deformitas/ cacat
fungsi

14. PA : Tidak ada

15. Autopsi : Tidak ada


No.Dokumen No.Revisi Halaman
300/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

BEDAH PLASTIK ESTETIK

Semua masalah mengenai estetika yang bisa ditolong dengan pembedahan termasuk
diantaranya :
- Estetika untuk cacat bawaan
- Estetika untuk cacat yang didapat
- Estetika untuk proses ketentuan
No.Dokumen No.Revisi Halaman
301/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

- Estetika untuk masalah psikososial, misalnya :


- Rinoplasti
- Blepharoplasti
- Mentoplasti
- Mammoplasti
- Lipodistrofi, dll
Estetika lain yang tidak dipisahkan dari bedah plastik rekontruksi

1. Kriteria Diagnosis : - Semua keluhan yang menyangkut


masalah
penampilan
- Semua keluhan yang pada dasarnya
ingin
Mengubah penampilan ke arah yang
lebih baik/
Harmonis

2. Diagnosis banding : Tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium


- Radiologi dan lian-lain

4. Konsultasi : Dokter Spesialis yang dianggap perlu

5. Perawatan RS : Pasca operasi, tidak selalu perlu rawat inap

6. Terapi : - Operatif
- Mengubah penampilan pasien
dengan menamba
- mengurngi-menggeser jaringan

7. standard Tenaga : Dokter spesialis Bedah Plastik


No.Dokumen No.Revisi Halaman
302/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

8. Penyulit : - Seperti halnya pembedahan


umumnya dan hal
khusus missal parut berlebihan
- Masa pemulihan : bervariasi

9. Informed concent : Perlu benar dijelaskan sebelum dilakukan


operasi bahwa
hasil yang dicapai adalah sejauh
kemampuan-pengalaman
dokter

10. Luaran : Penampilan pasien setelah operasi plastik


tambah baik dan
terdapat peningkatan kepercayaan dirinya
MIKROTIA

1. Kriteria diagnosis : Kelainan bawaan pada daun telinga berupa


telinga kurang
terbentuk/kecil.

2. Diagnosis banding : Tidak ada

3. Pemeriksaan penunjang : R foto untuk melihat pembentukan organ


telinga tengah,
bila perlu

4. Konsultasi : Spesialis THT bila ada defisit pendengaran

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecuali operasi

6. Terapi : Rekontruksi telinga berupa :


1. Penanaman rangka tulang rawan,
setelah anak
No.Dokumen No.Revisi Halaman
303/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Berusia 8 tahun
2. Tiga-empat bulan setelah operasi I
dibentuk
Telinga dengan pengangkatan
tulang rawan yang
Sudah ditanam pada operasi I
3. Menyempurnakan kekurangan
kekurangan pada
Operasi sebelumnya

7. Standard RS : Tipe B keatas

8. Penyulit : Infeksi, kematian flap

9. Informed concent : Diperlukan

10. Standard Tenaga : Dokter Spesialis Bedah Plastik

11. Lama perawatan : - 4-7 hari untuk tahap I


- 7 hari untuk tahap II
- Bergantung pada tindakan untuk
tahap III

12. Masa pemulihan : - Berkisar 2-3 minggu untuk tahap I


- 2 minggu untuk tahap II

13. Luaran : Sembuh dengan telinga bentuknya


mendekati normal

14. PA : Tak perlu

15. Autupsi/risalah rapat : Tak perlu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
304/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

KONTRAKTUR

1. Kriteria Diagnosis : Memendeknya jarak antara dua titik pada


permukaan tubuh
akibat proses kontraksi pada penyembuhan
luka, biasanya
didaerah sendi

2. Diagnosis banding : Tidak ada

3. pemeriksaan penunjang : Foto rontgen bila dicurigai ada


kerusakan/kelainan sendi

4. Konsulatsi : Tidak ada

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecuali untuk operasi

6. Terapi : Release kontraktur dan graft/flp

7. Standard RS : Tipe A,B

8. Penyulit : Nekrosis flap/graft

9. Informed concent : Diperlukan

10. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Plastik

11. Lama perawatan : 7-10 hari

12. Masa pemulihan : 3 minggu atau lebih tergantung lokasinya


dan berat ringan
kontrakturnya
No.Dokumen No.Revisi Halaman
305/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

13. Luaran : - Sembuh normal, tak ada gangguan


gerakan
- Masih tersisa sedikit akibat
kontraktur

14. PA : Tak diperlukan

15. Autopsi/ risalah rapat : Tak diperlukan

KELOID

1. Kriteria Diagnosis : Parut yang mononjol menyebuk ke kulit


yang sehat jauh di
luar trauma dengan tanda tanda inflamasi (
tambah besar
gatal, sakit ) berkepanjangan

2. Diagnosa banding : - Parut hopertrofi


- Fibrosarcoma

3. Pemeriksaan penunjang : Tidak ada

4. Konsultasi : Dokter Spesialis Patologi Anatomi bila


perlu
No.Dokumen No.Revisi Halaman
306/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatan RS : Rawat jalan kecuali untuk operasi

6. Terapi : Farmakologis
- Suntikan kortikosteroid yang
bekerja local
- Balut penekan
Bedah
- Eksisi kalau perlu full thickness
skin graft,
Dilanjutkan dengan radiasi atau
suntikan kortikosteroid pasca eksisi

7. Standard RS : - Tipe C untuk penyuntikan


kortokosteroid
- Tipe A dan B untuk balut penekan
dan eksisi

8. Penyulit : - Cacat tubuh yang menyebabkan


cacat kepribadian
- Fungsi alat yang terkena kurang
- Karena operasi residif

9. Informed concent : Diperlukan untuk operasi

10. Standard tenaga : - Dokter spesialis Bedah Plastik,


Dokter Spesialis
Bedah untuk tindakan operatif
- Dokter spesialis Radiologi untuk
radiasi
- Dokter umum untuk suntikan
kortikosteroid

11. Lama perawatan : 1 hari 2 minggu


No.Dokumen No.Revisi Halaman
307/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

12. Masa pemulihan : Sangat bervariasi

13. Luaran : - Sembuh dengan estetika baik


- Residif
- Defigmentasi akibat radiasi

14. PA : Bila ada keraguan dengan sarcoma

15. Autopsi/risalah rapat : Tidak diperlukan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
308/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

AVULSI KULIT

1. Kriteria Diagnosis : Terlepasnya kulit dari dasar /kulit


sekitarnya, sebagian
besar atau total

2. Diagnosis banding : Tak ada

3. Pemeriksaan penunjang : Tak ada

4. Konsultasi ; Bila ada kelainan yang menyertai pada


tulang ke Bag
Orthopaedi
No.Dokumen No.Revisi Halaman
309/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

5. Perawatan RS : Tipe A atau B

6. Terapi : - Penilaian vitalitas yang terlepas dan


pembuangan
kulit yang ternyata mati
- Penjahitan situasi kulit yang masih
vital
- Skin graft ( tandur kulit ) pada luka
terbuka yang tersisa

7. Penyulit : - Kematian sebagian atau seluruh


kulit yang terangkat
- Infeksi
- Parut yang jelek

8. Informed Concent : Diperlukan tertulis

9. Lama perawatan : 2 minggu atau lebih

10. Masa pemulihan : 4 minggu sampai 1-2 tahun tergantung


factor-faktor yang
menyertainya

11. Luaran : - Sembuh baik


- Sembuh dengan cacat

12. PA : Tidak diperlukan

13. Autopsi/risalah rapat : Tak diperlukan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
310/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

AMPUTASI TRAUMATIS EXTREMITAS & ORGAN TUBUH


( TELINGA, HIDUNG DAN PENIS )

1. Kriteria Diagnosis : - Terpisahnya sama sekali bagian


ekstremitas dari
tubuh tersebut
- Clean cut ( amputasi secara tajam )
atau bukan

2. Diagnosa banding : Amputasi partial


3. Pemeriksaan penunjang : - Laboratorium
- Radiologis

4. Konsultasi : Tidak diperlukan

5. Perawatan RS : Rawat inap segera untuk persiapan operasi

6. Terapi : Amputasi dirawat sebagai berikut :


- Masukan ke dalam kantong plastik
bersih ( tanpa
Cairan )
- Kantong tersebut ditutup rapat lalu
dimasukan ke
Kantong kedua yang berisi air biasa
+ potongan es
- Sebaiknya tindakan ini dilakukan
segera di tempat
Kejadian
- Operasi replantasi dengan mikrosop
+ instrumen
No.Dokumen No.Revisi Halaman
311/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

Bedah Mikro

7. Standard RS : Tipe A

8. Penyulit : - Perdarahan
- Trombus
- Infeksi
- Kegagalan replantasi akibat
thrombus

9. Informed Concent : Diperlukan

10. Standard tenaga : Dokter Spesialis Bedah Plastik

11. Lama perawatan : 10-21 hari

12. Masa pemulihan : 6 minggu sampai 1 tahun

13. Luaran : - Sembuh total atau amputat


tersambung kembali dan
berfungsi baik
- Sembuh kurang sempurna
- Gagal

14. PA : Tak diperlukan

15. Autopsi/risalah rapat : Tak diperlukan


No.Dokumen No.Revisi Halaman
312/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.
No.Dokumen No.Revisi Halaman
313/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

I S I B U K U

BEDAH ORTHOPAEDI
I

BEDAH VASKULER
II

BEDAH THORAX
III

BEDAH DIDESTIVE
IV

BEDAH UROLOGI
V

BEDAH SARAF
VI

BEDAH TUMOR
VII

BEDAH ANAK
VIII
No.Dokumen No.Revisi Halaman
314/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

BEDAH PLASTIK
IX
No.Dokumen No.Revisi Halaman
315/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

STANDARD PELAYANAN
MEDIK

ILMU BEDAH
No.Dokumen No.Revisi Halaman
316/

STANDAR PELAYANAN Tanggal Terbit


MEDIS Ditetapkan Oleh:
Direktur RS.

You might also like