Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
072.12.126
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
DAFTAR ISI
Pengendapan .................................................................................... 10
ii
2.6.3 Log Neutron .............................................................................. 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fasies dan lingkungan
pengendapan daerah penelitian serta perubahan lingkungan pengendapan secara
lateral dan vertikal. Serta mengetahui dinamika sedimentasi daerah penelitian.
Judul yang diangkat pada penelitian ini adalah ANALISA FASIES BATUPASIR
DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN PADA FORMASI TALANG AKAR
BERDASARKAN DATA CORE, SEISMIK, DAN LOG PADA LAPANGAN
X SUB CEKUNGAN JAMBI
2
Gambar 1.2 Peta administrasi lokasi penelitian lapangan X
3
BAB II
TEORI DASAR
4
Gambar 2.1 Pola Struktur Cekungan Sumatera Selatan (Bishop 2001)
5
Gambar 2.2 Peta Elemen Tektonik sub-Cekungan Jambi, Cekungan
Sumatera Selatan (Ginger dan Fielding, 2005).
6
menurut Hall (1997) yang menghasilkan orientasi graben dengan arah Utara-
Barat laut dan Selatan-Tenggara.
1. Basement Pre-Tersier
2. Formasi Lahat
4. Formasi Baturaja
5. Formasi Gumai
8. Formasi Kasai
9. Endapan Alluvial
7
Gambar 2.3 Skema Kronostratigrafi untuk Cekungan Sumatera Selatan
(De coster, 1974)
Fasies adalah suatu kenampakan lapisan atau kumpulan dari suatu lapisan
batuan yang memperlihatkan karakteristik, geometri, dan sedimentologi tertentu
8
yang berbeda dengan sekitarnya (Boggs, 1987). Perbedaan karakteristik yang
menjadi dasar bagi pengamatan fasies bisa ditinjau dari beberapa hal seperti
karakter fisik dan litologi atau litofasies, kandungan biogenik atau biofasies, atau
berdasarkan pada metode tertentu yang dipakai sebagai cara pengamatan fasies
contohnya fasies seismik atau fasies log.
9
garis waktu. Di lain pihak, satuan sekuen stratigrafi pada hakekatnya merupakan
satuan kronostratigrafi pada hakekatnya merupakan satuan kronostratigrafi yang
sejajar dengan garis waktu.
10
sedimen beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya
mekanisme pengendapan tertentu. (Interpretasi lingkungan pengendapan dapat
ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut
digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa macam masalah geologi,
karena struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga
struktur ini merupakan kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan
pengendapan.
Fasies yang jelas, dapat diinterpretasikan sebagai proses-proses yang
mengawali pembentukan sedimennya. Banyak dari proses-proses ini tidaklah unik
pada lingkungan tertentu tapi satu cara dalam melihat lingkungan pengendapan
adalah dengan memikirkan kombinasi proses-proses yang terjadi di dalam
lingkungan pengendapan. Kombinasi litofasies, biofasies dan ichnofasies yang
berbeda menyediakan informasi yang diperlukan untuk menyimpulkan lingkungan
pengendapan dari strata sedimen. Pengamatan pengendapan di dalam channel (a
channel-fill facies) dengan mengamati endapan yang menunjukkan bukti
pengendapan oleh lembaran-lembaran air (sheets of water) yang mengering (an
overbank facies) akan memperkenankan interpretasi batuan sebagai endapan
lingkungan channel sungai dan floodplain (fluvial).
11
hidrofon yang dibentang di sepanjang lintasan seismik (line). Data yang diterima
oleh receiver kemudian direkam oleh instrumen perekaman, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar 2.4. Gelombang seismik membawa informasi
mengenai litologi bawah permukaan dalam bentuk waktu datang (travel time),
amplitudo gelombang, frekuensi dan fasa gelombang. Waktu datang gelombang
pantul akan memberikan informasi kecepatan rambat gelombang (velocity).
12
Gambar 2.4 Ilustrasi metode seismik refleksi (Sukmono, 1999)
Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data yang
menunjukkan parameter diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur
pemboran (Harsono, 1997). Prinsip dasar wireline log adalah mengukur parameter
sifat-sifat fisik dari suatu formasi pada setiap kedalaman secara kontinyu dari
sumur pemboran. Adapun sifat-sifat fisik yang diukur adalah potensial listrik
batuan/kelistrikan, tahanan jenis batuan, radioaktivitas, kecepatan rambat
gelombang elastis, kerapatan formasi (densitas), dan kemiringan lapisan batuan,
serta kekompakan formasi yang kesemuanya tercermin dari lubang bor. Well
Logging dapat dilakukan dengan dua cara dan bertahap yaitu:
a. Openhole Logging
Openhole logging ini merupakan kegiatan logging yang dilakukan pada
sumur/lubang bor yang belum dilakukan pemasangan casing. Pada umumnya
pada tahap ini semua jenis log dapat dilakukan.
b. Casedhole Logging
Casedhole logging merupakan kegiatan logging yang dilakukan pada sumur/
lubang bor yang sudah dilakukan pemasangan casing. Pada tahapan ini hanya log
13
tertentu yang dapat dilakukan antara lain adalah log gamma ray, caliper, NMR,
dan CBL.
Secara kualitatif dengan data sifat-sifat fisik tersebut kita dapat menentukan
jenis litologi dan jenis fluida pada formasi yang tertembus sumur. Sedangkan
secara kuantitatif dapat memberikan data-data untuk menentukan ketebalan,
porositas, permeabilitas, kejenuhan fluida, dan densitas hidrokarbon.
14
neutron ke formasi dengan energi yang tinggi. Log neutron dalam
perekamannya langsung menunjukkan porositas batuan dengan menggunakan
standar matrik batugamping. Untuk batuan selain batugamping, harga
porositasnya dinyatakan dalam porositas neutron atau porositas formasi ().
Untuk mendapatkan harga porositas sebenarnya harus digunakan gabungan
kurva log yang lain seperti log densitas ( D).
15
resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan
batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
3.3 Diagram Alir
18
BAB IV
Jambi Formasi Talang Akar adalah fasies Batupasir dan lingkungan pengendapan
yang ada pada lokasi tersebut. Hasil analisis interpretasi data seismik, data log dan
data core akan dikembangkan sebagai alat dalam proses validasi pembuktian.
19
BAB V
RENCANA KERJA
Waktu
Pengenalan
2
Software
Analisis Data
4 Seismik (Well
seismic tie)
Analisis Data Core
6
(Validasi)
Penyusunan
7
Laporan
20
DAFTAR PUSTAKA
De Coster, G.L., 1974, The Geology of Central Sumatera and South Sumatera
Basin, Proceeding Indonesia Petroleum Association, 4th Annual
Convention.
Ginger, D., dan Fielding, K.,2005, The Petroleum Systems and Future Potential
of The South Sumatra Basin, Preoceedings Indonesian Petroleum
Association, 30th Annual Convention & Exhibition, Indonesian Petroleum
Association.
Walker, Roger.G and James, 1992. Facies Models Response To Sea Level
Change, Geological Association of Canada.
21