Professional Documents
Culture Documents
MALANG
Koplek Gedung terdiri dari 6 gedung dengan luas masing-masing 22x22m dengan jarak antar
gedung 10 m, yang dilengkapi dengan fasilitas umum berupa Pompa air Bersih, Post Satpam, dan
penerangan jalan umum.
Perencanaan Distribusi dan Rekap Daya beban JTR untuk komplek perumahan
4.1 Perencanaan kebutuhan Trafo dan PHB untuk melayani distribusi daya listrik komplek gedung .
4.2 Perencanaan konstruksi GTT dan PHB ( lihat contoh di PSTL kampus baru/referensi lain)
4.3 Perencanaan saluran JTM dan distribusi JTR dengan ketentun sbb:
Jarak antar tiang 40 50 meter
Jatuh tegangan maksimum 5 % (pada beban paling ujung )standar +5/-10%
Spesifikasi tiang : Beton bertulang ( sesuai standar )
Perhitungan teknis pemilihan kabel
4.4 Perencanaan kebutuhan PJU sesuai dengan jumlah tiang distribusi atau pada lokasi yang diperlukan
dengan ketetntuan sbb :
Kuat penerangan 12 - 15lux ( pada area antar tiang).
Kontrol lampu PJU menggunakan photocell.
Perhitungan illuminasi
4.5 Tentukan kebutuhan matrial dan RAB Proyek.
4.6 Dokumen Proyek meliputi :
Gambar rencana JTR dan JTM
Gambar konstrksi GTT dan PHB
Gambar konstruksi lampu penerangan jalan
Gambar distribusi dan rekap daya (diagram PHB)
Data trafo & tiang JTR / JTM
Perhitungan teknis (trafo, kabel, penerangan jalan )
RAB Proyek (GTT, PHB/LVPANEL, JTR, JTM, PJU & rekap RAB)
4.1 PERENCANAAN KEBUTUHAN TRANSFORMATOR DAN PHB
YANG DIGUNAKAN
13.900 1 x 63
17.600 1 x 80
22.000 1 x 100
3.900 3x6
6.600 3 x 10
10.600 3 x 16
13.200 3 x 20
16.500 3 x 25
23.000 3 x 35
33.000 3 x 50
41.500 3 x 63
53.000 3 x 80
66.000 3 x 100
82.500 3 x 125
105.000 3 x 160
131.000 3 x 200
147.000 3 x 225
164.000 3 x 250
197.000 3 x 300
RINCIAN PEMBAGIAN DAYA PADA GTT 1
TOTAL TOTAL
JALUR BEBAN JUMLAH KETERANGAN
DAYA BEBAN K
FASUM 1 1300 Tarikan fasa R
1
a GEDUNG 1 1 41500 tarikan fasa RST p
125800 VA
2 GEDUNG 2 1 41500 tarikan fasa RST
as it
3 GEDUNG 3 1 41500 tarikan fasa RST
as GTT 1
TOTAL TOTAL
JALUR BEBAN JUMLAH KETERANGAN
DAYA BEBAN K
1 GEDUNG 1 1 41500 tarikan fasa RST
a p
2 GEDUNG 2 1 41500 tarikan fasa RST 124500
as 3 GEDUNG 3 1 41500 tarikan fasa RST it
as GTT 2
trafo = 120 % x daya total tersambung.
= 120 % x 124500 VA
= 149400 VA
*berlangganan TR 164000 VA dengan arus pembatas 3x250 A
GTT 1 dengan daya total terpasang pada transformator 200 kVA digunakan LV panel
1 jurusan 1 pintu.
GTT 2 dengan daya total terpasang pada transformator 200 kVA digunakan LV panel
1 jurusan 1 pintu.
Impedansi 4%
Tegangan 20 kV/400 V
Bushing
Lebih lengkap lihat di lampiran katalog trafo
In =
= = 109,21 A
Jadi , tiap jurusan menggunakan pengaman NH fuse dengan rating 125A dengan merk
BUSSMANN
A. PENGAMAN GTT
1. Karakteristik dan Pemilihan Cut-Out
Rating arus kontinyu dari fuse besarnya dianggap sama atau lebih besar dari
beban kontinyu maksimal yang diinginkan / ditanggung. Oleh karena itu dipilih HUBBELL
CO dengan arus sebesar 200 A, yang mempunyai spesifikasi umum sebagai berikut:
o Type : CP710342
o Voltage Nominal : 27 Kv
o Current continuous : 200 A
o Interupting RMS Asym : 10 kA
NB: Keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada katalog
2. Pemilihan Arester Untuk Transformator GTT
Arrester dipakai sebagai alat proteksi utama dari tegangan lebih. Karena kepekaan
arrester terhadap tegangan, maka pemakainya harus disesuikan dengan tegangan sistem.
Pemilihan lightning arrester dimaksudkan untuk mendapatkan tingkat isolasi dasar yang
sesuai dengan Basic Insulation Level (BIL) peralatan yang dilindungi, sehingga didapatkan
perlindungan yang baik. Pada pemilihan arrester ini dimisalkan tegangan impuls petir yang
datang berkekuatan 400 KV dalam waktu 0,1s, jarak titik penyambaran dengan transformator
5 Km.
Pada jaringan tegangan menengah arrester ditempatkan pada sisi tegangan tinggi
(primer) yaitu 20 KV. Tegangan dasar yang dipakai adalah 20 KV sama seperti tegangan pada
sistem. Hal ini dimaksudkan agar pada tegangan 20 KV arrester tersebut masih tetap mampu
memutuskan arus ikutan dari sistem yang effektif.
Tegangan sistem tertinggi umumnya diambil harga 110% dari harga tegangan nominal
sistem. Sehingga:
Vmaks = 110% x 20 kV
= 22 kV, dipilih arrester dengan tegangan teraan 24kV.
Koefisien pentanahan didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan rms fasa ke
tanah dalam kondisi gangguan. Untuk menetukan tegangan puncak (Vrms) antar fasa dengan
ground digunakan persamaan :
Dari persamaan di atas maka diperoleh persamaan untuk tegangan phasa dengan
ground pada sistem 3 phasa didapatkan persamaan :
Keterangan :
Vm = Tegangan puncak antara phasa dengan ground (KV)
Vrms = Tegangan nominal sistem (KV)
Keterangan :
E = tegangan pelepasan arester (KV)
e = puncak tegangan surja yang datang
K = konsatanta redaman (0,0006)
x = jarak perambatan
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang dibatasi
oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flashover dan probabilitas
tembus isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga e adalah :
e =1,2 BIL saluran
Keterangan :
e = tegangan surja yang datang (kV)
BIL = tingkat isolasi dasar transformator (kV)
Arus pelepasan nominal (Nominal Discharge Current)
Z adalah impedansi saluran yang diabaikan karena jarak perambatan sambaran tidak
melebihi 10 Km dalam arti jarak antara GTT yang satu dengan yang GTT yang lain
berjarak antara 8 Km sampai 10 Km. ( SPLN 52-3,1983 : 11 )
Keterangan :
I = arus pelepasan arrester (A)
e = tegangan surja yang datang (KV)
Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja saluran ()
R = tahanan arrester ()
Jatuh tegangan pada arrester dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V =IxR
Sehingga tegangan pelepasan arrester didapatkan sesuai persamaan :
ea = Eo + (I x R)
Keterangan :
I = arus pelepasan arrester (KA)
Eo = tegangan arrester pada saat arus nol (KV)
Eo = tegangan pelepasan arrester (KV)
Z = impedansi surja ()
R = tahanan arrester ()
Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest
voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,5 x 40 s.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut.
Pemilihan tingkat isolasi dasar (BIL)
Harga puncak surja petir yang masuk ke pembangkit datang dari saluran yang dibatasi
oleh BIL saluran. Dengan mengingat variasi tegangan flasover dan probabilitas tembus
isolator, maka 20% untuk faktor keamanannya, sehingga harga E adalah :
e =1,2 BIL saluran
e = 1,2 x 125 KV
e = 150 KV
Basic Impuls Insulation Level (BIL) level yang dinyatakan dalam impulse crest
voltage (tegangan puncak impuls) dengan standart suatu gelombang 1,2/50 s.
Sehingga isolasi dari peralatan-peralatan listrik harus mempunyai karakteristik
ketahanan impuls sama atau lebih tinggi dari BIL tersebut. Sehingga dipilih BIL
arrester yang sama dengan BIL transformator yaitu 150 KV.
8,3 = 26,6x
x = 0,31 m
jadi jarak arrester sejauh 31 cm dari transformator yang dilindungi.
GTT1
Untuk A1
Beban yang dipikul 1 gedung x 41500VA = 41500 VA
1 fasum x 1300 VA = 1300 VA
Total = 42800 VA
42800
In = 62,05 A
3 x380
Untuk B1
Beban yang dipikul 2 gedung x 41500 VA = 83000 VA
Total = 83000 VA
83000
In 126,105 A
380 x 3
GTT 2
Untuk C1
Beban yang dipikul 1 gedung x 41500 VA = 41500 VA
Total = 41500 VA
41500
IN 63,052 A
380 x 3
Untuk D1
Beban yang dipikul 1 gedung x VA = 41500 VA
Total = 41500 VA
41500
In 63,052 A
380 x 3
Untuk D2
Beban yang dipikul 1 gedung x 41500 VA = 41500 VA
Total = 41500 VA
41500
In 63,052 A
380 x 3
B. PERHITUNGAN ANDONGAN
4.3PERHITUNGAN PJU
A. KOMPLEKS GEDUNG
F .U .M .K
E Lux
W .s atau
E.W .S
F
U .M .K
E = illumination level (lux).
F = Lamp flux (lumen)
U = Koeficient of utilization (%)
M = maintenance factor (%)
W = lebar jalan (m)
S = Spacing of lighting pole for roadway (M)
K = coefficient of lamp flux life ( =75%)
-
Lampu untuk penerangan jalan dipasang pada tiang listrik dengan tinggi tiang listrik 9
meter dan lampu untuk penerangan jalan dipasang 7 meter dari tiang listrik. Dan
banyaknya lampu tiang penerangan jalan sama dengan banyaknya tiang listrik.
(gambar dibawah)
E.W .S
F
U .M .K
E = illumination level (lux).
F = Lamp flux (lumen)
U = Koeficient of utilization (%)
M = maintenance factor (%)
W = lebar jalan (m)
S = Spacing of lighting pole for roadway (M)
K = coefficient of lamp flux life ( =75%)
Perhitungan UTILIZATION
W OH 7 0.5
B / H (roadside) 0,81
H 8
OH 0.5
B / H ( pavement side) 0.06
H 8
dari gravis didapat (UTILIZATION CURVES) :
U1 = 0.08 (pavement side) U2 = 0.24 (road side)
Maka U = U1 + U2 = 0.08 +0.24 = 0.32
Jadi besanya lumen yang harus diberikan untuk tiap tiap lampu sebesar :
ExWxS
F
UxHxK
15 x7 x 45
26.250lumen
0.32 x0.75 x0.75
jadi lampu yang dipilih :
- Type Son (HPS)250 W
- Base E27/27
- Luminous 28000
- Tegangan miminum 200V
Lampu untuk penerangan jalan dipasang pada tiang listrik dengan tinggi tiang listrik 9
meter dan lampu untuk penerangan jalan dipasang 7 meter dari tiang listrik. Dan
banyaknya lampu tiang penerangan jalan sama dengan banyaknya tiang listrik.
(gambar dibawah)
PENTANAHAN TITIK BINTANG TRAFO
DAN PENTANAHAN GI
Perhitungan pentanahan yang perlu diperhatikan adalah jenis tanah yang akan kita
pasangi elektroda tersebut. Dalam perhitungan ini dengan menggunakan jenis tanah
sebagai berikut :
Jenis tanah lading (sawah)
tanah 100
elektroda batang
L : 5m
a : 1963 mm2 = 0,002 m2
r : 25 mm = 0,025
diameter : 50 mm
4L
rp in 1
2L r
100 4,5
in 1
2.3,14.5 0,025
18,08
L 5
k 200
r 0,025
5,3
1 2m q
4
1 L 1 5
in in
L 5
m 0,034
L in.200
in
r
1 2L
in
2L
q
in
1 2.5
in
2.5
in.200
0,017
4,92
dalam perhitungan ini yang perlu diperhatikan adalah system pengaman dari sisi TR
maupun TT pada trafo. Sesuai dengan catalog yang ada jarak aman sisi tegangan
tinggi adalah = 500 mm
dengan perkiraan panjang tangan manusia sekitar kurang lebih 500 mm.
sehingga dapat terhitung sangkar faraday sesuai dengan dimensi trafo yang
digunakan.
Dimensi trafo yang digunakan dengan data sebagai berikut :
Panjang (L) : 1540 mm
Lebar (W) : 840 mm
Tinggi (H) : 1350 mm
PEMILIHAN NH FUSE
FUSE= 400% x IP = 400% x 11,54 A = 46,16 A
PEMILIHAN CB
CB= 250% x IP = 250% x 11,54 A = 28,85 A
36450
In= 55,38 A
3 x380
Transformator
S = 160 KVA
Usc= 4%
U = 410 V
Wc = 2,35 KW
2350 x 410.10
R2 = 1,58m
500
4 410
X = ( x (1,58) 13,35m
100 500
Koneksi kabel dari trafo kepemutus daya 4x16mm (NYFGBY) L=7,5 m/phase
l 7,5
R3= 22,5x 2,64m
A 4 x16
0,12
X3= x7,5 0,23m
4
Koneksi busbar Cu untuk KHA 79,76 A = Cu 1x (12x2)mm
L=3m
l 3
R4= 22,5x 2,8m
A 24
X4= 0,15 x 3 = 0,45