Professional Documents
Culture Documents
4. Riwayat trauma, jatuh, atau adanya benda asing yang masuk kedalam bulbi.
1. Nyeri wajah
5. Pupil abnormal
Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
(terutama seluruh conjunctiva bulbi), COA yang dalam atau dangkal jika
dibandingkan dengan mata kontralateral, pupil yang runcing atau ireguler, iris TIDs,
material lensa maupun vitreous di COA, benda asing atau katarak pada lensa, atau
2. Tekanan intraokuler yang rendah (walaupun dapat pula normal atau meningkat, tapi
atau subluksasi lensa, dan TON. Commotio retinae, ruptur koroid, dan putusnya
Jika ruptur bagian anterior, dapat mudah dikenali dengan COA yang dangkal atau
mendatar dan pupil umumnya berpindah kearah lokasi penetrasi. Pembengkakan dan
kekeruhan lensa dapat timbul (katarak traumatik), perdarahan pada COA (hifema) dan
badan vitreous (vitreous hemoragik) dapat timbul. Hipotonus dari bulbi akan timbul
pada ruptur bulbi. Pada ruptur bulbi posterior, hanya tanda tidak langsung yang akan
muncul, seperti tekanan intaokuler yang rendah, dan asimetri kedalaman COA (John,
2011).
Pemeriksaan
1. Terkadang diagnosis ruptur bulbi jelas. Mata terlihat tidak beraturan dengan
jaringan uvea prolaps keluar kearah anterior dari luka skleral atau korneal.
Terkadang, benda asing masih dapat ditemukan ketika pasien datang ke IGD.
2. Ruptur bulbi sering sulit dilihat hanya dengan mata. Lokasi tempat ruptur sering
terjadi tidak mudah dilihat, dan adanya cedera superfisial lain dapat menghalangi
pemeriksaan segmen posterior. Benda asing yang sangat kecil dapat masuk ke
4. Penting untuk menghindari tekanan pada bulbi yang ruptur untuk menghindari
5. Pada anak yang sulit dilakukan pemeriksaan, dapat dilakukan dengan sedasi.
1. Visus sebaiknya diperiksa pada kedua mata, baik yang terkena cedera maupun yang
tidak. Dapat dipermudah dengan menghitung jari atau hanya dapat mengenali
persepsi cahaya.
Orbit
1. Orbita sebaiknya diperiksa, untuk mencari adanya deformitas tulang, benda asing,
ruptur bulbi
Benda asing dalam orbita yang menusuk atau melubangi bulbi sebaiknya
Palpebra
2. Bahkan laserasi kecil pada palpebra dapat memunculkan perforasi bulbi yang
mengganggu penglihatan.
3. Repair palpebra sebaiknya tidak dilakukan hingga telah ditegakkan ruptur bulbi.
Conjunctiva
1. Laserasi conjunctiva dapat menunjukkan cedera sklera lain yang lebih serius.
1. Laserasi pada semua lapis kornea atau sklera yang terdapat perforasi bulbi terbuka,
2. Prolaps iris melalui laserasi semua lapis kornea dapat terlihat sebagai warna yang
3. Sklera yang melipat merupakan tanda ruptur dengan ekstrusi isi okuler.
5. Luka kornea yang halus mungkin memerlukan pewarna flourescent. Pada laserasi
semua lapisan, dengan aliran aquaeous dari COA, aliran yang terpisah jelas dengan
pewarna flourescent warna kuning terlihat melalui iluminasi dengan lampu Wood
Pupil
1. Pupil sebaiknya diperiksa bentuk, ukuran, refleks cahaya, dan defek pupil aferen.
2. Pupil yang berbentuk meruncing, bentuk air (teardrop) atau bentuk ireguler dapat
COA
transiluminasi iris (red reflex yang dapat dikaburkan oleh vitreous hemoragik);
laserasi kornea; prolaps iris; hifema dari kerusakan badan silier, dan cedera lensa,
2. COA yang dangkal dapat menjadi satu-satunya tanda pada ruptur bulbi yang tidak
terlihat, yang dihubungkan dengan prognosis yang buruk. Ruptur posterior dapat
muncul dengan COA yang lebih dalam karena ekstrusi vitreous humor dari segmen
posterior.
Pemeriksaan penunjang
1. CT Scan
2. Radiografi
3. MRI
4. USG
Penatalaksanaan
3. Berikan obat yang sesuai untuk sedative, dan juga control kesakitan
5. Surgical repair
Eviserasi
oleh Bear, ketika iamengeluarkan sisa isi bola mata pada mata
Enukleasi
Eksenterasi
Komplikasi
b. Katarak traumatik
Katarak akibat cedera pada mata dapat akibat trauma perforasi ataupun tumpul
terlihat sesudah beberapa hari ataupun tahun. Pada trauma tumpul akan
menimbulkan katarak seperti bintang, dan dapat pula dalam bentuk katarak
menimbulkan katarak yang lebih cepat, perforasi kecil akan menutup dengan
dengan cepat disertai dengan terdapatnya lensa di dalam bilik mata depan.
c. Glaukoma sekunder
Trauma diduga merupakan pencetus untuk terlepasnya retina dari koroid pada
terjadinya ablasi retina ini seperti retina tipis akibat retinitis semata, myopia,
dan proses degenerasi retina lainnya. Lepasnya retina atau sel kerucut dan
batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan
nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan
Anopthalmic orbit
Enophthalmos
Ptosis
Perdarahan
Infeksi
Prognosis
Blunt Injury atau trauma tumpul terbukti 2.278 kali lebih mungkin mengalami akhir
yang buruk dibandingkan dengan luka tembus. Hal ini sesuai dengan penelitian lain
dimana penulis telah menunjukkan adanya luka pada benda tajam yang berkorelasi
dengan hasil visual yang lebih baik bila dibandingkan dengan mekanisme trauma
tumpul. Rahman dkk, menunjukkan hasil visual yang signifikan secara statistik pada
pasien yang menderita Luka tajam dibandingkan cedera tumpul (P = 0,004). [15]
Cedera tumpul dapat mempengaruhi struktur internal mata, dan juga, saraf optik dan
luas luka dapat terjadi pada penyisipan rection posterior sehingga menghasilkan hasil
overview#a0104 3.
http://emedicine.medscape.com/article/798223-clinical#a0217
Schueler, S.J. Beckett J.H. Gettings D.S. 2011. Ruptured Globe Symptoms.
http://www.freemd.com/ruptured-globe/symptoms.htm