Professional Documents
Culture Documents
PASIEN KANKER?
(How do Families Assess and Manage the Pain of Cancer Patients?)
ABSTRAK
Pendahuluan: Pengkajian dan manajemen nyeri pasien kanker terus mengalami perkembangan dan perbaikan. Strategi ini
membutuhkan peran perawat dan keluarga pasien. Pengkajian nyeri sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan
penanganan nyeri yang efektif. Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien dapat membantu perawat meningkatkan
optimalisasi perawatan sehingga pasien terus dapat dipantau sepanjang waktu, bahkan saat perawat tidak berada di dekat
pasien. Namun, hingga saat ini masih sedikit informasi yang ditemukan terkait keterlibatan keluarga dalam mengatasi
nyeri pasien baik itu dalam bentuk pengkajian nyeri maupun penanganan nyeri. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengeksplorasi bagaimana keluarga melakukan pengkajian dan manajemen nyeri pada pasien kanker. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain Phenomenology. Partisipan penelitian ini adalah anggota keluarga yang merawat
pasien kanker di rumah. Partisipan dipilih dengan metode purposive sampling. Wawancara dilakukan kepada keluarga
sebagai partisipan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang relevan sesuai dengan tema penelitian. Penelitian
ini dilakukan di wilayah Pontianak dan sekitarnya. Data penelitian di analisa dengan Thematic Analysis. Hasil: Ada
beberapa tema yang ditemukan dari hasil wawancara pada partisipan, yaitu makna nyeri bagi keluarga, pengaruh nyeri
terhadap keluarga, pengkajian nyeri oleh keluarga, penanganan nyeri oleh keluarga kepada pasien, faktor pendukung dan
penghambat pengkajian nyeri, faktor pendukung dan penghambat penanganan nyeri pasien oleh keluarga serta informasi
dan keterampilan yang dibutuhkan keluarga terkait penyakit pasien. Diskusi: Pengalaman keluarga dalam melakukan
pengkajian dan manajemen nyeri pasien kanker sangat bermanfaat bagi pelayanan keperawatan dalam menentukan
kebutuhan keluarga dan pasien untuk mengontrol nyeri yang dialami pasien. Informasi yang akurat dari keluarga mengenai
perkembangan pasien dapat membantu perawat dalam memutuskan tindakan keperawatan terbaik bagi pasiennya terutama
dalam mengontrol nyeri yang pasien alami. Penelitian berikutnya dapat berfokus pada pengembangan format pengkajian
nyeri yang digunakan oleh keluarga untuk mengidentifikasi intensitas dan proses nyeri yang dialami keluarga.
ABSTRACT
Introduction: Pain assessment and pain management for patients living with cancer performed by nurses have been
improved gradually. This strategy needs the roles of both nurses and families of patients living with cancer. Prior to the
application of effective pain management, it is vital to perform pain assessment. The involvement of families in patients
care may assist nurses to optimize caring and thus the patients are monitored continuously. But, there is still limited study
about the involvement of families in pain assessment and pain management. This study was aimed to explore how the family
performed pain assessment and pain management for patients living with cancer. Method: This was a phenomenology
study and also used purposive sampling methods. Participants were family members of patients living with cancer
around Pontianak - Indonesia. The datas were collected through in-depth interview in order to revealed some themes/
context and was analyzed through Thematic Analysis. Result: The highlighted contexts in this study were the meaning
of pain, the impact of pain, the process of pain assessment and pain management carried out by the families, as well as
the facilitating factors and the barriers in assessing and managing the pain. Discussion: Experiences of the families in
assessing and managing the pain may provide information for nurses about how to fulfil the needs of the family on skills
needed. Therefore, the consistency and continuity of pain assessment and pain management are important. Consequently,
the nurses must ensure that the family are ready to take care the patients, so that the pain control can be optimal dn side
effects can be avoided. The accurity of information about the patients provided by the family may determine the nurse to
make decisions in providing best practice for the patients in controlling their pain.
289
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 289296
van Everdingen et al., 2007). Nyeri kronik nyeri, karakteristik keluarga serta peran dan
disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol tanggung jawab. Walaupun Virojphan dan
atau akibat dari pengobatan kanker atau Fredic (2008) mengatakan bahwa anggota
gangguan progresif lainnya akibat kanker keluarga tidak selalu dapat berfungsi baik
yang diderita oleh pasien. Nyeri kronis dapat dalam menginterpretasikan makna nyeri
mempengaruhi gaya hidup dan kualitas hidup pasien, sebaliknya Laverty (2009) meyakinkan
pasien kanker (Foley, 1999) seperti yang bahwa keterlibatan anggota keluarga dalam
dikutip oleh Laverty, (2005). Nyeri kronis ini manajemen nyeri pasien sangat penting
berlangsung lama, intensitas yang bervariasi untuk memonitor proses pengkajian yang
dan biasanya berlangsung lebih dari enam berkelanjutan. Petugas kesehatan terutama
bulan (McCaffery, 1986) seperti yang dikutip perawat perlu memahami bagaimana keluarga
oleh Potter dan Perry (2006). Menurut hasil menghadapi permasalahan gejala nyeri
studi kasus yang dilakukan Texas pada tahun yang dirasakan pasien sehingga membantu
2008, pengalaman klien akan gejala nyeri perawat menentukan rencana perawatan
secara total dapat diidentifikasi melalui yang efektif bagi pasien. Selain itu, perawat
pengkajian nyeri (Virojphan and Fedric, perlu mendukung keluarga agar memberikan
2008). Jadi dengan kata lain pengkajian informasi lengkap dan akurat mengenai
nyeri merupakan kunci yang akan membuka fenomena nyeri yang dirasakan pasien sebagai
jalan bagi perawat agar dapat menentukan bagian dari pemecahan masalah nyeri (Mehta
manajemen nyeri yang efektif. et al., 2010).
Pengkajian dan manajemen nyeri pasien Masih sedikit informasi yang ditemukan
kanker terus mengalami perkembangan dan terkait keterlibatan keluarga dalam mengatasi
perbaikan. Merupakan hal yang penting untuk nyeri pasien baik itu dalam bentuk pengkajian
mengembangkan kemampuan keluarga dalam nyeri maupun penanganan nyeri. Tujuan dari
melaksanakan manajemen nyeri (Yates et al., penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
2004). Keterlibatan keluarga dalam pengkajian bagaimana keluarga melakukan pengkajian
dan manajemen nyeri merupakan salah satu dan manajemen nyeri. Selain itu faktor
indikasi mulai dikembangkannya perawatan pendukung dan penghambat dalam pengkajian
paliatif yang berbasis komunitas (Yates et al., dan manajemen nyeri pasien kanker yang
2004). Tidak banyak penelitian yang dilakukan dilakukan oleh keluarga akan diidentifikasi
terkait keterlibatan keluarga dalam pengkajian pula.
dan manajemen nyeri.
Keterlibatan keluarga dalam perawatan
BAHAN DAN METODE
pasien dapat membantu perawat meningkatkan
optimalisasi perawatan sehingga pasien terus Penelitian yang melibatkan partisipasi
dapat dipantau sepanjang waktu saat perawat dari keluarga yang memiliki anggota keluarga
tidak berada di dekat pasien. Hampir 50% dengan penyakit kanker ini menggunakan
keluarga yang terlibat dalam perawatan adalah desain Phenomenology. Melalui desain
istri (Mehta et al., 2010). Dukungan yang phenomenology, kerangka kerja dibentuk
diberikan keluarga dapat berupa dukungan sebagai upaya investigasi yang dilakukan oleh
praktikal ( practical support) maupun peneliti dalam upaya memahami fenomena
emosional (emotional support) (Richardson yang terjadi dalam lingkup keperawatan
et al., 2007). Dalam hal ini, pasien yang (OBrien, 2003). OBrien (2003) juga
memiliki nyeri kronis tetap dipertahankan menambahkan bahwa pemahaman akan
peran dan tanggung jawabnya melalui fenomena ini diteliti melalui pengalaman
dukungan yang diberikan oleh keluarganya. spesifik manusia dalam hal ini pasien agar
Adapun menurut Richardson et al. (2007) perawat pada akhirnya akan memahami
dalam penelitiannya tersebut bahwa dukungan pengalaman manusia dalam kehidupannya.
yang diberikan keluarga tergantung pada Pengalaman ini diinterpretasikan secara
nyeri yang dirasakan, kebutuhan pasien akan lengkap sehingga dapat memperjelas makna
290
Bagaimana Keluarga Melakukan Pengkajian dan Penanganan Nyeri (Titan Ligita, dkk.)
menjadi dan berada pada suatu kehidupan teks hasil wawancara untuk mendapatkan
nyata sesuai dengan kondisi yang dialami gambaran secara umum mengenai isi
pasien atau partisipan. wawancara. Pada tema yang sudah ditentukan,
Di dalam penelitian kualitatif, sampel informasi pada teks hasil wawancara akan
dalam penelitian disebut sebagai partisipan. diklasifikasikan sesuai dengan tema yang ada.
Pengalaman partisipan akan fenomena Selanjutnya data yang telah sesuai pada tema
yang diteliti ini serta kemampuannya tersebut diinterpretasikan. Interpretasi makna
mengkomunikasikan pengalaman tersebut tersebut dapat juga dibandingkan dengan
merupakan dasar dipilihnya partisipan untuk informasi yang diperoleh melalui literature lain
terlibat dalam penelitian ini (OBrien, 2003). atau hasil penelitian lain (Creswell, 2003).
Metode pemilihan partisipan pada penelitian Pertimbangan etika dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling, ini merupakan hal yang sangat penting
yang menekankan bahwa partisipan dipilih mengingat penelitian ini melibatkan keluarga
karena memiliki ciri atau karakteristik yang memiliki pasien kanker. Seperti yang
yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu diketahui bahwa pasien kanker merupakan
mengetahui bagaimana keluarga mengenal pasien yang lemah (vulnerable) sehingga
dan melakukan penanganan nyeri pada pasien diperlukan prosedur pengambilan data
dengan nyeri kanker. Maka dari itu partisipan (interview/wawancara) yang mengefisiensikan
yang tepat adalah anggota keluarga yang waktu. Wawancara dapat dilakukan apabila
merawat pasien kanker di rumah. ada persetujuan dari keluarga maupun pasien.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Sangat penting bagi tim peneliti untuk
Pontianak dan sekitarnya. Wawancara menjelaskan tujuan dan peran partisipan.
dilakukan kepada keluarga sebagai partisipan Hal lain yang perlu ditegaskan adalah bahwa
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tim peneliti tidak akan membuka identitas
yang relevan sesuai dengan tema penelitian. partisipan sehingga tim peneliti harus
Adapun tema-tema yang akan dieksplorasi berusaha meyakinkan pada pasien maupun
adalah mengenai arti nyeri bagi keluarga, keluarga bahwa identitasnya tidak akan
pengaruh nyeri pasien terhadap keluarga, diketahui dan tim peneliti sangat menghargai
tindakan yang keluarga lakukan untuk kerahasiaan partisipan sehingga saat data/
mengenal nyeri pasien, pengkajian nyeri informasi dari partisipan, akan dijelaskan
pasien oleh keluarga, pengetahuan dimiliki dengan menggunakan kode tertentu yang
dalam melakukan pengkajian nyeri, tindakan hanya diketahui oleh tim peneliti (Hanley and
keluarga untuk mengatasi nyeri yang pasien Long, 2004).
rasakan, pengetahuan yang dimiliki keluarga
dalam melakukan manajemen nyeri, faktor
HASIL
pendukung dan penghambat dalam melakukan
pengkajian dan manajemen nyeri dan informasi Partisipan diperoleh melalui ruang rawat
yang diperlukan keluarga terkait pengkajian bedah wanita dan ruang rawat bedah pria di
dan manajemen nyeri serta keterampilan yang Rumah Sakit Dokter Soedarso Pontianak.
diperlukan keluarga terkait pengkajian dan Adapun jumlah partisipan yang diperoleh
manajemen nyeri melalui purposive sampling ini berjumlah
Data yang telah diperoleh melalui lima orang yang merupakan keluarga terdekat
interview ini di analisa dengan menggunakan pasien yang merawat pasien baik di rumah
Thematic Analysis. Dalam Thematic Analysis, maupun di rumah sakit.
tema-tema utama diidentifikasi dan ditetapkan K a r a k t e r ist i k pa r t isipa n d apat
sebagai tahap-tahap sebagai berikut. Pertama, digambarkan sebagai berikut. Rentang usia
mempersiapkan dan mengatur data yang akan partisipan yaitu antara 21 hingga 45 tahun,
di analisa. Kemudian menyalin hasil rekaman sedangkan pendidikan partisipan bervariasi
ke dalam bentuk dokumen yang mudah dibaca. mulai dari tingkat sekolah dasar hingga strata
Selanjutnya membaca secara berulang-ulang satu begitu juga dengan status pekerjaan
291
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 289296
292
Bagaimana Keluarga Melakukan Pengkajian dan Penanganan Nyeri (Titan Ligita, dkk.)
Sering dibawa berobat ke kampung atau Dari internet. Informasi yang dibutuhkan
mantri. Pertolongan pertama cuma obat yang tentang radioterapi. Ingin tahu efek samping
diberikan oleh mantri. Setelah merasa mantri dari radioterapi. Ingin juga mempelajari cara
tidak menyanggupi akhirnya dibawa ke rumah mengukur tekanan darah.
sakit. (P2)
(P3)
293
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 289296
keluarga mereka. Akan tetapi di dalam apakah pasien dalam keadaan sakit atau
penelitian saat ini ada juga anggota keluarga tidak. Anggota keluarga bisa sangat yakin
yang merasa bahwa merawat pasien bukan dengan hanya melihat atau mengobservasi
hanya tanggung jawab dirinya akan tetapi juga pasien untuk melakukan pengkajian nyeri
tanggung jawab anggota keluarga lain. Hal ini sehingga keluarga dapat menentukan apa
perlu menjadi pertimbangan sebab pengakuan yang akan dilakukan selanjutnya (Mehta et
terhadap kontribusi anggota keluarga akan al., 2010). Mehta dan koleganya (2010) pun
perawatan yang diberikan akan meningkat- menambahkan bahwa penggunaan reaksi non
kan hasil yang diharapkan bagi pasien (Yates verbal ini adalah untuk mengkonfirmasi reaksi
et al., 2004). verbal pasien atau sebaliknya yang dilakukan
Peran keluarga tak hanya sebatas dengan cara sebagai berikut yaitu membaca
menemani pasien selama sakit. Keterlibatan reaksi non verbal pasien akan nyeri yang
keluarga dalam perawatan pasien kanker yang dialaminya dapat dilakukan dengan melihat
mengalami nyeri dapat berupa mendiskusikan perilaku pasien, mencatat ekspresi wajah,
penanganan nyeri itu sendiri bersama pasien, melihat tanda-tanda tertentu seperti pucat
memberikan pengobatan yang telah diresepkan atau keringat berlebih serta membaca bahasa
sesuai jadwal dan dosis yang tepat serta tubuh pasien.
melaporkan nyeri kepada tenaga kesehatan Agar pelayanan keperawatan yang
(Yates et al., 2004). Ketiga proses di atas dilakukan benar-benar efektif dan sesuai
hampir sama halnya dengan Square Process kompetensi, diperlukan pengkajian nyeri
di mana anggota keluarga yang merawat secara komprehensif yang sistematis, rutin
pasien terlibat dalam pengkajian, membagi dan terfokus pada individu (Curtiss, 2010).
ilmu, membuat keputusan, perencanaan Dalam penelitian ini, bentuk pengkajian yang
keperawatan, memberikan pelayanan serta dilakukan oleh keluarga masih jauh dari
melakukan konfirmasi atas tindakan yang sempurna, di mana pengkajian yang dilakukan
dilakukan (Mehta et al., 2010). Mendiskusikan masih belum terfokus dan komprehensif. Maka
penanganan nyeri bersama pasien kanker dari itu, peran perawat sangat penting di dalam
merupakan hal yang perlu digarisbawahi sebab mengajarkan dan memberikan informasi
pasien yang lebih tahu dan berpengalaman yang adekuat kepada keluarga maupun pasien
akan kebutuhan serta intervensi yang tepat tentang bagaimana cara mengenal serta
bagi nyeri yang dialaminya dalam waktu yang melaporkan nyeri dengan tepat. Setiap tindakan
cukup lama (Laverty, 2009). yang diberikan perlu dilakukan monitoring
Melaporkan nyeri kepada tenaga dan evaluasi sebab pengkajian merupakan
kesehatan dan memberikan pengobatan kepada proses yang berkelanjutan (Laverty, 2009).
pasien merupakan bagian dari serangkaian Keluarga pasien di dalam penelitian
tindakan pengkajian dan manajemen nyeri ini sangat mengandalkan obat-obatan yang
yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga diberikan oleh dokter maupun tenaga kesehatan
pasien. Pada penelitian ini, tindakan lain. Apabila setelah diberikan obat penahan
pengkajian terhadap nyeri yang dialami oleh sakit, pasien masih mengeluh kesakitan,
pasien tergambar dari bagaimana keluarga keluarga memberikan pertolongan berupa
menanyakan apa yang dirasakan oleh pasien pijatan. Dari gambaran ini tercermin tindakan
setelah keluarga melihat bahasa tubuh pasien, utama dalam penanganan nyeri adalah dengan
kondisi fisik pasien atau ekspresi wajah pasien pengobatan serta tindakan penanganan non
yang menunjukkan bahwa pasien sedang medis atau non farmakologi yang diberikan
berada dalam kesakitan. Sebagian besar pasien kepada pasien oleh keluarga. Penanganan
tidak menyatakan bahwa ia sakit sehingga nyeri dengan menggunakan obat penahan
membaca tanda-tanda non verbal dari pasien nyeri masih merupakan strategi yang masih
sangat membantu keluarga menentukan paling efektif walaupun penggunaan teknik
294
Bagaimana Keluarga Melakukan Pengkajian dan Penanganan Nyeri (Titan Ligita, dkk.)
distraksi, pijatan, perubahan posisi maupun mengenai nyeri akan tetapi informasi terkait
terapi panas/dingin dapat juga meredakan nyeri penyakit yang mereka butuh kan bersumber
akan tetapi teknik non farmakologi ini hanya pada anggota keluarga lain maupun melalui
efektif digunakan untuk nyeri ringan hingga internet. Hal yang serupa ditemukan pada
nyeri sedang (Mehta et al., 2010). Maka dari penelitian Laverty (2009) di mana informasi
itu Mehta dan koleganya (2010) menambahkan berupa efek samping pengobatan nyeri,
bahwa keluarga yang merawat pasien perlu kejadian nyeri, serta tindakan yang dilakukan
memahami bagaimana menentukan intensitas untuk menangani nyeri diperoleh melalui buku,
nyeri pasien dengan tepat sehingga ia dapat internet maupun dari anggota keluarga yang
mengklasifikasikan nyeri pasien sesuai dengan lain. Walaupun informasi yang ditemukan
tingkatannya. dari berbagai sumber tersebut bisa cukup
Hambatan dalam melakukan pengkajian lengkap, akan tetapi tetap saja keluarga masih
nyeri dapat berhubungan dengan ketepatan memerlukan bimbingan tenaga kesehatan agar
penanganan nyeri yang dilakukan oleh tenaga informasi yang diperoleh lebih dipahami secara
kesehatan maupun anggota keluarga yang benar sebab bisa jadi informasi yang diperoleh
merawat pasien. Motivasi yang kurang di tersebut menggunakan istilah kesehatan yang
dalam manajemen atau terapi yang dijalani sulit dipahami oleh keluarga maupun pasien.
oleh pasien dapat menjadi salah satu faktor Pengalaman pengkajian yang dilakukan
penghambat. Selain itu, gangguan kognitif keluarga dapat memberikan informasi bagi
dapat menjadi faktor penghalang di dalam perawat mengenai kebutuhan keluarga akan
melakukan pengkajian nyeri di mana pasien keterampilan yang diperlukan. Diperlukan
tidak mampu dalam mengartikulasikan nyeri adanya kesinambungan antara pengkajian yang
yang dialaminya (Curtiss, 2010) sehingga dilakukan oleh keluarga dengan penanganan
berisiko terhadap kesesuaian terhadap ada nyeri yang diberikan. Bentuk penanganan
atau tidaknya nyeri yang dialami pasien. nyeri yang diberikan melalui obat-obatan,
Kemudian, pasien yang tidak menyatakan merupakan penanganan standar di mana
kalau ia sedang mengalami nyeri juga dapat peran keluarga adalah memberikan obat
menjadi faktor penghambat dalam pengkajian kepada pasien sesuai jadwal dan memberikan
nyeri. Pasien yang enggan melaporkan nyeri penanganan secara non medis. Karena keluarga
nya bisa jadi karena ia terlalu berfokus pada dalam penelitian ini belum menggunakan
penyakit yang dialaminya (Laverty, 2009). terapi non medis dalam penanganan nyeri
Apabila pengkajian yang dilakukan tidak secara bervariasi, peran perawat adalah
lengkap atau komprehensif, akan terjadi risiko mengenalkan serta kepada keluarga dan
tinggi nyeri yang tidak tertangani dengan tepat pasien mengenai teknik manajemen nyeri yang
(Curtiss, 2010). mudah diterapkan ketika nyeri pasien timbul.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi Hal ini dikarenakan penggunaan terapi non
penanganan nyeri aga lebih efektif dalam medis ini dapat menambah efektivitas terapi
dukungan keluarga. Keluarga pasien merasa obat penahan nyeri. Untuk itu, perawat harus
terbebani apabila merawat pasien sendiri. memastikan bahwa keluarga yang bertanggung
Intervensi yang diberikan oleh beberapa jawab merawat pasien, benar-benar telah siap
anggota keluarga akan mengurangi beban dalam menangani kondisi pasien selama di
keluarga yang bertanggung jawab merawat rumah agar kontrol nyeri lebih optimal dan
pasien (Honea et al., 2007). efek samping yang tidak diinginkan dapat
Agar melakukan pengkajian dan dicegah (Mehta et al., 2010). Diperlukan
penanganan nyeri dengan tepat dan efektif, komunikasi yang efektif antara keluarga,
diperlukan informasi luas yang dapat pasien maupun tenaga kesehatan dalam hal
membantu keluarga. Walaupun di dalam ini perawat dalam memonitor perkembangan
penelitian ini, keluarga tampaknya belum dapat pasien terhadap proses penyakit dan nyeri
mengidentifikasi informasi secara spesifik yang menyertai.
295
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 289296
296