Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi pada lanjut usia (lansia) dipicu meningkatnya penebalan dan kekakuan pada dinding arteri,
sejalan dengan fisiologis proses penuaan. Upaya mencegah hipertensi salah satunya dengan mengubah pola hidup, dengan
melakukan diet rendah garam. Pelaksanaan diet rendah garam pada lansia disesuaikan dengan perilaku dan kebiasaan. TPB
merupakan salah satu upaya teoritis untuk mengenali hubungan sikap seseorang dengan perilakunya, serta menekankan
pentingnya niat seseorang sebagai faktor penentu perilaku dan berfokus pada proses pembuatan keputusan kognitif
dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan perilaku diet rendah garam berbasis TPB pada
lansia penderita hipertensi. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan metode observasional analitik.
Populasi adalah lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pucang, Kota Surabaya. Sampel dipilih secara
acak berdasarkan daftar penderita hipertensi, sejumlah 32 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan
metode wawancara langsung. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Hasil:
Hasil menunjukkan niat melaksanakan diet rendah garam dibangun oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan
kendali perilaku yang dirasakan (PBC) pada lansia penderita hipertensi. Perilaku diet rendah garam dibangun oleh niat
melaksanakan diet rendah garam pada lansia penderita hipertensi. Diskusi: Hasil ini dapat dimanfaatkan sebagai model
untuk meningkatkan perilaku penderita hipertensi dalam menjalankan diet rendah garam.
ABSTRACT
Introduction: Hypertension in elderly is triggered by the thickening and stiffness of arterial wall due to ageing processes.
One attempt to prevent the complications of hypertension is by change their lifestyle, such as perform a low-salt diet. The
implementation of a low-salt diet on elderly should be adjusted with their behavior and habits. TPB is one of theoretical
attempt to identify the relationship between elderlys attitude and their behavior, and to emphasize the importancy of
intention as determinant of behavior, focused on cognitif and rational decission making process. This study was aimed
to analyze the improvement of low salt diet behavior based on TPB on elderly with hypertension. Method: This research
was used descriptive design with observational analytic method. Population were elderly with hypertension recorded
at Puskesmas Pucang, Kota Surabaya. Samples were 32 respondents, taken randomly. Data were collected by using
questionnaires and direct interview. Data were then analyzed by using Partial Least Square (PLS). Result: The results
had showed that intention to implement a low-salt diet was built by attitudes toward behavior, subjective norms, and
perceived behavioral control (PBC) on elderly with hypertension. A low-salt diet behavior was built by intention to
implement a low-salt diet on elderly with hypertension. Discussion: These results can be used as a model to improve low
salt diet behavior on elderly with hypertension.
297
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa yang menjalani diet rendah garam, sejumlah
hipertensi merupakan penyebab kematian 32 responden. Sampel dipilih secara acak
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis berdasarkan daftar penderita hipertensi. Data
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
pada semua umur di Indonesia. Hasil riset untuk mengetahui sikap terhadap perilaku
kesehatan dasar (Riskesdas) Balitbangkes diet rendah garam, norma subyektif terhadap
tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi perilaku diet rendah garam, kendali perilaku
secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian yang dipersepsikan dalam melaksanakan diet
Kesehatan RI, 2010). Selain mengakibatkan rendah garam dan niat serta perilaku penderita
angka kematian yang tinggi hipertensi juga hipertensi dalam melaksanakan diet rendah
berdampak kepada mahalnya pengobatan garam. Analisa data dilakukan dengan metode
dan perawatan serta berdampak pula pada PLS untuk menganalisis pengaruh antara
penurunan kualitas hidup. Pola makan dengan sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
diet rendah garam dan mengurangi asupan kendali perilaku yang dipersepsikan (PBC)
garam ke dalam tubuh harus memperhatikan terhadap niat melakukan diet rendah garam
kebiasaan penderita. Hal ini berkaitan dan analisis pengaruh antara niat dengan
erat dengan perilaku penderita karena perilaku melaksanakan diet rendah garam
perubahan perilaku secara drastis akan sulit pada lansia penderita hipertensi.
dilaksanakan.
Perilaku kesehatan seseorang didasari
HASIL
oleh beberapa teori diantaranya adalah
TPB. TPB adalah salah satu upaya teoritis Gambaran umum lansia penderita
untuk mengenali hubungan sikap seseorang hipertensi yang dijadikan responden di wilayah
dengan perilakunya. Teori ini pertama kali kerja Puskesmas Pucang, Kota Surabaya
dikemukakan oleh Ajzen (1975) menekankan berjumlah 32 orang, terdiri dari laki-laki
pentingnya niat seseorang sebagai faktor berjumlah 12 orang (37,5%) dan perempuan
penentu perilaku. Niat perilaku tersebut berjumlah 20 orang (62,5%).
dipengaruhi oleh sikap individu terhadap
perilaku, norma subyektif dan kontrol perilaku
yang dirasakan. Perilaku diet rendah garam Tabel 1. Usia
merupakan hasil keputusan berdasarkan niat Usia
individu yang dibentuk melalui sikap terhadap Persentase
Penderita Jumlah
(%)
perilaku diet rendah garam, norma subyektif (Tahun)
dan kontrol perilaku yang dirasakan (Ajzen, 60 3 9,38
1991). 6165 4 12,50
Penelitian ini dilaksanakan untuk 6670 9 28,12
mengidentifikasi peningkatan perilaku diet >70 16 50,00
rendah garam pada lansia penderita hipertensi Total 32 100
berbasis TPB. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan dapat meningkatkan peran
serta masyarakat khususnya lansia dalam
Tabel 2. Lama menderita hipertensi
melaksanakan diet rendah garam.
Lama
Persentase
menderita Jumlah
BAHAN DAN METODE (%)
(Tahun)
Penelitian berdesain deskriptif dengan 05 15 46,8715
metode observasional analitik. Populasi adalah 610 5 15,635
1115 8 25,008
lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
>15 4 12,504
Puskesmas Pucang kota Surabaya. Sampel
Total 32 10032
adalah seluruh lansia penderita hipertensi
298
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)
299
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304
Sikap
13,11
*
Norma Intensi Perilaku
Subyektif -4,83 7,01* -
6,21*
PBC
Tabel 3. Hubungan antar variabel niat dan perilaku diet rendah garam pada lansia penderita
hipertensi
300
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)
sisanya (29,3%) dipengaruhi oleh variabel kelompok yang penting bagi lansia penderita
lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. hipertensi terhadap perilaku diet rendah garam
Pengaruh niat melaksanakan diet rendah dengan motivasi penderita untuk mematuhi
garam terhadap perilaku diet rendah garam rujukan tersebut. Motivasi lansia penderita
sebesar 0,274 atau 27,4%. Sedangkan sisanya hipertensi dipengaruhi oleh kekuatan sosial
(72,6%) dipengaruhi oleh variabel lain yang yang terdiri dari penghargaan atau hukuman
tidak diteliti dalam penelitian ini. yang diberikan sumber rujukan kepadanya,
Hasil penelitian menunjukkan terdapat rasa suka terhadap sumber rujukan, seberapa
2 orang (6,25%) penderita mempunyai sikap besar lansia penderita hipertensi menganggap
yang buruk dan sebanyak 30 orang (93,75%) sumber rujukan sebagai seorang ahli dan
penderita mempunyai sikap yang baik terhadap adanya permintaan dari sumber rujukan
perilaku melaksanakan diet rendah garam. tersebut. Secara umum, semakin individu
Sikap terhadap perilaku merupakan derajat mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya
penilaian positif atau negatif lansia penderita merekomendasikan untuk melakukan suatu
hipertensi terhadap perilaku diet rendah perilaku maka individu akan cenderung
garam. Sikap terhadap perilaku ditentukan merasakan tekanan sosial untuk melakukan
oleh kombinasi antara keyakinan lansia perilaku tersebut. Sebaliknya semakin
penderita hipertensi mengenai konsekuensi individu mempersepsikan bahwa rujukan
positif dan negatif dari melakukan diet rendah sosialnya merekomendasikan untuk tidak
garam berdasarkan penilaian subyektif lansia melakukan suatu perilaku maka individu akan
penderita hipertensi. Secara umum, semakin cenderung merasakan tekanan sosial untuk
individu memiliki penilaian bahwa diet rendah tidak melakukan perilaku tersebut. Hasil
garam akan menghasilkan konsekuensi positif, penelitian menunjukkan hampir seluruhnya
maka individu cenderung untuk bersikap lansia penderita hipertensi di wilayah
favorable terhadap perilaku diet rendah kerja Puskesmas Pucang Kota Surabaya
garam. Sebaliknya semakin individu memiliki mempersepsikan bahwa sumber rujukannya
penilaian bahwa perilaku diet rendah garam merekomendasikan agar melakukan diet
akan menghasilkan konsekuensi negatif, maka rendah garam dan hanya sebagian kecil yang
individu akan cenderung bersikap unfavorable mempersepsikan bahwa sumber rujukannya
terhadap perilaku diet rendah garam. Hasil tidak merekomendasi tidak melakukan diet
penelitian menunjukkan bahwa hampir rendah garam.
seluruhnya responden mempunyai sikap yang Hasil penelitian menunjuk kan 9
favorable terhadap perilaku diet rendah garam (28,125%) responden yang mempunyai PBC
dan hanya sebagian kecil yang mempunyai yang buruk dan sebanyak 23 (71,875%)
sikap yang unfavorable. responden mempunyai PBC yang baik
terhadap niat melaksanakan diet rendah garam.
PBC merupakan persepsi lansia penderita
PEMBAHASAN
hipertensi mengenai kemudahan atau kesulitan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat untuk melakukan diet rendah garam. PBC
3 (9,375%) responden mempunyai norma ditentukan oleh kombinasi antara keyakinan
subyektif yang buruk dan sebanyak 29 (90,625) lansia penderita hipertensi mengenai faktor
responden mempunyai norma subyektif pendukung dan atau faktor penghambat
yang baik terhadap niat diet rendah garam. untuk melakukan diet rendah garam dengan
Norma subyektif merupakan persepsi lansia kekuatan perasaan penderita akan setiap
penderita hipertensi tentang tekanan sosial faktor pendukung ataupun penghambat
untuk melakukan atau tidak melakukan diet tersebut. Secara umum semakin individu
rendah garam. Norma subyektif ditentukan merasakan banyak faktor pendukung dan
oleh kombinasi antara keyakinan lansia sedikit faktor penghambat untuk melakukan
penderita hipertensi tentang kesetujuan dan suatu perilaku, maka individu akan cenderung
atau ketidaksetujuan seseorang maupun mempersepsikan diri mudah untuk melakukan
301
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304
302
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)
ketika ia menilainya secara positif. Sikap bermusuhan atau kritik diri biasanya sulit
ditentukan oleh keyakinan individu mengenai menerima masukan dari orang lain karena
konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku orang yang paling penting bagi dirinya adalah
dan evaluasi terhadap konksekuensi tersebut. pasangan hidupnya yang telah tiada. Norma
Pada penelitian ini, sikap terhadap subyetif dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor
perilaku berpengaruh terhadap niat melakukan keyakinan saran dan motivasi menuruti saran.
diet rendah garam. Pengaruh ini bersifat positif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
artinya semakin tinggi sikap terhadap perilaku pembentuk utama norma subyektif lansia
maka semakin tinggi pula niat melaksanakan penderita hipertensi.
perilaku diet rendah garam. Niat melaksanakan Ha si l p e nel it ia n me nu nju k k a n
perilaku diet rendah garam pada responden adanya pengaruh antara kendali perilaku
didasari oleh sikap keyakinan yang positif akan yang dipersepsikan (PBC) terhadap niat
manfaat keyakinan dan evaluasi dari perilaku melaksanakan diet rendah garam pada
diet rendah garam. Sikap dibentuk oleh dua lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
faktor, yaitu faktor manfaat keyakinan dan Puskesmas Pucang Kota Surabaya. PBC
evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merupakan persepsi seseorang tentang
faktor pembentuk utama sikap responden mudah atau sulitnya sebuah perilaku dapat
adalah manfaat keyakinan. dilaksanakan. Semakin besar persepsi
Hasil penelitian menunjukkan adanya seseorang mengenai kesempatan dan sumber
pengaruh antara norma subyektif terhadap daya yang dimiliki (faktor pendukung), serta
niat melaksanakan diet rendah garam pada semakin kecil persepsi tentang hambatan
lansia penderita hipertensi di wilayah kerja yang dimiliki, maka semakin besar PBC yang
Puskesmas Pucang Kota Surabaya. Norma dimiliki seseorang.
subyektif diasumsikan sebagai suat u Pada penelitian ini, PBC berpengaruh
fungsi dari keyakinan yang secara spesifik terhadap niat melakukan diet rendah garam.
seseorang setuju atau tidak setuju untuk Pengaruh ini bersifat positif artinya semakin
menampilkan suatu perilaku. Niat seseorang tinggi PBC yang dimiliki responden, maka
untuk menampilkan suatu perilaku jika orang semakin tinggi pula niat melaksanakan
tersebut mempunyai persepsi bahwa orang perilaku diet rendah garam. Niat responden
lain yang dianggap penting menyetujui agar untuk melaksanakan perilaku diet rendah
ia menampilkan perilaku tersebut. Orang lain garam berhubungan dengan adanya faktor
yang dimaksud adalah pasangan, orang tua, pendukung dan minimalnya faktor penghambat
sahabat atau tenaga kesehatan. mengakibatkan tingginya PBC yang dimiliki
Pada penelitian ini, norma subyektif lansia penderita hipertensi. PBC dibentuk
berpengaruh terhadap niat melakukan diet oleh dua faktor yaitu faktor keyakinan sumber
rendah garam. Pengaruh ini bersifat negatif daya manusia dan faktor mudah dirasakan.
artinya semakin tinggi norma subyektif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
maka semakin rendah niat melaksanakan pembentuk utama PBC responden adalah
perilaku diet rendah garam. Hal ini keyakinan SDM.
kemungkinan disebabkan karena responden Hasil penelitian menunjukkan adanya
yang mengisolasi diri atau menarik diri pengaruh antara niat terhadap perilaku
dari lingkungannya karena berbagai sebab. melaksanakan diet rendah garam pada
Akibatnya penderita jarang mendapatkan lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
masukan dari kelompok lain atau sahabatnya. Puskesmas Pucang Kota Surabaya. Perilaku
Di samping itu, kebanyakan responden telah diet rendah garam yang ditampilkan oleh
mengalami kehilangan pasangan hidupnya lansia penderita hipertensi timbul karena
yang merupakan orang yang dianggap penting adanya niat untuk melaksanakan perilaku
baginya. Dampak psikologis yang terjadi pada diet rendah garam. Hal ini menunjukkan
lansia juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian bahwa niat merupakan faktor terdekat yang
lansia. Pada tipe kepribadian yang tergantung, dapat memprediksi munculnya perilaku
303
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304
304