You are on page 1of 8

PENINGKATAN PERILAKU DIET RENDAH GARAM BERBASIS THEORY OF PLANNED

BEHAVIOR (TPB) PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


(The Improvement of Low Salt Diet Behavior based on Theory of Planned Behavior on Elderly
with Hypertension)

Lembunai Tat Alberta*, Jujuk Proboningsih*, Masamah Almahmudah*


*Prodi Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jl. Prof. Dr. Moestopo, No.8c Surabaya
E-mail: albertalembunaitat@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Hipertensi pada lanjut usia (lansia) dipicu meningkatnya penebalan dan kekakuan pada dinding arteri,
sejalan dengan fisiologis proses penuaan. Upaya mencegah hipertensi salah satunya dengan mengubah pola hidup, dengan
melakukan diet rendah garam. Pelaksanaan diet rendah garam pada lansia disesuaikan dengan perilaku dan kebiasaan. TPB
merupakan salah satu upaya teoritis untuk mengenali hubungan sikap seseorang dengan perilakunya, serta menekankan
pentingnya niat seseorang sebagai faktor penentu perilaku dan berfokus pada proses pembuatan keputusan kognitif
dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan perilaku diet rendah garam berbasis TPB pada
lansia penderita hipertensi. Metode: Penelitian menggunakan desain deskriptif dengan metode observasional analitik.
Populasi adalah lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pucang, Kota Surabaya. Sampel dipilih secara
acak berdasarkan daftar penderita hipertensi, sejumlah 32 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan
metode wawancara langsung. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Hasil:
Hasil menunjukkan niat melaksanakan diet rendah garam dibangun oleh sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan
kendali perilaku yang dirasakan (PBC) pada lansia penderita hipertensi. Perilaku diet rendah garam dibangun oleh niat
melaksanakan diet rendah garam pada lansia penderita hipertensi. Diskusi: Hasil ini dapat dimanfaatkan sebagai model
untuk meningkatkan perilaku penderita hipertensi dalam menjalankan diet rendah garam.

Kata kunci: diet rendah garam, hipertensi, lansia, TPB

ABSTRACT
Introduction: Hypertension in elderly is triggered by the thickening and stiffness of arterial wall due to ageing processes.
One attempt to prevent the complications of hypertension is by change their lifestyle, such as perform a low-salt diet. The
implementation of a low-salt diet on elderly should be adjusted with their behavior and habits. TPB is one of theoretical
attempt to identify the relationship between elderlys attitude and their behavior, and to emphasize the importancy of
intention as determinant of behavior, focused on cognitif and rational decission making process. This study was aimed
to analyze the improvement of low salt diet behavior based on TPB on elderly with hypertension. Method: This research
was used descriptive design with observational analytic method. Population were elderly with hypertension recorded
at Puskesmas Pucang, Kota Surabaya. Samples were 32 respondents, taken randomly. Data were collected by using
questionnaires and direct interview. Data were then analyzed by using Partial Least Square (PLS). Result: The results
had showed that intention to implement a low-salt diet was built by attitudes toward behavior, subjective norms, and
perceived behavioral control (PBC) on elderly with hypertension. A low-salt diet behavior was built by intention to
implement a low-salt diet on elderly with hypertension. Discussion: These results can be used as a model to improve low
salt diet behavior on elderly with hypertension.

Keywords: low-salt diet, hypertension, elderly, TPB

PENDAHULUAN Hipertensi pada lansia diharapkan bisa


dikendalikan melalui pengaturan pola makan
Hiper tensi mer upa ka n masala h atau diet yang tepat sehingga hipertensi dapat
kesehatan yang cukup lazim ditemukan di terkontrol dan dampak yang ditimbulkan
seluruh dunia terutama di negara-negara dapat diminimalisasi (Kementerian Kesehatan
maju dan pada kelompok lansia. Hipertensi RI, 2010). Konsumsi garam tidak lebih dari
pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan 100 mEq/l (2,4 gram garam natrium atau
sistolik di atas 160 mmHg atau tekanan 6 gram garam dapur) sehari dapat menurunkan
diastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer, 2001). tekanan sistolik 28 mmHg.

297
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304

Kementerian Kesehatan mencatat bahwa yang menjalani diet rendah garam, sejumlah
hipertensi merupakan penyebab kematian 32 responden. Sampel dipilih secara acak
nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis berdasarkan daftar penderita hipertensi. Data
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
pada semua umur di Indonesia. Hasil riset untuk mengetahui sikap terhadap perilaku
kesehatan dasar (Riskesdas) Balitbangkes diet rendah garam, norma subyektif terhadap
tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi perilaku diet rendah garam, kendali perilaku
secara nasional mencapai 31,7% (Kementerian yang dipersepsikan dalam melaksanakan diet
Kesehatan RI, 2010). Selain mengakibatkan rendah garam dan niat serta perilaku penderita
angka kematian yang tinggi hipertensi juga hipertensi dalam melaksanakan diet rendah
berdampak kepada mahalnya pengobatan garam. Analisa data dilakukan dengan metode
dan perawatan serta berdampak pula pada PLS untuk menganalisis pengaruh antara
penurunan kualitas hidup. Pola makan dengan sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
diet rendah garam dan mengurangi asupan kendali perilaku yang dipersepsikan (PBC)
garam ke dalam tubuh harus memperhatikan terhadap niat melakukan diet rendah garam
kebiasaan penderita. Hal ini berkaitan dan analisis pengaruh antara niat dengan
erat dengan perilaku penderita karena perilaku melaksanakan diet rendah garam
perubahan perilaku secara drastis akan sulit pada lansia penderita hipertensi.
dilaksanakan.
Perilaku kesehatan seseorang didasari
HASIL
oleh beberapa teori diantaranya adalah
TPB. TPB adalah salah satu upaya teoritis Gambaran umum lansia penderita
untuk mengenali hubungan sikap seseorang hipertensi yang dijadikan responden di wilayah
dengan perilakunya. Teori ini pertama kali kerja Puskesmas Pucang, Kota Surabaya
dikemukakan oleh Ajzen (1975) menekankan berjumlah 32 orang, terdiri dari laki-laki
pentingnya niat seseorang sebagai faktor berjumlah 12 orang (37,5%) dan perempuan
penentu perilaku. Niat perilaku tersebut berjumlah 20 orang (62,5%).
dipengaruhi oleh sikap individu terhadap
perilaku, norma subyektif dan kontrol perilaku
yang dirasakan. Perilaku diet rendah garam Tabel 1. Usia
merupakan hasil keputusan berdasarkan niat Usia
individu yang dibentuk melalui sikap terhadap Persentase
Penderita Jumlah
(%)
perilaku diet rendah garam, norma subyektif (Tahun)
dan kontrol perilaku yang dirasakan (Ajzen, 60 3 9,38
1991). 6165 4 12,50
Penelitian ini dilaksanakan untuk 6670 9 28,12
mengidentifikasi peningkatan perilaku diet >70 16 50,00
rendah garam pada lansia penderita hipertensi Total 32 100
berbasis TPB. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan dapat meningkatkan peran
serta masyarakat khususnya lansia dalam
Tabel 2. Lama menderita hipertensi
melaksanakan diet rendah garam.
Lama
Persentase
menderita Jumlah
BAHAN DAN METODE (%)
(Tahun)
Penelitian berdesain deskriptif dengan 05 15 46,8715
metode observasional analitik. Populasi adalah 610 5 15,635
1115 8 25,008
lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
>15 4 12,504
Puskesmas Pucang kota Surabaya. Sampel
Total 32 10032
adalah seluruh lansia penderita hipertensi

298
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)

B e r d a s a r k a n h a si l p e n el it i a n , responden mempunyai niat yang sangat baik


didapatkan 30 (93,75%) responden memiliki untuk melaksanakan perilaku diet rendah
sikap yang baik terhadap niat melaksanakan garam. Terdapat 21 (65,625%) responden
diet rendah garam, sisanya 2 (6,25%) mempunyai perilaku yang buruk dan sebanyak
responden mempunyai sikap yang buruk. 11 (34,375%) responden mempunyai perilaku
Terdapat 3 (9,375%) responden mempunyai yang baik dalam melaksanakan perilaku diet
norma subyektif yang buruk dan sebanyak rendah garam.
29 (90,625) responden mempunyai norma Setelah dipastikan seluruh variabel
subyektif yang baik terhadap niat diet rendah berpengaruh, maka langkah selanjutnya
garam. Terdapat 9 (28,125%) responden yang adalah menentukan besarnya pengaruh
mempunyai PBC yang buruk dan sebanyak 23 antar variabel tersebut. Hasil penelitian
(71,875%) responden mempunyai PBC yang menunjukkan besarnya pengaruh variabel
baik terhadap niat melaksanakan diet rendah sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan
garam. Terdapat 31 (96,875%) responden PBC terhadap niat melaksanakan diet rendah
mempunyai niat yang baik dan 1 (3,125%) garam sebesar 0,707 atau 70,7%. Sedangkan

Gambar 1. Hasil pengujian outer model tahap pertama dengan PLS

Gambar 2. Hasil pengujian outer model tahap ke dua dengan PLS

299
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304

Gambar 3. Hasil pengujian inner model dengan PLS

Sikap
13,11
*
Norma Intensi Perilaku
Subyektif -4,83 7,01* -
6,21*
PBC

Gambar 4 Hubungan antar variabel berdasarkan uji struktural model


Gambar 4. Hubungan antar variabel berdasarkan uji
struktural model

Tabel 3. Hubungan antar variabel niat dan perilaku diet rendah garam pada lansia penderita
hipertensi

No Hubungan antar variabel Nilai statistik Sifat hubungan

Sikap terhadap perilaku terhadap niat


1 13,113 Positif (0,756)
melaksanakan diet Rendah Garam

Norma subyektif terhadap niat


2 4,834 Negatif (0,682)
melaksanakan diet Rendah Garam
PBC terhadap niat melaksanakan diet
3 6,214 Positif (0,830)
Rendah garam
Niat melaksanakan terhadap perilaku
4 7,009 Positif (0,523)
melaksanakan diet Rendah Garam

300
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)

sisanya (29,3%) dipengaruhi oleh variabel kelompok yang penting bagi lansia penderita
lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. hipertensi terhadap perilaku diet rendah garam
Pengaruh niat melaksanakan diet rendah dengan motivasi penderita untuk mematuhi
garam terhadap perilaku diet rendah garam rujukan tersebut. Motivasi lansia penderita
sebesar 0,274 atau 27,4%. Sedangkan sisanya hipertensi dipengaruhi oleh kekuatan sosial
(72,6%) dipengaruhi oleh variabel lain yang yang terdiri dari penghargaan atau hukuman
tidak diteliti dalam penelitian ini. yang diberikan sumber rujukan kepadanya,
Hasil penelitian menunjukkan terdapat rasa suka terhadap sumber rujukan, seberapa
2 orang (6,25%) penderita mempunyai sikap besar lansia penderita hipertensi menganggap
yang buruk dan sebanyak 30 orang (93,75%) sumber rujukan sebagai seorang ahli dan
penderita mempunyai sikap yang baik terhadap adanya permintaan dari sumber rujukan
perilaku melaksanakan diet rendah garam. tersebut. Secara umum, semakin individu
Sikap terhadap perilaku merupakan derajat mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya
penilaian positif atau negatif lansia penderita merekomendasikan untuk melakukan suatu
hipertensi terhadap perilaku diet rendah perilaku maka individu akan cenderung
garam. Sikap terhadap perilaku ditentukan merasakan tekanan sosial untuk melakukan
oleh kombinasi antara keyakinan lansia perilaku tersebut. Sebaliknya semakin
penderita hipertensi mengenai konsekuensi individu mempersepsikan bahwa rujukan
positif dan negatif dari melakukan diet rendah sosialnya merekomendasikan untuk tidak
garam berdasarkan penilaian subyektif lansia melakukan suatu perilaku maka individu akan
penderita hipertensi. Secara umum, semakin cenderung merasakan tekanan sosial untuk
individu memiliki penilaian bahwa diet rendah tidak melakukan perilaku tersebut. Hasil
garam akan menghasilkan konsekuensi positif, penelitian menunjukkan hampir seluruhnya
maka individu cenderung untuk bersikap lansia penderita hipertensi di wilayah
favorable terhadap perilaku diet rendah kerja Puskesmas Pucang Kota Surabaya
garam. Sebaliknya semakin individu memiliki mempersepsikan bahwa sumber rujukannya
penilaian bahwa perilaku diet rendah garam merekomendasikan agar melakukan diet
akan menghasilkan konsekuensi negatif, maka rendah garam dan hanya sebagian kecil yang
individu akan cenderung bersikap unfavorable mempersepsikan bahwa sumber rujukannya
terhadap perilaku diet rendah garam. Hasil tidak merekomendasi tidak melakukan diet
penelitian menunjukkan bahwa hampir rendah garam.
seluruhnya responden mempunyai sikap yang Hasil penelitian menunjuk kan 9
favorable terhadap perilaku diet rendah garam (28,125%) responden yang mempunyai PBC
dan hanya sebagian kecil yang mempunyai yang buruk dan sebanyak 23 (71,875%)
sikap yang unfavorable. responden mempunyai PBC yang baik
terhadap niat melaksanakan diet rendah garam.
PBC merupakan persepsi lansia penderita
PEMBAHASAN
hipertensi mengenai kemudahan atau kesulitan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat untuk melakukan diet rendah garam. PBC
3 (9,375%) responden mempunyai norma ditentukan oleh kombinasi antara keyakinan
subyektif yang buruk dan sebanyak 29 (90,625) lansia penderita hipertensi mengenai faktor
responden mempunyai norma subyektif pendukung dan atau faktor penghambat
yang baik terhadap niat diet rendah garam. untuk melakukan diet rendah garam dengan
Norma subyektif merupakan persepsi lansia kekuatan perasaan penderita akan setiap
penderita hipertensi tentang tekanan sosial faktor pendukung ataupun penghambat
untuk melakukan atau tidak melakukan diet tersebut. Secara umum semakin individu
rendah garam. Norma subyektif ditentukan merasakan banyak faktor pendukung dan
oleh kombinasi antara keyakinan lansia sedikit faktor penghambat untuk melakukan
penderita hipertensi tentang kesetujuan dan suatu perilaku, maka individu akan cenderung
atau ketidaksetujuan seseorang maupun mempersepsikan diri mudah untuk melakukan

301
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304

perilaku tersebut. Sebaliknya semakin sedikit Hasil penelitian menunjukkan sebanyak


individu merasakan sedikit faktor pendukung 21 (65,625%) responden mempunyai perilaku
dan banyak faktor penghambat untuk dapat yang buruk dan sebanyak 11 (34,375%)
melakukan suatu perilaku, maka individu akan responden mempunyai perilaku yang baik
cenderung mempersepsikan diri sulit untuk dalam melaksanakan perilaku diet rendah
melakukan perilaku tersebut. Hasil penelitian garam. Perilaku diet rendah garam merupakan
menunjukkan hampir setengahnya (28,125%) hasil dari proses mental yang dimiliki oleh
responden yang merasakan sedikit faktor responden. Proses mental tersebut antara lain
pendukung dan banyak faktor penghambat niat, sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
untuk dapat melakukan perilaku diet rendah dan kendali perilaku yang dipersepsikan
garam, sehingga penderita akan cenderung (PBC). Perilaku diet rendah garam merupakan
mempersepsikan diri sulit untuk melakukan perilaku spesifik berupa kegiatan yang
perilaku diet rendah garam dan sebagian dilakukan oleh lansia penderita hipertensi
besar (71,875%) responden yang merasakan dalam waktu yang panjang. Pada umumnya,
banyak faktor pendukung dan sedikit faktor dalam melakukan perilaku diet rendah
penghambat untuk dapat melakukan perilaku garam, responden telah mempertimbangkan
diet rendah garam sehingga penderita akan perilakunya berdasarkan informasi yang
cenderung mempersepsikan diri mudah untuk tersedia dan juga mempertimbangkan akibat
melakukan perilaku diet rendah garam. dari perilaku diet rendah garam. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak penelitian menunjukkan sebagian besar
31 (96,875%) responden mempunyai niat yang responden (65,625%) mempunyai perilaku
baik dan 1 (3,125%) responden mempunyai niat yang buruk dan hampir setengahnya (34,375%)
yang sangat baik untuk melaksanakan perilaku mempunyai perilaku yang baik dalam
diet rendah garam. Niat untuk melakukan diet melaksanakan diet rendah garam. Walaupun
rendah garam adalah indikasi kecenderungan sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
lansia penderita hipertensi untuk melakukan PBC, dan niat lansia penderita hipertensi
perilaku diet rendah garamb dan merupakan menunjukkan hal yang baik, tetapi perilaku
anteseden langsung dari perilaku diet rendah diet yang ditampilkan tidak sesuai dengan
garam. Niat untuk melakukan perilaku diet proses mental yang ada dalam diri lansia
rendah garam dapat diukur melalui tiga penderita hipertensi tersebut. Hal ini berkaitan
prediktor utama niat yaitu sikap terhadap dengan pengaruh proses mental terhadap
perilaku, norma subyektif, dan PBC. Secara niat dan perilaku diet rendah garam berbeda
umum, jika individu memiliki niat untuk pada setiap individu dan setiap kelompok.
melakukan suatu perilaku, maka individu Diharapkan apabila seseorang telah memiliki
cenderung akan melakukan perilaku tersebut. niat, sikap terhadap perilaku, norma subyektif,
Sebaliknya jika individu tidak memiliki dan PBC yang baik akan menampilkan suatu
niat untuk melakukan suatu perilaku, maka perilaku yang baik pula.
individu cenderung tidak akan melakukan Hasil penelitian menunjukkan adanya
perilaku tersebut. Namun, niat individu pengaruh antara sikap terhadap perilaku
untuk melakukan suatu perilaku memiliki terhadap niat melaksanakan diet rendah garam
keterbatasan waktu dalam perwujudannya ke pada lansia penderita hipertensi di wilayah
arah perilaku nyata, maka untuk mengukur kerja Puskesmas Pucang Kota Surabaya.
niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku Sikap merupakan keyakinan yang positif atau
perlu diperhatikan empat faktor utama niat, negatif dari seseorang untuk menampilkan
yaitu: target perilaku yang dituju, tindakan, suatu perilaku tertentu. Niat merupakan
situasi saat perilaku ditampilkan, dan waktu indikasi seberapa kuat keyakinan seseorang
saat perilaku ditampilkan. Hasil penelitian akan mencoba suatu perilaku dan seberapa
menunjukkan hampir seluruh responden besar usaha yang akan digunakan untuk
mempunyai niat untuk melaksanakan perilaku melakukan sebuah perilaku. Niat seseorang
diet rendah garam. untuk menampilkan suatu perilaku tertentu

302
Peningkatan Perilaku Diet Rendah Garam (Lembunai Tat Alberta, dkk.)

ketika ia menilainya secara positif. Sikap bermusuhan atau kritik diri biasanya sulit
ditentukan oleh keyakinan individu mengenai menerima masukan dari orang lain karena
konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku orang yang paling penting bagi dirinya adalah
dan evaluasi terhadap konksekuensi tersebut. pasangan hidupnya yang telah tiada. Norma
Pada penelitian ini, sikap terhadap subyetif dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor
perilaku berpengaruh terhadap niat melakukan keyakinan saran dan motivasi menuruti saran.
diet rendah garam. Pengaruh ini bersifat positif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
artinya semakin tinggi sikap terhadap perilaku pembentuk utama norma subyektif lansia
maka semakin tinggi pula niat melaksanakan penderita hipertensi.
perilaku diet rendah garam. Niat melaksanakan Ha si l p e nel it ia n me nu nju k k a n
perilaku diet rendah garam pada responden adanya pengaruh antara kendali perilaku
didasari oleh sikap keyakinan yang positif akan yang dipersepsikan (PBC) terhadap niat
manfaat keyakinan dan evaluasi dari perilaku melaksanakan diet rendah garam pada
diet rendah garam. Sikap dibentuk oleh dua lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
faktor, yaitu faktor manfaat keyakinan dan Puskesmas Pucang Kota Surabaya. PBC
evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merupakan persepsi seseorang tentang
faktor pembentuk utama sikap responden mudah atau sulitnya sebuah perilaku dapat
adalah manfaat keyakinan. dilaksanakan. Semakin besar persepsi
Hasil penelitian menunjukkan adanya seseorang mengenai kesempatan dan sumber
pengaruh antara norma subyektif terhadap daya yang dimiliki (faktor pendukung), serta
niat melaksanakan diet rendah garam pada semakin kecil persepsi tentang hambatan
lansia penderita hipertensi di wilayah kerja yang dimiliki, maka semakin besar PBC yang
Puskesmas Pucang Kota Surabaya. Norma dimiliki seseorang.
subyektif diasumsikan sebagai suat u Pada penelitian ini, PBC berpengaruh
fungsi dari keyakinan yang secara spesifik terhadap niat melakukan diet rendah garam.
seseorang setuju atau tidak setuju untuk Pengaruh ini bersifat positif artinya semakin
menampilkan suatu perilaku. Niat seseorang tinggi PBC yang dimiliki responden, maka
untuk menampilkan suatu perilaku jika orang semakin tinggi pula niat melaksanakan
tersebut mempunyai persepsi bahwa orang perilaku diet rendah garam. Niat responden
lain yang dianggap penting menyetujui agar untuk melaksanakan perilaku diet rendah
ia menampilkan perilaku tersebut. Orang lain garam berhubungan dengan adanya faktor
yang dimaksud adalah pasangan, orang tua, pendukung dan minimalnya faktor penghambat
sahabat atau tenaga kesehatan. mengakibatkan tingginya PBC yang dimiliki
Pada penelitian ini, norma subyektif lansia penderita hipertensi. PBC dibentuk
berpengaruh terhadap niat melakukan diet oleh dua faktor yaitu faktor keyakinan sumber
rendah garam. Pengaruh ini bersifat negatif daya manusia dan faktor mudah dirasakan.
artinya semakin tinggi norma subyektif Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
maka semakin rendah niat melaksanakan pembentuk utama PBC responden adalah
perilaku diet rendah garam. Hal ini keyakinan SDM.
kemungkinan disebabkan karena responden Hasil penelitian menunjukkan adanya
yang mengisolasi diri atau menarik diri pengaruh antara niat terhadap perilaku
dari lingkungannya karena berbagai sebab. melaksanakan diet rendah garam pada
Akibatnya penderita jarang mendapatkan lansia penderita hipertensi di wilayah kerja
masukan dari kelompok lain atau sahabatnya. Puskesmas Pucang Kota Surabaya. Perilaku
Di samping itu, kebanyakan responden telah diet rendah garam yang ditampilkan oleh
mengalami kehilangan pasangan hidupnya lansia penderita hipertensi timbul karena
yang merupakan orang yang dianggap penting adanya niat untuk melaksanakan perilaku
baginya. Dampak psikologis yang terjadi pada diet rendah garam. Hal ini menunjukkan
lansia juga dipengaruhi oleh tipe kepribadian bahwa niat merupakan faktor terdekat yang
lansia. Pada tipe kepribadian yang tergantung, dapat memprediksi munculnya perilaku

303
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 297304

diet rendah garam yang akan ditampilkan Saran


oleh lansia penderita hipertensi di wilayah Peningkatan perilaku diet rendah
kerja puskesmas pucang kota Surabaya. Pada garam pada penderita lansia memerlukan
penelitian ini, niat melakukan diet rendah pemahaman tentang niat melaksanakan diet
garam berpengaruh terhadap perilaku diet rendah garam. Anggota keluarga, masyarakat,
rendah garam. Pengaruh ini bersifat positif dan tenaga kesehatan perlu bekerja sama untuk
artinya semakin tinggi niat melakukan diet menumbuhkan niat melaksanakan diet rendah
rendah garam yang dimiliki lansia penderita garam pada lansia penderita hipertensi. Bagi
hipertensi, maka semakin tinggi pula perilaku masyarakat dan para pengambil keputusan
melaksanakan perilaku diet rendah garam. perlunya fasilitas yang memadai untuk
Hasil lain yang ditemukan dalam mendukung terlaksananya perilaku diet
penelitian ini adalah pengaruh variabel sikap rendah garam bagi lansia penderita hipertensi.
terhadap perilaku, norma subyektif, dan PBC Perawat seharusnya memberikan pendidikan
terhadap niat melaksanakan diet rendah garam kesehatan tentang diet rendah garam yang
adalah sebesar 70,7%. Hal ini menunjukkan didasari oleh niat, norma subyektif, dan PBC
bahwa niat melaksanakan perilaku diet rendah untuk meningkatkan perilaku diet rendah
garam pada responden bersama-sama variabel garam.
sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan
PBC secara simultan mempengaruhi niat
KEPUSTAKAAN
melaksanakan diet rendah garam sebesar
70,7 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh Achmat Z. 2010. Theory of planned behavior,
faktor lain yaitu faktor personal dan faktor masihkah relevan? http://zakarija.staff.
sosial yang tidak diteliti dalam penelitian umm.ac.id/files/2010/12/Theory of
ini. Selanjutnya pengaruh niat melaksanakan Planned Behavior, diakses tanggal 3
perilaku diet rendah garam terhadap perilaku Desember 2013 pk. 13.00
diet rendah garam sebesar 27,4 % sedangkan Harjanti. 2008. Pengaturan diet pada Lansia
dengan hipertensi di Desa Putat
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang
Kecamatan Gedangan Kabupaten
mempengaruhi perilaku antara lain faktor
Mala ng. w w w.g ud a ng refe re n si.
kepribadian, lingkungan, sumber daya,
com/ebook_detail, diakses tanggal 3
kebudayaan tidak diteliti dalam penelitian September 2012 pk.2.34
ini. Hartono A. 2006. Terapi gizi dan diet rumah
sakit, edisi 2, Jakarta : EGC
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Hipertensi
penyebab kematian nomor 3 www.
SIMPULAN DAN SARAN
depkes.go.id, diakses tanggal 3
September 2012 pk. 2.13
Simpulan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Workshop
Niat melaksanakan diet rendah garam kesehatan lanjut usia menuju lansia
dibangun oleh sikap terhadap perilaku lansia sehat dan aktif melalui pendekatan
penderita hipertensi. Niat melaksanakan diet siklus hidup www.depkes.go.id,
diakses tanggal 29 Nopember 2013 pk.
rendah garam didukung oleh norma subyektif
10.00
lansia penderita hipertensi. Niat melaksanakan
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pemerintah
diet rendah garam dibangun oleh kendali
peduli kesehatan lanjut usia www.
perilaku yang dipersepsikan (PBC) lansia depkes.go.id, diakses tanggal 29
penderita hipertensi. Perilaku diet rendah Nopember 2013 pk. 09.30
garam dibangun oleh niat melaksanakan diet Kementerian Kesehatan RI. 2012. Sehat dan
rendah garam lansia penderita hipertensi aktif di usia lanjut www.depkes.go.id,
di wilayah kerja Puskesmas Pucang Kota diakses tanggal 29 Nopember 2013 pk.
Surabaya. 09.10

304

You might also like