You are on page 1of 10

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN BERBASIS KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL PASIEN PASCA SEKSIO SESARIA DI RUMAH


SAKIT
(Nursing Care Model Based on Knowledge Management in Preventing Nosocomial Infection
After Caesarean Section in Hospital)

Ahsan*
*Program Studi Ilmu Keperawatan Fakutas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jalan Veteran Malang Telp. 0341-580993, 569117, 575857. Fax 0341-564755
E-mail: ahsanfkub@yahoo.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Infeksi nosokomial merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan yang menjadi citra
penentu institusi pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan berbasis knowledge management dibangun dari identifikasi
pengetahuan yang dibutuhkan, kinerja pencegahan infeksi nosokomial pasca sectio caesarea, Komponen infeksi
nosokomial terdiri dari hasil kultur luka. Tujuan penelitian menyusun model asuhan keperawatan berbasis knowledge
management dalam pencegahan infeksi nosokomial pasien pasca sectio caesarea di rumah sakit. Metode: Penelitian
ini adalah penelitian observasional dengan rancangan quase experimental. Populasi penelitian adalah semua tenaga
keperawatan yang bekerja di instalasi rawat inap kebidanan RSUD A dan RSUD B sebanyak 46 orang dan sampel adalah
total populasi. Data dikumpulkan melalui kuesioner, lembar observasi, dan pemeriksaan kultur luka. Analisis data yang
digunakan uji t dan regresi logistic B 1,274 dan p=0,028 . Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 1) ada perbedaan antara
pelaksanaan knowledge management dalam pencegahan infeksi sebelum dan sesudah pelatihan; 2) ada perbedaan kinerja
perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial sebelum dan sesudah pelatihan; 3) terdapat hubungan yang signifikan
kinerja perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial terhadap kejadian infeksi; 4) Tidak ada perbedaan yang signifikan
pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap kejadian infeksi nosokomial sebelum dan sesudah pelatihan. Diskusi:
Kesimpulan pengembangan model asuhan keperawatan berbasis knowledge management sebagai sintesis atau induksi
hasil temuan diarahkan pada 1) pengetahuan perawat tidak berpengaruh terhadap kinerja pencegahan infeksi nosokomial;
2) knowledge management berpengaruh positif terhadap kinerja pencegahan infeksi nosokomial; 3) pelaksanaan
pencegahan infeksi merupakan kemampuan terintegrasi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap perawat dalam
melaksanakan kinerja dalam asuhan.

Kata kunci: model pencegahan, infeksi nosokomial, asuhan keperawatan, knowledge management, sectio caesarea

ABSTRACT
Introduction: Nosocomial infection is one indicator of the quality of health services in the community, which also
determines the image of health care institutions becauseit was a major cause of morbidityand death rate (mortality) in
hospital. Nursing care based on knowledge management is established from identification knowledge which is required,
prevention performance of nosocomial infections post section caesarea. Nosocomial infections component consists of
wound culture result. Method: This study was an observational study with a quasi experimental design. The population
was all of nursing staff who working in obstetrics installation in hospitals A and B as much as 46 people. Sample was the
total population. Data was collected through questionnaire, observation sheets and examination of the wound culture.
Data was analyzed using t test B 1.274 dan p=0.028 Result: The result showed that 1) there was difference in knowledge
management implementation before and after training; 2) there was difference in nurses performance in preventing
nosocomial infection before and after training; 3) there is significant relationship between nurses performance in
preventing nosocomial infection and infection incidence; 4) there is no significant difference of nursing care impementation
on nosocomial incidence. Discussion: In conclusion, the development of nursing care based on knowledge management as
a synthesis or induction of findings directed at 1) nurses knowledge does not affect the performance of the prevention of
nosocomial infections; 2) knowledge management has a positive effect on the performance of the prevention of nosocomial
infections; 3) implementation of infection prevention is integrated capabilities between knowledge, skills and attitudes
of nurses in implementing performance in care .

Keywords: model prevention, nosocomial infections, nursing care, knowledge management, sectio Caesarea

236
Model Asuhan Keperawatan Berbasis Knowledge Management (Ahsan)

PENDAHULUAN dan rekomendasi, prediksi dan analisis untuk


membantu manajer dalam membuat kebijakan
Infeksi nosokomial merupakan masalah
dan analisis keputusan strategik atau membuat
penting di seluruh dunia dan terus meningkat
prediksi masa depan (Abidi, 2001).
setiap tahunnya (Alvarado, 2000), berbagai
Asuhan keperawatan pasien dengan
upaya telah dilakukan tenaga keperawatan
infeksi pada daerah operasi akan menjalani
untuk mencegahnya salah satunya dengan
perawatan dua kali lebih lama di rumah sakit
penerapan universal precaution (perlindungan
dari pada pasien yang tidak mengalami infeksi,
diri). Angka kejadian infeksi nosokomial
dengan biaya dua kali lipat lebih besar (Wilson,
yang tinggi di Amerika Serikat terjadi 20
2004). Risiko terjadinya setelah pembedahan
ribu kematian setiap tahunnya akibat infeksi
dipengaruhi beberapa faktor antara lain: Jenis
nosokomial. Di seluruh dunia 10% pada pasien
pembedahan, umur pasien, kondisi pasien,
rawat inap di rumah sakit mengalami infeksi
kompetensi perawat dalam perawatan pra dan
yang baru dirawat atau sebesar 1,4 juta infeksi
pasca pembedahan serta perawatan luka. Oleh
setiap tahunnya. Di Indonesia penelitian yang
karena itu diagnosis dini infeksi nosokomial
dilakukan DKI Jakarta pada tahun 1994
sebaiknya didasarkan atas adanya keluhan
menunjukkan bahwa 9,8% pasien yang dirawat
nyeri pada daerah luka, warna kemerahan,
inap mendapatkan infeksi baru selama dirawat.
adanya pembengkaan daerah luka, adanya
Di Jogjakarta kejadian infeksi nosokomial
nanah pada luka, serta hasil pemeriksaan
rata-rata 4,26%, untuk lama perawatan
bakteriologis berupa sediaan hapusan dengan
4,4311,2 hari, dengan rata-rata keseluruhan
pewarnaan gram dan pembiakan kuman
6,7 hari (Nursalam, 2011).
untuk mengetahui penyebab jenis bakteri dan
Rumah sakit sebagai industri jasa
menentukan pengobatannya (Graham,2003).
pelayanan kesehatan dapat meningkatkan
Hal ini dapat dilakukan asuhan oleh perawat.
pangsa pasarnya dalam memenuhi kualitas
Rumah sakit merupakan salah satu
pelayanan yang bersifat customer-driven.
mata rantai di dalam pemberian pelayanan
Hal ini akan memberikan keunggulan nilai
kesehatan serta suatu organisasi dengan
dan customer value. Merupakan kombinasi
sistem terbuka dan selalu berinteraksi
dari manfaat dan pengorbanan yang terjadi
dengan lingkungannya untuk mencapai suatu
apabila pelanggan menggunakan suatu barang
keseimbangan yang dinamis. Rumah sakit
atau jasa guna memenuhi kebutuhan tertentu.
mempunyai fungsi utama melayani masyarakat
Apabila kualitas yang dihasilkan bersifat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan serta
superior dan pangsa pasar yang dimilikinya
sebagai tempat penelitian. Pencegahan infeksi
besar, maka profitabilitasnya akan terjamin.
nosokomial telah menjadi isu global dalam
Jadi ada kaitan yang erat antara kualitas dan
pelayanan kesehatan. Menurut Nursalam
profitabilitas.
(2008) indikator infeksi nosokomial meliputi
Beberapa kajian empi r i k tela h
adanya mikroorganisme pada jaringan atau
membuktikan bahwa knowledge management
cairan tubuh disertai gejala klinis baik lokal
ber pengar uh signif ikan pada kinerja
maupun sistemik. Infeksi nosokomial adalah
organisasi (Choi et al, 2008, yang et al,
infeksi yang muncul selama seseorang dirawat
2009) kinerja inovasi (Liao & Wu, 2010
di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu
dan keunggulan kompetitif (Johannessen &
gejala selama seseorang tersebut dirawat atau
Olsen, 2003) Chung, 2004). Huang Mengkaji
setelah selesai dirawat.
suatu model system aplikasi penggunaan
Tenaga perawat yang merupakan The
The analityc heararchy Prosess (AHP)
caring profession mempunyai kedudukan
method, menegaskan bahwa sistem berbasis
penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan
knowledge management dapat menjadi
kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan
alat mengukur kepuasan kinerja, membuat
yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-
perencanaan strategik, pengambilan keputusan
psiko-sosial-spiritual merupakan pelayanan
berdasarkan informasi, membuat perencanaan
yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan
perawatan kesehatan, memberikan wawasan

237
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 236245

berkesinambungan merupakan kelebihan me ngg u n a k a n d a n me ngapl i k a si k a n


tersendiri dibanding pelayanan lainnya (Dep. pengetahuan dalam pengkajian, diagnosis,
Kes. RI, 2001). Hasil survei yang dilakukan implementasi serta evaluasi dalam keperawatan
pada tanggal 3 Mei 2012 tentang kejadian yang dikembangkan dari teori Knowledge
infeksi nosokomial pasca sectio caesarea di Management (Vucovic, 2001) dan standar
ruang bersalin dan nifas RSUD B didapatkan asuhan keperawatan (Depkes, 2001). Masalah
sebanyak 124 pasien (12,7%) pasien yang penelitian yang diangkat dalam penelitian ini
dirawat pasca sectio caesarea mengalami adalah tingginya kejadian infeksi nosokomial
infeksi pada tahun 2010 dan sebanyak 156 pasca sectio caesarea di RSUD B sebesar
pasien (13,8%) pada tahun 2011. Hal ini 13,8% pada tahun 2011 lebih tinggi dari standar
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya nasional (6,6%) dan standar internasional
serta lebih tinggi dari standar nasional dan (10%). Tujuan akhir dari penelitian ini adalah
internasional yang ditetapkan Depkes dan untuk mengembangkan model pelaksanaan
WHO pada tahun 2000. asuhan keperawatan berbasis knowledge
Dari hasil survey juga didapatkan dari management dalam meningkatkan pencegahan
43 pasien menunjukkan kejadian infeksi pada infeksi nosokomial pasien pasca sectio caesarea
hari ke-3 sebanyak 3 pasien (7,0%), kejadian di RSUD A dan B.
infeksi hari ke-6 sebanyak 9 pasien (20,9%)
dan kejadian infeksi hari ke-9 sebanyak 7
METODE
pasien (16,3%) dan kejadian terbesar pada hari
ke-6 pasca operasi (20,9%). Kejadian terbesar Penelitian ini merupakan penelitian
terjadi pada hari ke-6 pasca operasi. Hal ini eksper imental dengan pendekatan
merupakan alasan pentingnya keuntungan observasional dengan menggunakan dua
pencegahan infeksi nosokomial pasca sectio tahapan. Tahap 1 dengan tujuan menyusun
caesarea. model asuhan keperawatan berbasis knowledge
Keuntungan pelaksanaan knowledge management menggunakan survey atau
management dalam organisasi keperawatan observasional, dengan rancang bangun cross-
akan mampu menfokuskan pada kebutuhan setioanal. Tahap 2 bertujuan untuk simulasi
customer, mengendalikan, memprediksi setiap model hasil tahap 1 dengan menggunakan
perubahan yang terjadi di lingkungan internal perlakuan dengan rancang bangun quacy
dan ekternal. Selain itu dapat memperbaiki experiment (ada kelompok perlakuan dan
tingkat penggunaan sumber daya yang control).
menekankan biaya serendah mungkin, Penelitian ini dilakukan di intalasi ruang
mengelola integrasi proses antar bagian, perawatan kebidanan yaitu di ruang bersalin,
memonitor secara sistematik aktivitas pada nifas dan poli kandungan (Ruang Brawijaya)
setiap proses kegiatan, menemukan kesalahan RSUD A, Ruang Dahlia dan Bougenvil RSUD
dalam proses dan memperbaikinya secepat B.
mungkin, memahami proses setiap perubahan Pada tahap 1, populasi penelitian adalah
input menjadi output pada proses usaha, semua tenaga keperawatan yang bekerja di
melakukan pengukuran pada setiap perubahan instalasi kebidanan dan sejumlah pasien
kondisi organisasi dengan benar. yang dirawat di rumah sakit A dan B pasca
Knowledge management d ala m sectio caesarea. Besar sampel adalah total
keperawatan merupakan suatu pendekatan populasi yaitu semua tenaga keperawatan yang
holistik yang bertumpu pada pemahaman tugas bekerja di instalasi kebidanan sesuai kriteria
organisasi untuk melakukan indentifikasi sampel, dan sebagian pasien yang diasuh
pengetahuan yang dibutuhkan, penemuan tenaga keperawatan pasca sectio caesarea
penget ahuan yang ada, penambahan yang diambil secara random sampling. Besar
pengetahuan, penciptaan pengetahuan sampel perawat di rumah sakit A adalah 20
baru, menyimpan dan mengorganisasikan orang dan rumah sakit B sebanyak 24 orang.
pengetahuan, berbagi pengetahuan serta

238
Model Asuhan Keperawatan Berbasis Knowledge Management (Ahsan)

Pada tahap 2 sampel penelitian adalah berbagi pengetahuan, menyimpan dan


sebagian besar tenaga keperawatan yang mengorganisasikan pengetahuan, serta
bekerja sebagai pelaksana langsung pada mengg u nakan pengetahuan dalam
pasien dan bekerja pada shift pagi, siang dan keperawatan.
malam di instalasi kebidanan dan sejumlah Berdasarkan tabel 1 di bawah terdapat
pasien yang dirawat di rumah sakit A dan B kesenjangan antara pengetahuan standar dengan
pasca sectio caesarea. Jumlah sampel perawat pengetahuan aktual sebelum dan sesudah
pada tahap ini 15 perawat di rumah sakit A dan pelatihan pada semua variabel pengkajian,
15 perawat di rumah sakit B. Untuk masing diagnosis, perencanaan, implementasi,
perawat atau bidan diambil secara random evaluasi. Hasilnya kecenderungan ke arah
pasien yang dirawat sebagai pasien kelolaan positif terjadi peningkatan mean sesudah
untuk diperiksa hasil kinerja perawat dalam pelatihan. Hasil analisis menunjukkan
asuhan yaitu Infeksi Nosokomial (Inos). terdapat perbedaan yang cukup kuat pada sub
Analisis data menggunakan uji beda (t- variabel pengkajian, diagnosis, perencanaan,
test) pengetahuan tenaga keperawatan tentang implementasi serta evaluasi. Hal ini dapat
asuhan keperawatan (X1), Pelaksanaan asuhan d isi mpu l k a n ba hwa sema k i n t i ngg i
keperawatan berbasis knowledge management pengetahuan standar pengkajian, diagnosis,
(X2), Kinerja asuhan keperawatan dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi
pencegahan infeksi nosokomial (Y1), dan dengan pengetahuan yang dibutuhkan maka
kejadian infeksi nosokomial (Y2) sebelum dan semakin tinggi pengetahuan standarnya.
sesudah pelatihan pada kelompok perlakuan Hasil obser vasi aktivitas dalam
dan kelompok control. Jika dalam pengujian pencegahan infeksi nosocomial sesudah
ini diperoleh p-value <0,05 (alpha 5%), berarti pelatihan pada masing-masing kelompok
pengujian signifikan, sebaliknya kalau p-value seperti terlihat pada tabel 2.
> 0,05 (alpha 5%), berarti tidak signifikan. Berdasarkan hasil uji t test di atas
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
bermakna kinerja tenaga keperawatan dalam
HASIL
asuhan keperawatan pencegahan infeksi
Analisis dilakukan dengan nosokomial pada kelompok perlakuan rata-
menggunakan uji t-test dan untuk menentukan rata terjadi peningkatan mean dan delta t
model menggunakan software Patrial Least pada masing-masing sub variabel sesudah
Square. pengujian simulasi knowledge pelatihan.
Management dilakukan menggunakan uji T- Pelaksanaan asuhan keperawatan
test perubahan antara kelompok perlakuan dan berbasis knowledge management (X2)
kontrol. Hasil penelitian lihat tabel 1. terhadap kejadian infeksi nosokomial pasca
P roses k nowledge management sectio caesaria (Y2) dilakukan pengujian
pada setiap tahapan proses keperawatan menggunakan uji regresi logistik. Hasil
terdiri dari penemuan pengetahuan yang uji regresi logistik pelaksanaan asuhan
ada, menggunakan dan mengaplikasikan keperawatan berbasis knowledge management
pengetahuan, penciptaan pengetahuan, pada tabel 3.

Tabel 1. Hasil uji pengetahuan standar dengan pengetahuan aktual dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
No Sub Variabel Mean sebelum Mean sesudah t P Ket
1 Pengkajian 3,5 5 -9,000 0,000 Signifikan
2 Diagnosis 3,2 4,7 -5,582 0,000 Signifikan
3 Perencanaan 3,10 5 -10.585 0,000 Siginifikan
4 Implementasi 3,40 4,90 -5,582 0,000 Signifikan
5 Evaluasi 4,80 5 -1,500 0,168 Siginifikan

239
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 236245

Berdasarkan hasil regresi logistik PEMBAHASAN


menunjukkan bahwa terdapat signifikansi
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
antara kinerja dalam pelaksanaan asuhan
kemampuan tenaga keperawatan dalam asuhan
keperawatan berbasis knowledge management
keperawatan berbasis knowledge management
terhadap kejadian infeksi nosokomial sebelum
rata-rata dalam kategori baik atau sering pada
dan sesudah pelatihan.
komponen penemuan pengetahuan yang
Hasil analisis jalur model asuhan
ada, menggunakan dan mengaplikasikan
keperawatan berbasis knowledge management
pengetahuan. Kategori baik atau sering pada
terhadap kiner ja pencegahan infeksi
komponen penciptaan pengetahuan, kategori
nosokomial dengan menggunakan software
cukup pada komponen berbagi pengetahuan
Partial Least Square (PLS) adalah:
dan pada kategori kurang pada komponen
me ny i mpa n d a n me ngorga n isa si k a n
pengetahuan.

Tabel 2. Aktivitas dalam pencegahan infeksi nosokomial pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan sesudah pelatihan
Mean Mean
No Sub Variabel kelompok kelompok t p Ket
kontrol perlakuan
1 Cuci tangan dengan benar 4,07 5,00 -7,897 0,000 Signifikan
2 Mencegah penularan dg 3,60 4,80 -6,148 0,000 Signifikan
menyiapkan alat secara steril
3 Mencegah penularan melalui 4,07 5,00 -7,897 0,724 Signifikan
percikan ludah
4 Perawatan luka secara steril 4,07 5,00 -7,897 0,724 Signifikan
5 Teknik Pembalutan luka 4,07 5,00 -7,897 0,724 Signifikan

Tabel 3. Pelaksanaan askep berbasis knowledge management terhadap kejadian infeksi nosokomial
Variabel B P Keterangan
Kinerja dalam pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis 1,274 0,028 Signifikan
knowledge managementterhadap kejadian infeksi nosokomial

Gambar 1. Model analisis jalur setelah indikator yang tidak valid dibuang

240
Model Asuhan Keperawatan Berbasis Knowledge Management (Ahsan)

Hasil uji t menunjukkan adanya mengungkapkan model konseptual sistem


hubungan yang kuat antara asuhan keperawatan knowledge management bahwa pengetahuan
berbasis knowledge management dengan individual (individual knowledge) sebagai
kinerja dalam pencegahan infeksi nosokomial. starting point bagi penciptaan pengetahuan
Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan mean keorganisasian. Sejak informasi telah menjadi
sebelum pelatihan pada semua komponen bahan dasar (raw material) dari pegangan
rata-rata 1,34,4 dan menjadi 1,65 setelah pengetahuan individual, maka ia merupakan
pelatihan pada masing-masing komponen dan landasan dasar dari organisasi pengetahuan
delta t -1,406 sampai dengan -8,573 dan p (knowledge organization). Cut Zurnali
0,000 sampai dengan 0,193. (2008) menambahkan bahwa pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa individual yang muncul merupakan kombinasi
kegiatan knowledge management dalam asuhan dari informasi, interpretasi, ref leksi, dan
keperawatan pada tahap pengkajian dalam pengalaman dalam sebuah konteks yang
kategori baik atau sering pada komponen pasti (certain context). Selanjutnya perlu
penemuan pengetahuan yang ada, perolehan dipertimbangkan juga pentingnya mengaitkan
atau penambahan pengetahuan, penciptaan informasi baru dengan pengetahuan yang
pengetahuan baru, berbagi pengetahuan, ada.
me ngg u n a k a n d a n me ngapl i k a si k a n Penemuan pengetahuan yang dibutuhkan
pengetahuan. terbu k ti bahwa berhubu ngan dengan
Ha sil a n al isis pe nel it ia n juga pelaksanaan pencegahan infeksi nosokomial
menunjukkan ada hubungan faktor pengkajian dengan menunjukkan bahwa kedua indikator
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang valid dalam merefleksikan sub variabel
berbasis knowledge management dalam penemuan pengetahuan dalam pelaksanaan
pencegahan infeksi nosokomial pasca sectio knowledge management asuhan keperawatan
caesarea rata-rata 3,64,0 dan menjadi pada pencegahan infeksi nosokomial pasca
5 setelah pelatihan pada masing-masing sectio caesaria. Hasil analisis jalur pada
komponen dan delta t -3,881 sampai dengan gambar 1 menunjukkan ada pengaruh positif
-11,000 dan p 0,000 sampai dengan 0,004. karakteristik penemuan pengetahuan yang
Terdapat perbedaan asuhan keperawatan dibutuhkan perawat terhadap pelaksanaan
berbasis knowledge management dalam tahap pencegahan infeksi nosokomial.
pengkajian, untuk penemuan dan penambahan Menurut Vucovic (2001), tahap awal
pengetahuan didapatkan data yang sama antara identifikasi pengetahuan yang dibutuhkan
sebelum dan sesudah pelatihan. dalam knowledge management bertujuan
Dok u ment asi mer upa kan aspek mengetahui posisi organisasi dalam mengelola
penting dalam asuhan keperawatan, karena pengetahuan saat ini. Kegiatan ini meliputi
dokumentasi yang baik, lengkap, akurat, dapat identifikasi pengetahuan organisasi yang
membantu memberikan bukti pertanggung spesifik dan berbeda setiap organisasi.
jawaban yang kuat terhadap apa yang telah Identif ikasi pengetahuan ini meliputi
dilakukan oleh perawat. Perawat akan terbebas pengetahuan yang ada baik yang tidak tampak
dari kesalahan dan tuntutan dalam memberikan atau tersembunyi (tacit), maupun pengetahuan
asuhan keperawatan bila telah melakukan yang tampak (explicit), tempat penyimpanan
asuhan sesuai standar yang ditetapkan. Syarat dan bagaimana peranan pengetahuan
dokumentasi yang baik menurut Capernito tersebut.
(2000), terdiri kemampuan berkomunikasi, Hasil penelitian ini ada hubungan
keterampilan mendokumentasikan, serta pelaksanaan penemuan pengetahuan yang
kepatuhan standar dokumentasi. ada dengan asuhan keperawatan berbasis
Berdasarkan pendapat Denise (2007), knowledge management dalam pencegahan
dan Nonaka and Takeuchi (1995), Sarvary infeksi nosokomial, proses keperawatan
(1999), Choo (1998), Davenport et al. (1998), merupakan metode yang bersifat siklus
dan Zarifian (1999), Cut Zurnali (2008) yang selalu memberikan masukan atas

241
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 236245

perkembangan pasien dan menjadi informasi pe nget a hu a n d isor t i r, d it a mba h k a n ,


lanjutan pada tahap dan waktu selanjutnya. dikategorisasi dan dikontekstualisasikan
Hal ini sesuai yang dikemukakan Capernito, kembali menjadi pengetahuan baru, Nonaka
(2000). (1995). Melalui proses pengubahan melalui
Hasil penelitian kemampuan responden ide-ide dari tacit ke explicit knowledge,
tent ang perolehan at au penambahan keduanya saling melengkapi dan diperluas
pengetahuan tentang asuhan keperawatan melalui proses interaksi.
rata-rata dalam katagori baik atau sering Perolehan atau penambahan pengetahuan
pada komponen penemuan pengetahuan terbu k ti bahwa berhubu ngan dengan
yang ada, perolehan atau penambahan pelaksanaan pencegahan infeksi nosokomial.
pengetahuan, penciptaan pengetahuan baru, Menurut Vucovic (2009), proses penemuan
berbagi pengetahuan, menggunakan dan pengetahuan melibatkan pengetahuan internal
mengaplikasikan pengetahuan. Sebaliknya ke dalam organisasi meliputi apa saja yang
yang selalu dilakukan responden adalah akan kita ketahui, proses pengumpulan
me ngg u n a k a n d a n me ngapl i k a si k a n pengetahuan (gathering), apakah pengetahuan
pengetahuan, yang kadang-kadang atau ini dibutuhkan di bagian lain, kemampuan
kategori cukup adalah perolehan atau membawa pengetahuan ke organisasi dari
penambahan pengetahuan, yang jarang atau sumber ekternal yang dikerjakan dengan
kategori kurang baik adalah penciptaan berbagai cara antara lain menggabungkan
pengetahuan. pengetahuan internal lain dengan pengetahuan
Hasil observasi penelitian didapatkan ekternal.
bahwa hal yang masih jarang dilakukan Ada perbedaan yang signifikan antara
responden pada tahap perolehan atau perolehan atau penambahan pengetahuan
penambahan pengetahuan dalam asuhan berbasis knowledge management dengan
keperawatan adalah melakukan penilaian pencegahan infeksi nosokomial, karena
kinerja, melakukan koreksi SPO, mekanisme penambahan pengetahuan akan meningkatkan
kerja dalam asuhan. Hasil penelitian asuhan kapasitas seseorang dalam kinerja yang pada
keperawatan berbasis knowledge management akhirnya dapat meningkatkan kemampuan
pada tahap ini adalah dalam katagori baik. seseorang dalam pencegahan infeksi
Hasil analisis didapatkan ada hubungan nosokomial.
faktor diagnosis dengan pelaksanaan asuhan Hasil penelitian tingkat kemampuan
keperawatan berbasis knowledge management responden tentang pelaksanaan perencanaan
dalam pencegahan infeksi nosokomial paska dalam asuhan keperawatan didapatkan
sectio caesaria rata-rata mean sebelum rata-rata dalam katagori baik atau sering
pelatihan 3,44,0 dan menjadi 5 setelah pada komponen penemuan pengetahuan
pelatihan pada masing-masing komponen dan yang ada, perolehan atau penambahan
delta t -3,250 sampai dengan -6,708 dan p 0,000 pengetahuan, penciptaan pengetahuan baru,
sampai dengan 0,010 . Terdapat perbedaan berbagi pengetahuan, menggunakan dan
asuhan keperawatan berbasis knowledge mengaplikasikan pengetahuan. Sebaliknya
management dalam tahap diagnosis sebelum yang selalu dilakukan responden atau kategori
dan sesudah pelatihan. sangat baik adalah menggunakan dan
Model konversi penemuan atau mengaplikasikan pengetahuan, yang kadang-
penambahan pengetahuan menurut Sangkala kadang dilakukan atau kategori cukup adalah
(2007) dari tacit knowledge dan explicit berbagi pengetahuan, yang jarang dilakukan
knowledge yaitu pengetahuan diubah melalui atau kategori kurang adalah menyimpan dan
interaksi antar individu, yaitu belajar dari mengorganisasikan pengetahuan serta yang
ahlinya, dengan observasi, peniruan, latihan, tidak pernah dilakukan atau kategori tidak
pengalaman. Melalui proses pengkombinasian baik adalah penciptaan pengetahuan baru.
dengan mempertukarkan pengetahuan melalui Hasil analisis diperoleh ada hubungan
pertemuan, percakapan, telepon, selanjutnya faktor perencanaan dengan pelaksanaan

242
Model Asuhan Keperawatan Berbasis Knowledge Management (Ahsan)

asuhan keperawatan berbasis knowledge pernah dilakukan atau kategori kurang baik
management dalam pencegahan infeksi adalah penciptaan pengetahuan baru.
nosokomial paska sectio caesaria rata-rata Hasil observasi penelitian didapatkan
mean sebelum pelatihan 3,34,0 dan menjadi bahwa hal yang masih tidak pernah dilakukan
5 setelah pelatihan pada masing-masing responden pada tahap menyimpan dan
komponen dan delta t -3,161 sampai dengan mengorganisasikan pengetahuan adalah
-11,129 dan p 0,000 sampai dengan 0,012 menyimpan dan mengarsipkan pengetahuan,
. Terdapat perbedaan asuhan keperawatan berbagi pengetahuan dengan yang lain proses
berbasis knowledge management dalam tahap pembelajaran staf dengan memanfaatkan
perencanaan sebelum dan sesudah pelatihan. media maya, memutakhirkan pengetahuan.
Menurut Nonaka, et al, (1995) penciptaan Hasil analisis didapatkan ada hubungan faktor
pengetahuan baru dalam organisasi dilakukan implementasi dengan pelaksanaan asuhan
melalui empat tahapan yaitu sosialisasi, keperawatan berbasis knowledge management
ekternalisasi, combinasi dan internalisasi dalam pencegahan infeksi nosokomial paska
(SECI) yang secara organisasional dikelola sectio caesaria rata-rata mean sebelum
menjadi bentuk siklus yang berlangsung terus- pelatihan 3,54,2 dan menjadi 4,95 setelah
menerus. pelatihan pada masing-masing komponen
Berdasarkan hasil analisis uji korelasi dan delta t -3,873 sampai dengan -9.000
pearson menunjukkan terdapat hubungan dan p 0,000 sampai dengan 0,004. Terdapat
yang signifikan (0,381) kali antara penciptaan perbedaan bermakna asuhan keperawatan
pengetahuan baru dengan pelaksanaan berbasis knowledge management dalam
asuhan keperawatan berbasis knowledge tahap implementasi sebelum dan sesudah
management dalam pencegahan infeksi pelatihan.
nosokomial, karena proses keperawatan Menurut Tannebaum (1998), untuk
yang benar selalu memberikan informasi mencapai kesuksesan, organisasi perlu
yang baru, memperbaruhi data klien secara meng ubah nilai-nilai organisasi dan
berkesinambungan sehingga penciptaan menetapkan fokus baru dengan menciptakan
pengetahuan baru selalu dibutuhkan. Hal ini dan menggunakan aset intelektual melalui
sesuai pendapat Vucovic (2009). k nowledge management (ma najemen
Penciptaan pengetahuan baru sangat pengetahuan) untuk dapat bersaing secara
mutlak diperlukan dalam asuhan keperawatan efektif dalam lingkungan bisnis dan persaingan
berbasis knowledge management untuk selalu berbasis pengetahuan.
memperbaiki pengetahuan dan kemampuan Hasil penelitian tingkat kemampuan
tenaga keperawatan, juga mengetahui responden tentang pelaksanaan berbagi
perkembangan pasien secara terus-menerus. pengetahuan dalam asuhan keperawatan
Hasil penelitian tingkat kemampuan rata-rata dalam kategori sering atau baik
responden tentang pelaksanaan menyimpan pada komponen pada komponen penemuan
dan mengorganisasi kan penget ahuan pengetahuan yang ada, perolehan atau
dalam asuhan keperawatan rata-rata dalam penambahan pengetahuan, penciptaan
kategori baik atau sering pada komponen pengetahuan baru, berbagi pengetahuan,
penemuan pengetahuan yang ada, perolehan me ngg u n a k a n d a n me ngapl i k a si k a n
atau penambahan pengetahuan, penciptaan pengetahuan. Sebaliknya yang selalu atau
pengetahuan baru, berbagi pengetahuan, kategori sangat baik dilakukan responden
me ngg u n a k a n d a n me ngapl i k a si k a n adalah penemuan pengetahuan yang ada,
pengetahuan. Sebaliknya yang selalu atau yang kadang-kadang dilakukan responden
kategori sangat baik dilakukan responden atau kategori cukup dan jarang dilakukan
adalah penemuan pengetahuan yang ada, yang responden atau kategori kurang adalah
kadang-kadang dilakukan atau kategori cukup penciptaan pengetahuan baru.
adalah berbagi pengetahuan, yang jarang Hasil observasi didapatkan hal yang
dilakukan atau kategori kurang dan tidak masih belum dilakukan secara optimal oleh

243
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 236245

responden dalam hal berbagi pengetahuan, asuhan keperawatan, implementasi asuhan


walaupun porsinya kecil yang jarang dilakukan ke p e r awat a n , i m ple me nt a si a s u h a n
adalah berbagi pengetahuan ke orang lain keperawatan, dan evaluasi asuhan keperawatan
berbagi keterampilan, berbagi sikap dan dalam hal pencegahan infeksi nosokomial.
pengalaman, belajar bersama-sama, bimbingan Hasil observasi menunjukkan adanya
peran, bimbingan karier. Ada hubungan peningkatan nilai rata-rata kinerja asuhan
faktor evaluasi dengan pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis knowledge management
keperawatan berbasis knowledge management sebelum dan sesudah diberi pelatihan.
dalam pencegahan infeksi nosokomial paska
sectio caesaria rata-rata mean sebelum
SIMPULAN DAN SARAN
pelatihan 4,34,8 dan menjadi 5 setelah
pelatihan pada masing-masing komponen dan Simpulan
delta t -1,406 sampai dengan -4,583 dan p 0,001 Pengembangan model asuhan
sampai dengan 0,193. Terdapat perbedaan keperawatan berbasis knowledge management
asuhan keperawatan berbasis knowledge sangat relevan dilaksanakan dalam asuhan
management dalam tahap diagnosis sebelum keperawatan karena mempunyai kesamaan
dan sesudah pelatihan. proses pembelajaran yang siklus dan
Knowledge yang dimiliki oleh tiap berkesinambungan secara terus menerus serta
perawat belum dapat disinergikan antara saling melengkapi serta dapat disederhanakan
satu dengan lainnya. Budaya saling berbagi sesuai model hasil penelitian. Kinerja tenaga
pengetahuan belum terbentuk, sehingga keperawatan dalam asuhan keperawatan
kompetensi masing-masing perawat tidak pencegahan infeksi nosokomial pasien pasca
dapat berkembang dan cenderung statis. sectio caesarea akan lebih meningkat bila
diaplikasikan proses knowledge management
Pengetahuan dalam proses pembelajaran
dalam asuhan keperawatan. Model asuhan
yang dimaksud seperti materi pelatihan,
keperawatan berbasis knowledge management
paper, artikel, solusi masalah dan latihan. Bila dapat dikembangkan dan mempunyai
perawat yang memiliki pengetahuan tersebut kontribusi positif dalam menurunkan
tidak lagi menjadi perawat, maka pengetahuan kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit
yang dimilikinya juga hilang. Begitu pula pemerintah.
dengan sarana penyimpanan knowledge berupa
portal, basis data knowledge sudah tersedia Saran
tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal
(Vucovic, 2009). Ru ma h sa k it perlu mela k u ka n
Pelatihan dan observasi dilaksanakan pengembangan model asuhan keperawatan
selama 1 bulan dengan dimulai dari pelatihan berbasis k nowledge management dan
dan bimbingan pelaksanaan knowledge meningkatkan pengetahuan perawat dan bidan
management dalam asuhan keperawatan dengan memberikan pelatihan dan bimbingan
pasien pasca sectio caesaria. Kegiatan ini serta pendidikan tentang pentingnya menjaga
dilakukan selama 2 jam dengan metode sterilitas dan pencegahan infeksi nosokomial.
mempelajari modul, diskusi tanya jawab Tenaga kesehatan terutama Perawat dan
dilanjutkan bimbingan asuhan pada pasien Bidan perlu meningkatkan kemampuan
kelolaan masing-masing selama 6 hari. pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan
Bimbingan dilakukan oleh peneliti dibantu banyak membaca, belajar dari sumber internal
kepala ruangan dan wakil kepala ruangan dan ekternal, melakukan dokumentasi
Cempaka pada setiap siklus dinas. Materi dan penyimpanan pengetahuan dengan
yang diberikan dalam pelatihan adalah aspek memanfaatkan media elektronik, berbagai
asuhan keperawatan yang berbasis knowledge dengan belajar bersama, diskusi dan evaluasi
management, yang meliputi: pengkajian kinerja.
pasien, diagnosa keperawatan, perencanaan

244
Model Asuhan Keperawatan Berbasis Knowledge Management (Ahsan)

KEPUSTAKAAN Marten Son, Malhora. 2000. Knowledge


management and bussines model
ACHPR. 1994. African commition of huma
innovation, Hongkong: Hershey Idea,
right relation, Standar Praktik Luka
Group Publishing.
Operasi, Infeksi Nosokomial.
Nonaka, Ikujiro, Hirotaka Takeuchi. 1995.
Alfarado. 2000. Knowledge management
Knowledge creating company: how
dalam sangkala, suatu pengantar
japaness companies create the dynamics
memahami bagaimana organisasi
of innovation. New york: Oxford
mengelola pengetahuan sehingga
University Pres.
menjadi organisasi yang unggul.
Nursalam. 2008. Proses dan dokumentasi
Jakarta: Raja Grafindo.
kepera watan. Ja kar t a: Salemba
Carpenito, L.J. 2000. Rencana asuhan dan
Medika.
dokumentasi keperawatan, Terjemahan.
Nursalam. 2011. Manajemen keperawatan,
Edisi ke-2 Jakarta: EGC.
aplikasi dalam praktik keperawatan
Yang et al. 2009. The knowing organizzation
profesional. Jakarta: Salemba Medika.
how organization use information to
Pot ter & Per r y. 2005. Fundamental
construct meaning, create knowledge
keperawatan, Jakarta: EGC.
and decision making, New York, Oxfort
Sangkala. 2007. Knowledge management,
University Press.
suatu pengantar memahami bagaimana
DepKes RI. 2001. Instrumen evaluasi
mengelola pengetahuan sehingga
penerapan standar asuhan keperawatan
menjadi organisasi yang unggul.
di rumah sakit. Jakarta: Dit.Jen Yan
Jakarta: PT Rajagrafindo.
Medik
Vucovic. 2001. Knowledge management,
Doengos, M.E. 1998. Penerapan proses
support, stanndart and service of
keperawatan & diagnosa keperawatan,
customer, american science and
terjemahan, Edisi ke-2 Jakarta, EGC.
tecnologi asosiation, NewYork.
Gillies, Dee An n. 1996. Manajemen
Vucovic, Oluic. 2009. Aplication knowledge
Keperawatan suatu pendekatan sistem.
management, learning organization.
Philadelphia: Wb Souders Company.
Bandung: Pustaka Unpad,
Kusumapraja. 2009. Keselamatan pasien dan
Tannebaum. 1998. Manajemen keperawatan
manajemen risiko klinis. Rumah Sakit
dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Panti Rapih Jakarta.
Erlangga.

245

You might also like