Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Pendahuluan: pembelajaran holistik membutuhkan perhatian dan potensi mahasiswa yang mencakup aspek intelektual,
emosional, fisik, artistik, kreativitas, dan spiritual. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pra eksperimental. Sampel
pada penelitian ini adalah 30 siswa akademi keperawatan Sidoarjo yang sedang menempuh pendidikan pada semester
2. Sampel diberikan intervensi berupa pembelajaran holistik, dilakukan pretest dan posttest berupa pengukuran kadar
asetilkolin dengan teknik Elisa kuantitatif, serta perilaku caring diukur dengan kuesioner dan observasi. Data dianalisis
dengan menggunakan uji levene, t -test, wilcoxon dan uji korelasi. Hasil: Analisis statistik menunjukkan ada perbedaan
yang signifikan pada tingkat asetilkoline antara sebelum dan setelah intervensi dengan p = 0,015, sedangkan perbedaan
signifikan pada perilaku caring menunjukkan p = 0,001. Hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara kadar asetilkolin dan perilaku caring pasca intervensi (r = 0,003). Diskusi: Dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran holistik dapat meningkatkan kadar asetilkolin dalam darah dan perilaku caring. Dosen dianjurkan untuk
menggunakan model pembelajaran holistik dalam mengajar siswa.
ABSTRACT
Introduction: Holistic learning requires attention and potential of students that covers aspects of intellectual, emotional,
physical, artistic, spiritual, and creativity. Methods: This study used a pre-experimental design. The samples in this
study were 30 students in semester 2 of nursing diploma Sidoarjo. Samples given intervention in the form of holistic
learning, and given a pretest and posttest including measurement of acetylcholine levels by quantitative Elisa technique,
and caring behavior by using questionnaires and observations. Data were analyzed using levenes test, t-test, wilcoxon
test and correlation. Results: Statistical analysis showed that there was significant difference in the level of asetilkoline
before and after the intervention with p = 0.015, whereas significant differences in caring behavior indicates p = 0.001.
The result of correlation test showed that there was significant correlation between the levels of acetylcholine and caring
behavior after intervention (r = 0.003). Disscussion: It was concluded that the holistic learning model can improve the
asetilkoline levels and caring behavior of the students. Lecturers are encouraged to use the model of holistic learning
in teaching students.
246
Model Pembelajaran Holistik Meningkatkan Kadar Asetilkolin (Luluk Widarti, dkk.)
2009 pada beberapa rumah sakit di Jakarta utuh, sehingga apa yang dipelajari dapat
menunjukkan bahwa 14% pasien tidak puas dikontribusikan ke masyarakat luas.
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, Dalam pembelajaran, dosen senantiasa
di mana hal tersebut akan menurunkan mutu dihadapkan ke dalam berbagai masalah,
pelayanan dan menurunkan citra perawat. Studi terutama berkaitan dengan efektivitas dan
pendahuluan yang dilakukan pada Januari efisiensi pembelajaran. Masalah-masalah
2011 pada mata kuliah KMB, hasil penilaian tersebut antara lain: bagaimana meningkatkan
kognitif dikategorikan cukup sebanyak motivasi peserta didik agar mencapai prestasi
21,4%, penilaian psikomotor dikategorikan belajar yang optimal, bagaimana melibatkan
kurang sebanyak 9%, dan penilaian afektif peserta didik agar dapat berpartisipasi secara
dikategorikan kurang baik sebanyak 16%. aktif (baik fisik maupun mental) dalam proses
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pembelajaran, bagaimana memilih metode
peneliti pada 2012 di Prodi Keperawatan pembelajaran yang paling tepat untuk setiap
Sidoarjo, dosen yang menerapkan strategi materi yang diajarkan sesuai dengan standart
pembelajaran konvensional sebanyak 81% dan kompetensi dan mampu membawa perubahan
yang menerapkan model pembelajaran holistik aktualisasi diri dalam diri peserta didik.
sebanyak 19%. Me t o d e p e mb el aja r a n hol i s t i k
Untuk tercipta peserta didik yang diharapkan mampu mengembangkan potensi
berk u alit a s ma k a penelit i mencoba peserta didik sehingga peserta didik mampu
menggunakan model pembelajaran holistik. menghadapi dan memecahkan problema
Pembelajaran holistik adalah pembelajaran kehidupan yang dihadapinya. Metode
yang mencakup penanaman psikologis pembelajaran holistik harus menyentuh
(emosional), sosial dan spiritual (moral). potensi nurani maupun potensi kompetensi
Proses belajar dianggap berhasil jika peserta didik. Dengan demikian pembelajaran
mahasiswa telah mampu mencapai aktualisasi holistik dapat mendidik manusia (mahasiswa)
diri secara optimal, yang ditandai dengan secara utuh, sehingga mampu berperilaku
adanya kesadaran, kejujuran, kebebasan atau caring dan pada akhirnya dapat memberikan
kemandirian, dan kepercayaan. asuhan keperawatan pada pasien stroke secara
Dengan aktualisasi diri yang positif holistik.
pada diri mahasiswa, maka akan terbangun Berdasarkan uraian diatas penelitian
coping style yang positif. Sinyal kognitif ini bertujuan untuk menguji efektivitas model
positif tersebut berjalan ke otak. Emosi positif pembelajaran holistik terhadap perubahan
yang lebih banyak sebagai sinyal positif respon biologis (kadar asetilkolin dalam
diproyeksikan ke hipotalamus. Transmisi darah) dan respon psikologis (perilaku caring)
ini akan mengakibatkan keseimbangan mahasiswa keperawatan semester II dalam
antara sintesis dan sekresi neurotransmiter. memberikan asuhan keperawatan pada pasien
Keseimbangan tersebut akan memperbaiki stroke.
kondisi respons biologis dan psikologis peserta
didik.
BAHAN DAN METODE
Neurotransmiter yang berf ungsi
pengingatan yang dikaitkan dengan belajar Penelitian ini menggunakan rancangan
salah satunya adalah asetilkolin. Terkait pre-experimental designs dengan bentuk one-
dengan keberhasilan model pembelajaran group pretest-posttest design. Penelitian ini
holistik dapat diukur dengan respon biologis dimaksudkan untuk menguji adanya perbedaan
yaitu kadar asetilkolin dalam darah dan peningkatan kadar asetilkolin dan perilaku
respons psikologis dapat diukur dengan prilaku caring mahasiswa dalam memberikan asuhan
caring mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien stroke, sebelum
keperawatan khususnya pada pasien stroke. dan sesudah diberikan model pembelajaran
Dengan demikian pembelajaran holistik holistik.
dapat mendidik manusia (mahasiswa) secara
247
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 246251
248
Model Pembelajaran Holistik Meningkatkan Kadar Asetilkolin (Luluk Widarti, dkk.)
HasilPemeriksaanAchSebelumdanSesudahIntervensi
h
ar HasilPemeriksaanAchSebelumdanSesudahIntervensi
a
d
h ar 100
m
al ad 100
a 80
d m a
h
c la 6080 PRE(pg/m)
A
r d
h
a c 4060
d A PRE(pg/m)
POST(pg/m)
a r
kr a 2040
o d POST(pg/m)
ks ak
r
o 020
ks
01 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Responden Ke
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Gambar 1 Grafik perbedaan kadar Responden Ach dalamKe
darah antara sebelum dan sesudah intervensi model
Gambar pembelajaran holistik.
Gambar 1 Grafik perbedaan kadar Ach dalam darah
1. Grafik perbedaan kadar Ach dalam darah antara
antara sebelum
sebelum dan
dan sesudah intervensi model
sesudah intervensi model
pembelajaran
pembelajaran holistik.
holistik.
HasilevaluasiPerilakucaring SebelumdanSesudahIntervensi
g 440 HasilevaluasiPerilakucaring SebelumdanSesudahIntervensi
in
r 420440
a g
C
u
n
ir 420
ka 400
a
ilr C
u PerilakuCaringPre
380
e ka 400
p
r li PerilakuCaringPost
PerilakuCaringPre
o 360 re 380
ks p PerilakuCaringPost
340 r 360
o
ks
3401 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
1 3 5 7 RESPONDENKE
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
RESPONDENKE
Gambar 2. Grafik perbedaan perilaku caring antara sebelum dan sesudah intervensi model
pembelajaran holistik.
Gambar 2. Grafik perbedaan perilaku caring antara sebelum dan sesudah intervensi model
Gambar 2. Grafik perbedaan
pembelajaran perilaku caring antara sebelum dan sesudah intervensi model
holistik.
PEMBAHASAN pembelajaran holistik. positif tersebut berjalan ke otak melalui jalur
Pada penelitian ini hasil uji beda kadar sistem sensoris, sesudah mencapai talamus,
PEMBAHASAN positif tersebut berjalan ke otak melalui jalur
Ach dalam darah mempunyai perbedaan yang sinyal diteruskan ke korteks sensoris,
Pada penelitian ini hasil uji beda kadar sistem sensoris, sesudah mencapai talamus,
bermakna antara sebelum dan sesudah selanjutnya diproyeksikan ke amigdala (bagian
Ach dalam
koefisien darah mempunyai
korelasi sebesar perbedaan
0,518, sehinggayang sinyal diteruskan ke korteks sensoris,
dilakukan pembelajaran model holistik. Hal ini baik
dari dalamlimbik).
sistem aspek intelektual,
Emosi positif emosional,
yang lebihfisik,
bermakna antara sebelum dan sesudah selanjutnya diproyeksikan ke amigdala (bagian
dapat
didugadisimpulkan
pada peserta bahwa kadarmendapatkan
didik yang Ach dalam banyak sebagai
artistik, sinyal
kreatif dan positif diproyeksikan
spiritual terpenuhi. ke
Dalam
dilakukan pembelajaran model holistik. Hal ini dari sistem limbik). Emosi positif yang lebih
pembelajaran
darah holistikpositif
berkorelasi kebutuhan danperilaku
potensi hipotalamus. Transmisi peraninidan otoritas
akan
diduga pada peserta didik dengan
yang mendapatkan pembelajaran
banyak sebagai holistik,
sinyal positif diproyeksikan ke
baik dalam
caring. aspek intelektual,
Denganholistik
demikian emosional,
dapat dan fisik,
diartikan mengakibatkan keseimbangan antara sintesis
pembelajaran kebutuhan
artistik, kreatif dan spiritual terpenuhi. Dalam
potensi guru/dosen
hipotalamus.untuk Transmisi
memimpin daninimengontrol
dan sekresi neurotransmiter. Keseimbangan
akan
bahwa
baik dengan
dalam aspekpeningkatan kadar
intelektual,
pembelajaran holistik, peran dan otoritas
Ach
emosional,dalam
fisik, mengakibatkan
kegiatanakan
tersebut
keseimbangan
pembelajaran
memperbaiki
antara
hanyakondisi sintesis
sedikit respon
dan guru
artistik,
darah diikutikreatif
pula dan spiritual terpenuhi.
peningkatan perilaku Dalam
caring dan banyak
lebih sekresi berperan
neurotransmiter.
sebagai Keseimbangan
sahabat, mentor
guru/dosen untuk memimpin dan mengotrol biologis, yaitu berupa peningkatan kadar Ach
pembelajaran holistik, peran dan otoritas
mahasiswa. tersebut akan memperbaiki kondisi respon
kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru dalam darah. Pentingnya
dan fasilitator. rangkaian
Forbes (1996) Ach bagi
mengibaratkan
guru/dosen untuk memimpin dan mengotrol biologis, yaitu berupa peningkatan kadar Ach
lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor fungsi
peran otak karena Ach seorang
merupakantemanrangkaian
kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan guru dalam darah. Pentingnya rangkaian Achdalam
guru seperti bagi
dan fasilitator. Forbes (1996) mengibaratkan neurokimia
perjalanan yang
yangbertugas
telah mengirimkan
berpengalaman signaldan
lebih
PEMBAHASANbanyak berperan sebagai sahabat, mentor fungsi otak karena Ach merupakan rangkaian
peran guru seperti seorang teman dalam ke seluruh sistem syaraf, berperan dalam
dan fasilitator. Forbes (1996) mengibaratkan
perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
neurokimia yang bertugas mengirimkan signal
menyediakan asupan bagi netron dan reseptor
peranPada guru seperti iniseorang
penelitian hasil ujiteman
beda dalam
kadar ke seluruh
Dengan sistem syaraf, diri
aktualisasi berperan dalam
yang positif
menyenangkan. otak.
perjalanan
Ach dalam yang
darah telah berpengalaman
mempunyai perbedaan dan menyediakan
pada diri asupan
mahasiswa, bagi netron dan reseptor
Dengan aktualisasi diri yang positif Peserta didik makajuga akan terbangun
mengalami
menyenangkan.
yang bermakna antara sebelum dan sesudah otak.
pada diri mahasiswa, maka akan terbangun perubahan
coping stylesikap terutama
yang positif,mengenai nilai-nilai
Dengan aktualisasi diri yang positif Peserta didik sinyal
juga kognitif positif
mengalami
dilakukan
coping style yang positif,
pembelajaran model sinyal kognitif
holistik. Hal ini humanistik
tersebut meliputi
berjalan ke empati,
otak melalui kesabaran,
jalur sistem
pada diri mahasiswa, maka akan terbangun perubahan sikap terutama mengenai nilai-nilai
diduga
copingpada peserta
style yangdidik yang sinyal
positif, mendapatkan
kognitif sensoris,
humanistiksesudah mencapai
meliputi empati,talamus, sinyal
kesabaran,
pembelajaran holistik kebutuhan dan potensi
diteruskan ke korteks sensoris, selanjutnya
249
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 Oktober 2014: 246251
250
Model Pembelajaran Holistik Meningkatkan Kadar Asetilkolin (Luluk Widarti, dkk.)
harus dapat melewati celah sinaptik. Kancing- holistic sebagai model terapi yang dapat
kancing terminal di setiap akson mengandung menstimulasi neurotrasmeter atensi, emosi,
gelembung-gelembung sinaptik kecil, struktur daya ingat, dan perilaku.
kecil yang berisi neurotransmiter, zat kimia
yang memungkinkan suatu implus saraf
KEPUSTAKAAN
melewati sinaps. Ketidakteraturan dalam kerja
sistem neurontrasnmiter di otak berkaitan erat Abdurahman, M., & S. A. Muhdin. (2007).
dengan pola-pola perilaku abnormal. Analisis korelasi, regresi, dan jalur
Neuront ransmiter f ungsi pelak u dalam penelitian. Bandung: CV Pustaka
Asetilkolin (Ach) mengendalikan kontraksi otot Setia.
dan pembentukan ingatan. Seseorang dengan Ader, R., D. L. Felten, N. Cohen, S. Y. Felten,
kadar Ach yang rendah akan mengalami & S. L. Carlson. 1991. Central neural
circuits involved in neural-immune
gangguan kontraksi otot dan proses-proses
interactions. Neurochemical links
mental yang meliputi belajar, ingatan, atensi,
between the nervous and immune
emosi, gangguan mood dan perilaku. Proses
system. In. (Ader R, Felten DL, Cohen
biokimia dalam tubuh tersebut merupakan N, eds). Psychoneuroimmunology. San
penjelasan adanya korelasi positif antara kadar Diego: Academic Press Inc. Pp. 3-25.
Ach dengan perilaku caring mahasiswa dalam Biondi, M. 2001. Effects of stres on immune
penelitian ini. fuctions: an overview. 3rd. Ed. Edited
by Rader R, Felten DL, Cohen N. In
Psychoneuroimmunology. Volume II,
SIMPULAN
Pp 189-266.
Ditemukan kadar asetilkolin serta Chesnokova, V., & S. Melmed. 2002.
perilaku caring lebih rendah sebelum Minireview: neuro-immuno-endocrine
perlakuan dibanding sesudah perlakuan modulation of hypothalamic-pituitary-
respons psikologis (perilaku caring) meningkat adrenal (hpa) axis by gp130 signaling
pada mahasiswa yang telah mendapat model lolecules. Endocrinology. Pp. 1571-
pembelajaran holistik. 1574.
Dossey & Dossey. 1998. Holistic nursing: A
handbook for practice. (5th ed).
SARAN Hawari, D. 2008. Managemen stres, cemas
dan depresi. Jakarta: Balai Penerbit
Model pembelajaran holistik di-
FKUI Jakarta.
rekomendasikan untuk dapat digunakan pada Kuntoro. 1998. Metodologi penelitian.
berbagai tingkat pendidikan dalam memenuhi Surabaya: Fakultas Pascasarjana
kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta Unair.
didik. Untuk itu diperlukan dukungan pembuat Kuntoro. 2008. Metode sampling dan
kebijakan di bidang pendidikan terutama penentuan besar sampel. Surabaya:
dalam hal pembuatan SOP pembelajaran Pustaka Melati.
tersebut. Selain itu perlu dilakukan penelitian Lazarus, R. S. 1993. From psychological stress
lebih lanjut mengenai pengaruh model to emotion. Annu Rev Psychol. Pp. 1-
pembelajaran holistik terhadap kadar dopamin 21.
untuk memperjelas peran model pembelajaran
251