You are on page 1of 5

Didusun Oleh:

AGUSTIN PRICILIA D.
XII IPS 4
29

SMA NEGERI 1 MOJOSARI


TAHUN AJARAN 2007/2008
Jl. Pemuda No. 55 Tlpn. (0321) 591457
Mojosari-Mojokerto
PAK GURUKU GANTENG

Sus, ajarin aku bahasa Inggris ya! Malu, kalau aku masih lemot, Butet memohon
kepada Susi setelah jam pelajaran selesai.

Butet garuk-garuk kepalanya yang gatal, tampaknya sudah seminggu dia nggak
keramas. Anak ini kalau dilihat-lihat manis juga, tapi slebornya itu yang nggak
ketulungan. Cara berpakaiannya jarang terlihat rapi, rambutnya disisir asal, dan
wajahnya tak pernah diberi bedak. Cara jalannya serampangan, tabrak sana-tabrak
sini seperti tak ada orang lain saja. Yang tak kalah spektakuler malasnya itu.
Jangankan belajar, ada niat ke sekolah saja sudah membuat orangtuanya bangga.
Ah, Buteeet Butet.
Sakit kepalaku, Sus, Butet berbisik ke telinga Susi, teman sebangkunya.
Kenapa Tet? Putus urat sarafmu, ya? tanya Susi.
Belum, kayaknya bentar lagi. Aduh, hari ini pelajaran bahasa Inggris ya? Aku nggak
masuk aja ah! Tolong bilangin sama ketua kelas kita, aku sakit perut. Ok, Sus, aku
cabut dulu ya? Butet buru-buru mengambil tasnya, namun ketika Butet berhasil
mencapai pintu kelas, tiba-tiba langkahnya dihentikan.

Mau ke mana anak manis? sebuah suara berat yang belum pernah didengarnya
mencegah kepergiannya.
Eh, anu... kembali Butet menggaruk-garuk kepalanya. Kepalanya tertunduk dalam-
dalam. Anu, mau ke WC, akhirnya Butet berhasil mengarang satu kebohongan.
Ke WC atau mau kabur dari kelas?
Eh anu dua-duanya, Butet tersenyum pasrah. Kepalanya masih tertunduk.
Biarin ah dihukum, mau gimana lagi? kali ini Butet benar-benar pasrah. Dia harus
rela kalau hari ini namanya akan tercatat di buku hitam BP.
Ayo masuk! Ngapain jam pelajaran kayak gini keluar? Si suara berat itu menyuruh
Butet agar kembali ke kelas.
Oh, apakah aku mimpi? Butet mencubit tangannya. Biasanya, setiap siswa yang
ketangkap basah kabur pada jam pelajaran sekolah akan dihukum seberat-beratnya.
Hukuman yang paling ringan sih bersihin seluruh WC di sekolah yang baunya minta
ampun itu. Tapi kini? Wah, aku lagi beruntung, Butet kegirangan.
Lain kali jangan kabur ya?
Butet melirik ke arah si empunya suara. Ya ampun! teriaknya dalam hati. Cakep
banget, siapakah gerangan dia? Butet bertanya-tanya dalam hati.
Ayo duduk! si ganteng itu mempersilakan Butet kembali ke kursinya.
Sus, aku gak jadi cabut, pengen belajar aja. Susi yang sudah tahu kebiasaan buruk
Butet cuma senyum simpul. Paling-paling Butet cuma mengantuk di dalam kelas.
Apalagi hari ini jam pelajaran bahasa Inggris, mata pelajaran yang paling
menakutkan bagi Butet. Maklum tuh anak emang alergi dengan pelajaran yang satu
ini.
Perkenalkan nama saya Michael. Saya guru baru menggantikan Pak Wahyudi yang
sudah pensiun. Saya akan mengajar bahasa Inggris. Oh ternyata si cakep yang
menghentikan langkah Butet itu adalah guru bahasa Inggrisnya yang baru.
Semua anak-anak cewek di kelas XI IPA1 itu pada kegirangan dan senang melihat
bapak guru baru yang cakep itu. Sementara anak-anak cowok pada keki, habis
mereka kalah ganteng dibandingkan Pak Michael.
Wah, cakepnya. Sandra, cewek paling centil di sekolah malah teriak paling
kenceng.

Cakepan mana sama gue? Robin melirik ke arah Sandra.


Cakepan loe dikit sih, tapi banyakan Pak Michael! Sandra membalas pertanyaan
Robin sambil memonyongkan bibirnya.
Huuu langsung saja anak-anak lain pada heboh.
Sudah, sudah! Tenang. Ini sekolahan, bukan pasar, Pak Michael berusaha
menenangkan anak-anak XI IPA1 itu yang memang terkenal sebagai kelas biang
ribut. Lalu beliau memulai pelajarannya. Suasana kelas langsung hening walau
masih ada bisik-bisik kagum ke arah Pak Michael.
Di kursinya, Butet manggut-manggut kayak ayam mendengar penjelasan Pak
Michael. Entah dia mengerti atau cuma manggut doang. Tumben, hari ini Butet
enggak ngantuk seperti biasanya.
Wah, wajah Pak Michael betul-betul sejuk, Butet berbisik ke arah Susi.
Emang dia air? tanya Susi lagi.
Udah ah, kamu memang enggak pernah bisa membedakan cowok ganteng, Butet
kembali memperhatikan Pak Michael sambil berkali-kali manggut-manggut. Persis
kayak wayang golek kalau Butet memasang tampang serius kayak gitu.
Susi cuma bisa bengong kayak kambing ompong melihat Butet. Menurut Susi, cowok
ganteng itu cuma Tukul. Habis, bibir Tukul Arwana itu seksi banget, sampe-sampe
ring back tone-nya pun harus lagu presenter Empat Mata itu, pokoknya Tukul is the
best.
Kembali Susi melihat ke arah Butet. Butet masih serius memerhatikan Pak Michael.
Hari ini, Butet nafsu banget belajar bahasa Inggris.
Sus, ajarin aku bahasa Inggris ya! Malu, kalau aku masih lemot, Butet memohon
kepada Susi setelah jam pelajaran selesai.
Belajar bahasa Inggris? Gak salah nih, Tet? Susi heran mendengar permohonan
Butet.
Pliss!! Butet memasang tampang memelas.
Jangan pasang tampang kayak gitu lah, Tet! Gue jadi takut ngelihatnya.
Pokoknya aku harus bisa bahasa Inggris. Malu kalau gak bisa, Butet mencoba
meyakinkan Susi.
Sejak kapan loe punya malu?
Aku mau buat surat cinta untuk Pak Michael. Tengsin dong kalau harus pake bahasa
Indonesia. Biar keren pake bahasa Inggris gitu,
Ha? Loe naksir Pak Michael ya? Susi tertawa ketika mendengar pernyataan Butet.
Kenapa? Butet melotot.

Susi masih bengong di ruang tamu. Butet naksir Pak Michael?


Wah, gawat nih, jerit hati Susi.
Halo calon adik iparku, Sesosok wajah sudah nongol dengan manisnya di ruang
tamu.
Halo, Susi enggak nafsu menjawab sapa ramah calon kakak iparnya.
Kok jutek kayak gitu? Nggak mau dikunjungi calon kakak ipar ya? suara itu malah
menggoda Susi.
Uh! Susi sebal dengan wajah ganteng di depannya.
Hai Michael, baru datang ya? Sapa Kak Armi yang baru keluar dari kamar.
Yoi, aku bingung ngelihat calon adik iparku ini. Biasanya dia paling semangat
menyambut kedatanganku. Padahal hari ini aku bawa duren kesukaannya, calon
kakak ipar Susi itu menyodorkan lima buah duren yang tampak wangi
menggairahkan. Susi melirik sekilas ke arah buah duren yang gede-gede itu.
Alamak enaknya! Tapi, hari ini dia lagi gondok lihat calon kakak iparnya itu. Lagi
nggak nafsu sama duren.
Gimana hari pertama ngajar di sekolah Susi? Asyik gak? Kak Armi duduk di
sebelah Michael.
Asyik banget. Teman-teman sekelas Susi pada heboh, Michael melirik ke arah Susi.
Pasti banyak yang naksir kamu ya? Habis, bapak gurunya ganteng sih, Kak Armi
bertanya dengan nada yang manja.
Tanya aja sama Susi, Michael tersenyum kepada Susi.
Tau ah! jawab Susi sambil berlalu dari hadapan Kak Armi dan Michael. Mereka pun
bengong.
Di dalam kamar, Susi cuma bisa bengong. Dia pusing mikirin Butet. Gimana nih?
Butet adalah sahabatnya, sedangkan Pak Michael adalah calon kakak iparnya. Butet
jatuh cinta sama Pak Michael. Gimana ngejelasinnya sama Butet? Kalau Butet
ngamuk, bisa gawat. Butet kan jago karate.
Pusing!! teriak Susi kencang, persis seperti teriakan Tarzan yang kehilangan
celana.

Di sekolah, Butet terlihat ceria. Maklum, cewek tomboy yang satu ini lagi jatuh cinta.
Persis kata orang-orang, cinta memang gila, mampu membuat seorang Butet
menyadari bahwa dia adalah wanita. Pokoknya love is blind.
Good Morning, Sus tumben pagi ini Butet mencoba berbahasa inggris.
Morning, jawab Susi sambil tersenyum, habis cara pengucapan Inggris Butet jauh
dari sempurna.
Tadi malam aku nggak tidur, Sus. Begadang semalam suntuk.
Kenapa? Loe habis nonton bola? tanya Susi.
Nggak. Aku belajar habis-habisan. Aku sudah bisa bilang I Love You, Butet
mempromosikan kepandaiannya.
Semua orang juga bisa bilang itu! Jawaban Susi ini membuat Butet cemberut.
Lo tau nggak, kenapa orang Inggris dan Amerika itu pintar-pintar? tanya Susi
kepada Butet.
Nggak, jawab Butet pendek.
Karena di Inggris dan Amerika, anak-anak umur 5 tahun aja udah lancar berbahasa
Inggris, Susi menjawab dengan kalem.
Sialan.
Gue mau ngomong nih, Tet, Susi berhenti sebentar sebelum memulai
pembicaraan.

Ada apa, Sus? Kok kayaknya serius,


Janji ya, lo nggak bakalan marah kalau gue ngomong kayak gini, Susi
menggenggam tangan Butet.
He-eh, angguk Butet.
Loe jangan ngarepin Pak Michael lagi ya!
Ha? Why? tanya Butet heran. Aduh why?
Pak Michael udah ada yang punya.
Kok kamu tahu?
Dia tunangan Kak Armi, bulan depan mereka akan menikah. Akhirnya plong sudah
hati Susi karena berhasil berterus terang kepada Butet. Aduh Butet pasti marah!
Butet pasti marah!
Hik hik hik. Butet malah menangis. Loh, loh!? Susi jadi panik melihat
sahabatnya menangis. Makin lama, makin serius tangisnya. Kok jadi gini sih? Kok dia
nggak marah? Kok nangis?
Cup cup Jangan nangis dong, Tet! Masih banyak cowok lain di dunia ini. Togar
aja masih mau kok sama kamu. Dia kan naksir kamu dari dulu. Tangis Butet nggak
mau mereda juga.
Tet, diam dong, malu dilihat orang, Susi kalang kabut menghadapi Butet.
Huuu huuu kakiku kau pijak, sakit tau!.

You might also like