You are on page 1of 4

Sejarah Ringkas Bunga

Menurut pakar sejarah ekonomi, kegiatan bisnis dengan sistem bunga telah ada sejak
tahun 2500 sebelum Masehi, baik Yunani kuno, Romawi kuno, dan Mesir Kuno.
Demikian juga pada tahun 2000 sebelum Masehi, di Mesopotamia (wilayah Iraq
sekarang ) telah berkembang sistem bunga. Sementara itu, 500 Tahun sebelum Masehi
Temple Of Babillion mengenakan sistem bunga sebesar 20 % setahun.
Sejarah mencatat, bangsa Yunani kuno yang mempunyai peradaban tinggi, melarang
keras peminjaman uang dengan bunga. Aristoteles dalam karyanya Politics telah
mengecam sistem bunga yang berkembang pada masa Yunani kuno. Dengan
mengandalkan pemikiran rasional filosofis, tanpa bimbingan wahyu, ia menilai bahwa
bunga merupkan sistem yang tidak adil. Menurutnya, uang bukan seperti ayam yang
bisa bertelur. Sekeping mata uang tidak bisa beranak kepingan mata uang lainnya.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa meminjamkan uang dengan bunga adalah sesuatu
yang rendah derajatnya. Sementara itu, Plato dalam bukunya Laws, juga mengutuk
bunga dan memandangnya sebagai praktek yang zholim. Dua filosofi Yunani yang
paling terkemuka itu dipandang cukup representatif untuk mewakili pandangan filosofi
Yunani tentang bunga.
Selanjutnya, pada tahap- tahap awal, kerajaan Romawi Kuno, juga melarang keras
setiap pungutan atas bunga dan pada perkembangan berikutnya mereka membatasi
besarnya suku bunga melalui undang undang. Kerajaan romawi adalah negara
pertama yang menerapkan peraturan tentang bunga untuk melindungi para konsumen.
Kebiasaan bunga juga brkembang di tanah arab sebelum Nabi Muhammad menjadi
Rasul. Catatan sejarah menunjukan bahwa bangsa Arab cukup maju dalam
perdagangan. Hal ini digambarkan dalam Al- quran dalam surat al quraisy dan buku
buku sejarah dunia. Bahkan kotaMekkah saat itu pernah menjadi kota dagang
internasional yang dilalui tiga jalur jalur perdagangan dunia, Eropa dan Afrika, India,
dan China, serta Syam dan Yaman.
Suatu hal yang tak bisa di bantah, bahwa dalam rangka menunjang arus perdagangan
yang begitu pesat, mereka membutuhkan fasilitas pembiayaan yang memadai guna
menunjang kegiatan produksi. Peminjaman modal untuk perdagangan dilakukan
dengan sistem bunga. Tegasnya, pinjaman uang pada saat itu, bukan semata untuk
konsumsi, tetapi juga untuk usaha usaha produktif. Sistem bunga inilah selanjutnya
yang dilarang Al- Quran secara bertahap.
Sementara itu, tradisi bunga terus berkembang di Eropa dan menjadi sistem ekonomi
kapitalis. Raja Inggris, Hendri VIII, pada tahun 1545 M, mengatakan bahwa riba tidak
dibenarkan, sedangkan bunga dibolehkan asal tidak berlebihan. Gaung Raja Hendri
VIII itu sampai ke Belanda. Ketika Belanda menjajah Indonesia,mereka menyebar
luaskan pandangan Hendri VIII, sehingga ada orang Indonesia yang melarang dan
mempraktekkan bunga. Mereka membedakan bunga dan riba. Padahal bunga
dan ribasama saja. Ayat Al-Quran surah Ali Imran ayat 30 yang melarang riba yang
berlipat ganda, belum selesai (tuntas). Sebab setelah itu, turun ayat lagi tentang riba
yang mengharamkan segala bentuk riba, baik riba yang berlipat ganda maupun yang
ringan bunganya (Q.S. 2 : 275 : 279).

saya akan mencoba memberikan contoh riba real yang biasa terjadi pada kehidupan
sehari hari.

a). Misalnya seperti ini, budi ingin meminjam uang kepada hendri. Hen, minjam duit
Rp 100 ribu dong, lalu Hendri menjawab boleh, ASALKAN dengan syarat kamu mau
mijitin aku sejam. Nah, hal seperti ini termasuk riba. Jadi, selain Budi harus bayar
kewajibannya Rp 100 rb, Budi juga dikenakan tambahan yaitu memijit Hendri selama
satu jam, dengan tambahan syarat sebuah pijitan saja HARAM apalagi tambahan
uang.

b). Bunga bank konvensional, ketika meminjam uang ke bank kovensional maka
peminjam akan dikenakan bunga untuk pembayaran secara angsuran selanjutnya.
(Berbeda dengan bank syariah yang menggunakan akad murabahah atau
pembiayaan, di lain waktu mungkin akan saya tulis)

c). Berikut gambaran mudahnya:


Asal-Usul Bunga

Sebelum orang mengenal uang, mereka selalu menggunakan sistem barter. Sistem ini
memang cukup efektif dan berperan penting di dalam kehidupan masyarakat. Barang
yang ditukar dapat diganti dengan barang yang diinginkan. Setelah sekian lama,
muncul masalah baru dari sistem barter yaitu orang yang ingin membeli barang
tertentu tidak bisa ditukar dengan barang miliknya. Menukar 15 ekor ayam memang
bisa ditukar dengan 1 gerobak. bagaimana jika kita ingin menukar 4 ekor ayam?
Apakah akan ditukar dengan seperempat gerobak? hal itu tidak mungkin.

Masalah tersebut mulai difikirkan oleh salah seseorang yang kelak akan mengubah
sistem barter menjadi sistem kurs uang yang terjadi seperti sekarang ini. Sebut saja
Tuan X. Tuan X adalah seorang pengrajin emas yang mana mereka senantiasa
melakukan penambangan emas sebagai penghasilan utama.

Melihat kejadian yang dilakukan penduduk dari sistem barter, akhirnya Tuan X
memiliki rencana untuk membuat kebijakan baru. Seluruh lapisan masyarakat diberi
undangan untuk hadir dilapangan besar. Para menteri, pejabat pemerintahan, hingga
rakyat jelata datang menghadiri udangan Tuan X yang akan memberikan arahan
mengenai sistem kurs uang ini.

Sistem barter telah memberikan kelemahan dalam model transaksi saat ini. Anda
semua yang hadir mengetahui betapa sulitnya menukarkan benda kecil dengan benda
yang terlalu besar sehingga harus menunggu waktu mengumpulkan benda-benda
tersebut supaya nilainya sama. Saya punya sistem baru yang akan merubah tukar-
menukar benda menjadi lebih efektif yang disebut alat tukar Emas. Tuan X
melanjutkan, Semua orang tahu, Emas sulit di dapat, dan keberadaan pada alam
tidak berlimpah yang menjadikan nilai emas selalu naik.

Pada akhirnya orang-orang setuju alat tukar diganti menggunakan emas. Semua orang
bangga dan senang sekali dengan adanya alat tukar emas ini, orang-orang dapat
membeli dan menjual apapun tanpa terpatok dari ukuran dan barang yang ingin
ditukarkan. Tuan X berkata Uang Emas ini akan dibuat unik dan berbeda yang tidak
bisa dijiplak atau ditiru oleh orang lain, sehingga hanya uang emas inilah yang benar-
benar dapat dimanfaatkan untuk ditukarkan dengan barang. Setiap uang yang saya
pinjamkan harus dikembalikan pada tahun depan beserta tambahan 5% sebagai hasil
jerih payah saya dalam pembuatan uang tersebut.

Seluruh rakyat setuju dan mengiyakan Tuan X. Segeralah saat itu setiap orang
mendapatkan pinjaman uang dari Tuan X dan digunakan dalam jual beli barang
dagangan. Awalnya mereka suka sekali bisa membeli apapun dan bisa mendapatkan
barang yang diinginkannya. Namun setelah satu tahun berlalu kini harus
mengembalikan pinjaman beserta tambahan 5%nya.

Mereka yang memiliki lebih dapat mengembalikan secara penuh beserta


tambahannya. Sedangkan mereka yang tidak memiliki banyak uang emas akhirnya
tidak kuat bayar. Masyarakat yang tidak banyak uang mulai merasakan pahitnya
berhutang. Jaminan mulai disita oleh Tuan X, rumah dan aset-aset lainnya mulailah
diambil alih.

KesimpulanSistem barter memiliki banyak kelemahan dimana barang yang harus


ditukarkan memiliki nilai yang sama dengan barang yang dipertukarkan. Kelemahan
tersebut bisa diatasi dengan nilai kurs uang. Namun ternyata alat tukar ini
disalahgunakan dengan memakai bunga. Sistem bunga dengan cara mengembalikan
pinjaman beserta tambahannya merupakan langkah yang menguntungkan pihak
pembuat uang dan merugikan pihak peminjam.

You might also like