Professional Documents
Culture Documents
PEMBANGUNAN SARANA
DAN PRASARANA INSTANSI
PEMERINTAH JALAN
PERTANIAN BENGKALIS
Konsultan Perencana :
BAB I
PERSYARATAN UMUM
I.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, kontraktor
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan di dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan/atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini, kontraktor
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
I.2. LINGKUP PEKERJAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat kerja
maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung, sehingga seluruh pekerjaan
dapat selesai dengan baik.
I.3. SARANA KERJA
Kontraktor wajib memasukkan jadwal kerja.
Kontraktor juga wajib memasukan identifikasi dari tepat kerja, nama, jabatan dan keahlian
masing-masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi perlatan yang digunakan
dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/material di tapak yang aman dari
segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain. Semua
sarana yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.
Dan Konsultan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan setelah berunding terlebih dahulu dengan Pengawas.
4. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan/atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum pada gambar pelaksanaan tanpa koordinasi dahulu dengan Konstultan
Pengawas. Bila hal tersebut terjadi segala akibat yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
5. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan,
segala gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas dan Direksi setiap saat
sampai dengan serah terima pertama. Setelah serah terima pertama, dokumen-
dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas.
mencatumkan tanda Telah diperiksa tanpa perubahan atau telah diperiksa dengan
Perubahan atau ditolak.
Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada Kotnraktor untuk dibagikan atau diperlihat kepada
Subkontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
10. Contoh-contoh yang disebutkan dalam sepsifikasi teknis harus dikirmkan kepada
Konsultan Pengawas.
11. Biaya pengiriman gambar pelaksanaan, contoh, dan katalog kepada Konsultan
Pengawas menjadi tanggung jawab Kontraktor.
I.8. CONTOH-CONTOH
Contoh-contoh material yang dikehendaki Pemberi Tugas atau Wakilnya harus segera
disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara
sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas atau wakilnya
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bhan atau cara pengerjaan yang dipakai
tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
I.9. SUBSTITUSI
1. Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peraltan, perkakas, aksesori yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis atau
dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pemesanan.
2. Produk yang tidak disebutkan nama pabrikanya :
Material, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam spesifikasi teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis
nama Negara dari pabrik yang memproduksinya, katalog dan selanjutnya menguraikan
data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang digunakan adalah
sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan
dari Pemilik/Pengawas.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
II.
II.1.PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
3. Segala macam sampah-sampah dan barang bongkaran harus dikeluarkan dari tapak
proyek dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar proyek meskipun untuk
sementara.
II.2.PENGUKURAN KEMBALI
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengani peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat yang telah ditera
kebenarannya.
2. Ketidakcocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan harus
segera dilaporkan pada Pengawas.
3. Penentuan ketinggian titik dan sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodollith yang ketapatannya dipertanggungjawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan waterpass/theodollith beserta petugas yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Pengawas selala pelaksanaan proyek.
5. Penggunaan sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Phytagoras hanya
dipergunakan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui Pengawas.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Kontraktor.
BAB III
PEKERJAAN BETON
III.
III.1. UMUM
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
dalam :
1. Surat Keputusan Standar Nasional Indonesia SK-SNI-T-91
2. Peraturan Umum tentang Bahan Bangunan Indonesia 1983 Standar Industri Indonesia.
3. Peraturan ACI
Pemborong harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketepatannya dan kesesuaian yang
tinggi menurut RKS, gambar kerja dan instruksi-instruksi oleh Konsultan.
Dalam segala hal Konsultan berhak untuk memeriksa pekerjaan Pemborong.
Sehari sebelum pengecoran, pembesian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan.
Dengan pemeriksaan oleh Konsultan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawabnya.
Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) dan gambar-gambar rencana harus dibongkar dan diganti
atas biaya dari Kontraktor.
Sebelum Kontraktor memulai pekerjaan beton, maka Kontraktor harus membuat soft
drawing pembersian, detail-detail yang berhubungan dengan gambar-gambar Arsitek, ME yang
disetujui Konsultan.Shaft dan Sparing ME harus dilihat dan dicocokkan dengan gambar ME.
III.2. SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah Portland Semen Jenis I dan harus memenuhi syarat-
syarat NI-8 dan SNI 0013-81 dan digunakan satu merk saja.Penggantian merek semen hanya
dapat dilakukan dengan persetujuan Konsultan.
Semen harus disimpan dalam gudang yang baik, untuk mencegah terjadinya kerusakan-
kerusakan, semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran, kena air atau
lembab, ditolak untuk digunakan, dan harus dikeluarkan segera dari proyek atas biaya
Kontraktor.
III.3. AGREGAT
Agregat harus sesuai dengan syarat-syarat SK-SNI-T-91. Agregat kasar harus berupa koral
atau crushed stones yang mempunyai susunan gradasi yang baik, padat (tidak porous) dan
cukup syarat kekerasannya (SII 0052-80).
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat
kering).
1. Besar maksimum butir agregat kasar tidak boleh lebih dari 3.0 cm dan tidak dari
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
2. Agregat kasar dan halus diangkat dan disimpan terpisah dan harus dicegah terjadinya
segregasi dari berbagai ukuran partikel.
Stok Piles harus dibentuk diatas spalaform dari beton kurus, kayu keras yang disetujui
dan agregat harus dijaga terhadap kebersihan dan bebas terhadap material-material
lain.
Kapasitas tempat harus disiapkan pada tempat sumbernya, atau pada site untuk
menjamin tersediannya kedua macam agregat tersebut dengan kwalitas dan grading
yang telah disetujui untuk menjamin kontiunitas pekerjaan.
III.4. AIR
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti syarat SK-SNI-T-91.Sebaiknya
digunakan air bersih yang dapat dipergunakan untuk pengecoran beton sesuai dengan
rekomendasi labarotarium.
Sumber air yang akan digunakan harus disetujui Pengawas terlebih dahulu dan harus di tes,
tidak mengandung asam alkali, minyak zat organis yang bisa merusak beton dan tulangan (ph
7-8).
III.12. PERAWATAN
1. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang
disebabkan oleh alat-alat.
Dua jam setelah pengecoran beton, semua beton harus selalu dalam keadaan basah,
paling sedikit 14 hari dengan cara dibasahi dengan air terus-menerus, direndam dengan
air.
2. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat. Air yang
dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali bebas dari unsur-unsur
kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna pada beton.
3. Sangat dilarang mempergunakan lantai yang masih muda umurnya untuk tempat
penimbunan/lalu lintas alat berat.
2. Suhu Beton
Suhu beton harus diukur pada titik pengecoran, bila thermometer menunjukkan suhu
beton pada 300 C, perlu mulai dilakukan persiapan untuk menghentikan kegiatan
pembetonan daan pembetonan harus dihentikan bila suhu beton mencapai 32 0C atau
digunakan campuran air es. Bila cuaca terlalu panas > 32 0C, maka harus dilakukan
perlindungan dengan tenda-tenda plastic pada waktu pengecoran.
3. Musim Hujan
Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan dan beton yang baru dicor harus
segera dilindungi dari curahan hujan.Penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi
terhadap pengikisan aliran air hujan (terutama pada balok kolom dan dinding).Sebelum
pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang kena hujan/aliran air harus
diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton-beton yang
tercampur.Pengecoran selajutnya harus mendapatkan izin Konsultan lebih
dahulu.Kontraktor harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
6. Sebelum baja tulangan dipasang, baja harus bebas dari kulit besi, karat, lemak, kotoran
serta bahan-bahan lain yang dapta mengurangi daya lekat. Pembesian harus diperiksa
lagi dan dibersihkan jika terjadi kelambatan dalam pengecoran. Sambungan batang
tulangan dengan menggunakan las tidak diizinkan.
7. Pelapisan. Sebelum pemasangan besi beton bertulang, bekisting yang dipergunakan
untuk beton yang tidak perlu diplester lagi (expose concrete) harus dilapisi dengan
minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton.
8. Khusus untuk bekisiting kolom, maka pada tepi bawah kolom pada 2 sisi harus
dibuatkan pembukaan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang terdapat pada dasar
kolom. Pembukaan ini boleh ditutup setelah dasar kolom diperiksa kebersihannya dan
disetujui oleh Konsultan. Hal yang sama harus dikerjakan pada balok-balok yang tinggi
atau pada dinding beton.
9. Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau pembebanan yang
melebihi beban rencana dengan adanya pembongkaran bekisting pada beton.
Pertanggungjawaban ats keselamatan pada pembongakaran menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
10. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting. Waktu minimum dari saat selesainya
pengecoran beton sampai dengan pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur
harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desar
minimum seperti terncantum pada daftar sebagai berikut :
No. Bagian-bagian Struktur Waktu Minimum Pembongkaran
Bekisting (hari)
1. Sisi Balok dinding dan Kolom 3
yang tidak dibebani
2. Penyangga pelat lantai 21
3. Penyangga Balok 21
BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
UMUM
1.1.Standard dan Peraturan
Semua bahan, peralatan dan penyelenggaraan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
penyedia harus sepenuhnya mengikuti RKS ini dan, kecuali bilamana disebutkan lain, harus
mentaati semua Standar Nasional Indonesia dan peraturan standar lain yang dikeluarkan
oleh Badan Nasional atau setempat yang berwenang, seperti :
1.2. Setiap bahan peralatan dan/atau penyelenggaraan pekerjaan yang belum disyaratkan di
dalam stardar atau peraturan diatas, harus dilaksanakan sesuai dengan standar yang
berlaku di negara asalnya.
1.3. Kecuali bimana disebutkan lain, setiap merk yang disebutkan dalam RKS ini harus
dianggap sebagai suatu usaha untuk menetapkan suatu dasar mutu, model dan / atau type
dari bahan atau peralatan yang akan disuplai dan dipasang oleh penyedia.
1.4. Penyedia diperkenankan, sejauh mutunya sama untuk mengajukan merk lain kepada
Direksi/Pengawas yang akan mempertimbangkan dan memberikan persetujuannya.
PASAL 2
TITIK REFERENSI
Peil lantai dari bangunan kantor yang berdekatan atau jalan sebagaimana yang tertera pada
gambar, harus dipakai sebagai referensi dalam menentukan semua peil ketinggian dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Keterangan Umum
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan persiapan yang dibutuhkan, sebelum pekerjaan
yang sesungguhnya dapat dimulai. Seluruh pekerjaan persiapan harus dilaksanakan sesuai
persyaratan yang tercantum dibawah ini.
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN BATA
5.1. Keterangan Umum
Pasal ini menguraikan seluruh pekerjaan pasangan batu bata yang harus dilaksanakan oleh
Penyedia, baik yang dimaksudkan sebagai pekerjaan sub struktur, Pekerjaan super
struktur, maupun struktur lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan gambar.
PASAL 6
PEKERJAAN PLASTERAN
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU ALAM
PASAL 8
PEKERJAAN KACA
8.1. Keterangan Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan kaca yang harus dilaksanakan oleh penyedia
berdasarkan kontrak, yang terdiri atas penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua
kaca yang harus dipasang pada jendela dan pintu, serta kaca cermin pada kolom dalam
dan wastafel seperti yang tertera pada gambar.
8.3.1. Kaca yang digunakan harus kwalitas I yang ada dipasaran, ketebalan 7 mm, dan untuk kaca
jenis tempered ketebalan 12 mm, mempunyai permukaan rata / tidak bergelombang. Kaca
yang sampai ke lokasi pekerjaan harus masih dalam peti aslinya, masih dilengkapi nama
pabriknya, kualitas serta ukuran ketebalan. Pemotongan hanya dapat dilakukan ditempat
pekerjaan, semua kaca harus disimpan di tempat yang bersih, tidak lembab dengan
temperatur diatas titik embun. Bilamana tidak dimungkinkan di dalam ruangan, maka kaca
harus dilindungi dengan terpal atau tutup plastik, dan harus diperiksa secara berkala untuk
menghindarinya dari uap air yang dapat merusak kaca.
8.3.2. Cermin yang digunakan merupakan cermin kwalitas I dengan ketebalan 6 mm yang ada
dipasaran, dan diberikan frame allumunium.
8.4.1. Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada PPTK/Pengawas untuk disetujui,
dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang perlu, untuk meyakinkan bahwa
bahan yang diajukan memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam RKS ini.
8.4.2. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan kaca, Penyedia harus memeriksa semua
sponengan dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusan, kesikuan dan
kerataannya. Sponengan juga harus bebas dari semua tonjolan yang dapat menggangu
pemasangan kaca.
8.4.3. Ukuran kaca diambil dari ukuran yang terdapat dilapangan dimana kaca akan dipasang,
ukuran kaca memberikan celah yang cukup untuk bergerak tanpa restriksi dari sponengan
yang ada. Kaca yang dipasang tidak boleh bergetar, di coret dengan kapur atau bahan
lainnya, Penyedia bertanggung jawab atas ketepatan kaca yang dipasang.
8.4.4. Cermin pada washtafel dipasang dengan menggunakan bracket yang disetujui PPTK /
Pengawas. Cermin yang dipasang harus benar-benar waterpass dan pas dengan keramik
dinding yang telah dipasang.
8.4.5. Semua pekerjaan yang rusak, kesalahan pemasangan atau tidak memenuhi persyaratan
harus diganti oleh Penyedia tanpa tambahan biaya dari Pengguna Jasa.
PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK
10.1. Keterangan Umum
Pekerjaan ini menguraikan pemasangan Keramik, dinding/lantai keramik yang harus
dilaksanakan penyedia sesuai dengan kontrak.
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan dari semua
jenis dinding/lantai, sebagaimana tertera dalam gambar.
PASAL 10
PEKERJAAN CAT AIR
PASAL 11
PEKERJAAN PLAFOND
Kualitas gypsum board yang diisyaratkan adalah kwalitas I yang ada dipasaran.
PASAL 14
PASAL 16
PEKERJAAN CAT MINYAK / KILAT
16.4.1. Persiapan
Semua permukaan kayu/besi yang akan di cat harus diamplas terlebih dahulu, dengan
amplas no.3 lalu amplas no.1, sampai diperoleh permukaan yang halus dan licin.
PASAL 17
PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
PASAL 18
PEKERJAAN PAGAR STAINLES STEEL
Dalam melaksanakan pekerjaan railling, penyedia harus mengikuti semua persyaratan yang
tercantum dalam spesifikasi teknis, dan semua perintah yang disampaikan oleh
PPTK/Pengawas selama berlangsungnya pekerjaan.
BAB V
PEKERJAAN KELISTRIKAN
PASAL 1
UMUM
1.1. Penyedia wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan teknis yang ditulis dalam buku ini,
juga wajib mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh PPTK dan KPA.
1.2. Dalam penawaran, penyedia wajib melampirkan daftar peralatan / bahan yang akan
dipasang, baik brosur, katalog, diagram, ukuran, warna dan keterangan lain yang
diterbitkan oleh pabrik pembuat dan penandai spesifikasi peralatan / bahan yang akan
dipasang dengan jelas.
1.3. Penyedia wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan yang
dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan sehingga sistem
beroperasi dengan sempurna.
1.4. Jika Penyedia menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau spesifikasi teknisnya
maka penyedia wajib memberitahukan kepada PPTK secara tertulis untuk mendapatkan
penjelasan.
1.5. Penyedia harus membuat gambar-gambar instalasi (shop Drawing) yang diperlukan
sebelum memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disahkan oleh konsultan , PPTK dan
KPA.
1.6. Penyedia wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang kepada PPTK
jika diminta, jika contoh yang diberikan ditolak, maka penyedia wajib mengganti sesuai
arahan yang diberikan.
1.7. Peralatan / bahan yang dipasang harus memenuhi persyaratan pengujian pabrik dan
pengujian instansi yang berwenang.
1.8. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk daerah tropis dan
mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
1.9. Jika dikarenakan pekerjaan, Penyedia harus membongkar, membobok, menggali dan lain-
lain, penyedia harus mengembalikannya ke keadaan seperti semula.
1.10. Penyedia harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk pekerjaan instalasi
listrik.
1.11. Penyedia harus membersihkan lengkungan kerja setelah pemasangan.
1.12. Penyedia wajib menempatkan tenaga ahli di lapangan selama pekerjaan berlangsung.
1.13. Penyedia harus saling berkoordinasi dengan sesama pekerja lain atas petunjuk konsultan
pengawas, sehingga diperoleh hasil kerja yang baik dan memuaskan.
1.14. Jika karena kesalahan atau kelalaian penyedia, menyebabkan instalasi berbeda dengan shop
drawing yang sudah disetujui atau peralatan yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka
penyedia harus membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan
mengembalikan keadaan sekelilingnya. Biaya yang ditimbulkan hal diatas, menjadi tanggung
jawab penyedia.
1.15. Penyedia wajib menyerahkan gambar instalasi terpasang (As built drawing) kepada PPTK
untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.
1.16. Setelah pemasangan sistem selesai, Penyedia wajib mengadakan pengetesan / percobaan
untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan
bekerja dengan baik.
1.17. Dalam pekerjaan ini, penyedia harus mempunyai Surat Pengesahan Instalatus (SPI)
golongan C dan Surat Ijin Kerja Instalasi (SIKA) golongan C yang keduanya dikeluarkan
oleh Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, dan masih berlaku pada saat pelaksanaan
pekerjaan.
1.18. Peralatan / bahan yang akan dipasang harus memenuhi persyaratan pengujian, yaitu
pengujian pabrik dan pengujian pada Instalasi yang bersangkutan (Lembaga Masalah
Ketenagaan) PLN.
1.19. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan listrik yang baik dan memuaskan, maka persyaratan
peralatan/pemasangan dan pengetesan instalasi listrik harus sesuai PUIL-2000, standart-
standart negara lain yang digunakan (IEC, VDE, BS, JIS) dan lain-lain.
1.20. Penyedia wajib mengadakan setting terhadap pemutus tenaga (circuit breaker), sehingga
sistem akan bekerja dengan baik.
1.21. Semua Pekerjaan Instalasi Listrik harus berpedoman pada persyaratan yang tercantum
pada SNI 0225-1987-D, SNI 0255-1997.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS
3.1. Kabel untuk stop kontak, saklar adalah NYM 3 x 2,5 mm2 (kwalitas I HSPLN)
3.2. Kabel untuk stop kontak AC adalah NYM 3 x 4 mm2 (Kwalitas I HSPLN)
3.3. Stop kontak, saklar dan perlengkapan lainnya menggunakan bahan kwalitas I standart PLN
3.4. Lampu yang digunakan adalah :
- Lampu downlight LED 10 watt
PASAL 4
PEMASANGAN
BAB VI
PEKERJAAN PLUMBING
PASAL 1
UMUM
1.1. Penyedia wajib mengikuti/memenuhi semua persyaratan teknis yang ditulis dalam buku ini,
juga wajib mengikuti/memenuhi persyaratan umum yang dikeluarkan oleh PPTK dan KPA.
1.2. Dalam penawaran, penyedia wajib melampirkan daftar peralatan / bahan yang akan
dipasang, baik brosur, katalog, diagram, ukuran, warna dan keterangan lain yang
diterbitkan oleh pabrik pembuat dan penandai spesifikasi peralatan / bahan yang akan
dipasang dengan jelas.
1.3. Penyedia wajib menyertakan ahli yang ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan yang
dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan menyetel peralatan sehingga sistem
beroperasi dengan sempurna.
1.4. Jika Penyedia menemukan kesalahan dalam gambar perencanaan, atau spesifikasi teknisnya
maka penyedia wajib memberitahukan kepada PPTK secara tertulis untuk mendapatkan
penjelasan.
1.5. Penyedia harus membuat gambar-gambar instalasi (shop Drawing) yang diperlukan
sebelum memulai pekerjaan untuk diperiksa dan disahkan oleh konsultan , PPTK dan
KPA.
1.6. Penyedia wajib menyerahkan contoh peralatan/bahan yang akan dipasang kepada PPTK
jika diminta, jika contoh yang diberikan ditolak, maka penyedia wajib mengganti sesuai
arahan yang diberikan.
1.7. Peralatan / bahan yang dipasang harus memenuhi persyaratan pengujian pabrik dan
pengujian instansi yang berwenang.
1.8. Semua peralatan/bahan/instalasi harus baru dan dirancang khusus untuk daerah tropis dan
mendapat jaminan dari pabrik pembuatnya.
1.9. Jika dikarenakan pekerjaan, Penyedia harus membongkar, membobok, menggali dan lain-
lain, penyedia harus mengembalikannya ke keadaan seperti semula.
1.10. Penyedia harus memperhitungkan adanya pembobokan dinding untuk pekerjaan instalasi
plumbing.
1.11. Penyedia harus membersihkan lengkungan kerja setelah pemasangan.
1.12. Penyedia wajib menempatkan tenaga ahli di lapangan selama pekerjaan berlangsung.
1.13. Penyedia harus saling berkoordinasi dengan sesama pekerja lain atas petunjuk konsultan
pengawas, sehingga diperoleh hasil kerja yang baik dan memuaskan.
1.14. Jika karena kesalahan atau kelalaian penyedia, menyebabkan instalasi berbeda dengan shop
drawing yang sudah disetujui atau peralatan yang dipasang tidak memenuhi syarat, maka
penyedia harus membongkar, memperbaiki, mengganti peralatan/bahan dan
mengembalikan keadaan sekelilingnya. Biaya yang ditimbulkan hal diatas, menjadi tanggung
jawab penyedia.
1.15. Penyedia wajib menyerahkan gambar instalasi terpasang (As built drawing) kepada PPTK
untuk semua pekerjaan yang telah dikerjakan.
1.16. Setelah pemasangan sistem selesai, Penyedia wajib mengadakan pengetesan / percobaan
untuk menunjukkan bahwa sistem dipasang dengan benar, memenuhi persyaratan dan
bekerja dengan baik.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi air bersih serta kelengkapannya untuk
bangunan
2.2. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi air kotor serta kelengkapannya untuk
bangunan
2.3. Pengadaan dan pemasangan alat plambing dan kelengkapannya untuk bangunan
2.4. Pengadaan dan pemasangan pompa air dan kelengkapannya.
PASAL 3
PERSYARATAN TEKNIS
3.1. Instalasi pipa air bersih untuk bangunan
3.1.1. Pipa
a. Pipa air bersih dan
b. Pipa air kotor 3
c. Pipa air kotoran 4
3.1.2. Fitting
Semua fitting pipa seperti knee, tee, reducer, union, elbow, plug, socket terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan pipanya (PVC).
3.1.3. Standar mutu
Pipa-pipa dan fitting ex lokal kwalitas I
PASAL 4
PEMASANGAN
4.1. Umum
4.1.1. Sebelum mulai pelaksanaan, penyedia terlebih dahulu mengajukan contoh-contoh bahan
yang akan digunakan kepada PPTK/Pengawas.
4.1.2. Tempat dimana akan dipasang sanitaire tersebut, harus disiapkan terlebih dahulu dengan
teliti, ukuran harus diperiksa kembali sesuai dengan gambar kerja, demikian juga terhadap
pemasangan toilet, urinoir dan washtafel apakah sudah tepat posisinya.
4.1.3. Pemasangan alat-alat sanitaire tersebut harus mengikuti pedoman yang dianjurkan pabrik
pembuatnya.
b. Semua pipa harus diikat dengan kuat menggunakan penggantung atau angker,
untuk menjaga agar tidak terjadi pergeseran dan inklinasi tetap serta mencegah
timbulnya getaran.
c. Pipa Horizontal yang digantung dengan penggantung harus dapat diatur jarak antar
penggantung maksimal 3 m, untuk kemiringan pipa kotor minimum 1%.
d. Penyedia harus mengajukan konstruksi dari sistem penggantung untuk disetujui
konsultan pengawas, penggunaan penggantung dari kawat atau rantai tidak
dibenarkan.
e. Penggantung atau penumpu pipa diikat pada konstruksi bangunan dengan angker
yang dipasang pada saat pengecoran beton atau dengan menembakkan baut
tembok (ramset)
f. Type vertikal harus ditumpu dengan klem. Jarak maksimal antar klem 3 m.
4.2.4. Fiting
a. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan luas penampang
berbeda harus menggunakan reducer buatan pabrik yang sama dengan pipa.
b. Sedapat mungkin menggunakan belokan elbow dengan long radius. Belokan dari
jenis short radius hanya dibolehkan untuk yang tidak mungkin dipasang long radius
dengan persetujuan konsultan pengawas.
c. Sambungan-sambungan yang menimbulkan tanahan aliran yang tidak wajar tidak
diperkenankan.
d. Untuk semua jenis sambungan yang menggunakan flens harus jenis flens yang
permukaan timbul (raised face flange), sebelum diadakan pengikatan dengan baut,
antara kedua flens disisipkan packing dari jenis yang sesuai untuk air bersih, untuk
memudahkan pembukaan kembali pada masa pemeliharaan, maka setiap baut yang
dipasang harus dilumasi dengan compound anti karat dengan mendapat
persetujuan PPTK/Pengawas.
4.3.2. Semua peturasan pengering lantai, kakus, cuci tangan harus diberi water trap, kecuali yang
sudah ada alat plumbing tersebut.
PASAL 5
PERBERSIHAN
5.1. Semua bagian yang terlindungi dinding harus bebas dari lemak atau kotoran lain.
5.2. Semua bagian yang dilapisi chroumium atau nickel, harus digosok bersih kembali.
5.3. Semua bagian pipa yang akan dipasang harus dibersihkan dahulu dari lemak atau lumpur
yang masuk.
5.4. Apabila terjadi kemacetan, akibat kelalaian penyedia disebabkan kotoran tetap akan
menjadi tanggung jawab penyedia untuk perbaikannya.
5.5. Penggantung/penumpu pipa dari peralatan logam/besi, harus dilapis dengan cat pencegah
karat.
PASAL 6
PENGUJIAN
6.1. Pengujian Sistem Pembuangan Air Kotor
6.1.1. Seluruh sistem pembuangan air kotor harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang vent tertinggi
untuk tiap lantai.
6.1.2. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut diatas minimal
selama 24 jam dan tanpa ada penurunan air.
6.1.3. Bila PPTK/Pengawas menginginkan pengujian dengan cara lain disamping pengujian diatas ,
Penyedia harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
6.2.2. Apabila suatu bagian dari instalasi pipa akan ditutup oleh tembok/konstruksi bangunan,
maka sebelum dit5utup harus diuji seperti tersebut diatas.
6.2.3. Setiap pompa air bersih juga harus dilakukan pengujian apakah sesuai dengan karakteristik
yang ditentukan dan pengujian dilakukan dengan melibatkan PPTK/Pengawas.
PASAL 7
LAIN-LAIN
7.1. Peralatan yang tidak disebutkan dalam spesifikasi ini merupakan peralatan tambahan yang
harus disediakan penyedia, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan baik, menjadi
tanggung jawab penyedia tanpa ada tambahan biaya.
PASAL 8
8.1. Masa pemeliharaan untuk seluruh instalasi plumbing yang disuply dan dipasang adalah
selama 3 bulan, terhitung sejak PHO disetujui, apabila ada terjadi kerusakan selama masa
pemeliharaan menjadi tanggung jawab dari Penyedia yang bersangkutan.
8.2. Jaminan (garansi) untuk seluruh instalasi plumbing yang dipasang adalah selama 12 bulan,
terhitung sejak penyerahan kedua (FHO) dilaksanakan. Segala kerusakan yang timbul
menjadi tanggung jawab penyedia untuk biaya transportasi dan tenaga kerja, sementara
suku cadang yang diperlukan menjadi tanggung jawab pemberi tugas.
NORIZAL
Direktur