Professional Documents
Culture Documents
Beberapa jenis penyakit kulit yang responsive terhadap kortikosteroid dapat dilihat di
tabel 1.
Kortikosteroid
Kortikosteroid biasa disalah-digunakan sebagai pemutih kulit. Bahan ini dipercaya dapat
memutihkan kulit dengan menghambat produksi steroid endogen dan mengurangi level precursor
hormone. Precursor hormone yang dihambat adalah propiokortin. Propiokortin merupakan
precursor yang berfungsi menstimulasi melanosit dan beberapa hormone, ketika precursor ini
dihambat maka terjadi penghambatan pula pada beberapa hormone. Steroid topical juga bersifat
sitostatik pada epidermis. Ketika steroid digunakan dalam jangka panjang, hal ini dapat
mengurangi angka epidermal tumover, menghasilkan sel yang abnormal, dan mengurangi
pigmentasi melanosit pada jaringan. Mekanisme inilah yang digunakan untuk memutihkan.
EFEK SAMPING
Efek samping, baik lokal maupun sistemik, lebih sering terjadi pada bayi dan anak,
pada pemakaian KT jangka panjang, potensi kuat, dan pada pengolesan lesi yang luas.1,2
Pemakaian KT jangka panjang atau potensi kuat menginduksi atrofi kulit, striae,
telangiektasi, purpura, hipopigmentasi, akneiformis, dermatitis perioral, hipertrikosis, dan
moonface (Tabel 5).1,2,4,8,9 Pada pemakaian KT tidak terkontrol dan jarang dilaporkan adalah
adiksi KT. Beberapa contoh adiksi KT, yaitu lesi eritematosa di wajah setelah peeling, kulit
skrotum tipis dan merah, vulvodynia, atrofi perianal, dan dermatitis atopik rekalsitrans. 16
Pemakaian KT jangka panjang di wajah dapat menyebabkan topical corticosteroids-induces
rosacea-like dermatitis (TCIRD) atau topical steroid-dependent face (TSDF).1,2,12 (Gambar 2-4)
Daftar Pustaka
Johan, Reyshiani. 2015. Penggunaan Kortikosteroid Topikal yang Tepat. CDK-227/vol. 42. No.
4, th 2015. Cimahi : Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Dustira.
Rab, dkk. 2012. Womens Health. Vol-5 no. 3 July-Sept 2012. Bangladesh : Square
Pharmacheuticals Ltd. Bangladesh.