You are on page 1of 7

EFEK FILTERISASI ARTEFAK PADA CITRA COMPUTED TOMOGRAPHY (CT)

FANTOM KEPALA

Nurul Athira
E-mail: nurulathira@ymail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis efek filterisasi artefak pada citra CT Scan fantom
kepala. Efek filterisasi dianalisis dengan meninjau kualitas dan kuantitas citra CT serta ukuran
geometri seed yang dapat membantu keakuratan kalkulasi pemberian dosis.Dengan
menggunakan filter median yang diaplikasikan pada program MATLAB, citra CT Scan fantom
kepala, citra CT Simulator dan CBCT fantom Catphan 600 diolah dan dianalisis
menggunakan program ImageJ. Hasil penelitian menunjukkan kualitas dari citra yang telah
difilter semakin menurun, sedangkan untuk ukuran geometri seed menjadi semakin baik.Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa filter median cocok digunakan untuk ukuran geometri seed,
namun tidak untuk kualitas citra.

Kata Kunci: Artefak, Computed Tomography (CT) Scan, Computed Tomography (CT)
Simulator, Cone Beam Computed Tomography (CBCT).

PENDAHULUAN Hasil perekaman data dari CTdigunakan


Pengolahan citra atau gambar dalam untuk melihat, mengetahui atau memberikan
dunia medis memegang peranan yang sangat suatu diagnosis berdasarkan irisan anatomi
penting dalam diagnosa pasien. Namun, yang dipresentasikan pada citra tersebut.
sering tidak disadari akan pentingnya Pada bidang radioterapi, yakni
informasi yang ditampilkan dalam suatu brakhiterapi menggunakan seed (berupa
pengolahan citra tersebut. Citra atau gambar logam yang berfungsi sebagai tempat
merupakan suatu representasi, kemiripan sumber radiasi) yang ditanamkan pada
atau imitasi dari sebuah objek sebagai volume target.Penanaman seed akan
keluaran suatu sistem perekaman data yang menimbulkan artefak pada citra hasil
dapat bersifat optik ataupun digital serta perekaman CT.Artefak dapat mempengaruhi
dapat disimpan dalam suatu media kualitas citra dan keakuratan dalam
penyimpanan. mendapatkan diagnosis selanjutnya. Hal ini
Teknologi medical imaging seperti disebabkan karena logam tersebut berada di
Computed Tomography (CT) luar kisaran normal yang dapat ditangani
memungkinkan pencitraan organ atau oleh komputer CT.
jaringan internal tubuh manusia dengan Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
menghasilkan resolusi spasial dan kontras studi yang diharapkan dapat menyelesaikan
yang makin baik dan dalam waktu akuisisi masalah tersebut, yakni dengan
citra yang semakin cepat. Kondisis ini pengembangan teknik reduksi artefak
menjadikan perangkat medical imaging dengan menggunakan sistem filterisasi.
menjadi salah satu perangkat diagnosis
utama khususnya pada bagian radiologi.[2]
TEORI gambar yang tidak ada hubungannya dengan
Pembentukan gambar pada pencitraan objek yang diperiksa) sehingga dapat
pesawat CT atau CBCT terhadap kualitas menurunkan detail citra. Dalam CT Scan
citranya dipengaruhi oleh beberapa faktor artefak didefinisikan sebagai pertentangan/
antara lain: perbedaan antara rekonstruksi CT Number
dalam gambar dengan koefisien atenuasi
1. Resolusi Spasial yang sesungguhnya dari obyek yang
Resolusi spasial merupakan derajat diperiksa.
kekaburan (blurring) pada citra CT Scan
yang memiliki kemampuan untuk Rekonstruksi Filter
membedakan objek yang berukuran kecil Pemfilteran adalah sebuah cara untuk
dengan densitas yang berbeda pada latar merekonstruksi/memodifikasi atau
belakang yang sama. Resolusi spasial memperbaiki suatu gambar/citra. Sebagai
dipengaruhi oleh faktor geometri dan contoh, kita dapat memfilter sebuah citra
rekonstruksi algoritma. untuk memperkuat fitur tertentu atau
menghapus fitur yang lain. Suatu citra
2. Resolusi Kontras biasanya mengandung noise yang berasal
Resolusi kontras memperlihatkan suatu dari berbagai sumber. Noise pada umumnya
perbedaan terhadap objek-objek dengan nilai berupa variasi intensitas (derajat keabuan)
densitas yang sangat kecil. Resolusi kontras suatu piksel yang tidak berkaitan dengan
dipengaruhi oleh nilai kV, mAs, ketebalan titik-titik tetangganya. Lazimnya noise
irisan (slice thickness), Field of View (FoV) memiliki spektrum fekuensi ruang (spasial
dan pemilihan filter. Semakin besar kV, frequency) yang jauh lebih tinggi daripada
mAs, slice thickness dan FoVnya maka komponen-komponen citra lainnya. Dari
resolusi kontrasnya juga akan semakin pengurangan nilai noise pada suatu citra,
meningkat. Sedangkan pemilihan filter yang maka diharapkan dapat mereduksi artefak
lebih tinggi akan menurunkan resolusi yang terdapat pada citra tersebut
kontras terhadap citra yang dihasilkan.
METODE KERJA
3. Nilai Noise Alat yang digunakan dalam penelitian
CT number yang bervariasi di atas atau di ini yaitu:
bawah nilai rata-rata disebut sebagai noise. 1. Laptop/Notebook
Noise menggambarkan bagian dari citra CT Digunakan untuk mengolah hasil citra CT
Scan yang memuat informasi yang tidak Scan kepala, citra CT Simulator dan citra
berguna (menurunkan kualitas citra). Jika Cone Beam Computed Tomography
semua nilai piksel sama maka noise akan (CBCT)fantom Chaptan 600.
bernilai nol, sedangkan variasi yang 2. Perangkat Lunak (Program)
terlalu besar pada nilai piksel akan a. MATLAB 7.10.0 (R2010a),
menghasilkan nilai noise yang tinggi. Nilai digunakan untuk mengolah citra
noise yang tinggi akan menimbulkan artefak dengan menyusun algoritma filter
yang dapat mengganggu resolusi kontras yaitu filter median.
dari citra CT Scan yang ahirnya b. ImageJ, digunakan untuk
mempengaruhi hasis diagnosis. menganalisa citra.
4. Artefak
Secara umum artefak adalah kesalahan Bahan yang digunakan yaitu citra
CTfantomkepala yang memiliki artefak
dalam gambar (adanya sesuatu dalam
(metal), citra CT Simulator dan CBCT telah diolah dengan menggunakan
fantom Catphan 600. MATLAB 7.10.0 (R2010a). Hasilnya
akan diperlihatkan dalam sebuah data
ataupun grafik dari citra tersebut
3. Analisis Citra Secara Manual
(Visual)
Resolusispasial juga dapat dilakukan
secara manual yaitu dengan
memperhatikan seberapa banyak line
pairs yang dapat dilihat oleh mata kita.
Resolusi kontras dari citra tersebut juga
Gambar 1. Fantom kepala
dilakukan dengan metode ini.
Tabel 1. Kondisi pengambilan citra

PROSEDUR KERJA
1. Pengolahan citra menggunakan filter
median pada program MATLAB
Metode ini bertujuan untuk mereduksi
artefak yang terdapat pada citra CT
fantom kepala. Dengan menggunakan
filter yang sama pada citra CT fantom
kepala, citra CT Simulator dan CBCT
dari fantom Catphan 600 juga akan
diolah. Ini bertujuan untuk meninjau Gambar 2. Flowchart pengolahan citra
resolusi spasial, resolusi kontras dan
ukuran geometri seed akibat dari HASIL DAN PEMBAHASAN
penggunaan algoritma filter yang telah Dari hasil pengolahan citra CT fantom
didesain. kepala yang diperlihatkan pada Gambar 3
2. Analisis CitraMenggunakan Program didapatkan bahwa artefak dapat tereduksi
ImageJ dengan menggunakan filter median
ImageJ digunakan untuk menganalisa sedangkan hasil analisa untuk diameter seed
citra asli dan citra yang sebelumnya
dari 43 slice citra CT fantom kepaladapat menggunakan program ImageJ yang
dilihat pada Tabel 2. ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 3. Potongan Citra CT Scan Fantom Kepala


(a) Sebelum Difilter dan (b) Setelah Difilter Gambar 4. Pengukuran Resolusi Spasial dan Grafik
Potongan Citra CT SimulatorFantom Catphan
Tabel 2. Diameter Seeds Terhadap Diameter Asli 600 (a) Sebelum Difilter dan (b) Setelah Difilter
Seeds pada Fantom Kepala
Pada Gambar 4 untuk pengukuran secara
manual, pada citra (a) dan (b) menunjukkan
bahwa line pairs yang dapat terlihat ada 4
lp/cm. Untuk pengukuran menggunakan
program ImageJ, pada citra (a)menunjukkan
bahwa line pairs yang dapat terlihat ada 6
lp/cm, sedangkan pada citra (b) yang dapat
terlihat ada 3 lp/cm.
Tabel 2 menunjukkan bahwa diameter
seed pada citra sebelum difilter memberikan Resolusi Spasial untuk Citra CBCT
nilai yang sangat jauh dari ukuran aslinya (4 Pada Gambar 5, untuk pengukuran
mm) yaitu sebesar 42 %, sedangkan citra secara manual, pada citra (a) menunjukkan
setelah difilter mengalami perubahan nilai bahwa line pairs yang dapat terlihat ada 4
yang semakin mendekati ukuran diameter lp/cm, sedangkan pada citra (b) yang dapat
seed aslinya yaitu sebesar 13 % sehingga terlihat ada 3 lp/cm. Untuk pengukuran
geometri dari ukuran seednya masih dapat menggunakan program ImageJ, pada citra
diperkirakan ketika pemberian dosis (a) menunjukkan bahwa line pairs yang
dilakukan. dapat terlihat ada 3 lp/cm, sedangkan pada
citra (b) yang dapat terlihat ada 2 lp/cm. Ini
Resolusi Spasial untuk Citra CT memberikan kesimpulan bahwa resolusi
Simulator spasial dari citra tersebut mengalami
Pengujian resolusi spasial dapat penurunan nilai sehingga kualitas citra juga
dilakukan secara manual dan juga dengan berkurang.
Tabel 3. Nilai Konstanta dari Perhitungan Kontras
dan Diameter

Gambar 5. Pengukuran Resolusi Spasial dan Grafik Pengukuran resolusi kontras pada
Potongan Citra CBCT Fantom Catphan 600 (a) Gambar 6. (a) dan (b) menunjukkan hasil
Sebelum Difilter dan (b) Setelah Difilter
yang sama, hanya saja pada Gambar (b)
terlihat adanya pengurangan noise. Pada
Resolusi Kontras untuk Citra CT bagian Supra-Slice untuk target kontras 1%
Simulator diameter terendah yang terlihat pada 5 mm,
Pengujian resolusi kontras untuk citra
target kontras 0.5% terlihat pada 8 mm, pada
CT Simulator dilakukan secara manual dan
target kontras 0,3% diameter yang ada tidak
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.
dapat terlihat. Pada bagian Sub-Slice untuk
target kontras 1% dengan panjang 7 mm dan
5 mm menunjukkan diameter terendah yang
dapat terlihat yaitu masing-masing sampai 5
mm, sedangkan diameter yang ada pada
panjang 3 mm tidak dapat terlihat.

Resolusi Kontras untuk Citra CBCT

Gambar 6. Potongan Citra CT Simulator Fantom


Catphan 600 (a) Sebelum Difilter dan (b)
Setelah Difilter

Berikut ini adalah persamaan yang


digunakan untuk mengkonversi perhitungan
kontras dan diameter. Gambar 7. Potongan Citra CBCT Simulator Fantom
Catphan 600 (a) Sebelum Difilter dan (b)
Setelah Difilter
Pengukuran kontras resolusi untuk citra 3. J.D. Bronzino (2000). The Biomedical
CBCT juga menunjukkan hasil yang tidak Engineering Handbook2nd Edition, vol.
jauh berbeda pada Gambar 7 (a) dan (b), 1. CRC Press, Boca Raton.
namun noise pada Gambar 7 (b) terlihat
berkurang daripada Gambar 7 (a). Resolusi 4. Susworo, R. (2007). Radioterapi, Dasar-
kontras pada Gambar (a) dan (b) hanya Dasar Radioterapi dan Tata Laksana
memperlihatkan diameter pada bagian Radioterapi Penyakit Kanker.Jakarta.
Supra-Slice yaitu 6 mm untuk kontras target Universitas Indonesia (UI Press).
1%. Sedangkan untuk kontras target 0.3%,
5. Milvita, Dian (2004). Dosimetri Sumber
0.5% dan diameter pada bagian Sub-Slice
Iridium-192 Bentuk Siglepin dengan
tidak terlihat karena citra awal yang
Metode Monte Carlo: Recommendations
diperoleh kurang optimal.
of the American Association of Physists
Tabel 4. Nilai Konstanta dari Perhitungan Kontras in Medicine Task Goup No. 43. (1995).
dan Diameter Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia.
6. Podgorsak, E.B. (2005). Radiation
Oncology Physics: A Handbook For
Teacher And Students. Vienna.
International Atomic Energy Agency.

KESIMPULAN 7. Seeram, E (1982).Computed tomography


1. Artefak yang ada pada citra kepala technology, Philadelphia, WB Saunders.
dapat direduksi dengan algoritma filter
median. Berdasarkan hasil pengujian 8. Hafid, Tibe (2012). Analisis Nilai Noise
resolusi spasial, filter median tidak Citra CT Scan dengan Variasi Filter dan
cukup baikuntukdigunakan karena Faktor Eksposi. Makassar. Skripsi.
menurunkan tingkat resolusi spasial Universitas Hasanuddin.
yang terlalu jauh. 9. Capthan Manual (2006). The Phantom
2. Perbedaan rata-rata diameter seeds Laboratory Capthan 600 Manual.
berdasarkan ukuran standar seeds
(4mm) sebesar 13% dari pengolahan 10. Busberg, J. T., at al. (2002). The
43 slice sampel citra CT Scan kepala Essential Physics of Medical Imaging.
setelah difilter. Ini menunjukkan bahwa Second Edition.Philadelphia. Lippincott
geometri seed semakin baik digunakan Williams & Wilkins.
dalam kalkulasi pemberian dosis.
11.Maulianti (2012). Perbandingan Kualitas
Citra pada SistemCone Beam Computed
DAFTAR PUSTAKA Tomography Simulator. Jakarta. Skripsi.
1. Wijaya, Marvin Ch., Agus Prijono
Universitas Indonesia.
(2007). Pengolahan Citra Digital
Menggunakan Matlab. Bandung. 12. Lehmann, J., at al. 2007. Commissioning
Informatika. Experience with Cone-Beam Computed
2. Bertalya (2005). Representasi Citra. Tomography for Image Guided Radiation
Depok. Universitas Gunadarma. Theraphy. Journal of appliedclinical
medical physics, Vol. 8 No.8.
13. Prasetyo, Eko (2011). Pengolahan Citra
Digital dan Aplikasinya Menggunakan
Matlab. Yogyakarta. Andi.
14. Wolfgang Birkfellner, et, al. (2003).
Computer Enhanced Stereoscopic Vision
In A Head Mounted Operating Binocular.
Institute of Physics Publishing Ltd.

You might also like