You are on page 1of 33

SEP

18

Makalah ALat dan bahan yang ada di lab

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul Keselamatan Kerja di Laboratorium ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca
pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa
saja alat-alat laboratorium dan bagaimana cara menggunakannya.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah
ini.

Luwuk, 07 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.1

DAFTAR ISI..2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..3
1.2 Tujuan..4
1.3 Manfaat.....4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Alat dan fungsi..5-24


2.2 Bahan dan Fungsi .24-39

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan40
3.2 Saran..40

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Labolatorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Di


dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang dilakukan
oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka panjang maka peralatan
memerlukan perawatan secara berkala.

Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang sangat
penting daam meaksanakan kegiatan beajar mengajar. Rasanya suit untuk diperoleh hasil
pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu diaksanakan tanpa melibatkan
penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA tidak bisa lepas dari kegiatan
eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa adanya eksperimen maka kita akan banyak
meminta siswa untuk menghafal fakta-fakta yang kita informasikan, dengan eksperimen
siswa sendiri kan menemukan fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah untuk
mengingatnya.
Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca. Perawatan alat
tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang cukup kering ( tidak
lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat sebaiknya dilakukan secara
kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat dan penempatan alat pada posisi
yang tepat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah Ini yaitu :

1. Siswa dapat mempelajari Alat dan Bahan yang ada di laboratorium

2. Siswa dapat mengenali simbol-simbol berbahaya

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin untuk memenuhi
tugas keselamatan kerja di laboratorium maupun sebagai tambahan pengetahuan umum bagi
yang membacanya

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ALAT DAN FUNGSI
No. Nama Alat Fungsi
Untuk mengukur volume larutan
1
Gelas ukur
Untuk mereaksikan 2 zat atau lebih
2
Tabung reaksi
Untuk membakar zat
3
Pembakar bensin
Tempat membuat larutan(Tabung ini
4 Tabung erlenmeyer
selalu digunakan)
Untuk menghisap larutan dari botol
5
Pipet filler
6 Pipet tetes Untuk menetaskan larutan
7 Pipet mikro Untuk mengambil larutan
8 Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan
9 Inkubator Untuk fermetasi
Untuk menyimpan dan membuat larutan
10
Gelas beaker
Untuk destilasi larutan.
11
Labu Destilasi
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet atau
plastik dan corong yang menggunakan
gelas. Corong digunakan untuk
12
memasukan atau memindah larutan ai
Corong Gelas satu tempat ke tempat lain dan digunakan
pula untuk proses penyaringan setelah
diberi kertas saing pada bagian atas.
Menyaring larutan dengan dengan
13 bantuan pompa vakum.
Corong bucher
Digunakan untuk titrasi. Tapi dalam
14 Buret keadaan tertentu, dapat digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan
Untuk memisahkan dua larutan yang
15 tidak bercampur karena adanya
Corong pisah perbedaan massa jenis.
Untuk membuat dan atau mengencerkan
16 Labu ukur leher panjang
larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Untuk membuat dan atau mengencerkan
17
Filler (karet pengisap) larutan dengan ketelitian yang tinggi.
18 Untuk destilasi larutan.
Kondensor
Untuk menghisap larutan yang akan dari
19 Pipet Volume/ Pipet Gondok / botol larutan.
Volumetrik
Untuk mengocok atau mengaduk suatu
20 baik akan direaksikan mapun ketika
Pengaduk
reaksi sementara berlangsung.
Untuk mengambil bahan-bahan kimia
21
Spatula Plastik atau logam dalam bentuk padatan
untuk uji nyala dari beberapa zat.
22
Kawat Nitrom
Untuk mengalirkam gas ke tempat
23 tertentu dan digunakan pula dalam
Pipa kapiler atau kaca kapiler
penentuan titik lebur suatu zat.
Untuk menyimpan bahan-bahan yang
24 harus bebas air dan mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
25
Indikator universal
1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia
26 2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
Gelas arloji
3. Untuk mengeringkan suatu bahan
dalam desikator.
Untuk memegang peralatan gelas yang
27 masih dalam kondisi panas.
Hot hand
Untuk menyaring larutan.
28
Kertas saring
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
29 spirtus.

Kaki tiga
Sebagai alas atau untuk menahan labu
atau beaker pada waktu pemanasan
30
menggunakan pemanas spiritus atau
Kawat kasa
pemanas bunsen
Tempat tabung reaksi. Biasanya
digunakan pada saat percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi.
31 Namun pada saat mereaksikan zat yang
ada di dalam tabung reaksi. sebaiknya
Rak tabung reaksi
menggunakan rak tabung reaksi untuk
keamanan diri sendiri dan orang lain
Untuk menjepit tabung reaksi.
32
Penjepit
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang magnet diletakan
33 di dalam larutan kemudian disambungkan
Stirer dan batang stirer
arus listrik maka secara otomatis batang
magnetik dari stirer akan berputar.
Menghaluskan zat yang masing bersifat
34 padat/kristal.
Mortal dan pastle
Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
35 Krusibel digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan yang
36
tidak mudah menguap
Evaporating dish
Sebagai penjepit, misalnya:
Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
37
Menjepit buret dalam proses titrasi
Untuk menjepit kondensor pada proses
Klem dan statif destilasi
Untuk menjepit corong pemisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakan
38 corong pada proses penyeringan.

Ring
Untuk menahan wadah. Misalnya krus
pada saat pemanasan atau corong pada
39 waktu penyaringan

Clay triangle
Untuk melindungi mata dari bahan yang
menyebabkan iritasi. Dan melindungi
40 dari percikan api, uap logam, serbuk
Kacamata pengaman debu, kabut dan zat-zat kimia yang
meletup ketika dilakukan pemanasan
Untuk membakar zat atau memmanaskan
41 Pemanas spiritus
larutan.
Untuk memanaskan larutan dan dapat
42 pula digunakan untuk sterilisasi dalam
Pemanas atau pembakar bunsen
proses suatu proses.
Untuk memanaskan larutan. Biasanya
43 larutan yang mudah terbakar
Hot plate
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk
44
Oven mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
45
tinggi, sekitar 1000 C.
Tanur

Peralatan dasar lainnya


1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch, mikrometer
sekrup, dsb.

2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.

3. Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera dan
organ lainnya.

4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak, bagan
sistem pengeluaran manusia, dsb.

5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.

6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus, mortar dan
alu.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium IPA,


seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.
Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :
1. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
2. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan mortar dari
porselain.
2.2 BAHAN DAN FUNGSI
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan kimia, bahan
alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya seperti asam
khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti
aquadest, amilum, yodium dan gula.

Sedangkan bahan di laboratorium IPA merupakan bahan praktikum yang bersifat habis pakai
Bahan kimia di laboratorium IPA berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan simbolnya
meliputi kelompok:
1. Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter, spiritus dan belerang (sulfur).
2. Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan spiritus
3. Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati), glukosa, sukrosa (gula pasir), air
dan minyak.
4. Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen Fehling A dan Fehling B, larutan
lugol, larutan iodium dan reagen Bennedict.
Bahan dari makhluk hidup yang digunakan di laboratorium IPA, digunakan untuk:
1. Bahan yang diuji, seperti bahan makanan, bagian tumbuhan (bunga, daun, buah, batang dan
akar), bagian hewan (bulu, rambut, tulang, darah dsb), mikroorganisme (bakteri, ganggang,
jamur, kultur Amoeba proteus dsb)
2. Bahan yang digunakan untuk menguji, seperti kunyit, bunga sepatu dan kulit anggur sebagai
bahan indikator asam-basa.
Berikut ini beberapa bahan kimia berbahaya yang ada di laboratorium.
1. Amoniak (NH)
Amoniak merupakan larutan yang mudah menguap. Semakin pekat larutannya, semakin
berbahaya. Amoniak biasa digunakan sebagai larutan basa.
Bahaya yang ditimbulkan amoniak antara lain sebagai berikut.
a. Jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi.
b. Uapnya dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
c. Jika tertelan dapat menyebabkan kerusakan di dalam perut.
2. Asam Sulfat (HSO)
Asam sulfat merupakan zat cair yang tidak berwarna, beracun, dan sangat korosif. Asam
sulfat biasanya digunakan sebagai asam kuat.
Bahaya yang ditimbulkan asam sulfat antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru.
b. Merusak kulit dan menimbulkan luka.
c. Menimbulkan kebutaan bila terkena mata.
d. Bersifat oksidator, dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti
gula, selulosa, dan lain-lain. Sangat reaktif dengan bubuk zat organik.
e. Mengalami penguraian bila terkena panas, mengeluarkan gas SO.
3. Formaldehida 40% atau HCOH
Formaldehida lebih kita kenal dengan formalin. Larutannya dalam air dengan konsentrasi
40% merupakan zat yang tidak berwarna, mudah menguap, dan beracun. Formalin berfungsi
sebagai pencegah hama atau bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan
kecil dalam botol.
Bahaya yang ditimbulkan formalin antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan, serta batuk-batuk.
b. Bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung
berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
c. Kulit menjadi memerah, keras, mati rasa, dan ada rasa terbakar.
d. Iritasi mata: mata memerah, sakit, gatal-gatal, pengelihatan kabur, dan mengeluarkan air
mata.
e. Mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare,
kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak
sadar hingga koma.
4. Kloroform (CHCl)
Kloroform merupakan zat cair yang tidak berwarna dan bersifat racun. Kloroform biasa
digunakan sebagai obat bius dan pelarut.
Bahaya yang ditimbulkan kloroform antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat mengganggu pernapasan.
b. Dalam udara, mengalami oksidasi fotokimia menghasilkan fosgen.
c. Campuran dengan aseron mudah meledak.
d. Dengan natrium, menimbulkan reaksi hebat.
5. Asam Klorida (HCl)
Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, dan korosif.
Bahaya yang ditimbulkan asam klorida antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
b. Menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit melepuh).
c. Bila dicampurkan dengan KMnO dapat menimbulkan ledakan dalam reaksi untuk
membuat klor.
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap air dan udara
sehingga mudah mencair, bersifat racun, dan korosif.
Bahaya yang ditimbulkan natrium hidroksida antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
b. Merusak jaringan tubuh.
c. Bersifat higroskopis dan mudah menyerap gas karbondioksida.
7. Asam Nitrat (HNO)
Asam nitrat merupakan jenis cairan korosif yang tidak berwarna dan merupakan asam
beracun. Asam nitrat biasa digunakan di laboratorium sebagai reagen. Larutan ini juga
dipakai untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti nitrogliserin, TNT, RDX, dan
ammonium nitrat.
Bahaya yang ditimbulkan asam nitrat antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar.
b. Asam nitrat pekat menimbulkan gas nitro bila dipanaskan. Gas ini menyakitkan dan
merusak mata dan paru-paru.
c. Reaksi yang sangat berbahaya antara asam yang pekat dan alkohol (terjadi beberapa saat
setelah zat-zat dicampur).
8. Air Raksa (Hg)
Air raksa atau hydragyrum sering disebut dengan merkuri. Air raksa merupakan logam yang
ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar (25 C). Raksa
sering digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah
lain.
Bahaya yang ditimbulkan air raksa antara lain sebagai berikut.
a. Dapat diserap melalui kulit dan paru-paru.
b. Beracun karena dapat merusak saraf, ginjal, dan otak.
c. Mudah menguap. Uapnya bahaya.
9. Kalium Bikromat (KCrO)
Kalium bikromat merupakan zat kristal berwarna jingga kemerahan. Kalium bikromat biasa
digunakan sebagai bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin, percetakan, photografi,
warna print, bahan untuk petasan, bahan untuk korek api, dan lain-lain.
Bahaya yang ditimbulkan kalium bikromat antara lain sebagai berikut.
a. Larutan beracun dan menyebabkan kulit gatal.
b. Debunya dapat menimbulkan kanker.
10. Etanol (CHOH)
Etanol merupakan alkohol yang berupa zat cair tidak berwarna, mudah menguap dan
terbakar. Etanol biasa digunakan sebagai pelarut dan disinfektan.
Bahaya yang ditimbulkan etanol antara lain sebagai berikut.
a. Mudah terbakar.
b. Teroksidasi menjadi formaldehida.
c. Reaksi dengan yodium dan fosfor atau peroksida berbahaya.
11. Kristal Iodin
Kristal iodin merupakan zat padat berwarna abu-abu, kehitaman, mudah menyublim dengan
uap berwarna ungu, dan korosif. Iodin biasa digunakan sebagai reagen dalam uji amilum.
Bahaya yang ditimbulkan iodin antara lain sebagai berikut.
a. Kristalnya dapat melukai kulit.
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
SIMBOL BERBAHAYA DI BAHAN KIMIA
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
Simbol Keterangan

Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2

Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya
bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan
bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api.
Contoh : Minyak terpentin.

Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.

Nama : Flammable Solid


Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor,
serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.
Nama : Flammable Gas
Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau
sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.

Nama : Dengerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak
lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan
material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.

Nama : Organic Peroxide


Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan
dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl
perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.
Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.

Nama : Infection Substance


Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material
lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.
Nama : Marine Pollutant
Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah :
1. Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami oleh
semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan
membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga ketika percobaan dilakukan
tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga dapat
memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.
3. Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa agar
alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3.2 SARAN
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui
petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium IPA
fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum dilakukan
penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja laboratorium
(guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan tersebut diharapkan
penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai alat-alat laboratorium apa saja yang
biasanya menjadi permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan

DAFTAR PUSTAKA
HTTP : www.sholeh-alamak.blogspot.com
HTTP : www.scribd.com
Kamus besar bahasa Indonesia
Diposkan 18th September 2015 oleh Anaqah hamid

0
Tambahkan komentar

Pelajaran SMA kelas X


Klasik

Kartu Lipat

Majalah

Mozaik

Bilah Sisi

Cuplikan

Kronologis
1.
SEP
18

Makalah ALat dan bahan yang ada di lab

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun makalah yang berjudul Keselamatan Kerja di Laboratorium ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi Peserta didik dan pembaca
pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa
saja alat-alat laboratorium dan bagaimana cara menggunakannya.

Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala
keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik
dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah
ini.

Luwuk, 07 September 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.1

DAFTAR ISI..2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang..3


1.2 Tujuan..4
1.3 Manfaat.....4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Alat dan fungsi..5-24


2.2 Bahan dan Fungsi .24-39

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan40
3.2 Saran..40

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Labolatorium merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA. Di
dalam labolatorium terdapat banyak peralatan yang mendukung percobaan yang dilakukan
oleh siswa. Supaya alat labolatorium bisa digunakan dalam jangka panjang maka peralatan
memerlukan perawatan secara berkala.

Alat dan bahan praktik IPA bagi seorang guru IPA merupakan sarana yang sangat
penting daam meaksanakan kegiatan beajar mengajar. Rasanya suit untuk diperoleh hasil
pengajaran yang baik jika kegiatan beajar mengajar IPA itu diaksanakan tanpa melibatkan
penggunaan alat dan bahan IPA. Kita tahu bahwa IPA tidak bisa lepas dari kegiatan
eksperimen di Laboratorium, karena apabila tanpa adanya eksperimen maka kita akan banyak
meminta siswa untuk menghafal fakta-fakta yang kita informasikan, dengan eksperimen
siswa sendiri kan menemukan fakta-fakta itu dan dengan demikian mudah untuk
mengingatnya.

Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu dan kaca. Perawatan alat
tersebut dilakukan dengan cara menyimpan alat pada tempat yang cukup kering ( tidak
lembab ) dan tidak terkena cahaya matahari. Perawatan alat sebaiknya dilakukan secara
kontinu bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat dan penempatan alat pada posisi
yang tepat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah Ini yaitu :

1. Siswa dapat mempelajari Alat dan Bahan yang ada di laboratorium

2. Siswa dapat mengenali simbol-simbol berbahaya

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini dapat digunakan sebaik mungkin untuk memenuhi
tugas keselamatan kerja di laboratorium maupun sebagai tambahan pengetahuan umum bagi
yang membacanya
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 ALAT DAN FUNGSI
No. Nama Alat Fungsi
Untuk mengukur volume larutan
1
Gelas ukur
Untuk mereaksikan 2 zat atau lebih
2
Tabung reaksi
Untuk membakar zat
3
Pembakar bensin
Tempat membuat larutan(Tabung ini
4 Tabung erlenmeyer
selalu digunakan)
Untuk menghisap larutan dari botol
5
Pipet filler
6 Pipet tetes Untuk menetaskan larutan
7 Pipet mikro Untuk mengambil larutan
8 Pipet ukur Untuk mengukur volume larutan
9 Inkubator Untuk fermetasi
Untuk menyimpan dan membuat larutan
10
Gelas beaker
Untuk destilasi larutan.
11
Labu Destilasi
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni
corong yang menggunakan karet atau
plastik dan corong yang menggunakan
12
gelas. Corong digunakan untuk
Corong Gelas memasukan atau memindah larutan ai
satu tempat ke tempat lain dan digunakan
pula untuk proses penyaringan setelah
diberi kertas saing pada bagian atas.
Menyaring larutan dengan dengan
13 bantuan pompa vakum.
Corong bucher
Digunakan untuk titrasi. Tapi dalam
14 Buret keadaan tertentu, dapat digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan
Untuk memisahkan dua larutan yang
15 tidak bercampur karena adanya
Corong pisah perbedaan massa jenis.
Untuk membuat dan atau mengencerkan
16 Labu ukur leher panjang
larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Untuk membuat dan atau mengencerkan
17
Filler (karet pengisap) larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Untuk destilasi larutan.
18
Kondensor
Untuk menghisap larutan yang akan dari
19 Pipet Volume/ Pipet Gondok / botol larutan.
Volumetrik
Untuk mengocok atau mengaduk suatu
20 baik akan direaksikan mapun ketika
Pengaduk
reaksi sementara berlangsung.
Untuk mengambil bahan-bahan kimia
21
Spatula Plastik atau logam dalam bentuk padatan
untuk uji nyala dari beberapa zat.
22
Kawat Nitrom
Untuk mengalirkam gas ke tempat
23 tertentu dan digunakan pula dalam
Pipa kapiler atau kaca kapiler
penentuan titik lebur suatu zat.
Untuk menyimpan bahan-bahan yang
24 harus bebas air dan mengeringkan zat-zat
dalam laboratorium.
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
25
Indikator universal
1. Sebagai penutup saat melakukan
pemanasan terhadap suatu bahan kimia
26 2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia
Gelas arloji
3. Untuk mengeringkan suatu bahan
dalam desikator.
Untuk memegang peralatan gelas yang
27 masih dalam kondisi panas.
Hot hand
Untuk menyaring larutan.
28
Kertas saring
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar
29 spirtus.
Kaki tiga
Sebagai alas atau untuk menahan labu
atau beaker pada waktu pemanasan
30
menggunakan pemanas spiritus atau
Kawat kasa
pemanas bunsen
Tempat tabung reaksi. Biasanya
digunakan pada saat percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi.
31 Namun pada saat mereaksikan zat yang
ada di dalam tabung reaksi. sebaiknya
Rak tabung reaksi
menggunakan rak tabung reaksi untuk
keamanan diri sendiri dan orang lain
Untuk menjepit tabung reaksi.
32
Penjepit
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk
larutan. Batang-batang magnet diletakan
33 di dalam larutan kemudian disambungkan
Stirer dan batang stirer
arus listrik maka secara otomatis batang
magnetik dari stirer akan berputar.
Menghaluskan zat yang masing bersifat
34 padat/kristal.
Mortal dan pastle
Terbuat dari persolen dan bersifat inert,
35 Krusibel digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan yang
36
tidak mudah menguap
Evaporating dish
Sebagai penjepit, misalnya:
Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi
37
Menjepit buret dalam proses titrasi
Untuk menjepit kondensor pada proses
Klem dan statif destilasi
Untuk menjepit corong pemisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakan
38 corong pada proses penyeringan.

Ring
Untuk menahan wadah. Misalnya krus
pada saat pemanasan atau corong pada
39 waktu penyaringan

Clay triangle
Untuk melindungi mata dari bahan yang
40 menyebabkan iritasi. Dan melindungi
Kacamata pengaman dari percikan api, uap logam, serbuk
debu, kabut dan zat-zat kimia yang
meletup ketika dilakukan pemanasan
Untuk membakar zat atau memmanaskan
41 Pemanas spiritus
larutan.
Untuk memanaskan larutan dan dapat
42 pula digunakan untuk sterilisasi dalam
Pemanas atau pembakar bunsen
proses suatu proses.
Untuk memanaskan larutan. Biasanya
43 larutan yang mudah terbakar
Hot plate
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk
44
Oven mengeringkan bahan yang dalam keadaan
basah.
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
45 tinggi, sekitar 1000 C.
Tanur

Peralatan dasar lainnya


1. Alat ukur, seperti thermometer, barometer, respirometer, gelas ukur, stopwatch, mikrometer
sekrup, dsb.

2. Alat dari gelas, seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus, dsb.

3. Model, seperti model pencernaan, model pernapasan, model kerangka, model indera dan
organ lainnya.

4. Bagan, seperti bagan klasifikasi makhluk hidup, bagan metamorfosis pada katak, bagan
sistem pengeluaran manusia, dsb.

5. Alat siap pakai (rakitan), seperti kit listrik, kit magnet, kit optik, dsb.

6. Alat bantu proses percobaan seperti pinset, gunting dan pembakar bunsen/spiritus, mortar dan
alu.

Perlengkapan pendukung (perkakas) yang diperlukan selama bekerja di laboratorium IPA,


seperti :
1. Alat pemadam kebakaran, dapat diganti dengan pasir basah dan karung goni basah.
2. Kotak Pertolongan Pertama lengkap dengan isinya (obat, kasa, plester, obat luka)
3. Alat kebersihan seperti sapu, pengki/serokan sampah, lap pel, sikat tabung reaksi.
4. Alat bantu lainnya seperti obeng, palu, tang, gergaji dsb.
Alat di laboratorium IPA berdasarkan bahan pembuatnya, meliputi kelompok :
1. Alat optik (kaca), seperti tabung reaksi, labu erlenmeyer, pembakar spiritus.
2. Alat dari logam, seperti kasa asbes, peralatan bedah dsb.
3. Alat dari kayu, seperti rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi dsb
4. Alat dari plastik, seperti botol zat kimia dsb.
5. Alat dari bahan lainnya seperti sikat tabung reaksi dari ijuk, sumbat gabus dan mortar dari
porselain.
2.2 BAHAN DAN FUNGSI
Bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA dapat berupa bahan kimia, bahan
alami (berupa benda dan makhluk hidup). Bahan kimia yang berbahaya dengan ciri mudah
terbakar, mudah meledak, korosif dan beracun. Contoh bahan kimia berbahaya seperti asam
khlorida, asam sulfat dan asam phosphat. Bahan kimia yang kurang berbahaya seperti
aquadest, amilum, yodium dan gula.

Sedangkan bahan di laboratorium IPA merupakan bahan praktikum yang bersifat habis pakai
Bahan kimia di laboratorium IPA berdasarkan sifat zat yang sesuai dengan simbolnya
meliputi kelompok:
1. Bahan yang mudah terbakar, seperti alkohol (C2H5OH), eter, spiritus dan belerang (sulfur).
2. Bahan yang mudah menguap, seperti eter, alkohol dan spiritus
3. Bahan yang tidak berbahaya, seperti amilum (tepung/pati), glukosa, sukrosa (gula pasir), air
dan minyak.
4. Bahan untuk reaksi kimia, seperti reagen biuret, reagen Fehling A dan Fehling B, larutan
lugol, larutan iodium dan reagen Bennedict.
Bahan dari makhluk hidup yang digunakan di laboratorium IPA, digunakan untuk:
1. Bahan yang diuji, seperti bahan makanan, bagian tumbuhan (bunga, daun, buah, batang dan
akar), bagian hewan (bulu, rambut, tulang, darah dsb), mikroorganisme (bakteri, ganggang,
jamur, kultur Amoeba proteus dsb)
2. Bahan yang digunakan untuk menguji, seperti kunyit, bunga sepatu dan kulit anggur sebagai
bahan indikator asam-basa.
Berikut ini beberapa bahan kimia berbahaya yang ada di laboratorium.
1. Amoniak (NH)
Amoniak merupakan larutan yang mudah menguap. Semakin pekat larutannya, semakin
berbahaya. Amoniak biasa digunakan sebagai larutan basa.
Bahaya yang ditimbulkan amoniak antara lain sebagai berikut.
a. Jika terkena kulit dan mata dapat menyebabkan iritasi.
b. Uapnya dapat mengakibatkan gangguan pernapasan.
c. Jika tertelan dapat menyebabkan kerusakan di dalam perut.
2. Asam Sulfat (HSO)
Asam sulfat merupakan zat cair yang tidak berwarna, beracun, dan sangat korosif. Asam
sulfat biasanya digunakan sebagai asam kuat.
Bahaya yang ditimbulkan asam sulfat antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan serta mengganggu paru-paru.
b. Merusak kulit dan menimbulkan luka.
c. Menimbulkan kebutaan bila terkena mata.
d. Bersifat oksidator, dapat menimbulkan kebakaran bila kontak dengan zat organik seperti
gula, selulosa, dan lain-lain. Sangat reaktif dengan bubuk zat organik.
e. Mengalami penguraian bila terkena panas, mengeluarkan gas SO.
3. Formaldehida 40% atau HCOH
Formaldehida lebih kita kenal dengan formalin. Larutannya dalam air dengan konsentrasi
40% merupakan zat yang tidak berwarna, mudah menguap, dan beracun. Formalin berfungsi
sebagai pencegah hama atau bahan pengawet, misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan
kecil dalam botol.
Bahaya yang ditimbulkan formalin antara lain sebagai berikut.
a. Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan, serta batuk-batuk.
b. Bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung
berdebar, sakit kepala, mual, dan muntah.
c. Kulit menjadi memerah, keras, mati rasa, dan ada rasa terbakar.
d. Iritasi mata: mata memerah, sakit, gatal-gatal, pengelihatan kabur, dan mengeluarkan air
mata.
e. Mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, diare,
kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak
sadar hingga koma.
4. Kloroform (CHCl)
Kloroform merupakan zat cair yang tidak berwarna dan bersifat racun. Kloroform biasa
digunakan sebagai obat bius dan pelarut.
Bahaya yang ditimbulkan kloroform antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat mengganggu pernapasan.
b. Dalam udara, mengalami oksidasi fotokimia menghasilkan fosgen.
c. Campuran dengan aseron mudah meledak.
d. Dengan natrium, menimbulkan reaksi hebat.
5. Asam Klorida (HCl)
Asam klorida merupakan zat cair, bersifat racun, dan korosif.
Bahaya yang ditimbulkan asam klorida antara lain sebagai berikut.
a. Uapnya dapat merusak kulit, mata, dan alat pernapasan.
b. Menyebabkan luka bakar dan dermatitis (kulit melepuh).
c. Bila dicampurkan dengan KMnO dapat menimbulkan ledakan dalam reaksi untuk
membuat klor.
6. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida merupakan zat padat berwarna putih, mudah menyerap air dan udara
sehingga mudah mencair, bersifat racun, dan korosif.
Bahaya yang ditimbulkan natrium hidroksida antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar pada kulit dan mata.
b. Merusak jaringan tubuh.
c. Bersifat higroskopis dan mudah menyerap gas karbondioksida.
7. Asam Nitrat (HNO)
Asam nitrat merupakan jenis cairan korosif yang tidak berwarna dan merupakan asam
beracun. Asam nitrat biasa digunakan di laboratorium sebagai reagen. Larutan ini juga
dipakai untuk memproduksi bahan-bahan yang meledak seperti nitrogliserin, TNT, RDX, dan
ammonium nitrat.
Bahaya yang ditimbulkan asam nitrat antara lain sebagai berikut.
a. Menyebabkan luka bakar.
b. Asam nitrat pekat menimbulkan gas nitro bila dipanaskan. Gas ini menyakitkan dan
merusak mata dan paru-paru.
c. Reaksi yang sangat berbahaya antara asam yang pekat dan alkohol (terjadi beberapa saat
setelah zat-zat dicampur).
8. Air Raksa (Hg)
Air raksa atau hydragyrum sering disebut dengan merkuri. Air raksa merupakan logam yang
ada secara alami dan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu kamar (25 C). Raksa
sering digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah
lain.
Bahaya yang ditimbulkan air raksa antara lain sebagai berikut.
a. Dapat diserap melalui kulit dan paru-paru.
b. Beracun karena dapat merusak saraf, ginjal, dan otak.
c. Mudah menguap. Uapnya bahaya.
9. Kalium Bikromat (KCrO)
Kalium bikromat merupakan zat kristal berwarna jingga kemerahan. Kalium bikromat biasa
digunakan sebagai bahan celup untuk lukisan, hiasan pada porselin, percetakan, photografi,
warna print, bahan untuk petasan, bahan untuk korek api, dan lain-lain.
Bahaya yang ditimbulkan kalium bikromat antara lain sebagai berikut.
a. Larutan beracun dan menyebabkan kulit gatal.
b. Debunya dapat menimbulkan kanker.
10. Etanol (CHOH)
Etanol merupakan alkohol yang berupa zat cair tidak berwarna, mudah menguap dan
terbakar. Etanol biasa digunakan sebagai pelarut dan disinfektan.
Bahaya yang ditimbulkan etanol antara lain sebagai berikut.
a. Mudah terbakar.
b. Teroksidasi menjadi formaldehida.
c. Reaksi dengan yodium dan fosfor atau peroksida berbahaya.
11. Kristal Iodin
Kristal iodin merupakan zat padat berwarna abu-abu, kehitaman, mudah menyublim dengan
uap berwarna ungu, dan korosif. Iodin biasa digunakan sebagai reagen dalam uji amilum.
Bahaya yang ditimbulkan iodin antara lain sebagai berikut.
a. Kristalnya dapat melukai kulit.
b. Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
SIMBOL BERBAHAYA DI BAHAN KIMIA
Berikut beberapa simbol-simbol tanda bahaya yang ada beserta keterangannya.
Simbol Keterangan

Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Harmful
Lambang : Xn
Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak
langsung dengan tubuh atau melalui inhalasi.
Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Etilen glikol, Diklorometan.

Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak
langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.

Nama : Very Toxic


Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya
bagi kesehatan yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem
pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida, Nitrobenzene dan
Atripin.

Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup,
dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari
benda-benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah
terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan
bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan
api.
Contoh : Minyak terpentin.
Nama : Highly Flammable
Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di bawah 21C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api,
serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.

Nama : Extremely Flammable


Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara
yang membentuk suatu campuran yang bersifat mudah meledak di
bawah kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan Propane (gas).

Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan
sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena (TNT).

Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.
Nama : Dengerous For the Environment
Lambang : N
Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen
lingkungan. Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.
Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang
dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum bensin.
Nama : Flammable Solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor,
serta hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Nama : Flammable Liquid


Arti : Cairan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari kontak dengan benda yang berpotensi
mengeluarkan panas atau api.
Contoh : Petrol, Acetone, Benzene.

Nama : Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada tempat penyimpanan
material gas yang mudah terbakar.
Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api.
Contoh : Acetelyne, LPG, Hydrogen.

Nama : Spontaneously Combustible Substances


Arti : Material yang dapat secara spontan mudah terbakar.
Tindakan : Simpan di tempat yang jauh dari sumber panas atau
sumber api.
Contoh : Carbon, Charcoal-non-activated, Carbon black.

Nama : Dengerous When Wet


Arti : Material yang bereaksi cukup keras dengan air.
Tindakan : Jauhkan dari air dan simpan di tempat yang kering/tidak
lembab.
Contoh : Calcium carbide, Potassium phosphide, Maneb.

Nama : Oxidizer
Arti : Material yang mudah menimbulkan api ketika kontak dengan
material lain yang mudah terbakar dan dapat menimbulkan ledakan.
Contoh : Calcium hypochlorite, Sodium peroxide, Ammonium
dichromate.
Nama : Organic Peroxide
Arti : Merupakan simbol keamanan bahan kimia yang digunakan
dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik.
Contoh : Benzol peroxide, Methyl ethyl ketone peroxide, Dicetyl
perdicarbonate.

Nama : Non Flammable Gas


Arti : Simbol pengaman yang digunakan pada transportasi dan
penyimpanan material gas yang tidak mudah terbakar.
Contoh : Oksigen, Nitrogen, Helium.

Nama : Poison
Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
bahan-bahan yang beracun (belum tentu gas).
Contoh : Cyanohydrin, Calcium cyanide, Carbon tetrachloride.

Nama : Poison Gas


Arti : Simbol yang digunakan pada transportasi dan penyimpanan
material gas yang beracun.
Tindakan : Jauhkan dari pernapasan kita.
Contoh : Chlorine, Methil bromide, Nitric oxide.

Nama : Harmful
Arti : Bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh.
Tindakan : Jauhkan dari makanan atau minuman.
Contoh : Acrylamide, Amonium fluorosilicate, Chloroanisidines.

Nama : Inhalation Hazard


Arti : Bahan-bahan yang dapat merusak sistem inhalasi atau
pernapasan.
Tindakan : Jangan dihirup.
Nama : Infection Substance
Arti : Bahan yang mengandung organism penyebab penyakit.
Contoh : Tisue dari pasien, tempat pengembangbiakan virus, bakteri,
tumbuhan atau hewan.

Nama : Radioactive
Arti : Bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material
lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : Uranium, 90Co, Tritium.

Nama : Marine Pollutant


Arti : Polutan laut.
Tindakan : Tidak membuang limbah ke saluran air atau sungai yang
mengalir ke laut.
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain adalah :
1. Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami oleh
semua penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan
membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga ketika percobaan dilakukan
tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga dapat
memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.
3. Penggunaan laboratorium sangat penting untuk diperhatikan bagi setiap siswa agar
alat dan bahan praktik bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3.2 SARAN
Untuk penulisan berikutnya perlu ditambahkan mengenai hal-hal yang harus diketahui
petugas laboran mengenai perawatan, penyimpanan dan perbaikan alat laboratorium IPA
fisika yang dapat meningkatkan kompetensi petugas dalam bekerja.
Perlu diadakan survey / studi lapangan ke beberapa sekolah sampel sebelum dilakukan
penulisan naskah, agar penulis dapat berinteraksi langsung dengan pekerja laboratorium
(guru, laboran, dan siswa). Dengan adanya survey / studi lapangan tersebut diharapkan
penulis lebih peka dan lebih fokus membahas mengenai alat-alat laboratorium apa saja yang
biasanya menjadi permasalahan dalam perawatan, penyimpanan, dan perbaikan

DAFTAR PUSTAKA
HTTP : www.sholeh-alamak.blogspot.com
HTTP : www.scribd.com
Kamus besar bahasa Indonesia
Diposkan 18th September 2015 oleh Anaqah hamid

Bahan-bahan kimia
Muhammad Imam Nawawi, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia

Rabu, 06 April 2011

Nama dan Kegunaan Bahan Kimia


A. Cuka Dapur (Acetic Acid)

MAnfaat : Acetic Acid biasa dikenal dengan Cuka dapur, dapat digunakan sebagai
pembersih noda lantai yang membandel keramik, kloset dll. Dengan cara mencampur
dengan sedikit air kemudian tuangkan pada lanatai atau kloset diamkan selama lima
menit lalu gosok dengan kain.

B. Tawasa (Aluminum Oxide, Aluminum Potassium Sulphate, Aluminum Sulfate)


Manfaat : Tawas dapat digunakan sebagai penghilang bau badan dengan cara

1. tumbuk batu tawas sampai halus hingga menjadi serbuk


2. cari botol rexona atau yang lainnya, yang sudah kosong, lalu masukkan
serbuk tawas yang sudah lembut tadi kedalam botol rexona
3. Deodorant tawas siap digunakan.
Macam-macam tawas seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas
Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan
pewarna.

C. Amoniak NH3(Ammonium Hydroxidec)

You might also like