You are on page 1of 7

1.

Metode Eksperimen dalam Proses Belajar Mengajar

Metode eksperimen merupakan metode megajar yang efektif dalam membantu siswa

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang ada.

Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan

menemukan sendiri berbagai jawaban atas masalah yang dihadapinya dengan melakukan

percobaan sendiri.

Langkah-langkah penggunaan metode eksperimen yaitu:

1. Merumuskan tujuan yang jelas dari kegiatan yang dilakukan

2. Menyelidiki apakah penggunaan metode ini efektif untuk mencapai tujuan

3. Menetapkan garis-garis besar setiap kegiatan

4. Merumuskan rencana untuk penilain hasil percobaan

Beberapa keunggulan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

Dapat melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam menjawab berbagai masalah

Mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan sendiri dibawah bimbingan guru

Memberikan pengalaman praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat percobaan.

Adapun kelemahan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

Membutuhkan waktu yang lama

Kurangnya alat dan bahan praktikum, sehingga tidak semua siswa mempunyai

kesempatan yang sama untuk melakukan percobaan.

Persiapan dan pengalaman anak didik menentukan lancarnya kegiatan eksperimen.

Metode eksperimen sebagai metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik
sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta dalam mengumpulkan data, mengendalikan variabel
dam masalah yang dihadapi secara nyata. Metode ini membuka jalan untuk melaksanakan
langkah-langkah dengan cara-cara berfikir ilmiah.
2. Kegiatan Eksperimen dalam Pembelajaran Fisika

Menurut Roestiyah (2001:80) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar di mana

siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, serta menuliskan

hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh

guru.

Penggunaan teknik ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri

berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan

sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa

menemukan bukti kebenaran dsari teori sesuatu yang dipelajari.

Menurut Djamarah (2002:95) metode eksperimen adalah cara penyajian pembelajaran, di

mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam

proses belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan

sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan

demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari

suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan

bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa

b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau

mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan

yang digunakan harus baik dan bersih.


c. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan,

maka perlu waktu yang cukup lama.

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk

yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh pengetahuan, pegalaman, serta

keterampilan, juga kematangan jiwa dan sikap yang perlu diperhitungkan oleh guru

dalam memilih obyek eksperimen itu.

Adapun prosedur-prosedur eksperimen menurut Roestiyah adalah sebagai berikut :

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami

masalah yang akan dibuktikan melaluim eksperimen

b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang hal-hal serta bahan-bahan yang akan

digunalkan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan

ekspertimen, hal-hal yang perlu dicatat.

c. Selama eksperimen berlangsun guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,

mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

Menurut Palendeng, pembelajaran dengan metode eksperimen meliputi tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan kegiatan percobaan yang

didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam.

b. Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan.

c. Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil

pengamatannya.
d. Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah

dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok.

e. Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya

diaplikasikan dalam kehidupannya.

f. Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Adapun kelebihan menggunakan metode eksperimen adalah sebagai berikut :

a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya.

b. Membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil

percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupam manusia.

c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat

manusia.

Adapun kelemahan dari metode eksperimen adalah :

a. Lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

b. Memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalui mudah diperoleh

dan kadangkala mahal.

c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.

d. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada

faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk

memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan

secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki

kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan ataupun memberikan contoh, dan menerapkan

konsep terkait dengan pokok bahasan.


Sedangkan menurut Supriyono (Wartono, 2004:10), tujuan kegiatan eksperimen dalam

pembelajaran sains meliputi :

1. Membangkitkan dan memelihara daya tarik, sikap, kepuasan, keterbukaan, dan rasa ingin

tahu terhadap sains.

2. Mengembangkan berpikir kritis dan memecahkan masalah.

3. Meningkatkan berpikir ilmiah dan metode ilmiah.

4. Mengembangkan pemahaman konsep dan kemampuan intelektual.

5. Mengembangkan kemampuan berpraktikum.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan eksperimen

akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pemahaman konsep karena kegiatan

eksperimen melibatkan siswa dalam pengalaman konkrit terhadap benda-benda dan konsep-

konsep. Pengalaman konkrit yang diperoleh sangat penting untuk siswa dalam proses belajar.

Pembelajaran akan lebih efektif jika siswa dapat merefleksikan pengalaman sendiri dan mencoba

menggunakan apa yang mereka telah pelajari.

Selain itu, kegiatan eksperimen dituntun oleh langkah-langkah yang rasional dan

sistematik seperti halnya yang dikenal sebagai langkah-langkah ilmiah, misalnya identifikasi

variabel, observasi data, pengolahan data, perumusan hipotesis, pengkajian hipotesis, dan

penarikan kesimpulan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak saja memantapkan ingatan akan data

yang telah diserap, tetapi merupakan pembentukan struktur kognitif yang menyangkut jenjang

pemahaman.
A. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui

proses belajar dan dipengaruhi oleh faktor yang bersifat internal atau eksternal. Perubahan yang

terjadi biasanya dapat dilihat dengan bertambah baiknya atau meningkatnya kemampuan yang

dicapai seseorang. Pengertian hasil belajar, merupakan segala sesuatu yang diperoleh, dikuasai

atau merupakan hasil proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.

Dalam menilai hasil belajar siswa dituntut untuk menilai secara menyeluruh terhadap

peserta didik yaitu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.(Anas Sudijono, 2009 : 48)

Menurut Mulyono (2003 : 37) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa

terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang diajarkan. Sebuah kegiatan belajar dapat

dikatakan efektif apabila dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar. Sedangkan

menurut Munawar hasil nelajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan pada saat sebelum dan setelah belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut

terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dalam Anas Sudijono (2009 : 49), Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa taksonomi

tujuan pendidikan harus senantiasa mengara pada tiga jenis domain yaitu :

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menuru Bloom,

segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Dalam ranah

kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir dari jenjang terendah sampai jenjang yang paling

tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah: (1) Pengetahuan / hafalan / ingatan (Kowledge),
(2) Pemahaman (comprehension), (3) Penerapan (Aplication), (4) Analisis (analysis), (5) Sintesis

(Synthesis), (6) Penilaian (evaluation).

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar bahwa

sikapa seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan

kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan

dikelompokkan menjadi lebih rinci kedalam lima jenjang yaitu : (1) Menerima atau

memperhatikan (2) menanggapi (3) Penilaian atau menghargai (4) Mengatur atau

mengorganisasikan dan (5) Karakterisasi dengan suat nilai.

c. Ranah Psikomotorik

Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill). Atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar

ranah psikomotorik Oleh Simpson (1956) yang menyatakan bawa hasil belajar psikomotorik ini

muncul keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Ranah ini meliputi enam aspek yaitu

:gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan persepsi, kemampuan fisik, gerakan terlatih, dan

komunikasi yang tidak saling berhubungan.

Bedasarkan uraian diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

You might also like