You are on page 1of 5

ALERGI MAKANAN

PENGERTIAN
Alergi makanan merupakan reaksi imunologik terhadap makanan atau bahan
pelengkap makanan. Sedangkan intoleransi makanan adalah reaksi tubuh yang
diakibatkan oleh makanan karena kontaminasi bakteri

MANIFESTASI KLINIK
Jika terjadi pada kulit ditandai dengan pembengkakan lokal,gataldan
kemerahan pada kulit
Jika terjadi pada saluran cerna ditandai dengan diare,keram abdomen,mual,dan
muntah
Jika terjadi pada saluran pernapasan,ditandai dengan mata gatal dan pilek
encer,terjadi pembengkakan kongestif.kesulitan bernapas akibat konstriksi otot
polos bronkiolus pada jalan napas yang dilindungi oleh histamin,batuk,bersin-
bersin,sampai terjadi serangan asma.
PATOFISIOLOGI
Reaksi alergi tipe I diawali dengan tahap pengenalan (Sensitisasi), yaitu saat protein
alergenik kontak dengan tubuh untuk pertama kalinya. Alergen ditangkap oleh
Antigen Presenting Cell dan mengaktifkan sistem MHC Kelas 2. Sel T CD 4 melalui
reseptor TcR akan mengenali antigen yang disajikan bersama MHC Kelas II.
Kemudian Sel T CD4 naive yang merespon peptida yang dipresentasikan oleh sel
dendrit akan berdiferensiasi menjadi sel TH2. Sel TH2 akan mensekresikan IL-4, IL-
5, IL-9, IL-13. Sel IL-4 akan berikatan dengan reseptornya yang ada di sel B.
Kemudian Sel B menghasilkan IgE, IgE yang dihasilkan masuk ke peredaran darah,
sehingga nanti akan bertemu dengan sel mast dan berikatan dengan reseptornya yang
ada di sel mast Yaitu FcRI. Kemudian tahap ke dua (Second Exposure) yaitu ketika
alergen masuk ke dalam tubuh melalui makanan, maka alergen akan langsung
berikatan dengan IgE yang telah berikatan dengan sel mast sehingga sel mast
teraktivasi dan mengekstresikan CD40 dan IL-4. IL 4 yang terbentuk berikatan
dengan reseptornya yang terdapat pada sel B yang akhirnya menghasilkan IgE yang
lebih banyak. IgE tersebut menghasilkan granul-granul yang kemudian pecah
melepaskan histamin. Histamin tersebut berikatan dengan reseptornya yang terdapat
pada darah, saluran pernafasan, dan kulit sehingga menimbulkan gejala seperti sesak
nafas, urtikaria, dan gatal-gatal.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisis yang lengkap dibuat dengan perhatian ditujukan terhadap
penyakit alergi bermanifestasi kulit,konjungtiva,nasofaring,dan paru.
Kulit
Seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik
ekskoriasi,bekas garukan terutama daerah pipi dan lipatan lipatan kulit daerah
pleksor.
Mata
Diperiksa terhadap hyperemia,edema,secret mata yang berlebihan dan katarak
yang sering dihubungkan dengan penykit atropi ataupun pengobatan
kortikosteroid
Telinga
Telingga tengah dapat merupakan penyulit rhinitis alergi,hal yang sama juga
sinus para nasal,berupa sinusitis yang dapat diperiksa secara palpasi dan
transiluminasi.
Hidung
Pada pemeriksaan hidung dibidang alergi ada beberapa tanda yang sudah
baku walaupun tidak patognomonik misalnya:
1. Allergic salute,yaitu pasien dengan menggunakan telapak tangan menggosok
ujung hidungnya kearah atas untuk menghilangkan rasa gatal dan
melonggarkan sumbatan.
2. Allergic crease,garis melintang akibat lipatan kulit ujung hidung.
3. Allergic shiners,daerah dibawah palpebra menjadi gelap dan bengkak.
4. Allergi facies,terdiri dari pernafasan mulut,allergic shiners dan kelainan gigi
geligi.
Mulut dan nasofaring
Pada rhinitis alergik sering terlihat mukosa orofaring kemerahan,edema atau
kedua duanya.palatum yang cekung kedalam,dagu yang kecil dan tulang maksila
yang menonjol kadang kadang disebabkan oleh penyakit alergi yang kronis
Dada
Diperiksa secara inspeksi perkusi palpasi dan auskultasi,baik terhadap organ
paru maupaun jantung. pada waktu serangan asma kelainan dapat berupa
hiperinflasi,pengunaan otot-otot bantu pernafasan,dan wheezing sedang dalam
keadaan normal mungkin tdak ditemukan kelainan.
Jangan lupa memeriksa tekanan darahnya.karena tekanan sistolik yang
rendah(90-110 mmhg)sering dijumpai pada penyakit alergi.
UJI DIAGNOSTIK KULIT
Tes cukit kulit (prick test) merupakan tes penapisan dengan sensitivitas dan
spesifisitas tinggi, cepat, dan relatif tidak mahal. Prinsip tes ini adalah
memasukkan sejumlah kecil alergen ke epidermis yang kemudian akan
berikatan dengan IgE yang melekat dipermukaan sel mast yang selanjutnya
akan mengeluarkan berbagai mediator yang menyebabkan indurasi yang dapat
diukur.
Uji IgE spesifik digunakan untuk mengevaluasi kasus alergi makanan yang
diperantarai IgE. Kelebihan cara ini dibanding tes cukit kulit adalah dapat
dilakukan pada pasien alergi yang tidak dapat berhenti dari pengobatan
antihistamin serta jika tes cukit kulit tidak mungkin dilakukan pada kelainan
kulit yang luas.

MEKANISME KERJA OBAT


1. Antihistamin
Antihistamin bekerja dengan cara menghambat pengeluaran histamin, karena
antihistamin memiliki struktur yang menyerupai histamin sehingga dapat menempati
reseptor histamin dan dapat mengurangi inflamasi. Contohnya: CTM, difenhidramin,
cetirizin, loratadin.

2. Kortikosteroid
Kortikosteroid masuk secara difusi ke membran sel lalu berikatan dengan
reseptor glukokortikoid di sitoplasma sehingga terjadi perubahan reseptor yang
menyebabkan terjadinya pemecahan molekular protein, sehingga protein mengirim
sinyal dari nuklear ke glukokortikoid dan membentuk kompleks kortikosteroid-
glukokortikoid dan mengakibatkan terjadinya perubahan transkripsi gen sehingga
glukokortikoid menekan gen yang menghasilkan protein inflamasi (sitokin yang
menghasilkan interleukin) salah satunya adalah IL-4. Ketika pengeluaran IL-4
dihambat maka IL-4 tidak dapat menuju sel B dan tidak dapat berikatan dengan
reseptor IL-4R sehingga tidak terbentuknya IgE dan IgE tidak akan berikatan dengan

reseptornya FC yang ada di sel mast sehingga sel mast tidak akan teraktivasi untuk
mengeluarkan mediator inflamasi. Contohnya metilprednisolon, prednison.

You might also like